Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK II

PELARUT-PELARUT ORGANIK

Oleh:
Yuniar Dwi Lestari / 652015017
Florensia Dwi Rahmawati / 652015022

Program Studi Kimia


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
Nama/Nim : Yuniar Dwi Lestari / 652015017
Florensia Dwi Rahmawati / 652015022
Tanggal Praktikum : 16 September 2016
Judul : PELARUT-PELARUT ORGANIK

TUJUAN
1. Menentukan pelarut polar dan non polar
2. Menentukan senyawa polar dan non polar

ALAT, BAHAN DAN DATA FISIK


 Alat
- Tabung reaksi - Pipet tetes
- Spatula - Waterbath
- Rak tabung reaksi - Pembakar Bunsen
- Termometer
- Kaki tiga

 Bahan
- n-heksana
- Aseton
- Etanol
- Formaldehida
- Sikloheksana
- Diklormetan
- Kloroform
- Etil asetat
- Naftalen
- Sukrosa
- Aquades
- Asam benzoat
 Data fisik

Pelarut Mw (g/mol) Bp (°C) Mp (°C) d (g/cm3) Sifat khas


- Tidak berwarna
- Mudah menguap
n-heksana 86,18 69 -95 0,660 - Mudah terbakar
- Kelarutan dalam alkohol, eter,
kloroform
- Tidak larut dalam air
- Tidak berwarna
- Mudah menguap
Aseton 58,08 56,5 -94,5 0,788 - Mudah terbakar
- Kelarutan dalam air, alkohol,
eter, kloroform, benzene
- Dibentuk dari fermentasi
- Tidak berwarna
- Mudah menguap
- Mudah terbakar
Etanol 46,07 78,5 -114,3 0,798 - Kelarutan dalam air, etanol,
benzene
- Dibentuk dari fermentasi
tepung, gula dan karbohidrat
lain
- Tidak berwarna
Formaldehida 30,03 96 -92 1,085 - Mudah terbakar
- Sangat reaktif
- Kelarutan dalam alkohol, eter,
benzena
- Tidak berwarna
Sikloheksana 84,16 83 -80,7 0,7785 - Mudah terbakar
- Kelarutan dalam alkohol, eter,
benzena
- Tidak larut dalam air
- Tidak berwarna
- Mudah menguap
Diklormetan 84,94 39,75 -95 1,3255 - Tidak mudah terbakar
- Kelarutan dalam alkohol, etana
- Ketika dicampur dengan air
tidak meledak
- Kelarutan dalam alkohol,
Kloroform 119,39 61,7 -63,5 1,484 benzene, eter, CCl4
- Sedikit larut dalam air
- Jernih
- Mudah menguap
Etil asetat 88,10 77 -83 0,9003 - Mudah terbakar
- Kelarutan dalam air, alkohol,
eter, kloroform
- Mudah menguap
Naphtalene 128,16 217,9 80,2 0,9628/1,162 - Tidak larut dalam air
- Kelarutan dalam benzene,
alkohol, etana
Sukrosa 342,30 - 186 1,587 - Larut dalam air
Asam 122,12 249,13 122,4 1,312 - Berupa padatan putih
Benzoat - Kelarutan dalam etanol, alkohol,
benzena, aseton, kloroform

CARA KERJA
A. Pengukuran Titik Didih
1. Dipilih 2 pelarut dari 8 pelarut yang tersedia yaitu: etanol dan formaldehid
2. Pelarut didihkan dalam waterbath
3. Diukur titik didih dari masing-masing pelarut dengan menggunakan thermometer lalu
dibandingkan dengan nilai pada literatur
B. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Air (untuk semua pelarut yang tersedia)
1. Diteteskan sebanyak 5 tetes pelarut yang akan diuji ke dalam tabung reaksi yang
berisi ± 1 ml air.
2. Tabung reaksi digoyang-goyangkan serta diamati apakah pelarut tersebut bercampur
dengan air atau tidak.
3. Jika pelarut tidak bercampur dengan air dan ditandai dengan pemisah pada larutan
tersebut, maka tabung reaksi dipanaskan selama beberapa detik. Kemudian diamati
lagi apakah pelarut tersebut bercampur dengan air apa tidak. Jika masih terdapat
pemisah pada larutan, maka pelarut tersebut tidak larut dalam air.
C. Uji Kelarutan Senyawa Organik
1. Disiapkan 9 tabung reaksi dan masing-masing tabung reaksi dimsukkan seujung
spatula naftalen
2. Diteteskan 1 pipet tetes pelarut ke dalam tabung reaksi tersebut kemudian dikocok
dan diamati apakah senyawa tersebut larut atau tidak (setiap tabung diberi pelarut
yang berbeda)
3. Jika senyawa di dalam tabung reaksi tersebut tidak larut, maka dilakukan pemanasan
selama beberapa detik. Diamati apakah senyawa tersebut larut atau tidak.
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 menggunakan senyawa sukrosa
5. Ulangi langkah 1 sampai 3 menggunakan senyawa asam benzoat
HASIL PENGAMATAN
A. Eksperimen Pengukuran Titik Didih

Nama pelarut Hasil pengamatan (Bp) Bp Literature (oC)

1. Etanol 70 oC 78,5oC
2. Formaldehide 89oC 96oC

B. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Air


Kemampuan bercampur
Pelarut
Suhu kamar Pemanasan
1. Hexan Tidak larut Tidak larut
2. Aseton Larut -
3. Etanol Larut -
4. Formaldehida Larut -
5. Sikloheksana Tidak larut Tidak larut
6. Diklormetan Tidak larut Tidak larut
7. Kloroform Tidak larut Tidak larut
8. Etil asetat Larut -

C. Uji Kelarutan Senyawa Organik


Sampel Sukrosa Asam Benzoat Naphtalene
Suhu Suhu Suhu
Pemanasan Pemanasan Pemanasan
Pelarut kamar kamar kamar
1. n-heksana Tidak Tidak
Tidak larut Larut Larut -
larut larut
2. Aseton Tidak 1/2
Tidak larut Larut - ½ Larut
larut larut
Tidak Larut Tidak
3. Etanol Larut - Larut
larut sebagian larut
Tidak Tidak Tidak
4. Formaldehid Tidak larut Larut Tidak larut
Larut larut larut
Tidak Tidak
5. Sikloheksana Tidak larut Larut Larut -
larut larut
Tidak
6. Diklormetan Tidak larut Larut - Larut -
larut
Tidak
7. Kloroform Tidak larut Larut - Larut -
larut
Tidak
8. Etil asetat Tidak larut Larut - Larut -
larut
Tidak Tidak Tidak
9. Aquades Larut Larut Larut
larut larut larut

PEMBAHASAN

I. Percobaan I : Pengukuran Titik Didih


Pada percobaan ini, pelarut yang digunakan dalam percobaan pengukuran titik didih
adalah etanol dan formaldehide. Nilai Bp etanol pada literature adalah 78,5oC sedangkan
pada hasil percobaan sebesar 70oC. Pada formaldehide nilai Bp pada literature adalah
96oC sedangkan pada hasil percobaan sebesar 89oC. Hasil yang didapat dari percobaan
dengan nilai yang tertera pada literature memiliki perbedaan, perbedaan ini terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara laboratorium dengan tekanan udara pada literature.
Ppraktek
xBpliterat ure
Bp percobaan (formaldehide) = 760

711
 x96 0 C  89,8 0 C
760

Selain itu pemanasan yang dilakukan pada suhu tinggi menyebabkan tekanan pada
waterbath maupun tabung reaksi yang berisi pelarut yang diuji menjadi besar. Hal
tersebut dapat mempengaruhi titik didih yang terjadi lebih awal dari titik didih pada
literature.

II. Percobaan II : Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Air


Pada percobaan ini digunakan 8 pelarut yaitu Heksana, Aseton, Etanol,
Formaldehida, Sikloheksana, Diklorometana, Kloroform, dan Etil Asetat yang kemudian
pelarut tersebut masing-masing dicampurkan dengan air. Dari percobaan ini
menunjukkan bahwa Heksana, Sikloheksana, Diklorometana, dan Kloroform merupakan
non polar karena tidak larut dalam air. Sedangkan Aseton, Etonal, Formaldehida dan Etil
Asetat merupakan Polar karena larut dalam air. Hal ini sesuai dengan teori, dimana beda
keelektronegatifan pada masing-masing atomnya rendah, atau dapat juga dilihat dari
konstanta dielektriknya.
Dalam percobaan ini berlaku sistem “ Like dissolves like” artinya “ senyawa organik
akan larut dalam pelarut yang sifatnya sejenis. Jadi pelarut polar akan melarutkan
senyawa polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar.
Air adalah pelarut polar, oleh karena itu pelarut yang dapat bercampur dengan air
merupakan pelarut polar juga, walaupun tingkat kepolarannya dapat lebih tinggi atau
lebih rendah. Sebaliknya, pelarut yang tidak dapat bercampur dengan air merupakan
pelarut non polar.

III. Percobaan III : Uji Kelarutan Senyawa Organik


Percobaan uji kelarutan senyawa organik ini menggunakan 3 senyawa yaitu asam
benzoat, sukrosa dan naftalene. Pada senyawa asam benzoat menunjukkan hasil asam
benzoat dapat larut pada aseton , etanol, diklormetan, kloroform dan etil asetat pada suhu
kamar. Hasil ini sesuai dengan teori yang ada, karena asam benzoat merupakan senyawa
polar sehingga dapat larut pada aseton , etanol, diklormetan, kloroform dan etil yang
juga bersifat polar. Sedangkan pada pelarut heksana, formaldehide dan sikloheksan,
asam benzoat tidak larut karena pelarut bersifat polar. Setelah dilakukan pemanasan,
didapatkan bahwa asam benzoat dapat larut dalam semua pelarut yang disediakan.
Pada senyawa sukrosa, diperoleh hasil bahwa sukrosa dapat larut dalam formaldehide
pada suhu ruang. Namun seharusnya sukrosa juga dapat larut dalam aseton, etanol dan
etil asetat karena sama-sama berdifat polar. Saat dipanaskan, senyawa sukrosa tidak larut
dalam semua pelarut. Ini dapat terjadi karena sukrosa yang digunakan berbentuk kristal
yang tidak mudah larut dan jumlah senyawa sukrosa yang diambil terlalu banyak
sehingga campuran tersebut menjadi jenuh.
Pada suhu kamar naphthalene (non polar) dapat larut dalam aseton, n-heksan,
kloroform, diklormetan, sikloheksan dan etil asetat, tetapi tidak larut dalam etanol,
formalin.Setelah dipanaskan, naphthalene larut dalam pelarut etanol namun tidak larut
pada pelarut formaldehide.
Pada percobaan dilakukan pemanasan dalam uji kelarutan pelarut organik dalam air
maupun uji kelarutan senyawa organik yang bertujuan untuk mempercepat reaksi
sehingga tumbukan antar molekul semakin besar dan untuk menurunkan energi aktivasi
(energi aktivasi adalah energi yang harus dilampaui untuk terjadinya suatu reaksi.

KESIMPULAN

1. Pelarut yang bersifat polar adalah etanol, aseton, formaldehid, dan etil asetat.
Sedangkan pelarut yang bersifat non polar adalah n-heksan, sikloheksan, kloroform
dan diklormetan.
2. Senyawa yang bersifat polar adalah sukrosa dan asam benzoat, sedangkan yang non
polar adalah naphthalene.

JAWAB PERTANYAAN

1. Jelaskan pelarut polar dan non polar dan contohnya dari yang dipraktikumkan
2. Beri contoh masing-masing 1 buah kegunaan pelarut polar dan non polar dalam dunia
industri beserta penjelasannya
Jawab :
1. Contoh pelarut Non Polar yaitu
 Percobaan II : Heksana, Sikloheksana, Diklorometana, dan Kloroform
 Percobaan III :
Sukrosa : Heksana, Aseton, Formaldehida, Sikloheksana, Diklorometana,
Kloroform dan Etil Asetat
Napthalene : Formaldehida
Pelarut diatas merupakan Non Polar karena larutannya tidak larut dalam air maupun
pelarut polar lain. Jadi pelarut non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi
karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir
sama.
Contoh Pelarut Polar yaitu
 Percobaan II : Aseton, Etanol,Formaldehida, dan Etil Asetat
 Percobaan III :
Sukrosa : Akuades
Asam Benzoat : Heksana, Asetn, Etanol, Formaldehid, Sikloheksana,
Diklorometana, Kloroform, Etil Asetat, dan Auades
Napthalene : Heksana, Etanol, Sikloheksana, Diklorometana, Kloroform, Etil
Asetat, dan Akuades

Pelarut diatas merupakan Polar karena larutannya Larut dalam air maupun pelarut
polar lainnya. Jadi pelarut polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.

Contoh Pelarut Semi Polar :

Sukrosa : Etanol

Napthalene : Aseton

2. Salah Satu pelarut Non Polar yaitu Heksana. Dalam keadaan standar senyawa ini
merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Dalam industri, heksana
digunakan dalam formulasi lem untuk sepatu, produk kulit, dan pengatapan. Heksana
juga digunakan untuk mengekstrak minyak masak dari biji-bijian, untuk pembersihan
dan penghilang gemuk, dan produksi tekstil.

Penggunaan laboratorium khas heksana ialah untuk mengekstrak kontaminan minyak


dan lemak dari air dan tanah untuk analisis. Karena heksana tidak dapat
dideprotonasikan dengan mudah, maka ia digunakan di laboratorium untuk reaksi-
reaksi yang melibatkan basa sangat kuat, seperti pembuatan organolitium, misalnya
Butillitium secara khas disuplai sebagai larutan heksana.

Sedangkan Salah satu pelarut Polar yaitu HCl adapun salah satu kegunaannya yaitu
Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak
besi oksida dari besi atau baja.
Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk
pembuatan plastik polyvinyl chloride atau PVC.
HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium
chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan
flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.

Anda mungkin juga menyukai