Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN DI TENGAH

WABAH COVID-19

OLEH

Shiba Dwi Permata 08061381823108

DOSEN PEMBIMBING : Annisa Amriani S, M.Farm., Apt.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UIVERSITAS SRIWIJAYA
2020.

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENGGUNAAN ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN DI TENGAH WABAH
COVID-19”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah biokimia.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Terimakasih kepada Annisa
Amriani S, M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing mata kuliah biokimia dan
berbagai pihak yang membantu selesainya makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca. Terima
kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Curup, 07 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1. Latar Belakang....................................................................................................................1
2. Tinjauan Pustaka................................................................................................................2
3. Rumusan Masalah..............................................................................................................6
4. Tujuan Pembahasan............................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
2.1 Aktivitas Antikanker Fraksi Kloroform Buah rukam.......................................................7
2.2 Aktivitas Induksi Apoptosis Fraksi Klorofom Buah rukam.............................................8
2.3 Analisis harga LC50, analisis anava dan analisis LSD......................................................9
2.4 Identifikasi Kandungan Kimia Fraksi Kloroform Buah rukam (Flacourtia
rukam)...................................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia
misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus
tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan
kasus.Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau
terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei
Tiongkok.Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya
infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel
Coronavirus (2019-nCoV).Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health
Organization memberi nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome
coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease
2019 (COVID-19).3 Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan
apakah dapat melalui antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah
seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh
salah satu pasien.Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus “super spreader”.4,5
Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia
ke manusia.Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih misterius dan
penelitian masih terus berlanjut.
Pada dewasa ini makin banyak desinfektan ataupun antiseptik yang beredar di
pasaran dan dipergunakan di rumah sakit serta pelayanan kesehatan lainnya.
Dampak dari banyaknya merk antiseptic maka berbagai pelayanan kesehatan
menggunakan bermacam-macam antiseptik pada saat yang bersamaan atau selalu
berganti-ganti dari satu ke lain merk. Belum lagi cara membuat larutannya dan
komposisi bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
pabriknya. ( Sandjaya, 1981).

2. Tinjauan Pustaka

1
2.1 Corona Virus
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul
dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan
serotipe dan karakteristik genom.Terdapat empat genus yaitu alpha
coronavirus, betacoronavirus,deltacoronavirus dan gamma coronavirus.

2.2 Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada
benda mati. Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik.
Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga,
laboratorium, dan rumah sakit (Shaffer, 1965; Larson, 2013).
Kriteria suatu desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat
untuk
menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar, berspektrum
luas,aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur, dan
kelembaban, tidak toksik pada hewan dan manusia, tidak bersifat korosif,
bersifat biodegradable, memiliki kemampuan menghilangkan bau yang kurang
sedap, tidak meninggalkan noda, stabil, mudah digunakan, dan ekonomis
(Siswandono, 1995; Butcher and Ulaeto, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas desinfektan yang
digunakan untuk membunuh jasad renik adalah ukuran dan komposisi populasi
jasad renik, konsentrasi zat antimikroba, lama paparan, temperatur, dan
lingkungan sekitar (Pratiwi, 2008).

2.3 Antiseptik
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup.Antiseptik adalah substansi kimia yang
digunakan pada kulit atau selaput lendir untuk mencegah pertumbuhan

2
mikroorganisme dengan menghalangi atau merusakkannya.Beberapa
antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada
pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba
tersebut.Antibakterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri
(Elizabeth, 2013).
Antiseptik perlu dibedakan dengan antibiotik yang membunuh
mikroorganisme dalam tubuh mahluk hidup, dan desinfektan yang membunuh
mikroorganisme pada bendamati.Namun, antiseptik sering pula disebut
sebagai desinfektan kulit.Hal ini ditentukan oleh konsentrasi bahan
tersebut.Biasanya konsentrasi bahan yang digunakan sebagai antiseptik lebih
rendah daripada desinfektan(Desiyanto, 2013).
Membersihkan tangan dengan antiseptik mulai dikenal sejak awal
abad 19. Perkembangan masyarakat modern yang menuntut manusia untuk
bergerak cepat dan menggunakan waktu seefisien mungkin. Tuntutan zaman
yang demikian mengharuskan manusia untuk menjaga kesehatannya agar
terhindar dari penyakit yang dapat menghambat gerak dan mengurangi
efisiensi waktunya.(Wijaya,2013)

3
3. Rumusan Masalah
Adapun beberapa materi yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa saja kandungan kandungan dari buah Rukam (Flacourtia rukam)?
2. Apa itu penyakit kanker ?
3. Bagaimana mekanisme kandungan dari buah Rukam dalam mengobati kanker?
4. Tujuan Pembahsan
Adapun beberapa tujuan pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui kandungan zat kimia dalam buah rukam ?
2. Mengetahui bagaimana sel kanker menggerogoti tubuh?
3. Mengetahui bagaimana mekanisme zat buah rukam dalam mengurangi sel
kanker?

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aktivitas Antikanker Fraksi Kloroform Daun Pepaya

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan dari desinfektan dan antiseptic beberapa waktu belakangan
meningkat drastis diakibatkan mewabahnya pandemi covid-19. Namun sangat
disayangkan hamper seluruh populasi masyarakat tidak mendapatka edukasi yang
benar mengenai pencegahan virus covid-19 itu sendiri. Seperti yang kita tahu virus
tidak dapat dihilangkan menggunakan desinfektan ataupun antiseptic. Penggunaan
kedua hal tersebut bertujuan untuk membunuh bakteri bukan virus.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Makalah ini dapat
digunakan sebagai referensi dalam mengerjakan tugas atau pegangan bahan ajar.

DAFTAR PUSTAKA

6
American Cancer Society, 2006, Breast Cancer: Treatment Guideline for Patients,
8th ed., American Cancer Society, USA.
Bangun, A., 1990. Antibodi Monoklonal, Karya Aksara, Jakarta, Halaman 16-48.
Cotran RS, Kumar V, Collin T. 1999. Neoplasia in Robbins Pathologic Basic of
Disease, Sixth Edition, Philadelphia : W.B. Saunders Company, pp 260-325.
Dalimartha, S., 2003. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Kanker, Seri
Agrosehat, Penebar Swadaya, Jakarta, halaman 1-5, 76-77.
El-Sayyad, Roos,S.A. and Sayyed,H.M., 1984. New Isoquinoline Alkaloids From the
Leaves of Cassia siamea, Journal of Natural Product, No 4, Vol 47, pp 708-710.
Evan. G and Littlewood. T.D. 1998. A Matter of Life and Cell Death, Science. 281 :
1317 - 1322.
Fisher,D.E.,1994. Apoptosis in Cancer Therapy: crossing the threshold, Cell, 78, 539-
542
Freshney, I.R., 1987. Culture of Animal Ce ll: A Manual Basic of Technique, 2 nd
edition, Alan R. Liss Inc., New York, pp. 227-292.
Evan. G and Littlewood. T.D. 1998. A Matter of Life and Cell Death, Science. 281 :
1317-1322.
Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, ITB, Bandung, halaman 234-245.
Hsiang, Y.H. 1989. Arrest of Replication Fork by Drug-stabilized Topoisomerase I-
DNA Cleavable Complexes as a Mechanism of Cell Killing by Campthothecin,
Cancer Research, 49, 5077 -5082
Huda, N., 2001. Uji Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Metanol Daun Carica papaya Linn.
pada Kultur Sel Mieloma Mencit dengan Metode Viabilitas Sel,Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.
Katzung, B.G., 1995. Basic & Clinical Pharmacology, 7th edition, Prentice Hall
International, pp. 881.
Keshet, E., and Bens Sasson, S.A., 1999. Anticancer drug target: Approching
angiogenesis, J.Clin. Invest., 104(11), 1407-1501

7
Kim W., Lee W.B., Lee J.W., Min B. Il, Baek S.K., Lee H.S. and Cho S.H., 2015,
Traditional herbal medicine as adjunctive therapy for breast cancer: A
systematic review, Complementary Therapies in Medicine, 23 (4), 626–
632.
Manahan, D., and Wienberg, R.A., 2002. The Hallmarks of Cancer, Cell, 100, 57-70.
Nagata ,S. 1997. Apoptosis by Death Factor, Cell. 88 : 355 – 365.
Peter.M.E., Houfelder.A.E., and Heugartner,M.O., 1997. Advance in Apoptosis
Research, Proc. Acad. Sci, USA, 94 : 12736-12737.
Spector,D. 1998. Cells, A Laboratory Manual, Subcellular Localization of Genes and
Their Product, Volume 3.
Shapiro, G.I., and Harper, J.W., 1999. Anticancer drug targets: Cell cycle and
checkpoint control, J.Clint. Invest., 104, 1645-53.
Sukardiman, Poernomo H., 2000, Penapisan Senyawa Antikanker dari Tanaman Obat
Indonesia dengan Molekul Target Enzim DNA Topo isomerase, Penilitan
DCRG, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.
Tietze, H.W., 2002. Terapi Pepaya, PT. Prestasi Pustaka Raya, Jakarta.
Wittmann S, Bali P, Donapaty S, Nimmanapalli R, Guo F, Yamaguchi H, Huang M,
Jove R, Wang HG & Bhalla K. (2003). Flavopiridol down-regulates
antiapoptotic proteins and sensitizes human breast cancer cells to epothilone B-
induced apoptosis. Cancer Res 63: 93−99.

Anda mungkin juga menyukai