Anda di halaman 1dari 8

Available online at: jurnalfkip.unram.ac.

id

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM BERBASIS GENERIK


SAINS: ISOLASI KAFEIN DARI BUBUK KOPI

Aenun Safitri*, Aliefman Hakim, Baiq Fara Dwirani Sofia


Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Mataram. Jalan Majapahit No. 62
Mataram, NTB 83112, Indonesia.
*Coressponding Author. E-mail: aenunsafitri10@gmail.com

Received: 29 Maret 2020 Accepted: 15 Mei 2020 Publish: 29 Mei 2020


doi: 10.29303/cep.v3i1.1770

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian R&D (Research and Development) yang bertujuan untuk
mengetahui: (1) langkah-langkah proses pengembangan modul praktikum kimia bahan alam berbasis
generik sains tentang isolasi kafein dari bubuk kopi., (2) Tingkat kelayakan serta kepraktisan modul
praktikum kimia bahan alam berbasis generik sains tentang isolasi kafein dari bubuk kopi yang sudah
dikembangkan. Desain penelitian yang digunakan adalah model 4D (define, design, develop, and
dissemination). Populasi dalam penelitian ini meliputi mahasiswa program studi pendidikan kimia
angkatan 2016/2017 yang berjumlah 67 mahasiswa dan sudah memprogramkan mata kuliah kimia
bahan alam. Sampel penelitian yaitu 15 mahasiswa yang diambil secara acak. Hasil penelitian
menunjukkan nilai validitas dari tiga orang validator yang diperoleh menggunakan indeks Aiken’s
adalah V = 0,7 yang menunjukkan bahwa modul praktikum praktikum kimia bahan alam berbasis
generik sains tentang isolasi kafein dari bubuk kopi telah valid dan layak digunakan. Sementara itu,
praktikalitas dapat dilihat dari respon mahasiswa dan dosen yang menunjukkan respon positif dengan
rata-rata praktikalitas semua komponen sebesar 85% respon mahasiswa dan 94% respon dosen.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa modul praktikum kimia bahan alam berbasis
generik sains tentang isolasi kafein dari bubuk kopi yang dikembangkan bersifat layak dan sangat
praktis digunakan dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: Pengembangan, Modul, Kimia Bahan Alam, Kopi, Kafein

The Development of Natural Chemistry Laboratory Work Module Based on Generic Science:
Caffein Isolation from Coffee Powder

Abstract
This research is a Research and Development which focused on discovering: (1) Steps in the
process of developing a natural material chemistry lab module about the isolation of caffein from
coffee powder. (2) The level of feasibility and practicality of the natural material chemistry lab module
about the isolation of caffein from coffee powder that have been developed. The research design used
was the 4D model (Define, Design, Develop, and Disseminate). The population in this study included
all students of the 2016/2017 academic chemistry study program who programed natural material
chemistry courses. While the sample in this study was fifteen students were taken randomly. The
results showed that the validity of the two validators obtained using the Aiken’s index was V = 0.7
indicating that the natural material chemistry practicum module was about isolation of caffein from
coffee powder is valid and suitable for use. Meanwhile, practicality can be seen from the responses of
students and lecturers who showed a positive response with the practicality of all module components
amounting to 85% of student responses and 94% of lecturers' responses. Based on these data, it can
be concluded that the module on the chemistry of natural materials about the isolation of caffein from
coffee powder developed is feasible and practical so that it can be used in the learning process.
Keywords: Development, Practicum module, Natural Product Chemistry, Coffee, Caffein

________________________________________________________________________________
Chemistry Education Practice,3 (1), 2020 - 48
Safitri, Hakim, Sofia

PENDAHULUAN sehingga dapat meningkatkan keterampilan


generik sains (Pujiani, 2014: 472-473).
Erwanto & Santoso (2016: 428)
Keterampilan generik sains adalah
menjelaskan bahwa Tujuan dari pendidikan
keterampilan berpikir dan bertindak berdasarkan
adalah menghasilkan sumber daya manusia yang
pengetahuan sains yang dimilikinya.
berkualitas, sehingga mampu bersaing dengan
Keterampilan generik sains merupakan
tenaga kerja lain sesuai kompetensi yang
kemampuan yang digunakan secara umum
dimilikinya dalam menghadapi persaingan
dalam berbagai kerja ilmiah dan dapat
global[1]. Pendidikan sendiri adalah proses
digunakan sebagai landasan dalam melakukan
pembelajaran yang dapat membantu seseorang
kegiatan praktikum (Pujiani, 2014: 473).
dalam mengembangkan potensinya (Gustinasari,
Keterampilan generik yang dapat dikembangkan
Lufri & Ardi, 2017: 60). Salah satu lembaga
melalui pembelajaran sains adalah pengamatan
pendidikan yang memiliki peranan sangat besar
langsung, pengamatan tak langsung, pemahaman
dalam meningkatkan kualitas sumber daya
tentang skala, bahasa simbolik, logical frame,
manusia adalah perguruan tinggi (Nulhaqim,
kosistensi logik, hukum sebab akibat,
Heryadi, Pancasilawan & Fedriyansyah, 2015:
pemodelan, logical inference, dan membangun
197). Program studi pendidikan kimia
konsep (Agustin, 2013: 254).
merupakan salah satu lembaga pendidikan di
Kegiatan praktikum Kimia Bahan Alam
perguruan tinggi yang memiliki peranan dalam
yang biasa dilakukan yaitu memisahkan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
senyawa metabolit sekunder dari bahan-bahan
melalui kegiatan pembelajaran akademik dan
alam. Atun (2014: 54) menjelaskan bahwa
keterampilan. Keterampilan mahasiswa dapat
senyawa metabolit sekunder berupa molekul-
ditingkatkan melalui kegiatan praktikum pada
molekul kecil, bersifat spesifik artinya tidak
pembelajaran kimia.
semua organisme mengandung senyawa sejenis,
Salah satu mata kuliah yang wajib bagi
mempunyai struktur yang bervariasi dan setiap
mahasiswa program studi pendidikan kimia
senyawa memiliki fungsi/peran yang berbeda-
adalah kimia bahan alam. Mata kuliah ini
beda. Senyawa metabolit sekunder dapat
diberikan di semester 6. Kimia Bahan Alam
dipisahkan dari bahan-bahan alam melalui
mempelajari tentang senyawa metabolit
proses isolasi yang terdiri atas ekstraksi,
sekunder yang terdiri atas struktur, sifat dan asal
fraksinasi, pemurnian dan identifikasi
usul biosintesis senyawa polifenol, terpenoid,
(Mahmudah dkk., 2018: 21). Isolasi adalah
steroid, flavonoid, alkaloid dan beberapa
proses pemisahan suatu komponen kimia yang
senyawa alam yang berguna serta melakukan
diinginkan dari komponen-komponen lainnya
isolasi metabolit sekunder dan
yang bersifat sebagai kontaminan dalam suatu
mengkomunikasikannya (Hakim et al., 2019).
bahan (Wasia, Sudarma, Savalas & Hakim,
Kegiatan pembelajaran Kimia Bahan Alam tidak
2017: 91).
dapat lepas dari kegiatan praktikum. Praktikum
Praktikum akan berjalan baik jika disertai
sendiri merupakan bentuk pembelajaran yang
dengan sebuah modul yang dijadikan sebagai
dilakukan pada suatu tempat tertentu, dimana
pedoman praktikum. Modul secara umum dapat
mahasiswa berperan aktif dalam menyelesaikan
diartikan sebagai satuan program pembelajaran
problem yang diberikan melalui penggunaan
terkecil yang dapat dipelajari mahasiswa secara
alat, bahan dan metode tertentu (Mahmudah,
perseorangan (self instructional), setelah
Sukib & Hakim, 2018: 20). Melalui kegiatan
menyelesaikan satu satuan dalam modul,
praktikum tentunya diharapkan mahasiswa akan
selanjutnya mahasiswa dapat melangkah maju
memperoleh pengalaman secara langsung,
dan mempelajari satuan modul berikutnya
sehingga dapat meningkatkan penguasaan
(Mahmudah dkk., 2018: 21).
konsep, kemampuan memecahkan masalah dan
Berdasarkan hasil observasi, praktikum
keterampilan ilmiah, memahami bagaimana
kimia bahan alam diterapkan dengan kegiatan
sains dan ilmuwan bekerja, menumbuhkan minat
berbasis proyek. Kegiatan praktikum berbasis
dan motivasi serta melatih keterampilan
proyek dilakukan dengan memberikan
berpikir. Salah satu keterampilan berpikir yang
kesempatan bagi mahasiswa untuk
dapat dikembangkan adalah keterampilan
menyelesaikan kegiatan praktikum secara
generik sains. Modul praktikum yang digunakan
sendiri, namun tetap dalam bimbingan dosen
harusnya dapat mengarahkan mahasiswa
pengampu. Dengan kegiatan praktikum berbasis

Copyright © 2018, Chemistry Education Practice


ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)
Chemistry Education Practice,3 (1), 2020 - 49
Safitri, Hakim, Sofia

proyek, mahasiswa tentunya akan menjadi lebih dengan langkah yang lebih singkat dan
aktif bahkan kreatif. penggunaan bahan menjadi lebih sedikit (lebih
Untuk menghindari hal-hal yang tidak ekonomis).
diinginkan yang dapat menghambat atau Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
membuat praktikum gagal, diperlukan suatu akan melakukan penelitian yang berjudul
modul yang dapat digunakan oleh mahasiswa “Pengembangan Modul Praktikum Kimia Bahan
sebagai pedoman dalam melaksanakan Alam Berbasis Generik Sains: Isolasi Kafein
praktikum. Selama ini hanya ada satu modul darik Bubuk Kopi”.
kimia bahan alam yang digunakan yaitu modul
METODE
praktikum isolasi curcumin dari kunyit. Agar
ada lebih banyak sumber belajar berupa modul Sebelum melaksanakan penelitian,
praktikum dan tumbuhan yang dimanfaatkan terlebih dahulu dibuat proposal penelitian.
lebih bervariasi, maka perlu dilakukan Waktu yang diperlukan dalam pembuatan
pengembangan modul praktikum isolasi proposal yakni bulan Agustus-Oktober 2019.
senyawa dari tumbuhan yang berbeda. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan
Salah satu jenis tumbuhan yang dapat Oktober 2019-Januari 2020. Tempat
dimanfaatkan adalah kopi. Kopi adalah biji- pelaksanaan penelitian di Fakultas Keguruan dan
bijian dari jenis coffea dengan kandungan Ilmu Pendidikan, Universitas
alamiah berupa kafein, sitosterin, kolin dan Mataram.Penelitian ini menggunakan model 4D
terpenoid. Senyawa yang banyak dikenal (define, design, develop, and dissemination)
masyarakat dalam kopi adalah kafein dan yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk. (1974:
kandungan kafein yang paling banyak terdapat 5). Model 4D terdiri dari pendefinisian (define),
pada bagian biji kopi (Misfadhila, Zulharmita & perancangan (design), pengembangan (develop),
Siska, 2016: 175). Kafein termasuk kelompok dan penyebaran (disseminate). Namun,
metilxantin merupakan senyawa yang terbentuk pengembangan yang dilaksanakan pada
secara alami dan termasuk dalam derivat xantin penelitian ini hanya dibatasi sampai pada tahap
yang termasuk golongan alkaloid (Fajriana & ketiga yaitu pengembangan (develop). Adapun
Fajriati, 2018: 149). yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu
Kafein merupakan salah satu jenis alkaloid modul praktikum kimia bahan alam berbasis
yang tidak hanya terdapat pada biji kopi, namun generik sains tentang isolasi kafein dari bubuk
terdapat juga pada daun teh dan biji coklat. kopi.
Berdasarkan uji pendahuluan yang telah Populasi dalam penelitian ini adalah
dilakukan, kristal kafein yang dihasilkan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia,
isolasi dari bubuk kopi lebih banyak dan lebih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
murni dibanding kristal kafein yang diisolasi Universitas Mataram angkatan 2016 yang terdiri
dari daun teh. Berdasarkan penelitian yang dari tiga kelas dengan jumlah mahasiswa secara
dilakukan oleh Nugraheni, Dewi & Septiyana keseluruhan adalah 67 orang. Pada saat
(2017: 47), nilai rendemen kristal kafein pada penelitian ini berlangsung sedang menempuh
biji kopi lebih tinggi daripada coklat dengan semester VII atau sudah mengambil mata kuliah
nilai perbandingan 1 : 2,79. Sehingga kandungan kimia bahan alam. Sebagai sampel, dipilih
kafein pada biji kopi lebih banyak daripada daun secara acak sebanyak 15 orang dari populasi.
teh dan biji coklat. Penelitian ini menggunakan dua jenis
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh instrumen. Dalam pengambilan data untuk
Misfadhila dkk. (2016), kafein berhasil diisolasi menguji kelayakan modul, menggunakan
dari bubuk kopi dengan metode kristalisasi yang instrumen berupa validitas ahli. Sedangkan,
menghasilkan kafein dengan berat 128 mg. Pada pengambilan data untuk menguji kepraktisan
penelitian ini, metode isolasi dari Misfadhila modul menggunakan instrumen berupa angket
dkk. (2016) dimodifikasi dengan mengganti yang kemudian diserahkan kepada mahasiswa
pelarut dari diklorometana menjadi kloroform (sampel) dan dosen mata kuliah Kimia Bahan
yang lebih murah, tidak menggunakan bahan Alam. Lembar validasi modul dianalisis dengan
MgSO4 serta tidak dilakukannya tahap statistik Aiken’s V dan angket respon
evaporasi. Dengan metode modifikasi ini mahasiswa dan dosen dianalisis menggunakan
diharapkan tetap dapat menghasilkan kristal skala praktikalitas.
kafein yang murni dengan rendemen yang
tinggi. Sehingga dihasilkan modul praktikum

Copyright © 2018, Chemistry Education Practice


ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)
Chemistry Education Practice,3 (1), 2020 - 50
Safitri, Hakim, Sofia

HASIL DAN PEMBAHASAN modifikasi tersebut dijadikan sebagai acuan


untuk melakasanakan praktikum isolasi kafein
Masing-masing tahapan kegiatan
dari bubuk kopi dengan metode ekstraksi cair-
pengembangan modul praktikum yang dilakukan
cair yang kemudian dikristalisasi dan
beserta analisis data yang diperoleh, dapat
direkristalisasi.
dideskripsikan sebagai berikut:
Berdasarkan praktikum tentang isolasi
1. Tahap Pendefinisian (Define)
kafein dari bubuk kopi yang telah dilakukan
Pendefinisian (Define) merupakan tahap
didapatkan kristal kafein berwarna putih
paling awal dalam penelitian. Pada tahap ini
berbentuk jarum dengan berat kristal sebesar
dilakukan analisis awal akhir dan analisis materi.
0,1754 gram dengan rendemen sebesar 0,50%.
Hasil analisis diperoleh dari studi literatur pada
Kristal kafein yang didapatkan kemudian
beberapa jurnal serta Rancangan Pembelajaran
dimurnikan menggunakan Kromatografi Lapis
Semester (RPS) dan Rancangan Tugas
Tipis (KLT) yang dilihat menggunakan UV-
Mahasiswa (RTM).
lamp sehingga terlihat spot berwarna biru
Berdasarkan hasil analisis terhadap
berjumlah satu spot. Kristal kafein kemudian
Rancangan Pembelajaran Semester (RPS) yang
dianalisis dengan spektroskopi IR dan
terdiri dari kemampuan akhir yang diharapkan,
spektroskopi UV-Vis. Berdasarkan hasil analisis
bahan kajian serta indikator capaian, maka
spektroskopi IR didapatkan spektrum kafein
modul praktikum yang dikembangkan dapat
dengan kemiripan ± 95 % dengan spektrum yang
digunakan dalam satu semester yaitu terdiri dari
ada pada literatur. Gugus-gugus fungsi yang
3 (1) sks berisi 16 pertemuan dengan rincian 8
teridentifikasi pada spektrum IR hasil isolasi
pertemuan materi teoritis (termasuk UTS dan
sesuai dengan gugus fungsi yang ada pada
UAS) yang dilakukan dengan pembelajaran
struktur kafein. Gugus fungsi N-H ditunjukkan
tatap muka di kelas dan 8 pertemuan digunakan
pada kisaran 3310-3500 cm-1, gugus C-H
untuk praktikum isolasi senyawa metabolit
ditunjukkan pada kisaran 3000-3100 cm-1, gugus
sekunder yaitu isolasi kafein dari bubuk kopi.
C=C aromatik ditunjukkan pada kisaran 1500-
Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis
1600 cm-1 dan gugus C-N ditunjukan pada
terhadap Rancangan Tugas Mahasiswa (RTM)
kisaran 1180-1360 cm-1. Berikut gambar
yang terdapat pada uraian tugas berupa kegiatan
spektrum IR kafein Hasil isolasi:
mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang
dikerjakan mahasiswa secara berkelompok
berbasis proyek yang terdiri dari membuat
proposal sederhana tentang isolasi kafein dari
bubuk kopi dengan mengacu pada modul
praktikum, mempresentasikan proposal yang
telah dibuat, mengimplementasikan proposal
isolasi kafein dari bubuk kopi yang telah
disetujui dosen dan menyusun laporan serta
mempresentasikan hasil implementasi
praktikum. Sehingga luaran tugas yang
dihasilkan berupa tugas kelompok yang dibuat
dalam bentuk proposal sederhana mengenai Gambar 1. Spektrum IR kafein Hasil isolasi
isolasi kafein dari bubuk kopi yang
diimplementasikan di laboratorium serta Pada analisis spektroskopi UV-Vis
membuat laporan praktikum tentang isolasi didapatkan puncak (peak) tertinggi pada panjang
kafein dari bubuk kopi. gelombang 273,20 nm. Hal ini menunjukkan
Analisis jurnal mengenai isolasi kafein dari bahwa struktur senyawa kafein memiliki ikatan
bubuk kopi bertujuan untuk mengetahui proses rangkap terkonjugasi, dimana puncak (peak)
isolasi kafein dari bubuk kopi, karakteristik ikatan rangkap terkonjugasi berada pada panjang
senyawa dan pelarut yang digunakan serta gelombang diatas 250 nm. Berikut gambar
tujuan praktikum yang akan dicapai. spektrum UV-Vis kafein hasil isolasi:
Berdasarkan analisis jurnal tersebut peneliti
membuat rangkaian skema kerja isolasi kafein
dari bubuk kopi yang terdiri dari skema kerja
utama dan skema kerja modifikasi. Skema kerja

Copyright © 2018, Chemistry Education Practice


ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)
Chemistry Education Practice,3 (1), 2020 - 51
Safitri, Hakim, Sofia

dilakukan penyusunan modul yang diawali


dengan perancangan cover, penyusunan
komponen modul (1) yaitu kata pengantar, daftar
isi, tata tertib praktikum dan pengenalan
laboratorium kimia, (2) proses praktikum, berisi
tentang judul praktikum, tujuan praktikum,
materi terkait dengan praktikum, prosedur kerja,
hasil pengamatan, pengolahan data, pertanyaan
dan pembahasan praktikum. Setelah melakukan
perancangan terhadap modul praktikum,
didapatkan hasil dari tahap perancangan atau
design yaitu berupa prototype 1.
Gambar 2. Spektrum UV-Vis Kafein Hasil 3. Tahap Pengembangan (Development)
Isolasi Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dapat dikatakan berkualitas
Berdasarkan hasil praktikum tersebut, dapat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu
disimpulkan bahwa serbuk yang didapatkan oleh (1) validitas (validity) dan kepraktisan
peneliti pada praktikum adalah senyawa kafein, (praticality). Penelitian ini bertujuan untuk
sehingga metode praktikum yang digunakan menghasilkan produk berupa modul praktikum
dapat dijadikan sebagai acuan untuk proses yang layak dan praktis untuk digunakan dalam
pembuatan modul praktikum kimia bahan alam proses pembelajaran. Pada tahap ini produk awal
berbasis generik sains tentang isolasi kafein (prototype 1) yang dihasilkan diuji kevalidannya
yang dikembangkan. dengan uji validitas untuk mendapatkan
Berdasarkan hasil analisis diatas, modul masukan serta saran yang membangun agar
praktikum yang dirancang bertujuan untuk dapat modul praktikum yang dikembangkan lebih baik
mengisolasi senyawa kafein dari bubuk kopi dan layak digunakan sebagai media praktikum.
dengan metode ekstraksi cair-cair, kristalisasi Uji validitas tersebut menggunakan instrumen
dan rekristalisasi. Sehingga materi yang berupa lembar validasi ahli yang berisi
dipaparkan pada modul praktikum terdiri dari komponen kegrafikan, komponen penyajian,
materi teoritis dan prosedural yang disusun komponen kelayakan isi dan komponen
untuk meningkatkan keterampilan generik sains kebahasaan. Instrumen penelitian tentunya
mahasiswa. Materi-materi ini dipaparkan dari berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
beberapa buku kimia bahan alam dan jurnal (Sugiyono, 2015: 409).
mengenai isolasi senyawa metabolit sekunder. Analisis yang digunakan dalam
Adapun materi teoritis terdiri dari pengertian menentukan tingkat kevalidan modul yaitu
dan tujuan isolasi, peralatan dan bahan-bahan indeks Aiken dimana validitas di lakukan pada
isolasi senyawa metabolit sekunder, ekstraksi tiga orang validator. Berikut grafik kelayakan
senyawa metabolit sekunder yang terdiri dari (validitas) modul yang dikembangkan:
pengertian ekstraksi, polaritas pelarut dan
pemilihan pelarut, faktor-faktor yang 0.9 Layak
mempengaruhi ekstraksi serta penentuan 0.8 Layak Layak
struktur senyawa metabolit sekunder. Selain itu, 0.7 Layak
RATA-RATA

diberikan pemaparan mengenai karakteristik 0.6


0.5
buah kopi serta senyawa kafein yang akan 0.4
diisolasi dari kopi tersebut. Adapun materi 0.3
prosedural, diberikan pemaparan mengenai 0.2
proses ekstraksi cair-cair, kristalisasi dan 0.1
rekristalisasi, pemurnian senyawa hasil 0
rekristalisasi menggunakan Kromatografi Lapis
Tipis dan analisis spektroskopi IR dan UV-Vis.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perancangan merupakan langkah
selanjutnya yang dilakukan berdasarkan
beberapa hasil identifikasi pada tahap Gambar 3. Kelayakan Modul
pendefinisian atau analisis. Pada tahap ini

Copyright © 2018, Chemistry Education Practice


ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)
Chemistry Education Practice,3 (1), 2020 - 52
Safitri, Hakim, Sofia

Dari ketiga validator memberikan dengan prototype 3. Berdasarkan hasil validasi


nilai valid terhadap modul praktikum dan dapat serta angket respon mahasiswa dan dosen, maka
digunakan setelah melakukan revisi sesuai diperoleh kesimpulan bahwa modul praktikum
dengan saran-saran yang sudah diberikan. kimia bahan alam berbasis generik sains tentang
Setelah melakukan validasi terhadap modul isolasi kafein dari bubuk kopi telah valid (layak)
praktikum maka didapatkan hasil dari tahap dan praktis digunakan dalam proses
pengembangan yaitu prototype 2. Selanjutnya pembelajaran.
prototype 2 diuji cobakan kepada mahasiswa Dimana Indikator keterampilan
dan dosen pendidikan program studi Pendidikan generik sains yang dikembangkan pada modul
Kimia tahun akademik 2019/2020, Fakultas ini terangkum dalam Tabel 1 berikut ini.
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Mataram. Tabel 1. Indikator Keterampilan Generik Sains
Uji coba yang dilakukan adalah uji dan Aktivitas Mahasiswa
coba skala terbatas yaitu pada 15 orang No Indikator Aktivitas Mahasiswa
mahasiswa program studi pendidikan kimia dan Keterampilan
dua orang dosen pendidikan kimia, Universitas Generik Sains
Mataram. Pada tahap ini, uji coba dilaksanakan 1. Pengamatan tak Menggunakan alat ukur
untuk memperoleh respon mahasiswa dan dosen langsung sebagai alat bantu
terhadap modul praktikum yang dikembangkan. indera dalam
Angket respon mahasiswa dan dosen yang mengamati percobaan.
digunakan terdiri dari 21 butir pernyataan 2. Kesadaran Menyadari objek-objek
dimana sepuluh pernyataan untuk komponen tentang skala alam dan kepekaan
kemenarikan modul, tujuh pernyataan untuk yang tinggi terhadap
komponen kemudahan penggunaan modul, dua skala numerik sebagai
pernyataan untuk komponen waktu pelaksanaan besaran atau ukuran
modul dan dua pernyataan untuk komponen skala mikroskopis
manfaat modul. Setelah menganalisis angket ataupun makroskopis.
respon mahasiswa dan dosen diperoleh rata-rata 3. Bahasa simbolik Menggunakan simbol,
mahasiswa dan dosen menunjukkan respon baik lambang dan istilah
terhadap modul praktikum yang telah kimia.
dikembangkan. Praktikalitas semua komponen 4. Konsistensi Dapat digunakan untuk
modul diperoleh nilai rata-rata respon logis menarik kesimpulan
mahasiswa sebesar 85% dan nilai rata-rata secara induktif setelah
respon dosen sebesar 94% yang menunjukkan melakukan pecobaan.
modul praktikum yang dikembangkan berada 5. Pemodelan Memaknai arti fisik dan
pada kategori sangat praktis. Berikut grafik hasil kimia suatu sketsa
respon mahasiswa dan dosen terhadap modul gambar.
yang dikembangkan:

95 Sangat 4. Tahap Penyebaran (Dissemination)


Praktis Tahap ini dilakukan penyebaran
dengan melakukan sosialisasi kepada dosen dan
Nilai (%)

90 Sangat mahasiswa terhadap modul yang telah divalidasi


Praktis
oleh para validator (ahli) dan telah diuji coba
85
pada responden. Sosialisasi modul ini
dimaksudkan untuk memperkenalkan modul
80 yang telah dikembangkan dan telah memenuhi
Mahasiswa Dosen syarat sehingga dapat digunakan sehingga dapat
digunakan pada proses pembelajaran. Akan
Gambar 4. Kepraktisan Modul tetapi, karena adanya keterbatasan waktu maka
proses penyebaran atau dissemination ini tidak
dilaksanakan, sehingga penelitian ini hanya
Setelah dilakukan validasi dan uji coba dilakukan sampai tahap pengembangan
terhadap modul praktikum, maka didapatkan (development) yaitu pada tahap uji coba terbatas.
hasil dari tahap pengembangan yang disebut

Copyright © 2018, Chemistry Education Practice


ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)
Chemistry Education Practice,3 (1), 2020 - 53
Safitri, Hakim, Sofia

SIMPULAN Fajriana, N. H. dan Fajriati, I., (2018). Analisis


Kadar Kafein Kopi Arabika (Coffea
Berdasarkan data hasil penelitian dan arabica L.) pada Variasi Temperatur
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Sangrai secara Spektrofotometri Ultra
pengembangan modul praktikum kimia Violet. Analytical and Environmental
bahan alam berbasis generik sains tentang Chemistry, Vol. 3, No. 2 hal: 148-162.
isolasi kafein dari bubuk kopi yang Gustinasari, M. Lufri dan Ardi., (2017).
dikembangkan menggunkan model 4D telah Pengembangan Modul Pembelajaran
terlaksana dan diperoleh modul praktikum Berbasis Konsep Disertai Contoh pada
kimia bahan alam berbasis generik sains Materi Sel untuk Siswa SMA.
yang bersifat layak dan sangat praktis Bioeducation Journal, Vol. 1, No. 1 hal:
digunakan dalam proses pembelajaran. 60-73.
Hakim, A., Jufri, A. W., Jamaluddin, J.,
SARAN Andayani, Y., Rahayuan, B. D., &
Diharapkan penelitian selanjutnya Supriadi, S. (2019). Promoting Students’
Metacognition in Natural Product
dapat dilakukan sampai tahap penyebaran
Chemistry Course through Mini Project
(dissemination) dengan melakukan Laboratory. Open Access Library Journal,
sosialisasi terhadap modul praktikum yang 6(10), 1-8.
dikembangkan kepada dosen dan Mahmudah, S. Sukib, S. dan Hakim, A., (2018).
mahasiswa. Pengembangan Modul Praktikum Kimia
Selain itu, pada penelitian ini Bahan Alam: Isolasi Trimiristin dari
variabel yang diteliti hanya kelayakan dan Pala. Chemistry Education Practice, Vol.
kepraktisan, sehingga penelitian selanjutnya 1, No. 1 hal: 20- 25.
diharapkan untuk menggunakan tiga Misfadhila, S. Zulharmita dan Siska, D. H.,
variabel yaitu variabel kelayakan, (2016). Pembuatan Kafein Salisilat
kepraktisan dan keefektifan. secara Semisintetis dari Bubuk Kopi
Olahan Tradisional Kerinci. Jurnal
Untuk analisis lebih lanjut, dapat
Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2 hal: 175-
pula ditambahkan dengan jenis spektroskopi 188.
lainnya, seperti H-NMR dan C-NMR. Nulhaqim, S. A. Heryadi, R. R. Pancasilawan,
Sehingga diharapkan mahasiswa R. dan Fedriyansyah, M., (2015). Peranan
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman Perguruan Tinggi dalam Meningkatkan
yang lebih luas tentang analisis Kualitas Pendidikan di Indonesia untuk
spektroskopi. Menghadapi ASEA Comunity 2015. Social
Work Jurnal, Vol. 6, No. 2 hal: 154-272.
Nugraheni, F. T. Dewi, M. Septiyana, R.,
DAFTAR PUSTAKA (2017). Perbandingan Rendemen Kristal
Agustin, Rika R., (2013). Pengembangan Kafein pada Biji Kopi (Coffea arabica l.)
Keterampilan Generik Sains melalui dan Coklat (Theobroma cacao l.) dengan
Penggunaan Multimedia Interaktif. Jurnal Menggunakan Metode Refluks. Cendekia
Pengajaran MIPA, Vol. 18, No. 2 hal: Journal of Pharmacy, Vol. 1, No. 1 hal:
253-257. 41-48.
Atun, Sri., (2014). Metode Isolasi dan Pujani, Ni Made., (2014). Pengembangan
Identifikasi Struktur Senyawa Organik Perangkat Praktikum Ilmu Pengetahuan
Kimia Bahan Alam. Jurnal Konservasi Bumi dan Antariksa Berbasis Kemampuan
Cagar Budaya Borobudur, Vol. 8, No. 2 Generik Sains untuk Meningkatkan
hal: 53-61. Keterampilan Laboratorium Calon Guru
Erawanto, U. dan Santoso, E., (2016). Fisika. Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol.
Pengembangan Modul Pembelajaran 3, No. 2 hal: 471-484.
Berbasis Masalah untuk Membantu Sugiyono., (2015). Metode Penelitian
Meningkatkan Berpikir Kreatif Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Mahasiswa. Jurnal Inovasi Pembelajaran, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.
Vol. 2, No.2 hal: 427-436. Bandung.

Copyright © 2018, Chemistry Education Practice


ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)
Chemistry Education Practice,3 (1), 2020 - 54
Safitri, Hakim, Sofia

Thiagarajan, Sivasailam, dkk., (1974).


Instructional Development for Training
Teacher of Exceptional Children. Penerbit
National Center for Improvement
Educational System. Washinton DC.
Wasia, N. H. Sudarma , I. M. Savalas, L. R. T.
dan Hakim, A., 2017. Isolasi Senyawa
Sinamaldehid dari Batang Kayu Manis
(Cinnamomum Burmanii) dengan Metode
Kromatografi Kolom. Jurnal Pijar MIPA,
Vol. 12, No. 2 hal: 91-94.

Copyright © 2018, Chemistry Education Practice


ISSN 2654-8119 (print), ISSN 2656-3940 (online)

Anda mungkin juga menyukai