PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tumbuhan industri penting
penghasil
minyak
masak,
minyak
industri,
maupun
bahan
bakar
dalam
pabrik
hanya
berfungsi
menekan
kehilangan
dalam
tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang
ada.
1.2 Tujuan Praktek Lapang
PraktekLapang ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati secara langsung
proses perebusan pada pengelohan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), serta untuk
mendapatkan keterampilan dan peengalaman kerja di lapangan selama praktek lapang
di PT. Perkebunan Nusantara I Cot Girek.
1.3 Ruang Lingkup Praktek Lapang
Ruang lingkup untuk pelaksaan praktek lapang yang akan di laksanakan ini
meliputi, tinjauan proses penyortiran buah, peninjauan langsung terhadap proses
pengelohan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) serta mengamati mekanisme
kinerja sterilizer atau perebusan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq).
1.4 Manfaat Praktek Lapang
Melalui kegiatan ini akan memberikan manfaat terhadap peningkatan aspek-aspek
yang berkaitan dengan pengembangan sikap dan dapat melatih kepekaan
mengindetifikasi permasalahan dan mencari alternatif solusi melalui pendekatan
disiplin ilmu guna meningkatkan kemampuan intelektualnya. Mengetahui secara
langsung tahapan-tahapan pasca panen serta proses pengolahan kelapa sawit di
lapangan.
Selain itu, manfaat praktek kerja lapang juga untuk penyelarasan antara status
pencapaian pembelajaran di kampus dengan pengetahuan dilapangan.Mahasiswa
memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja yang praktis yaitu secara langsung
dapat menjumpai, merumuskan serta memecahakan masalah yang ada dalam kegiatan
di bidang pertanian.Memperoleh pengalaman dengan mengenali kegiatan-kegiatan di
lapangan kerja yang ada di bidang pertanian secara luas.Serta meningkatakan
2
terangkai dalam satu tandan. Akar tanaman kelapa sawit dapat menopang hingga
usia 25 tahun. Penambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4
tahun. Buah tanaman kelapa sawit disebut fructus. Warna buah tergantung varietas
dan umurnya (Suwarto, 2010).
Umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun. Pada
umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi dan sulit dipanen, tandanpun sudah
jarang sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi. Berdasarkan masa berbuah,
kelapa
sawit
dibedakan
menjadi
dua
jenis,
yaitu
tanaman
belum
tipis tetapi daging buahnya tebal dan bijinya kecil, rendemen minyaknya >23%,
tandan buahnya hampir selalu gugur sebelum masak sehingga jumlah minyak yang
dihasilkan sedikit (Sukarno, 2007).
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam
konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi Crude
Palm Oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS
tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis,
fisik, dan kimia. Kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh
kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam
pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas
CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam
pabrik (Siregar, 1991).
tanaman muda menghasilkan dan 15 buah untuk tanaman tua menghasilkan (Sukarno,
2007).
Proses pemanenan kelapa sawit pada tanaman kelapa sawit adalah meliputi
pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya
ketempat pengumpulan hasil (TPH). Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah
matang panen, cara panen, alat panen, rotasi, sistem panen serta mutu panen
(Suwarto, 2010).
Rotasi panen adalah waktu yang dibutuhkan antara panen terakhir dan
panen berikutnya ditempat yang sama. Rotasi panen tergantung pada cepatnya buah
matang. Pada panen permulaan, biasanya rotasi panen 15 hari, selanjutnya 10 hari dan
terakhir 7 hari. Rotasi panen menggunakan simbol 5/7 artinya dalam 1 minggu ada 5
hari panen dan masing-masing areal tanam diulangi 7 hari berikutnya (Sukarno,
2007).
Berdasarkan tinggi tanaman, cara panen dibedakan menjadi tiga cara. Untuk
tanaman dengan tinggi 2-5 m digunakan cara panen jongkokdengan alat dodos,
sedangkan tanaman dengan tinggi 5-10 m dipanen dengan cara berdiri menggunakan
alat kapak siam. Untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m, pemanenan
dilakukan dengan alat arit bergagang panjang yang disebut egrek (Suwarto, 2010).
Pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dipabrik bertujuan untuk
mendapatkan minyak yang berkualitas baik. Hasil pengolahan daging buah kelapa
sawit yaitu minyak mentah atau crude palm oil (CPO).CPO harus diolah lebih lanjut
untuk dijadikan produk jadi lainnya. Setelah dilakukan pemanenan, TBS harus segera
diolah, yaitu maksimal 24 jam setelah panen TBS. Buah yang tidak segera diolah
6
akan mengalami kerusakan. Untuk itu TBS harus segera diangkut dari kebun ke
pabrik pengolahan (Suwarto, 2010).
Pahan (2013) menyatakan keterlambatan pengangkutan TBS ke pabrik akan
mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah dan mutu produk akhir. Pemilihan
alat angkutan yang tepat dapat mengurangi tingkat kerusakan pada buah. Alat angkut
yang dapat digunakan dari perkebunan ke pabrik, diantaranya lori, traktor gandengan
dan truk. Setelah sampai ditempat pengolahan, TBS segera ditimbang. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi,
pembayaran upah pekerja dan perhitungan rendemen minyak sawit (Fauzi 2012).
Pembentukan minyak pada buah kelapa sawit akan berhenti saat buah
dipanen, apabila disimpan kadar air akan berkurang, tetapi kandungan asam lemak
bebas akan naik terus. Oleh karena itu, buah yang telah dipanen harus segera
dipanaskan (diuapkan, direbus) agar pembentukan asam lemak bebas berhenti. Warna
minyak kelapa sawit berwarna orange atau kuning disebabkan oleh adanya pigmen
karoten yang terkandung dalam minyak (Muchtadi, 2013).
sawit juga dapat dipakai sebagai bahan mentah untuk berbagai keperluan.minyak
sawit dan minyak inti kelapa sawit, selain menjadi bahan mentah industri pangan
(oleofood) juga banyak dipakai sebagai bahan mentah industri kimia (oleo chemical)
(Naibaho, 1999).
merebus,
stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia. Dalam pngelolahan kelapa sawit
sterilisasi adalah proses perebusan tandan buah segar (TBS) dalam bejana yang di
sebut sterilizer (Harnaatiaj, 2008).
Proses sterilisasi (perebusan) merupakan proses perebusan TBS dngan bantuan
uap yang mmpunyai tekanan dan berfungsi untuk perebusan, mempercepat proses
pemisahan antara tandan dan brondolan, mencegah peningkatan FFA (asam lemak
bebas, ALB), memperlunak daging buah, mempermudah proses pemecahan cangkang
di ripple mill dan mensterilkan bakteri yang terdapat di tandan buah segar sehingga
mempercepat proses menghasilkan CPO.
Metode yang di gunakan pada praktek kerja lapang adalah field research yaitu
penelitian yang di lakukan dengan meninjau dan mengamati secara langsung pada
tempat penelitian untuk mendapatkan data-data yang akurat.Beberapa teknik yang
dapat di gunakan pada field research.
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara langung pada obyek penelitian yang
merupakan sumber data.
b. Interview, yaitu teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan melalui
proses tanya jawab (wawancara) dengan Manager, Asisten Kapala ,Asisten
Divisi, Mandor dan pekerja.
c. Studi Kepustakaan
Dilakukan dengan membaca Literatur-Literatur yang berkaitan dengan tema
praktek lapang yang berupa buku-buku bacaan, bulletin, brosur dan artikelartikel yang ada di Pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara I Cot
Gireuk, perpustaan dan media elektronik.
3.3. Jadwal Kegiatan Praktek Lapangan
Praktek lapang dilakukan terhadap beberapa kegiatan utama yaitu pengenalan
perusahaan, pengenalan alat-alat pemanenan buah, pross pemanenan buah, stasiun
penerimaan buah sampai stasiun pengolahan.
10
11
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
Pengenalan dan
Administrasi
Pengenalan Stasiun
Pengolahan
Stasiun Penerimaan dan
Stasiun Loading ramp
Stasiun Penebahan
Stasiun Pengempaan
Stasiun Pemurnian
Stasiun Limbah
Stasiun Kernel
Stasiun boiler
Stasiunwater Treatmen
Stasiun Perebusan
12
13
Pabrik kelapa sawit (PKS) Cot Girek merupakan suatu daerah yang sangat
strategis yang terletak dikawasan Lhoksukon-Aceh utara.Kecamatan Cot Girek yang
terletak ditengah-tengah perkbunan kelapa sawit Cot Girek.
Penentuan lokasi ini berdasarkan pertimbangan :
a. Jauh dari perkotaan, tetapi transportasi lancar, sehingga memudahkan
pemasaran produksi, baik CPO maupun inti sawit (kernel).
b. Bahan baku dekat dengan pabrik, yang berasal dari kebun Cot Girek dan
perkebunan inti rakyat (PIR), juga dari perkebunan petani. Sehingga dapat
menghemat biaya pengangkutan TBS dan pengolahan dapat dilakukan dengan
baik, yang akhirnya produksi dapat berjalan optimal.
c. Dekat dengan sunmber air yang berasal dari air dam 2 km dari lokasi pabrik
kelapa sawit (PKS) Cot Girek.
d. Loaksi pabrik dari jalan raya dan dari ibukota Lhoksukon Hanya berjarak 14
km.
Pabrik kelapa sawit (PKS) Cot Girek, untuk kelancaran pabrik pengolahan
kelapa sawit pengembagannya tealh dibebaskan tanah dengan luas perkbunan secara
keseluruhan 9000 Hektar. Sumber bahan baku berasal dari kebun perusahaan sndiri,
perkebunan inti rakyat (PIR) dan dari kebun petani.
strukur organisasi , dimana dalam organisasi ini hanya ada satu komando, setiap
anggotanya hanya menerima perintah dari satu orang atasan dan hanya bertanggung
jawab kepada atasannya.
Jumlah karyawannya dalam organisasi ini sedikit dan saling mengenal satu
sama lain. Adapun struktur dari organisasi pengolahan kelapa sawit (PKS) Cot Girek
ndapat dilihat dibawah ini.
Laboratorium
bertanggung
jawab
dalam
menentukan
analisa
16
menydusun RAB
tahunan ssuai rencana time schedule yang teklah disahkan oleh manager.
4.2.7. Mandor
Sebagai pembantu asisten, maka mandor bertugas mengawasi para pekerja yang
berada dibawah tanggung jawabnya dan membantu segal tangguang jawab asisten.
4.2.8. Pekerja
Pekerja adalah orang-orang yang bertugas melaksanakan perintah dari mandor
masing-masing yang bertugas pada saat itu.
17
BAB V. PEMBAHASAN
18
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dioperasikan dalam suatu rangkaian proses yang
kontiyu, dimana hasil pross dari suatu instalasi akan dilanjutkan oleh instalasi
selanjutnya dngan mempertahankan mutu. Salah satu factor yang menentukan untuk
mendapatkan rendemen yang optimal, hasil produksi yang baik dan efisiensi yang
tinggi dari suatu pabrik adalah mutu bahan baku (TBS) yang akan diolah.
Prose pengeloahan kelapa sawit dibagi atas beberapa tahap, yang dilakukan pada
masing-masing stasiun. Stasiun-stasiun pada proses pengeloahan kelapa sawit antara
lain:
1.
Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Reception Station )
2. Stasiun Perbusan ( Sterilizing Station)
3.
Stasiun Penebahan ( Thressing Station)
4.
Stasiun Pengempaan ( Pressing Station)
5.
Stasiun Perbusan ( Clarifation Station)
5.1.1. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Reception Station )
Tanaman kelapa sawit yang berasal dari kebun-kebun diangkut ke pabrik
dengan menggunakan truk pengangkut untuk diolah.Pengangkutang secepatnya
dilakukan stelah pemetik (diterima dipabrik maksimum 24 jam stelah panen). Hal ini
bertujuan untuk mencegah kenaikan kadar asam lemak bebas (ALB) karena
keterlambatan pengpressan. Adapun cara untuk mengurangi kadar asam jika asamnya
tinggi adalah dngan cara melakukan pencampuran antarabuah lamadengan buah baru,
dengan perbandingan buah baru yang akan dicampur harus lebih banyak dari pada
buah yang lama.
1. Timbangan
Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buanh dengan tujuan untuk
mengetahui jumlah TBS yang akan diolah, untuk mengetahui rendemen minyak
dan inti serta berat tandan rata-rata. Dari penimbangan juga diketahui beberapa
19
jumlah produksi TBS yang dicapai dari setiap afdeling. Jenis timbangan yang
akan digunakan adalah merk Every buatan asembling Indonesia yang berkapsitas
50 ton. Timbangan pada pabrik kelapa sawit cot girek menggunakan sistem
komputer untuk mempermudah dalam mengukur berat.
Prinsip kerja dari timbangan tersebut yaitu truk melewati jembatan timbang
dan berhenti selama 5 menit, kenmudian dicatat berat truk sebelum TBS
dibongkah dan disortir, setelah dibongkah truk ditimbang kembali untuk
mengetahui jumlah TBS yang diterima dipabrik.
2. Penimbunan dan
Hooper)
Setelah ditimbang, TBS dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan
sementara TBS sebelum dipindahkan ke lori rebusan .pada loading ranmp ini
dilakukan sortasi buah, yang bertujuan untuk pengawasan terhadap kandungan
minyak dalam proses pengelohan adan kadar ALB dari TBS tersebut.
Sortasi dilakukan terhadap setiap afdeling dengan mnentukan satu truk yang
dianggap memiliki kebun asal.Sortasi TBS dilakukan berdasarkan kriteria panen
20
yang dibagi berdasarkan raksi buahnya. Fraksi yang diingin pada pross
pengolahan adalah fraksi I,II,IIIsedangkan fraksi-fraksi yang lain diharapkan
dapat masuk dalam proses pengolahan. Setelah diketahui setiap fraksi dari hasil
sortasi, maka ditetapkan norma-norma mutu panen yang baik.
21
Gambar 3.Loading Ramp pada PT.Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek
TBS dari loading ramp ini kemudian dimasukan kedalam lori-lori yaitu
meletakkan buah kelapa sawit perebusan yang berkapasitas 3,4-3,5 ton TBS pada
setiap lorinya. TBS dimasukkan kdalam lori yang dibuka pintu loading yang
diatur dengan system hidrolik. Delapan lori yang diisi penuh dimasukkan kedalam
sterilizer, dengan menggunakan cupstand yang berfungsi untuk menarik lori
masuk kedalam dan keluar dari sterilizer.
Adapun kriteria panen dan syarat mutu tandan buah segar (TBS) dapat dilihat pada
tabel2.
tabel 2. kriteria panen dan syarat mutu tandan buah segar (TBS)
No.
Kematangan
Mentah
Fraksi
Jumlah Brondolan
00
Tidak ada brondola, buah
Bewarna hitam, dengan
membrondol 0%.
0
Dari
membrondol.
12,5-25% Buah luar
Membrondol.
2
2
Matang
Mentah
1
1
Keterangan
Sangat
luar
Mentah
Kurang matang
Matang I
Matang II
3
12,5-50% Buah luar
Membrondol.
22
Membrondol.
Lewat
Matang
Terlalu
Membrondol,ada
matang
buah
yang busuk.
Adapun tujuan dari penyortiran adalah :
a. Untuk mencari mutu TBS yang bagus
b. Memesisah tandan buah layu TBL (Tandan Buah Layu)
c. Buah kecil TM I dan TM II
d. Untuk mengetahui jenis buah sawit Tenera Dan Dura.
e. Memetong tangkai janjang
5.1.2. Stasiun Perbusan ( Sterilizing Station)
Sterilizer adalah sebuah bejana uap yang digunakan untuk merebus
TBS.setelah lori dimasukkan kedalam sterilizer, dimana ada empat buah sterilizer
yangdigunakan untuk tempat perebusan. Dalam Satu buah sterilizer dapat
menampung delapan buah lori, dengan masing-masing lori berkapsitas 3,5 tonTBS.
Yang diengkapi dengan kran-kran steam masuk dan keluar serta pemipaan dan alatalat untuk mengontrol tekanan, proses perebusan dilakukan 90-120 menit sebagai
media pemanasnya uap dari turbi yang bertekanan 2,5-3 kg/cm.
Pola perebusan yang digunakan ada dua yaitu doble peak (dua puncak)
atautriple peak (tiga puncak). Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukan dari
jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau uap keluar selama proses
perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau secara automatis.
23
conveyor, sedangkan tandan kosong terlempar keluar dan jatuh ke empty bunk
conveyor dan dibawa ke incerator untuk dibakar.
24
Brondolan yang terlepas dari bottom cross conveyor diangkat ke fruit elevator
ke top crosss conveyor yang kemudian diteruskan ke fruit distribussion conveyor
untuk dibagiakan ke tiap-tiap digester.Di dalam proses perontokan buah, terkadang
dijumpai brondolan yang tidak terlepas daqrin tandannya, hal ini disebabkan TBS
masih mentah dan perebusan yang tidak merata, dan susunan tandan yang sangat
rapat dan padat sehingga uap tidak mencapai kebagian dalam tandan.
25
Gambar 5.Digester PKS PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek
1. Fungsi digester
Temperatur,
Temperatur pada digester dianjurkan antara 95 OC - 100 OC, tujuan dari pada
pemanasan pada digester adalah untuk memecahkan partikel partikel
minyak yang terkandung didalam daging buah sehingga pada proses
pengutipan minyak oleh press didapatkan hasil yang maxsimal dan kondisi
fibre tidak basah karena kandungan minyak yang ada telah dipisahkan dengan
baik .
Isi digester,
26
Isi digester minimal 2/3 bagian dari kapasitas full. Bila isi digester kurang dari 2/3
kapasitas, umpan untuk screw press lama kelamaan akan berkurang dan ini
akan menyebabkan broken nut menjadi tinggi.dari tingginya broken nut
kehilangan kernel pada fibre cyclone akan tinggi pula.
Pisau pengaduk,
Jarak antara pisau pengaduk harus ideal ( 2,50 cm ). Bila jarak pisau
27
unit Screw Press yang berkapasitas 12-15 ton/jam dengan tekanan kempa 30-40
Kg/cm. Screw press pada PT.Perkenbunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 6.Screw Press pada PT.Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek
Setelah selesai mengolah sebaiknya screw press dalam keadaan kosong. Hasil
dari pengempaan ini akan menjadi 3 bagian, yakni : minyak kasar, biji (nut), dan serat
(fiber).Minyak kasar yang dihasilkan masih tercampur dengan pasir, kotoran dan air
sehingga ditampung di oil gutter (talang minyak). Sedangkan serat dan biji akan
masuk ke cake breaker conveyor untuk proses pengutipan inti. Cake Breaker
Conveyor hasil pengempaan atau ampas press keluar dan dibawa oleh Cake Breaker
Conveyor ke Depricarper. CBC adalah alat berbentuk tulang horizontal yang
didalamnya dilengkapi conveyor untuk memecahkan dan mendorong ampas ke ujung
as.
28
1. Fungsi Press
Memisahkan minyak dari fibre dan nut.
Secara umum pengambilan Minyak nabati dari sumbunya disebut Ekstraksi
Minyak.
2. Hal hal yang perlu diperhatikan pada press
Tekanan pompa hidrolik harus bekerja sesuai dengan fungsinya. Yang mana
fungsi dari pada hydraulic pump adalah untuk menggerakan pressan /
pengempa secara automatik.
Percampuran
air
pada
oil
gutter
disesuaikan
dengan
hasil
analisa
29
31
Oil Tank berfungsi sebagai penampung minyak yang dialirkan dari CST.Sistem
pemanasannya sama dengan CST yaitu sistem steam injeksi. Baru kemudian dialiri
uap dengan sistem pemanasan spiral.Suhu normal di Oil Tank berkisar 90-95 oC.Air
0.3, dan kotoran 0.2.Oil Tank dapat dilihat pada Gambar 9.
32
Gambar 10.Stasiun Kernel pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek.
Adapun tahap-tahap yang harus dilewati untuk mendapatkan inti (kernel) adalah:
a. Fiber Cyclone
Ampas kempa dari screw press yang terdiri dari serat dan biji yang masih
menggumpal masuk ke fibre cyclone. Fibre cyclonemerupakan pemisahan antara
fibre dan Nut dengan cara fibrenya dihisap keluar ketangki /siklon tabung dan
kemudian fibrenya ditranfer untuk bahan bakar boiler.
b. Polishing Drum
Berfungsi untuk melepaskan fibre yang masih melekat pada nut setelah proses fiber
cyclone.
c. Nut Silo
d. Nut Silo berfungsi untuk menurunkan pengaruh pectin (sebagai lem pelekat) yang
terdapat diantara cangkang dan inti untuk dipecah didalam alat pemecah (ripple
mill).
e. Ripple Mill
Biji dari Nut silo masuk ke Ripple Mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari
cangkang. Biji yang masuk melalui akan mengalami suatu gaya sentrifugal sehingga
biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan inti menjadi
pecah.
f. Hidro Cyclone
33
Berfungsi untuk memisahkan antara sell dan kernelnya dengan cara sentrifugasi didalam
fortex dan sellnya diangkat ke sell bungker dan kernelnya masuk ke kernel silo.
g. Kernel silo
Kernel silo berfungsi sebagai tempat penggorengan atau pemasakan dan pemanasan
untuk dikeringkan kernelnya dengan suhu 65-70 derajat celcius.
e. Wet Conveyor
Fungsinya adalah untuk mengantarkan kernel yang sudah kering menuju kernel
bunker.
f. Kernel Bunker
Berfungsi sebagai tempat penampungan kernel sebelum dipasarkan.
g. Sell Bungker
Tempat penyimpanan sell sebelum digunakan sebagai bahan bakar boiler atau
dibuang
5.2.
Nusantara I Unit PKS Cot Girekterbagi atas beberapa unit stasiun pendukung yaitu
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
air akan berubah menjadi uap air (steam). Uap air yang terbentuk dipakai untuk
menggerakkan turbin uap, turbin ini akan menggerakkan generator yang
menghasilkan listrik untuk menggerakkan mesin-mesin produksi dan aktivitas
pendukung lainnya.
Boiler merupakan suatu alat penukar panas (Heat Exchanger) yang
memfasilitasi perpindahan panas dari bahan bakar ke fluida agar fase yang digunakan
untuk menggerakkan alat-alat mekanis tersebut berubah.Fluida yang digunakan untuk
memanaskan adalah air yang telah dibersihkan dari senyawa-senyawa kimia,
misalnya besi. Apabila zat ini tidak dibersihkan terlebih dahulu dari air, maka akan
merusak pipa-pipa boiler pada saat pemanasan. Kerusakan yang ditimbulkan berupa
pembentukan kerak-kerak pada permukaan dalam pipa-pipa boiler yang digunakan
atau yang disebut dengan Fouling Factor (Faktor Pengotoran). Stasiun Boiler pada
Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girekdapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11.Stasiun Boiler PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek.
35
1. Menghilangkan zat-zat padatan tidak larut dalam air ( pasir, Lumpur, tanah,
dan sebagainya ), dan zat-zat terlarut terutama garam - garam kalsium dan
magnesium yang dapat mengakibatkan pembentukan kerak- kerak dalam ketel.
2. Untuk menjamin bahwa air yang digunakan akan menghasilkan steam yang
bersih / murni dan tidak merusak ketel.
adalah
untuk
mengkondisikan
garam-garam
alkali
36
Kegunaan dari pada floculan adalah untuk mengikat gumpalan ( floc ) yang
telah terbentuk sehingga bentuk dari pada floc floc tersebut bertambah
besar dan bertambah berat yang selanjutnya diharapkan floc floc
tersebut akan lebih cepat mengendap pada dasar tangki, sedangkan air
jernih akan naik secara perlahan lahan kepermukaan dan keluar dari
bagian atas tangki.
37
Gambar 12.Stasiun Kamar Mesin pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek.
Sumber pembangkit tenaga listrik yang lazim digunakan ada dua jenis yakni:
1. Turbo Generator (Steam Turbine Generator)
Fungsi dari turbo generator sebagai sumber pembangkit tenaga listrik utama yang
digunakan di pabrik kelapa sawit, dimana alat ini bias bekerja karena adanya
uap dari boiler, Prinsip kerja alat ini adalah mengubah Energi potensial air
menjadi energi mekanik mdan energy mekanik dirubah lagi menjadi listrik.
2. Diesel Genset
Diesel alternator (generator set) merupakan sumber tenaga listrik utama pada saat
turbo alternator tidak beroperasi dan membantu Turbo Generator saat
mengalami kekurangan power.
penyaringan pada presure sand filter yang di dalamnya terdapat pasir kuarsa menuju
Over Head Water Tank. Air Ini di gunakan untuk Boiler, Kebutuhan Proses Panas dan
dingin, Keperluan Domestik, Washer (bersih-bersih pabrik) dan suplay untuk Fire
Hydrant. Water Treatment Plant pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 14. Kolam limbah di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek
40
Limbah ini sebelum dialiri ke kebun harus diawasi terlebih dahulu yaitu
limbah harus lebih dulu diolah dikolam primary anaerobic untuk menurunkan BOD
nya. Kolam anaerobic ada 4 kolam yang kemudian limbah akan ditampung ke kolam
berikutnya sebelum dialiri ke lahan. Dengan adanya pemanfaatan limbah ini, maka
perkebunan tidak perlu lagi membeli pupuk anorganik. Pada PT. Perkebunan
Nusantara-I Unit PKS Cot girek terdapat 7 nomor kolam limbah. Kolam Nomor 1
spesifikasinya: manfaatnya untuk Cooling Fond, PxLxT (41x33x4), Volume (5.412
M3). Kolam Nomor 2 spesifikasinya : manfaatnya untuk Netralizing Fond, PxLxT
(53x18x3), Volume (2.862 M3). Kolam Nomor 4 spesifikasinya : manfaatnya untuk
Aerobik Fond, PxLxT (100x48x3), Volume (14.400 M 3). Untuk nomor tiga dan lima
spesifikasinya tidak ada. Karena papan spesifikasinya sudah rusak. Tetapi kolam
nomor lima manfaatnya untuk sedimentasi, ini adalah tahap terakhir dari kolam
limbah yang ada di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek Di kolam nomor
lima juga terdapat Farator di tengah kolamnya, ini berfungsi untuk memberikan
udara.
Pabrik kelapa sawit , air limbah bersumber dari 3 pengelohan yaituair buangan
kondesat dari stasiun Sterilizer, air buangan dari stasiun Klarifikasi dan air buangan
dari Claybath atau hydrocyclone. oleh karena adanya perbedaan sifat dari air buangan
stasiun kernel dengan air buangan dari stasiun sterilizer maupun klarifikasi (air yang
banyak mengandung banyak lemak), maka sebaiknya air limbah pabrik kernel
tersebut setelah zat padatnya dikurangi melalui suatu pengendapan (seperti kalsium
pit).
41
Parameter yang dipakai pada air limbah pada PT. Perkebunan Nusantara I
Unit PKS Cot Girek adalah :
a. PH adalah merupakan istilah yang lazim dan dapat dicek secara manual
sehingga parameter tersebut sangat jarang untuk kesalahan,yang mana pH yang
diharapkan kisaran 69, pH tersebut pada level netral dan sudah ada
perombakan karena pH asal dari Pabrik Kelapa Sawit kisaran 45 dan kenapa
pH bisa naik dari 4 menjadi 7 hal itu dikarenakan salah satu faktor aktiftas dan
kehidupan mikro organisme.
b. BOD (biological Oxygen Demand), merupakan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh organisme untuk menguraikan bahan organic secara biologis
didalam air buangan pada waktu dan suhu tertentu. Lebih banyak bahan
organic, lebih banyak pula oksigen yang diperlukan oleh organisme. Dengan
kata lain lebih banyak bahanbahan organic pada air buangan itu, maka lebih
besar BOD nya.
c. COD(Chemical Oxygen Demand),
42
43
perebusan dilakukan selama 90 sampai 100 menit, dan sebagai pemanas dipakai uap
bekas dari turbin dengan tekanan 2,8-3 kg/cm.Sterilizer dapat dilihat pada gambar 15
berikut ini:
Penaikan tekanan
Penahanan tekanan
44
45
46
a.
Persiapkan lori yang sudah berisi TBS didepan rebusan yang buahnya telah
matang.
Keluarkan lori buah yang telah matang sambil digandeng dengan lori yang
berisi TBS sehingga lori yang berisi TBS berada di dalam rebusan.
47
Fruit lost / losses buah pada janjang kosong tinggi, dari tingginya fruit lost
pada janjang kosong mengakibatkan OER dan KER menjadi turun. Sebab
pada buah yang terbuang bersama janjang kosong kadar minyak dan kernel
jelas masih ada.
Akan terjadi basah pada fiber press dan ini penyebab kehilangan minyak pada
fiber press tinggi dan Hcn pada cracker tinggi pula. Dari tingginya half crack
nut pada cracker akan mengakibatkan tingginya angka kehilangan kernel pada
shell basah ( cly bath ). Sedangkan dari basahnya fiber, polishing drum akan
sering mengalami tumpah bahkan sumbat dan terjadilah stoppages atau stop.
Dari seringnya stoppages itu jelas throughput pabrik akan turun. Masalah lain
dari basahnya fiber adalah pembakaran pada boiler akan mengalami kesulitan
dan lama - kelamaan pressure drop. Dari dropnya pressure tersebut, untuk
sickle perebusan selanjutnya pada sterilizer akan mengalami masalah dengan
tekanan steam untuk masak buah selanjutnya.
Masalah lain yang diakibatkan dari kurangnya waktu perebusan yang
mengakibatkan buah kurang masak, pada process pengepresan buah mentah /
kurang masak akibat perebusan, nut yang dihasilkan tidak bersih dari
mesocarp / daging buah. Masalah ini berdampak pada air kalsium cly bath di
nut plant akan cepat mengalami kejenuhan dikarenakan tingginya kadar
minyak yang ada pada nut. Dan akibat selanjutnya kernel losses pada cly bath
shell dan kadar kotoran pada kernel menjadi tinggi. Dari kotornya nut, feeder
48
nut cracker akan sering mengalami sumbat dan lama kelamaan nut silo
manjadi full dan akibat selanjutnya process stop.
Thresher Trip
Dari kurangnya waktu perebusan akan dihasilkan banyaknya buah yang
kurang masak, pada thresher akan mengalami masalah antara lain adalah dari
beratnya buah mentah yang dibanting-banting oleh thresher maka thresher itu
sendiri akan mengalami jebol, plug timah ( fluid coupling ) bocor sehingga
thresher akan trip.
Proses pemisahan minyak dengan sludge akan mengalami masalah. Dari
mentahnya buah yang dihasilkan oleh perebusan yang selanjutnya di process
oleh press kan menghasilkan minyak kasar atau oil crude dengan kandungan
air sedikit ( kadar air pada buah sudah banyak terbuang pada saat proses
perebusan ) sehingga sludge yang masuk pada CS.Tank kental. Selanjutnya
process underflow pada CS.Tank akan mengalami kelambatan karena
kentalnya sludge dan lama-kelamaan CS.Tank akan full dan kemungkinan
yang paling buruk karena kentalnya sludge process pemisahan minyak
Lumpur pada CS.Tank akan kesulitan sehingga lama kelamaan level minyak
tipis dan level sludge makin naik dan selanjutnya sludge masuk dalam oil
tank/tanki minyak sehingga kotoran pada minyak menjadi tinggi. Dari makin
naiknya level sludge pada CS.Tank, maka CS.Tank akan mengalami tumpah.
b. Waktu perebusan berlebihan
Kehilangan minyak pada sterilizer condensate tinggi.
49
50
dapat
menghambat
pengeluaran
air
condensate
pada
saat
51
BAB VI.PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil dari hasil praktek lapang di PT.
Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girekadalah
1. Perebusan (Sterilizer) adalah sebuah bejana uap yang digunakan untuk
merebus TBS.
2. Pada 1 unit sterilizer dapat menampung 8 unit lori dimana 1 unit lori dapat
menampung 3450 kg TBS.
3. Tahap perebusan yang digunakan dengan pola Triple Peak adalah tahap
pencapaian puncak I, II dan III, di mana dilakukan tiga kali pemasukan uap
dan pembuangan uap.
4. Tekanan minimum yang diizinkan pada perebusan 2,8 kg/cm dan tekanan
maksimumnya ialah 3 kg/cm. Temperatur yang digunakan berkisar antara
130 - 135C .waktu yang digunakan untuk prebusan yaitu 90-100 menit. Agar
tidak terjadi losis yang besar.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya ambil dari hasil praktek lapang di
PT.Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girekadalah :
1. Keadaan dari setiap mesin-mesin harap lebih diperhatikan, kondisi mesin
yang dipakai akan berpengaruh terhadap produkvitas dan kualitas.
52
2. Jalan disekitar kantor dan pabrik harus diaspal untuk mengurangi debu yang
dapat menyebabkan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, P. 2008. Kaya dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R.H. Paeru. 2012. Kelapa Sawit.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Hidayah I. 2001.Produksi Bahan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di
Balai Penelitian Marihat Sumatera Utara.Skripsi. Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pertanian IPB.
Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jaqcuin) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala. Marihat Ulu. 435 hal.
Muchtadi, T. R., Sugiono dan F. Ayustaningwarno. 2013. Ilmu pengetahuan Bahan
Pangan. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Pahan, I. 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Siregar, I. 1991. Teknologi Pengolahan. Sarana Empat Nusa Indah, Pengantar
Siantar.
Sukarno. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. PT.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
53
54