Anda di halaman 1dari 44

Sejarah Perkembangan Teori Sel

Penemuan mikroskop pada abad ke-16 membuka cakrawala


baru bagi para saintis. Seorang ilmuan dari Inggris
bernama Robert Hooke (1635-1703) mengamati irisan gabus
yang sangat tipis dengan menggunakan mikroskop yang
dirancangnya sendiri. Hasil pengamatannya itu, ia
gambarkan berupa kumpulan kotak-kotak kosong yang
menyerupai sarang lebah. Kotak-kotak kosong itu ia
disebutnya sel, dari kata latin “cellulae”, yang berarti kamar-
kamar. Namun saat itu Robert Hooke belum mengetahui
bahwa sel merupakan penyusun tubuh semua makhluk
hidup, dan bahwa irisan gabus yang diamatinya sebenarnya
hanyalah bagian yang telah mati dari kulit pohon[1]

Mengenal Bagian-bagian Sel ]

Ilustrasi untuk sel hewan


Ilustrasi untuk sel tumbuhan
Dinding Sel merupakan lapisan yang memberi bentuk sel
dan melindungi isi sel. Inti sel merupaka n pusat pengatur
seluruh kegiatan sel,terutama mengatur perkembangbiakan
sel serta perkembangan sel selanjutnya. Membran
Plasma berperan dalam melindungi sel dan mengatur keluar
masuknya zat. Kromosom merupakan benda berupa
benang-benang tebal yang terletak di dalam inti
sel.Fungsinya sebagai pembawa sifat yang akan diwariskan
kepada keturunan sehingga sel yang akan dibentuk akan
sama seperti sel yang sebelumnya. Plasma
Sel(Sitoplasma) merupakan bagian yang meliputi seluruh isi
sel kecuali inti sel. Vakuola merupakan tempat untuk
penyimpanan bahan makanan seperti amilum dan gula.
Vakuola pada sel tumbuhan memiliki ukuran yang lebih
besar dibandingkan vakuola yang terdapat dalam sel
hewan. Retikulum Endoplasma(RE) merupakan tempat
melekatnya ribosom dan tempat terjadinya sintesis
protein. Ribosommerupakan tempat terjadinya sintesis
protein. Badan Golgi berperan dalam ekskresi sel,
pembentukan dinding sel dan pembentukan
lisosom. Lisosom berperan dalam menghasilkan enzim-
enzim hidrolitik, yang berperan dalam mencerna makana n
yang masuk ke dalam
sel(intraselular). Mitokondria berperan dalam menghasilkan
energi(tempat pembentukan ATP) karena terlibat dalam
proses respirasi sel. Kloroplas merupakan temapt
berlangsungnya proses fotosintesis. Sentriol berperan
dalam proses pembelahan sel
Perbedaan Sel Hewan dan
Tumbuhan[sunting | sunting sumber]
No. Bagian-bagian Sel Sel Tumbuhan Sel Hewan

1 Membran Plasma Ada Ada

2 Dinding Sel Ada Tidak ada

3 Inti Sel Ada Ada

4 Sitoplasma Ada Ada

5 Retikulum Endoplasma Ada Ada

6 Ribosom Ada Ada

7 Badan Golgi Ada Ada

8 Mitokondria Ada Ada

9 Kloroplas Ada Tidak ada

10 Vakuola Ada Tidak ada

11 Sentriol Tidak ada Ada

12 Sentrosom Tidak ada Ada

13 Plastida Ada Tidak ada

Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan[1]


Organisme Multiseluler dan
Uniseluler[sunting | sunting sumber]
Semua organisme memulai kehidupanya dari sebuah sel. Inti sel dan sitoplasma yang
pertama itu membelah dan menghasilkan dua sel, yang membelah lagi menjadi empat sel,
dan seterusnya, sampai menghasilkan beribu sel yang menyusun tubuh organisme[3].
Kebanyakan organisme yang kita jumpai sehari-hari, seperti rumput,jambu,jagung,ayam,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler, yaitu organisme yang tubuhnya
tersusun oleh banyak sel. Sel-sel itu bagaikan “batu bata” yang menyusun “bangunan”
tubuh organisme, dan sel-sel tersebut bekerja sama untuk melakukan kegiatan hidup,
seperti bernapas, bergerak, mencerna makanan dan tumbuh[1].
Ada pula organisme yang uniseluler, yaitu organisme yang tersusun oleh satu sel saja.
Pada organisme uniseluler seluruh kegiatan hidup dilakukan oleh satu sel tersebut.
Contohnya bakteri dan paramecium.Bentuk dan ukuran sel beraneka
ragam. Bakteri misalnya, ada yang berbentuk bulat, ada yang berbentuk batang, dan ada
yang berbentuk spiral,Sel hewan dan manusia beraneka ragam bentuknya. Bentuk-bentuk
itu sesuai dengan fungsi masing-masing sel[1].

Lihat Pula

Sel Tumbuhan Lebih Tahan Lama


Dibanding Sel Hewan!
24 Agustus 2017 22:01 Diperbarui: 24 Agustus 2017 22:19 1 0 0

Perbedaan Sel Hewan Dan Tumbuhan / tecnologialinstante.com


Mendengar kata sel hewan dan sel tumbuhan, tentu bukan
merupakan kata-kata yang asing bagi kita semua. Mungkin kita
pernah bertanya apakah hewan itu lebih bertahan lama dibanding
tumbuhan? Ataupun sebaliknya. Berbicara mengenai ketahanan
tubuh, maka kita akan menunjang lebih dalam bagian organel sel
yang berfungsi untuk memberi supplyenergi, sehingga suatu
organisme dapat bertahan hidup lebih lama.

Namun sebelum itu, mari kita kaji dari hal yang paling dasar
terlebih dahulu yaitu tentang sel. Sel adalah kumpulan materi yang
paling sederhana serta dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua jenis makhluk hidup. Sel juga dianggap merupakan unit
paling dasar dari suatu organisme. Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan juga sebagian besar reaksi kimia guna
mempertahankan kehidupan yang berlangsung di dalam sel. Robert
Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun
1665, yaitu ketika ia mengamati suatu irisan gabus di kulit batang
pohon ek dengan mikroskop yang punya perbesaran 30 kali.
Namun, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir
dua abad setelah Robert Hookemeneliti oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam
cabang biologi yang disebut biologi sel.

Kita akan melihat perbedaan hewan dan tumbuhan secara umum.


Ketika kita perhatikan, sebenarnya tumbuhan dan hewan memiliki
perbedaan yang cukup kontras. Tumbuhan tidak dapat bergerak
aktif seperti hewan. Gerak tumbuhan cenderung pasif, hal ini
disebabkan oleh sel tumbuhan dimana bentuknya yang kaku
sehingga tidak fleksibel. Yang dapat kita telaah dengan cepat
adalah bagian diding seldari tumbuhan, dimana hewan tidak
memiliki dinding sel seperti pada tumbuhan. Dinding sel tumbuhan
yang kaku tersebut dapat mengakibatkan gerak tumbuhan yang
nampak pasif pula.

Selain dinding sel, ada faktor utama lain yang bisa kita lihat untuk
membedakan kedua makhluk hidup ini. Salah
satunya kloroplas yang kita kenali selama ini di tumbuhan
tentunya. Hewan juga menggunakan mitokondria untuk membantu
menghasilkan makanan, sedangkan tumbuhan bergantung pada
kloroplas. Mitokondria merupakan organel membran-tertutup,
berisi matriks yang menyerupai sebuah daerah di kloroplas yang
mengandung berbagai enzim bersama dengan ribosom, RNA dan
DNA. Kloroplas yang dikenal sebagai klorofil dan lebih besar dari
mitokondria, pada dasarnya mengubah cahaya matahari menjadi
energi selama proses makanan penghasil
fotosintesis. Kloroplas/Chloroplast adalah plastid yang
mengandung klorofil.

Di dalam kloroplas biasanya akan berlangsung fase terang dan fase


gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir
seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada,
maka tiap sel dapat memiliki satu hingga banyak plastid. Pada
tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram dengan
ukuran 2 x 5 mm, terkadang ada yang lebih besar. Tersusun dalam
lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya
berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang didapatnya.
Pada ganggang, bentuknya bermacam-macam. Seperti bentuk
mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai
pirenoid, dan masih banyak lagi.

Mengenai lisosom, ini juga menjadi perhatian utama antara hewan


dan tumbuhan. Pada dasarnya, lisosom merupakan organel sel yang
berupa kantong terikat membran berisi enzim hidrolitik yang
berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai
keadaan tertentu. Lisosom ini sendiri hanya terdapat pada hewan
saja. Ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve. Di dalam
lisosom, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti
protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase,
ataupun sulfatase. Tentunya enzim ini sangatlah berguna bagi
kelangsungan hidup suatu organisme. Fungsi utama lisosom adalah
endositosis, fagositosis, dan autofagi. Pada tumbuhan, organel ini
lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna,
mempunyai fungsi untuk menyimpan senyawa organik yang
dihasilkan tanaman serta juga untuk menyebarkan makanan yang
sudah matang ke seluruh bagian tumbuhan.

Lalu berbicara mengenai Vakuola, biasanya ditemukan di sel


tumbuhan dan berukuran besar. Sedangkan di sel hewan, biasanya
kita hanya akan menemukan vakuola berukuran kecil dan mungkin
tidak ada. Vakuola ini sendiri dibungkus oleh tonoplas yaitu
membran tunggal yang mengatur pertukaran materi antara
sitoplasma dengan cairan didalamnya. Vakuola pada tumbuhan
berfungsi untuk menyimpan zat-zat makanan, zat sisa metabolisme,
pigmen minyak asiri dan zat-zat yang berbahaya serta menjaga
tekanan turgor sel. Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Sel-sel
tumbuhan yang memiliki vakuola besar biasanya adalah sel-sel
parenkima dan kolenkima. Vakuola dibatasi oleh membrane yang
disebut tonoplas.

Berikutnya adalah mengenai sentrosom. Sentrosom merupakan


Organel sel yang berfungsi aktif dalam pembelahan sel dan hanya
terdapat pada sel hewan. Sentrosom merupakan wilayah yang
terdiri atas dua sentriol atau yang kita sebut sepasang sentriol yang
terjadi ketika pembelahan sel, di mana nantinya tiap sentriol ini
akan bergerak ke arah kutub-kutub sel yang sedang membelah.

Dari beberapa perbedaan diatas, maka kita dapat melihat bahwa


baik hewan dan tumbuhan, keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Kemudian mengenai ketahanan hidup,
kita akan meninjau hal yang paling dasar terlebih dahulu mengenai
organel sel yang terkait dengan ketahanan suatu organisme yaitu
sitoskeleton. Sitoskeleton atau kerangka sel merupakan jaring
berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma dalam sel.
Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel eukariota, sitoskeleton
ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan adanya
sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah
bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap
di permukaan.

Selanjutnya, kita akan menunjang lebih dalam mengenai asupan


energi. Berbicara mengenai energi, maka kita akan melihat hal-hal
yang berhubungan dengan sintesis protein yang terjadi di dalam sel.
Dapat kita ketahui bahwa Protein berasal dari Bahasa Yunani
yaitu protosyang memiliki arti “paling utama”. Protein merupakan
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung
antara lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan terkadang
mengandung sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup. Itulah mengapa, sel
sangat membutuhkan protein sebagai sumber energi dengan cara
sintesis protein.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis


protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis,
misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Seperti yang kita ketahui diatas, bahwa sitoskeleton juga berperan
penting untuk menyongkong tubuh. Maka dari itu ketahanan tubuh
harus dimulai dari asupan protein yang baik untuk menunjang
terbentuknya sitoskeleton yang baik pula. Protein terlibat dalam
sistem imun sebagai antibodi. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut. Maka dari
penjelasan singkat mengenai protein diatas, kita dapat mengambil
kesimpulan singkat bahwa protein memang penting untuk
menunjang kehidupan sel.

Maka dari itu, kita akan membahas mengenai sintesis protein,


dimana peranan sel sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
suatu makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan. Sintesis
protein yang disebut juga dengan sebutan lain biosintesis protein
merupakan proses pembentukan partikel protein yang didalamnya
melibatkan sistesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA. Dalam
proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengkodean
asam nukleat yang dimana memiliki tujuan untuk menjadi asam
amino yang menyusun protein tetapi tidak terlibat secara langsung
dalam prosesnya. Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi
menjadi molekul RNA. Molekul RNA inilah yang ditranslasi
menjadi asam amino sebagai penyusun protein. Dengan demikian
molekul RNA lah yang terlibat secara langsung dalam proses
sintesis protein.

Sintesis protein terdiri dari dua bagian utama yaitu transkripsi dan
translasi. Proses ini melibatkan asam ribonukleat (RNA), asam
deoksiribonukleat (DNA) dan satu set enzim. Semua jenis asam
ribonukleat, yaitu asam ribonukleat messenger atau yang kita
singkat dengan sebutan mRNA, asam ribonukleat ribosom atau
rRNA, dan transfer asam ribonukleat kepanjangan dari tRNA yang
diperlukan untuk sintesis protein.

Transkripsi adalah bagian pertama dalam proses sintesis protein.


Ini terjadi dalam inti sel, di mana asam deoksiribonukleat (DNA)
bertempat di kromosom. Sedangkan pada tahap translasi, bagian
utama kedua dari proses ini bertentangan dengan transkripsi yang
terjadi dalam inti. Keadaan ini berlangsung dalam sitoplasma sel.
Bagian ini dimulai segera setelah mRNA ditranskripsi memasuki
sitoplasma. Ribosom hadir dalam sitoplasma segera melekat pada
mRNA. Fase ini disebut inisiasi.

Dari penjelasan singkat diatas mengenai sintesis protein, kita dapat


mengerti bahwa ada banyak organel sel yang berperan dalam
proses ini. Seperti nukleus, ribosom, sitoplasma, dan lain-lain.
Namun, yang paling penting dalam proses sintesis protein kali ini
adalah nukleus dimana seluruh DNA maupun RNA baik itu
mRNA, tRNA, rRNA, semuanya dikendalikan oleh nukleus dan
nukleous sebagai inti sel. Tidak hanya itu, sitoplasma juga berperan
penting karena dia berfungsi sebagai tempat penyimpanan asam
amino.

Jadi, untuk mendapatkan suatu protein, untuk mendapatkan supply


energy,untuk menjalankan suatu proses penting dalam sel ternyata
dibutuhkan banyak sekali peranan organel sel. Maka dari itu,
makhluk hidup yang memiliki organel sel paling lengkap biasanya
akan memiliiki ketahanan lebih lama dan lebih kuat, karena mereka
mampu menjalankan seluruh sistem metabolisme dengan
sempurna.

Mari kita mulai memasuki pembahasan inti kita. Pernahkah kalian


mendengar ada makhluk hidup yang hidup hingga ratusan bahkan
ribuan tahun? Faktanya ada! Mari kita lihat dari hewan terlebih
dahulu.

Menurut para peneliti dari Welsh, mereka melihat cincin


pertumbuhan di bagian luar cangkang Quahog yang ternyata hidup
selama 507 tahun, membuatnya sebagai hewan yang hidup terlama
di bumi. Kemudian yang berikutnya diambil dari sebuah penelitian
baru yang keluar pada Bulan Agustus 2016, menyebutkan bahwa
hiu Greenland adalah vertebrata yang hidup paling lama di bumi.
Hiu ini dapat bertahan hidup hingga 400 tahun lamanya.
Selanjutnya, datang dari hewan kura-kura yang memang dikenal
sebagai hewan berumur panjang. Tetapi seekor kura-kura yang
tinggal di kebun binatang Alipore, India, adalah pemegang rekor
sebagai kura-kura tertua di dunia yang dapat bertahan hidup selama
250 tahun.

www.pinterest.com

Mari kita beralih ke tumbuhan sekarang. Kita dapat melihat dari


data fakta yang dicari, ada pohon yang bernama "The Sisters Olive
Trees of Noah". Ini adalah sekumplan 16 pohon Zaitun yang
diperkirakan berumur 5.000-6.000 tahun. Jika tahun ini 2017, maka
pohon ini telah ada sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Memang
butuh kepercayaan terhadap fakta untuk meyakininya. Kemudian di
tahun 2012, Tom Harlan dari Laboratory of Tree-Ring
Research berhasil meverifikasikan umur pohon pinus yang tak
dikenal namanya yang berasal dari White Mountains, California,
US. Ia secara resmi berhasil menemukan pohon tua yang ada di
dunia, yaitu yang dapat bertahan hidup hingga 5.000 tahun. Dan
tentunya masih banyak lagi pohon-pohon tua yang memegang
rekor seperti Pohon Teapot Ifaly, di Toliara, Madagascar.
Pohon berbentuk aneh ini memang mirip dengan bentuk teko teh.
Dahan-dahannya yang terletak di bagian atas pohon ini dimana
seolah-oleh seperti akar, sehingga seringkali pohon ini dijuluki
“upside-down tree” atau pohon yang terbalik. Diameter batang
untuk pohon ini dapat mencapai 13 meter. Ia dapat bertahan hidup
sekitar 1200 tahun, dan mempunyai kemampuan menampung dan
menyimpan air hingga 117.000 liter. Ini merupakan pohon maupun
tumbuhan yang menurut saya hebat.

innersplendor.com

Dari beberapa contoh hewan dan tumbuhan yang dicontohkan


diatas, kita dapat mengambil satu kesimpulan kecil bahwa usia
hewan lebih singkat dari usia tumbuhan. Rata-rata usia hewan
berada di kisaran ratusan yaitu yang paling tua berumur 500 tahun.
Namun, jika kita melihat tumbuhan atau pohon, kita dapat melihat
bahwa tumbuhan dapat hidup 10 kali lipat lebih lama dari umur
hewan, tepatnya di kisaran ribuan tahun. Tumbuhan dapat
menyentuh ribuan tahun pasti ada faktor-faktor yang memengaruhi
hal ini. Mari kita lihat satu-persatu.
Pertama mengenai dinding sel. Kita ketahui dari teori diatas,
bahwa hewan tidak memiliki dinding sel, sehingga hal ini memberi
dampak bahwa tumbuhan tidak dapat bergerak dengan bebas
sebagaimana mestinya hewan bergerak. Kita dapat melihat bahwa
dinding sel berakibat positif bagi tumbuhan karena dinding-dinding
sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring bagi
struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel juga mencegah
masuknya air yang berlebihan ke dalam sel tumbuhan, tentunya
agar tumbuhan tersebut tidak mudah layu, dan lain sebagainya.

Fungsi dinding sel adalah untuk memberi bentuk pada sel


tumbuhan, melindungi bagian dalam sel dari pengaruh lingkungan
sekitar dan ancaman lain serta menjaga sel tumbuhan agar tidak
pecah akibat masuknya air yang berlebihan. Jadi ini sangat
singkron sekali dengan kebutuhan energi yang dibutuhkan
tumbuhan, serta tumbuhan pula juga memiliki pelindung sejati
terhadap segala ancaman yang melanda.

Berbeda dengan hewan, tanpa dinding sel, mereka masih bisa hidup
namun dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Dapat kita
telaah bahwa hewan lebih bergerak aktif untuk mencari makanan
karena ia tidak dapat membuat makanan sendiri, hewan juga harus
mencari habitat yang tepat untuk mereka tinggali, maka mereka
akan rentan terkena penyakit, tidak memiliki pelindung sel yang
berguna untuk menjaga energi maupun memberi energi. Sehingga
kita bisa menyimpulkan bahwa aktifitas hewan lebih banyak dan
rumit dibanding tumbuhan, maka dari itu, hewan lebih rentan untuk
kehilangan energi dibandingkan dengan tumbuhan.

Mari kita lihat faktor berikutnya. Berbicara mengenai energi atau


yang sudah kita singgung diatas dengan teori sintesis protein, tentu
saja sangat penting. Maka untuk mendapatkan energi, kita butuh
asupan makanan, dan asupan makanan kita bisa peroleh dari mana
saja. Yang membedakan adalah cara memperoleh makanan pada
hewan dan tumbuhan. Kita telah mengerti bahwa tumbuhan
merupakan autotrof sedangkan hewan heterotrof, dimana tumbuhan
bisa memasak makanannya sendiri. Tumbuhan dapat memperoleh
asupan energi hanya dengan modal karbon dioksida, air, dan
dengan bantuan dari cahaya matahari.

Dari situlah tumbuhan dengan mudahnya, tidak pernah kehabisan


stok makanan dan energi. Sehingga tumbuhan dapat bertahan hidup
lebih lama. Sedangkan pada hewan, ia harus berusaha mencari
makanannya sendiri. Dan dari proses mencari makanan, hewan
juga butuh energi. Maka, hewan memang benar-benar butuh asupan
untuk menjalani hidupnya. Belum lagi jika kondisi lingkungan
yang tidak mendukung sehingga hewan kesulitan untuk mencari
makanan di daerah habitatnya, maka hewan akan cepat untuk
punah karena ketahanan hidupnya tidak akan bertahan lama pula.

Sekarang kita akan menunjang kapasitas yang dapat digunakan


untuk menyimpan cadangan makanan. Kita ketahui kembali
tumbuhan memiliki cadangan makanan yang lebih banyak
dibanding hewan. Bahkan pohon Teapot Ifaly mampu untuk
menyimpan cadangan air hingga mencapai 117.000 liter.
Sedangkan di hewan yang dapat menyimpan cadangan makanan
banyak adalah unta. Itupun tidak bisa mengalahkan rekor
penyimpanan Pohon Teapot Ifaly.

Berikutnya, kita lihat kembali mengenai sel. Berdasarkan beberapa


ilmuan ahli dalam buku jurnalnya New Phytologist, mereka
mengatakan bahwa semakin tua suatu sel, maka semakin banyak
juga permasalahan atau hambatan yang akan terjadi pada sel
tersebut. Misalnya, sel dapat mengalami proses pembelahan. DNA
pada sel juga terkadang bermutasi.

Maka dari itu, kembali lagi kepada kebutuhan energi. Untuk


mengatasi permasalahan penuaan sel, baik hewan dan tumbuhan
juga butuh energi. Namun hewan, sudah menghabiskan energi
untuk bertahan hidup, mencari makanan, melindungi diri dari
predator, dll. Maka otomatis, yang siap sedia menghadapi penuaan
sel adalah tumbuhan. Itulah sebabnya tidak ada masalah bagi
tumbuhan untuk berumur panjang, karena asupan energi dan
dinding sel juga sudah tersedia untuk mereka.

Keunikan juga bisa menjadi kekuatan. Maka dari itu, kita akan
kembali melihat keunikan yang menunjang ketahanan hidup.
Dimana, kita ketahui vakuola dalam sel tumbuhan lebih besar
dibandingkan vakuola pada sel hewan. Hal ini menyebabkan
tumbuhan dapat bertahan hidup lebih lama, karena vakuola itu
sendiri memiliki fungsi sebagai ruangan yang isinya cairan penting
untuk energi. Seperti air, enzim, lipid, asam amino, dan lain
sebagainya.

Tentunya, semua hal itu menunjang ketahanan hidup dari tumbuhan


itu sendiri. Sedangkan di hewan, tidak memiliki vakuola atau
mungkin hanya kecil, sehingga cadangan energipun sedikit pula.
Ada juga vakuola nonkontraktil yang penting bagi tumbuhan
karena memiliki fungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan
makanan yang sudah siap untuk diedarkan. Hal ini tentunya
menguntungkan bagi tumbuhan dimana memiliki proses
fotosintesis, karena setelah memasak makanannya sendiri maka
butuh bantuan untuk mengedarkannya.

Maka dari sekian banyak pendapat yang telah saya utarakan, serta
kumpulan sumber referensi yang saya gunakan, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa pernyataan yang benar adalah sel
tumbuhan memiliki ketahanan yang lebih lama dibanding sel
hewan. Dengan faktor-faktor yang telah dijelaskan diatas, pada
intinya tumbuhan lebih menguntungkan daripada hewan, dimana
tumbuhan memiliki dinding sel dan vakuola sehingga memudahkan
baginya untuk terlindung dari serangan luar seperti cuaca, dan tidak
perlu bergerak atau beraktifitas banyak untuk mencari makanan
karena tumbuhan sudah autotrof.

Sedangkan pada hewan membutuhkan energi untuk bertahan hidup,


namun sel hewan tidak terlalu mendukungnya untuk mencapai usia
yang panjang, seperti tidak adanya dinding sel dan vakuola yang
kecil menyebabkan hewan tidak dapat mendapatkan asupan energi
yang banyak. Maka dari itu semua, tumbuhan dapat bertahan lebih
lama dibanding hewan. Atau dengan kata lain, sel tumbuhan yang
dapat memiliki ketahanan lebih dibanding sel tumbuhan. Sekian
dari saya, semoga bermanfaat bagi kita semua.

JARINGAN HEWA N DAN TUMBUHA N

16 Desember 2016

PENGERTIAN JARINGAN
Jaringan adalah sekumpulan sel yang sama baik bentuk ukuran
dan fungsinya . artinya jika kita menggambar suatu jaringan maka
harus : lebih dari satu sel, bentuk dan ukuran dalam gambar
misalnya bulat selnya ya harus bulat pula yang lainnya , apabila
bentuk nya lain ya pasti itu sudah membentuk organ, karena organ
itu disususn oleh lebih dari 1 jaringan.

1. JARINGAN HEWAN
Jaringan Hewan adalah seperti halnya tumbuhan, hewan juga tersusun atas sel-sel.
Sel-sel tersebut bersatu membentuk jaringan-jaringan yang terdapat pada organ. Pada
hewan bersel banyak, kumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama
akan membentuk jaringan, jaringan-jaringan yang berbeda akan bergabung
membentuk organ tubuh, organ-organ tubuh akan bergabung membentuk sistem organ
tubuh, sistem organ tubuh akhirnya akan bergabung membentuk organisme (hewan).
Pada hewan tingkat tinggi (mamalia) dibedakan empat tipe jaringan dasar, yaitu
jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

A. Jaringan Epitel

sumber : http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2015/05/9-macam-jaringan-epitel.html
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang terikat satu sama lain. Jaringan epitel adalah
jaringan yang melapisi permukaan tubuh ( epitelium), membatasi antarorgan
( mesotelium), atau membatasi organ dengan rongga dalam tubuh (endotelium).
Sel-sel epitelium terikat kuat satu sama lain oleh material yang berada di antara sel-
sel. Adanya ikatan yang kuat tersebut memungkinkan jaringan epitel sebagai
pelindung yang melindungi tubuh dari luka secara mekanik, serangan
mikroorganisme, dan kehilangan cairan.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi tiga, yaitu epitel
pipih, epitel batang, dan epitel kubus.
1. Epital Pipih
Epitel pipih memiliki bentuk, nukleusnya bulat, dan terletak di tengah. Berdasarkan
lapisan penyusunnya, jaringan epitel pipih dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Epitel pipih selapis. Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat. Jaringan ini berfungsi dalam proses
difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi. Contoh: pada pembuluh darah, alveolus,
pembuluh limfa, glomerulus, dan ginjal.
 Epitel pipih berlapis banyak. Jaringan epitel berlapis banyak disusun oleh lebih dari
satu sel yang berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat. Fungsi jaringan ini adalah
sebagai pelindung. Contoh: pada kulit, rongga mulut, dan vagina.
2. Epitel Batang (Silindris)
Epitel batang berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat, dan terletak di dasar sel.
 Epitel silindris selapis. Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk batang. Contoh: pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran
pernapasan bagian atas.
 Epitel silindris berlapis banyak. Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun
oleh lebih dari satu sel yang berbentuk batang. Contoh: pada saluran kelenjar ludah
dan uretra.
3. Epitel Kubus
Epitel kubus berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar, dan terletak di tengah.
Berdasarkan lapisan penyusunnya, maka epitel kubus dibagi menjadi:
 Epitel kubus selapis Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
Contoh: pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium, dan lensa mata.
 Epitel kubus berlapis banyak. Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh
lebih dari satu sel yang berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan
absorpsi. Contoh: pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
 Epitel kubus berlapis banyak semu. Jaringan epitel kubus berlapis banyak semu
berfungsi sebagai perlindungan, sekresi, dan gerakan zat yang melewati
permukaan. Epitel ini sebenarnya tersusun atas selapis sel epitel batang namun
ketinggian sel yang menyusun tidak sama. Akibatnya, epitel ini nampak berlapis.
Contoh pada rongga hidung dan trakea
4. Epitel Transisional
Epitel ini memiliki bentuk sel yang berubah-ubah dan berlapis-lapis. Bila jaringan ini
menggelembung, maka sel-sel bagian dasar berbentuk kubus atau silindris. Pada
lapisan tengah selnya berbentuk kubus dan pada lapisan atas berbentuk pipih. Contoh
pada kantung kemih.
B. Jaringan Pengikat (Konektif)
Jaringan ikat seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, jaringan ikat fibrosa dan
jaringan lemak berfungsi menyangga dan menyatukan jaringan dan organ-organ lain.
Sel-sel jaringan ikat secara khas membuat suatu bahan mati yang disebut matriks.
Sifat dan fungsi tiap jaringan ikat ditentukan oleh sifat matriks interseluler.
1. Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar memiliki serabut kolagen berwarna putih, serabut elastis, dan
serabut retikulum. Contoh sel jaringan ini adalah sel fibroblas, sel plasma, dan sel
makrofag. Fungsi jaringan pengikat longgar adalah membungkus organ-organ tubuh,
pembuluh darah, dan saraf.
2. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga jaringan ikat serabut putih. Jaringan ikat padat
mengandung serabut kolagen yang berwarna putih. Di antara serat kolagen terdapat
sel fibroblas. Jaringan ini bersifat fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan ikat padat
terdapat pada selaput pembungkus otot (fascia), tendon, dan ligamen. Ligamen adalah
jaringan penghubung antartulang. Tendon adalah ujung otot yang melekat pada
tulang. Jaringan ikat padat memiliki fungsi memberikan sokongan dan proteksi
terhadap organ tubuh. Selain itu, jaringan ini menghubungkan berbagai organ tubuh,
seperti tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.
3. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang dilindungi
fibrosa dalam matriks. Matriks tulang rawan mengandung serabut kolagen, serabut
elastis, dan serabut fibrosa. Kandungan serabut kolagen yang tinggi makin
menguatkan tulang rawan tersebut. Tulang rawan tidak memiliki kapiler darah
sehingga mendapat makanan dari jaringan ikat di sekitarnya. Jaringan tulang rawan
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan
tulang rawan elastis.
 Tulang rawan hialin. Matriks tulang hialin mengandung serabut elastis lebih
banyak daripada serabut kolagen. Pada embrio, sebagian besar rangkanya adalah
tulang rawan hialin. Sedangkan, pada orang dewasa, tulang rawan hialin terdapat
pada ujung tulang rusuk, persendian, dan pada saluran pernapasan. Dalam tubuh
manusia, tulang rawan hialin banyak ditemukan berwarna putih kebiru-biruan dan
tembus cahaya.
 Tulang rawan elastis. Tulang rawan ini terdapat pada epiglotis, laring, saluran
eustachius, saluran telinga luar dan daun telinga. Tulang rawan elastis, matriksnya
berwarna keruh kekuning-kuningan dan mengandung banyak serabut kolagen.
Fungsi tulang rawan elastis ialah memberikan fleksibilitas dan sokongan.
 Tulang rawan fibrosa. Matrik tulang rawan fibrosa berwarna gelap dan keruh serta
mengandung serabut kolagen kasar. Tulang rawan ini terdapat pada hubungan
antartulang. Tulang rawan fibrosa berfungsi memberikan sokongan dan proteksi.
4. Jaringan Tulang Sejati (Osteon)
Jaringan tulang terdiri atas sel-sel tulang (osteosit) dan matriks tulang. Osteosit
dibentuk oleh osteoblas (sel yang bertanggung jawab dalam sintesis komponen
organik matriks tulang). Sedangkan, matriks terdiri atas zat pelekat kolagen dan
endapan garam-garam mineral (terutama garam kapur atau kalsium). Usia manusia
atau hewan yang makin bertambah akan menurunkan kadar kolagen dan
meningkatkan kadar zat kapur, proses ini disebut pengapuran. Jaringan tulang
berfungsi memberi sokongan pada tubuh, melindungi organ-organ tubuh, dan tempat
melekatnya otot rangka.
5. Jaringan Darah
Jaringan darah terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan keping-
keping darah. Mari cermati uraian berikut ini.
 Plasma darah. Plasma darah disusun oleh sebagian besar air, protein, senyawa
anorganik, dan senyawa organik. Protein plasma terdiri atas albumin, globulin, dan
fibrinogen. Fibrinogen diperlukan untuk membentuk fibrin dalam proses
pembekuan darah. Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari makanan.
 Sel darah merah (eritrosit). Sel eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak
mempunyai inti. Garis tengah 2 – 7µm. Dalam eritrosit terdapat hemoglobin yang
berfungsi mengikat oksigen dan membentuk oksi hemoglobin. Eritrosit dibentuk
dalam sumsum tulang merah.
 Sel darah putih ( leukosit ). Sel darah putih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
granulosit (terdapat granula protein) dan agranulosit (tidak memiliki granula
protein). Granulosit dibagi menjadi eosinofil, neotrofil, dan basofil. Sedangkan,
agranulosit terbagi menjadi monosit dan limposit. Leukosit berperan dalam
pertahanan seluler.
 Trombosit. Trombosit atau keping-keping darah berbentuk cakram dengan garis
tengah 2 – 5 µm dan tidak berinti. Trombosit mengandung enzim trombokinase
yang berperan dalam pembekuan darah.
C. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut
otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau membran
yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut sarkoplasma.
Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik anggota gerak maupun organ-
organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat gerak aktif. Otot
memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga dapat
menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut. Otot dibedakan menjadi 3
jenis, seperti berikut.
1. Otot Lurik/Kerangka
Disebut otot
lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat
pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki
bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di
tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah
lelah.
2. Otot polos

3. Otot Jantung

Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini
memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang
tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai
dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot
jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus,
dan tidak mudah lelah.
REPORT THIS AD

D. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf tersusun oleh selsel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan
bercabangcabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf
terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel
saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion. Ganglionganglion ini letaknya
hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.

Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang
ditangkap oleh dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls
akan diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke
sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan ke organ efektor. Berdasarkan fungsinya, sel-
sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
1. Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang
(reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang
berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan
menuju ke jaringan saraf pusat.
2. Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke
bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor
menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.

3. Saraf Konektor (Asosiasi)


Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara
saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan
lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu
antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut
dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke
sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan
rangsang yang disebut neurotransmitter.

Sumber : http://www.zonasiswa.com/2015/03/jaringan-hewan-epitel-konektif-
otot.html

Jaringan Hewan : Jenis, Fungsi,


Letak, Gambar Dan Contohnya
Oleh gurupendidikanDiposting pada 02/08/2019

Materi Jaringan Hewan : Jenis, Fungsi, Letak, Gambar Dan


Contohnya – Jaringan Hewan merupakan jaringan yang
terdiri atas sekumpulan sel-sel hewan yang memiliki
fungsi, asal, struktur yang sama. Di alam semesta ini kita
dapat mengetahui ada makhluk hidup dan makhluk tak hidup.

Salah satu contoh makhluk hidup yang lazim kita kenal adalah
manusia, tumbuhan dan hewan. Dimana setiap makhluk hidup
saling membutuhkan satu sama lain baik untuk bertahan hidup
maupun untuk menciptakan keseimbangan dalam lingkungan
hidup.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Organel


Sel Hewan : Gambar, Bagian, Fungsi, Dan Struktur
LENGKAP

Jaringan Hewan

Makhluk multiselluler baik manusia, hewan, maupun tumbuhan


tersusun atas jutaan sel. Tiap sel memiliki fungsi tertentu untiuk
kelangsungan hidup suatu organisme. Kelangsungan hidup sel
bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat
sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sel


Tumbuhan : Jenis, Bagian, Gambar Dan Fungsinya
Lengkap

Dan Dalam materi ini, akan dibahas mengenai Materi


Jaringan Hewan : Jenis, Fungsi, Letak, Gambar Dan
Contohnya LENGKAP, Simak Ulasannya Hanya di
GuruPendidikan.

Lihat Daftar Inti Pelajaran :


Pengertian Jaringan Hewan
Jaringan (tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan fungsi dan
struktur yang sama. Suatu jaringan disatukan oleh matriks
ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun
mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat (Neil A
Champbell, 2004: 5).

Jadi Jaringan Hewan merupakan jaringan yang terdiri atas


sekumpulan sel-sel hewan yang memiliki fungsi, asal,
struktur yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus
memungkinkan sel-sel hewan memiliki fungsi yang spesifik
seperti otot jantung yang bercabang menghubungkan ke sel
jantung lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi
sel-sel dalam satu koordinasi (ilham, 2010).
Jenis Dan Fungsi Jaringan Pada Hewan
Ada 4 jenis jaringan dasar yang ditemukan dalam tubuh hewan,
yaitu :

1. Jaringan Epithelium
2. Jaringan Ikat
3. Jaringan Otot
4. jaringan Saraf

Sebagian besar organ utama tersusun dari penggabungan


keempat jenis jaringan ini Menurut (Ethel Sloane, 2004: 69).

Jaringan Epitelium
Epithelium terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang
terkemas rapat. Seringkali epitel berfungsi sebagai barier,
pengatur penyerapan zat-zat ataupun pelindung dari dehidrasi,
dingin, serangan mikroba (Schanus, 2005:42). Jaringan epitel
terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu epithelium penutup dan
epithelium glandular.

 Epithelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang


menutupi bagian internal dan eksternal permukaan tubuh
dan organ serta melapisi rongga tubuh dan organ
berongga.
 Epithelium glandular berasal dari epithelium yang
melapisi atau menutupi sel-sel yang tumbuh sampai
kedalam jaringan penunjang.

Struktur jaringan epitel:

 Pada umumnya salah satu permukaan epithelium bersifat


bebas dan menghadap kecairan atau udara.
 Epithelium tidak memiliki suplay darah. Nutisinya berasal
dari difusi pembuluh-pembuluh darah dibawah jaringan
ikat.
 Sel-sel epitel tersusun rapat dengan sedikit materi
interseluler.
 Sel-sel epitel bereprosuksi dengan cepat untuk
mengganti sel yang rusak atau hilang

(Ethel Sloane, 2004: 69)

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Jaringan


Tumbuhan : Pengertian, Ciri, Dan Macam Serta Fungsinya
Lengkap

Jenis jaringan epitel :

Jenis
No jaringan Letak Fungsi Gambar
Hewan

Pembuluh darah,
Terkait dengan
pembuluh limfa,
Epitel pipih proses difusi dan
1. selaput dalam telinga,
selapis filtrasi atau
kapsula glomerulus
penyaringan
pada ginjal

Jaringan yang melapisi


Terkait dengan
Epitel pipih rongga mulut,
2. proteksi atau
berlapis epidermis, esofagus,
perlindungan
vagina, rongga hidung
Permukaan dalam
Pelindung atau
Epitel kubus lensa mata, permukaan
3 proteksi, adsorbs,
selapis ivari atau indung telur,
penghasil mucus
saluran nefron ginjal

Saluran kelenjar Lapisan


Epitel kubus
4 minyak, kelenjar pelindung,
berlapis
keringat pada kulit penghasil mucus

Lambung, jonjot, usus,


Epitel
kelenjar pencernaan, Sekresi, adsorbs,
5 silindris
saluran pernapasan proteksi
selapis
bagian atas

Saluran ekskresi, Proteksi,


Epitel kelenjar ludah dan penghasil mucus,
6 silindris kelenjar usus, uretra, gerakan zat lewati
berlapis permukaan alat tubuh permukaan,
yang basah ekskresi

Jaringan Proteksi atau


Saluran ekskresi besar,
silindris perlindungan,
saluran reproduksi
7 berlapis sekresi, gerakan
jantan, saluran
banyak zat yang melewati
pernapasan
semu permukaan
Sel-selnya tidak dapat
digolongkan Menahan
Epitel
8 berdasarkan bentuknya regangan dan
transisional
(kandung kencing, tegangan
ureter, pelvis ginjal)

Fungsi jaringan epitel :

1. Perlindungan terhadap dehidrasi, trauma, iritasi mekanik,


dan zat toksi.
2. Absorpsi gas atau nutrient, seperti pada paru-paru atau
saluran pencernaan.
3. Tranpor cairan, mucus, nutrient, atau zat partikel lain.
4. Sekresi produk-produk yang telah disintesis, seperti
horman, enzim, dan perspirasi yang dihasilkan oleh
epithelium glandular.

Jaringan Ikat
Jaringan ikat menyangga tubuh dan organ tubuh serta
menyatukan jaringan-jaringan. Susunan utama jaringan ini
terdiri dari substansi tak hidup interseluler yang dihasilkan oleh
sel-sel jaringan ikat tertentu. Serat jaringan ikat terbuat dari
protein yang terdiri dari 3 jenis, yaitu serat kolagen serat
elastic, dan serat retikuler (Neil A Champbell, 2004: 5).

Macam jaringan ikat yang biasa antara lain jaringan ikat


renggang (areolar, jaringan fibrosa rapat, dan jaringan adipose.
Sedangkan macam jaringan ikat yang mengalami spesialisasi
meliputi jaringan ikat penunjang, kartilago, tulang, dan jaringan
ikat vaskuler (Ethel Sloane, 2004: 74).
Fungsi jaringan ikat :

 Memberi bentuk dan penunjang bagi tubuh


 Mengikat berbagai jaringan agar tetap menyatu dan
menyediakan materi pembungkus antar bagian-bagian
tubuh
 Substansi dasar dari jaringan ikat yang renggang
 Substansi dasar merupakan suatu barier terhadap
penyebaran penyakit.

Berdasarkan fungsi dan strukurnya jaringan ikat


dibedakan menjadi:
 Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar memiliki cirri-ciri yaitu seratnya tertenun
longgar sebagian tersusun atas matriks yang mengandung
serabut kolagen elastic. Jaringan pengikat longgar terbentuk
dari masenkim yang tetap ada seterusnya setelah semua tipe
jaringan pengikat itu terbentuk.

Jaringan ini merupakan suatu masa yang ulet keputih-putihan,


terdapat dalam ruangan-ruangan diantara organ-organ dan
bersama-sama saluran-saluran darah memasuki bagian dalam
dariorgan-organ tersebut (Radiopoemo, 1983: 100). Contoh
dari jaringan ini adalah fibroblast, sel plasma, makrofag dan
berbagai sel darah putih.

 Jaringan Ikat Padat


Jaringan ini memiliki cirri-ciri yaitu banuyak mengandung serat
berkolagen. Serat-serat tersebut tersusun dalam berkas
parallel, suatu pengaturan yang memaksimalkan kekuatan non
elastic (Champbell, 2004: 8). Jaringan ini terdapat pada lapisan
dermis kulit, intesinum, dan traktus urinarvis. Pada jaringan ini
berkas-berkas epitel serabut kolagen lebiih tebal dan tersusun
kompak, selain itu ada juga serabut-serabut elastic.
(Radiopoemo, 1983: 107).

Fungsi jaringan ini adalah menghubungkan berbagai organ


tubuh seperti otot dengan tulang dan tulang dengan tulang
(ligament). Jaringa ini terdapat pada serabut urat selaput
pembungkus otot (vasia), ligament, dan tendon.

 Jaringan Adipose
Jaringan adipose adalah bentuk jaringan ikat longgar yang
menyimpan lemak dalam sel-sel adipose yang tersebar
diseluruh matriksnya. Jaringan adipose melapisi dan
menginsulasi tubuh serta menyimpan molekul-molekul bahan
bakar. Jaringan ini berfungsi menimbun lemak netral yang
berupa titik-titik lemak cavi, sehingga jaringan ini membentuk
bantalan yang lunak dan elastic (Radiopoemo, 1983: 107)

 Jaringan Rawan
Jaringa tulang rawan ini mempunyai matriks yang keras tetapi
elastic yang disebut kondrin, yang dihasilkan oleh kelompok-
kelompok kecil sel-sel kartilago yang berbentuk bulat, yang
terdapat didalamnya. Jaringan ini terdapat pada batang
tenggorok, lempengan dalam punggung, hidung, telinga
(Champbell, 2004:8).

 Jaringan Tulang Sejati (osteon)


Tulang sejati adalah suatu jaringan ikat bermineral. Sel-sel
pembentuk tulang disebut osteola, mendefosil suatu matriks
kolagen tetapi sel-sel tersebut juga menghasilkan ion kalsium,
magnesium, dan fosfat. Jaringan tulang terdiri atas sel-sel
tulang atau osteon yang tersimpan dalam matriks. Matriks
tersusun atas zat perekat kolagen dan endapan dalam mineral
terutama garam dapur atau kalsium.

 Jaringan Darah dan limfa


Sel-sel darah dibuat disumsunm tulang merah yang terletak
didekat ujung tulang-tulang sejati yang panjang. Darah
merupakan salah satu criteria jaringa ikat karena memiliki
matriks ekstraseluler yang luas. Matriks ini berupa cairan yang
disebut plasma.

Plasma tersuspensi menjadi dua macam sel darah (eritrosit


dan leuksot) dan keping darah. Sel darah merah membawa O2,
sel darah putih berfungsi dalam pertahanan melawan virus,
bakteri, dan penyerang lainnya, sedangkan keeping darah
membantu dalam penggumpalan darah.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Jaringan


Ikat : Pengertian, Materi Lengkap, Fungsi, Komponen Dan
Jenisnya

Darah termasuk jaringan ikat khusus karena darah


berasal jaringan mesenkim. Darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit),
dan plasma darah.
Secara umum sel darah dibentuk dalam sumsum tulang,
kecuali 2 macam sel darah putih (limfosit dan monosit) dibentuk
dalam kelenjar limfa.

Limfa adalah cairan yang dikumpulkan dari jaringan-


jaringan dan kembali ke aliran darah.

 Matriks (bahan dasar) adalah komponen interseluler


pada jaringan ikat dan serabut atau serat-serat. Matriks
merupakan materi dasar tempat sesuatu melekat. Bahan
dasar penyusun matriks adalah mukopoli-sakarida sulfat
dan asam hialuronat.

Dilihat dari serat yang dimiliki, jaringan ikat dibedakan menjadi


bermacam-macam. Berikut tabel perbedaannya:

Jenis
No. Ciri-ciri
serat

Berupa berkas beraneka ragam yang berwarna putih. Serat kolagen mempunyai
daya regang yang tinggi dengan elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat pada
1. Kolagen tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.

Berwarna kuning dan lebh tipis daripada serat kolagen. Serat elastin mempunyai
2. Elastin elastisitas yang tinggi. Serat elastim terdapat antara lain dalam pembuluh darah
dan ligamen.
Hampir sama dengan serat kolagen, akan tetapi berukuran lebih kecil. Serta
3. Retikuler retikuler berperan penting dalam menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan
lain, khususnya membran antara jaringan epitelium dan jaringan ikat.

 Sel-sel penyusun jaringan ikat


Berbagai sel menyusun jaringan ikat. Berikut disajikan
tabelnya.

No. Jenis sel Ciri-ciri

Fibroblas merupakan sel besar, bercabang-cabang yang dari samping


1. Fibroblas berbentuk seperti gelendong. Cabang-cabangnya langsing. Inti lonjong atau
memanjang dan kromatin halus. Berfungsi untuk mensekresikan protein.

Ada dua jenis sel lemak yakni sel unilokular yaitu mengandung satu unit sel
lemak dan ukurannya besar dan membentuk jaringan lemak putih. Sedangkan
sel lemak yang dibentuk oleh banyak unit lemak namun ukurannya kecil
2. Sel lemak disebut multilokular dan membentuk jaringan lemak coklat. Penyebaran
lemak putih lebih banyak dibanding dengan lemak coklat. Sel lemak putih
berbentuk bulat atau polihedral dengan diameter 120 ųm. Sel lemak coklat
berbentuk poligonal. Berfungsi untuk menyimpan lemak.

Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi untuk meghasilkan antibody untuk


3. Sel plasma
melawan pathogen berupa bakteri, virus atau protozoa

Makrofag kebanyakan ditemukan pada daerah yang kaya pembuluh darah.


Bentuk sel tidak beraturan dan cabang-cabangnya pendek. Bila dirangsang,
dapat melakukan gerakan amuboid dengan kaki-kaki palsu terjulur ke segala
arah. Merupakan tipe sel pengembara. Inti berbentuk lonjong , kadang-
4. Makrofag kadang berlekuk, lebih kecil dari inti fibroblas. Sitoplasma berwarna gelap. Sel
ini mempunyai kemampuan menelan. Makrofag berperan untuk pertahanan
tubuh karena dapat bergerak dan berdaya fagositosis. Juga berperan dalam
reaksi imunologis. Makrofag menghasilkan sejumlah substansi penting seperti,
lisozim, elastase, kolagenase, dan interferon.

5.
Sel tiang Berfungsi untuk meningkatkan permiabilitas pembuluh darah dan berfungsi
(Mast cell) untuk heparin dan histamine

Setiap jaringan ikat memiliki ciri struktur dan fungsi.


Berikut disajikan tabelnya.

Nama
No. Struktur (ciri matriks dan sel) Fungsi
jaringan

1) Memberi bentuk organ dalam,


misalnya kelenjar limfa, hati, sumsum
tulang.

Sel-selnya jarang dan 2) Menyokong, mengelilingi dan


sebagian jaringannya tersusun menghubungkan elemen dari seluruh
atas matriks yang jaringan lain, misalnya:
Jaringan mengandung serabut kolagen
1. § Menyelubungi serat otot
ikat longgar dan serabut elastis. Jaringan
ikat longgar terdapat di § Melekatkan jarngan di bawah kulit
sekitar organ-organ,
pembuluh darah dan saraf. § Membentuk membran yang
membatasi jantung dan rongga perut

§ Membentuk membran yang disebut


mesentris yang berfungsi menempatkan
organ pada posisi yang tepat.

Susunan serat-seratnya yang Menghubungkan berbagai organ tubuh


Jaringan padat dan hanyaa memiliki seperti otot dengan tulang-tulang, tulang
2.
ikat padat sedikt bahan dasar dan sedkit dengan tulang, juga memberikan
sel jaringan ikat. perlindungan terhadap organ tubuh.

Tersusun dari sel-sel lemak Sebagai cadangan energi dan makanan,


yang tidak membentuk serat- penjaga kestabilan tubuh (panas) dan
Jaringan
3. serat nterseluler/ matriks. bantalan untuk melindungi organ-organ
lemak
Jaringan lemak berasal dari secara mekanis dari benturan (proteksi
sel-sel mesenkim. mekanis).

Menyokong kerangka tubuh. Dan untuk


Jaringan Bersifat kuat dan lentur
memperkuat yang bersifat fleksibel pada
4. tulang karena memiliki serta kolagen
rangka baik pada embrio maupun pada
rawan dan kondrin.
saat dewasa.
Matriksnya bening kebiruan
Memberi kemungkinan tulang rusuk
§ Tulang dan memiliki serat kolagen
bergerak saat bernafas. Membentuk
rawan hialin yang tersebar dalam bentuk
sebagian rangka embriosional.
anyaman halus dan rapat.

Matriksnya berwarna keruh


§ Tulang
kekuning-kuningan dengan Memberikan daya lentur dan menyokong
rawan
serabut kolagen yang jaringan
elastis
berbentuk seperti jala.

Matriksnya berwarna gelap


dan keruh dengan serabut
§ Tulang
kolagen yang kasar dan tidak Memberikan proteksi dan penyokong
rawan
teratur dan membentuk satu jaringan.
fibroblas
berkas sehingga bersifat
keras.

Matriksnya terdiri dari zat


perekat kolagen dan endapan
Melindungi alat-alat tubuh (organ-organ
garam-garam mineral
Jaringan dalam), sebagai penyokong tubuh, alat
5. terutama garam kalsium
tulang gerak dan tempat melekatnya otot
(kapur) yang memperkeras
kerangka.
matriks sehingga tulang lebih
keras daripada tulang rawan.

Berperan mengangkut sari-sari makanan,


Jaringan kat terspesialisasi hormon, oksigen zat sisa hasil
Jaringan yang dibentuk dari sel-sel metabolisme, antibodi dan lain-lain,
6.
darah bebas dan suatu matrik cair melawan benda-benda asing yang masuk
(plasma). ke dalam tubuh, membekukan darah dan
mencegah infeksi.

Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut
otot yang mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh impuls
saraf. Jaringan otot tersususn dalam susunan parallel didalam
sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen
yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot
adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada bagian
besar hewan dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari
kerja seluler yang memerlukan energy dalam suatu hewan
yang aktif (Neil A Champbell, 2004: 9).

Fungsi jaringan otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan


otot dapat melaksanakan fungsi tersebut karena memiliki
kemampuan untuk Otot memendek jika sedang berkontraksi
dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi
jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:

 Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk


memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini
teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
 Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang
dan lebih panjang dari ukuran semula.
 Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada
ukuran semula.

Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan otot


diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu:

Pembeda Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

Tempat Dinding jeroan Melekat pada rangka Dinding jantung

Bentuk memanjang, berbentuk Memanjang, silindris, Memanjang, silindris,


serabut koma, ujung lancip ujung tumpul bercabang dan menyatu
Jumlah
satu Banyak Satu
nucleus

Letak
tengah Tepi Tengah
nucleus

Garis
Tidak ada Ada Ada
melintang

Kecepatan
Paling lambat Paling cepat Sedang
kontraksi

Kemampuan
lama Sebentar sedang
berkontraksi

Tidak menurut
Tipe kontrol Menurut kehendak Tidak menurut kehendak
kehendak

Gambar

Jaringan Saraf
Jaringan saraf sebagai jaringan komunikasi. Jaringan saraf
mengalami spesialisasi untuk menerima stimulus dan
menghantarkan impuls keseluruh bagian tubuh. jaringan saraf
tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. sel saraf terdiri atas
badan sel yang memiliki banyak cabang.
Cabang inilah yang menghubungkan sel saraf satu dengan sel
saraf yang lain. Jaringan saraf terdiri dari dua jenis sel yaitu
neuron dan neurogia. Neuron adalah unit structural dan
fungsional pada jaringan saraf. Secara anatomis, jaringan saraf
terdiri dari system saraf pusat (otak dan medulla spenalis) dan
system saraf perifer (serabut saaf dan kelompok sel saraf yang
disebut ganglia) (Ethel Sloane, 2004: 81).

1. Fungsi jaringan saraf adalah mengatur organ–organ


atau alat-alat tubuh agar terjadi keserasian kerja dan
menerima serta menghantarkan rangsangan sehingga
dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan
yang terjadi di sekitar dan tersusun atas sel-sel yang
disebut neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel pendukung).

2. Gambar skema sel saraf dan nama bagian-bagian sel


saraf.

Penjelasan masing-masing saraf:



o Dendrit yaitu penjuluran pendek sitoplasma yang
keluar dari badan sel. Dendrit umumnya
bercabang-cabang. Dendrit berfungsi membawa
rangsangan menuju badan sel.


o Badan sel yang di dalamnya terdapat nukleus atau
inti sel. Badan sel yaitu bagian neuron yang di
dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Inti sel
bewarna pucat, dengan anak inti (nekleolus) yang
terdapat di dalamnya. Setiap rangsangan akan
dibawa ke badan sel oleh dendrit.


o Akson yaitu penjuluran panjang atau tunggal
serabut sitoplasma yang keluar dari badan sel.
Akson berfungsi menghantarkan rangsangan dari
badan sel ke neuron lain.


o Sel Schwann yaitu sel neuroglia yang membentuk
selubung lemak di seluruh serabut saraf myelin
atau sel penyokong akson. Sel schwann membantu
regenerasi akson yang rusak.


o Selubung mielin yaitu lapisan phospholipid yang
mengelilingi akson pada banyak neuron. Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi
nutrisi.
 Nodus Ranvier yaitu bagian dari akson yang tidak
terbungkus mielin. Nodus Ranvier berfungsi untuk
mempercepat penghantaran impuls.

3. Berdasarkan fungsinya, neuron (sel saraf) dibedakan


menjad dua, yaitu :

 Neuron sensorik adalah neuron yang menghantar impuls


atau rangsangan dari organ penerma rangsang
(reseptor) ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis).

Neuron motorik adalah neuron yang mengirim impuls atau


rangsangan dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.

Kesimpulan

Jaringan pada hewan terdiri dari :

1. Jaringan epitelium, berfungsi sebagai penutup tubuh.


2. Jaringan ikat, berfungsi untuk menghubungkan jaringan
atau organ lainnya

Jaringan ikat tersusun atas tiga komponen utama, yaitu :

 Sel
 Serabut
 Zat dasar

3. Jaringan otot, berfungsi sebagai pergerakan organ tubuh

Ada 3 macam jaringan otot

 Otot polos
 Otot lurik
 Otot jantung

4. Jaringan Saraf, berfungsi sebagai penerima rangsangan.

Terdiri dari :

 Neuron sensori
 Neuron motor
 Neuron asosiasi

2. Jaringan Tumbuhan
Jaringan tumbuhan adalah sekelompok sel tumbuhan yang memiliki struktur dan
fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan
pada tumbuhan. Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu
jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem ada jaringan yang sel-
selnya dapat membelah. Sedangkan jaringan dewasa adalah jaringan yang sel-selnya
telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi sesuai fungsinya. Jaringan dewasa terdiri
dari jaringan epidermis, jaringan gabus, jaringan parenkim, jaringan kolenkim,
jaringan sklerenkim, xilem, dan floem.
A . J A R I N G AN M E R I S T E M ( EM B R I O N I K ) T U MB U H A N

Pengertian Jaringan Meristem – Jaringan meristem adalah jaringan muda


sekelompok sel-sel tumbuhan aktif membelah. Sel-sel meristem akan menghasilkan
sel baru yang sebagian dari hasil pembelahan akan tetap berada di dalam meristem,
hal ini disebut sebagai sel permulaan atau inisial. Sedangkan dari sel-sel baru,
digantikan kedudukannya oleh sel meristem yang disebut dengan derivatif atau
turunan.
1. Ciri-Ciri Jaringan Mersitem
 Ukuran sel yang kecil
 Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
 Sel berdinding tipis
 Memiliki nukleus yang relatif besar
 Vakuola berukuran kecil
 Banyak mengandung sitoplasma
 Selnya berbentuk kubus
2. Macam-Macam Jaringan Meristem – Jaringan meristem dikelompokkan dalam
beberapa macam antara lain sebagai berikut…
a. Macam-Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Posisi Dalam Tumbuhan
 Meristem apikal : terdapat di ujung puncak utama dan pucuk lateral serta ujung
akar
 Meristem interkalar : terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya pada meristem
pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
 Meristem lateral : terletak sejajar dengan permukaan organ ditemukannya,
contohnya pada kambium dan kambium gabus (felogen).
b. Macam-Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Asal Usulnya
 Meristem primer : apabila sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik
(meristem apikal)
 Meristem sekunder : apabila sel-selnya berkembang dan jaringa dewasa yang sudah
mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen)
B . J A R I N G A N D E W A S A ( P E R M A N E N ) T U MB U H A N

Pengertian Jaringan Dewasa (Permanen) – Jaringan meristem dewasa adalah


jaringan yang telah mengalami deferensiasi. Jaringan ini sudah tidak mengalami
pembelahan lagi atau tidak aktif.
1. Ciri-Ciri Jaringan Dewasa (Permanen)
 Tidak aktif membelah diri
 Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem
 Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel yang
sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
 Di sela-sela selnya memiliki ruang antarsel
 Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya
2. Macam-Macam Jaringan Dewasa (Permanen) – Jaringan dewasa dapat terdiri
dari beberapa macam yang dibedakan berdasarkan dari bentuk dan fungsinya.
Macam-macam jaringan dewasa (permanen) adalah sebagai berikut..
a. Jaringan Epidermis (Pelindung) – Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar
pada setiap organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, bunga, biji). Jaringan
epidermis berfungsi sebagai pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan.
Jaringan epidermis berasal dari protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak, dan
jika sampai rusak maka jaringan epidermis akan digantikan oleh gabus. Umumnya
lapisan epidermis hanya terdiri dari selapisn namun ada juga yang lebih dengan
bentuk dan ukuran yang beragam.
1). Ciri-Ciri Jaringan Epidermis
 Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel
 Terdiri dari sel-sel hidup
 Dinding sel yang beragam dengan bergantung posisi dan jenis tumbuhan
 Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal silikat,
dan minyak.
 Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin
 Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan dibawah
naungan
 Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti
stomata, vilamen, trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri),
sel kipas.
2). Fungsi-Fungsi Jaringan Epidermis – Selain sebagai fungsi pelindung, jaringan
epidermis juga memiliki fungsi lain. Macam-macam fungsi epidermis adalah sebagai
berikut…
 Membatasi penguapan
 Penyerapan dan penyimpan air
 Penyokong mekanik
b. Jaringan Parenkim (Dasar) – Jaringan parenkin (dasar) adalah jaringan yang
terdapat diseluruh organ tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang
hidup dengan struktur morfologis dan siologis yang beragam. Dapat disebut sebagai
jaringan dasar karena memiliki peranan sebagai penyusun sebagian besar jaringan
pada akar, batang, daun, buah, dan biji.
1). Ciri-Ciri Jaringan Parenkim (Dasar)
 Terdiri atas sel-sel yang berukuran besar dan berdinding tipis
 Memiliki bentuk sel segi enam
 Letak inti sel mendekati dasar sel
 Mempunyai banyak vakuola
 Dapat bersifat embrional dan meristematik
 Mempunyai ruang antarsel
2). Fungsi-Fungsi Jaringan Parenkim (Dasar)
 Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
 Tempat berlangsungnya fotosintetis
 Sebagai jaringan penyokong
3). Macam-Macam Jaringan Parenkim (Dasar) – Jaringan parenkim (dasar)
dikelompokkan menjadi dua macam antara lain sebagai berikut..
Macam-Macam Jaringan Parenkim Berdasarkan Fungsinya
 Parenkim asimilasi (klorenkim) : mengandung klorofil dan berfungsi untuk
fotosintetis
 Parenkim air : jaringan yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai
penimbun/menyimpan air untuk melewati musim kering.
 Parenkim penimbun : Jaringan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Jaringan ini biasa terdapat pada akar, buah, umbi, dan batang.
Makanan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, tepung, lemak, protein, gula.
 Parenkim udara (Aerenkim) : jaringan yang memiliki ruang antarsel yang berfungsi
dalam mengapungkan tumbuhan di air, hal ini dapat ditemukan pada tangkai
daun Canna sp
 Parenkim pengangkut : Jaringan yang berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu
makanan dan maupun air.
Macam-Macam Jaringan Parenkim Berdasarkan Bentuknya
 Parenkim palisade : parenkin penyusun mesofil pada daun. Jaringan ini terdapat
pada biji dengan bentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
 Parenkim bunga karang : jaringan penyusun mesofil daun yang berukuran tidak
tetap serta terdapat ruang antar sel lebar
 Parenkim bintang : jaringan yang dapat ditemukan pada tangkai daun Canna
Sp. dengan bentuk seperti bintang yang bersambungan pada bagian ujungnya
 Parenkim lipatan : jaringan yang dapat dijumpai pada mesiofil daun pinus dan padi.
Terjadi perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan mengandung banyak
kloroplas
c. Jaringan Penyokong/Penguat (Mekanik) Tumbuhan – Jaringan
penyokong/penguat adalah jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan
sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penyokong (penguat) tumbuhan di bagi
berdasarkan sifat dan bentuknya antara lain sebagai berikut..
1). Jaringan Kolenkim – Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong atau penguat
pada organ tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim merupakan sel hidup yang
sifatnya mirip dengan parenkim. Ada sel yang mengandung kloroplas dan berperan
dalam proses fotosintetis. Kolenkim tersusun dari sel-sel hidup dengan protoplasma
yang aktif dan memiliki bentuk memanjang dengan penebalan yang tidak merata.
Jaringan penyokong berfungsi dalam memperkokoh tumbuhan. Sel-sel yang kuat,
tebal dan telah mengalami spesialisasi. Jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung
biji dam belas veskuler.
Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim
 Memiliki struktur yang tebal dan juga kuat
 Dapat mengalami spesialisasi
 Terdapat pada batang, daun dan biji
 Selnya mengalami penebalan pada bagian sudutnya
 Penebalan berupa selulosa
 Pada umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder
Fungsi-Fungsi Jaringan Kolenkim
 Menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan
 Melindungi berkas pengangkut
 Memperkuat jaringan parenkim
2). Jaringan Sklerenkim – Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat yang diri
dari sel-sel mati. Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan mengandung
lignin. Sklerenkim terbagi dari dua macam berdasarkan bentuknya yaitu, serabut dan
sklereid (sel batu). Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem yang terdiri dari
sel-sel panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Misalnya pelepah
daun pisang. Sedangkan pada sklereid (sel batu) adalah jaringan sklerenkim yang
bentuk selnya membulat dengan dinding sel mengalami penebalan. Misalnya pada
tempurung kelapa atau kulit biji beras.
Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim
 Mengalami penebalan pada seluruh bagian dinding sel
 Penebalan yang berupa lignin
 Berupa sel mati
 Pada umumnya ditemukan pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami
pertumbuhan dan perkembangna
 Terletak pada perisikel, korteks dan diantara xilem dan floem
Fungsi Jaringan Sklerenkim
 Sebagai alat untuk bertahan terhadap tekanan dari luar
 Melindungi dan menguatkan bagian dalam sel
 Sebagai alat penyokong
d. Jaringan Pengangkut – Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas dalam
mengangkut zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut..
1). Xilem : Xilem adalah pengakut zat makanan dengana menyalurkan air dan mineral
dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh lainnya. Xilem terdiri dari dua macam
antara lain sebagai berikut…
 Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel-sel
yang panjang dengan lubang pada dinding selnya)
 Serabut xilem, terdiri dari sel panjang degan ujung yang meruncing
 Parenkim xilem, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin dan kristal
2). Floem : Floem adalah pengangkut zat makanan dari hasil fotosintetis dari daun ke
seluruh tubuh. Floem tersusun antara lain sebagai berikut…
 Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang
 Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat
 Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal
 Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang
disebut noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau kristal.
e. Jaringan Gabus – Jaringan gabus adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus
yang berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain yang
terdapat dibawahnya agar tidak terlalu agak tidak terlalu banyak kehilangan air. Sel
gabus dapat ditemukan dipermukaan luar batang.
1). Ciri-Ciri Jaringan Gabus
 Disusun dari sel-sel parenkim gabus
 Merupakan sel mati dan kosong
 Berbentuk memanjang dan berdinding gabus
2). Macam-Macam Jaringan Gabus – Jaringan gabus terdiri atas dua macam antara
lain sebagai berikut..

 Felem : jaringan gabus yang dibentuk oleh kambium gabus berarah luar dan sel-sel
matinya
 Feloderm : jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-
selnya hidup menyerupai parenkim
sumber : http://www.artikelsiana.com/2015/05/fungsi-macam-jaringan-tumbuhan-
fungsi.html#

Anda mungkin juga menyukai