Anda di halaman 1dari 10

Tugas individu IPA

Nama ; Navia Rahmadani

Nim ; 394

1.Keanekaragaman Hayati oleh Muhammad Asril, dkk, adalah keanekaragaman makhluk hidup mulai
dari gen, spesies, hingga ekosistem pada suatu wilayah akibat adanya perbedaan variasi. Variasi tersebut
bisa dalam hal ukuran, bentuk, tekstur, maupun jumlah, warna, dan sifat-sifat lainnya.

Tingkatan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati terdiri dari beberapa tingkatan, mengutip buku Keanekaragaman Hayati oleh F.
Sufah, adalah:

1. Keanekaragaman Gen

Keragaman tingkat ini merupakan variasi yang terdapat dalam satu spesies baik dalam satu populasi
ataupun di antara banyak populasi, atau variasi gen yang terjadi dalam suatu jenis atau spesies makhluk
hidup. Contohnya: bunga mawar merah (Rosa Hiproida), bunga mawar putih (Rosa Sericea Lindl.)

2. Keanekaragaman tingkat jenis (Spesies)

Berikutnya adalah keanekaragaman tingkat spesies, yaitu variasi antar spesies dalam suatu ekosistem.
Contohnya: keanekaragaman tingkat jenis dalam satu genus Panthera, yaitu Harimau (Panthera tigris)
dan macan tutul (Panthera pardus). Keduanya memiliki ukuran, warna bulu, tipe loreng dan lingkungan
hidup yang berbeda.

3. Ekosistem tingkat ekosistem

Ekosistem merupakan sebuah interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup
(https://www.detik.com/tag/makhluk-hidup) yang satu dengan yang lainnya, dan juga antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Contohnya: hutan hujan tropis, hutan gurun, ekosistem laut.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6495136/mengenal-keanekaragaman-hayati-definisi-
tingkatan-dan-manfaat

2.Berdasarkan hubungan filogenetik, klasifikasi makhluk hidup mengalami berbagai perkembangan dari
waktu ke waktu. Klasifikasi yang ada tersebut diakui dan dipakai secara internasional.

Sistem klasifikasi makhluk hidup dikelompokan dalam satu-satuan kelompok besar yang disebut
'kingdom'. Sistem kingdom yang pertama diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.

Itulah sedikit penjelasan tentang pengertian klasifikasi makhluk hidup. Untuk lebih jelasnya, ketahui
dasar klasifikasi makhluk hidup, tujuan, prinsip hingga sistemnya.
Jadi, dasar dari klasifikasi pada makhluk hidup adalah persamaan dan perbedaan ciri:

a. Ciri Fisik

Ciri-ciri fisik adalah hal yang paling mudah bagi kita untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup.
Misalnya, kita mengetahui bahwa ayam dan elang termasuk golongan Aves (burung) karena persamaan
fisik keduanya, yaitu berbulu, bersayap, dan berparuh.

b. Ciri Morfologi dan Anatomi

Ciri-ciri morfologi dapat kita lihat dari bentuk luar tubuh makhluk hidup. Misalnya, bentuk paruh dan
bentuk cakar pada hewan serta bentuk pohon dan bentuk bunga pada tumbuhan.

Sementara itu, ciri-ciri anatomi dapat kita lihat dari struktur tubuh organisme. Misalnya, ada atau
tidaknya sel trakea atau kambium.

c. Ciri Biokimia

Ciri-ciri biokimia dapat kita lihat pada jenis-jenis enzim, protein, DNA, dan lainnya. Ciri-ciri tersebut
dapat kemudian menjadi pedoman bagi kita untuk menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk
hidup satu dan yang lainnya.

d. Berdasarkan pada Manfaat

Setelah dipelajari, kita dapat mengetahui manfaat dari makhluk hidup tertentu. Nah, manfaat yang telah
diketahui kemudian dapat dijadikan dasar pada saat melakukan klasifikasi makhluk hidup.

3.

Komentar Lihat Foto

Perbedaan Teori Abiogenesis dan Biogenesis


Penulis: Silmi Nurul Utami | Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Teori abiogenesis dan teori biogenesis, keduanya adalah teori yang mencoba
mengungkap asal usul kehidupan di bumi. Namun, keduanya adalah teori yang saling bertolak-belakang.

Untuk memahaminya, berikut adalah perbedaan teori abiogenesis dan biogenesis

Perbedaan pertama dari teori abiogenesis dan biogenesis adalah ilmuan yang mencetuskannya.

Teori abiogenesis dicetuskan oleh seorang filsuf dan ilmuan Yunani kuno bernama Aristoteles.
Aristoteles (384 hingga 322 SM) mengemukakan teori abiogenesis pada masa Yunani awal.

Sedangkan, teori biogenesis dicetuskan oleh seorang ahli kimia dan mikrobiologi asal Prancis bernama
Louis Pasteur. Louis Pasteur mengemukakan teori biogenesis pada tahun 1858 yang pada saat itu
mematahkan teori abiogenesis.

Teori Abiogenesis

Asal usul kehidupan

Perbedaan teori abiogenesis dan biogenesis yang paling mendasar adalah konsep asal usul kehidupan.

Teori abiogenesis menyatakan bahwa kehidupan berasal dari senyawa anorganik ataupun benda mati.
Sedangkan, menurut teori biogenesis kehidupan berasal dari makhluk hidup lain bahwa sel hidup tidak
berasal dari benda mati.

Teori abiogenesis didasarkan oleh gagasan bernama generasi spontan. Dilansir dari Biology LibreTexts,
generasi spontan adalah gagasan paling awal teori abiogenesis berisi kemunculan begitu saja makhluk
hidup dari suatu benda mati.

Sedangkan, teori biogenesis menentang pendapat tersebut. Dilansir dari Biology Online, menurut teori
biogenesis makhluk hidup hanya dapat diproduksi oleh makhluk hidup lain dan bukan oleh benda mati.

Teori Biogenesis

Bukti ilmiah

Perbedaan teori abiogenesis dan biogenesis selanjutnya adalah teori biogenesis dapat dibuktikan secara
ilmiah, sedangkan teori abiogenesis tidak.

Teori abiogenesis Aristoteles tentang generasi spontan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Teori abiogenesis generasi spontan tidak memiliki bukti ilmiah. Teori abiogenesis pada saat itu hanya
didasarkan oleh pengamatan dan pemikiran tanpa adanya bukti eksperimental yang jelas.
Namun, lahir teori abiogenesis modern yang dapat dibuktikan. Berbeda dengan teori abiogenesis kuno,
teori abiogenesis modern berpendapat bahwa makhluk hidup muncul dari zat anorganik dalam waktu
yang lama dan secara bertahap.

Teori abiogenesis modern memiliki bukti ilmiah, misalnya percobaan yang dilakukan oleh Harold-Urey

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/23/183334269/perbedaan-teori-abiogenesis-dan-
biogenesis

4.- Sel merupakan bagian terkecil yang membentuk tubuh kita. Sadarkah kalian bahwa tubuh kita yang
besar ini terdiri atas jutaan sel-sel yang sangat kecil? Meskipun kecil, sel-sel tersebut memegang
peranan penting dalam kelangsungan hidup kita serta makhluk hidup lainnya.

Sel tumbuhan dan hewan pun ada yang sama dan ada yang berbeda. Pada artikel ini, kita akan
mempelajari tentang komponen yang membentuk struktur sel beserta fungsinya. Ada pula penjelasan
mengenai ciri-ciri sel serta perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan. Simak penjelasannya sampai
habis ya, detikers!

Apa Itu Sel?

Mengutip Modul Belajar Mandiri Calon Guru dalam cdn-gbelajar.simpkb.id, sel adalah unit terkecil yang
menyusun tubuh makhluk hidup dan merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan.

Sel ditemukan pertama kali pada 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke. Saat
mengamati sayatan gabus dari batang tumbuhan yang sudah mati dengan mikroskop sederhana, Hooke
menemukan ruang-ruang kosong yang dibatasi oleh dinding tebal. Ruang-ruang tersebut akhirnya
disebut cellulae atau disingkat menjadi cell.

Sel juga dipahami sebagai kesatuan atau unit struktural makhluk hidup. Ahli botani Jerman Jacob
Schleiden mengamati sel tumbuhan secara mikroskopis, sedangkan sel hewan diamati oleh Theodor
Schwann. Keduanya menyimpulkan bahwa setiap makhluk hidup tersusun atas sel-sel. Kemudian ada
organisme bersel tunggal dan ada juga organisme yang tersusun atas banyak sel.

Struktur dari Sel

Masih dari modul yang sama, sel tersusun atas berbagai komponen yang membentuk sebuah struktur.
Berikut susunan struktur dari sel.
1. Membran Plasma

Membran plasma atau selaput plasma, disebut juga membran sel, adalah selaput sel paling luar yang
tersusun dari molekul lipoprotein (fosfolipid dan protein) dan molekul-molekul lain yang
menyempurnakan struktur membran. Protein yang membentuk membran plasma adalah protein
intrinsik atau integral dan protein ekstrinsik atau perifer.

Pada membran plasma juga terdapat molekul kolesterol. Membran plasma memiliki ketebalan antara
7,5 hingga 10 nanometer. Membran plasma memiliki sifat semipermeabel atau selektif permeabel.

2. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan kimia sel yang penting
bagi proses metabolisme sel. Sitoplasma terbentuk dari air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan
vitamin.

3. Dinding Sel

Dinding sel adalah komponen yang menentukan bentuk sel dan berfungsi sebagai penguat serta
melindungi protoplas. Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan dan tidak ada pada sel hewan.
Dinding sel memiliki ketebalan yang bervariasi tergantung umur dan tipe sel. Semakin tua umur sel,
semakin tebal dindingnya. Namun, ada beberapa sel yang tidak mengalami penebalan dinding.

Dinding sel dibedakan menjadi tiga bagian pokok berdasarkan perkembangan dan strukturnya. Bagian
itu adalah lamela tengah, dinding sel primer, dan dinding sel sekunder. Lamela tengah dan dinding sel
primer dimiliki oleh semua tumbuhan, tetapi hanya sel yang dapat mengalami penebalan saja yang
memiliki dinding sel sekunder.

4. Inti Sel atau Nukleus

Inti sel adalah komponen sel bermembran yang berbentuk bulat atau lonjong seperti cakram. Nukleus
terletak pada sitoplasma, biasanya di tengah sel. Namun, ada juga tumbuhan yang memiliki nukleus
yang terletak agak ke tepi sitoplasma.
Biasanya sel tumbuhan dan hewan memiliki satu nukleus, tetapi ada juga yang lebih dari satu.
Contohnya sel otot lurik. Nukleus memiliki ukuran yang lebih besar daripada organel sel lainnya, yakni
antara 10-20 nm.

Selain itu, inti sel juga berperan mengatur seluruh kegiatan sel dan membawa informasi genetik berupa
kromosom yang akan diturunkan ke generasi berikutnya. Kromosom merupakan struktur yang terdiri
atas DNA dan protein.

5. Fosfolipida

Fosfolipida merupakan salah satu penyusun membran plasma. Fosfolipida berupa molekul fosfat (bagian
kepala) dan molekul lemak (bagian ekor). Fosfat bersifat hidrofilik dan bagian lipid bersifat hidrofobik.
Dalam susunan sel, bagian fosfat menghadap ke arah luar dan dalam membran plasma, sedangkan
bagian ekor terdapat di tengah-tengah.

6. Protein Membran

Protein membran adalah protein yang terdapat pada membran sel. Banyaknya protein dalam fosfolipid
bisa mencapai lebih dari 50 persen dari membran tersebut. Penyebabnya adalah struktur protein yang
lebih besar dan lebih kompleks daripada struktur lemak.

Protein membran terdiri atas protein integral atau intrinsik yang merupakan protein yang menembus
fosfolipid bilayer, serta protein perifer atau ekstrinsik yang merupakan protein yang tidak menembus
permukaan fosfolipid. Protein intrinsik berperan dalam transportasi atau perpindahan molekul dari dan
ke sel, sementara protein ekstrinsik berupa hormon atau enzim yang berperan mengatur kinerja
membran plasma.

7. Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma adalah bagian sel berupa vesikel atau kantong dengan bentuk pipih, bundar,
atau tubuler (tabung) dan satu sama lain dapat berhubungan. RE tersusun atas selapis membran yang
berperan sebagai penghubung antara bagian luar sel dan bagian dalam sel.

RE sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni RE halus (REh) yang tidak dilekati ribosom dan RE kasar (REk)
yang dilekati ribosom. RE memiliki peran anabolik dan protektif. Dalam pengamatan mikroskop, RE
terlihat seperti saluran berkelok-kelok dan jala berongga. Saluran-saluran ini berfungsi untuk membantu
gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian lainnya.

8. Badan Golgi

Disebut juga aparatus golgi atau kompleks golgi. Badan golgi adalah organel sel yang dijumpai pada sel-
sel yang melakukan fungsi ekskresi atau pembuangan. Pada sel tumbuhan, bagian ini disebut juga
diktiosom. Badan golgi berbentuk kantong-kantong pipih, tubulus, dan vesikula.

9. Lisosom

Lisosom adalah organel sel yang berbentuk kantong bola yang diselubungi oleh selaput atau membran
tunggal. Lisosom berisi enzim hidrolitik seperti glukosidase, fosfolipase, protease, nuklease, lipase, dan
fosfatase. Diameter lisosom sekitar 500 nm.

10. Mitokondria

Disebut juga kondriosom. Mitokondria adalah organel sel tempat berlangsungnya respirasi sel pada
makhluk hidup. Bentuk dan jumlahnya di dalam sel berbeda-beda tergantung aktivitas dan tipe sel.
Mitokondria banyak ditemukan pada sel yang memiliki aktivitas metabolisme tinggi dan yang
memerlukan banyak energi, misalnya sel otot jantung.

11. Ribosom

Ribosom adalah organel bermembran berisi untai RNA dan protein, karbohidrat, sedikit lemak, dan
mineral. Nama ribosom diambil dari asam ribonukleat dan soma (badan). Ukuran ribosom hanya sekitar
20-25 nm dan terdapat pada sitoplasma atau menempel pada retikulum endoplasma.

12. Plastida

Plastida adalah organel khas yang ditemukan pada sel tumbuhan. Plastida tersebar di sitoplasma pada
sel tumbuhan dan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop sederhana. Ukuran dan pigmentasi plastida
bervariasi. Berdasarkan ada atau tidak adanya zat warna, plastida dibedakan menjadi leukoplas (tidak
berwarna), kloroplas (berwarna hijau), dan kromoplas (berwarna selain hijau).

13. Sentrosom dan Sentriol


Sentrosom dan sentriol adalah dua komponen dari sel hewan, terutama yang terlibat dalam
pembelahan sel. Sentrosom terdiri atas dua sentriol yang tersusun secara ortogonal. Dua sentriol
tersebut cenderung tegak lurus satu sama lain. Sentrosom dan sentriol umumnya terletak di dekat
nukleus.

14. Mikrobodi

Mikrobodi adalah organ sel dengan struktur mirip lisosom, berbentuk bulat dengan diameter antara 0,2-
2 mikrometer dan diselubungi membran. Mikrobodi dibagi menjadi dua macam yakni peroksisom dan
glioksisom.

Mikrobodi mengandung enzim katalase dan oksidase yang berperan dalam berbagai reaksi biokimia
dalam sel. Selain itu, mikrobodi juga memfasilitasi pemecahan lemak, asam amino, dan alkohol.

15. Mikrotubulus dan Mikrofilamen

Mikrotubulus adalah salah satu komponen sitoplasma yang terdapat pada sel-sel hewan maupun
tumbuhan. Bentuknya berupa silinder dan berongga. Sedangkan mikrofilamen adalah organel sel
berbentuk benang-benang halus yang tersusun dari protein aktin.

Mikrotubulus berperan sebagai rangka dalam sel, membentuk jaringan struktural sel, membantu
transportasi sel, membangun silia dan flagel, serta terlibat dalam pemisahan kromosom dalam sel
mitosis dan meiosis. Sementara mikrofilamen berperan dalam bentuk sel, kontraktilitas sel, stabilisasi
mekanis, eksositosis, dan endositosis.

16. Vakuola

Vakuola adalah komponen sel yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan yang terbungkus suatu
membran tunggal yang disebut tonoplas atau getah sel. Namun, tidak semua sel hewan memiliki
komponen ini. Getah sel yang membungkus vakuola sebagian besar tersusun dari air dan zat-zat terlarut
lain sesuai jenis tumbuhannya. Antara lain garam mineral, sukrosa, enzim, basa, asal, dan alkaloid.

Vakuola berfungsi sebagai osmoregulator atau menjaga nilai osmotik sel, sebagai tempat menyimpan
bahan tertentu, wadah sisa metabolisme, dan berperan dalam degradasi organel-organel sel yang tua
dan rusak.
https://www.detik.com/bali/berita/d-6439594/pengertian-sel-beserta-struktur-dan-fungsinya

5.Mitosis dan meiosis merupakan proses pembelahan sel. Ada perbedaan antara mitosis dan meiosis,
namun sebelum itu simak terlebih dahulu pengertian dari mitosis dan meiosis di bawah ini:

Mitosis

Sel yang aktif membelah melewati suatu siklus yang dikenal sebagai siklus sel. Siklus ini berlangsung
secara teratur dan dibedakan atas dua stadium, yaitu stadium istirahat (interfase) dan stadium mitosis.

Mitosis merupakan pembelahan sel yang meliputi pembelahan dan pembagian nukleus beserta
kromosom-kromosom di dalamnya. Pembelahan nukleus dinamakan karyokinesis. Setelah karyokinesis
akan segera diikuti oleh pembelahan sel, sehingga sebuah sel akan menjadi dua anakan sel yang sama.
Proses membelahnya sel dinamakan sitokinesis. Adanya karyokinesis dan sitokinesis yang berlangsung
secara berkesinambungan menyebabkan informasi genetik di dalam semua sel somatis suatu individu
tetap.

Mitosis merupakan cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu
Profase-Metafase-Anafase-Telofase.

Meiosis

Sedangkan, Meiosis merupakan pembelahan sel yang spesifik di gamet-gamet saja. Meiosis berlangsung
dengan dua kali pembelahan yang menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh
dari jumlah kromosom sel induk. Meiosis terjadi waktu pembentukan gamet-gamet saja.

Pada pembelahan ini berlangsung melalui dua tahap yaitu meiosis I dan meiosis II tanpa melalui
interfase. Interfase terjadi sebelum atau sesudah meiosis.

Pada tahap meiosis I yakni profase I - metafase I- anafase I - telofase I kemudian dilanjutkan dengan
meiosis II yaitu profase II - metafase II- anafase II - telofase II

Perbedaan Mitosis dan Meiosis


Meskipun sama-sama pembelahan sel, mitosis dan meiosis memiliki perbedaan. Dikutip dari Bahan Ajar
Pembelahan Sel karya Erwin Saputra, Berikut ini perbedaan mitosis dan meiosis berdasarkan
pembedanya:

1. Berdasarkan Tempat Terjadi

Mitosis : terjadi pada hampir semua sel somasi (tubuh), reproduksi vegetatif

Meiosis : hanya terjadi pada Sel Gonad (kelamin untuk pembentukan gamet) dan reproduksi generatif
(kawin)

2. Berdasarkan Jumlah Kromosom

Mitosis: Sel anak (2n/diploid) = sel induk (2n/diploid) artinya satu sel induk (diploid) menghasilkan 2 sel
anakan

Meiosis: Sel anak 1/2 (n) dari sel induk (2n) satu sel induk (diploid) menghasilkan 4 sel anakan

3. Berdasarkan Hasil Akhir Sel Anakan

Mitosis: 2 sel anak identik dari 1 sel induk

Meiosis: 4 sel anak tidak identik dari 1 sel induk

4. Berdasarkan Bentuk Kromosom Metafase

Mitosis: Tiap kromosom dengan 2 kromatid (diad) berjajar pada bidang equator

Meiosis: Tiap kromosom dengan 4 kromatid (tetrad) berjajar pada bidang equator

5. Berdasarkan Pembelahan

Mitosis : 1 kali (profase, metafase, anafase, telofase)

Meiosis : 2 kali yakni meiosis 1 dan meiosis 2 (pembelahan reduksi)

6. Berdasarkan Fungsi

Mitosis : untuk pertumbuhan, pengganti sel rusak menjaga agar faktor genetik tetap

Meiosis: untuk menjaga agar jumlah kromosom tidak berlipat ganda apabila terjadi fusi gamet jantan
dan betina sehingga kelangsungan spesies tetap terjaga

Nah itulah perbedaan mitosis dan meiosis berdasarkan pembedanya. Semoga bisa menjadi referensi
untuk kamu belajar Pembelahan sel.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6685321/perbedaan-mitosis-dan-meiosis-ini-penjelasannya

Anda mungkin juga menyukai