Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1

PEMBUATAN VCO

Disusun Oleh :
Nama : Avischa Esty Wandani
NPM : A1F017010
Dosen Pengampu : Dewi Handayani, M.si
Dr. Agus Sundaryono, M. Si
Asisten Praktikum : 1. Dwiani Ratna Sari (A1F018017)
2. Zahra Salsabila (A1F018026)
3. Putri Nopita Sari (A1F018001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
PEMBUATAN MINYAK KELAPA ATAU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) MELALUI
PROSES ENZIMATIS DENGAN PENAMBAHAN LIDAH BUAYA
Avischa Esty Wandani
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Bengkulu

ABSTRAK
Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) merupakan salah satu produk olahan
tanaman kelapa yang berbentuk cair dengan warna yang bening dan khas kelapa serta daya
simpan yang lama. Pengolahannya tanpa melalui proses atas. Berbeda dengan minyak kelapa
kopra yang pembuatannya melalui proses pamanasan sehingga sifat minyak yang dihasilkan
akan berwarna kuning kecoklatan, tidak harum dan mudah tengik sehingga daya simpannya tidak
lama. Dengan bahan baku yang mudah didapat dan harganya murah serta pengolahan yang
sederhana (tanpa pengelolaan) membuat minyak kelapa murni lebih ekonomis dibandingkan
dengan minyak kelapa kopra yang proses pengolahannya dengan pengelolaan. Dari segi ekonomi
minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra
sehingga minyak kelapa murni lebih menguntungkan untuk dikembangkan. Pengolahan minyak
kelapa murni (VCO) dapat dilakukan dengan berbagai teknik, salah satunya adalah pengolahan
minyak murni secara enzimatis menggunakan lidah buaya. Pada praktikum ini hasil VCO yang
diperoleh tergolong sedikit, dan masih terdapat gumpalan-gumpalan putih. Keberadaan ini akan
mempercepat proses ketengikan. Selain itu, gumpalan tersebut kemungkinan juga merupakan
komponen blondo yang tidak tersaring semuanya. Kontaminasi seperti ini secara langsung akan
berpengaruh terhadap kualitas VCO. Apabila VCO ini dijual, maka didapatkan keuntungan
sebesar 20 % dari biaya produksi.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari pohon kelapa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia
karena hampir semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan. Buah kelapa yang terdiri atas sabut,
tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk
menghasilkan produk industri, antara lain sabut kelapa dapat dibuat keset, sapu, dan matras.
Tempurung dapat dimanfaatkan untuk membuat karbon aktif dan kerajinan tangan. Dari
batang kelapa dapat dihasilkan bahanbahan bangunan baik untuk kerangka maupun untuk
dinding serta atap. Daun kelapa dapat diambil lidinya yang dapat dipakai sebagai sapu, serta
barangbarang anyaman.
Daging buah dapat dipakai sebagai bahan baku untuk menghasilkan kopra, minyak
kelapa, coconut cream, santan dan parutan kering, sedangkan air kelapa dapat dipakai untuk
membuat cuka dan nata de coco. Santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan
pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan makanan yang
dipergunakan untuk mengolah berbagai masakan yang mengandung daging, ikan, ayam, dan
untuk pembuatan berbagai kuekue, es krim, gulagula. Selain itu, kelapa juga menghasilkan
produk olahan yang populer belakangan ini yaitu Virgin Coconut Oil (VCO) yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin
Coconut Oil (VCO) merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa
sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah,
berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih
dari 12 bulan. Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan yaitu tidak
membutuhkan biaya yang mahal karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang
murah, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang
minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia dan nutrisinya
tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa
biasa atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra) minyak kelapa murni
mempunyai kualitas yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukanlah penelitian mengenai minyak kelapa
agar dapat membuat minyak kelapa secara enzimatis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat minyak kelapa secara ezimatis?
2. Apa saja manfaat minyak kelapa?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui cara pembuatan minyak kelapa secara ezimatis.
2. Dapat mengetahui manfaat minyak kelapa.

1.4 Manfaat
a. Bagi Peneliti
Meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian dan menganalisa suatu bahan
/ produk.
b. Segi Kesehatan
Dapat menjadi salah satu obat alternatif dari berbagai macam penyakit sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat.
c. Segi Ekonomi
 Dapat menigkatkan produk olahan kelapa dan minat masyarakat untuk
memproduksi dalam skala industri sehingga dapat meningkatkan pendapatan
atau perekonomian negara.
 Dapat meningkatkan nilai jual dari produk kelapa khususnya minyak kelapa
murni (VCO).
d. Bagi Kemajuan IPTEK
Dapat menjadi salah satu terobosan teknologi dalam mengolah kelapa.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang
cukup potensial. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Banyak
kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk memanfaatkan buah
kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak goreng. Produk kelapa
yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa
segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1995).
Kelapa (coconut) dikenal dengan berbagai sebutan seperti Nux indica, al djanz al
kindi, ganz ganz, nargil, narle, tenga, temuai dan pohon kehidupan. Buah kelapa (cocos
nucifera) termasuk famili palmae dari genus cocos. Pohon kelapa mempunyai tinggi rata-
rata 12,3 meter dan sejak ditanam sampai berbuah hingga siap dipetik pohon kelapa
membutuhkan waktu 12 bulan (Suhardiyono, 1993).
Pada dasarnya dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum disebut
kelapa genjah dan varietas Typica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa genjah
berdasarkan sifatnya dibagi 5 yaitu : kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh, kelapa raja
malabr, kelapa hias. Kelapa dalam berdasarkan sifatnya dibagi 6 yaitu : kelapa hijau,
kelapa merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor, kelapa lilin (Wahyuni, Mita, Ir.,
2000). Buah kelapa terdiri dari bagian-bagian seperti:
 Epicarp (Kulit Luar)
Yaitu kulit bagian luar yang berwarna hijau, kuning, atau jingga permukaannya licin,
agak keras dan tebalnya 0,14 mm.
 Mesocarp (Sabut)
Yaitu kulit bagian tengah yang disebut serabut terdiri dari bagian berserat tebalnya 3,5
mm.
 Endocarp (Tempurung)
Yaitu bagian tempurung yang keras sekali tebalnya 3 5 mm, bagian dalam melekat pada
kulit luar biji.
 Testa ( Kulit Daging Buah )
Yaitu bagian dari warna kuning sampai coklat.
 Endosperm (Daging Buah )
Yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak, sering disebut daging kelapa yang tebalnya
8 10 mm.
 Air Kelapa
Yaitu bagian yang berasa manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, dan air.
 Lembaga
Yaitu bakal tanaman setelah buah

Satu pohon kelapa dapat berbuah mulai dari 10 hingga 13 kali dalam setahun. Buah
kelapa tumbuh dalam rumpun, bisa mencapai 12 buah per rumpun. Daging buah kelapa
merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon kelapa. Daging buah
merupakan lapisan tebal berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi.
Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah.
Selama perkembangannya, buah kelapa secara kontinyu mengalami kenaikan berat.
Ukuran berat maksimum tercapai pada bulan ketujuh. Pada saat itulah jumlah air kelapa
mencapai maksimal.
Setelah periode tersebut, air kelapa berkurang jumlahnya dan daging kelapa
mengalami penebalan. Penebalan daging mencapai puncaknya pada bulan ke9. Di atas
bulan ke10, kelapa dapat dikatakan tua. Pada periode tersebut, kadar air semakin
berkurang. Itulah yang menyebabkan kelapa tua akan berbunyi jika dikocokkocok.
Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 persen sabut, 12
persen tempurung, 28 persen daging buah, dan 25 persen air kelapa. Daging buah tua
merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 30 persen).
Perbedaan mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah kandungan
minyaknya. Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa disebut
tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan dalam jumlah
terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua, kadar airnya akan semakin berkurang.
Pada kondisi tersebut, hasil santan yang diperoleh menjadi sedikit.
2.2 Buah Kelapa
Satu pohon kelapa dapat berbuah mulai dari 10 hingga 13 kali dalam setahun.
Buah kelapa tumbuh dalam rumpun, bisa mencapai 12 buah per rumpun. Daging buah
kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon kelapa. Daging
buah merupakan lapisan tebal berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi.
Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah.
Selama perkembangannya, buah kelapa secara kontinyu mengalami kenaikan
berat. Ukuran berat maksimum tercapai pada bulan ketujuh. Pada saat itulah jumlah air
kelapa mencapai maksimal.
Setelah periode tersebut, air kelapa berkurang jumlahnya dan daging kelapa
mengalami penebalan. Penebalan daging mencapai puncaknya pada bulan ke9. Di atas
bulan ke10, kelapa dapat dikatakan tua. Pada periode tersebut, kadar air semakin
berkurang. Itulah yang menyebabkan kelapa tua akan berbunyi jika dikocokkocok.
Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 persen sabut, 12
persen tempurung, 28 persen daging buah, dan 25 persen air kelapa. Daging buah tua
merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 30 persen).
Perbedaan mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah kandungan
minyaknya. Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa
disebut tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan
dalam jumlah terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua, kadar airnya akan
semakin berkurang. Pada kondisi tersebut, hasil santan yang diperoleh menjadi sedikit.
2.3 Daging Buah Kelapa
Daging buah kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal
pohon kelapa. Daging buah merupakan lapisan tebal berwarna putih. Bagian ini
mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan
tingkat kematangan buah.Selama perkembangannya, buah kelapa secara kontinyu
mengalami kenaikan berat. Ukuran berat maksimum tercapai pada bulan ketujuh. Pada
saat itulah jumlah air kelapa mencapai maksimal. Setelah periode tersebut,air kelapa
berkurang jumlahnya dan daging kelapa mengalami penebalan. Penebalan daging
mencapai puncaknya pada bulan ke 9 dan di atas bulan ke 10, kelapa dapat dikatakan tua.
Pada periode tersebut, kadar air semakin berkurang. Itulah yang menyebabkan kelapa tua
akan berbunyi jika dikocok-kocok.
Asam lemak yang terkandung dalam daging buah kelapa mengandung 90% asam
lemak jenuh dan 10% asam lemak tak jenuh. Meskipun tergolong minyak jenuh, minyak
kelapa dikategorikan sebagai minyak berantai karbon sedang (medium chain fatty acids,
MCFA). Keunggulan asam lemak rantai sedang dibandingkan dengan asam lemak rantai
panjang yaitu asam lemak rantai sedang lebih mudah dicerna dan diserap. Asam lemak
rantai sedang saat dikonsumsi dapat langsung dicerna di dalam usus tanpa proses
hidrolisis dan enzimatis, langsung dipasok ke aliran darah dan diangkut ke hati untuk
dimetabolisir menjadi energi. Keunggulan lain dari asam lemak rantai sedang yaitu di
dalam tubuh tidak diubah menjadi lemak atau kolestrol serta tidak mempengaruhi
kolesterol darah. Asam lemak rantai sedang, khususnya asam laurat, mempunyai
kemampuan yang spesifik sebagai antivirus, antifungi, antiprotozoa, dan kemudian
antibakteri.
Daging buah kelapa mengandung 10 jenis asam amino esensial sehingga dapat
dikategorikan sebagai bahan makanan dengan protein bermutu tinggi. Protein bermutu
tinggi adalah protein yang dapat menyediakan asam amino esensial dalam perbandingan
yang menyamai kebutuhan manusia.

2.4 Minyak Kelapa

VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang terbuat dari daging
kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis sehingga minyak kelapa juga disebut
minyak tropis (tropical oil). VCO mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah
diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedang tersebut mempunyai
kemampuan menjadi sumber energi di sel-sel tubuh manusia.
Minyak kelapa murni atau disebut juga dengan virgin coconut oil adalah minyak
yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa sentuhan api secara
langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murni jauh
lebih bening seperti air mineral, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu
lebih dari 12 bulan. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil, serta
kandungan asam lauratnya tinggi.
Minyak kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari
gliserol dan asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut minyak
atau lemak, berbentuk cair pada suhu 26-350C, tetapi berubah menjadi lemak beku jika
suhunya turun minyak kelapa murni dalam keadaan padat, titik lelehnya 24-270C.
Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-50%),
suatu lemak jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut
dengan Medium Chain Fatty Acid (MCFA), juga mengandung asam laurat yang
mempunyai perangkat antivirus yang hebat. Selain mengandung asam laurat juga
mengandung asam kaprat, yaitu asam lemak yang memiliki sifat antimikroba yang
sangat kuat.
Minyak kelapa murni mengandung Medium Chain Trygliceride (MCT) yang
mudah diserap oleh sel, yang selanjutnya masuk ke dalam mitokondria sehingga
metabolisme tubuh meningkat. Tambahan energi dari metabolisme tersebut
menghasilkan efek stimulasi dalam tubuh terhadap penyakit dan mempercepat
penyembuhan dari sakit. MCT adalah asam lemak berantai C6 (kaproat), C8 (kaprilat),
C10 (kaprat), dan C12 (laurat). Minyak kelapa murni juga mengandung tokoferol
(0,03%) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga menurunkan kebutuhan vitamin
E.
Salah satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai
peluang yang besar untuk dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering
dikenal dengan nama Virgin Coconut Oil (VCO). VCO ini dipercaya ampuh
memberantas berbagai penyakit diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes melitus dll
sehingga harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi.

3. METODE PENELITIAN
3.1 Alat
1. Blender
2. Saringan
3. Wadah tertutup
4. Wadah transparan

3.2 Bahan

1. Buah kelapa
2. Air
3. Lidah Buaya

3.3 Langkah Kerja

A. Pembuatan krim santan


1. Buah kelapa yang sudah dikupas kemudian diparut/blender dan ditambahkan air dengan
perbandingan 1:1
2. Kemudian diremas-remas dan diperas (seperti proses pembuatan santan pada umunya)
3. Santan yang telah diperoleh dimasukkan kedalam wadah tertutup didiamkan selama dua
jam hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah krim santan
4. Krim santan kemudian diambil dan dimasukkan kedaalam wadah transparan

B. Pembuatan sari buah


1. Buah yang sudah dikupas kemudian dicuci bersih
2. Kemudian buah dipotong bentuk dadu
3. Dihaluskan menggunakan blender
4. Dicampir 1 gram buah yang telah diblender dengan 100 mL air (perbandingan (1 : 1) b/v)
5. Diambil 2 ml larutan

C. Pembuatan VCO dengan metode enzimatis


1. Diambil krim santan sebanyak 100 ml dan dimasukkan ke dalam sebuah wadah
2. Tambahkan 2ml sari buah kedalam krim santan yang telah disediakan
3. Diaduk hingga merata dan homogen dan ditutup
4. Didiamkan campuran selama 24 jam
5. Setelah terbentuk tiga lapisan, Bagian paling atas yaitu Virgin Coconut Oil diambil
secara perlahan agar tidak bercapur lagi dengan blondo dan air, kemudian dilakukan
proses penyaringan dengan menggunakan peralatan penyaringan
6. VCO yang diperoleh dimasukkan kedalam botol kaca dan diberi label
Hasil VCO yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol kaca dan diberi label nama dan
keterangan VCO untuk diuji di laboratorium (dikumpul ke kampus). Untuk botol kaca
yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu dengan direbus di air panas dan dikeringkan
sampai benar-benar kering.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Pembuatan VCO secara enzimatis menggunakan lidah buaya dilakukan dengan
melakukan pembuatan krim santan dimana buah kelapa yang sudah dikupas kemudian
diparut/blender dan ditambahkan air dengan perbandingan 1:1. Kemudian diremas-remas
dan diperas (seperti proses pembuatan santan pada umunya). Santan yang telah diperoleh
dimasukkan kedalam wadah tertutup didiamkan selama dua jam hingga terbentuk 2
lapisan. Lapisan atas adalah krim santan . Krim santan kemudian diambil dan
dimasukkan kedaalam wadah transparan. Setelah itu dilanjutkan dengan penambahan
lidah buaya yang telah diblender/dihaluskan sebanyak 2 ml. Kemudian didiamkan selama
24 jam. Setelah 24 jam akan terbentuk 3 lapisan (lapisan atas minyak, lapisan tengah
blondo dan lapisan bawah air). Setelah itu minyak dipisahkan dari blondo dan air.
Minyak yang diperoleh dimasuukan kedalam botol vial dan diberi label.

Adapun tahapan beserta hasil pembuatan minyak kelapa dicantumkan dalam table
sebagai berikut:

No Gambar Keterangan/Hasil

1. Santan yang di masukkan kedalam


wadah tertutup telah membentuk 2
lapisan (lapisan atas krim santan, lapisan
bawah air)
2. Hasil krim santan yang di peroleh
dipisahkan ke wadah transparan

3. Kemudian krim santan diambil sebanyak


100 ml dan ditambahkan lidah buaya
sebanyak 2 ml, kemudian didiamkan
selama 24 jam

4. Hasil yang diperoleh setelah 24 jam,


terbentuk 3 lapisan (lapisan atas minyak,
lapisan tengah blondo dan lapisan bawah
air)

5. Minyak dipisahkan dari air dan blondo


6. Hasil minyak kelapa yang diperoleh
melalui proses enzimatis menggunakan
lidah buaya

4.2 Pembahasan

Pembuatan VCO diawali dengan mengupas kepala dan memarut daging kelapa.
Dalam pembuatan VCO ini kelapa dengan kualitas terbaik menjadi penentu hasil VCO
yang baik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil VCO akan berkualitas baik.
Diantaranya adalah kelapa yang digunakan adalah kelapa tua yang segar, karena kelapa
tua diperkirakan merupakan kelapa yang mempunyai kadar air dan minyak yang
optimum, jadi santan yang dihasilkan lebih banyak dan juga bagus.

Pada praktikum ini hasil VCO yang diperoleh tergolong sedikit, dan masih
terdapat gumpalan-gumpalan putih. Keberadaan ini akan mempercepat proses
ketengikan. Selain itu, gumpalan tersebut kemungkinan juga merupakan komponen
blondo yang tidak tersaring semuanya. Kontaminasi seperti ini secara langsung akan
berpengaruh terhadap kualitas VCO.

Minyak yang terbuat dari kelapa memiliki banyak manfaat. VCO ini dipercaya
ampuh memberantas berbagai penyakit degeneratif diantaranya darah tinggi, stroke,
diabetes melitus, dll. Sehingga, harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi. Pembuatan
minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Karena 
pemanasan pada suhu tinggi dapat mengubah struktur serta kandungan minyak kelapa
yang dihasilkan.

Biaya operasional produksi seperti peralatan habis pakai dan tenaga harus
diperhitungkan, ditambah biaya sampai VCO terkemas dan siap dijual.
A.Perhitungan biaya produksi sebagai berikut :
* 2 buah kelapa kualitas bagus Rp 4.000 = 2 x Rp 4.000 = Rp 8.000
* Biaya pembelian 1 buah botol Rp 15.000
*Biaya pembelian label, plastik, listrik dan lain-lain Rp. 5.000
* Total Rp 28.000
* 1 botol minyak dikemas 100 ml,
Biasanya VCO dijual dengan harga Rp. 35.000 per botol ukuran 100 ml.
B. keuntungan yang didapat:
Harga Jual−Biaya Produksi Rp . 35.000−Rp . 28.000
Keuntungan= = x 100 % = 20 %
Biaya Produksi Rp . 35.000
Artinya apabila VCO ini dijual, maka didapatkan keuntungan sebesar 20% dari biaya
produksi.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembuatan VCO secara enzimatis menggunakan lidah buaya dilakukan dengan
melakukan pembuatan krim santan dimana buah kelapa yang sudah dikupas
kemudian diparut/blender dan ditambahkan air dengan perbandingan 1:1. Kemudian
diremas-remas dan diperas (seperti proses pembuatan santan pada umunya). Santan
yang telah diperoleh dimasukkan kedalam wadah tertutup didiamkan selama dua jam
hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah krim santan . Krim santan kemudian
diambil dan dimasukkan kedaalam wadah transparan. Setelah itu dilanjutkan dengan
penambahan lidah buaya yang telah diblender/dihaluskan sebanyak 2 ml. Kemudian
didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam akan terbentuk 3 lapisan (lapisan atas
minyak, lapisan tengah blondo dan lapisan bawah air). Setelah itu minyak dipisahkan
dari blondo dan air. Minyak yang diperoleh dimasuukan kedalam botol vial dan diberi
label.
2. Minyak yang terbuat dari kelapa memiliki banyak manfaat. VCO ini dipercaya ampuh
memberantas berbagai penyakit degeneratif diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes
melitus, dll. Sehingga, harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi. Pembuatan
minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian.
Karena  pemanasan pada suhu tinggi dapat mengubah struktur serta kandungan
minyak kelapa yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Palungkun, R. 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta
Hapsari, N., & Welasih, T. (2013). Pembuatan virgin coconut oil (VCO) dengan metode
sentrifugasi. Jurnal Teknologi Pangan, 4(2).
Widiyanti, R. A., & Guru Mapel, P. K. N. (2015). Pemanfaatan Kelapa Menjadi VCO (Virgin
Coconut Oil) Sebagai Antibiotik Kesehatan Dalam Upaya Mendukung Visi Indonesia
Sehat 2015. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, yang
diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah
Malang, 21 Maret 2015.
Winarno, F.G. 2001. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia. Jakarta.
Suhardiyono, L, 1995, Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya, Kanisius, Yogyakata
Wahyuni, Mita Ir., 2000, Bertanam  Kelapa  Kopyor, Penebar Swadaya, Jakarta
DOKUMENTASI

No Gambar Keterangan/Hasil

1. Santan yang di masukkan kedalam


wadah tertutup telah membentuk 2
lapisan (lapisan atas krim santan, lapisan
bawah air)

2. Hasil krim santan yang di peroleh


dipisahkan ke wadah transparan

3. Kemudian krim santan diambil sebanyak


100 ml dan ditambahkan lidah buaya
sebanyak 2 ml, kemudian didiamkan
selama 24 jam

4. Hasil yang diperoleh setelah 24 jam,


terbentuk 3 lapisan (lapisan atas minyak,
lapisan tengah blondo dan lapisan bawah
air)
5. Minyak dipisahkan dari air dan blondo

6. Hasil minyak kelapa yang diperoleh


melalui proses enzimatis menggunakan
lidah buaya

Latihan Soal Pembuatan VCO


1. Kelapa yang digunakan untuk membuat VCO yaitu

a. Kelapa hijau
b. Kelapa muda
c. Kelapa tua
d. Kelapa kuning
e. Kelapa Kering

2. Bahan dasar dalam pembuatan VCO adalah..


a. Kelapa
b. Sawit
c. Pala
d. Kemiri
e. Kayu manis

3. Berikut ini merupakan metode pembuatan VCO, kecuali..

a. Fermentasi
b. Sentrifugasi
c. Pembakaran
d. Enzimatis
e. Pemanasan

4. Dalam pembuatan minyak kelapa menggunakan metode fermentasi, waktu yang


dibutuhkan adalah….

a. 2-3 jam
b. 6-30 jam
c. 24-50 jam
d. 1-2 hari
e. 3-5 hari

5. Berapa banyak kalori yang terdapat dalam VCO…..

a. 110
b. 210
c. 120
d. 170
e. 310

Soal Essay
1. Apa kepanjangan VCO?
2. Apa saja manfaat VCO?
3. Apa fungsi landungan asam lemak yang terdapat pada VCO?
4. Mengapa pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan
kerugian?
5. Apa saja factor yang mempengaruhi kualitas VCO?

Jawab
1. Virgin Coconut Oil
2. VCO ini dipercaya ampuh memberantas berbagai penyakit degeneratif diantaranya darah
tinggi, stroke, diabetes melitus, dll
3. asam lemak rantai sedang tersebut mempunyai kemampuan menjadi sumber energi di sel-
sel tubuh manusia
4. Karena  pemanasan pada suhu tinggi dapat mengubah struktur serta kandungan minyak
kelapa yang dihasilkan
5. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil VCO akan berkualitas baik. Diantaranya
adalah kelapa yang digunakan adalah kelapa tua yang segar, karena kelapa tua
diperkirakan merupakan kelapa yang mempunyai kadar air dan minyak yang optimum,
jadi santan yang dihasilkan lebih banyak dan juga bagus.

Anda mungkin juga menyukai