Anda di halaman 1dari 6

SP-011-011

Proceeding Biology Education Conference p-ISSN:2528-5742


Volume 15, Nomor 1
Halaman 614-619 Oktober 2018

Pengembangan Modul Zoologi Vertebrata Terintegrasi Scientific Inquiry

The Developing Module of Vertebrate Zoology Integrated


by Scientific Inquiry

Wachidatul Linda Yuhanna*, Raras Setyo Retno


Universitas PGRI Madiun, Jalan Setia Budi No. 85 Madiun, Indonesia
*Corresponding author: linda.yuhanna@unipma.ac.id, rarassetyo86@gmail.com

Abstract: This study aims to develop vertebrate zoological modules that are integrated with scientific inquiry. Method
in this study is Research and Development (R&D) which refers to ADDIE (Analyze, Design, Develop,
Implementation, and Evaluate). This study used 2 validators and 10 students for small-scale trials. The results
show that in the requirement analysis phase, students need modules that match the characteristics of learning
in theory and practice. The desired module is a module that can assist in the process of understanding the
material and practicum. Design stage includes content design and layout. The contents consist of 8 chapters
namely introduction, Zoological Classification, Taxonomy of Vertebrate, Pisces, Amphibians, Reptiles,
Mammals and Aves. Layouts are arranged attractively and interactively in each chapter. Development stage
consists of integrating the scientific inquiry into the module. Expert validation shows that module of
zoologyvertebrate integrated by scientific inquiry is feasible to use. Implementing stage with small-scale test
show that this module is also feasible to use. The evaluation phase contains inputs and suggestions for
module improvements.

Keywords: Module, Vertebrate Zoology, Scientific Inquiry

1. PENDAHULUAN 2017). Salah satu upaya perbaikan proses


pembelajaran Zoologi Vertebrata untuk kendala
Pengembangan kualitas perkuliahan sangat penting bahan ajar adalah adanya bahan ajar berupa modul
dalam menciptakan lulusan yang cerdas dan berbasis scientific inquiry.
kompetitif. Peningkatan kualitas perkuliahan Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang
mencakup ketersediaan bahan ajar yang berkualitas, disusun secara sistematis dan menarik yang
teknologi dan media pembelajaran yang memadai, mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat
strategi dan model pembelajaran yang sesuai, literasi digunakan secara mandiri untuk mencapai
yang optimal serta kualitas pengajar. Pemenuhan kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010). Modul
kebutuhan bahan ajar saat ini sangat berpengaruh secara umum berfungsi untuk membantu proses
pada kemampuan mahasiswa dalam memahami belajar mahasiswa. Modul pembelajaran merupakan
materi. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan salah satu bahan belajar yang dapat dimanfaatkan
mahasiswa dalam memenuhi tugas dan oleh mahasiswa secara mandiri. Modul yang baik
pembeblajaran mandiri adalah modul. Modul harus disusun secara sistematis, menarik, dan jelas
disusun berdasarkan capaian pembelajaran,
(Ramdani, 2012). Modul dapat digunakan kapanpun
kompetensi dan materi yang relevan.
dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Mata kuliah Zoologi Vertebrata merupakan
Anwar (2010) menyatakan bahwa karakteristik
mata kuliah wajib dengan model pembelajaran di
modul pembelajaran adalah self instructional, self
kelas dan dipadukan dengan praktikum serta
contained, stand alone, adaptive, user friendly,
kunjungan lapangan. Mahasiswa dalam menempuh
konsisten.
mata kuliah ini diharapkan mempunyai kemampuan
Modul merupakan salah satu bentuk bahan
secara teoritis dan aplikasinya dalam bentuk
ajar yang bertujuan untuk mempermudah mahasiswa
praktikum dan kunjungan lapangan. Mahasiswa
dalam menemukan dan memahami materi. Bahan
perlu adanya penguasaan sikap ilmiah berbasis
ajar berupa modul merupakan “subjectmatter” yang
scientific inquiry. Kemampuan scientific inquiry
sistematis yang memberi peluang kepada mahasiswa
diperlukan dalam menumbuhkan jiwa saintis sejak
untuk meningkatkan kompetensinya (Nurjaya, 2012).
dini sehingga nuansa keilmuan dan skill dapat
Ranah keilmuan IPA, modul riil/cetak banyak
dimiliki oleh mahasiswa (Retno dan Yuhanna,2016).
digunakan dengan berdasarkan pada penemuan dan
Scientificinquiry mendorong mahasiswa untuk
pengembangan materi berdasarkan “Salingtemas”
menemukan sendiri konsep yang ingin dibangun
dan metode pembelajaran lainnya (Arlitasari et.al,
dengan berbahan bahan dan referensi. Hal tersebut
2013; Pratiwi et.al, 2014).
akan mendorong sikap ilmiah dan berpikir kritis
Scientific inquiry adalah model pembelajaran
mahasiswa Pendidikan Biologi (Yuhanna dan Retno,
yang melibatkan mahasiswa dalam masalah
615
Yuhanna et al. Pengembangan Modul Zoologi Vertebrata Terintegrasi Scientific Inquiry

penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara untukmengetahui kelayakan modul zoologi
menghadapkan mereka pada bidang investigasi, vertebrata terintegrasi scientificinquiry.
membantu mereka dalam menghadapkan masalah
konsptual atau metodologis dalam bidang itu, dan 2. METODE
mengajak siswa memecahkan masalah. Sikas (2017);
Retno dan Yuhanna, 2018 menjelaskan bahwa Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Penelitian
pembelajaran berbasis inquiry mencakup berbagai dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi,
pendekatan untuk pengajaran dan pembelajaran, laboratorium microteaching dan kelas model.
termasuk kegiatan seperti investigasi, proyek, kerja Validator terdiri dari 1 orang ahli materi dan 1 orang
lapangan, studi kasus, proyek penelitian individu dan ahli modul. Responden untuk uji coba skala kecil
kelompok. Penyelidikan sangat penting untuk sebanyak 9 orang mahasiswa dari kategoro prestasi
pelajaran sains. Rissing & Cogan (2009) tinggi, sedang dan rendah. Penelitian ini merupakan
menunjukkan bahwa inkuiri sangat berpengaruh penelitian Research and Development (R&D)
terhadap pemahaman dan kepercayaan diri dalam (Sugiyono, 2013). Model pengembangan dalam
praktikum Parameter pendidik yang memiliki standar penelitian ini menggunakan model Analysis, Design,
inkuiri ilmiah, harus menunjukkan sikap 1) Development,Implementation, Evaluation (ADDIE).
Memahami proses, prinsip dan asumsi dari Kerangka ADDIE adalah proses siklus yang
pendekatan inkuiri dalam menemukan pengetahuan berkembang dari waktu ke waktu dan kontinyu dari
seluruh perencanaan instruksional dan proses
ilmiah. 2) Mengajak siswa berhasil mengembangkan
implementasi.
inkuiri dengan tepat terutama mengembangakan
Data yang diambil adalah data kualitatif berupa
konsep dan hubungan pengamatan, data dan pengembangan modul, dan data kuantitatif berupa
kesimpulan secara ilmiah. validasi dari validator dan angket dari responden.
Inkuirimerupakan seni bertanya IPA tentang Analisis data menggunakan deskriptif
gejala alam dan menemukan jawaban terhadap kualitatif.Instrumen yang digunakan adalah lembar
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Inkuiri melibatkan validasi ahli materi (tabel 1), validasi ahli modul
observasi, melakukan hipotesis, interpretasi, (tabel 2) dan angket responden (tabel 3).
membangun teori, merencanakan penyelidikan,
bereksperimen dan refleksi (Sani, 2014). Inkuiri Tabel 1. Instrumen Validasi Ahli Materi
ilmiah merujuk pada berbagai strategi saintis untuk
mempelajari gejala alam dan mencoba menjelaskan Komponen yang Indikator
berdasarkan bukti yang diperoleh dari observasi divalidasi
sebagaimana juga dari aktivitas atau kegiatan (Sani, Kesesuaian uraian  Kelengkapan materi
2014). Semua itu mengembangkan pengetahuan dan materi dengan  Keluasan materi
pemahaman tentang gagasan ilmiah dalam
capaian pembelajaran  Kedalaman materi
mempelajari gejala alam. Inkuiri memerlukan Keakuratan dan  Pendahuluan
kedalaman materi  Klasifikasi Hewan
identifikasi dari asumsi, berpikirlogis dan berpikir
 Taksonomi Vertebrata
kritis, dan mempertimbangkan penjelasan alternatif
 Pisces
(Yuhanna dan Retno, 2017).
 Reptil
Pembelajaran melalui model inkuiri  Ampibi
merupakan salah satu cara efektif yang dapat  Mamalia
membantu peserta didik meningkatkan keterampilan  Aves
berfikir dengan menggunakan proses mental yang Materi pendukung  Kesesuaian dengan
lebih tinggi. Dilihat perspektif sains, pembelajaran pembelajaran pengembangan IPTEK
berbasis inkuiri melibatkan siswa dalam  Kekinian, fitur, contoh
penyelidikan sains. Tujuan utama inkuiri adalah dan rujukan
penyelidikan yang aktif baik pengetahuan maupun  Keterkaitan antar
pemahaman untuk mengetahui keingintahuan peserta konsep
didik.  Pengayaan
Aktivitas belajar melalui inkuiri tidak terlepas
dari pengajuan pertanyaan yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji. Perumusan hipotesis (jika Tabel 2. Instrumen Validasi Ahli Modul
ada) terkait dengan pertanyaan yang diperlukan
Komponen Indikator
untuk melakukan percobaan dalam upaya menjawab
yang divalidasi
pertanyaan yang di ajukan (Sani, 2014).Upaya Teknik  Sistematika penyajian
mengolah data yang diperoleh membutuhkan penyajian  Keruntutan penyajian
penalaran berdasarkan konsep yang ada. Perolehan Kelayakan  Bagian pendahuluan
data, pengolahan data, dan menyampaikan informasi penyajian  Bagian Isi
juga membutuhkan kerja sama, baik sesama anggota  Bagian Penutup
kelompok belajar maupun dengan anggota Kelayakan  Ukuran modul
masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah layout dan  Desain cover
616 Proceeding Biology Education Conference Vol. 15 (1): 614-619, Oktober 2018

Komponen Indikator 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


yang divalidasi
grafis  Desain layout modul Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah
 Tata letak terciptanya produk modul Zoologi Vertebrata yang
 Komposisi terintegrasi scientific inquiry. Hasil dan pembahasan
 Tipografi pada masing-masing tahap dijelaskan sebagai
Bahasa  Kesesuaian dengan tingkat berikut.
intektual a. Analysis (Analisis)
 Keterbacaan pesan Tahap analisis merupakan suatu proses
 Ketepatan kaidah bahasa mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta
 Keterpaduan antar bab dan belajar, yaitu melakukan needsassessment (analisis
paragraf kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan),
dan melakukan analisis tugas (task analysis).
Tabel 3. Angket Responden uji coba skala kecil Kegiatan pada tahap analisis untuk menentukan
komponen yang diperlukan untuk tahap
No. Aspek yang diuji Hasil pembangunan selanjutnya (Zunaidah dan Amin,
peni- 2016). Berdasarkan data hasil wawancara dan angket
laian pada penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa
1. Tampilan cover membuat Saudara sebanyak 76% mahasiswa memerlukan suplemen
tertarik menggunakan modul. bahan ajar berupa modul zoologi vertebrata untuk
2. Topik Bahasan menarik Saudara menunjang proses belajar. Modul yang
untuk mempelajarai materi lebih dikembangkan harus mampu mengakomodasi upaya
lanjut untuk meningkatkan sikap ilmiah mahasiswa.
3. Tujuan pembelajaran yang ada Mahasiswa memerlukan tantangan dalam belajar,
akan mempermudah Saudara sehingga tugas-tugas dan soal dalam modul harus
untuk mengetahui kemampuan mampu merangsang kemampuan berpikir dan
apa yang dimiliki setelah motivasi mahasiswa.
mempelajari modul
4. Materi yang disajikan sesuai b. Design (Rancangan)
dengan CP dan tujuan Tahapan design (rancangan) mencakup perancangan
pembelajaran isi, layout, penugasan dan sistematikamodul. Secara
5. Rangkuman di akhir bab mampu umum modul zoologi vertebrata terdiri dari 8 bab
meningkatkan pemahaman yaitu pendahuluan, klasifikasi hewan, taksonomi
Saudara terhadap materi yang vertebrata, pisces, reptil, mamalia dan aves.
disaikan Sistematika dan layout disusun secara menarik dan
6. Bentuk evaluasi dan penugasan interaktif. Pada bagian tugas praktikum, disajikan
berbasis scientificinquiry dengan menggunakan scientific inquiry
membuat Saudara tertarik untuk menggunakan konsep small research project. Hal ini
menyelesaikan tugas dan sesuai dengan penelitian Adnyana & Citrawathi
evaluasi. (2017) yang menjelaskan bahwa implementasi modul
7. Bahasa yang digunakan mudah berbasis inkuiri terbukti efektif dalam meningkatkan
dipahami dan komunikatif pengetahuan biologi dan keterampilan proses sains
8. Sistematika penyajian materi siswa tingkat menengah. Modul inkuiri dapat
dalam bahan ajar memudahkan mendorong pembelajaran aktif, pikiran, dan
Saudara untuk memahami materi langsung.
secara keseluruhan. Mahasiswa secara berkelompok diminta membuat
penelitian kecil sesuai dengan tema yang dibahas.
∑ Mahasiswa melakukan mini riset mulai dari
P= merencanakan, membuat rancangan penelitian,

menyusun hipotesis, mengkonsul-tasikan, membuat
remelakukan mini riset dan memelakukan mini riset,
Tabel 4. Kriteria kelayakan dan revisi produk menganalisis data, menarik kesimpulan, menulis
laporan akhir dan mempresentasikan. Bentuk
Tingkat Kualifikasi Keterangan
penugasan dengan scientific inquiry ini mampu
penca-
mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
paian
(%)
psikomotorik mahasiswa dalam belajar.
81-100 Sangat baik Tidak revisi/ valid
61-80 Baik Tidak revisi/valid c. Development (Pengembangan)
41-60 Cukup Revisi/ tidak valid Tahap pengembangan adalah proses mewujudkan
21-40 Kurang Revisi/ tidak valid blue-print atau desain menjadi kenyataan. Pada tahap
0-20 Sangat kurang Revisi/ tidak valid ini dikembangkan modul zoologi vertebrata
(Muriati, 2013) terintegrasi scientific inquiry.Pengembangan ini
mencakup validasi dari validator yang ahli/expert.
617
Yuhanna et al. Pengembangan Modul Zoologi Vertebrata Terintegrasi Scientific Inquiry

Validator tersebut meliputi validator materi dan


validator modul. Hasil validasi digunakan sebagai Tabel 5. Hasil validasi ahli modul
bahan analisis dan pengembangan modul sebelum
diimplementasikan pada mahasiswa. Komponen Indikator Hasil
yang penilaian
Tabel 4. Hasil validasi ahli materi divalidasi validator
Teknik  Sistematika 4
Komponen Indikator Hasil penyajian penyajian
yang divalidasi penilaian  Keruntutan 4
validator penyajian
Kesesuaian  Kelengkapan 4 Kelayakan  Bagian 4
Uraian Materi materi penyajian pendahuluan
dengan  Keluasan 3  Bagian Isi 3
Capaian materi  Bagian Penutup
pembelajaran  Kedalaman 3 3
materi Kelayakan  Ukuran modul 4
Keakuratan  Pendahuluan 4 layout dan  Desain cover 4
dan kedalaman  Klasifikasi 4 grafis  Desain layout 4
materi Hewan modul
 Taksonomi 3  Tata letak 4
 Komposisi 3
Vertebrata
 4
 Pisces 4 Tipografi
 Reptil 4
4 Bahasa  Kesesuaian 4
 Ampibi
3 dengan tingkat
 Mamalia intektual
3
 Aves  Keterbacaan 4
pesan
 Ketepatan 3
Materi  Kesesuaian 3
pendukung kaidah bahasa
dengan
pembejaran pengembangan  Keterpaduan 3
IPTEK antar bab dan
paragraf
 Kekinian, fitur, 3
contoh dan Total Skor 55
rujukan
 Keterkaitan 3 ∑
P=
antar konsep ∑
 Pengayaan 3
Total skor 51 =
∑ = 91,6%
P=

= Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah skor


penilaian validator ahli bahan ajar/ modul adalah
= 85% sejumlah 55 dari total 60 skor. Presentase
kriteria modul sebanyak 91,6% yang
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil validasi ahli menunjukkan modul sangat baik dan valid untuk
materi sejumlah 51 skor dari total skor 60 dengan digunakan sebagai pendukung perkuliahan
presentase sebanyak 85%. Berdasarkan kriteria mahasiswa. Masukan dan saran dari validator
modul, presentase 85% menunjukkan modul modul yaitu perlu diperbanyak penugasan yang
dinyatakan sangat baik dan valid/tidak revisi. mengarah pada sistem klasifikasi hewan dan
Namun, saran dan masukan dari validator tetap penamaan ilmiah hewan agar meningkatkan
digunakan untuk proses perbaikan dan retensi mahasiswa. Saran untuk pengembangan
pengembangan lebih lanjut. Saran dari validator ke depan adalah perlunya ISBN dan berpotensi
antara lain 1) Perlu adanya narasi yang bersifat untuk didaftarkan hak cipta. Saran dari validator
apersepsi untuk mengarahkan pemikiran mahasiswa modul ini akan digunakan sebagai acuan untuk
untuk materi yang akan dipelajari. 2) Perlu adanya pengembangan modul selanjutnya.
pengembangan lebih lanjut pada sub bab penugasan
yang terintegrasi dengan scientific inquiry. 3) Perlu d. Implementation (Implementasi)
penambahan referensi untuk memperkaya isi modul. Implementasi adalah langkah nyata untuk
Saran dan masukan dari validator sangat bermanfaat menerapkan sistem pembelajaran yang
dan akan digunakan untuk pengembangna modul dikembangkan. Tahap implementasi pada penelitian
selanjutnya. ini, dilaksanakan dengan mengujicobakan modul
618 Proceeding Biology Education Conference Vol. 15 (1): 614-619, Oktober 2018

zoologi vertebrata secara langsung dalam skala kecil inkuiri sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan
dan skala besar secara klasikal. Namun pada artikel kepercayaan diri dalam praktikum di laboratorium.
ini hanya terbatas pada ujicoba skala kecil dengan
jumlah responden 9 mahasiswa yang terdiri dari 3 e. Evaluation (Evaluasi)
mahasiswa dengan prestasi tinggi, 3 orang Tahap evaluasi pada penelitian bertujuan untuk
mahasiswa dengan prestasi sedang dan 3 orang mengevaluasi kelayakan produk akhir berupa modul
mahasiswa dengan prestasi rendah. Zoologi Vertebrata yang terintegrasi
scientificinquiry. Evaluasi yang dilakukan
Tabel 6. Hasil uji coba skala kecil modul Zoologi berdasarkan masukan dan saran dari validator adalah
Vertebrata perlunya tambahan apersepsi di setiap bab untuk
mengarahkan pemikiran mahasiswa tentang materi
No. Aspek yang diuji yang akanHasil
dipelajari. Selain
Penilaian itu perlu juga adanya
Responden
A penambahan
B C Disi, referensi
E Fdan penugasan
G H sehingga
I
1. Tampilan cover membuat Saudara 4 memperkaya
4 4 3isi modul.
4 Saran
3 berupa
3 perlu
4 adanya
4
tertarik menggunakan modul. ISBN dan hak cipta buku juga menjadi evaluasi
untuk perbaikan dikemudian hari. Harapannya modul
2. Topik Bahasan menarik Saudara 4 4 4 3 4 4 4 3 4
zoologi vertebrata terintegrasi scientificinquiry
untuk mempelajarai materi lebih
mampu mempermudah dan menambah wawasan
lanjut mahasiswa dalam mempelajari materi zoologi
3. Tujuan pembelajaran yang ada akan 4 3 4
vertebrate. 4 3 3 4 3 3
mempermudah Saudara untuk
mengetahui kemampuan apa yang 4. SIMPULAN
dimiliki setelah mempelajari modul
4. Materi yang disajikan sesuai dengan 3 3
Simpulan4 dari4 penelitian
3 3 3
pengembangan 3 ini adalah
3
CP dan tujuan pembelajaran modul zoologi vertebrata terintegrasi
5. Rangkuman di akhir bab mampu 3 4 3 4
scientificinquiry 3
ini 4
layak 3 4
digunakan 4untuk
meningkatkan pemahaman Saudara mendukung perkuliahan dan sumber belajar bagi
terhadap materi yang disaikan mahasiswa. Saran untuk penelitian ini adalah adanya
6. Bentuk evaluasi dan penugasan 4 4 4
pengembangan 3 lebih 3 lanjut4 terkait
4 4
konten 4 dan
berbasis scientificinquiry membuat tampilan isi modul. Perlu juga penguatan dalam hal
Saudara tertarik untuk menyelesaikan isbn dan hak cipta modul zoologi vertebrata
tugas dan evaluasi. terintegrasi scientific inquiry.
7. Bahasa yang digunakan mudah 4 4 4 3 3 4 4 4 4
dipahami dan komunikatif 5. UCAPAN TERIMAKSIH
8. Sistematika penyajian materi dalam 4 3 4 3 3 3 4 4 4
bahan ajar memudahkan Saudara Ucapan terimakasih disampaikan kepada
untuk memahami materi secara kemeristekdikti yang telah memberikan dukungan
keseluruhan. finansial melalui hibah penelitian dosen pemula
Total skor 30 tahun
29 2018.
31 27 26 28 29 29 30
Presentase (%) 94 91 97 85 81 88 91 91 94
Kriteria SB 6. DAFTAR
SB SB SB PUSTAKA
SB SB SB SB SB
Keterangan:
SB= Sangat Baik Adnyana, P. B., & Citrawathi, D. M. (2017). The
Effectiveness of Question-Based Inquiry
Data tabel 6 menunjukkan respon mahasiswa Module in Learning Biological Knowledge and
terhadap modul Zoologi Vertebrata terintegrasi Science Process Skills. International Journal of
scientific attitude. Mahasiswa sejumlah 9 orang Environmental and Science Education.
berasal dari 3 kategori yaitu prestasi tinggi (A,B,C), Anwar, I. (2010). Pengembangan Bahan Ajar. Bahan
prestasi sedang (D,E,F), dan prestasi rendah (G,H,I). Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung.
Berdasarkan data tabel 3 menunjukkan bahwa dari 9 Arlitasari O, Pujayanto, Budiharti R. (2013).
responden menyatakan bahwa modul zoologi Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
vertebrata terintegrasi scientificinquiry layak untuk Berbasis Salingtemas dengan Tema Biomassa
digunakan. Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Jurnal
Inovasi atau penciri modul ini adalah terletak Pendidikan Fisika 1(1) 81-89
pada penugasan dan evaluasi yang terintegrasi Muriati, S.(2013). Pengembangan Bahan Ajar
scientificattitudemendapatkan skor 4 dari 7 Biologi Sel dengan Model ADDIE pada
responden. Hal ini menunjukkan bahwa modul ini Program Studi Pendidikan Biologi UIN Alaudin
mampu menarik mahasiswa dalam menyelesaikan Makassar. Tesis Tidak Diterbitkan. Program
tugas dan melakukan mini riset. Pasca Sarjana UM Malang.
Penyelidikan sangat penting untuk pelajaran Nurjaya G. (2012). Pengembangan Bahan Ajar
sains. Rissing & Cogan (2009) menunjukkan bahwa Metode Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Berbasis Pembelajaran Kooperatif
619
Yuhanna et al. Pengembangan Modul Zoologi Vertebrata Terintegrasi Scientific Inquiry

Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman dan


Kemampuan Aplikatif Mahasiswa. Jurnal DISKUSI:
Pendidikan Indonesia 1(2) 102-111
Pratiwi D, Suratno, Pujiastuti. (2014). Penanya:
Pengembangan Bahan Ajar Biologi Berbasis Muhammad Lutfi Hidayat (UMS)
Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual
Intelectual) pada Pokok Bahasan Sistem Modul yang membuat siapan dan bagaimana
Pernafasan Kelas XI SMA dalam Meningkatkan mekanisme validasi?
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Bioedukasi 1(2) 5-9 Jawab:
Ramdani Y. (2012). Pengembangan Instrumen dan modul yang membuat adalah dosen zoologi
Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan vertebrata sedangkan penugasan dengan small
Komunikasi, Penalaran dan Koneksi Matematis research project dan inquiri dikerjakan oleh
dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian mahasiswa sedangkan mekanismenya validasi
Pendidikan 13 (1) 44-52 menggunakan angket dam saran/masukan dari
Retno R.S, Yuhanna W.L. (2016). Pembelajaran validator ahli materi dan modul
Konsep Dasar IPA dengan Scientific Inquiry
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir,
Bekerja dan Bersikap Ilmiah pada Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. 2(1) 1-9
Retno, R. S., & Yuhanna, W. L. (2018).
Implementasi Green Living BerbasisScientific
Inquiry pada Pembelajaran IPA terhadap
Kinerja Ilmiah Mahasiswa. Premiere
Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran, 8(1), 31-40.
Rissing, S. W., & Cogan, J. G. (2009). Can an
inquiry approach improve college student
learning in a teaching laboratory?. CBE—Life
Sciences Education, 8(1), 55-61.
Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sikas, N. (2017). Enhancing Scientific Literacy
through Implementation of Inquiry bsed Science
Education (IBSE) in Malaysia Science
Curriculum International Journal of Academic
Research in Bussines and Sosial Science 7 (2).
46-54
Sugiyono. (2013). Penelitian Kualitatif, kuantitatif
dan R N D. Yoyakarta:Alfabeta.
Yuhanna, W. L. (2017). Implementasi Metode Small
Research Project terhadap Prestasi dan
Kemampuan Diseminasi Mahasiswa Pendidikan
Biologi pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata.
Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS (Vol.
2).
Zunaidah, F. N., & Amin, M. (2016). Developing the
Learning Materials of Biotechnology Subject
Based on Students’need and Character of
Nusantara PGRI University of Kediri. Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai