Anda di halaman 1dari 27

Zoologi Invertebrata

TAKSONOMI,
sistematika dan
KLASIFIKASI
Oleh :
Saifullah Hidayat

Fakultas Sains dan Teknologi


UIN Walisongo Semarang 2021
Which of these organisms are animals?
Apa yang kita pelajari?
- Pengertian taksonomi, sistematika, dan
klasifikasi.
- Hubungan taksonomi dengan ilmu-ilmu lain
- Sejarah perkembangan taksonomi hewan.
- Macam-macam karakter taksonomi.
TAKSONOMI
• Istilah taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis (susunan) dan
nomos (hukum/aturan), yang pertama kali diusulkan oleh Candolle
(1813) sebagai teori klasifikasi tumbuhan. Dalam
perkembangannya, taksonomi diberi batasan sebagai teori dan
praktek klasifikasi organisme.
• Taksonomi terbagi menjadi dua taksonomi mikro dan taksonomi
makro. Taksonomi mikro diterapkan pada tingkat spesies,
sedangkan taksonomi makro digunakan untuk klasifikasi taksa yang
lebih tinggi
• Taksonomi (taxonomy) merupakan rentetan proses penemuan,
deskripsi, klasifikasi dan memberikan nama (nomenclature) pada
suatu organisme.
• taksonomi juga dapat diartikan sebagai mengklasifikan suatu
organisme dalam tingkatan hirearki atau dalam tingkatan taksonomi
(seperti kerajan (kingdom), bangsa (ordo), suku (famili), marga
(genus) dan jenis (spesies) berdasarkan karakter-karakter yang
sama.
SISTEMATIKA
• Istilah sistematika, berasal dari bahasa Yunani yang dilatinkan yaitu
systema, dan diterapkan dalam sistem klasifikasi oleh Linnaeus (1735)
dalam bukunya yang berjudul Systema Naturae.
• Simpson (1961) bahwa sistematika adalah kajian ilmiah terhadap
bermacam-macam organisme dan keanekaragamannya serta segala
hubungan biologis di antara mereka.
• Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sistematika adalah ilmu
tentang keanekaragaman organisme
• Sistematik (systematics) merupakan kajian yang lebih luas dari
taksonomi tradisional dengan tambahan teori dan aspek praktis tentang
evolusi, genetika dan spesiasi.
• Selain itu, sistematik juga dapat digunakan untuk membantu
mempelajari hubungan evolusioner antar organisme. Dalam konteks ini
lebih banyak dikenal dengan filogeni (Phylogenetics).
KLASIFIKASI ; IDENTIFIKASI
• Arti klasifikasi dan identifikasi mirip tetapi berbeda dalam aktivitas
yang dijalankannya.
• Perbedaannya ialah klasifikasi didasarkan atas pemikiran induktif,
sementara identifikasi didasarkan atas pemikiran deduktif.
• Dalam klasifikasi, kita berusaha mengadakan penyusunan dan
pengelompokan populasi pada semua arah dengan prosedur
induktif.
• sedangkan dalam identifikasi kita menempatkan individu-individu
ke dalam takson-takson yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan
prosedur deduktif
• Klasifikasi adalah bagian dari langkah dari taksonomi, klasifikasi bisa
diartikan sebagai upaya pengelompokan berdasarkan persamaan
dan perbedaan yang ada pada suatu organisme.
Peran Taksonomi dalam biologi
• Merupakan satu-satunya ilmu yang menyediakan gambaran cukup
jelas mengenai keanekaragaman organik yang ada di bumi.
• Menyediakan sebagian besar informasi yang diperlukan untuk
rekonstruksi filogeni kehidupan.
• Menyediakan informasi yang diperlukan oleh seluruh cabang
biologi.
• Menyediakan klasifikasi-klasifikasi yang bernilai penjelasan dan
heuristik tinggi pada sebagian besar cabang biologi. Contohnya:
biokimia, imunologi, ekologi, genetik, etologi, dan geologi sejarah.
• Taksonomi juga mampu mengeksplor dan menjaga
keanekaragaman tingkat genetik dari suatu mahluk hidup.
• Sebagai eksponen awal dari sistematika, taksonomi memberi
kontribusi konseptual penting yang susah diperoleh bagi ahli biologi
eksperimental. Jadi, taksonomi berkontribusi secara signifikan
untuk memperluas biologi dan keseimbangan yang lebih baik dalam
ilmu biologi secara keseluruhan.
Hubungan taksonomi dengan ilmu-ilmu lain
• Taksonomi merupakan ilmu hayat yang memiliki hubungan dengan cabang
ilmu yang lain.
• Taksonomi memberikan kontribusi terhadap struktur konseptual biologi
• Taksonomi hewan merupakan dasar yang sangat esensial dalam ilmu
ekologi
• ilmu ilmu yang berhubungan dengan taksonomi adalah, morfologi,
anatomi, embriologi, sitologi, fisiologi, fitokimia dan penyebaran geografi.
• Dalam kaitannya dengan ilmu di luar biologi, taksonomi sangat diperlukan
dalam ilmu geologi maupun stratigrafi. Kedua cabang ilmu ini sangat
memerlukan ketepatan identifikasi fosil yang dipandang sebagai spesies
kunci.
• Taksonomi juga dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu-ilmu
terapan, misalnya ilmu kedokteran, ilmu pertanian, konservasi alam, dan
pengelolaan sumber daya alam, atau entomologi, khususnya entomologi
ekonomi
• Data yang diperoleh dari taksonomi sendiri dapat digunakan untuk
mempelajari kekerabatan yang mungkin terjadi dan dapat digunakan
sebagai acuan untuk rekayasa genetika.
Sejarah perkembangan taksonomi
Zaman Yunani Kuno
• Pada zaman sebelum socrates, banyak orang pada masa itu
berspekulasi tentang asal mula dari mahluk hidup,
pemikiran inilah yang nanti akan menjadi awal mulanya dari
ilmu-ilmu yang lain termasuk klasifikasi dan taksonomi.
Zaman Setelah Socrates
• Salah satu murid dari Socrates adalah Plato, dia
menyatakan bahwa asal mula kehidupan di Bumi berasal
dari manusia dan pada manusia organ yang pertama ada
adalah kepala karena dia menganggap bahwa kepala adalah
ruh dan jiwa dari manusia.
• aksonomi resmi ada sejak zaman yunani kuno, yang
melakukan hal ini adalah Aristoteles yang mengikuti filsafat
democritus. Aristoteles membagi binatang menjadi dua
kategori yaitu hewan yang memiliki darah yaitu sanguiferus
(berdarah merah / sebagian besar vertebrata) dan binatang
tak berdarah (invertebrata).
Zaman Pertengahan Sampai Abad ke-18
• Zaman renesaince merupakan suatu zaman yang mulai
berkembangnya ilmu pengetahun, banyak sekali ilmu-ilmu
yang muncul, diantaranya adalah; ilmu pengetahuan alam,
seni, sastra arsitektur dan sebagainya. Pada zaman ini juga
berkembang ilmu-ilmu botani dan zoologi, serta banyak
karya-karya tulis yang mulai diterbitkan.
Dari Era Linnaues Sampai Abad ke-19
• Carolus Linnaeus merupakan seorang yang terkenal dan dia
adalah orang yang mencetuskan konsep spesies dan
klasifikasi, konsep ini bisa diterima oleh bnyak kalangan.
Dengan adanya konsep ini maka mempelajari mahluk hidup
menjadi lebih mudah, serta memunculkan penelitian-
penelitian biologi yang lebih maju. Ilmu ini terus
berkembang sampai abad ke 20 dan pada abad 20 ini
berkembang ilmu-ilmu tentang molekuler, karena dianggap
bahwa sudah banyak mahluk hidup yang sudah di
deskripsikan dan diberi nama.
Abad ke-19 Sampai ke-20
• Pada masa ini terjadi peningkatan yang sangat
pesat spesies-spesies yang dikenali, serta
mulailah berkembang tentang teori evolusi
darwin, sehingga klasifikasi bisa berdasarkan dari
kekerabatannya. Selain itu Mendel telah
menemukan hukum pewarisan sifat yang terjadi
dalam mahluk hidup.
Pertengahan Abad ke-20
• Pada abad ini, DNA, gen dan perkembangan
molekuler semakin maju sehingga menyebabkan
pengklasifikasian mahluk hidup juga bisa
didasarkan dari genetik. Konsep dari spesies akan
lebih terinci secara biologi molekuler.
• Nenek moyang animalia ada sejak zaman
Paleozoik (542-141 juta tahaun yang lalu),
yaitu protista.
• Berdasarkan IUCN, Di dunia ini yang sudah di
identifikasi ada sekitar 1,67 juta spesies
• Hewan diklasifikasikan menjadi 2 subfilum
yaitu invertebrata dan vertebrata
KARAKTER TAKSONOMI
• The neural plate soon curves inward, forming the neural
tube. The neural tube will become the central nervous
system = brain and spinal cord.
• Neural crest cells develop along the neural tube of
vertebrates and form various parts of the embryo: nerves,
parts of teeth, skull bones ...
• Mesoderm lateral to the notochord forms blocks called
somites.
• Lateral to the somites, the mesoderm splits to form
the coelom.
Body Plan -- Symmetry
• Animals can be categorized according to the symmetry of
their bodies, or lack of it.
• Some animals have radial symmetry.
• Two-sided symmetry is called bilateral symmetry.
• Animals with bilateral symmetry have:
– A dorsal (top) side and a ventral (bottom) side
– A right and left side
– Anterior (head) and posterior (tail) ends
– Cephalization, the development of a head. (Brain…)
Animal Body Symmetry

(a) Radial symmetry

(b) Bilateral symmetry


Body Plan -- Tissues

• Animal body plans also vary according to the


organization of the animal’s tissues.
• Tissues are collections of specialized cells isolated
from other tissues by membranous layers.
• During development, three germ layers give rise to
the tissues and organs of the animal embryo.
Embryonic Germ Layers

• Ectoderm is the germ layer covering the embryo’s


surface.
• Endoderm is the innermost germ layer and lines the
developing digestive tube, called the archenteron.
• Diploblastic animals have ectoderm and
endoderm.
• Triploblastic animals also have a middle mesoderm
layer; these include all bilaterians.
Animal Early Embryonic Development

Blastocoel
Cleavage
Endoderm
Blastula
Ectoderm

Archenteron
Zygote Eight-cell stage
Gastrulation Gastrula
Blastocoel Blastopore
Cross section
of blastula
Body Cavities
Most triploblastic animals possess a body cavity.
• A true body cavity is called a coelom and is derived
from mesoderm. Coelomates are animals that
possess a true coelom.
• A pseudocoelom is a body cavity derived from the
mesoderm and endoderm. Triploblastic animals
that possess a pseudocoelom are called
pseudocoelomates.
• Triploblastic animals that lack a body cavity are
called acoelomates.
Coelom
Triploblastic Body covering
Animals Body (from ectoderm)

Cavities Tissue layer lining coelom


and suspending internal organs
Digestive tract (from mesoderm)
(from endoderm)

(a) Coelomate - true body cavity

Body covering
(from ectoderm)

Pseudocoelom Muscle layer


(from
mesoderm)
Digestive tract
(from endoderm)

(b) Pseudocoelomate
Body covering
(from ectoderm) Tissue-
filled region
(from
mesoderm)

Wall of digestive cavity


(from endoderm)
(c) Acoelomate - lack a body cavity
Cleavage:
protostome or deuterostome development
• In protostome development, cleavage is spiral and
determinate.
• In deuterostome development, cleavage is radial
and indeterminate.
• With indeterminate cleavage, each cell in the early
stages of cleavage retains the capacity to develop
into a complete embryo.
• Indeterminate cleavage makes possible identical
twins, and embryonic stem cells.
Protostome Deuterostome
Development Development
molluscs, annelids echinoderm, chordates

Eight-cell stage Eight-cell stage (a) Cleavage

Spiral and determinate Radial and indeterminate


Key
Coelom
Ectoderm
(b) Coelom formation
Mesoderm
Archenteron
Endoderm

Coelom
Mesoderm Blastopore Blastopore Mesoderm
Solid masses of mesoderm Folds of archenteron
split and form coelom. form coelom.

Anus Mouth (c) Fate of the blastopore

Digestive tube

Mouth Anus
Mouth develops from blastopore. Anus develops from blastopore.
SISTEM PENCERNAAN
 Ada-tidaknya saluran pencernaan
1. Parazoa (tidak punya saluran pencernaan
makanan). Misalnya; Porifera
2. Enterozoa (punya saluran pencernaan makanan)
a) Enterozoa komplit (saluran pencernaan sudah
lengkap, dari mulut hingga anus). Misalnya ;
metazoa pada umumnya (kecuali Porifera,
Coelenterata dan Platyhelminthes)
b) Enterozoa inkomplit (saluran pencernaan belum
lengkap, hanya punya mulut tanpa anus),
misalnya ; Platyhelminthes dan Coelenterata.
Tafsir Jalalain :
(Dan) Dia menundukkan pula bagi kalian (apa yang Dia ciptakan) makhluk yang telah Dia
ciptakan (untuk kalian di bumi ini) berupa hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan serta lain-
lainnya (dengan berlain-lainan warnanya) seperti ada yang merah, kuning, hijau dan lain
sebagainya (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang mengingatnya) mengambilnya sebagai pelajaran.
Tafsir Quraish shihab :
Selain yang telah diciptakan oleh Allah di langit dan disediakan untuk manfaat kalian, Dia juga
menciptakan berbagai macam binatang, tumbuhan dan benda di muka bumi untuk kalian.
Dalam perut bumi, Dia juga menciptakan bahan-bahan tambang yang beraneka warna,
bentuk dan cirinya. Semua itu diciptakan untuk kalian manfaatkan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda yang jelas dan banyak bagi kaum yang selalu
merenungkan hingga mengetahui kekuasaan Sang Pencipta dan kasih sayang-Nya kepada
mereka.
Referensi
– Lumowa, Sonja V.T., 2014, Zoologi
Invertebrata, Yogyakarta : Penerbit Kepell
Press
– Rusyana, Adun., 2011, Zoologi Invertebrata
(Teori dan Praktik), Bandung : Alfabeta.
– Campbell, Reece dan Mitchell, 2003, Biologi
Jilid 2, Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai