Anda di halaman 1dari 12

Makalah KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN

DALAM MAKALAH MAHASISWA PASCASARJANA


BIDANG PENDIDIKAN MIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Yoga Yolanda
Universitas Negeri Malang
yoga.yomail@gmail.com
ABSTRACT
Indonesian language (bahasa) has been assigned as the language of instruction in education. In the
writing of scientific papers, not only Indonesian language and literature students who should pay
attention to the use of Indonesian language but also all circles, including students in non-Indonesian
language education. This study aims to examine spelling errors in a postgraduate student papers
study program of the field of education MIPA. The data used in the form of writing errors in the
spelling level of papers written by postgraduate students of mathematics education, physics
education, and biology education at State University of Malang. The sample of each study program is
2 papers so that the total sample is 6 papers. From the data analysis process obtained 139 spelling
errors, the error consisted of 17 letter capitalization errors, 60 word usage errors (4
misconducts/affixes, 1 word count error, 4 use of prepositions errors, 2 mistakes on particles, 1
abbreviation error, 5 number errors, and 43 foreign term errors), and 72 use of punctuation errors (39
error on the use of the dot, and 33 on the use of a comma). Of the frequency, the biggest error is on
the use of punctuation, i.e the use of point and coma 72 errors or 48.6% (26.1% use of dot errors
and22.5% use of comma errors), in addition, the form of foreign term errors are also quite high, i.e
28.9%.
Kata Kunci: Penggunaan ejaan, makalah mahasiswa, pendidikan bidang MIPA
PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36, bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa
Negara sehingga bahasa Indonesia adalah bahasa yang harus dipergunakan dengan baik dan benar
(Arifin dan Hadi, 2009:1). Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia tidak hanya berhenti pada
perhatian terhadap tersampaikannya inti pesan atau informasi yang disampaikan melalui ujaran atau
tulisan tapi harus patuh terhadap kaidah-kaidah yang berlaku.
Salah satu fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya kemampuan
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar oleh
kalangan terpelajar. Lemahnya kemampuan berbahasa Indonesia tersebut dibuktikan dengan
rendahnya nilai bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional (Maknum, Muslimat, Abbas, dan Hasyim,
2014:1). Melalui fenomena tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat penyepelean atau pengabaian
terhadap pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah.
Melalui PP Nomor 57 Tahun 2014 pada Pasal 5 Ayat (2) butir (b) diatur bahwa bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi negara berfungsi sebagai bahasa pengantar pendidikan. Kemudian pada pasal
dan ayat yang sama pada butir (f) diatur bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
berfungsi sebagai sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni.
Dengan adanya aturan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar pendidikan, maka
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar bukan hanya menjadi kewajiban orang yang
berada di bidang bahasa saja, serta harusnya tidak ada penyepelean terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang sesuai kaidah oleh seluruh komponen pendidikan, terutama pendidik. Pendidik yang
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar akan mendukung terselenggaranya
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni. Sebaliknya, Apabila
pendidik tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka tidak menutup
kemungkinan bahwa hal itu akan dilakukan pula oleh siswa dan akan semakin membuat terpuruknya
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Salah satu penggunaan kaidah bahasa Indonesia dalam lingkungan pendidikan yang tidak
memperhatikan kaidah adalah dalam ranah karya tulis ilmiah. Seringkali penulisan karya ilmiah
hanya berfokus tersampaikannya pesan atau informasi tanpa memerhatikan aturan penulisan
sehingga justru hal tersebut menjadikan karya ilmiah tidak dipahami secara meluas, dan mungkin
hanya mampu dipahami terbatas pada lingkup bidang tersebut. Dardjowijoyo (2016:6) mengatakan
bahwa tata bahasa tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang terlepas dari kognisi manusia karena
konstituen dalam suatu ujaran sebenarnya mencerminkan realita psikologis yang ada pada manusia
tersebut. Oleh karena itu, kesalahan-kesalah dalam berbahasa berhubungan dengan prinsip-prinsip
kognitif. Di samping itu, Suwigno dan Santoso (2008:4) mengatakan bahwa bahasa
merupakan simpul perilaku. Mereka menambahkan bahwa informasi atau gagasan keilmuan dalam
paparan bahasa Indonesia keilmuan yang objektif, lugas, cendekia, ringkas dan jelas, analitis, serta
sistematis akan mempengaruhi logika pembacanya. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia
dalam karya tulis ilmiah yang sesuai kaidah penting untuk dilakukan oleh penulis karena akan
berpengaruh pada tingkat keberterimaan pembaca.
Lingkungan perguruan tinggi adalah lingkungan akademisi yang erat dengan penulisan karya ilmiah
seperti artikel, makalah, skripsi, thesis, disertasi, dan sebagainya. Mahasiswa sebagai salah satu
anggota masyarakat dalam lingkungan perguruan tinggi dituntut untuk dapat menulis karya ilmiah.
menulis karya ilmiah memiliki aturan-aturan penulisan yang harus diketahui dan diterapkan oleh
mahasiswa. Kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah dengan bahasa yang baik dan benar
sesuai kaidah akan membantunya untuk melaksanakan tugas ketika ia terjun di dalam lingkungan
masyarakat nantinya.
MIPA adalah bidang yang memiliki peran yang strategis karena merupakan kebutuhan berbagai
bidang studi lain (Brodjonegoro dalam Surtikanti dan Surakusumah, 2001:P02-2). Bidang MIPA
terdiri dari matematika, biologi, fisika, dan kimia. Mahasiswa pascasarjana bidang pendidikan MIPA
adalah mahasiswa yang telah lulus pendidikan strata satu yang dipersiapkan sebagai pendidik
sehingga seharusnya kesalahan dalam berbahasa ragam ilmiah adalah hal yang sudah tidak mereka
lakukan. Sangat disayangkan apabila kesalahan ejaan pada karya-karya ilmiah terus terjadi pada
kalangan mahasiswa pascasarjana bidang pendidikan MIPA yang notabene akan menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran yang akan diampunya.
Ragam tulis berbeda dengan ragam bicara. Ragam tulis tidak dibantu oleh gerak tubuh, isyarat, atau
mimik sehingga sebuah makalah harus dipaparkan dengan jelas, lugas, dan komunikatif supaya
pembaca dapat dengan mudah memahaminya (Ahmadi, dkk, 2011:52). Jelas berarti tulisan memiliki
unsur-unsur yang cukup sesuai dengan maksud (subjek, objek, predikat, pelengkap, keterangan).
Lugas berarti tulisan tidak menimbulkan keambiguan. Komunikatif berarti tulisan menyampaikan
pesan atau informasi yang mana harus terdapat kesesuaian antara maksud penulis terhadap informasi
yang diterima pembaca.
Kesalahan berbahasa pada dasarnya terletak pada dua aspek yang oleh Noam Chomsky disebut
sebagai competence dan performance. Competence (kompetensi) adalah pengetahuan pemakaian
bahasa yang ideal tentang kaidah gramatikal, sedangkan performance (performansi) adalah realisasi
nyata penetahuan penutur dalam tuturan, yang didalamnya tercakup berbagai faktor sosial, fisik, dan
kejiwaan (Kaseng, 1989: 90). Dengan kata lain, kesalahan yang dibuat oleh seorang penulis karya
ilmiah mungkin dapat berupa kurangnya pengetahuan yang dimilikinya terkait kaidah-kaidah yang
harus ditaati atau karena penulis tersebut dalam kondisi yang tidak baik sehingga walaupun dia
memahami kaidah-kaidah penulisan namun.
Terkait hal ini, terdapat dua kompetensi lain selain kompetensi linguistik, yakni kompetensi
komunikatif dan kompetensi percakapan. Hymes (1972) dalam Taylor (1990:29) mengatakan “To
use language affectively in varied situations, a person must possess not only linguistic competence
but also communicative competence, the use of language appropriate to a given situation.” Banyak
hal yang harus diperhatikan dalam berbahasa, bukan hanya kompetensi linguistik tapi juga mengenai
kompetensi komunikatif, yakni terkait situasi seperti apa kita menulis karena terdapat kaidah yang
berbeda untuk konteks yang berbeda. Menulis sebuah karya tulis ilmiah tentu berbeda dengan
menulis pesan singkat melalui SMS (Short Message Service). Begitu juga menulis SMS pada dosen
tentu berbeda dengan menulis pada teman. Selain itu, terdapat kompetensi percakapan. Dalam taylor
dikatakan mengenai kompetensi percakapan, yakni “... conversational tacit knowledge and
observance of conversational principles, maxims, rules, and conventions.” (Kompetensi percakapan
adalah pengetahuan tersirat dan ketaatan prinsip percakapan, maksim, aturan, dan konvensi.) Tentu
saja ketika berbicara tentang kompetensi berbahasa, maka kompetensi yang harus harus dipahami
oleh seseorang adalah yang berlaku bagi masyarakat dimana bahasa itu berada. Di Indonesia,
kompetensi tentang tata tulis ragam ilmiah tertuang dalam buku pedoman ejaan yang disempurnakan,
kamus, dan tata bahasa.
Kemendikbud melalui badan pengembangan dan pembinaan bahasa secara terus menerus melakukan
pembaruan tentang aturan ejaan bahasa Indonesia. Pada tahun 2016 telah diterbitkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
PUEBI adalah salah satu sumber yang menjadi rambu-rambu dalam penggunaan bahasa Indonesia
ragam ilmiah. Ketepatan penggunaan ejaan bisa dijadikan ukuran sejauh mana pemahaman bahasa
seseorang, bahkan dijadikan ukuran sejauh mana seseorang ‘melek bahasa’ (Putrayasa, 2007: 21).
Melakukan kesalahan berbahasa dalam pembelajaran itu suatu hal yang wajar. Seperti yang
diungkapkan Brown (2004:164) bahwa dalam pembelajaran selalu terjadi kesalahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk kesalahan ejaan pada makalah
mahasiswa pascasarjana program studi pendidikan bidang MIPA Universitas Negeri Malang.
Masalah yang diteliti adalah mengenai (1) bentuk kesalahan ejaan pada makalah mahasiswa
Pascasarjana Pendidikan MIPA Universitas Negeri Malang; dan (2) tingkat keseriusan kesalahan
ejaan pada makalah mahasiswa Pascasarjana Pendidikan MIPA Universitas Negeri Malang.
Kesalahan-kesalahan ejaan dapat terjadi secara sengaja (karena tidak tahu kaidah) atau secara tidak
sengaja. Dulay, Burt, dan Krashen (1982:277) mengatakan “Error is a part of a conversation that
deviates from some selected norm of nature language performance.” Kesalahan dalam berbahasa
adalah hal yang normal. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mahasiswa,
peneliti, atau akademisi sebagai bahan koreksi terhadap ragam ilmiah yang digunakannya saat
menulis karya ilmiah.
Dengan tujuan mengkaji kesalahan ejaan dalam makalah mahasiswa pascasarjana pendidikan bidang
MIPA maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pertimbangan yang
digunakan adalah bahwa data diperoleh dari sumber tertulis yakni makalah mahasiswa sehingga akan
dipaparkan secara objektif kesalahan-kesalahan ejaan pada makalah mahasiswa pascasarjana
program studi pendidikan matematika, fisika, dan biologi.
Data dalam penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan tulisan dalam tataran ejaan. Data tersebut
berasal dari sumber berupa makalah yang ditulis oleh mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri
Malang dengan program studi pendidikan matematika, pendidikan fisika, dan pendidikan biologi.
Makalah tersebut diambil sebanyak enam makalah, yang masing-masing program studi diambil dua
makalah. Makalah tersebut dipilih secara acak.
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan
langkah: (1) mengumpulkan sumber data; (2) mengumpulkan data dari makalah tersebut mengenai
kesalahan ejaan, yang dilakukan dalam tahap ini adalah: (a) membaca secara teliti, (b) menyeleksi
data dengan cara memberi tanda Text Highlight color, yakni warna hijau untuk tataran kesalahan
Huruf Kapital, merah untuk kesalahan penggunaan kata, dan kuning untuk kesalahan penggunaan
tanda baca, dan (c) melakukan kodefikasi (kodefikasi terhadap jenis kesalahan). Dalam teknik ini,
peneliti adalah instrumen kunci. Teknik analisis data penelitian yang digunakan adalah prosedur
analisis kesalahan berbahasa yang meliputi: (1) identifikasi data, (2) klasifikasi data. Klasifikasi data
terkait dengan jenis kesalahan, apakah kesalahan pemaikaian huruf kapital, penggunaan kata, dan
penggunaan tanda baca ; (3) penentuan frekuensi kesalahan.
PEMBAHASAN
1. Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan

Dari proses analisis data didapatkan sebanyak 139 kesalahan ejaan, kesalahan tersebut terdiri atas 17
kesalahan penggunaan huruf kapital, 60 kesalahan penggunaan kata (4 kesalahan kata
turunan/berimbuhan, 1 kesalahan pada gambungan kata, 4 kesalahan pada penggunaan kata depan, 2
kesalahan pada partikel, 1 kesalahan pada singkatan, 5 kesalahan pada angka/bilangan, dan 43
kesalahan pada kata/istilah asing), dan 72 kesalahan pada penggunaan tanda baca (39 kesalahan pada
penggunaan tanda titik, dan 33 pada penggunaan tanda koma).
a. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital

Frekuensi kesalahan penggunaan huruf kapital adalah sebanyak 11,4% dari seluruh kesalahan ejaan
yang didapatkan. Kesalahan ini menyebar pada makalah mahasiswa pascasarjana pendidikan
matematika, fisika dan biologi, dengan jumlah terbanyak ada pada makalah program studi biologi,
yakni sebanyak sebelas kesalahan. Kesalahan penggunaan huruf kapital antara lain terjadi pada
penyebutan dokumen resmi seperti berikut.
(1) Peraturan pemerintah pengganti undang-undang, (BIO2)
(2) peraturan pemerintah, (BIO2)
(3) keputusan presiden, (BIO2)
(4) peraturan menteri (BIO2)

Huruf awal pada kata nama dokumen resmi seharusnya adalah huruf kapital,
sehingga pembenahannya sebagai berikut
(1.a) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(2.a) Peraturan Pemerintah
(3.a) Keputusan Presiden
(4.a) Peraturan Menteri
Selain kesalahan pada penyebutan dokumen resmi tersebut, kesalahan penggunaan huruf kapital juga
terjadi pada huruf awal pada kata awal kalimat dalam kutipan. Bentuknya seperti berikut.
(5) Contoh perencanaan adalah arahan melalui teks (misalnya, ''saya akan kembali ke halaman
sebelumnya sebentar'')
(6) ... , ''tiga per lima, tiga setengah, atau tiga empat per lima atau tiga banding lima, ya, itu saja''

Pembenahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.


(5a) Contoh perencanaan adalah arahan melalui teks (misalnya, ''Saya akan kembali ke halaman
sebelumnya sebentar.'')
(6a) ... , ''Tiga per lima, tiga setengah, atau tiga empat per lima atau tiga banding lima, ya, itu saja.''
b. Kesalahan Penggunaan Kata

Kesalahan penggunaan kata terdiri dari 4 kesalahan kata turunan/berimbuhan, 1 kesalahan pada
gambungan kata, 4 kesalahan pada penggunaan kata depan, 2 kesalahan pada partikel, 1 kesalahan
pada singkatan, 5 kesalahan pada angka/bilangan, dan 43 kesalahan pada kata/istilah asing.
Total frekuensi kesalahan penggunaan dibanding dengan seluruh kesalahan yang ditemukan adalah
sebanyak 40.1% dengan kesalahan paling banyak terdapat pada penulisan istilah asing yang tidak
dimiringkan, yakni 43 kesalahan. Bentuk kesalahannya antara lain sebagai berikut.
(7) Deoxynucleotide triphosphates (BIO1)
(8) Buffer (BIO1)
(9) Analysis (MAT2)
(10) Interference (MAT2)
(11) transfer of knowledge (FIS2)
(12) the dark middle ages (FIS2)
Kesalahan tersebut dapat dibenahi seperti bentuk berikut.
(7a) Deoxynucleotide triphosphates
(8a) Buffer
(9a) Analysis
(9b) Analisis
(10a) Interference
(10b) Interferensi
(11a) transfer of knowledge
(12a) the dark middle ages
Frekuensi tertinggi kedua pada kesalahan penggunaan kata adalah penggunaan angka/bilangan, yakni
sebanyak lima kesalahan atau 3,3% dari total kesalahan. Bentuk kesalahan tersebut adalah angka
yang terdiri dari dua kata tetapi ditulis dengan angka, bukan dengan huruf. Bentuk kesalahannya
seperti berikut.
(13) ... polipeptida rata-ratamengandung 300 asam amino (BIO1)
(14) Laju pemanjangan kira-kira 500 nukleotida perdetik pada bakteri dan 50 perdetik pada sel
manusia. (BIO1)

Pembenahan dapat dilakukan seperti di bawah ini.


(13a) ... polipeptida rata-ratamengandung tiga ratus asam amino.
(14a) Laju pemanjangan kira-kira lima ratus nukleotida per detik pada bakteri dan lima puluh per
detik pada sel manusia.
c. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

Kesalahan yang terjadi pada bentuk tanda baca didominasi oleh kesalahan penggunaan tanda titik (.)
dan tanda koma (,). Kesalahan pada tataran ini terjadi paling banyak, yakni 48,6% dari total
kesalahan ejaan yang ditemukan dengan 39 kesalahan penggunaan tanda titik (atau sebanyak 26,1%)
dan 33 kesalahan pada peggunaan tanda koma (atau sebanyak 22,5%).
Kesalahan penggunaan tanda titik antara lain tidak diberikannya spasi di antara tanda titik dengan
huruf awal pada kata setelah titik tersebut. Kesalahan seperti ini tersebar pada semua makalah.
Bentuk kesalahan tersebut antara lain sebagai berikut.
(15) ... masalah.Kegiatan ...(MAT1)
(16) ... masalah matematika.Hal ini ... (MAT1)
(17) ... tercapai.Keterlaksanaan ... (MAT1)
(18) ... aktivitas enzimatik.Dalam hal ... (BIO1)

Berikut ini adalah pembenahan dari kesalahan-kesalahan tersebut.


(15a) ... masalah. Kegiatan ...
(16a) ... masalah matematika. Hal ini ...
(17a) ... tercapai. Keterlaksanaan ...
(18a) ... aktivitas enzimatik. Dalam hal ...
Kesalahan penggunaan tanda koma yang paling sering muncul adalah tanda koma yang tidak
dihadirkan sebelum “dan” pada bentuk-bentuk seperti data berikut.
(19) ... terhadap subjek tertentu, membaca, menulis, aritmetika, geografi, sejarah dan tata bahasa.
(FIS2)
(20) ... Sebagaimana sekolah tradisional biasanya menekankan pelajaran

terhadap subjek tertentu, membaca, menulis, aritmetika, geografi, sejarah dan tata bahasa. (FIS2)
(21) ... maka seseorang dapat mengawal pikirannyadengan merancang, memantau dan menilai apa
yang dipelajarinya. (MAT1)
(22) ... pada proses membangun, menggunakan dan menguji ide ... (BIO2)

Berikut ini adalah pembenahan dari kesalahan-kesalahan tersebut.


(19a) terhadap subjek tertentu, membaca, menulis, aritmetika, geografi, sejarah, dan tata bahasa.
(20a) ... Sebagaimana sekolah tradisional biasanya menekankan pelajaran terhadap subjek tertentu,
membaca, menulis, aritmetika, geografi, sejarah, dan tata bahasa.
(21a) ... maka seseorang dapat mengawal pikirannyadengan merancang, memantau, dan menilai apa
yang dipelajarinya.
(22a) ... pada proses membangun, menggunakan, dan menguji ide ...
2. Tingkat Keseriusan Kesalahan

Berikut ini adalah tabel distribusi kesalahan ejaan.


Dari analisis data ditemukan bahwa kesalahan ejaan pada makalah mahasiswa pascasarjana
pendidikan bidang MIPA adalah sebanyak 149 kesalahan (100%) dimana memiliki frekuensi yang
berbeda antara jenis kesalahan satu dengan yang lainnya. Dilihat dari frekuensinya, kesalahan
terbesar ada pada penggunaan tanda baca, yakni penggunaan titik dan koma sebanyak 72 kesalahan
atau 48,6% (kesalahan tanda titik sebanyak 26,1% dan kesalahan tanda koma sebanyak 22,5%),
selain itu, bentuk kesalahan penulisan kata/istilah asing juga tergolong tinggi, yakni 28,9%. Oleh
karena itu, penggunaan tanda titik, koma, dan istilah asing adalah hal yang sering terabaikan oleh
penulis makalah sehingga hal ini harus menjadi perhatian agar tidak terjadi kesalahan dalam
penulisan karya ilmiah berikutnya.
SIMPULAN
1. Kesimpulan

Terdapat beberapa jenis kesalahan ejaan dalam makalah mahasiswa


pascasarjana bidang pendidikan MIPA. Kesalahan tersebut antara lain (1) penggunaan huruf kapital,
yakni tidak digunakannya huruf kapital pada awal kalimat, digunakannya huruf kapital pada kata
tugas di judul subbab, dan tidak digunakannya huruf kapital pada huruf awal nama orang; (2)
penggunaan kata, yakni tidak dimiringkannya kata/istilah asing, digunakannya angka/bilangan pada
angka/bilangan yang dapat ditulis dengan dua kata, digabungnya kata depan dengan kata berikutnya,
dan beberapa kesalahan pada kata turunan, gabungan kata, dan singkatan; dan (3) penggunaan tanda
baca, yakni penggunaan titik dan koma.
Kesalahan ejaan yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana bidang pendidikan MIPA dengan
frekuensi yang paling tinggi dan perlu mendapat perhatian adalah penggunaan tanda titik, tanda
koma, dan penggunaan istilah asing.
2. Saran

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk refleksi diri penulis makalah tentang menulis karya ilmiah
menggunakan ejaan yang disempurnakan sehingga kesalahan-kesalahan ejaan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dkk. 2011. Menulis Ilmiah: Buku Ajar MPK Bahasa Indonesia. Surabaya: Unesa University
Press.
Arifin, E. Zaenal dan Hadi, Farid. 2009. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Jakarta: AKA Press.
Brown, H., Douglas. 2004. Principles of Language Teaching And Learning. New Jersey: Prentice
Hall Inc.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Dulay, H., Burt, M. & Krashen, S. (1982). Language Two. New York : Oxford University Press.
Kaseng, Sjahrudin. 1989. Linguistik Terapan: Pengantar Menuju Pengajaran Bahasa yang Sukses.
Jakarta: Depdikbud.
Kemendikbud. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan
Bahasa dan Sastra serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia. Jakarta: Presiden Republik
Indonesia.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif. Bandung: PT Refika Aditama.
Surtikanti dan Surakusumah. 2001. Dinamika dan Upaya Pengembangan
Pendidikan MIPA pada Tingkat Sekolah Menengah dan Pendidikan Tinggi pada Abad 20. Seminar
Nasional UPI-JICA. 21 Agustus 2001:P02-1—P02-10.
Suwignyo, H dan Santoso A. 2008. Bahasa Indonesia Keilmuan, Berbasis Area Isi dan Ilmu.
Malang: UMM Press.
Tajuddin Maknun, Muslimat, Asriani Abbas, Munira Hasyim. 2014. Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Rendahnya Nilai Bahasa Indonesia pada Ujian Nasional Siswa Sekolah Lanjutan Atas
Di Sulawesi Selatan. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas
Hasanuddin: Tidak diterbitkan.
Taylor, Insup. 1990. Psycholinguistics Leraning and Using Language. America: Prentice Hall
International, Inc.

Anda mungkin juga menyukai