Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TUGAS BIOLOGI

Program Studi Informatika Media


Nama Mahasiswa: Fransius Mamangkei
NIM :

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI ESA TRINITA MINAHASA


SELATAN
2022
I. Biologi
A. Apa itu Biologi?
Biologi adalah ilmu alam yang berisikan tentang kehidupan dan organisme
hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan
taksonominya. Ilmu biologi modern sangat luas serta terdiri dari berbagai macam
cabang yang berhubungan dengan disiplin ilmu dan bidang-bidang lainnya. Istilah
biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Bios = kehidupan dan Logia = ilmu.
Beberapa Ilmuan yang memiliki andil atau peran dalam perkembangan Ilmu
Biologi yaitu:
a) Aritoteles
Salah satu tokoh yang paling berjasa dalam mengembangkan ilmu biologi.
Salah satu karya terpentingnya adalah Historia Animalium dan beberapa karya lain
yang menunjukkan cara pandang seorang peneliti alam, serta karya-karya
empirisnya yang mencoba mempelajari sebab-akibat biologis dan keanekaragaman
hayati.
b) Theophrastus
Merupakan penerus dari Aristoteles di Lyceum. Dia menulis buku-buku
tentang botani yang berpengaruh hingga ke Abad Pertengahan.
c) Antonie Philips van Leeuwenhoek
Ilmuwan Belanda yang berasal dari Delft. Ia disebut sebagai "Bapak Biologi",
dan dianggap sebagai mikrobiolog pertama. Ia terkenal atas pengembangan
mikroskop dan kontribu sinya terhadap didirikannya mikrobiologi. Ia adalah orang
pertama yang mengamati dan mendeskripsikan organisme bersel satu atau tunggal.

1. Beberapa Cabang Ilmu Biologi


a) Anatomi
Anatomi merupakan ilmu yang mengkaji struktur organisme pada hewan,
tumbuhan, dan manusia, atau definisi lainnya, adalah ilmu yang mempelajari
struktur atau susunan tubuh organisme dan hubungan antar bagian yang satu dengan
yang lainnya.
b) Fisiologi
Fisiologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
berlansungnya sistem kehidupan. Dalam fisiologi terdapat bermacam metode
ilmiah untuk mempelajari biomolekul, jaringan, sel, organ, organisme dan sistem
organ secara keseluruhan guna mendukung kehidupan
c) Taksonomi
Taksonomi merupakan cabang ilmu biologi yang menelaah penamaan,
pengelompokkan dan perincian mahluk hidup berdasarkan dengan persamaan dan
perbedaan sifatnya.
d) Histology
Histologi (histology) adalah cabang llmu biologi yang mempelajari sel dan
jaringan tanaman, hewan, serta manusia. Histologi berasal dari kata yunani yang
berasal dari “histos” berarti jaringan, dan “logia” yang berarti pengetahuan. Jika di
gabungkan, maka kedua kata ini akan bermakna analisis komposisi, struktur, dan
fungsi jaringan.
e) Genetika
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang penurunan
sifat disebut genetika atau gen. Adapun yang dipelajari dalam cabang biologi ini,
seperti virus dan prion. Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah
ilmu tentang gen dan segala aspeknya.
f) Morfologi
Morfologi dalam biologi adalah bidang ilmu yang mengkaji bentuk
organisme, terutama tumbuhan dan hewan, serta bagian-bagian yang mencakup
kedua organisme tersebut. Suatu organisme perlu diidentifikasi melalui bentuk serta
strukturnya agar mudah di kenali. Selain itu morfologi juga menentukan fungsi dari
bagian suatu organisme.
I. Struktur, Komponen dan Fungsi Sel
A. Sel
Sel sendiri adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup. Sel
berasal dari kata latin Cella yang berarti ruang kecil. Ukuran sel bermacam-macam
dan bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun ukuran sel sangat kecil,
strukturnya sangat rumit dan masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus,
misalnya Mitokondria yang terdapat di dalam sel berfungsi sebagai penghasil
energi, sedangkan Lisosom berfungsi sebagai pencerna.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah,
sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya
bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau yang memiliki banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-
sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan
struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai
penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan, Berdasarkan
jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk
hidup uniseluler dan multiseluler.

B. Sejarah Perkembangan Sel


Kata sel berasal dari kata Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’.
Anton van Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda
dan jasad-jasad renik dan menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di
dunia lain” yang belum pernah dilihat oleh manusia.
Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang penting saat ini, yaitu:
mikrobiologi. Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah
memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk
hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman
yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli
hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun
atas sel.
C. Struktur Sel

Struktur Sel terbagi menjadi dua kelompok utama,


yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik

Sel prokariotik Sel prokariotik

Sel prokariotik berasal dari Bahasa Yunani Sel Eukariotik termasuk golongan yang
pro dan Karyon. Pro artinya sebelum dan memiliki struktur lebih maju yaitu sama
karyon artinya inti. Jadi sel prokariotik dengan sel tumbuhan dan binatang.
berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel Eukariotik sebagai kelompok organisme
prokariotik disebut sitoplasma yang sel-selnya mengandung nukleus dan
dikelilingi ileh membran nukleus.

D. Bagian Komponen Sel dan Fungsinnya


a) Dinding Sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan dan terdiri dari selulosa yang
kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan dan untuk mengekalkan
bentuk sel. Pada dinding sel terdapat liang untuk melakukan pertukaran bahan di
luar dengan bahan di dalam sel (plasmodesmata).
Dinding sel juga berfungsi untuk
menyokong tumbuhan dan melindungi dari
kerusakan mekanis. Dinding sel terdiri dari
selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin,
lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca
dan Mg.
b) Membran Sel
Membran sel merupakan lapisan yangmelindungi inti sel dan sitoplasma,
serta membungkus organel-organeldalam sel. Membran sel jugamerupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidakdibutuhkan oleh sel. Struktur membran terdiri dari dua lapis lipid dan
memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel.

Membran sel memiliki struktur yang sangat tipis, setiap membran tebalnya
sekitar 10 nm. Jika dilihat dengan teliti,membran sel terdiri atas tiga lapisan yang
tampak sebagai dua garis gelap yang merupakan lapisan lipid bilayer dan
dipisahkan oleh ruang yang jernih.
c) Nukleus (Inti Sel)
Nukleus atau inti sel adalah organel sel yang berfungsi mengatur seluruh
kegiatan sel. Nukleus merupakan komponen terbesar dari sel yang mengandung
informasi genetik berupa DNA dan berbentuk bulat hingga oval, serta biasanya
terletak di bagian tengah sel, tergantung jenis selnya.
d) Ribosom
Ribosom adalah organel berukuran kecil dan padat yang terdapat dalam sel
dan berperan sebagai tempat sintesis protein. Ribosom terdapat dalam sitoplasma
dan melekat pada membran Retikulum Endoplasma (RE) ketika berlangsungnya
proses sintesis protein.

e) Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum endoplasma yaitu struktur benang- benang yang bermuara di inti
sel (nukleus). Ada dua jenis RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler
(RE halus). Retikulum endoplasma berfungsi menyusun dan menyalurkan zat-zat
ke Dalam sel (alat transportasi zat-zat dalam sel). Fungsi RE kasar adalah
mengumpulkan protein ke membran sel. Sedangkan, fungsi RE halus adalah untuk
mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol, dan gliserida.
f) Aparatus Golgi (Badan Golgi)
Aparatus Golgi adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
strukturnya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel
ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh
yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10
hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi.

g) Lisosom
Lisosom adalah organel bermembran yang ditemukan pada sel hewan.
Berbentuk vasikel bulat mengandung enzim hidrolitik yang mampu memecah
berbagai jenis biomolekul. Lisosom berfungsi
sebagai sistem pembuangan sampah sel dengan
mencerna material bekas pakai di sitoplasma, baik
dari dalam sel maupun dari luar.

h) Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap). Cairan ini
adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya.
Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak
dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan
uniseluler tingkat rendah. Sel tumbuhan yang muda berisi
banyak vakuola yang kecil-kecil tetapi dengan matangnya
sel, maka kemudian terbentuk vakuola yang besar.
i) Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Mitokondria
banyak terdapat pada sel yang memiliki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah
dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk
elips dengan diameter 0,5 μm dan panjang 0,5 – 1,0 μm.

j) Kloroplast
Organel yg terdapat pada sel-sel tumbuhan dan ganggang tertentu. Berukuran
2-5 μm, Mengandung klorofil pigmen hijau, bersama dengan enzim & molekul lain
yang berfungsi dalam produksi makanan dengan fotosintesis. Dalam kloroplast
terdapat sistem membran lain yang disusun menjadi kantung-kantung pipih yang
disebut tilakoid dan membentuk struktur yang disebut grana. Sementra itu cairan
diluar tilakoid disebut stroma.
k) Sitoskeleton
Sitoskeleton terdiri dari 2 kata yaitu Sito yang artinya sel, dan Skeleton yang
artinya rangka. Maka sitoskeleton itu adalah rangka sel yang berbentuk benang-
benang halus atau filamen-filamen protein dan menyebar di sitosol. Dengan adanya
sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, dapat berubah bentuk, mampu
mengatur posisi organel, serta bergerak. Komponen penyusunnya terdiri dari :
mikrotubula, mikrofilamen dan filamen intermediet.

Sel Bakteri
Sel Hewan

Sel Tumbuhan
II. Jaringan Pada Makhluk Hidup (Tumbuhan, Hewan & Manusia)
Jaringan dalam disiplin ilmu biologi yakni kumpulan dari sel-sel yang
mempunyai bentuk serta fungsi yang sama satu dengan yang lainnya. Jaringan yang
berbeda satu dengan yang lainnya dapat saling melakukan kerjasama guna
menciptkaan fungsi fisiologis sehingga menggerakkan dan membentuk sebuah
organ.
Jaringan yang dipelajari dalam cabang ilmu biologi dikenal dengan sebutan
histologi. Serta cabang ilmu dalam biologi yang memang khusus mempelajari
adanya perubahan bentuk serta fungsi dari sebuah jaringan yang berkaitan dengan
penyakit diberi nama histopatologi.
Pada tumbuhan ada 2 kelompok utama jaringan, yaitu jaringan meristem dan
jaringan permanen.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan sekumpulan sel dengan bentuk dan fungsi yang
sama serta memiliki sifat meristematik dan terus menerus aktif membelah.
Jaringan meristem memiliki beberapa ciri, yaitu terdiri dari beberapa sel yang
aktif membelah, sel-sel berusia muda, berukuran kecil, memliki bentuk dan ukuran
yang sama, tidak memiliki fungs khusus, tidak ditemukan ruang antarsel, tidak
mengandung zat-zat.
Berdasarkan asal pembentukannya, jaringan meristem dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder.
2. Jaringan Permanen/Dewasa
Jaringan permanen/dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis merupakan
jaringan yang terletak paling luar
pada setiap organ tumbuhan.
Jaringan epidermis melindungi
bagian dalam organ dari keadaan
seperti hilangnya air karena
penguapan, kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat-zat
makanan.
b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim dikenal dengan istilah jaringan dasar. Disebut jaringan
dasar karena jaringan ini ditemukan hampir di setiap bagian tumbuhan baik
pada akar, batang, daun, buah, atau endosperm. Begitu pula jaringan ini
dapat ditemukan di setiap jenis tumbuhan.
c. Jaringan Penguat/Penyokong
Jaringan penyokong dikenal juga dengan nama jaringan mekanik, jaringan
penunjang, atau jaringan penguat. Jaringan penyokong berfungsi untuk
menguatkan/menegakkan batang dan daun, melindungi biji atau embrio,
serta melindungi berkas pengangkut (vaskuler). Ada 2 jenis jaringan
penyokong, yaitu jaringan kolenkim (jaringan penguat pada organ tubuh
muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak) dan jaringan sklerenkim
(Jaringan penunjang pada organ tumbuhan yang telah dewasa) .

jaringan kolenkim ajaringan sklerenkim

d. Jaringan Pengangkut
Nama lain jaringan pengangkut adalah berkas vaskular. Sebagaimana
namanya yaitu vaskular (pembuluh), jaringan ini berbentuk seperti
saluran/pipa. Jaringan pengangkut berfungsi mengangkut air dan unsur
hara, serta menyeberkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian ke
bagian lain tumbuhan. Jaringan pengangkut pada tumbuhan di bagi menjadi
dua kelompok berdasarkan fungsinya yaitu: Xylem (pembuluh kayu) berfungsi
untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Floem berfungsi
mengangkut lalu menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tumbuhan

Floem
Xylem

e. Jaringan Gabus
Jaringan gabus sering berfungsi menggantikan epidermis ketika lapisan
epidermis tersebut rusak karena usia atau faktor lain sehingga jaringan lain
di bawahnya terlindung dari kehilangan banyak air dan gangguan mekanik.
Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang bernama felogen.
f. Jaringan Hewan
Hewan adalah makhluk hidup multiseluler selain tumbuhan yang memiliki
beraneka ragam jaringan. Jaringan pada hewan pada prinsipnya sama
dengan jaringan tumbuhan, yaitu tersusun dari sel-sel yang memiliki bentuk,
ukuran, dan fungsi serupa.
Jaringan pada hewan ada 2 kelompok utama, yaitu jaringan germinal dan
jaringan somatis. Jaringan germinal terletak di dalam gonad (organ yang
memproduksi sel sperma atau ovum) dan merupakan jaringan yang secara
terus menerus menghasilkan sel benih/sel kelamin. Sementara sebagian
besar jaringan lain adalah jaringan somatis/jaringan tubuh yang terdiri dari
4 jaringan dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat/penunjang,
jaringan saraf, dan jaringan otot.
g. Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan lapisan terluar dari organ yang menjadi pemisah
antara organ dan lingkungan luarnya. Tersusun secara kompak dan tidak ada
ruang antarsel.
Dengan demikian fungsi yang paling mendasar dari jaringan epitel adalah
menjadi pelindung bagi jaringan atau organ yang dibungkusnya. Baik
melindungi dari gangguan mekanis seperti gesekkan, benda tajam, tekanan,
panas, dan gangguan patogen/mikroorganisme atau senyawa berbahaya.
h. Jaringan Pengikat
Jaringan penunjang (penyokong) memiliki istilah lain yaitu jaringan
pengikat. Jaringan ini terdapat pada tubuh hewan maupun manuasia dengan
perannya sebagai pengisi celah antar jaringan, memberi kekuatan dan
bentuk, membungkus organ-organ tubuh sekaligus mengikat
/menghubungkan dengan jaringan lain, serta melindungi (pada organ-organ
yang lemah dan rentan benturan).

A B

i. Jaringan Skeleton/Tulang
Jaringan skeleton/tulang merupakan jaringan yang paling keras dan kuat.
Selain mengandung sedikit air, jaringan ini tersusun dari kalsium fosfat dan
kalsium karbonat. Pada vertebrata terdapat 2 macam jaringan tulang, yaitu
tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan (kartilago) terbuat dari matriks

yang mengandung sel-sel kondroblas. Sementara tulang keras sifatnya lebih


keras dari pada tulang rawan karena matriksnya sebagian besar adalah
garam anorganik seperti kalsium fosfat.

j. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun dari sel-sel yang mampu berkontraksi dan berelaksasi
dikarenakan kandungan miofibril. Otot menjadi alat gerak aktif karena
kemampuannya berkontraksi, dan berpasangandengan tulang yang
berfungsi sebagai alat gerak pasif.
Pada manusia dan vertebrata, gerakan tubuh secara seluruhnya disebabkan
oleh kontraksi otot yang menempel pada rangka. Termasuk pada alat cerna
seperti usus terdapat jaringan otot yang bekerja untuk menekan dan
mendorong benda di dalam organ tersebut hingga terjadi pergerakan

Otot Jantung otot lurik Otot Lurik

k. Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun dari sel-sel yang bernama neuron. Jaringan saraf
berfungsi untuk menghantarkan rangsang (impuls) dari panca indra ke saraf
pusat dan dari saraf pusat ke organ-
organ lainnya.
Di panca indra terletak reseptor
(penerima rangsang), yang pertama
kali berinteraksi dengan rangsang
yang berasal dari luar/lingkungan.
Misalnya pada organ lidah sehingga
kita bisa merasakan sensasi rasa manis, asam, pahit, pedas, dan sebagainya,
atau pada kulit saat kita merasakan panas, dingin, halus, dan kasar.

l. Jaringan Darah
Jaringan darah letaknya berada di pembuluh darah, tersusun atas cairan
(plasma) yang di dalam cairan tersebut terdapat sel-sel darah merah, sel-sel
darah putih, dan keping darah.
Darah merupakan cairan yang terdapat pada manusia dan hewan tingkat
tinggi yang berfungsi dalam membawa gas oksigen, karbondioksida, serta
zat-zat terlarut lain (glukosa, asam lemak, asam amino, hormon, dan lain-
lain) dan mengangkutnya dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain.
III. METABOLISME
Metabolisme berasal dari bahasa Yunani yakni metabole yang artinya
berubah. Metabolisme mengandung arti suatu sifat baru dari kehidupan, yang
muncul dari interaksi spesifik antara molekul- molekul di dalam lingkungan sel
yang teratur dengan baik atau serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam sel
beserta perubahannya.
Metabolisme adalah keseluruhan proses reaksi kimiawi yg terjadi di dalam
sel hidup. Metabolisme disebut sebagai reaksi enzimatis, karena dalam proses
metabolisme enzim sangat berperan penting, yaitu sebagai katalisator atau
perangsang. Sehingga, dengan adanya enzim dalam reaksi, metabolisme akan
semakin cepat berlangsung.
Apabila metabolisme tidak berlangsung maka akti vitas di dalam sel akan
terhenti. Metabolisme juga berperan mengubah zat yang beracun menjadi senyawa
yang tak beracun dan dapat dikeluarkan dari tubuh. Proses ini disebut detoksifikasi.

A. Enzim
Enzim adalah biokatalisator, yang dapat mempercepat reaksi-reaksi biologis tanpa
mengalami perubahan struktur kimia, hal tersebut terjadi karena enzim hanya
mempengaruhi reaksi dan tidak ikut bereaksi.
Struktur enzim dapat dibagi 2, yaitu:
a) Koenzim
Koenzim, yaitu enzim yang bahan dasarnya adalah logam (Mo, Mg, Mn, Fe,
Cu dan Zn) dan vitamin
b) Apoenzim
Apoenzim, yaitu enzim yang bahan dasarnya adalah protein. Apoenzim ini
merupakan bagian yg berupa protein yang biasanya bersifat termolabil atau
tidak tahan dengan panas.

B. Jenis-Jenis Enzim
Jenis-jenis enzim pencernaan yang berbeda menargetkan nutrisi tertentu,
memecahnya menjadi bentuk yang akhirnya bisa diserap. Jenis dan fungsi enzim
pencernaan yang paling penting yaitu:
i) Amilase
Amilase penting untuk pencernaan karbohidrat. Ia memecah pati
menjadi gula. Amilase disekresikan oleh kelenjar ludah dan pankreas.
Pengukuran kadar amilase dalam darah terkadang digunakan sebagai
bantuan dalam mendiagnosis berbagai penyakit pankreas atau saluran
pencernaan lainnya.
ii) Maltase
Maltase disekresikan oleh usus kecil dan bertanggung jawab untuk
memecah maltosa (gula malt) menjadi glukosa (gula sederhana) yang
digunakan tubuh sebagai energi.
iii) Laktase
Enzim yang memecah laktosa, gula yang ditemukan dalam produk susu,
menjadi gula sederhana glukosa dan galaktosa. Laktase diproduksi oleh
sel-sel yang dikenal sebagai enterosit yang melapisi saluran usus.
Laktosa yang tidak diserap mengalami fermentasi oleh bakteri dan
bisa menyebabkan gangguan gas dan usus.
iv) Lipase
Lipase berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
(alkohol gula sederhana). Lipase diproduksi dalam jumlah kecil oleh
mulut dan perut, dan dalam jumlah yang lebih besar oleh pankreas.
v) Protease
Enzim pencernaan ini berfungsi memecah protein menjadi asam amino.
Selain itu, mereka berperan dalam berbagai proses tubuh, termasuk
pembelahan sel, pembekuan darah, dan fungsi kekebalan tubuh.
vi) Sukrase
Sukrase disekresikan oleh usus kecil, di mana ia memecah sukrosa
menjadi fruktosa dan glukosa, gula sederhana yang bisa diserap tubuh.
Sukrase ditemukan di sepanjang vili usus, tonjolan kecil seperti rambut
yang melapisi usus dan membawa nutrisi ke dalam aliran darah.
C. Cara Kerja Enzim
Banyak enzim dapat bekerja bolak-balik. Enzim dapat mengubah substrat
menjadi hasil akhir, sebaliknya enzim juga dapat mengembalikan hasil akhir
menjadi substrat jika lingkungannya tidak berubah. Contohnya enzim lipase dapat
berfungsi sebagai katalisator dalam perubahan lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Enzim lipase dapat mengubah Kembali gliserol dan asam lemak menjadi
lipid atau lemak. Enzim memiliki dua cara kerja yaitu:
- Kunci Gembok (Lock and Key)
Enzim dimisalkan gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat
berikatan dengan substrat. Bagian kecil itu disebut sebagai sisi aktif.
Sedangkan Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan secara
pas dengan sisi aktif enzim (Gembok).
- Induksi Pas (Induced Fit)
Cara kerja ini, bagian sisi aktif enzim bersifat fleksibel terhadap substrat
yang masuk. Apabila ada substrat yang masuk kebagian sisi aktif, maka
bagian ini akan mengalami perubahan bentuk mengikuti bentuk substrat.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cara Kerja Enzim


Dalam cara kerja enzim, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu
temperatur (suhu), pH, konsentrasi, dan inhibitor.
a. Temperatur
Karena enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka terhadap
temperatur. Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan enzim
mengalami denaturasi protein. Temperatur yang terlalu rendah maka dapat
menghambat reaksi.
b. pH
Perubahan pH dapat Mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi
aktif bergabung dengan substratnya. PH yang dibutuhkan berbeda-
beda tergantung pada jenis enzimnya.
c. Konsentrasi
Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak, maka reaksi akan
berlangsung lambat dan bahkan ada substrat yang tidak terkatalisasi.
Sedangkan apabila semakin banyak enzim, maka reaksi akan semakin cepat.
d. Inhibitor
Seringkali kerja enzim di hambat oleh suatu zat, yang disebut dengan
inhibitor. Ada dua jenis inhibitor, yaitu inhibitor kompetitif (Substrat) yaitu
zat penghambat berkompetisi untuk bergabung dengan sisi aktif dan
inhibitor nonkompetitif (sisi aktif enzim yang sudah berubah).

E. Anabolisme
Anabolisme merupakan reaksi yang bersifat menyusun suatu ikatan kimia
yang sederhana menjadi senyawa kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari
luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun
energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-
senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Dalam proses ini, energi yang diperlukan akan tidak hilang, akan tetapi
tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang
terbentuk. Anabolisme disebut juga sintesis, merupakan proses penyusunan bahan
anorganik menjadi bahan organik. Contoh dari reaksi anabolisme yakni fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses fisikokimia, dimana energi sinar matahari
digunakan untuk mensi ntesis senyawa organik dari senyawa anorganik. Proses ini
bergantung pada satu set komplek molekul-molekul protein yang terdapat dalam
kloroplas melalui satu pasang reaksi perubahan/pemindahan energi, dimana energi
sinar matahari dirubah menjadi bentuk senyawa yang stabil. Melalui waktu yang
panjang dan banyak penelitian, maka didapatkan ringkasan reaksi fotosintesis :
CAHAYA MATAHARI
6CO2 + 6H2O C6h12O6 +6O2
KLOROFIL

Pada proses fotosintesis dibagi dalam dua fase/reaksi yaitu fase cahaya (reaksi
terang) dan fase gelap:
- Fase Cahaya, Fase yang membutuhkan energi radiasi atau sinar matahari,
sehingga tergolong proses fotofisiologi.
- Fase Gelap, Fase yang tidak membutuhkan energi radiasi. Fase ini disebut
fase asimilasi atau fiksasi CO2.
Reaksi ini terjadi jika ada cahaya misalnya cahaya matahari. Selama tahap
ini klorofil di dalam membran granum menyerap cahaya merah dan memiliki
gelombang panjang. Energi di tangkap oleh klorofil dan digunakan untuk
memecah molekul air. Pemecahaninilah yg disebut dengan fotolisis. Fotolisis
mengakibatkan molekul air pecah menjadi hidrogendan oksigen, seperti pada
reaksi berikut:
Cahaya Matahari
2 H2 O 2 H2 + O2
Reaksi gelap terjadi di stroma kloroplas dan reaksi ini tidak memerlukan
cahaya. Energi-energi yang berupa NADPH dan ATP akan mengubah
karbondioksida (CO2) menjadi gula atau sukrosa melalui mekanisme Siklus
Calvin atau fiksasi karbon. Dengan menggunakan NADPH dan ATP pada Siklus
Calvin, CO2 akan memproduksi triose phosphate (triose-P). Triose-P tersebut
sebagian besar akan dikeluarkan dari kloroplas menuju sitosol untuk
memproduksi sukrosa.
Reaksi gelap merupakan tahap fotosintesis yang tidak memerlukan cahaya.
Proses yang berlangsung pada stroma ini memerlukan bahan yang dibentuk pada
reaksi terang yaitu NADPH dan ATP, serta CO2 dari udara. Reaksi dimulai dari
pengikatan CO2 oleh ribulosa difosfat (RDP) dan pada akhir siklus dibentuk
fosfogliseraldehid (PGAL) yang kemudian diubah menjadi glukosa.

F. Katabolisme
Katabolisme disebut pula dengan istilah desimilasi, karena dalam proses ini
energi yang tersimpan ditimbulkan kembali atau dibongkar untuk melangsungkan
proses kehidupan. Raeksi katabolisme khususnya katabolisme karbohidrat dalam
sel hidup, yaitu respirasi sel. Respirasi sel menyangkut proses enzimatis di dalam
sel, dimana molekul karbohidrat, asam lemak, dan asam amino diuraikan menjadi
karbon dioksida (CO2) dan air yang dikonversi menjadi energi biologis yang sangat
bermanfaat. Contoh reaksi katabolisme yaitu respirasi.
Respirasi merupakan suatu proses dimana dihasilkannya energi yang
diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana, utamanya molekul gula sederhana menjadi karbondioksida dan uap air
serta energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-
sel tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia. Melalui
waktu yang panjang dan banyak penelitian, maka didapatkan ringkasan reaksi
respirasi :

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O


IV. Metabolisme (Karbohidrat, Lemak, & Protein)
A. Metabolisme karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi untuk
tubuh. Sumber energi ini merupakan makanan utama bagi otak. Oleh sebab itu,
kekurangan karbohidrat justru bisa memicu masalah kesehatan,sehingga Anda
tidak bisa menghindarinya.
Karbohidrat meliputi sekelompok senyawa organik yang mencakup gula dan
pati, serta selain karbon, karbohidrat mengandung hidrogen dan oksigen dalam
rasio yang sama dengan air.
Hati adalah tempat metabolisme karbohidrat dimana regulasi, penyimpanan,
dan produksi glukosa berlangsung. Hati merupakan satu-satunya organ yang
mengandung glukosa kinase, enzim yang memiliki laju reaksi tinggi (Km), mampu
memfosforilasi glukosa, tapi hanya ketika konsentrasinya tinggi.
Produk akhir dari pencernaan karbohidrat pada traktus gastrointestinal adalah
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Setelah diabsorpsi ke sirkulasi, fruktosa dan
galaktosa segera diubah menjadi glukosa. Sehingga, glukosa adalah molekul utama
yang digunakan untuk memproduksi ATP. Glukosa ini harus ditranspor melewati
membran sel ke dalam sitoplasma sel sebelum dapat digunakan oleh sel.

B. Metabolisme Lemak
Lemak merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh,
sebagaimana protein dan karbohidrat. Lemak mengandung energi potensial yang
tinggi, tapi juga penting sebagai komponen struktural dari membran sel, dalam jalur
sinyal, dan sebagai prekursor pada beberapa sitokin. Lemak merupakan
makronutrien atau nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar selain
karbohidrat dan protein
Lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang
berbeda-beda. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol,
sedangkan lemak nabati mengandung fitostersol dan lebih banyak mengandung
asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair.
Asam lemak adalah asam karboksilat yang terdiri dari rantai hidrokarbon
panjang yang berakhir pada grup karboksil.
Berbeda dengan glikogen, lemak dalam jumlah besar dapat disimpan dalam
jaringan adiposa dan di hati. Fungsi utama dari jaringan adiposa adalah untuk
menyimpan trigliserida sampai mereka dibutuhkan untuk energi. Epinefrin dan
norepinefrin mengaktifkan trigliserida lipase dalam sel yang mengakibatkan
mobilisasi dari asam lemak.

C. Metabolisme Protein
Protein merupakan satu dari tiga jenis zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh.
Zat gizi ini terdiri dari beberapa unsur kimia seperti karbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), dan nitrogen (N). Unsur lain seperti fosfor dan sulfur pun terkadang
ikut andil dalam proses pembentukan protein.
Sekitar 75% dari unsur padat dalam tubuh adalah protein. Semua protein
terdiri dari 20 asam amino yang sama, dan beberapa diantaranya harus dikonsumsi
dalam makanan karena mereka tidak dapat dibentuk secara endogen (asam amino
esensial).
Protein terbentuk dari asam amino yang terhubung satu sama lain oleh ikatan
amida, sebuah ikatan kimiawi kovalen antara grup karboksil dari satu asam amino
dengan grup amino dari asam amino lainnya.Hasil ikatan C(O)NH disebut ikatan
peptida,dan hasil molekulnya adalah amida.
V. Perubahan Makhluk Hidup Dari Masa Ke Masa (Evolusi)
A. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan,
yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh,
dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian
adaptasi diatas, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:

a) Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi
kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini
berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.
Contohnya Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan
dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam air laut. lebih tinggi
dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan
kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya,
kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi
kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat.

b) Adaptasi Tingkah Laku


Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan
mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidup.
Adaptasi tingkah laku dapat berupa hasil belajar maupun insting/naluri sejak
lahir.

c) Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan
bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan
hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan mudah di amati karena
tampak dari luar.
Contohnya seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak
hewan. Gigi di sesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan
pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup tubuh
seperti rambut, duri, sisik dan bulu tumbuh dari kulit disesuaikan dengan
kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap
bertahan hidup.

B. Evolusi
Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup yang terjadi secara
perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi
berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya. Ada dua macam
evolusi, yaitu evolusi progresif dan evolusi regresif.
Evolusi progresif, Evolusi progresif merupakan proses evolusi yang menuju
kemungkinan dapat bertahan hidup sehingga menghasilkan spesies baru
Evolusi regresif, Evolusi regresif merupakan evolusi menuju kemungkinan
mengalami kepunahan.
Seiring bekembangnya zaman banyak ilmuan yang melakukan
riset/penelitian untuk mengetahui apakah ada perubahan pada kehidupan dan
bentuk makhluk hidup pada kehidupan dimasa lampau dan dimasa sekarang.
Sehingga muncul berbagai teori mengenai adanya evolusi.
Adapun beberapa beberapa teori menganai evolusi yaitu, Menurut Lamarck,
bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan karakternya karena
pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup selalu atau
sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai
untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya, bagian tubuh yang tidak
pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan menghilang. Bagian tubuh yang
telah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan
bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi
tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini
dinamakan ciri atau karakter atau sifat perolehan. Sifat perolehan tersebut akan
diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi.
Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup
yang lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut
dikenal dengan ‘Use and Disuse’.
Menurut Charles Darwin, bahwa evolusi berlangsung karena adanya proses
seleksi alam (Natural Selection). Yang dimaksud seleksi alam adalah: proses
pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup di dalamnya.
Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungan yang bisa
bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang bisa hidup
inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan lingkungan
pada generasi berikutnya.

a. b. c
.

Karena terjadi bencana kekeringan, lingkungan pun berubah


danberlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak dapat
mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa
bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh
makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu
bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berkembang biak dan mewariskan
sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua
jerapah sekarang berleher panjang.
VI. Keanekaragaman Makhluk Hidup/Hayati
Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi.
Wilayah Indonesia hanya mencakup 1,3 % permukaan bumi, tetapi di dalamnya
terkandung salah satu keanekaragaman hayati yang paling tinggi di dunia yaitu 10
% dari semua tumbuhan berbunga, 12% dari jenis mamalia, 16 % dari jenis reptilia
dan amfibi, 17% dari jenis burung dan seperempat jenis ikan air tawar dan air laut.
Kekayaan hayati yang sangat tinggi ini bukan hanya sebuah warisan alam
yang kita miliki, tetapi juga sebagai sistem pendukung kehidupan.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada semua makhluk hidup atau
organisme dalam berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah
sampai organisme tingkat tinggi.

A. Keanekaragaman
Keanekaragaman makhluk hidup/hayati adalah suatu istilah pembahasan
yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan berdasarkan tingkatan organisasi biologisnya, yaitu mencakup
gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati adalah semua jenis
perbedaan antar mahkluk hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup tidak terdistribusi secara merata di bumi:
wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah
keanekaragaman terus menurun jika semakin jauh dari ekuator atau mengarah ke
arah sub tropis.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran
tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum di ketahui secara pasti dalam
sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa
archea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya, sebelum organisme
multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu
cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-
besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
a. Tingkatan Keanekaragaman
Para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
- Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen ini satu hal yang sangat penting untuk diketahui
karena terkait dengan kehidupan sehari-hari adalah plasma nutfah.
genetikyang ada pada setiap individu mahluk hidup. Sebagai
ilustrasi dapat kita contohkan suatu jenis tumbuhan memiliki plasma
nutfah tinggi yakni pisang. kepok, uli, raja, rajasere, ambon, Kita ketahui
banyak Jenis pisang, misalnya pisang tanduk, kapas, lampung, dan pisang
batu.
- Keanekaragaman Jenis/Spesies
Keanekaragaman jenis memperlihatkan adanya variasi bentuk, penampilan,
jumlah, sifat lain antar satu jenis (spesies) dengan jenis lain. Variasi dalam
spesies bersifat menurun. Dengan demikian, variasi dalam spesies dapat
terjadi karena faktor keturunan atau genetika serta interaksinya terhadap
lingkungan tempat tinggalnya. Variasi pada tingkat jenis mudah diamati
karena perbedaannya yang mencolok. Variasi pada tingkat jenis
disebabkan jumlah, bentuk, dan susunan kromosom
- Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi
timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu
lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi
juga dihuni oleh jenis makhluk hidup lain. Akibatnya, pada lingkungan
tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup
berdampingan. Keanekaragaman ekosistem memperlihatkan adanya
berbagai individu makhluk hidup yang memiliki kemampuan interaksi
berbeda-beda terhadap lingkungannya sehingga membentuk ekosistem
yang berbeda beda bagi tiap-tiap individu.

B. Tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Menurunnya Tingkat


Keanekaragaman
a) Perusakan Habitat
Kerusakan habitat dapat di akibatkan karena ekosistem diubah fungsinya
oleh manusia, misalnya hutan di tebang dijadikan lahan pertanian,
pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan.
b) Pencemaran
Bahan pencemar dapat membunuh mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan
penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah
rumah tangga.
c) Eksploitasi
Memanfaatkan kekayaan alam yang ada secara berlebihan tanpa
memperhatikan kelestarian

C. Konservasi Keanekaragaman Hayati


Mencegah kepunahan adalah tujuan utama dari konservasi keanekaragaman
hayati. Walaupun pencegahan kepunahan bertumpu pada konservasi di tingkat
spesies, konservasi keanekaragaman hayati harus dilaksanakan di tiga tingkat
keanekaragamannya, yaitu ekosistem, spesies dan genetik (Samedi, 2015).
- Ekosistem, Perlindungan setiap tipe ekosistem di sebanyak-banyaknya
lokasi agar dapat melindungi lebih banyak lagi keanekaragaman spesies dan
genetik.
- Spesies, Berdasarkan status populasi terkait dengan ancaman terhadap
kepunahan dan tekanan pada populasi spesies dari kerusakan habitat dan
perdagangan spesies, maka spesies perlu diklasifikasikan ke dalam status
perlindungan yang secara hukum mengikat agar tindakan perlindungannya
dapat efektif.
- Genetik, Sumber daya genetik untuk menghindari “pencurian” atau yang
sering disebut sebagai biopiracy, sumber daya genetik yang dapat berupa
materi genetik, termasuk informasi yang terkandung di dalamnya dan asal-
usulnya (origin) – yang berupa tumbuhan, hewan, mikroba dan turunannya
yang diperoleh dari kondisi insitu dan ex-situ.

Anda mungkin juga menyukai