Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MACAM MACAM DESINFEKSI


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko I

Dosen :
dr. Antonius MPS, S.H., MARS

Disusun Oleh:

Rubby Hadi Pratama 181326201015

Anggia Baby Chantika 1813261002

Dessy Andarwati 1813261003

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT KESEHATAN INDONESIA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami
akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Macam-Macam Desinfeksi”. Tidak lupa
kami menyampaikan rasa terima kasih kepada bapak dr. Antonius MPS, S.H., MARS selaku dosen
mata kuliah Manajemen Resiko I yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan
makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa
memberikan banyak manfaat demi terciptanya pengetahuan baru tentang perkembangan kebijakan
di Rumah Sakit.

Jakarta, 25 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Desinfeksi .......................................................................................................................... 6
2.2 Ciri-ciri Desinfektan ............................................................................................................................ 6
2.3 Pemilihan Bahan Desinfektan ............................................................................................................. 7
2.4 Mekanisme Kerja Desinfektan ............................................................................................................ 8
2.5 Desinfektan Dipakai Di Rumah Sakit ................................................................................................. 8
BAB III ...................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................... 9
Daftar pustaka : ...................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen. Penyebaran mikroba
patogen ini tentunya sangat merugikan bagi orang-orang yang dalam kondisi sehat, terlebih bagi
orang yang dalam keadaan sakit. Penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan akan
mudah tertular oleh mikroba patogen yang menyebar. Proses penyebaran ini disebut dengan infeksi
nosokomial (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial merupakan masalah global yang menjangkau
sekitar 9% (3%-21%) dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia. Angka ini
dilaporkan oleh WHO dari hasil surveinya di 14 negara, meliputi 28.861 pasien di 47 rumah sakit
yang berada di 4 wilayah (region) WHO pada tahun 1986 (Departemen Kesehatan RI, 2001). Di
Amerika Serikat, insidensi infeksi nosokomial kira-kira 5% dari jumlah 40 juta pasien yang dirawat
tiap tahun dan angka kematiannya mencapai 1% serta menghabiskan biaya 10 miliar dolar per tahun
untuk menanggulangi infeksi tersebut (Risanto, 2001). Menurut Darmadi (2008), ada beberapa
faktor yang sangat berpengaruh dalam terjadinya infeksi nosokomial, yang menggambarkan faktor-
faktor yang datang dari luar (extrinsic factors). Selain itu, ada pula faktor-faktor lain yang berperan
memberi peluang timbulnya infeksi nosokomial, faktor-faktor tersebut antara lain: faktor yang ada
pada diri penderita (intrinsic factors); faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan (length of
stay); dan faktor mikroba patogen seperti tingkat kemampuan invasi serta tingkat kemampuan
merusak jaringan, lamanya pemaparan (length of exposure) antara sumber penularan (reservoir)
dengan penderita. Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial tidak akan lepas dari upaya
mengeliminasi mikroba patogen. Peralatan-peralatan medis akan selalu memerlukan upaya
sterilisasi. Sterilisasi sebagai kegiatan khusus di rumah sakit yang mengelola peralatan medis steril
siap pakai. Unit ini disebut Central Sterile Supply Department (CSSD) atau Instalasi Sterilitas
Sentral (ISS) (Darmadi, 2008).
Tujuan desinfeksi yaitu menghancurkan atau membunuh organisme patogen pada benda atau
instrumen, kecuali spora bakteria, dengan menggunakan campuran zat kimia cair atau pasteurisasi
basah. Proses desinfeksi dan sterilisasi itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu jumlah
mikroba dalam suatu alat (bioburden) letak suatu mikroba dalam suatu alat; resistensi suatu mikroba
terhadap senyawa anti mikroba; konsentrasi dan potensi disinfektan yang digunakan; faktor kimia
yang mencakup suhu, pH dan kelembaban; bahan organik dan anorganik yang terdapat pada alat;
waktu kontak; dan biofilm (Rutala and Weber, 2008).
Diantara parameter tersebut, waktu kontak atau waktu perendaman merupakan salah satu
faktor paling penting, karena semakin lama waktu kontak maka efektivitas disinfektan kimia
juga meningkat (Rutala and Weber, 2008). Selain itu, kadar disinfektan juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kerja disinfektan. Konsentrasi desinfektan tergantung pada
bahan yang akan didesinfektan dan pada organisme yang akan dihancurkan. Konsentrasi yang
tinggi dapat membunuh mikroorganisme tetapi jika kosentrasi rendah maka hanya sebatas
menghambat pertumbuhannya saja tidak mampu mematikan Disinfektan digunakan hanya
pada benda mati, bukan jaringan hidup. Pilihan desinfektan tergantung pada kategori
penggunaan instrumen, lamanya prosedur, tipe benda dan metode yang diperlukan untuk
mencapai tingkat desinfeksi atau sterilitas yang tepat. Banyak tipe desinfektan yang tersedia
untuk penggunaan di lingkungan perawatan kesehatan: alkohol, klorin, campuran klorin;
formaldehida dan glutaraldehida; hidrogen peroksida; iodofor; asam perasetik

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Desinfeksi
2. Apa saja yang termasuk Ciri-ciri Desinfeksi
3. Bagaimana Cara Pemilihan Bahan Desinfeksi
4. Bagaimana Cara Mekanisme kerja Desinfeksi
5. Bagaimana Desinfektan Dipakai Di Rumah Sakit

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Desinfeksi
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Jenis-jenis Desinfeksi
3. Untuk mengetahui bagaimana Cara Desinfeksi bekerja
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Syarat Desinfeksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan


kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan
tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat
menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi
digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau
sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris
organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan
dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme,
disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi
tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.Untuk mendesinfeksi
permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau
sodium hipokrit. Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila
permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah


 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencegah makanan menjadi rusak
 Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
 Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni
2.2 Ciri-ciri Desinfektan
Ciri-ciri desinfektan yang ideal yaitu :
a. Aktivitas antimicrobial. Kemampuan subtansi untuk mematikan berbagai macam
mikroorganisme.
b. Kelarutan. Substansi itu harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain sampai pada taraf
yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif.
c. Stabilitas. Perubahan yang terjadi pada substansi itu bila dibiarkan beberapa lama harus
seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat antimikrobialnya
d. Tidak bersifat racun bagi makhluk hidup. Bahwa substansi tersebut harus bersifat letal bagi
mikroogranisme dan tidak berbahaya bagi manusia ataupun hewan lain
e. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap. Sebaiknya desinfektan tersebut tidak
f. berbau atau hendaknya menimbulkan bau sedap.
g. Berkemampuan sebagai detergen Suatu desinfektan juga merupakan detergen yang efeknya
juga sebagai pembersih.
h. Ketersediaan dan biaya Desinfektan harus tersedia dalam jumlah besar dan dengan harga
yang pantas
i. Keserbasamaan (homogenity) Dalam penyiapan komposisinya harus seragam.
j. Aktifitas antimikrobial pada suhu kamar atau suhu tubuh. Aktifitas desinfektan digunakan
pada suhu yang biasa dijumpai pada lingkungan untuk penggunaan senyawa yang
bersangkutan.
k. Kemampuan untuk menembus. Bila substansi dapat menembus permukaan, maka aksi
antimikrobialnya hanya terbatas pada siklus aplikasinya saja.
l. Tidak menimbulkan karat dan warna Maksudnya suatu desinfektan diupayakan tidak
menimbulkan warna atau merusak kain
2.3 Pemilihan Bahan Desinfektan
Untuk mencapai tujuan yang maximal dalam pemilihan bahan desinfektan, faktor–faktor yang harus
diperhatikan adalah:
a. Kosentrasi dan intensitas zat antimikrobial. Makin tinggi konsentrasi atau makin besar
intensitas yang diberikan maka makin cepat sel – sel atau sasaran akan mati dan terbunuh.
b. Jumlah Mikroorganisme Diperlukan waktu yang lama untuk membunuh populasi. Bila jumlah
selnya banyak maka perlakuan diberikan lebih lama supaya yakin bahwa sel tersebut akan
mati
c. Suhu Kenaikkan suhu dapat mempercepat atau menaikkan keefektifan suatu desinfektan.
d. Spesies mikroorganisme. Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentanan yang berbeda-
beda terhadap tempat dan bahan kimia.
e. Adanya bahan mikroorganisme lain Adanya bahan organik asing dapat menurunkan
keefektifan zat kimia dengan cara menginaktifkan bahan – bahan tersebut atau melindungi
mikroorganisme.
f. pH Mikroorganisme yang terdapat pada bahan dengan pH asam dapat dibasmi pada suhu
yang lebih rendah dan dalam waktu singkat dibandingkan mikroorganisme yang sama di
lingkungan pH basa.
g. Sifat bahan yang akan diberi perlakuan Desinfektan yang digunakan untuk perabotan yang
terkontaminasi , maka tidak boleh kontak langsung dengan kulit. ( Pelcjar, 1986 ).
2.4 Mekanisme Kerja Desinfektan
Cara kerja desinfektan berdasarkan proses-prosesnya adalah sebagai berikut (Tan & Kirana, 2002) :
1. Kerusakan pada dinding sel Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat
pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai dibentuk.
2. Perubahan permeabilitas sel Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di
dalam sel serta mengatur aliran keluar-masuknya bahan-bahan lain. Kerusakan pada membran
ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel.
3. Perubahan molekul protein dan asam nukleat Hidupnya suatu sel bergantung pada
terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu
kondisi atau subtansi mengubah keadaan ini, yaitu mendenaturasikan protein dan asam-asam
nukleat dapat merusak sel tanpa diperbaiki kembali.
4. Penghambatan kerja enzim Setiap enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada di
dalam sel merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat kimia
diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia. Penghambatan ini dapat mengakibatkan
terganggunya metabolisme atau matinya sel.
5. Penghambatan sintetis asam nukleat dan protein DNA, RNA, dan protein memegang peranan
amat penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun
yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan total pada sel.
2.5 Desinfektan Dipakai Di Rumah Sakit
a. Lysol mengandung bahan aktif lisol yang merupakan campuran kresol dan sabun. Menurut
Volk dan Wheeler ( 1989 ) lisol sangat efektif sebagai bakterisid, dan kerjanya tidak banyak
dirusak oleh adanya bahan organik.
b. Germisep mengandung Sodium Dikloroisocyanurate (NaDCC)
c. So klin lantai mengandung Benzalkonium Klorida 1,5%,
d. Rinso mengandung Natrium Alkilbenzena Sulfonat 22%, Natrium Fosfat 10% dan Natrium
Karbonat 30%
e. Bayclin mengandung NaClO 5,25%
f. Karbol mengandung Pine Oil dan Creasylic Acid
g. Wipol mengandung bahan aktif minyak atsiri yaitu minyak cemara. Menurut Lutony dan
Rahmayati ( 2002 ), salah satu kegunaan minyak atsiri yaitu pembunuh bakteri, sehingga
dapat digunakan dalam membersihkan lantai rumah sakit sebagai upaya mencegah infeksi
nosokomial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik
didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik
seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk
proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian. Pada dasarnya ada persamaan jenis
bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan
desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang
penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu
proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi
sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Daftar pustaka :

https://docplayer.info/64034308-Antiseptic-dan-desinfektan.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-desinfektan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49778/Chapter%20II.pdf?sequence=4
&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai