Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

NAMA : ADINDA TRIANA


NIM :1183111105
KELAS : PGSD REG E SMT 2
M.KULIAH :KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU : Dra.Mastiana Ritonga M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL BOOK REPORT”
dalam mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Saya berterimakasih kepada Ibu Dra.Mastiana Ritonga M.Pd yang membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas ini,kepada semua yang sudah memberikan saran dan kritik,dan semua
yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.Saya mengharapkan agar tugas ini
tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah, tetapi juga dapat bermanfaat bagi semua
pembacanya,dan semoga juga dapat menambah pengetahuan bagi saya dan pembaca.

Saya sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan makalah ini pun tidak luput
dari kesalahan.saya mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada penulisan dan tata bahasa
dalam makalah ini, dan saya mohon kritik dan saran membangun untuk makalah yang saya
buat ini.

Medan, 17 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................4

1.2 RASIONALISASI PENULISAN CBR...................................................4


1.3 TUJUAN PENULISAN CBR.................................................................4
1.4 MANFAAT PENULISAN CBR.............................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................

2.1 IDENTITAS BUKU...............................................................................5


IDENTITAS BUKU 1......................................................................5
IDENTITAS BUKU 2......................................................................5
2.2 RINGKASAN.........................................................................................
RINGKASAN BUKU 1...................................................................6

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU..............................

3.1 KELEBIHAN BUKU...........................................................................15


KELEBIHAN BUKU 1..................................................................16
KELEBIHAN BUKU 2..................................................................16
3.2 KEKURANGAN BUKU......................................................................16
KEKURANGAN BUKU 1.............................................................17
KEKURANGAN BUKU 2.............................................................17

BAB IV PENUTUP......................................................................................

4.1 KESIMPULAN....................................................................................17
4.2 SARAN................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................18

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembuatan Book Report  yang merupakan bagian dari 6 jenis tugas yang didasari
untuk membekali para mahasiswa agar ketika membandingkan buku yang mudah dan tepat.
Penulisan Book  Report  ini juga dibuat agar mahasiswa mampu membandingkan lebih dari
satu buku dan agar mampu memilih buku yang dapat dijadikan sebagai bahan  referensi
dalam  penunjang  perkuliahan.

Hal ini dimaksudkan supaya penulis dapat memahami atau mengevaluasi buku yang
digunakan dalam perkuliahan, baik itu dari isi yang mudah dipahami atau tidak, penampilan
buku maupun penyajian isi buku.

Semoga buku ini dapat bermanfaat kiranya bagi para pembacanya dan kepada
penerbit, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaannya untuk menerbitkan
buku ini dengan tata susunan dan tata rancangan yang baik.

1.2 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali saya bingung memilih buku referensi untuk dibaca


dan dipahami. Terkadangsaya memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati. Misalnya
dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang Pengantar Ilmu Bahasa. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
buku referensi, Khususnya pada pokok bahasa tentang Pengantar Ilmu Sastra.

1.3 Tujuan Penulisan CBR

Meringkas Isi Buku satu topik materi Keterampilan Bahasa Produktif dalam satu buku.

1.5 Manfaat CBR


1. untuk menambah wawasan tentang Keterampilan Bahasa Produktif
2. Bentuk – bentuk tulisan Keterampilan Bahasa Produktif.

BAB II

4
PEMBAHASAN

2.1 Indentitas Buku

 Identitas Buku utama


 Judul buku                  : Menulis
 Nama Pengarang         : Prof. DR. Henry Guntur Tarigan
 Penerbit                       : Angkasa
 Kota Terbit                  : Bandung

 Tahun Terbit                : 2008
 Jumlah Halaman          : 197  halaman
 ISBN                           : 978-979-518-587-1

 Identitas Buku Pembanding


 Judul buku : Terampil Menyimak
 Pengarang : Drs.H.M. Joharis Lubis, M.M.M.Pd.                  
 Penerbit :-                    
 Tahun terbit : 2014
 Kota Terbit : Medan               
 Tebal Buku : 142 Halaman       
 Ukuran : -       

2.2 RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1

5
PENDAHULUAN
1.1  KETERAMPILAN BERBAHASA :KOMPONEN-KOMPONENNYA.

Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita
melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar
menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan
tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal. Selanjutnya
setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa.
Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa,
semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti
pula melatih keterampilan berpikir.

1.2  MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk


berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka
sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.
Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan
dan praktek yang banyak dan teratur.

1.2.1        Hubungan antara menulis dan membaca.

Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita
menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain;
paling sedikit dapat kita baca sendiri pada saat lain. Demikianlah hubungan antara menulis
dan membaca pada dasarnya adalah penulis dan pembaca.

Tugas sang penulis adalah mengatur/menggerakkan suatu proses yang mengakibatkan


suatu perubahan tertentu dalam bayangan/kesan sang pembaca. Khusus mengenai menulis,
kualifikasi yang dituntut adalah sebagai berikut :

1.      Kualifikasi Minimal.

6
Mampu menulis dengan tepat kalimat-kalimat atau pun paragraf-paragraf seperti yang
akan dikembangkan secara lisan bagi situasi-situasi kelas, dan menulis surat sederhana yang
singkat.

2.      Kualifikasi Baik.

Mampu menulis “komposisi bebas” yang sederhana dengan kejelasan dan ketepatan
dalam kosa kata, idiom, dan sintaksis.

3.      Kualifikasi Unggul.

Mampu menulis beraneka ragam pokok pembicaraan (subyek) dengan idiom yang
wajar, ekspresi yang cerah serta mudah dipahami, dan perasaan yang tajam terhadap gaya
bahasa yang beraneka ragam dalam bahasa target.

1.2.2        Hubungan antara menulis dan berbicara.

Kedua-duanya memiliki ciri yang sama yaitu produktif dan ekspresif. Perbedaannya
ialah bahwa dalam menulis diperlukan pendengaran dan pengucapan. Dengan perkataan lain,
menulis merupakan komunikasi tidak langsung, tidak tatap muka, sedangkan berbicara
merupakan komunikasi langsung komunikasi tatap muka. Baik menulis maupun berbicara
harus memperhatikan komponen-komponen yang sama, yaitu :struktur kata/bahasa, kosa
kata, kecepatan/kelancaran umum; bedanya ialah bahwa menulis berkaitan dengan ortografi,
maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.

1.3  MENULIS SEBAGAI SUATU CARA BERKOMUNIKASI

Secara luas dapat dikatakan bahwa “komunikasi” adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang-
binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Seperti hewan-hewan lainnya,
maka manusia berkomunikasi melalui gerak-gerik refleks yang sederhana dan bunyi-bunyi
yang tidak yang tidak berupa bahasa. Tetapi hanya manusia sajalah yang telah
mengembangkan bahasa.

1.4  BATASAN, FUNGSI, TUJUAN MENULIS

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang


menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang orang-orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu. Gambar dan lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak

7
menggambarkan kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari
kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan
tulisan, antara melukis dan menulis. Melukis gambar bukanlah menulis.

BAB 2

TULISAN BERNADA AKRAB

2.1  Tulisan Pribadi: makna dan manfaat

Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang paling
menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis. Hanya catatan atau laporan
pribadi yang terbuka sajalah yang dapat menangkap kembali atau merekam secara tepat apa-
apa yang telah kita rasakan atau alami pada masa lalu. Di samping kegunaan sesuatu laporan
tertulis, maka perlu kita sadari bahwa peranan yang paling penting dari menulis adalah
nilainya itu sendiri. 

2.2  Ciri-ciri tulisan pribadi

Tulisan pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan-perasaan


kita mengenai pengalaman-pengalaman kita sendiri yang ditulis baik bagi kesenangan kita
sendiri ataupun bagi kepentingan dan kenikmatan sanak keluarga atau sahabat karib. Tulisan
pribadi dapat berbentuk suatu :

Buku harian (diary),Catatan harian, jurnal (journal),Cerita tidak resmi (informal


narrative),Surat (letter),Puisi (poem),Bentuk-bentuk tulisan pribadi.

Berdasarkan bentuknya, tulisan pribadi dapat diklasifikasikan atas :

Buku/catatan harian :jurnal (journal)

Cerita yang bersifat otobiografis (autobiographical narrative)

Lelucon yang bersifat otobiografis (autobiographical annecdote)

Esei pribadi (personal essay)

Catatan harian (jurnal)

Menata sebuah buku harian mungkin merupakan suatu cara yang sangat baik bagi kita
untuk melatih diri menulis dalam suatu nada yang bebas serta tulus, tetapi kita mungkin saja

8
merasa enggan memperlihatkan pikiran-pikiran pribadi tersebut kepada orang lain – untuk
mendapatkan saran-saran mengenai menulis.

2.3  Cerita Otobiografi

Pembicaraan mengenai cerita otobiografi (atau dengan dalam bahasa Inggris


autubiographical narrative) ini dititikberatkan pada tiga hal :

Makna dan ciri-ciri,Teknik-tekni penulisan.,Beberapa petunjuk menulis  cerita otobiografis.

BAB 3

TULISAN BERNADA PENERANGAN

3.1  Tujuan Tulisan Bernada Penerangan.

“Pengalaman adalah guru yang terbaik”, orang-orang tua. Bahkan sering ditambahkan
“lama hidup”, banyak dan kian beraneka ragam pula yang kita lihat, dengar, rasa dan nikmati,
kecap atau cium. Pendek kata : hidup adalah pengalaman. 

3.2  Ragam Tulisan Pemerian.

Ditinjau dari segi bentuknya, tulisan pemerian dapat dibagi atas:

 Pemerian faktual

Pemerian faktual beranggapan bahwa subtansi-subtasi material atau hakekat-hakekat


kebendaan ada dalam keberadaan yang bebas dari yang melihatnya.

 Pemerian Pribadi.

Dalam pemerian-pemerian pribadi, yang didasarkan pada responsi kita terhadap obyek-
obyek, suasana-suasana, situasi-situasi, dan pribadi-pribadi, kita berusaha membagikan
pengalaman-pengalaman kita kepada para pembicara agar dapat dinikmati bersama-sama,
dengan harapan dapat menciptakannya kembali dan dengan demikian menimbulkan responsi
yang sama.

3.3  Perbedaan antara pemerian faktual dengan pemerian pribadi.

9
Perbedaan antara pemerian faktual dengan pemerian faktual agaknya dapat
dinamakan degan perbedaan yang terdapat antara gambar foto dengan gambar lukisan.
Walaupun si tukang foto berusaha memilih sudut pandangan, cahaya,komposisi, pembukaan
lensa, dan kecepatan membidik dengan sebaik-baiknya dan dengan secepat-cepatnya, tetapi
kebebasan mereka terbatas:menggambarkan subyek atau sasaran seperti adanya kepada
kebanyakan orang.

BAB 4

TULISAN BERNADA PENJELASAN

4.1  Makna dan Tujuan Tulisan Bernada Penjelasan

Tulisan yang bernada penjelasan biasanya disebut tulisan penyingkapan. Sebenarnya


dapat dikatakan bahwa hampir semua yang kita tulis dapat dilasifikasikan sebagai tulisan
informatif, tulisan yang bernada memberi penerangan.

4.2  Pokok Permasalahan dan Pembaca.

Dalam tulisan pribadi dan tulisan pemerian, kita dapat beranggapan bahwa para
pembaca belum biasa terhadap pokok pembicaraan dan sesuai dengan itu kita harus
menganalisis penikmat untuk menyadari apa yang telah mereka ketahui, apa yang ingin
mereka ketahui dan apa yang mereka ketahui .

4.3  Bentuk-betuk tulisan penyingkapan.

Berdasrkan bentuknya, tulisan penyingkapan dapat dibagi atas:

 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu prosedur penyaringan yang memudahkan para penulis


berusaha mengatasi suatu pokok pembicaraan yang luas yang dengan jalan membagi-baginya
menjadi beberpa bagian.

 Defenisi

Defenisi adalah peyingkapan yang merupakan dasar bagi semua tulisan yang bertujuan
untuk menjelaskan.

 Analisis

10
Analisis merupakan suatu proses pembagi-bagi bahan bagi maksud-maksud penyingkapan.

 Opini.

Opini menuntut perhatian pada hubungan-hubungan logis.

BAB 5

TULISAN BERNADA MENDEBAT

5.1  Tulisan yang bersifat menyakinkan.

Tulisan persuasif adalah tulisan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat
menarik minat,dan yang dapat menyakinkan mereka bahwa pengalaman membaca meupakan
suatu hal yang amat penting. Ciri-ciri tulisan persuasif antara lain sebagai berikut :

 Tulisan persuasif haruslah jelas dan tertib.


 Tulisan persuasif haruslah hidup dan bersemangat.
 Tulisan persuasif beralasan kuat.
 Tulisan persuasif harus bersifat dramatik.
 Persuasif logis.

Persuasi logis, atau yang biasa disebut argumentasi, dipergunakan pada situasi-situasi
resmi seperti perdebatan-perdebatan, dan pada pengadilan-pengadilan tinggi.

5.2  Penalaran keliru.

Pada masa kini setiap hari dipadati oleh slogan-slogan iklan dan pidato-pidato politik.
Hal ini mungkin saja menantang serta meragukan pendirian banyak orang bahwa penalaran
logis yang terpercaya merupakan sarang terbaik bagi kekuatan persuasif.

5.3  Rangkuman.

Susunan yang bersifat menyakinkan hendaklah mempertunjukkan jenis-jenis


hubungan logis yang sama antara proposi atau masalah dan argumen-argumen penunjangnya
yang ada diantara konklusi suatu silogisme dan premis-premis yang secara logis menuju ke
sana.

11
BAB 6

TULISAN YANG BERNADA MENGKRITIK

Tulisan yang bernada mengkritik meghasilkan tulisan mengenai sastra. Agar dapat
menghasilkan tulisa yang bernada mengeritik dengan baik, maka seseorang harus terlebih
dahulu membaca karya yang akan dianalisis secara kritis. Ini merupakan syarat mutlak.

Banyak orang yang berprasangka jelek terhadap analisis kritis terhadap karya sastra.
Dengan analisis kritis ini tidaklah perlu diartikan sebagai sesuatu interprestasi yang negatif
atau mencela. Secara singkat, yang dimaksud dengan kata kritis disini mengacu pada
perbuatan pertimbangan atau pengambilan keputusan-keputusan evaluasi yang dilakukan
secara matang, teliti, serta mendiskriminasi.

1.      Peranan Penulis Sastra.

Dalam merencanakan dunia fiksi ini, para penulis memegang peranan yang beraneka
ragam, antara lain :

 Penulis sebagai pemimpin/pengelola pentas;sebagai sutradara.


 Penulis sebagai sutradara.
 Penulis sebagai penulis cerita.
2. Sudut pandangan.

·         Sudut pandangan terpusat pada orang pertama.

·         Sudut pandangan berkisar sekeliling orang pertama.

·         Sudut pandangan orang ketiga terbatas.

·         Sudut pandangan orang ketiga serba tahu.

–          Bahasa

–          Penokohan.

3.      Penulis sebagai penulis cerita (scriptwriter).

4.      Penulis sebagai direktur atau pemimpin.

5.      Tokoh

12
Penokohan atau karateristik adalah proses yang dipergunkan oleh seseorang
pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya. Tokoh fiksi dilihat sebagai yang berada
pada suatu masa dan tempat tertentu dan haruslah pula diberi motif-motif yang masuk akal
bagi segala sesuatu yang dilakukannya.

 Alur

Istilah alur yang sama maknanya dengan alur atau plot. Ini adalah tarp atau dramatic
conflict. Keempat istilah ini bermakna “struktur gerak atau laku dalam suatu fiksi atau
drama”.

Setiap fiksi haruslah bergerak dari suatu permulaan , melalui suatu pertengahan, menuju
suatu akhir; atau dengan istilah lain; dari suatu eksposisi melalui komplikasi menuju resolusi.

 Latar

Latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Dalam arti
yang lebih luas, latar mencakup tempat waktu dan kondisi-kondisi psikologis dari semua
yang terlibat dalam kegiatan itu.

 Waktu

Waktu dalam suatu karya memang sangat penting dalam hubungannya dengan seleksi
yang diadakan oloe sang pengarang, baik terhadap urutan waktu dalam penampilan penyajian
karya tersebut, maupun terhadap masa atau periode penimbulannya.

 Tema

Tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok. Tema suatu karya saatra imajinatif
merupakan pikiran yang akan ditemui oleh setiap pembaca yang cermat sebgai akibat
membaca karya tersebut. Tema biasanya merupakan suatu komentar mengenai kehidupan
atau orang –orang.

6. Teknik

–  Ironi

–  Paradoks

–  Simbolisme

13
–  Metafora

BAB 7

TULISAN BERNADA OTORITATIF

Tulisan  yang bernada otoritatif menghasilkan karya ilmiah (the research paper).
Tahap-tahap yang biasanya dilalui dalam tulisan ilmiah adalah sebagai berikut :

o Memilih pokok/topik.
o Membaca pendahuluan.
o Menentukan bibluografi pendahuluan.
o Membuat kerangka pendahuluan.
o Membuat catatan.
o Menyusun kerangka akhir.
o Menyusun naskah pertama.
o Mengadakan revisi.
o Menyusun naskah akhir.
o Mengoreksi cetakan percobaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Buku ini membahas tentang jenis tulisan bernada penerangan, tulisan bernada penjelasan,
tulisan bernada mendebat, tulisan bernada mengkritik, dan tulisan bernada otoritatif. Buku ini
bagus untuk para dosen, mahasiswa, dan pelajar yang dapat dijadikan rujukan dalam
membuat karya ilmiah.

B. Saran

Selaku penulis makalah ini saya menyadari masih banyaknya kesalahan baik dalam
penyampaian atau pun pada format penulisan Critical book Report ini. Maka dari itu saya
mengharapkan saran yang bersifat membangun agar kedepannya didapati Critical Book
Report yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Guntur tarigan,henry. 1966. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa.Bandung : Angkasa


Bandung

Suparno, 2007. Keterampilan Dasar Menulis.jakarta : Rineka Cpita

15

Anda mungkin juga menyukai