1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL BOOK REPORT”
dalam mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Saya berterimakasih kepada Ibu Dra.Mastiana Ritonga M.Pd yang membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas ini,kepada semua yang sudah memberikan saran dan kritik,dan semua
yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.Saya mengharapkan agar tugas ini
tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah, tetapi juga dapat bermanfaat bagi semua
pembacanya,dan semoga juga dapat menambah pengetahuan bagi saya dan pembaca.
Saya sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan makalah ini pun tidak luput
dari kesalahan.saya mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada penulisan dan tata bahasa
dalam makalah ini, dan saya mohon kritik dan saran membangun untuk makalah yang saya
buat ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
BAB IV PENUTUP......................................................................................
4.1 KESIMPULAN....................................................................................17
4.2 SARAN................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................18
BAB I
3
PENDAHULUAN
Pembuatan Book Report yang merupakan bagian dari 6 jenis tugas yang didasari
untuk membekali para mahasiswa agar ketika membandingkan buku yang mudah dan tepat.
Penulisan Book Report ini juga dibuat agar mahasiswa mampu membandingkan lebih dari
satu buku dan agar mampu memilih buku yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dalam penunjang perkuliahan.
Hal ini dimaksudkan supaya penulis dapat memahami atau mengevaluasi buku yang
digunakan dalam perkuliahan, baik itu dari isi yang mudah dipahami atau tidak, penampilan
buku maupun penyajian isi buku.
Semoga buku ini dapat bermanfaat kiranya bagi para pembacanya dan kepada
penerbit, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaannya untuk menerbitkan
buku ini dengan tata susunan dan tata rancangan yang baik.
BAB II
4
PEMBAHASAN
Tahun Terbit : 2008
Jumlah Halaman : 197 halaman
ISBN : 978-979-518-587-1
BAB 1
5
PENDAHULUAN
1.1 KETERAMPILAN BERBAHASA :KOMPONEN-KOMPONENNYA.
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita
melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar
menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan
tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal. Selanjutnya
setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa.
Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa,
semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti
pula melatih keterampilan berpikir.
Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita
menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain;
paling sedikit dapat kita baca sendiri pada saat lain. Demikianlah hubungan antara menulis
dan membaca pada dasarnya adalah penulis dan pembaca.
1. Kualifikasi Minimal.
6
Mampu menulis dengan tepat kalimat-kalimat atau pun paragraf-paragraf seperti yang
akan dikembangkan secara lisan bagi situasi-situasi kelas, dan menulis surat sederhana yang
singkat.
2. Kualifikasi Baik.
Mampu menulis “komposisi bebas” yang sederhana dengan kejelasan dan ketepatan
dalam kosa kata, idiom, dan sintaksis.
3. Kualifikasi Unggul.
Mampu menulis beraneka ragam pokok pembicaraan (subyek) dengan idiom yang
wajar, ekspresi yang cerah serta mudah dipahami, dan perasaan yang tajam terhadap gaya
bahasa yang beraneka ragam dalam bahasa target.
Kedua-duanya memiliki ciri yang sama yaitu produktif dan ekspresif. Perbedaannya
ialah bahwa dalam menulis diperlukan pendengaran dan pengucapan. Dengan perkataan lain,
menulis merupakan komunikasi tidak langsung, tidak tatap muka, sedangkan berbicara
merupakan komunikasi langsung komunikasi tatap muka. Baik menulis maupun berbicara
harus memperhatikan komponen-komponen yang sama, yaitu :struktur kata/bahasa, kosa
kata, kecepatan/kelancaran umum; bedanya ialah bahwa menulis berkaitan dengan ortografi,
maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.
Secara luas dapat dikatakan bahwa “komunikasi” adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang-
binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Seperti hewan-hewan lainnya,
maka manusia berkomunikasi melalui gerak-gerik refleks yang sederhana dan bunyi-bunyi
yang tidak yang tidak berupa bahasa. Tetapi hanya manusia sajalah yang telah
mengembangkan bahasa.
7
menggambarkan kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari
kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan
tulisan, antara melukis dan menulis. Melukis gambar bukanlah menulis.
BAB 2
Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang paling
menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis. Hanya catatan atau laporan
pribadi yang terbuka sajalah yang dapat menangkap kembali atau merekam secara tepat apa-
apa yang telah kita rasakan atau alami pada masa lalu. Di samping kegunaan sesuatu laporan
tertulis, maka perlu kita sadari bahwa peranan yang paling penting dari menulis adalah
nilainya itu sendiri.
Menata sebuah buku harian mungkin merupakan suatu cara yang sangat baik bagi kita
untuk melatih diri menulis dalam suatu nada yang bebas serta tulus, tetapi kita mungkin saja
8
merasa enggan memperlihatkan pikiran-pikiran pribadi tersebut kepada orang lain – untuk
mendapatkan saran-saran mengenai menulis.
2.3 Cerita Otobiografi
BAB 3
“Pengalaman adalah guru yang terbaik”, orang-orang tua. Bahkan sering ditambahkan
“lama hidup”, banyak dan kian beraneka ragam pula yang kita lihat, dengar, rasa dan nikmati,
kecap atau cium. Pendek kata : hidup adalah pengalaman.
Pemerian faktual
Pemerian Pribadi.
Dalam pemerian-pemerian pribadi, yang didasarkan pada responsi kita terhadap obyek-
obyek, suasana-suasana, situasi-situasi, dan pribadi-pribadi, kita berusaha membagikan
pengalaman-pengalaman kita kepada para pembicara agar dapat dinikmati bersama-sama,
dengan harapan dapat menciptakannya kembali dan dengan demikian menimbulkan responsi
yang sama.
9
Perbedaan antara pemerian faktual dengan pemerian faktual agaknya dapat
dinamakan degan perbedaan yang terdapat antara gambar foto dengan gambar lukisan.
Walaupun si tukang foto berusaha memilih sudut pandangan, cahaya,komposisi, pembukaan
lensa, dan kecepatan membidik dengan sebaik-baiknya dan dengan secepat-cepatnya, tetapi
kebebasan mereka terbatas:menggambarkan subyek atau sasaran seperti adanya kepada
kebanyakan orang.
BAB 4
Dalam tulisan pribadi dan tulisan pemerian, kita dapat beranggapan bahwa para
pembaca belum biasa terhadap pokok pembicaraan dan sesuai dengan itu kita harus
menganalisis penikmat untuk menyadari apa yang telah mereka ketahui, apa yang ingin
mereka ketahui dan apa yang mereka ketahui .
Klasifikasi
Defenisi
Defenisi adalah peyingkapan yang merupakan dasar bagi semua tulisan yang bertujuan
untuk menjelaskan.
Analisis
10
Analisis merupakan suatu proses pembagi-bagi bahan bagi maksud-maksud penyingkapan.
Opini.
BAB 5
Tulisan persuasif adalah tulisan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat
menarik minat,dan yang dapat menyakinkan mereka bahwa pengalaman membaca meupakan
suatu hal yang amat penting. Ciri-ciri tulisan persuasif antara lain sebagai berikut :
Persuasi logis, atau yang biasa disebut argumentasi, dipergunakan pada situasi-situasi
resmi seperti perdebatan-perdebatan, dan pada pengadilan-pengadilan tinggi.
5.2 Penalaran keliru.
Pada masa kini setiap hari dipadati oleh slogan-slogan iklan dan pidato-pidato politik.
Hal ini mungkin saja menantang serta meragukan pendirian banyak orang bahwa penalaran
logis yang terpercaya merupakan sarang terbaik bagi kekuatan persuasif.
5.3 Rangkuman.
11
BAB 6
Tulisan yang bernada mengkritik meghasilkan tulisan mengenai sastra. Agar dapat
menghasilkan tulisa yang bernada mengeritik dengan baik, maka seseorang harus terlebih
dahulu membaca karya yang akan dianalisis secara kritis. Ini merupakan syarat mutlak.
Banyak orang yang berprasangka jelek terhadap analisis kritis terhadap karya sastra.
Dengan analisis kritis ini tidaklah perlu diartikan sebagai sesuatu interprestasi yang negatif
atau mencela. Secara singkat, yang dimaksud dengan kata kritis disini mengacu pada
perbuatan pertimbangan atau pengambilan keputusan-keputusan evaluasi yang dilakukan
secara matang, teliti, serta mendiskriminasi.
Dalam merencanakan dunia fiksi ini, para penulis memegang peranan yang beraneka
ragam, antara lain :
– Bahasa
– Penokohan.
5. Tokoh
12
Penokohan atau karateristik adalah proses yang dipergunkan oleh seseorang
pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya. Tokoh fiksi dilihat sebagai yang berada
pada suatu masa dan tempat tertentu dan haruslah pula diberi motif-motif yang masuk akal
bagi segala sesuatu yang dilakukannya.
Alur
Istilah alur yang sama maknanya dengan alur atau plot. Ini adalah tarp atau dramatic
conflict. Keempat istilah ini bermakna “struktur gerak atau laku dalam suatu fiksi atau
drama”.
Setiap fiksi haruslah bergerak dari suatu permulaan , melalui suatu pertengahan, menuju
suatu akhir; atau dengan istilah lain; dari suatu eksposisi melalui komplikasi menuju resolusi.
Latar
Latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Dalam arti
yang lebih luas, latar mencakup tempat waktu dan kondisi-kondisi psikologis dari semua
yang terlibat dalam kegiatan itu.
Waktu
Waktu dalam suatu karya memang sangat penting dalam hubungannya dengan seleksi
yang diadakan oloe sang pengarang, baik terhadap urutan waktu dalam penampilan penyajian
karya tersebut, maupun terhadap masa atau periode penimbulannya.
Tema
Tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok. Tema suatu karya saatra imajinatif
merupakan pikiran yang akan ditemui oleh setiap pembaca yang cermat sebgai akibat
membaca karya tersebut. Tema biasanya merupakan suatu komentar mengenai kehidupan
atau orang –orang.
6. Teknik
– Ironi
– Paradoks
– Simbolisme
13
– Metafora
BAB 7
Tulisan yang bernada otoritatif menghasilkan karya ilmiah (the research paper).
Tahap-tahap yang biasanya dilalui dalam tulisan ilmiah adalah sebagai berikut :
o Memilih pokok/topik.
o Membaca pendahuluan.
o Menentukan bibluografi pendahuluan.
o Membuat kerangka pendahuluan.
o Membuat catatan.
o Menyusun kerangka akhir.
o Menyusun naskah pertama.
o Mengadakan revisi.
o Menyusun naskah akhir.
o Mengoreksi cetakan percobaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku ini membahas tentang jenis tulisan bernada penerangan, tulisan bernada penjelasan,
tulisan bernada mendebat, tulisan bernada mengkritik, dan tulisan bernada otoritatif. Buku ini
bagus untuk para dosen, mahasiswa, dan pelajar yang dapat dijadikan rujukan dalam
membuat karya ilmiah.
B. Saran
Selaku penulis makalah ini saya menyadari masih banyaknya kesalahan baik dalam
penyampaian atau pun pada format penulisan Critical book Report ini. Maka dari itu saya
mengharapkan saran yang bersifat membangun agar kedepannya didapati Critical Book
Report yang lebih baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15