Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

INOVASI HANDSANITIZER ALAMI DARI EKSTRAK DAUN WARU


(Hibiscus tiliaceus)

GUNA MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19

BIDANG KEGIATAN:
PKM- KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
MeidaMaharani/ Ketua (219050 /Angkatan 2019)
Eva Dewi Lestari/ Anggota 1 (219042 /Angkatan 2019)
Mega Yunita/ Anggota 2 (219051 / Angkatan 2019)
Alan Krisna / Anggota 3 ( 219053 / Angkatan 2018)

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA


SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona
adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020)
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang
yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat
dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci
tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika
batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan
hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang
menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu,
menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di
fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Kemenkes, 2020).
Kebiasaan mencuci tangan menjadi hal yang penting dalam usaha
menjaga kebersihan tangan. Namun, sulitnya keberadaan air dan sabun
terkadang menjadi kendala utama dalam mencuci tangan sehingga
menimbulkan rasa malas untuk mencuci tangan. Salah satu solusinya adalah
dengan menggunakan gel antiseptik tangan (hand sanitizer) sebagai alternatif
karena penggunaannya yang praktis.
Hand sanitizer merupakan sediaan gel atau cair dengan berbagai
kandungan yang efektif cepat membunuh organisme yang ada di kulit tangan
(Benjamin, 2010). Namun, hand sanitizer yang sudah beredar sampai
sekarang ini mempunyai bahan dasar pembuatnya yang mengandung alkohol
dalam formulanya sebagai bahan antiseptik atau desinfektan. Penggunaan
alkohol memiliki keterbatasan diantaranya tidak boleh digunakan pada bagian
kulit yang terluka dan pemakaian berulang dapat menimbulkan kekeringan
dan iritasi kulit (Dyer, Gerenraich and Wadhams 1998). Sedangkan hand
sanitizer selalu diperlukan setiap saat dan dalam pemakaian berulang.
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan, maka
mencuci tangan menjadi suatu kebutuhan. Namun realitanya masih banyak
orang yang malas melakukannya. Dari hal inilah Haru (handsanitizer daun
waru) hadir dengan memberikan solusi pembersih tangan berupa produk
handsanitizer dalam bentuk gel yang mengandung bahan aktif dari ekstrak
daun waru yang berperan sebagai antibacterialagent yang efektif membunuh
bakteri patogen.
Waru (Hibiscus tiliaceus L.) termasuk pada suku kapas-kapasan
(Malvaceae), juga dikenal sebagai waru laut, atau dadap laut (Pontianak).
Waru yang masih satu marga dengan bunga sepatu ini merupakan tumbuhan
asli dari daerah tropika yang banyak tumbuh di daerah Pasifik Barat. Namun
saat ini telah tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan
berbagai nama: hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus,
Tewalpin, Sea Hibiscus, atau Coastal Cottonwood dalam bahasa Inggris. Daun
waru laut mengandung senyawa saponin, flavonoid, polifenol dan tannin
(Kinho, dkk. 2011). Polifenol dan turunannya banyak dikenal memiliki efek
anti bakteri (Gunawan, dkk. 2010).
Melimpahnya jumlah pohon waru yang ada di Indonesia termasuk
didaerah Semarang, Jawa Tengah, mendorong penulis untuk menciptakan
produk kebersihan tepat guna berbahan daun waru. Pemanfaatan ekstrak daun
waru sebagai anti bacterial agent yang memiliki nilai ekonomis tinggi, mudah
didapat, serta merupakan bahan alami, menjadikan “Haru” lebih aman
digunakan dalam jangka panjang karena dapat menekan penggunaan alkohol
70%-96%. Hal ini disebabkan alkohol dapat menyebabkan gangguan
kesehatan seperti iritasi dan dehidrasi kulit(Larson, 2005), serta tidak efektif
membunuh bakteri E.coli yang menjadi penyebab utama terganggunya
kesehatan manusia (Dina N, 2007). Dengan adanya pernyataan tersebut
diharapkan masyarakatdapat menjadi costumer yang lebih cermat dan selektif
dalam memilih produk hand sanitizer yang aman dalam pengunaanya.
Pembuatan “Haru” diawali dengan mengektrak daun waru menggunakan
metode maserasi. Ekstrak antibacterial agent dari daun waru kemudian di
kombinasikan denganVit-E, Triethanolamine (TEA),Gliserin,dan bahan lainya
yang dapat mencegah pertumbuhan kuman dan mengurangi efek buruk bagi
kesehatan kulit, setelah itu diberikan varian aroma agar lebih menarik.
Sebelum dipasarkan, “Haru” akan diuji dengan mengedepankan prinsip Total
Quality Control yangbaik meliputi uji efektivitas antibakteri,
Organoleptis,Homogenitas, Konsistensi dan berbagai faktor pendukung lain
yang dapat menjamin keamanan mutu produk sebelum sampai ketangan
konsumen. Sistem penjualan yang kami lakukan dibagi menjadi dua, yaitu
edukasi dan menjual handsinitizer secara langsung maupun tidak langsung.
Dimulai dari lingkungan kampus Politeknik Katolik Mangunwijaya,UKM
(Usaha Kecil dan Menengah), apotek, puskesmas, swalayan, hingga rumah
sakit. Penjualan secara edukasi merupakan penjualan dengan memberikan
sampel “Haru” langsung kepada konsumen serta penjelasan tentang
keunggulan “Haru” di banding handsinitizer yang telah beredar dipasaran,
sedangkan menjual ke UKM, Apotek, Swalayan, dan Toko Alat Kesehatan
dilakukan dengan sistem pemasaran secera luas. Produk ini juga akan
dipublikasikan menggunakan leaflet, brosur, serta media online yang
membantu menaikkan citra produk di mata konsumen serta mempermudah
dalam transaksi pembelian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:
a. Bagaimana cara menciptakan produk pembersih tangan dengan
memanfaatkan ekstrak daun waru sebagai kekayaan alam yang melimpah
dan ekonomis?
b. Bagaimana cara memformulasikan “Haru” agar menjadi handsanitizer
yang aman dan efektif membunuh kuman, namun tidak membahayakan
kesehatan pengguna?
c. Apakah “Haru” dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan pekerjaan
baru untuk mahasiswa mandiri dan masyarakat luas?

1.3 Tujuan Kegiatan


a. Menciptakan inovasi trend produk handsanitizer dengan memanfaatkan
kekayaan alam yang melimpah seperti daun waru sebagai antibacterial
agent yang lebih aman, efektif, dan ekonomis
b. Memasarkan “Haru” dengan sistem Market Orientation dengan
mengedepankan kebutuhan konsumen, sehingga dapat menjadikan “Haru”
produk unggul dimata masyarakat luas
c. Membuka peluang usaha bagi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur
muda

1.4 Manfaat Kegiatan


1.4.1 Bagi mahasiswa pengusul
Bagi mahasiswa pengusul program ini merupakan peluang untuk
mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam menggeluti bidang
enterpreuner dengan memanfaatkan kekayaan alam melimpah, terlebih ini
juga merupakan bentuk pengabdian ilmu mahasiswa teknik kimia pada
umumnya. Diharapkan program ini mampu berjalan secara kontinyu dan
produk handsanitizer “Haru” dapat menghasilkan profit yang baik.

1.4.2 Bagi konsumen


Bagi konsumen produk ini merupakan jawaban, bahwa hidup sehat
dapat dimulai dengan kepedulian terhadap pemanfaatan bahan alam, selain
murah “Haru” juga ramah terhadap lingkungan karena memanfaatkan
bahan baku dari alam.

1.5 Luaran Penelitian


a. Terciptanya ruang bagi mahasiswa agar berpikir kreatif dan inovatif
sertaselalu meng-upgrade skill dalam berwirausaha
b. Menciptakan peluang usaha bagi masyarakat daerah Semarang, Jawa
Tengah dalam pemanfaatan ketersediaan pohon waru yang melimpah.
c. Terciptanya handsanitizer alamis ebagai pengganti hand sanitizer berbasis
bahan kimia berbahaya yang selama ini digunakan masyarakat.
d. Terciptannya produk unggulan dalam negeri yang berdaya saing global.

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1. Gambaran Usaha


Inti dari usaha produksi hand sanitizer “Haru” ini adalah untuk
memperkenalkan tanaman waru sebagai bahan alam melimpah
yang ekstraknya dapat digunakan sebagai antibakterial agent
dalam pembuatan Haru. Tentunya dengan perlakuan khusus dan
penguasaaan teknologi yang baik, sehingga dapat menjadikan
Haru sebagai hand sanitizer yang memiliki nilai jual tinggi.

2.2 Pangsa Pasar


Pangsa pasar disini adalah dari kalangan masyarakat pada
umumnya, terutama rumah sakit, puskesmas, apotik, swalayan dan
ditempat pariwisata yang jauh dari sumber air bersih. Bahan dan
proses yang alami menggunakan ekstrak daun waru sebagau
antibacterial agents dengan harga yang relatif murah
menjadikan produk hand sanitizer “Haru” sebagai pemenuh
kebutuhan dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat.

2.3 Diferensiasi
Dengan mengembangkan strategi pemasaran bersifat Market
Orientation dalam skala kecil maupun besar, serta dengan adanya
upaya untuk menciptakan mitra kerja dalam komunitas bisnis, maka
secara tidak langsung masyarakat akan mengetahui dan berinisiatif
untuk mencoba, terlebih jika sudah menjadi bahan sediaan baku
dalam rumah sakit, puskesmas dan apotik yang dapat menjadikan
hand sanitizer Haru produk primer unggulan.

2.4 Kompetitor
Untuk persaingan pasar, produk-produk hand sanitizer semakin
marak beredar dipasaran, dari merk ternama dari dalam hingga luar
negeri saling merebut gelar menduduki peringkat pertama hand
sanitizer kebanggan masyarakat. Namun dari banyaknya hand
sanitizer yang menggunakan komposisi yang mengacu pada
penggunaan bahan kimia komersial saja tentu belum tentu dapat
membantu menjawab akan kebutuhan hidup sehat.

Wirausaha ini sangat menjanjikan dan lebih berpeluang untuk


sukses karena keuntungan (profit) yang didapat relatif besar
dengan kuantitas penjualan produk yang relatif kecil. Adapun
rincian keuntungan sebagai berikut:

1. Harga Unit Produksi


Analisis Biaya Produksi :
Basis produksi 50 Liter hand sanitizer/ batch (bulan)
Bahan baku :
 Daun waru 10 Kg = Rp 30.000
 Air 10.500 / m3= Rp 24.500
 Aquadest 92 Liter = Rp 138.000
 Parfum 0.025 Liter = Rp 13.875
 Gliserol 0.5 Liter = Rp. 23.500
 Propilen Ethylen Glikol 5 Liter = Rp 221.250
 Propilen Glikol 0.5 Liter = Rp 12.400
 Ethanol 96% 20.8 Liter = Rp 764.400
 Triethanolamine (TEA) 0.25 Liter = Rp 16.250
 Tokoferil Asetat (Vit.E) 2.5 Liter = Rp 150.000
 Carbomer 940 0.25 Kg = Rp 6.250
 Tenaga Kerja 1 orang = Rp 200.000
 Kemasan dan Biaya pemasaran = Rp 50.000
Total Produksi / 50 Liter = Rp 1.650.425,-

Harga unit produksi diperoleh dari perbandingan antara biaya total


produksi dengan total unit yang diproduksi. Adapun harga unit
produksi dan harga jual tiap unit 50 ml/ botol sebagai berikut:

Harga unit produksi = Rp 1.650.425,-/ 1000 botol


= Rp 1.650, 425/botol

Harga jual tiap unit = Rp 4.500,-/botol

2. Perolehan Profit
Perolehan profit wirausaha ini didapat dengan menghitung selisih
antara harga jual produk/botol dengan harga produksi/botol. Jadi
dengan 1000 botol produk yang dibuat mampu menghasilkan profit
usaha sebesar :

Profit usaha = (Rp 4.500,- – Rp 1.650, 425) x 1000


= Rp 2.849.575,

Presentase laba tiap unit :


= [(harga jual – harga produksi) / harga produksi] x 100%
= [(Rp 4.500,- – Rp 1.650, 425) / Rp. 1.650, 425] x 100%
= 172,66 % per-botol

3. Perhitungan BEP
Perhitungan BEP diperoleh dengan membagi total biaya produksi
dengan harga jualnya.
BEP (Break Event Point) = Rp 1.650.425,-/ Rp 4.500,-
= 366 botol
Jadi, modal akan kembali setelah mampu menjual 366 botol.

4. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang kami pilih untuk memperkenalkan produk
kami kepada masyarakat dan mahasiswa adalah strategi
pemasaran Market Orientationagar penjualan produk ini meningkat.
Kami menggunakan beberapa metode pemasaran sebagai berikut :
• Edukasi
Kami akan melakukan penyuluhan kesehatan berupa seminar
terbuka serta demo produk untuk masyarakat. Metode pemasaran
ini kami lakukan karena kepedulian akan bahaya hand sanitizer
berbahan kimia dengan memberikan penjelasan keunggulan Haru
yang lebih aman dan ekonomis.
• Pemasaran Langsung ke Industri Kecil / UKM , Apotek,
Puskesmas, Rumah Sakit dan Swalayan.
Dalam sistem pemasaran ini kami akan memberikan potongan
harga tertentu untuk distributor maupun pembelian skala besar
serta pembuatan banner toko gratis dengan headline utama produk
hand sanitizer Haru pada toko kelontong skala kecil dengan
tujuan untuk meningkatkan angka penjualan produk sehingga
kedepannya dapat menunjang kuantitas produksi.
• Promosi Iklan dan Tester
Promosi dilakukan dengan cara melakukan iklan pada media
partner lokal semisal radio, surat kabar, media sosial, pengajuan
produk kedalam puskesmas, kantor, hotel, dan tempat representatif
lainnya. Disamping itu kami juga memberikan sebuah bonus promo
berupa “buy two get one free” di awal setiap 1 kali dalam seminggu
pada bulan pertama penjualan produk kami. Metode ini kami pakai
untuk memberikan promo yang dapat menarik konsumen untuk
membeli produk kami sekaligus mewadahi uji Organoleptik dalam
koreksi produk.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
Alur pembuatan Herb meliputi: persiapan bahan dan alat, proses
pembuatan /produksi, pengujian produk, dan pengemasan.

Alur 1
Alur 2
1. Perancangan produk
Bentuk rancangan produk sebagai berikut :
2. Pengadaan Bahan
Bahan baku kimia yang dibutuhkan seperti : Aquadest, Ethanol
96%, parfum (essensial oil), carbomer 940, Propilene Ethylene
Glikol (PEG400), Propilene Glikol (PG), Gliserol, Triethanolamine
(TEA), dan Tokoferol Asetat (Vit.E) didapatkan dari
Toko Kimia di Semarang dan sekitarnya, sedangkan bahan baku
daun waru diperoleh dari daerah Semarang, Jawa Tenggah.

3. Produksi
I. Proses Ekstraksi Daun Waru
1. Pengeringan
Daun waru dikeringkan dengan sinar matahari selama 1-2 hari,
kemudian di oven dengan suhu 50-60oC selama 2 jam untuk
menghilangkan kandungan air.
2. Penghalusan
Daun waru kering dihaluskan menggunakan blender dan
didapatkan serbuk, kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh dan
didapat ukuran serbuk daun yang seragam.
3. Perendaman
Serbuk daun waru direndam dengan berbagai konsentrasi ethanol,
perbadingan ml ethanol : gram serbuk ( 5 : 1 ).
4. Penyaringan
Hasil perendaman disaring untuk memisahkan ampas dangan
Cairan hasil(filtrat) mengunakan kain saring. Didapat ekstrak daun
waru dalam ethanol.
5. Penguapan
Filtrat diuapkan pada suhu 50-60oC sampai volumenya berkurang
90% dan didapatkan ekstrak pekat.
II. Pembuatan Hand sanitizer “Haru”
Pencampuran ekstrak daun kersen dengan bahan pendukung
lainnya dandilanjutkan dengan penambahan essensial oil agar lebih
menarik.
III. Pengisian produk
Dalam proses ini, wadah yang digunakan adalah botol berukuran
50 ml.
IV. Pengemasan
Tahap terakhir adalah pengemasan, botol yang telah berisi hand
Sanitizer dikemas kedalam kardus.
4. Quality Control
Menguji hand sanitizer pada keadaan sebenarnya (real condition)
dengan parameter pendukung, apakah berfungsi sesuai yang
diharapkan atau tidak.

5. Pemasaran
Memasarkan sekaligus mempromosikan hasil produk kami melalui
sampel dan edukasi dengan konsumen atau UKM berdasarkan
sistem Market Orientation.

6. Penyusunan kesimpulan
Penyusunan kesimpulan dan saran disusun berdasarkan data yang
dikumpulkan dan pengaplikasian hand sanitizer Haru pada kondisi
sebenarnya (real condition ).

7. Laporan akhir
Penyusunan laporan akhir dibuat sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap kegiatan yang telah kami laksanakan.

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-K
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang Rp. 3.349.550
2. Bahan habis pakai Rp. 6.219.625
3. Biaya perjalanan Rp. 1.162.000
4. Lain – lain ( administrasi, publikasi, proposal,
logbook,dll)
Rp. 922.400
Jumlah Rp. 11.653.575
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2Jadwal Kegiatan

Lampiran I. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing

1. Data Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Alan Krisna Ardiansyah


.
2 Jenis Kelamin Laki – laki
.
3 Program Studi DIII Farmasi
.
4 NIM 218050
.
5 Tempat Tanggal Lahir Semarang, 5 Maret 2000
.
6 Email Alankrisna2000@gmail.com
.
7 No.Hp 082225907170
.
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi Kanisius Maria Goretti Negri 7 Semarang
Kurmosari

Jurusan MIPA
Tahun Masuk- 2011-2015 2013-2015 2015-2018
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
No Nama Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat
1
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No Jenis Institusi Pemberi Tahun
. Pengahargaan Penghargaan
1.
Semua data yang saya tuliskan dan cantumkan dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang
Penelitian dengan judul “FORMULASI

Semarang, 17 Maret 2021


Pengusul
( )

2. Data Anggota 1
A. Identitas Diri

Nama Lengkap Eva Dewi Lestari


Jenis Kelamin Perempuan
Program Studi DIII Farmasi
NIM 219042
Tempat dan Tanggal Lahir Ambarawa, 4 Juli 1999
Email Aeviwed666@gmail.com

Nomor Telepon/HP 089 630 996 378


B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMPN 1 Semitau SMAN 1 Semitau
panjang 02
Jurusan - - Farmasi
Tahun Masuk- 2008 -2013 2013-2016 2014-2017
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
No Nama Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat
1
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No Jenis Institusi Pemberi Tahun
. Pengahargaan Penghargaan
1.

Semua data yang saya tuliskan dan cantumkan dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang Penelitian dengan judul
“FORMULASIGEL HANDSANITIZER DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus)

Semarang, 17 Maret 2021


Pengusul
(Eva Dewi Lestari)

Anda mungkin juga menyukai