PROPOSAL
Disusun oleh :
218007
SEMARANG
2021
UJI DAYA ANTIDIABETES DEKOKTA DAUN BANDOTAN (Ageratum
Diajukan oleh :
NIM : 218007
SEMARANG
2021
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Diajukan oleh :
NIM : 218007
Mengetahui,
apt. Paulina Maya Octasari, M.Sc. apt. Septiana Laksmi R., M.Sc.
INTISARI
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................ii
INTISARI...............................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Daftar Gambar........................................................................................................vi
Daftar Tabel............................................................................................................vi
Daftar Skema.........................................................................................................vii
Daftar Lampiran....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Perumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
B. Variabel Penelitian......................................................................................18
C. Definisi Operasional...................................................................................19
E. Tatacara Penelitian......................................................................................21
H. Jadwal Penelitian.........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
LAMPIRAN...........................................................................................................31
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Tabel 1. Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosis Diabetes dan Prediabetes
...........................................................................................................................................9
Tabel 2. Rancangan Penelitian Cek Kadar Glukosa Tikus.........................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan
kerusakan jangka panjang dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata, ginjal,
saraf, jantung, serta pembuluh darah apabila dalam keadaaan hiperglikemia kronis
(Johnson et al., 2020). Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai
untuk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%. Berdasar dData IDF tahun 2014, saat ini
Dengan angka tersebut Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik
dua peringkat dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati peringkat ke-7
peningkatan dengan adanya isu back to nature dan krisis ekonomi yang
1
2
aktif dalam Ageratum conyzoides L terutama pada bagian daun adalah alkaloid,
sel penderita diabetes (Agbafor, Engwa and Obiudu, 2015). Dalam informasi
tersebut diharapkan pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa dekokta daun
wistar.
B. Perumusan Masalah
daya antidiabetes terhadap tikus putih galur Wistar (Rattus norvegicus) yang
diinduksi aloksan?
conyzoides L.) terhadap efek daya antidiabetes pada tikus putih galur Wistar
C. Tujuan Penelitian
conyzoides L.) terhadap tikus putih galur Wistar (Rattus norvegicus) yang
diinduksi aloksan
3
conzyoides L.) terhadap efek daya antidiabetes pada tikus putih galur Wistar
D. Manfaat Penelitian
antidiabetes
benilai ekonomis
BAB II
1. Definisi
Dalam bahasa Sangihe herba bandotan dikenyal dengan nama sopaamu, dalam
bahasa Tombulu dikenal dengan nama zukut kulo, dalam bahasa Ratahan dikenaal
dengan nama rumput busuk, dan dalam bahasa Tontemboan dikenal dengan nama
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Orde : Asterales
Family : Asteraceae
mempunyai bulu berwarna putih halus. Bunga berukuran kecil, berwarna putih
keunguan pucat, berbentuk seperti bunga matahari dengan diameter 5-8 mm.
Batang dan daun ditutup oleh bulu halus berwarna putih dan daunnya mencapai
panjang 7.5 cm. Buahnya mudah tersebar sedangkan bijinya ringan dan mudah
sebagai tanaman obat untuk berbagai macam penyakit. Daun bandotan biasanya
digunakan untuk pengobatan luka, selain itu juga sebagai antiinflamasi, analgesik
senyawa sebagai berikut : steroid, terpenoid, fenol, saponin, asam lemak dan
alkaloid (Kamboj and Saluja, 2008) Studi fitokimia lain yang dilakukan oleh
antara lain steroid, sterol, triterpenoid, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenolik,
2. Kandungan Fitokimia
a. Alkaloid
bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan
b. Flavonoid
c. Tanin
berwarna tetapi ada juga yang berwarna kuning atau cokelat (Okuda and
Ito, 2011). Dua kelas besar tanin dikenal berdasarkan reaksi hidrolitik dan
karena mudah larut dalam asam mineral atau enzim seperti tannase,
7
Sedangkan tanin terkondensasi tidak dapat larut dalam asam mineral dan
d. Saponin
Saponin adalah deterjen atau glikosida alami yang mempunyai sifat aktif
struktur molekulnya terdiri dari aglikon steroid atau triterpen yang disebut
dengan sapogenin dan glikon yang mengandung satu atau lebih rantai gula
A. Skrining Fitokimia
1. Flavonoid
2. Tannin
8
besi(III)klorida 10%. Jika terjadi warna biru tua atau hitam kehijauan
B. Diabetes Melitus
1. Definisi
DM adalah kondisi kronis yang terjadi bila ada peningkatan kadar glukosa
dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau menggunakan
pankreas kelenjar tubuh, yang merupakan transports glukosa dari aliran darah
glukosa darah tinggi, atau hiperglikemia, yang merupakan ciri khas DM.
yang menyebabkan retinopati dan kebutaan (Nam Han Cho (chair) et al.,
2017)
2. Klaisifikasi
a. DM Tipe 1
infeksi virus, racun atau beberapa faktor diet telah dikaitkan dengan DM
tipe 1. Penyakit ini bisa berkembang pada semua umur tapi DM tipe 1 paling
glukosa dalam kisaran yang tepat dan tanpa insulin tidak akan mampu
10
bertahan.
b. DM Tipe 2
dari semua kasus DM. Pada DM tipe 2, hiperglikemia adalah hasil dari
Selama keadaan resistensi insulin, insulin tidak bekerja secara efektif dan
oleh karena itu pada awalnya mendorong peningkatan produksi insulin untuk
DM tipe 2 paling sering terlihat pada orang dewasa yang lebih tua,
namun semakin terlihat pada anak-anak, remaja dan orang dewasa muda.
Penyebab DM tipe 2 ada kaitan kuat dengan kelebihan berat badan dan
tinggi minuman manis dan risiko DM tipe 2 (Nam Han Cho (chair) et al.,
2017)
c. DM Gestasional
DM gestasional adalah jenis DM yang mempengaruhi ibu hamil biasanya
selama trimester kedua dan ketiga kehamilan meski bisa terjadi kapan saja
produksi hormon oleh plasenta (Nam Han Cho (chair) et al., 2017)
d. Patofisiologis
pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang
kedua adalah penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang
e. Gejala Klinis
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi dua yaitu gejala akut dan
malam hari), nafsu makan bertambah, tetapi berat badan turun dengan
cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah. Gejala kronik
diabetes melitus yaitu kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk
pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan
seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil
12
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg (Nam Han Cho (chair) et al., 2017)
f. Penatalaksanaan
C. Sulfonilurea
1. Definisi
Sampai beberapa tahun yang lalu, dapat dikatakan hampir semua obat
2. Mekanisme Kerja
D. Aloksan Monohidrat
1. Definisi
tidak stabil dan waktu paruh aloksan pada pH 7,4 dan suhu 37˚C
2. Mekanisme kerja
E. Dekokta
Dekokta merupakan meode untuk mengmbil zat aktif tanaman dengan cara
menimbang bahan yang akan di ekstraksi lalu emncampur bahan dengan air
kemudian dipanaskan selama 30 menit terhitung mulai suhu mencapai 90C sambil
Kelebihan metode dekokta adalah cara pembutanya sangat mudah dan waktu
15
2010)
Hewan coba adalah hewan yang dikembang biakkan untuk digunakan unruk
hewan uji coba. Tikus sering digunakan untuk penelitian medis selama bertahun –
tahun, hal ini karena tikus memiliki karakteristik genetik yang hampir sama
hipertensi dan diabetes. Tikus putih (Rattus norvegicus L.)atau yang disebut
dengan norway rat yang berasal dari negri china yang kemudian menyebar di
daerah eropa bagian barat. Dan pada wilayah asia tenggara, tikus putih ini
ini adalah salah satu jenis strain tikus yang hampir banyak digunakan sebagai
penelitian laboratorium. Tikus wistar memiliki ciri khas yaitu telinga panjang,
kepala lebar, dan memiliki panjang ekor yang selalu kurang dari panjang
G. Metode Enzimatik
glukosa sehingga mmeberikan hasil yang relatf lebih cepat dibandingkan dengan
16
metode lainnya. Metode enzimatis juga dapat digunakan degan alat glucometer.
darah yang diaplikasikan pada strip yang digunakan secara sekali pakai. Setelah
beberapa detik, layar pada glucometer akan menujukkan hasil engukuran. Prinsip
kerja laat ini yaitu pada strip terdapat nzim yang secraa spesisifik beeaksi pada
H. Hipotesis
antidiabetes pada hewan uji tikus jantan galur Wistar (Rattus novergicus) yang
diinduksi aloksan.
memiliki aktivitas daya antidiabetes yang juga lebih semakin tinggi pada hewan
uji tikus jantan galur Wistar (Rattus novergicus) yang diinduksi aloksan.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola searah dengan satu
faktor perlakuan. Penelitian ini terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap pembuatan
dekokta daun bandotan (DDB) dan tahap pengujian efek antidiabetes DDB
terhadap hewan uji tikus Wistar yang diinduksi dengan aloksan. Kadar glukosa
darah akan dievaluasi pada hari ke 0, 3 dan 10. Hasil akan dianalisis
Keterangan:
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
dekokta daun bandotan pada tikus jantan putih galur Wistar yaitu
2. Variabel tergantung
3. Variable terkendali
Variable terkendali dalam penelitian ini adalah dan bandotan (jenis dan
digunakan dalam pengamatan uji antidiabetes, alat pengukur gula darah (alat
dan strip)
F. Definisi Operasional
1. Daun bandotan dalam penelitian ini adalah daun segar berwarn hijau tua
3. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar yang
berumur 2-3 bulan dengan berat 200-300 gram dalam keadaan sehat
1. Bahan
aquadest
aquadest, aqua pro injection (Ika Parmindo), hewan uji, pakan mencit,
2. Alat
(Pyrex) kain flannel, cawan porselen, water bath, oven, kompor, moisture
b. Uji skrining fitokimia meliputi timbangan digital, rak tabung, pipet tetes,
water bath, sendok logam , labu takar 50mL (PyrexI), timbangan digital
(Ohaus) , krus, jarum suntik 3mL (onemed), jarum sonde oral, kandang
dan ram mencit, glucose meter Easy Touch, strip Easy Touch, handel
H. Tatacara Penelitian
1. Determinasi Tanaman
Ageratum conyzoides L
Daun bandotan segar dan berwarna hijau tua yang telah dikumpulkan
disortir dan dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Daun bandotan
50̊C hingga daun kering. Daun yang kering dan mudah rapuh tersebut
derajat halus yang sesuai dalam panci (wadah) dengan air secukupnya,
dipanaskan diatas air selama 30 menit terhitung mulai suhu 90̊C sambil
besi(III) klorida 10%. Jika terjadi warna biru tua atau hitam kehijauan
dikonversikan pada tikus dengan berat 200g adalah 0,09 mg/kgBB (Salma
et al., 2013)
Pengambilan kadar gula darah dilakukan pada hari ke-0, hari ke-3,dan ke-
cara menempatkan hewan uji pada ruangan yang sama, jauh dari
melakukan tes gula darah puasa pada hari ke-0, ke-3,dan hari ke-10.
Sebelum dilakukan tes gula darah hewan uji dipuasakan terlebih dahulu
±18 jam. Pada hari ke-0 dilakukan tes gula darah puasa yang bertujuan
setelah diketahui kadar gua darah puasa kurang dari <126 mg/dL
dilakukan tes gula darah puasa kembali untuk mengetahui agar hewan uji
25
memiliki hasil gula darah puasa >126mg/dL agar dapat dikatakan diabetes.
Setelah hewan uji sudah dinyatakan diabetes maka hewan uji diberi
normal atau tidak. Jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan uji
kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test untuk
berbeda secara signifikan dengan obat pembanding (Hari and Eka, 2017)
Diinduksi Aloksan
J.
Determinasi 25 ekor hewan uji Hewan uji Cek gula
dibagi menjadi 5 dipuasakan darah puasa Dilakukan
Pengumpulan kelompok ±18 jam pada hari penginduksian
bahan
ke-0 aloksan
Pengeringan
KN KP DDB DDB DDB
100mg/kgBB 200mg/kgBB 300mg/kgBB
Sortasi kering
Penghalusan
Hewan uji
Pengayakan
dipuasakan
±18 jam
Ekstraksi dengan Uji LOD
metode dekokta serbuk
Cek gula
darah puasa
27
DDB
Pembuatan 3
variasi dosis DDB
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
.
1 Studi Pustaka
2 Pembuatan
Proposal
3 Pelaksanaan
Penelitian
4 Pengolahan Data
5 Pembuatan
28
Laporan
DAFTAR PUSTAKA
= 0,018 x 5mg
D x BB = C x Vp
0,09
x BB hewanuji terkecil=C x 2,5 mL
200 g
C = X1
0,09
x BB hewanuji terbesar=C x 2,5 mL
200 g
C = X2
X 1+ X 2
C= = Cmg/mL
2
Y mg
x BB hewanuji=¿ c mg/ml x vp
200 g
= vp ml
33
100 mg
x BBrata 2tikus=Y mg
1000
D x BB = C x Vp
Y mg
x BB hewanuji terkecil=C x 2,5 mL
200 g
C = X1
Y mg
x BB hewanuji terbesar=C x 2,5 mL
200 g
C = X2
X 1+ X 2
C=
2
Y mg
x BB hewanuji=¿ c mg/ml x vp
200 g
= vp ml
-
34
200 mg
x BBrata 2 tikus=Y mg
1000
D x BB = C x Vp
Y mg
x BB hewanuji terkecil=C x 2,5 mL
200 g
C = X1
Y mg
x BB hewanuji terbesar=C x 2,5 mL
200 g
C = X2
X 1+ X 2
C=
2
Y mg
x BB hewanuji=¿ c mg/ml x vp
200 g
= vp ml
-
35
300 mg
x BBrata 2tikus=Y mg
1000
D x BB = C x Vp
Y mg
x BB hewanuji terkecil=C x 2,5 mL
200 g
C = X1
Y mg
x BB hewanuji terbesar=C x 2,5 mL
200 g
C = X2
X 1+ X 2
C=
2
Y mg
x BB hewanuji=¿ c mg/ml x vp
200 g
= vp ml