Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN

EKSTRAKSI

DISUSUN OLEH :
Nama : Avischa Esty Wandani
NPM : A1F017010
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 November 2019
Percobaan Ke- : 3 ( Tiga )
Dosen pembimbing : 1. Elvinawati, M.Si
2. Dr. Nurhamidah, M.Si
Laboran : Tarmo Sujono, A.Md
Asisten Praktikum : 1. Anggi Wahyu Nugroho ( A1F016014)
2. Triana Krisandini ( A1F016023 )
3. Rince Anugrah Ilahi ( A1F016028 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan ini, kita membutuhkan suatu materi dalam keadaan murni. Namun, di ala
mini materi tersedia dalam keadaan campuran sehinnga kita membutuhkan ternik pemisahan.
Salah satu teknik pemisahan yaitu ekstraksi.
Ektraksi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Ekstraksi menyangkut
distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik
ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik ataupun
anorganik, untuk analiss makro maupun mikro. Alat yang digunakan berupa corong pisah (paling
sederhana), alat ekstraksi sokhlet, sampai yang paling rumit berupa alat counter current
craig.Ekstraksi terbagi atas dua yaitu ekstraksi padat-cair (Leaching) dan ekstraksi cair-cair
(Ekstraksi pelarut). Ekstraksi padat-cair yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut,
maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Sedangkan
ekstraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) adalah proses pemindahan suatu komponen campuran cairan
dari suatu larutan ke cairan yang lain (yaitu pelarutnya).
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui fungsi
pemisahan senyawa dari suatu campuran, untuk mengetahui metode pemisahan ekstraksi dan
prinsip kerja ekstraksi, mengetahui cara pemisahan dan memurnikan asam lemak dari sabun serta
dapat menentukan kadar asam lemak.

!.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana fungsi pemisahan senyawa dari suatu campuran?
1.2.2 Bagaimana metode pemisahan ekstraksi dan prinsip kerja ekstraksi?
1.2.3 Bagaimana cara memisahkan dan memurnikan asam lemak dari sabun?
1.2.4 Bagaimana menentukan kadar asam lemak?

1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui fungsi pemisahan senyawa dari suatu campuran
1.3.2 Dapat mengetahui metode pemisahan ekstraksi dan prinsip kerja ekstraksi
1.3.3 Dapat mengetahui cara memisahkan dan memurnikan asam lemak dari sabun
1.3.4 Dapat menentukan kadar asam lemak
BAB 11
PROSEDUR PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
 Erlemeyer
 Gelas Ukur
 Gelas Kimia
 Corong Pisah
 Statif dan Klem
 Sudip dan Batang Pengaduk
 Neraca Analaitik
 Hot plate
 Kaca Arloji
 Corong Kaca
 Buret
 Botol Semprot
 Pipet Tetes
2.1.2 Bahan
 Sabun
 Aquadest
 Benzena
 Alkohol
 NaOH
 HNO3
 Indikator pp

2.2 Langkah Kerja

Larutan benzena

Sabun

1. Diiris halus, ditimbang sebanyak 2 gram


2. Dimasukkan ke dalam gelas kimia
3. Ditambahkan 10 mL aquadest
4. Dipanaskan sampai larut
5. Ditambahkan 2,5 mL HNO3 4 N sampai menggumpal
6. Didinginkan dan ditambahkan 20 mL alkohol
7. Dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan 10 mL benzena
8. Dikocok dan dibiarkan sampai terbentuk 2 lapisan
9. Dimasukkan lapisan bawah ke dalam erlenmeyer
10. Dimasukkan lapisan atas ke dalam gelas kimia
11. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N + indikator

Perubahan warna merah muda dan V = 12, 5 mL

Larutan blanko
Aquadest

1. Diambil 10 mL dimasukkan dalam gelas kimia


2. Ditambahkan 2,5 mL HNO3
3. Ditambahkan 10 mL alkohol
4. Dimasukkan ke dalam corong pisah
5. Ditambahkan 20 mL benzena
6. Dikocok dan diekstraksi didiamkan hingga membentuk dua lapisan
7. Dipisahkan lapisan (lapisan atas dimasukkan ke dalam erlenmeyer)
8. Dititrasi dengan NaOH

V NaOH = 0,8 mL
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil percobaan


No Langkah Kerja Hasil Pengamatan
1 Sampel Volume NaOH
 Diiris halus sabun dan di timbang sebanyak 2 V1 = 13 ml
gram. Dimasukkan kedalam gelas kimia V2 = 12 ml
 Ditambahkan 10 ml aquadest dan dipanaskan Vrata-rata =12,5 ml
hingga larut
 Ditambahkan 2,5 ml HNO3 hingga terbentuk
gumpalan putih kekuningan
 Didinginkan dan di tambahkan 10 ml alcohol
dan di aduk
 Dimasukkan ke corong pisah dan ditambahkan
10 ml benzene
 Dikocok hingga terbentuk 2 lapisan (Lapisan
bawah yang diambil)
 Cairan pada gelas kimia dimasukkan kedalam
corong pisah + 10 ml benzene. Diekstrat dan
dipisahkan
 Cairan pada lapisan atas dimasukkan ke
eremeyer
 Dititrasi dengan NaOH ),5 N dan ditambah
indicator pp
2. Larutan Blanko Volume NaOH = 0,8 ml
 Diambil 10 ml aquades dan 2,5 ml HNO3 , 10 ml (Pink Muda)
HCl dan 20 ml benzene
 Dimasukkan ke corong pisah dan di ekstrak
 Hasil ekstrak 20 ml benzene dan larutan blanko
dititrasi dengan NaOH dan indicator pp
 Dihitung kadarnya

3. 2 Hasil Perhitungan
No Data Hasil
1. % Asam Lemak 83,07 %
3.3 Pembahasan
3.3.1 Fungsi pemisahan senyawa dari campuran
Dalam kehidupan ini, kita membutuhkan suatu materi dalam keadaan murni. Namun, di
ala mini materi tersedia dalam keadaan campuran sehinnga kita membutuhkan ternik pemisahan.
Salah satu teknik pemisahan yaitu ekstraksi.

Ektraksi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Ekstraksi menyangkut


distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik
ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik ataupun
anorganik, untuk analiss makro maupun mikro. Alat yang digunakan berupa corong pisah (paling
sederhana), alat ekstraksi sokhlet, sampai yang paling rumit berupa alat counter current craig.

3.3.2 Metode Pemisahan Ekstraksi dan Prinsip Kerja Ekstraksi


Pada percobaan kali ini mengenai ekstraksi pelarut. Ekstraksi pelarut adalah teknik
pemisahan komponen dua campuran dengan menggunakan pelarut yangmemiliki kemampuan
melarutkan komponen lebih besar disbanding pelarut mula mula dan kedua pelarut tidak saling
melarutkan.
Menurut (Handini, Tri, dkk. 2018:2) Ekstraksi pelarut atau ekstraksi cair-cair merupakan
distribusi suatu zat telarut (solut) di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur . Dua fasa
cair tersebut umumnya adalah fasa air dan fasa organik. Setelah proses ekstraksi, fasa organik
adalah larutan yang mengandung banyak solute, yang disebut ekstrak. Fasa organik ini merupakan
larutan yang tidak larut dalam air, Sedangkan fasa air adalah larutan yang mengandung sedikit
solute disebut rafinat. Metode pemisahan dengan ekstraksi merupakan salah satu metode
pemisahan yang dapat dilakukan baik untuk tingkat mikro maupun makro.
Prinsip kerja metode ekstraksi pelarut ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon
tetraklorida, atau kloroform. Batasnya adalah zat terlarut dapat di transfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase pelarut.
Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan komponen di
dalam pelarut yang berbeda campuran dan komponen (misalkan A dan B) dimasukkan dalam
pelarut x dan y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak saling bercampur seperti minyak dan air. Semua
dimasukkan ke dalam corong piah dan dikocok agar bercampur sempurna dan kemudian
didiamkan sampel pelarut x dan y memisah kembali. Kini zat A dan B berada dalam kedua pelarut
x dan y, tetapi perbandingannya tidak sama (syukri, 1999 : 17).
3.3.3 Memisahkan dan Memurnikan Asam Lemak dari Sabun
Prinsip percobaan ini didasari oleh hukum Distribusi Nerst yaitu zat terlarut akan terbagi
dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga dalam keadaan setimbang, perbandingan kedua
zat akan konstan. Ekstraksi pelarut ini menggunakan tiga jenis pelarut yaitu aquadet, alkohol dan
pelarut organik (Benzena). Sebelum melakukan ektraksi terlebih dahulu melakukan standarisasi
sabun dengan cara titrasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi sabun yang akan
digunakan pada saat ekstraksi. Sabun yang kami gunakan dalam percobaan ini yaitu sabun padat.
Menurut ( Amalia, Rizka,dkk.2018.1) Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci,
baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali (natrium atau
kalium hidroksida), dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon C16 melalui reaksi saponifikasi
atau disebut juga reaksi penyabunan pada suhu 80100oC. Dalam proses ini asam lemak akan
terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah.

Percobaan ekstraksi pelarut dilakukan untuk menentuan koefisien distribusi asam asetat
dalam pelarut organik yaitu benzena dan pelarut murni yaitu air. Digunakan pelarut organik
benzene mengingat bahwa pelarut ini bersifat non polar sehingga tidak bercampur dengan pelarut
air yang akhirnya akan dapat ditentukan seberapa besar asam asetat yang terdistribusi dalam
benzena dan air. Langkah awal yang dilakukan dalam penentuan koefisien distribusi sabun
ini yaitu menentukan konsentrasi asam asetat total.
Dalam menentukan konsentrasi asam asetat dilakukan standarisasi sabun menggunakan
larutan 2,5 ml HNO3 4 N. Standarisasi ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi sabun yang
digunakan.
Menurut ( Azwanida.2015:2 ) Ekstraksi menggunakan pelarut selektif melalui prosedur
standarisasi. Tujuan dari ekstraksi adalah untuk memisahkan metabolit tanaman larut,
meninggalkan marc seluler yang tidak larut.
Setelah itu di dingingkan sesaat dan ditambahkan 10 ml alcohol. Kemudian dimasukkan
kedalam corong pisah dan ditambahkan larutan benzene sebanyak 10 ml. Selanjutnya dibiarkan
cairan beberapa saat hingga terbentuk 2 lapisan, Terbentuknya dua lapisan menunjukkan bahwa
benzena dan air tidak saling bercampur. Tidak bercampurnya kedua pelarut ini disebabkan oleh
perbedaan sifat polaritas dari kedua larutan, dimana air sebagai pelarut polar sedang benzene
sebagai pelarut nonpolar. Benzene berada pada lapisan bawah karena memiliki massa jenis yang
lebih besar daripada air dan pada lapisan atas didapatkan pelarut air yang agak keruh. Kekeruhan
ini menunjukkan bahwa dalam pelarut air telah ada asam asetat yang terdistribusi di dalamnya
begitupun pada pelarut organik benzena. kedua lapisan tersebut di masukkan kedalam wadah yang
berbeda. Lapisan bawah dimasukkan ke dalam gelas kimia dan lapisan atas dimasukkan kedalam
erlemeyer sebanyak 10 ml.. Selanjutnya cairan dimasukkan kembali kedalam corong pisah dan di
tambahkan 10 ml benzene dan diekstrak kembali. Cairan pada lapisan atas dimasukkan ke dalam
erlemeyer yang pertama sehingga volume total menjadi 20 ml. Setelah itu dilakukan pengekstrakan
pada larutan blanko. Hasil ekstraksi dalam 20 ml benzene dan larutan blanko masing-masing
dititrasi dengan NaOH 0,5 N dengan indicator pp sampai warna merah muda. Saat
titrasi terjadi perubahan warna, maka tepat habis bereaksi atau biasa disebut titik akhir titrasi.
Setelah larutan berubah warna, maka dihentikan proses titrasi dan volume NaOH yang digunakan
yaitu sebesar 0,8 ml.

Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang
baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang ulangdengan jumlah pelarut sedikit-
sedikit (Wonoharjo, Suryani.2013. 178)

3.3.4 Menentukan Kadar Asam Lemak


Setelah diperoleh benzena dan komponen asam lemak di erlenmeyer, dilakukan titrasi
menggunakan NaOH dan indikator pp. Fungsi indikator pp yaitu untuk melihat titik akhir titrasi
yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah muda.
Dalam penentuan kadar (%) asam lemak dapat diketahui dengan melakukan perhitungan
menggunakan persamaan :
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)×𝑁𝑎𝑂𝐻×𝐵𝑚
% asam lemak = × 100
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑛

Pada perhitungan tersebut menggunakan volume NaOH sampel yang dikurangi volume
NaOH blanko. Digunakan juga massa sabun dalam percobaan, N NaOH dalam proses titrasi
284,47 gr/mol. Dan hasil perhitungan diperoleh % asam lemak yaitu 83,07 %. Hal ini
menunjukkan bahwa di dalam sabun mandi yang padat digunakan 83,07 % setiap 2 gramnya. Hal
ini juga berdasarkan sifat tidak bercampurnya asam lemak dengan air akan tetapi dengan benzena.
Menurut( Verdiana, Melia dkk.2018:214 ) Faktorfaktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, jumlah sampel, suhu, dan jenis pelarut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
1. Dalam kehidupan ini, kita membutuhkan suatu materi dalam keadaan murni. Namun, di
ala mini materi tersedia dalam keadaan campuran sehinnga kita membutuhkan ternik
pemisahan. Salah satu teknik pemisahan yaitu ekstraksi.
2. Ekstraksi pelarut atau ekstraksi cair-cair merupakan distribusi suatu zat telarut (solut) di
antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur . Dua fasa cair tersebut umumnya adalah
fasa air dan fasa organik. Setelah proses ekstraksi, fasa organik adalah larutan yang
mengandung banyak solute, yang disebut ekstrak. Fasa organik ini merupakan larutan yang
tidak larut dalam air, Sedangkan fasa air adalah larutan yang mengandung sedikit solute
disebut rafinat. Metode pemisahan dengan ekstraksi merupakan salah satu metode
pemisahan yang dapat dilakukan baik untuk tingkat mikro maupun makro.Prinsip kerja
metode ekstraksi pelarut ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan
tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon
tetraklorida, atau kloroform. Batasnya adalah zat terlarut dapat di transfer pada jumlah
yang berbeda dalam kedua fase pelarut.
3. Pemisahan asam lemak yang terkandung dalam sabun menggunakan metode ekstraksi,
karena asam lemak pada sabun memiliki kelarutan berbeda pada kedua pelarut yang tidak
saling bercampur menggunakan corong pisah dan dititrasi untuk menentukan kadar asam
lemak.
4. Penentuan kadar asam lemak dapat diketahui dengan persamaan :
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)×𝑁𝑎𝑂𝐻×𝐵𝑚
% asam lemak = × 100
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑛

Sehingga diperoleh kadar % asam lemak yaitu 83,07 %

4.2 SARAN
1. Hendaknya praktikan lebih berhati – hati dalam memisahkan 2 campuran dalam corong
pisah
2. Pada saat titrasi, hendaknya titrasi dilakukan dengan teliti
3. Pada saat mengambil atau mereaksikan bahan kimia, hendaknya praktikan memperhatikan
keselamatan dalam lab.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Rizka,dkk. Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatkan Efektivitas Dan
Peluang Wirausaha. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana/article/view/18657 ( Diakses
pada 28 november 2019)
Azwanida.2015. A Review on the Extraction Methods Use in Medicinal Plants, Principle,
Strength and Limitation. https://www.longdom.org/open-access/a-review-on-the-extraction-
methods-use-in-medicinal-plants-principle-strength-and-limitation-2167-0412-1000196.pdf (
Diakses pada 28 november 2019)
Handini, Tri, dkk.2018. Pemisahan Itrium dengan Cara Ekstraksi Menggunakan Solven TOPO.
http://jurnal.batan.go.id/index.php/eksplorium/article/view/4419 (Diakses pada 28 november
2019)
Syukri.1999. Kimia dasar. Bandung: ITB.
Wonoharjo, Suryani.2013. Metode metode pemisahan kimia. Jakarta: Akademika Permata.
Verdiana, Melia,dkk.2018. Pengaruh Jenis Pelarut Pada Ekstraksi Menggunakan Gelombang
Ultrasonik Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Lemon (Citrus Limon (Linn.)
Burm F.). https://ojs.unud.ac.id/index.php/itepa/article/view/44823 ( Diakses pada 28 november
2019)
LAMPIRAN
1. Perhitungan
Dik = V NaOH untuk sampel
= V1+V2
= 13 ml + 12 ml
= 12, 5 ml
V NaOH untuk Blanko = 0,8 ml
N NaOH= 0,5N
BE C17H35COOH = 284 gr/mol
Massa Sabun = 2 gram = 200 mg
Dit = % Asam Lemak ……?
Penyelesaian
𝑣 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑋 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑋 𝐵𝐸 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘
% Asam Lemak = 𝑋 100 %
𝑀𝑔 𝑆𝑎𝑏𝑢𝑛

(12,5−0,8 𝑚𝑙)𝑋 0,5 𝑁 𝑋 284 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙


= 𝑋 100 %
200 𝑚𝑔

= 83, 07 %
2. Gambar Alat
No Gambar Alat Nama Alat No Gambar Alat Nama Alat

1. Gelas Kimia 8. Statif dan


klem

2. Erlenmeyer 9. Corong
pisah

3. Corong kaca 10. Hot plate

4. Neraca 11. Buret


Analitik

5. Batang 12. Sudip


pengaduk
6. Kaca Arloji 13. Pipet Tetes

7. Botol 14. Gelas Ukur


Semprot
3. Foto Percobaan

Dicampurkan semua bahan ( Dimasukkan kedalam corong Terbentuk dua lapisan ,


aquades, HNO3, alkohol dan pisah dan didiamkan hingga lapisan atas yang digunakan
benzena) terpisah untuk titrasi

Hasil yang diperoleh


Dipisahkan kedua lapisan Lapisan atas dititrasi dengan
NaOH

Anda mungkin juga menyukai