PELARUT-PELARUT ORGANIK
Oleh:
Yuniar Dwi Lestari / 652015017
Florensia Dwi Rahmawati / 652015022
TUJUAN
1. Menentukan pelarut polar dan non polar
2. Menentukan senyawa polar dan non polar
Bahan
- n-heksana
- Aseton
- Etanol
- Formaldehida
- Sikloheksana
- Diklormetan
- Kloroform
- Etil asetat
- Naftalen
- Sukrosa
- Aquades
- Asam benzoat
Data fisik
CARA KERJA
A. Pengukuran Titik Didih
1. Dipilih 2 pelarut dari 8 pelarut yang tersedia yaitu: etanol dan formaldehid
2. Pelarut didihkan dalam waterbath
3. Diukur titik didih dari masing-masing pelarut dengan menggunakan thermometer lalu
dibandingkan dengan nilai pada literatur
B. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Air (untuk semua pelarut yang tersedia)
1. Diteteskan sebanyak 5 tetes pelarut yang akan diuji ke dalam tabung reaksi yang
berisi ± 1 ml air.
2. Tabung reaksi digoyang-goyangkan serta diamati apakah pelarut tersebut bercampur
dengan air atau tidak.
3. Jika pelarut tidak bercampur dengan air dan ditandai dengan pemisah pada larutan
tersebut, maka tabung reaksi dipanaskan selama beberapa detik. Kemudian diamati
lagi apakah pelarut tersebut bercampur dengan air apa tidak. Jika masih terdapat
pemisah pada larutan, maka pelarut tersebut tidak larut dalam air.
C. Uji Kelarutan Senyawa Organik
1. Disiapkan 9 tabung reaksi dan masing-masing tabung reaksi dimsukkan seujung
spatula naftalen
2. Diteteskan 1 pipet tetes pelarut ke dalam tabung reaksi tersebut kemudian dikocok
dan diamati apakah senyawa tersebut larut atau tidak (setiap tabung diberi pelarut
yang berbeda)
3. Jika senyawa di dalam tabung reaksi tersebut tidak larut, maka dilakukan pemanasan
selama beberapa detik. Diamati apakah senyawa tersebut larut atau tidak.
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 menggunakan senyawa sukrosa
5. Ulangi langkah 1 sampai 3 menggunakan senyawa asam benzoat
HASIL PENGAMATAN
A. Eksperimen Pengukuran Titik Didih
1. Etanol 70 oC 78,5oC
2. Formaldehide 89oC 96oC
PEMBAHASAN
711
x96 0 C 89,8 0 C
760
Selain itu pemanasan yang dilakukan pada suhu tinggi menyebabkan tekanan pada
waterbath maupun tabung reaksi yang berisi pelarut yang diuji menjadi besar. Hal
tersebut dapat mempengaruhi titik didih yang terjadi lebih awal dari titik didih pada
literature.
KESIMPULAN
1. Pelarut yang bersifat polar adalah etanol, aseton, formaldehid, dan etil asetat.
Sedangkan pelarut yang bersifat non polar adalah n-heksan, sikloheksan, kloroform
dan diklormetan.
2. Senyawa yang bersifat polar adalah sukrosa dan asam benzoat, sedangkan yang non
polar adalah naphthalene.
JAWAB PERTANYAAN
1. Jelaskan pelarut polar dan non polar dan contohnya dari yang dipraktikumkan
2. Beri contoh masing-masing 1 buah kegunaan pelarut polar dan non polar dalam dunia
industri beserta penjelasannya
Jawab :
1. Contoh pelarut Non Polar yaitu
Percobaan II : Heksana, Sikloheksana, Diklorometana, dan Kloroform
Percobaan III :
Sukrosa : Heksana, Aseton, Formaldehida, Sikloheksana, Diklorometana,
Kloroform dan Etil Asetat
Napthalene : Formaldehida
Pelarut diatas merupakan Non Polar karena larutannya tidak larut dalam air maupun
pelarut polar lain. Jadi pelarut non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi
karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir
sama.
Contoh Pelarut Polar yaitu
Percobaan II : Aseton, Etanol,Formaldehida, dan Etil Asetat
Percobaan III :
Sukrosa : Akuades
Asam Benzoat : Heksana, Asetn, Etanol, Formaldehid, Sikloheksana,
Diklorometana, Kloroform, Etil Asetat, dan Auades
Napthalene : Heksana, Etanol, Sikloheksana, Diklorometana, Kloroform, Etil
Asetat, dan Akuades
Pelarut diatas merupakan Polar karena larutannya Larut dalam air maupun pelarut
polar lainnya. Jadi pelarut polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Sukrosa : Etanol
Napthalene : Aseton
2. Salah Satu pelarut Non Polar yaitu Heksana. Dalam keadaan standar senyawa ini
merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Dalam industri, heksana
digunakan dalam formulasi lem untuk sepatu, produk kulit, dan pengatapan. Heksana
juga digunakan untuk mengekstrak minyak masak dari biji-bijian, untuk pembersihan
dan penghilang gemuk, dan produksi tekstil.
Sedangkan Salah satu pelarut Polar yaitu HCl adapun salah satu kegunaannya yaitu
Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak
besi oksida dari besi atau baja.
Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk
pembuatan plastik polyvinyl chloride atau PVC.
HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium
chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan
flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.