BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena hampir semua bagian tanaman kelapa
dapat memberikan manfaat bagi manusia. Potensi buah kelapa di Kalimantan Timur
cukup melimpah dengan luas panen 22.808 hektar, dan produksi 10.253 ton (BPS
Kaltim, 2016). Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi
Buah kelapa yang terdiri atas sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak
ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri, antara lain
sabut kelapa dapat dibuat keset, sapu dan matras. Daging buah dapat dipakai
sebagai bahan baku untuk menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream,
terdapat kelemahan yaitu rendemen yang dihasilkan masih rendah dan kualitas
VCO kurang baik karena adanya kontaminan. Oleh karena itu, perlu dicoba metode
lain guna memperbaiki rendemen dan kualitas VCO yang dihasilkan. Metode
pemecahan emulsi VCO dan air dengan menggunakan sentrifugasi, karena sampai
2
saat ini proses pembuatan VCO terbaik selama ini menggunakan metode
buah kelapa parutan. Virgin Coconut Oil (VCO) sangat kaya dengan kandungan
asam laurat (laurat acid) berkisar 50-70 %. Di dalam tubuh manusia asam laurat
antiprotozoa serta asam-asam lain seperti asam kaprilat, yang didalam tubuh
2012).
dengan bantuan ekstrak buah sirsak dan ultrasonografi kimia telah dilakukan oleh
sentrifugasi krim santan terhadap rendemen virgin coconut oil (VCO) dengan
rendemen sebesar 34%, kadar air 0,02 % dan asam lemak bebas 0,69 %. Hasil di
3
atas telah memenuhi standar SNI pada kriteria kadar air, namun pada kriteria yang
lain seperti asam lemak masih belum memenuhi standar yang ada.
metode sentrifugasi dengan kecepatan putaran 1500 rpm dan ekstrak buah sirsak
sebanyak 4 ml.
Pada penelitian sebelumnya yang diilakukan Mustafa, dkk, 2017 dan Yunita
Mulyadi A F, dkk, 2015 menyatakan bahwa pembuatan VCO terbaik selama ini
penelitian ini untuk meningkatkan rendemen pada pembuatan Virgin Coconut Oil
sentrifugasi kombinasi krim santan dan sari buah sirsak terhadap rendemen dalam
pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dan mengetahui kualitas produk VCO
Manfaat dari penelitian ini yaitu membuat produk VCO yang dikonsumsi
dan memberikan kontribusi bagi masyarakat Indonesia, dapat menjadi salah satu
4
masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah tanaman dalam family Palmae yang sangat
lazim ditemukan di daerah tropis. Beragam manfaat buah kelapa diperoleh dari
daging buah, air, sabut, tempurung, daun, dan batangnya. Bagian terpenting dari
kelapa adalah buahnya karena bagian tersebut dapat diolah menjadi berbagai
produk seperti kopra, dessicated coconut, santan kelapa, dan minyak kelapa
(Syah,2005).
Buah kelapa terdiri atas 28% daging buah dan 25% air buah. Daging buah
kelapa segar kaya akan lemak dan karbohidrat serta protein dalam jumlah cukup.
Lemak pada daging kelapa merupakan komponen terbesar kedua setelah air. Lemak
lemak daging buah kelapa segar bervariasi menurut pemanenan dan varietas
tanaman kelapa. Semakin tua umur buah, kandungan lemaknya semakin tinggi
(Syah, 2005).
2.1.1 Santan
Santan kelapa merupakan emulsi minyak dalam air dengan lapisan protein
minyak dengan satu lapisan tipis, sehingga butir – butir minyak tidak dapat
6
A.R., 2015).
Jika santan dibiarkan beberapa saat akan terpisah mejadi 2 fase, yaitu skim
dibagian bawah dank rim dibagian atasnya. Santan tersusun atas lemak (minyak),
protein dan gula (terutama sukrosa), garam – garam (terutama garam kalium)
(Setiaji, 1967).
Minyak kelapa merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa. Minyak
kelapa secara fisik berwujud cairan yang berwarna bening sampai kuning
kecoklatan. Di daerah tropis, minyak kelapa berbentuk cair pada suhu 26 – 35oC,
tetapi berubah menjadi lemak beku jika suhunya turun (Syah, 2005).
goreng, bahkan margarin, dan mentega putih. Sementara itu, pemanfaatan minyak
kelapa untuk keperluan non – pangan antara lain sebagai minyak lampu serta bahan
Warna minyak kelapa dipengaruhi oleh bahan dasar dan suhu selama proses
pengolahan. Pada pemrosesan suhu tinggi (100oC), daging buah kelapa yang
warna kecokelatan. Hal ini disebabkan, selama pengolahan terjadi reaksi antara
karbonil dari karbohidrat dan asam amino dari protein (Syah, 2005).
7
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
Kandungan asam lemak jenuh dalam minyak kelapa didominasi oleh asam
laurat dan asam miristat, sedangkan kandungan asam lemak lainnya lebih rendah.
Tingginya asam lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan miyak kelapa tahan
dipengaruhi oleh kandungan air dan varietas kelapa itu sendiri. Kandungan minyak
tertinggi terdapat pada bagian yang dekat dengan testa. Semakin ke tengah,
Sifat fisiko – kimia minyak kelapa meliputi kandungan air, asam lemak
bebas, warna, bilangan penyabunan, bilangan iod, dan bilangan peroksida yang
lebih rendah dibandingkan minyak kelapa biasa. Nilai kandungan air, bilangan
asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, dan bilangan peroksida minyak kelapa
(VCO) yang rendah menunjukkan bahwa produk ini lebih tahan terhadap
Minyak kelapa memiliki titik cair dan bilangan penyabunan yang lebih
tinggi serta bilangan iod yang lebih rendah dibandingkan minyak nabati lainnya.
Titik cair minyak ditentukan oleh beberapa factor sebagai berikut ( Syah, 2005).
2. Semakin banyak ikatan ganda pada asam lemak, semakin rendah titik cair
minyaknya.
9
Dalam proses pembuatan VCO tidak terlalu rumit, metode tradisional yang
digunakan nenek moyang kita dalam pembuatan VCO didapatkan secara turun
menurun. Namun, cara tradisional tersebut perlu dikembangkan agar kualitas VCO
yang dihasilkan lebih baik. Disamping teknologi yang diterapkan sangat sederhana,
bahan baku pun tersedia melimpah di Indonesia. Oleh karenanya pembuatan VCO
Kandungan kimia yang paling utama dalam sebutir kelapa yaitu air, protein
dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan protein sebagai
emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat atau
lebih yang sama, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah secara halus
atau merata di dalam zat yang lain (Wardani, 2007). Sementara yang dimaksud
emulsi tersebut. Dari ikatan tersebut protein akan mengikat butir-butir minyak
kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak akan bisa
Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah karena masih ada tegangan muka
protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Minyak kelapa (VCO) baru bisa
keluar jika ikatan emulsi tersebut dirusak (Setiaji dan Prayugo, 2006). Dalam buah
kelapa, minyak berada di dalam sel. Dinding sel ini terdiri atas beberapa komponen
1976). Untuk merusak emulsi tersebut banyak sekali cara, yaitu dengan
10
memilki kelebihan dan kekurangan. Namun, secara umum teknologi tersebut sangat
aplikatif.
Kelebihannya ialah VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak
mengalami proses pemanasan. Kandungan asam lemak dan anti oksidan di dalam
VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi. Tidak mudah tengik
karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah. Tidak membutuhkan biaya
tambahan yang terlalu mahal karena umumnya daun pepaya atau nanas dijual
dengan harga murah. Serta rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10
butir kelapa akan diperoleh sekitar 1.100 ml VCO. Sedangkan kekurangannya ialah
membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi protein untuk
Kelebihannya ialah berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa. Daya
membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Serta kandungan asam lemak rantai sedang
alat pengaduk. Dan membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa
Kelebihannya ialah berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa.
Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit. Serta tingkat ketengikan rendah dan
daya simpan lebih lama. Sedangkan kekurangannya ialah proses fermentasi lama
Kelebihan ialah menguapkan air di dalam minyak, sehingga kadar air berkurang.
kekurangannya ialah dalam waktu singkat dapat berubah menjadi tengik dan
merusak cita rasa, serta menjadi berwarna tua dan tidak menarik (Fajrin, 2012).
standar yang telah ditetapkan pengujian antara lain bilangan peroksida, bilangan
asam, kadar air, bilangan iod logam, serta pengujian warna dan bau minyak sampel.
Pengujian ini dilakukan agar minyak goreng masih memenuhi standar mutu minyak
Kriteria Uji
Satuan Mutu
Keadaan
Bau - Normal
Rasa - Normal
Asam Lemak
yang terdapat dalam minyak atau lemak.Bilangan asam yang besar menunjukkan
asam lemak bebas yang besar. Asam lemak ini berasal dari hidrolisa minyak
Makin tinggi bilangan asam maka makin rendah kualitasnya. Bilangan asam
yang tinggi akibat meningkatnya jumlah asam lemak bebas yang terdapat didalam
minyak goreng, akibat oksidasi dan akibat pemecahan ikatan rangkap asam lemak
(Ketaren,2005).
Kadar air merupakan salah satu parameter penentu mutu bahan. Kadar air
adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan
pada suatu bahan. Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan
bahan makanan. Untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan, sebagian air dalam
bahan harus dihilangkan dengan beberapa cara tergantung dari jenis bahan. Kadar
air pada minyak goreng harus dihilangkan agar kualitas dari minyak goreng tetap
terjaga dan daya tahan tetap terja karena semakin sedikit air dan kotoran dalam
Berat jenis adalah perbandingan berat dari volume minyak atau lemak
dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Cara ini dapat digunakan untuk
semua minyak dan lemak yang dicairkan. Alat yang digunakan untuk penentuan ini
2.4 Sirsak
lunak, isinya berwarna putih serta berbiji banyak, berwarna hitam, rasanya masam-
masam dan manis serta berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian
1000 m dari permukaan laut. Buah sirsak bukan buah sejati, yang ukurannya cukup
besar hingga 20-30 cm dengan berat mencapai 2,5 kg. Daging buah sirsak berwarna
putih dan memiliki biji berwarna hitam. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C,
vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Bijinya beracun, dan dapat
Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g), sehingga
sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non
volatil, terutama asam malat, asam sitrat, dan asam isositrat. Vitamin yang paling
dominan dalam buah sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg per 100 gram
daging buah. Kebutuhan vitamin C per orang per hari (yaitu 60 mg), telah dapat
dipenuhi hanya dengan mengkonsumsi 300 gram daging buah sirsak. Kandungan
15
vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan zat antioksidan yang sangat
baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta memperlambat proses penuaan
2.5 Sentrifugasi
yang densitasnya lebih tinggi dari pada pelarut turun (sedimentasi), dan partikel
yang lebih ringan mengapung ke atas. Perbedaan densitas yang tinggi, membuat
partikel bergerak lebih cepat. Jika tidak terdapat perbedaan densitas (kondisi
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder
yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak
menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang
16
berlawanan yang menuju arah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sampai Januari 2018. Tempat pengambilan sampel bahan baku berupa buah kelapa
menit
- Air 4 liter
- Kelapa parut 2 kg
- Rendemen VCO
7381:2008)
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Sentrifius
2. Cawan Petidris
3. Parutan Kelapa
4. Saringan Kelapa
5. Erlenmeyer
6. Gelas beaker
7. Kertas Saring
8. Neraca Digital
9. Buret
11. Oven
15. Spatula
17. Piknometer
19. Blender
2. Aquadest
3. Indikator Fenoftalein
4. Etanol 96%
5. NaOH 0,1 N
6. KOH 0,1 N
7. HCl 0,5 N
20
Buah Kelapa
Penyaringan
nhshPPenyarin
Pendiaman santan
Santan
selama 2 jam
Pemisahan
Skim krim dengan skim
Minyak
Penyaringan Ampas
8. Memisahkan krim santan dari air dengan melobangi bawah sisi plastik lalu
1. Menyiapkan sirsak dan mengupas kulit luar hingga terlihat daging buah
4. Menyaring buah sirsak yang sudah dihaluskan, hingga diperoleh sari buah
sirsak
4. Mendiamkan santan dan sari sirsak selama 24 jam agar kontak secara
maksimal
5. Memisahkan minyak kelapa murni tersebut dari air dan blondo dan
6. Perhitungan rendemen.
- Kadar Air
berat konstan.
selama 10 menit.
larutan phenolphtalein.
- Bilangan Penyabunan
dengan sempurna yaitu jika sudah diperoleh larutan yang bebas dari
butir-butir lemak.
aquadest.
- Berat Jenis
Analisa VCO
Asam Penyabunan
No Variasi (Menit) Rendemen Kadar Air Densitas
Lemak (mg KOH/g
(%) VCO (%) (Kg/m3)
Bebas (%) minyak)
1. 15 12 0,2589 0,19 234,49 862,65
2. 30 24,5 0,2219 0,29 239,49 860,26
3. 45 38,5 0,1958 0,30 249,14 856,83
4. 60 23 0,1899 0,49 253,43 856,51
5. 75 18,5 0,1802 0,58 260,28 856,08
Sumber: Data hasil analisa laboratorium (2019)
4.2 Pembahasan
dihasilkan
krim santan dengan bantuan sari buah sirsak terhadap rendemen dalam pembuatan
Virgin Coconut Oil VCO) dengan bahan baku kelapa hijau. Rendemen adalah
persentase rasio berat produk dengan berat bahan baku. Rendemen minyak kelapa
murni yang merupakan salah satu parameter yang diujikan pada penelitian ini.
25
45
40
35
30
Rendemen (%)
25
20
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu Sentrifugasi (menit)
terhadap waktu sentrifugasi krim santan. Dari gambar 4.1 tampak bahwa waktu
sentrifius, semakin banyak minyak yang dihasilkan. Hal ini disebabkan adanya
gaya sentrifugal pada proses sentrifugel minyak dengan berat jenis yang lebih
santan pada variasi waktu sentrifugasi 45 menit dengan kecepatan putar 1500 rpm
diperoleh hasil rendemen sebesar 38,5%. Pada waktu sentrifugasi 45 menit dengan
kecepatan putar 1500 rpm, ikatan antar minyak dan protein telah rusak sehingga
molekul – molekul minyak lebih mudah terpisah menjadi molekul yang lebih kecil.
Namun demikian, pada waktu sentrifugasi diatas 45 menit dengan kecepatan yang
sama rendemen minyak VCO yang dihasilkan berkurang yakni pada waktu
sentrifugasi 60 menit rendemen minyak VCO yang dihasilkan sebesar 23% dan
26
pada variasi waktu sentrifugasi 75 menit rendemen minyak VCO yang dihasilkan
sebesar 18%. Hal ini disebabkan karena waktu sentrifugasi diatas 45 menit tidak
pemisahan minyak kelapa dan blondo, hal ini disebabkan karena masih banhyak
minyak kelapa yang bercampur dengan blondo sehingga rendemen minyak kelapa
dihasilkan
Asam lemak bebas adalah asam yang dilepas ketika terjadi reaksi hidrolisa,
dihitung sebagai asam laurat dengan syarat standar SNI (7381:2008) yaitu
maksimal 0,2%. Hasil analisa asam lemak bebas dapat dilihat pada Gambar 4.2.
0.7
0.6
Asam Lemak Bebas (%)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu Sentrifugasi (menit)
Pada gambar 4.2 menunjukkan semua nilai asam lemak bebas untuk variasi
waktu sentrifugasi 15, 30, 45, 60, dan 75 menit adalah 0,19%, 0,29%, 0,30%,
0,49%, 0,58%, hanya pada variasi waktu 15 menit yang memenuhi standar SNI
(7381:2008). Dari gambar 4.2 terlihat bahwa persentase asam lemak bebas VCO
yang dihasilkan masih tinggi, hal ini disebabkan karena waktu yang digunakan
untuk pendiaman pada proses pemisahan VCO terlalu lama. Semakin lama waktu
fermentasi maka semakin tinggi asam lemak bebasnya yang terkandung dalam
VCO, hal ini disebabkan karena adanya enzim lipase yang berperan dalam
pembentukan asam lemak bebas. (Ngatemin, 2013). Keberadaan asam lemak bebas
265
Bilangan Penyabunan (mg/KOH)
260
255
250
245
240
235
230
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu Sentrifugasi (menit)
Pada gambar 4.3 menunjukkan semua nilai angka penyabunan pada Virgin
Coconut Oil (VCO) untuk variasi waktu sentrifugasi 15, 30, 45, 60, dan menit
penyabunan berbanding lurus dengan nilai asam lemak bebas . Nilai bilangan
penyabunan yang memenuhi SNI pada waktu sentrifugasi 45 menit yaitu 253,43
dan waktu sentrifugasi 75 menit yaitu 260,28 mg/KOH menurut SNI nilai standar
untuk bilangan penyabunan adalah 250-260 mg/KOH sedangkan variasi yang lain
rantai panjang yang menjadi asam lemak bebas penyusun VCO. Semakin panjang
rantai asam lemak semakin tinggi berat molekulnya, sehingga bilangan penyabunan
VCO rendah. Hal ini menunjukkan bahwa proses oksidasi minyak selama
penyaringan telah terjadi. Selama proses oksidasi berlangsung akan terbentuk gas-
gas CO2, senyawa aldehid, air dan asam-asam volatil yang merupakan asam-asam
volatil ini akan menguap sehingga yang tertinggal adalah asam lemak rantai
0.3
0.25
0.2
Kadar Air (%)
0.15
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu Sentrifugasi (menit)
Pada gambar 4.4 menunjukkan hasil Analisa kadar air untuk variasi 15, 30,
45, 60, dan 75 menit adalah 0,2589%, 0,2219%, 0,1958%, 0,1899%, 0,1802%. Nilai
kadar air yang belum memenuhi SNI pada variasi waktu sentrifugasi 15 menit yaitu
0,2589% dan variasi waktu sentrifugasi 30 menit yaitu 0,2219% SNI (7381:2008)
Dari gambar 4.4, menunjukkan bahwa kadar air semakin kecil dengan
sehingga semakin lama waktu sentrifugasi krim santan yang mengandung air
membentuk lapisan yang terpisah dengan minyak. Terdapatnya sejumlah air dalam
minyak atau lemak dapat mengakibatkan terjadinya reaksi hidrolisis. Minyak atau
lemak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi ini akan
pada minyak tersebut (Ketaren, 2005). Semakin besar kadar air dalam minyak,
30
maka minyak makin rentan mengalami kerusakan. Trigliserida dalam lemak akan
terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak karena adanya asam, basa, enzim.
Proses hidrolisis mudah terjadi pada bahan dengan kadar air yang besar. VCO
Massa jenis adalah perbandingan berat volume minyak atau lemak pada
suhu 25oC dengan berat air pada volume dan suhu yang sama.
863
862
861
Densitas (kg/m3
860
859
858
857
856
855
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu Sentrifugasi (menit)
Pada gambar 4.5 menunjukkan nila densitas untuk variasi waktu sentrifugasi
15, 30, 45, 60, dan 75 menit adalah 862,65 kg/m3; 860,26 kg/m3; 856,83 kg/m3;
Virgin Coconut Oil (VCO) belum memenuhi standar mengacu SNI (7381:2008)
penelitian ini memiliki bau yang normal (tidak tengik), dan warna yang normal
BAB V
5.1 Kesimpulan
menit dengan hasil analisa rendemen VCO 41,5 %, asam lemak bebas 0,16%, kadar air
5.2 Saran
belimbing. Diperlukan memperhatikan kelapa pada saat pemerasan krim santan agar tetap
higienis
32
DAFTAR RUJUKAN
Alamsyah AN. 2005. Mengenal lebih dekat : Virgin coconut oil. Jakarta: Agromedia
Pustaka. Cet-1
Anonim. http://dayatmbojo.blogspot.com/2016/10/makalah-ilmiah-buah-sirsak.html
diakses pada 17 September 2018 21:08 WITA
Critianti L., Adi H.R., 2009. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Minyak Kelapa Murni
(Virgin Coconut Oil) Menggunakan Fermentasi Ragi Tempe. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
Fajrin, Erin. 2012. Penggunaan Enzim Bromelin pada Pembuatan Minyak Kelapa (Cocos
Nucifera) secara Enzimatis. Makasar : Fakultas Pertanian. Universitas
Hasanuddin
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI Press)
Mustafa, dkk. 2017. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Parut Kelapa
Terkombinasi dengan Bantuan Ekstrak Buah Sirsak dan Ultrasonografi Kimia.
Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda
Nurhapsari, T & Welasih, T. 2013. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Metode
Sentrifugasi. UPN Veteran Jatim.
Setiaji, B, Prayugo S. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Jakarta: Penebar Swadaya
Suastuti. 2009. Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak Kelapa yang dibuat dengan
Cara Tradisional dan Fermentasi. Universitas Udayana
Sulastri, S. 2008. Pemanfaatan Protease Dari Akar Nanas Pada Proses Pembuatan
Virgin Coconut Oil(VCO). Bandung : Institut Teknologi Bandung
33
Wardani I.E., 2007. Uji Kualitas VCO Berdasarkan Cara Pembuatan dari Proses
Pengadukan Tanpa Pemancingan dan Proses Pengasukan dengan
Pemancingan. Semarang:Universitas Negeri Semarang
Lampiran
35
LAMPIRAN
Perhitungan :
1. Menentukan Rendemen Minyak Kelapa Murni (VCO) Contoh pada
waktu sentrifugasi 45 menit
Diketahui :
Volume krim santan: 200 ml
Volume VCO yang dihasilkan: 83 ml
Ditanyakan :
Berapa Rendemen (%) yang dihasilkan?
Jawab :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑉𝐶𝑂 (𝑚𝑙)
Rendemen (%) = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑟𝑖𝑚 (𝑚𝑙)
83 𝑚𝑙
= x 100%
200 𝑚𝑙
= 41,5%
2. Analisa Hasil
a. Kadar Air
Diketahui :
Ditanyakan :
82,1643 g− 82,1191 g
= x 100 %
82,1643 g
36
= 0,055%
Diketahui :
Ditanyakan :
Jawab :
= 0,19 %
c. Angka Penyabunan
Diketahui :
Ditanyakan :
Jawab :
37
d. Densitas
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
= 9,6510 gram
9,66510 g
= 0,995735 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
= 9,6923 cm3
Massa minyak VCO = massa pikno + VCO (g) – massa pikno kosong (g)
= 27,2692 g – 18,3824 g
= 8,8868 gram
38
8,8868 gram
= 9,6923 cm3
= 0,9169 gram/cm3
= 916,9 Kg/m3