Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pada dasarnya melakukan review terhadap jurnal merupakan kegiatan mengulas


isi jurnal dengan menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis)
pada Jurnal. Mahasiswa di ajak untuk berfikir kritis mengenai suatu permasalahan,
menilai dan menganalisis suatu kajian dan kelemahan jurnal, apa yang menarik dari
jurnal tersebut, bagaimana isi jurnal tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir dan
menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Mahasiswa dapat
menguji pikiran pengarang/penulis lewat sudut pandangnya dengan berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
Pada kesempatan kali ini saya akan meriview dua Jurnal dengan judul
“Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi
pada Siswa SMP dan Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam
Makalah Mahasiswa” yang nantinya dapat menjadi bahan referensi Jurnal yang akan
dapat mempermudah anda untuk mempelajari tentang Bahasa Indonesia atau Ejaan
yang baik dalam Bahasa Indonesia.

B. Tujuan
1. Mengulas isi jurnal
2. Dapat membandingkan beberapa jurnal Bahasa Indonesia

C. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Bahasa Indonesia atau Ejaan yang benar
dalam Bahasa Indonesia pada setiap jurnal.
3. Mengetahui perbedaan beberapa jurnal

1
BAB II

RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN

A. Ringkasan Artikel

 Identitas Jurnal

I. Jurnal Pertama

1. JUDUL JURNAL : ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN


BAHASA INDONESIA DALAM LAPORAN HASIL
OBSERVASI PADA SISWA SMP
2. PENULIS : Ayudia, Edi Suryanto, dan Budhi Waluyo
3. TAHUN : 2016
4. NOMOR VOLUME : Volume 4, Nomor 1

II. Jurnal Kedua


1. JUDUL JURNAL : FITUR KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN
YANG DISEMPURNAKAN DALAM MAKALAH
MAHASISWA
2. PENULIS : Trinil Dwi Turistiani
3. TAHUN : 2013
4. NOMOR VOLUME : Volume 1, Nomor 1

B. Ringkasan Jurnal/Artikel

 Jurnal Pertama

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang memenuhi faktor-faktor komunikasi.


Dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, kita menggunakan keterampilan
berbahasa yang telah dimiliki, meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau
kualitas yang berbeda-beda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara
optimal, setiap tujuan komunikasinya akan dapat dengan mudah tercapai. Lain
halnya bagi orang yang memiliki tingkat keterampilan bahasa lemah, dalam
melakukan komunikasi bukan tujuannya yang akan tercapai, tetapi justru akan sering
timbul kesalahpahaman antara penutur dan mitra tuturnya.
Ada empat macam keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa,
yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan
membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kegiatan menulis dipengaruhi oleh
keterampilan produktif, yaitu aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yang
terdiri dari aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosakata, diksi,
keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan yang paling sulit dan paling
akhir dikuasai. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Javed, Juan, dan Nazli (2013:

2
130) bahwa kemampuan menulis lebih sulit dibandingkan dengan kemampuan
berbahasa lainnya. Hal ini desebabkan kemampuan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang
akan menjadi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin
sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), baik sekolah negeri
maupun swasta, siswa dituntut untuk terampil menulis. Adanya kompetensi menulis
akan membuat siswa menjadi terlatih untuk menuangkan ide/pikiran dan informasi
dalam wacana tulis berbentuk teks deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi dan
argumentasi, ringkasan, laporan, karya ilmiah, proposal, atau makalah.
Keluhan tentang rendahnya kemampuan menulis siswa, khususnya siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP) bukan masalah yang baru lagi dalam dunia
pendidikan. Rendahnya kemampuan menulis siswa juga dilontarkan oleh Tarigan
(1987: 12) bahwa kualitas hasil belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum
memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat di lapangan bahwa siswa jarang mengunjungi
perpustakaan saat jam istirahat sekolah. Dengan demikian, dapat dipastikan kegiatan
membaca mereka berkurang. Padahal secara tidak langsung membaca dapat
menambah pengetahuan dan repertoar kebahasaan dalam memori siswa sehingga
apabila siswa rajin membaca buku maka akan lebih mudah dalam menuangkan ide
ataupun gagasan dalam bahasa tulis yang lancar dan tertib. Selain membaca,
kemampuan menguasai bahasa terutama dalam hal menulis dapat dilakukan dengan
cara berlatih berulang-berulang.
Penulisan laporan observasi diawali dengan melakukan pengamatan, hal ini
agar hasil tulisan semakin terpercaya. Pihak pelapor hendaknya menyampaikan hal-
hal yang esensial, didukung oleh Keraf (1984: 286) bahwa fakta-fakta yang disajikan
pelapor harus menimbulkan kepercayaaan, terutama bila laporan itu dimaksudkan
untuk mengambil suatu tindakan tertentu. Dari informasi atau fakta tersebut perlu
didukung dengan berbagai sumber, salah satunya dengan melakukan pengamatan.
Dalam KTSP pembelajaran menulis laporan hasil observasi terdapat di kelas
VIII pada semester 1. Kegiatan menulis laporan hasil observasi perlu
memperhatikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
berpedoman pada EYD. Dalam hal ini, peneliti sering menemukan kesalahan pada
penggunaan bahasa Indonesia yang tidak tepat dalam penulisan laporan hasil
observasi yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta.
Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu prosedur yang digunakan oleh
peneliti maupun guru yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian
kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut,
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau
penilaian taraf keseriusan kesalahan itu (Ellis dalam Tarigan & Tarigan, 2011: 170).
Jadi, dengan adanya analisis kesalahan berbahasa ini diharapkan memberikan
banyak keuntungan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran
bahasa Indonesia. Dengan adanya analisis kesalahan berbahasa tersebut akan dapat
dipahami dan diungkapkan berbagai kesalahan yang dibuat siswa kelas VIII SMP
Negeri 8 Surakarta.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian di SMP
Negeri 8 Surakarta, yang kemudian diambil beberapa sampel untuk dianalisis guna
mengetahui kesalahan berbahasa yang ada dalam laporan hasil observasi siswa.
Adapun letak kesalahan-kesalahan berbahasa yang mereka lakukan dalam menulis
laporan hasil observasi, misalnya: kesalahan penggunaan ejaan, diksi, penyusunan
kalimat, dan paragraf. Hal tersebut dapat digunakan sebagai umpan-balik dalam

3
upaya memperbaiki dan menyempurnakan pengajaran bahasa. Untuk itu, analisis di
atas sangat penting untuk mengefektifkan pengajaran bahasa Indonesia, yang
difokuskan pada pembinaan kemampuan menulis siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Surakarta. Subjek penelitiannya
yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta. Penelitian ini berupa penelitian
deskriptif kualitatif pendekatan analisis isi dengan jenis penelitian studi kasus. Data
dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen dan informan
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan cara
mengkaji dokumen yang berupa laporan hasil observasi siswa dan melakukan in-
dept interview atau wawancara mendalam dengan beberapa siswa kelas VIII, serta
guru Bahasa Indonesia untuk memperoleh data mengenai faktor penyebab terjadinya
kesalahan ejaan, diksi, kalimat dan paragraf dalam laporan hasil observasi siswa.
Selanjutnya, data divalidasi dengan menggunakan teknik triangulasi dan review
informan melalui analisis interaktif yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan simpulan
atau verivikasi.
Kegiatan menganalisis kesalahan pemakaian bahasa dalam penelitian ini
adalah mengidentifikasi jenis kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam laporan
hasil observasi siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta. Kesalahan tersebut
diklasifikasikan ke dalam empat bidang, yaitu ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf.
Mengingat temuan kesalahan berbahasa Indonesia dalam penelitian ini cukup
banyak, maka tidak semua jenis kesalahan yang ada dijelaskan disini. Peneliti hanya
menjelaskan kesalahan berbahasa dalam laporan hasil observasi siswa sebagai
contoh. Berikut beberapa hasil temuan kesalahan berbahasa :
1. Kesalahan Ejaan
2. Kesalahan Diksi
3. Kesalahan Kalimat
4. Kesalahan Paragraf

Secara ringkas simpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai


berikut. Pertama, unsur kebahasan yang sering terjadi kesalahan berbahasa dalam
laporn hasil observasi siswa dibedakan menjadi empat, yaitu kesalahan ejaan, diksi,
kalimat, dan paragraf. Kedua, kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang paling
dominan adalah kesalahan di bidang ejaan. Ketiga, kesalahan berbahasa dalam
laporan hasil observasi siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
penguasaan kaidah penggunaan ejaan kurang memadai, ketidaktelitian dalam

4
menulis, kurangnya motivasi menulis, dan kurangnya kosakata siswa. Keempat,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia
dalam menulis laporan antara lain: menerapkan 5 fase pendekatan proses dalam
pembelajaran menulis, meningkatkan penguasaan kaidah kebahasaan siswa dengan
membaca, guru harus berperan aktif dalam memotivasi siswa untuk sering berlatih
mengarang, dan memberikan tugas menulis.
Untuk meminimalkan kesalahan berbahasa dalam laporan hasil observasi,
hal-hal yang dapat dilakukan guru, siswa, maupun sekolah antara lain sebagai
berikut. Pertama, siswa harus memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasa
Indonesia, siswa diharapkan lebih memperhatikan saat guru sedang menjelaskan
materi, aktif bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, dan sering berlatih
menulis. Kedua, guru hendaknya menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
siswa, guru senantiasa membenarkan kesalahan berbahasa siswa disertai dengan
analisis pembahasannya, guru harus selalu memperluas kosakata dan memberi
contoh terkait dengan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara
lisan maupun tertulis. Ketiga, pihak sekolah hendaknya melengkapi sumber pustaka
terkait yang memadai, misalnya buku-buku tentang keterampilan menulis, EYD,
KBBI, dll.

 Jurnal Kedua

Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat bermukimnya anggota


masyarakat ilmiah. Kehidupan masyarakat ilmiah itu tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan penulisan karya ilmiah. Sebagai anggota masyarakat ilmiah, mahasiswa
perlu memiliki kemampuan menulis. Kemampuan ini fungsional sifatnya bagi
pengembangan diri mereka, baik dalam rangka kelanjutan studinya, maupun untuk
keperluan dirinya saat terjun ke dalam masyarakat. Dengan kemampuan menulis ini,
mereka dapat mengomunikasikan gagasan, pikiran, penghayatan serta
pengalamannya ke berbagai pihak secara baik dan tepat, terlepas dari ikatan waktu
dan tempat. Kemampuan menulis ini sangat dibutuhkan dalam masyarakat yang
dinamis dan berkembang.
Kemampuan menulis secara baik dan benar merupakan modal penting bagi
seorang mahasiswa, baik kepentingan yang berkaitan dengan tugas akademis
maupun di masyarakat. Mahasiswa yang mampu menulis dengan runtut dan
mengikuti kaidah bahasa akan lebih mudah dalam mengerjakan tugas, makalah, dan
menyusun skripsi daripada mahasiswa yang tidak dapat menulis secara runtut, logis,
dan tidak memahami kaidah bahasa. Setelah berada di masyarakat kemampuan
menulis dengan baik dan benar akan membantu dalam melaksanakan tugas sehari-
hari.
Penggunaan bahasa dalam penulisan karya ilmiah, dalam hal ini makalah
dapat diperhatikan atas beberapa dasar di antaranya ialah ragam. Ragam bahasa
ilmiah memiliki ciri-ciri cendekia, lugas, jelas, formal, objektif, konsisten, dan
berangkat dari gagasan yang faktual atau nyata, bukan rekaan (R.Soedradjad,
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin
muhammadiyah/file.php/1/materi/bahasaindonesia/ bab-3-bahasa.pdf). Dalam
kaitannya dengan ragam bahasa perlu memperhatikan (i) diksi, (ii) penyusunan
kalimat efektif, dan (iii) paragraf yang kohesif dan koheren. Kaidah ejaan

5
merupakan tata cara penulisan yang mengimplementasikan sistem pengelolaan
bahasa untuk menjadi bahasa yang baku.
Pada kenyataannya, mahasiswa masih sering melakukan kesalahan dengan
atau tanpa sengaja dalam menulis makalah. Mereka menggunakan bahasa yang tidak
resmi dan ejaan yang tidak sesuai dengan kaidah. Penelitian yang dilakukan oleh
Mardan (2000) tentang analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam naskah asli
artikel mahasiswa, menghasilkan suatu temuan bahwa para mahasiswa masih
mengalami kesulitan dalam penggunaan ejaan, pemilihan dan pemakaian kata, dan
penyusunan kalimat. Hal ini bisa dilihat dari besarnya jumlah kesalahan yang dibuat
pada saat menulis artikel. Jumlah kesalahan ejaan paling banyak, bila dibandingkan
dengan jumlah kesalahan aspek yang lain. Masalah ejaan tampaknya amat
sederhana, karena itulah mahasiswa sering melupakannya. Pedoman ejaan yang
disempurnakan, kamus, dan tata bahasa merupakan rambu-rambu untuk menuliskan
bahasa tulis baku. Ketepatan pengguanaan ejaan bisa dijadikan ukuran sejauh mana
pemahaman bahasa seseorang, bahkan dijadikan ukuran sejauh mana seseorang
‘melek bahasa’ (Putrayasa, 2007: 21). Ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang-
lambang itu (pemisahan dan penggabungan dalam suatu bahasa).
Melakukan kesalahan berbahasa dalam pembelajaran itu suatu hal yang
wajar. Seperti yang diungkapkan Brown (2004:164) bahwa dalam pembelajaran
selalu terjadi kesalahan. Sejalan dengan pendapat tersebut Dulay et.al (1982:164)
mengungkapkan bahwa orang tidak mungkin dapat mempelajari bahasa tanpa
membuat kesalahan secara sistematik. Corder (1985:5) meyakini bahwa pada setiap
orang yang belajar bahasa pastilah pernah melakukan kesalahan.Keyakinan itu
senada dengan pendapat Ancker ggggg(2000), ”making mistakes or errors is a
natural process or learning and must be considered as part of
cognition”(dalamSaadiyah Darus dan Kaladevi Subramaniam, 2009 : 487).

Kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak


berbahasa, baik secara lisan maupuin tertulis. Penyimpangan itu dibedakan atas
kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Kekeliruan adalah penyimpangan
pemakaian bahasa yang terjadi tidak secara sistematis. Kekeliruan mengacu pada
language performance yang terjadi karena keterbatasan ingatan, mengeja dalam
lafal, keseleo lidah, tekanan emosional, dan sebagainya. Sebaliknya, kesalahan
adalah penyimpangan dalam pemakaian bahasa yang terjadi secara sistematis.
Kesalahan bersifat konsisten dasn menggambarkan kemampuan si penulis pada
tahap tertentu (Baradja, 1981:12). Dengan demikian, kesalahan mengacu pada
language competence.
Pembedaan antara kekeliruan dan kesalahan sangat penting, tetapi acap kali
sulit menentukan sifat dan hakikat suatu penyimpangan penggunaan bahasa tanpa
mengadakan analisis yang cermat (Suwandi, 2008: 165). Dalam penelitian ini,
pengidentifikasian penyimpangan atas kekeliruan dan kesalahan lebih didasarkan
pada sistematis tidaknya penyimpangan tersebut.

Agar diperoleh data tentang berbagai macam bentuk kesalahan penggunaan


ejaan yang dilakukan mahasiswa, perlu dilakukan analisis kesalahan. Dari data
kesalahan yang diperoleh, selanjutnya dicarikan pemecahan berdasarkan sumber
kesalahan yang ada.Pengetahuan tentang sumber kesalahan dapat digunakan untuk
melakukan tindakan yang mengarah kepada upaya tindak lanjut yang berupa terapi
kesalahan dalam bentuk tindakan remedial. Dengan demikian, faktor-faktor

6
penyebab kesalahan itu dapat diupayakan untuk dikendalikan. Seluruh proses
tersebut memerlukan data yang faktual, yakni data kesalahan penggunaan ejaan yang
dilakukan oleh mahasiswa.
Banyak keuntungan yang bisa diambil dari kegiatan analisis kesalahan
berbahasa, dalam hal ini kesalahan penggunaan ejaan, terutama yang berhubungan
dengan kegiatan pengajaran bahasa dan pelatihan atau pembinaan bahasa (Suwandi,
2008:169). Dengan analisis kesalahan dapat dipahami dan diungkapkan berbagai
jenis kesalahan penggunaan ejaan yang dibuat oleh mahasiswa dan latar belakang
serta faktor penyebabnya. Hal itu dapat digunakan untuk memperbaiki kesalahan
sejenis pada masa yang akan datang. Dengan demikian, kegiatan analisis kesalahan
penggunaan ejaan diharapkan bermanfaat bagi perkuliahan Bahasa Indonesia
Keilmuan, terutama untuk materi ajar Penulisan Karya Ilmiah.
Hal yang perlu dianalisis selanjutnya adalah tingkat keseriusan kesalahan
penggunaan ejaan yang dilakukan oleh mahasiswa. Tingkat keseriusan kesalahan
penggunaan ejaan didasarkan pada dua hal, yaitu frekuensi kesalahan dan persebaran
kesalahan. Hal ini perlu dilakukan karena analisis kesalahan bersifat pedagogis,
yakni kegiatan yang bermuara pada upaya peningkatan kemampuan menggunakan
ejaan yang disempurnakan pada penulisan karya ilmiah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesalahan penggunaan ejaan dalam
makalah mahasiswa. Berdasarkan sifat dan karakteristik masalah yang dikaji,
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini
digunakan dengan pertimbangan bahwa sumber data utama penelitian ini ialah
makalah yang merupakan bahasa tulis. Dengan demikian, pendekatan ini digunakan
untuk menggambarkan secara objektif atau apa adanya kesalahan penggunaan ejaan
pada makalah mahasiswa.
Data penelitian berupa bahasa tulisan yang mengandung kesalahan
penggunaan ejaan. Sumber data penelitian ini adalah makalah yang ditulis oleh
mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Angkatan 2010/A Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya. Makalah yang dijadikan sebagai sumber
data sebanyak 21 buah, dengan pertimbangan makalah tersebut mempunyai
kesalahan paling banyak.
Langkah-langkah dalam mengumpulkan data yaitu, (1)data dikumpulkan dari
makalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Surabaya angkatan 2010/A, (2)Pengambilan makalah sebagai sumber
data dibatasi karena makalah-makalah tersebut mempunyai kecenderungan
kesalahan yang sama.Dari 41 makalah diambil 21 yang mempunyai kesalahan
terbanyak. Jumlah ini dianggap sudah dapat mewakili bentuk-bentuk kesalahan
berbahasa yang dilakukan oleh mahasiswa.
Teknik pengumpulan data terkait erat dengan bagaimana cara memperoleh
data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa
teknik dokumentatif. Teknik ini digunakan karena data yang dicari peneliti sudah
tersedia dalam bentuk data bahasa tulisan yang berasal dari makalah mahasiswa.
Dalam teknik dokumentatif, peneliti berperan sebagai instrumen. Teknik analisis
data menggunakan prosedur kerja analisis kesalahan berbahasa meliputi,(1)
identifikasi data, (2) klasifikasi data, dan (3) penentuan frekuensi kesalahan.

1. Jenis-jenis Kesalahan Penggunaan Ejaan


1) Kesalahan Pemakaian Tanda Baca
a. Kesalahan Pemakaian Tanda Koma (,)
b. Kesalahan Pemakaian Tanda Titik (.)

7
c. Kesalahan Pemakaian Huruf
d. Kesalahan Penulisan Kata
Kesalahan penulisan kata yang ditemukan meliputi kesalahan penulisan
gabungan kata, kata berimbuhan, kata depan, partikel, dan angka dan lambang
bilangan. Beberapa kesalahan tersebut diuraikan sebagai berikut.
a) Kesalahan Penulisan Gabungan kata
b) Kesalahan Penulisan Kata Berimbuhan
c) Kesalahan Penulisan Kata Depan
d) Kesalahan Penulisan Partikel
e) Kesalahan Penulisan Lambang
f) Kesalahan Penulisan Lambang Bilangan
g) Tingkat Keseriusan Kesalahan

e. Faktor Penyebab Kesalahan

8
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

A. Hubungan antar elemen

Elemen pada setiap jurnal saling berhubungan sesuai dengan pembahasan/penelitian


yang dibahas/diteliti.

B. Originalitas temuan
Pada setiap jurnal dilakukan pengembangan penelitian karna sudah ada yang
melakukan penelitian tetapi di tempat yang berbeda. Tetapi karena sudah dilakukan
pengembangan atau pengumpulan data yan berbeda sehingga jurnal masih terjaga
originalitasnya.

C. Kemuktahiran masalah
Setiap Jurnal sudah cukup muktahir karena telah melakukan percobaan terlebih
dahulu sebelum membuat Jurnal.

D. Kohesi dan Koherensi isi penelitian


Jurnal Pertama
 Kohesi pada Jurnal Pertama, kata pada setiap kalimat terkait dan berhubungan
satu sama lain yaitu tentang Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP.
 Koherensi pada Jurnal Pertama, kalimat per-kalimat terkait dan berhubungan satu
sama lain yaitu membahas tentang Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP.

Jurnal Kedua
 Kohesi pada Jurnal Kedua, kata pada setiap kalimat terkait dan berhubungan satu
sama lain yaitu tentang Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan
dalam Makalah Mahasiswa.
 Koherensi pada Jurnal Kedua, kalimat per-kalimat terkait dan berhubungan satu
sama lain yaitu membahas tentang Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang
Disempurnakan dalam Makalah Mahasiswa.

9
BAB IV

KEKURANGAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN

A. Hubungan antar elemen


Elemen pada setiap jurnal saling berhubungan sesuai dengan pembahasan/penelitian
yang dibahas/diteliti tetapi peneliti tidak memberikan penjelasan untuk huruf atau
kalimat yang semua orang belum paham/tahu artinya, sehingga membuat bingung
pembaca.
B. Originalitas temuan
Sudah ada yang melakukan penelitian dengan masalah yang sama tetapi ditempat
yang berbeda.

5. Kemuktahiran masalah
Setiap jurnal sudah cukup muktahir karena telah melakukan percobaan terlebih dahulu
sebelum membuat jurnal.

6. Kohesi dan Koherensi isi penelitian


Jurnal Pertama
 Kohesi pada Jurnal Pertama, kata pada setiap kalimat terkait dan berhubungan
satu sama lain yaitu tentang Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP.
 Koherensi pada Jurnal Pertama, kalimat per-kalimat terkait dan berhubungan satu
sama lain yaitu membahas tentang Analisis Kesalahan dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP.

Jurnal Kedua
 Kohesi pada Jurnal Kedua, kata pada setiap kalimat terkait dan berhubungan satu
sama lain yaitu tentang Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan
dalam Makalah Mahasiswa.
 Koherensi pada Jurnal Kedua, kalimat per-kalimat terkait dan berhubungan satu
sama lain yaitu membahas tentang Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang
Disempurnakan dalam Makalah Mahasiswa.

10
BAB V

IMPLIKASI

A. Teori
Teori yang tercantum pada jurnal sudah cukup membantu untuk bahan
pendukung untuk penelitian/pembuatan jurnal.

B. Pemahaman Mahasiswa
Penulis cukup memahami isi dan tujuan dari pembuat jurnal yaitu meneliti tentang
Analisi Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi
pada Siswa SMP dan Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan
dalam Makalah Mahasiswa.

C. Analisis Mahasiswa
Penjelasan pada jurnal yang saya pilih sudah cukup lengkap dan lebih mudah
dimengerti bagi para pembaca dan juga bagi para penulis. Karena didalam jurnal
tersebut terdapat penjelasan yang cukup baik dari sumber yang yang terpercaya,
dan juga dilengkapi dengan tabel dan gambar.

11
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara ringkas simpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Pertama, unsur kebahasan yang sering terjadi kesalahan berbahasa dalam laporn hasil
observasi siswa dibedakan menjadi empat, yaitu kesalahan ejaan, diksi, kalimat, dan
paragraf. Kedua, kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang paling dominan adalah
kesalahan di bidang ejaan. Ketiga, kesalahan berbahasa dalam laporan hasil observasi
siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: penguasaan kaidah penggunaan
ejaan kurang memadai, ketidaktelitian dalam menulis, kurangnya motivasi menulis,
dan kurangnya kosakata siswa. Keempat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam menulis laporan antara lain:
menerapkan 5 fase pendekatan proses dalam pembelajaran menulis, meningkatkan
penguasaan kaidah kebahasaan siswa dengan membaca, guru harus berperan aktif
dalam memotivasi siswa untuk sering berlatih mengarang, dan memberikan tugas
menulis.
Dengan memperhatikan frekuensi dan persebaran kesalahan dapat disimpulkan
bahwa kesalahan penggunaan ejaan dalam makalah mahasiswa merupakan bentuk
kesalahan yang serius dan perlu mendapat perhatian. Kesalahankesalahan tersebut
tergolong ke dalam kesalahan intrabahasa. Jika dicermati kesalahan intrabahasa
tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan mahasiswa pada kaidah dan penerapan kaidah
yang tidak sempurna. Hal ini mengisyaratkan bahwa mahasiswa belum memahami
ejaan yang disempurnakan (EYD), baik dari segi kaidahnya maupun penerapannya.

B. Saran
Untuk meminimalkan kesalahan berbahasa dalam laporan hasil observasi, hal-
hal yang dapat dilakukan guru, siswa, maupun sekolah antara lain sebagai berikut.
Pertama, siswa harus memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasa Indonesia,
siswa diharapkan lebih memperhatikan saat guru sedang menjelaskan materi, aktif
bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, dan sering berlatih menulis. Kedua,
guru hendaknya menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa, guru
senantiasa membenarkan kesalahan berbahasa siswa disertai dengan analisis
pembahasannya, guru harus selalu memperluas kosakata dan memberi contoh terkait
dengan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun
tertulis. Ketiga, pihak sekolah hendaknya melengkapi sumber pustaka terkait yang
memadai, misalnya buku-buku tentang keterampilan menulis, EYD, KBBI, dll.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ayudia, Suryanto, Edi dan Waluyo, Budhi. 2016. ANALISIS KESALAHAN


PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM LAPORAN HASIL OBSERVASI
PADA SISWA SMP. Vol. 4 nomor 1, April 2016. Diambil dari:
https://media.neliti.com/media/publications/53972-ID-analisis-kesalahan-penggunaan-
bahasa-ind.pdf (10 Oktober 2017)

Turistiani, Trinil Dwi. 2013. FITUR KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG


DISEMPURNAKAN DALAM MAKALAH MAHASISWA. Vol. 1 nomor 1, September
2013. Diambil dari: ejournal.fbs.unesa.ac.id/index.php/Paramasastra/article/download/5/8 (10
Oktober 2017)

13

Anda mungkin juga menyukai