Anda di halaman 1dari 7

WACANA : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran, email: jurnal_wahani@unpkediri.ac.

id
April 2019, Volume 3, Nomor 1.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA


BIDANG SINTAKSIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA
KELAS VIII KURIKULUM 2013 EDISI REVISI 2017

Giyanti1, Retno Nur Afifah2, dan Riya Ayu Dewi Wulandari3


Jurusan Tadris Bahasa Indonesia
Fakultas Adab dan Bahasa
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Giyanti1598@gmail.com, aozoragadaisuki96@gmail.com,
Riyaayudewi15021998@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini mendeskripsikan kesalahan berbahasa bidang sintaksis buku teks
Bahasa Indonesia kelas VIII kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Metode penelitian ini
adalah Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa
buku teks Bahasa Indonesia kelas VIII kurikulum 2013 edisi revisi 2017 bidang sintaksis
meliputi: penggunaan kata mubazir, kalimat tidak cermat, dan kalimat tidak koheren. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa buku teks Bahasa Indonesia harus
menghadirkan sumber belajar yang baik, dari konten isi maupun bahasanya. Berbagai
kesalahan yang ditemukan dalam buku teks Bahasa Indonesia menunjukkan bahawa
selama ini pembelajaran bahasa belum efektif untuk menigkatkan kemampuan berbahasa
siswa. Untuk menghindari terjadinya kesalahan sebelum buku teks diterbitkan dan di
distribusikan ke sekolah maka harus melalui kajian yang mendalam mengenai isi dan
bahasanya.

Kata kunci: Kesalahan berbahasa, sintaksis, buku teks bahasa indonesia

Abstract: This study describes errors in the syntactic field Indonesian VII grade 2013
revised edition 2017 textbook textbooks. The method of this research is Descriptive
Qualitative. The results showed language errors in the VIII grade 2013 Indonesian
textbook Revis Edition 2017 in the field of syntax including: use of redundant words,
unclear sentences and incoherent sentences. From the results of the study it can be
concluded that Indonesian text books must present good learning resources, from the
content of the content and language. The various errors found in Indonesian textbooks
are truly sad and this should not happen because books are a source of learning.
Moreover, the book was issued by the Ministry of Education and Culture, before
textbooks were published and distributed to schools must go through in-depth studies of
their content and language.

Keywords: Language errors, syntax, Indonesian text books.

PENDAHULUAN Nomor 24 tahun 2009 (pasal 25 ayat 1-3)


Di dalam dunia pendidikan Bahasa Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan,
Indonesia memiliki peran yang sangat bahasa resmi kenegaraan, pengantar
penting. Berdasarkan Undang-Undang pendidikan, komunikasi tingkat nasional,

28
pengembangan kebudayaan nasional, Kalimat Dalam Karangan Liburan Siswa
transaksi dan dokumentasi niaga, serta Kelas X SMK Iptek Weru” menunjukkan
sarana pengembangan dan pemanfaatan bahwa berbagai ragam kesalahan
ilmu pengetahuan, seni, dan media massa berbahasa (penggunaan kalimat efektif)
(Chaer, 2013). masih banyak ditemuakan dalam karangan
Melalui pelajaran bahasa Indonesia yang dibuat oleh siswa, seperti kalimat
diharapkan mampu menumbuhkan rasa bertele-tele, pengaruh bahasa asing,
cinta siswa terhadap bangsanya sendiri. pemilihan diksi dan tanda baca yang tidak
Siswa juga mampu memiliki ketrampilan tepat.
komunikasi yang baik sesuai kaidah Fenomena ini akan mengancam
bahasa dan nilai-nilai kesantunan. Bahasa eksistensi Bahasa Indonesia yang
sebagai alat komunikasi diperlukan bagi notabenya sebagai bahasa persatuan dan
peserta didik untuk hidup bermasyarakat bahasa nasional yang wajib dijunjung
dan saling berinteraksi. Komunikasi secara tinggi oleh setiap warga Negara. Menurut
lisan dan tulis tidak dapat terlepas dalam Chaer (2013) Hingga saat ini pengajaran
kehidupan sehari-hari. Contohnya peserta Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah masih
didik menggunakan komunikasi lisan belum berhasil. Hal ini disebabkan karena
dalam mengungkapkan pendapat di kelas pembelajaran di sekolah lebih dominan
dan menggunakan komunikasi tulis ketika memberikan pengetahuan (teori) bukan
menulis cerita. Dengan adanya pelajaran praktik, soal ujian berupa pilihan ganda
Bahasa Indonesia akan membantu peserta (mengurangi ketrampilan siswa dalam
didik mampu berkomunikasi menggunakan menulis), nilai Bahasa Indonesia yang
Bahasa Indonesia secara baik dan benar. hanya diukur dari pengetahuan saja dan
Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dominasi bahasa asing dan daerah. Seperti
Indonesia sangat dibutuhkan mulai dari penelitian yang dilakukan oleh Ariningsih
tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan (2012) dalam “Analisis Kesalahan
tinggi. Berbahasa Indonesia dalam Karangan
Fenomena yang terjadi saat ini, Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas”.
kemampuan berbahasa (lisan dan tulis) Menunjukkan masih banyak siswa
siswa sekolah SD, SMP, SMA, hingga menengah atas yang melakukan kesalahan
perguruan tinggi sangat memprihatinkan. berbahasa dalam menulis teks eksposisis
Meskipun terdapat pembelajaran bahasa yaitu : kesalahan ejaan, kesalahan diksi,
Indonesia di sekolah. Banyak ditemukan kesalahan kalimat, dan kesalahan paragraf.
kesalahan berbahasa seperti: ejaan yang Dalam pembelajaran bahasa
salah, kontaminasi bahasa (asing dan Indonesia buku teks merupakan salah satu
daerah), bahasa alay atau gaul, sumber belajar bagi guru dan siswa.
penggunaan huruf kapital yang salah, Tarigan (2009) menjelaskan buku teks
kalimat yang tidak koheren, kalimat yang adalah buku pelajaran dalam bidang studi
ambigu, struktur kalimat yang salah, dll. tertentu, yang merupakan buku standar,
Serta yang lebih memprihatinkan adalah yang disusun oleh para pakar dalam bidang
siswa yang lebih fasih berbahasa asing itu untuk maksud-maksud dan tujuan
daripada bahasa Indonesia. instruksional, yang diperlengkapi dengan
Penelitian yang dilakukan oleh sarana-sarana pengajaran yang serasi dan
Rosita (2018) dalam “Ketidakefektifan mudah dipahami oleh para pemakainya di

29
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi X SMA Kurikulum 2013” dalam penelitian
sehingga dapat menunjang sesuatu tersebut hanya mendeskripsikan bentuk-
program pengajaran. bentuk kesalahan sintaksis pada teks dalam
Berdasarkan penjelasan dari buku paket Bahasa Indonesia kelas X SMA
Tarigan maka buku teks harus sesuai Kurikulum 2013 dan perbaikannya.
dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran Penelitian ini berbeda karena yang akan
yang ingin dicapai. Buku teks juga harus menjadi objek penelitian adalah
menghadirkan sumber belajar yang dapat keseluruhan dari buku teks SMP kelas VIII
dipertanggungjawabkan, baik segi bahasa kurikulum 2013 edisi revisi 2017.
maupun isinya. Namun dalam praktiknya Penelitian Analisis kesalahan
masih ditemui kesalahan berbahasa dalam berbahasa bidang sintaksis dalam buku
penulisan buku teks Bahasa Indonesia. Hal Bahasa Indonesia kelas VIII kurikulum
ini sangat disayangkan karena seharusnya 2013 edisi revisi 2017 penting dilakukan
buku dapat dijadikan contoh siswa untuk karena, buku teks yang notabenya sebagai
mengetahui dan menerapkan kaidah bahasa salah satu sumber belajar siswa harus
yang benar dalam komunikasi secara lisan mampu menghadirkan bahasa yang sesuai
maupun tertulis. Tentu penulisan buku teks kaidah, namun mudah juga dipahami.
Bahasa Indonesia yang keliru akan Adanya analisis kesalahan berbahasa
mempengaruhi ketrampilan berbahasa dalam buku teks pembelajaran bahasa
siswa, yang mana menjadikan buku teks Indonesia juga dapat dijadikan bahan
Bahasa Indonesia sebagai sumber acuan evaluasi agar kedepannya buku teks hadir
belajar. dengan pembaharuan yang lebih baik, dari
Menurut Setyawati (2010) salah segi bahasa maupun konten isinya.
satu faktor tersebesar penyebab kesalahan Verhaar (2008) menjelaskan
berbahasa adalah kurangnya pemahaman sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa
masyarakat terhadap pengunaan kaidah yang membicarakan seluk beluk wacana,
kebahasaan yang baik dan benar. kalimat, klausa, dan frasa, berbeda dengan
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik morfologi yang membicarakan seluk beluk
dan benar adalah harus memperhatikan kata dan morfem. Sedangkan Menurut
situasi pemakaian dan kaidah pengunaan. Markhamah (2011) kesalahan sintaksis
Kesalahan berbahasa dalam bahasa adalah kesalahan atau penyimpangan
Indonesia dikelompokkan menjadi struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta
kesalahan berbahasa dalam bidang ketidaktepatan pemakaian partikel.
fonologi, morfologi, sintaksis, semnatik, Dari penjelasan di atas dapat
dan diksi. Dalam penelitian ini bertujuan disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa
untuk mendeskripsikan jenis bentuk bidang sintaksis adalah penggunaan kaidah
kesalahan berbahasa pada bidang Sintaksis bahasa yang salah pada tingkat frasa,
dalam teks buku Bahasa Indonesia Kelas klausa, dan juga kalimat. Pelaku kesalahan
VIII Kurikulum 2013 edisi revisi 2013. berbahasa bidang sintaksis dalam
Penelitian Anaisis kesalahan mengungkapkan gagasanya (lisan dan
berbahasa buku teks pernah dilakukan oleh tulis) terkadang seenaknya menggunakan
Niken dan Abdul (2016) dengan judul kaidah bahasa indonesa misal imbuhan
“Analisis Kesalahan Sintaksis Pada Teks yang tidak sesuai, penggunaan preposisi
dalam Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas yang salah, kalimat tidak jelas, asal dalam

30
menyusun kalimat, kalimat berstruktur mubazir, kalimat tidak cermat, dan kalimat
tidak baku, kalimat ambigu, kalimat yang tidak koheren. Jumlah temuan kesalahan
tidak cermat, diksi yang tidak tepat dalam berbahasa sintaksis adalah 46 data, yang
membentuk kalimat, kontaminasi kalimat, terdiri dari Penggunaan kata mubazir 18
koherensi, penggunaan kata mubazir, kata (39%), kalimat tidak cermat 13 (28,26%),
serapan yang tidak tepat dalam membentuk kalimat tidak koheren 15 (32,6%).
kalimat, dan logika kalimat.

PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Penggunaan Kata Mubazir
Metode yang digunakan dalam Menulis sebuah kalimat yang baik
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. maka harus memenuhi syarat sebagai
Sukmadinata (2011) menjelaskan kalimat yang efektif dan mudah dipahami.
Penelitian deskriptif kualitatif yaitu Namun sering dijumpai pemakaian kata-
ditujukan untuk mendeskripsikan dan kata yang mengandung makna yang sama
menggambarkan fenomena-fenomena yang
digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat.
ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa
Penggunaan yang berlebihan tersebut
manusia, yang lebih memperhatikan
dianggap mubazir karena tidak hemat.
mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan
Dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas
antar kegiatan.
VIII kurikulum 2013 revisi 2017 yang
Sumber data dalam penelitian ini
diterbitkan oleh Kemendikbud ditemukan
adalah naskah teks buku Bahasa Indonesia
18 (39%) data kesalahan berbahasa karena
kelas VIII kurikulum 2013 revisi 2017
penggunaan kata mubazir. Berikut ini
yang diterbitkan oleh Kemendikbud.
adalah contoh kesalahan berbahasa yang
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
disebabakan penggunaan kata mubazir:
ini adalah simak catat. Catatan hasil
pengamatan yang berupa data selanjutnya
(1) Termasuk jenis apakah iklan
diklasifikasikan sesuai dengan masalah
tersebut? (hal-39)
penelitian. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: (1) mengumpulkan
Dalam kalimat tersebut tidak hemat
data berupa kutipan buku teks (2)
dikarenakan kata konjungsi termasuk
mencatat, meghimpun, dan menyeleksi
menjadi mubazir, kata tersebut sudah
data-data yang telah dikumpulkan sesuai
sepadan dengan kata jenis. Selain itu
dengan permasalahan (4) melakukan
sebagai kalimat tanya, kata tanya apakah
deskripsi dan analisis data, dan (5)
harus berada di awal kalimat. Kalimat bisa
menyimpulkan hasil ananlisis.
diubah menjadi: Apakah jenis iklan
tersebut? Agar kalimat menjadi hemat dan
HASIL DAN PEMBAHASAN efektif. Contoh penggunaan kata mubazir
HASIL juga terdapat pada kalimat:
Hasil penelitian menunjukkan
kesalahan berbahasa sintaksis dalam buku (2) Pada tugas sebelumnya, kamu
teks Bahasa Indonesia kelas VIII telah banyak mendengarkan dan
kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 bidang membaca banyak berita, bukan?
sintaksis meliputi: penggunaan kata (hal-18)

31
teks Bahasa Indonesia kelas VIII
Dalam kalimat tersebut tidak hemat kurikulum 2013 revisi 2017 yang
dikarenakan kemubaziran pemakain kata diterbitkan oleh Kemendikbud ditemukan
banyak (penggunaan kata keterangan yang 13 (28,26%) data kesalahan berbahasa
berlebihan). Kata banyak dalam kalimat karena penggunaan kalimat tidak cermat.
tersebut untuk menunjukkan keterangan Berikut ini adalah contoh kesalahan
intensitas pekerjaan predikat. Dalam berbahasa yang disebabakan Kalimat tidak
kalimat tersebut terdapat dua predikat yaitu cermat:
mendengarkan dan membaca, agar
menjadi kalimat yang hemat dan efektif (4) Apakah informasi yang
cukup menggunakan satu kata keterangan. disampaikannya mudah dipahami?
Kalimat bisa diubah menjadi: Pada tugas (hal-55)
sebelumnya, kamu telah banyak
mendengarkan dan membaca berita, Dalam kalimat tersebut tidak cermat
bukan? Contoh penggunaan kata mubazir dikarenakan pemilihan kata
juga gerletak pada kalimat: disampaikannya yang tidak dapat
dibenarkan. Hal ini disebabakan oleh kata
(3) Fakta adalah (keadaan, peristiwa) disampaikannya tidak terdapat di dalam
yang merupakan kenyataan; KBBI kata ini bersal dari kata dasar
sampai sehingga penggunaan sufiks –kan
Dalam kalimat tersebut tidak hemat dan –nya tidak dapat dibenarkan.
dikarenakan kebubaziran kata konjugsi Seharusnya kata disampaikannya bisa
adalah dan yang merupakan. Penambahan diubah menjadi tersampikan dan kalimat
kata adalah dan merupakan tidak bisa diubah menjadi: Apakah informasi
diperlukan jika klausa berupa yang tersampikan mudah dipahami?
nomina,selain itu penambahan konjugsi Contoh lain kalimat yang tidak cermat
bisa dipilih salah satu saja. Agar kalimat terdapat dalam kalimat berikut:
menjadi hemat dan efektif bisa diubah
menjadi: Fakta adalah (keadaan,
(5) Samakanlah jawabannya dengan
peristiwa) kenyataan; atau Fakta
kelompok yang lain! (hal-133)
(keadaan, peristiwa) merupakan
kenyataan.
Dalam kalimat tersebut tidak
cermat dikarenakan pemilihan kata
Kalimat Tidak Cermat
Kalimat yang baik adalah kalimat jawabannya. Kata ini dapat dirubah
yang cermat, yaitu kalimat yang tidak menjadi jawabannmu agar menjadi kata
ganti orang kedua. Imbuhan –nya
ambigu atau bermakna bias. Selain agar
merupakan sufiks untuk menyatakan
menjadi cermat susunan dari S-P-O-K
pengganti kata orang ketiga, sedangkan –
harus benar. Dengan kalimat yang cermat
mu adalah sufiks yang menyatakan kata
maka pesan yang disampaikan penulis bisa
mudah diterima dan dipahami oleh ganti orang kedua. Dalam konteks kalimat
pembaca. Namun kenyataannya sering diatas kata jawabannya menjadi tidak
dijumpai kalimat tidak cermat yang sering cermat, kalimat bisa diubah menjadi:
membingungkan pembaca. Dalam buku Samakanlah jawabanmu dengan kelompok

32
yang lain! (hal-133). Contoh lain kalimat pmbuhan ke-an memiliki makna ciri dari
yang tidak cermat terdapat dalam kalimat objek yang diikuti imbuhan tersebut.
berikut: Kalimat Tidak Koheren
Kalimat yang baik adalah kalimat
(6) Menentukan tema atau bujukan yang memiliki kepaduan isi kalimatnya.
utamanya (hal-196) Namun dalam praktiknya terkadang terjadi
kasus penggunaan kata yang tidak padu
Dalam kalimat tersebut tidak cermat dalam sebah kalimat. Dalam buku teks
dikarenkan konteks kalimat merupakan Bahasa Indonesia kelas VIII kurikulum
sebuah soal jadi harus menggunakan kata 2013 revisi 2017 yang diterbitkan oleh
tanya atau perintah. Dalam kalimat Kemendikbud ditemukan 15 (32,6%) data
tersebut adalah kalimat pernyataan, kesalahan berbahasa karena kalimat tidak
sehingga tidak cermat jika termasuk dalam koheren. Berikut ini adalah contoh
soal. Kata yang perlu diperbaiki adalah kesalahan berbahasa yang disebabakan
kata Menentukan diubah kalimat tidak koheren:
menjadiTentuakan/tentukanlah. Contoh
lain kalimat yang tidak cermat terdapat (9) Lambang atau simbol adalah
dalam kalimat berikut: (sesuatu seperti gambar, tanda,
ataupun kata yang menyatakan
(7) Akan lebih baik apabila naskah itu maksud tertentu.(hal-97)
dibuat sendiri, berdasarkan
imajinasi dan pengalaman sendiri, Dalam kalimat tersebut penggunaan kata
sehingga hasilnya lebih orisinal. konjugsi adalah, sesuatu dan seperti (kata
(hal-229) hubung untuk menjelaskan sesuatu) dalam
satu kalimat yang menjadikan kalimat
Dalam kalimat tersebut tidak cermat menjadi tidak memiliki kepaduan. Dengan
dikarenakan penggunaan istilah tidak baku menghilangkan komponen yang lain,
pada kata orisinal kata tersebut seharusnya kalimat bisa diubah menjadi: Lambang
diubah menjadi orisinil. Contoh lain atau simbol seperti gambar, tanda,
kalimat yang tidak cermat terdapat dalam ataupun kata yang menyatakan maksud
kalimat berikut: tertentu. Contoh lain kalimat yang tidak
cermat terdapat dalam kalimat berikut:
(8) jelaskan pula kefiksian ataupun
kenonfiksian dari kitipan-kutipan (10) Berdasarkan cara
tersebut (hal-235) pengungkapannya, termasuk ke
dalam jenis apakah puisi-puisi di
Dalam kalimat tersebut tidak cermat bawah ini?(hal-108)
dikarenakan istilah kefiksian dan
kenonfiksian tidak terdapat di dalam Dalam kalimat tersebut tidak padu,
KBBI, sehingga penggunaan imbuhan ke- disebabakan penggunaan kata tanya dalam
an pada kata fiksi dan nonfiksi tidak bisa sebuah kalimat tanya harus berada diawal
dibenarkan dan bisa diubah menjadi ciri kalimat. Selain itu kata termasuk dan ke
fiksi dan ciri nonfiksi. Hal ini dikarenakan dalam memiliki kesepadanan makna yang
sama. Hal ini selin menimbulkan kalimat

33
menjadi tidak koheren juga menjadi tidak Markhamah dan Atiqa Sabardila.2011.
efektif. Kalimat bisa diubah menjadi: Analisis Kesalahan & Bentuk Pasif.
Apakah jenis puisi-puisi di bawah ini Jagad Abjad: Kadipiro Solo.
berdasarkan cara pengungkapannya? Rosita, Yufarlina Rosita, & Ferdian
Achsani. 2018. Ketidakefektifan
PENUTUP Kalimat Dalam Karangan Liburan
KESIMPULAN Siswa Kelas X SMK X IPTEK
Hasil penelitian menunjukkan Weru. Wahani 2 (2).
kesalahan berbahasa sintaksis dalam buku Setiyaningsih, Niken Ari. 2016.
teks Bahasa Indonesia kelas VIII “Analisis Kesalahan Sintaksis
kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 bidang Pada Teks Dalam Buku Paket Bahasa
sintaksis meliputi: penggunaan kata Indonesia Kelas X SMA
mubazir, kalimat tidak Cermat, dan Kurikulum 2013”. Surakarta:
kalimat tidak koheren. Jumlah temuan Universitas Muhammadiyah
data kesalahan berbahasa sintaksis adalah Surakarta. (Skripsi)
46 data, yang terdiri dari Penggunaan kata Setyawati, N. (2010). Analisis Kesalahan
mubazir 18 (39%), kalimat tidak Cermat Berbahasa. Surakarta: Yuma
13 (28,26%), kalimat tidak koheren 15 Pustaka
(32,6%). Dari hasil data yang didapatkan Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011).
bahwa kesalahan berbahasa yang sering Metode Penelitian Pendidikan.
terjadi adalah penggunaan kata mubazir. Bandung: PT
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Remaja Rosdakarya
bahwa buku teks Bahasa Indoesia harus Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan.
menghadirkan sumber belajar yang baik, 2009. Telaah Buku Teks Bahasa
dari konten isi maupun bahasanya. Indonesia. Bandung: Angkasa.
Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas
Linguistik. Yogyakarta : Gadjah
DAFTAR PUSTAKA Mada University Press.
Ariningsih, Nur Endah dan Sumarwati,
dan Saddhono, Kundharu. 2012.
Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia Dalam Karangan
Eksposisi Siswa Sekolah
Menengah Atas.
BASASTRA. 1 (1).
Chaer, Abdul. 2013. Pembinaan Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia Kelas
VIII. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

34

Anda mungkin juga menyukai