Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia

Penggunaan Bahasa Indonesia di Dalam Berkomunikasi di


Lingkungan Kampus Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Universitas
Negeri Medan
Cindi Roma Riana Harahap, Chintia Margaretta Marbun, Endang
Ristauli Simbolon, Indah Tripena Panggabean, Agil Makarim Pane

Universitas Negeri Medan


Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jaan
Willem Iskandar, Pasar V Medan Estate, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara, 20221
Telp.(061)6613365
cindiromarianaharahap@gmail.com

Abstrack : Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia.Dengan


bahasa, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak
social.Bahasa juga dipandang sebagai cermin kehidupan dan kepribadian
seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan
tingkah laku.Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide
cemerlang harus terhenti karena dia tidak bias menyampaikan idenya
dengan bahasa yang baik.Oleh karena itu seluruh ide,usulan dan semua
hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila
tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik.
Kata Kunci : Bahasa, Lingkungan Kampus, Baik dan benar, Mahasiswa
Abstrack: Language is an important aspect of human interaction. With
language, people will carry out communication and social contact.
Language is also seen as a mirror of one's life and personality because
language is interpreted as a reflection of feelings, thoughts, and
behavior. Sometimes someone who is smart and full of ideas brilliant
ideas must stop because he cannot convey his ideas in good language.
Therefore all ideas, proposals and all the works of thought will not be
known and evaluated by other people if they are not expressed in good
language.
Keywords: Language, Campus Environment, Good and right, Students

PENDAHULUAN

Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu
bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu
komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin
kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi
rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan
penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak
bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu
seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui
dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang
baik. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis.
Artinya bahwa bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi dan tidak instingtif,
dengan pertolongan sistem lambang-lambang yang diciptakan dengan
sengaja (Prastyoningsih, 2001). Penyampaian informasi atau pesan
tersebut tentunya dengan menggunakan kalimat. Maka, agar pesan yang
disampaikan oleh penutur dapat diterima oleh penerima hendaknya perlu
memperhatikan penyusunan kalimat yang efektif dan efisien agar tidak
terjadi misscomunication. Mahasiswa sebagai orang terpelajar telah
mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mempelajari penggunaaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini memiliki konskuensi,
bahwa mereka harus mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar
dalam berbagai kepentingan yang bersifat resmi baik tulis maupun lisan
khususnya di lingkungan kampus. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa
sudah seharusnya menerapkan penggunaan bahasa yang baik dan benar
di lingkungan kampus itu dalam kegiatan sehari-hari, misalnya : dalam
hal berdiskusi baik masalah pelajaran ataupun hal yang lainnya. Hal
tersebut sangat bermanfaat karena dengan pelatihan berbicara dengan
bahasa yang baik dan benar itu akan memudahkan lidah kita untuk
menggunakan bahasa yang benar. Bahasa juga bisa menentukan sifat
kita, apabila seseorang itu selalu berbahasa yang jorok atau tidak sopan
maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak mengerti pendidikan atau
orang yang kurang sopan. Namun, apabila kita menemui seseorang yang
menggunakan bahasa yang lugas dan santun kita akan menghormati
orang itu, dan beliau juga akan merasa dihargai dan dicap sebagai
seorang yang berwibawa. Bahasa juga dikatakan sebagai tonggak
pemersatu bangsa kita yaitu Bahasa Indonesia. Walau memang dalam
suatu daerah bahasa kita berbeda-beda, namun bahasa kita tetap satu
yaitu Bahasa Indonesia. Seperti yang dikatakan dalam Pancasila yaitu
Bhinneka Tunggal Ika yang artinya walau berbeda-beda tetapi tetap satu
jua. Maka dari itulah warga bangsa Indonesia bisa menjadi suatu bangsa
yang bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dapat
dipastikan juga bahasa adalah sebagai ciri suatu bangsa, maka dalam
bahasa kita bisa mengenal berbagai macam karakteristik seseorang dan
dalam bahasa kita bisa menghormati dan menghargai adanya bermacam-
macam bahasa yang ada di dunia ini.
Ada beberapa penelitian yang sebelumnya sudah ada yang
berkaitan dengan penelitian ini.Penelitian yang dilakukan oleh salah satu
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi atas nama Putriana Eka
Universitas Tadulako dengan Judul Penelitian Penggunaan Bahasa
Pergaulan dalam Meningkatkan Keakraban pada perpergaulanan di
Kalangan Mahasiswa Sosiologi angkatan 2013 FISIP Universitas
Tadulako. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa bahasa pergaulan
dalam penggunaannya dapat meningkatkan keakraban dalam
berinteraksi sesama mahasiswa sosiologi Universitas Tadulako angkatan
2013 Fisip. Berkomunikasi dalam menggunakan bahasa pergaulan
merupakan kebiasaan dari sebagian mahasiswa, penggunaannya pun
terlihat santai, enjoy, lebih percaya diri, lebih keren dan yang paling
penting tidak ketiggalan oleh zaman. Persamaannya dengan penelitian
yang sementara dilakukan sama s21 ama sasarannya Mahasiswa
namun perbedaannya terletak pada sasaran peneltian yang dilakukan
FISIP, sedangkan penelitian ini sasarannya pada kelompok Mahasiswa
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan.Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Oktavia Wahyu, Nur Hayati 2020 dengan judul
penelitian “Pola Karakteristik Ragam Bahasa Istilah Pada Masa Pandemi
Covid 19” hasil dari penelitian ini berhasil mengumpulkan berbagai
macam istilah-istilah yang muncul pada masa pandemi covid-19.
Perbandingan dengan penelitian yang sementara dilakukan yaitu terletak
pada rumusan masalah satu mengkaji dari segi bentuk dan makna ragam
bahasa pergaulan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia
mengkaji tentang pola karakteristik ragam bahasa istilah yang baru
muncul selama pandemi covid-19.Penggunaan bahasa pergaulan pada
kalangan Mahasiswa di Makassar sudah menjadi hal yang lumrah.
Namun beberapa penggunanya tidak mengetahui bentuk-bentuk dan
makna yang terkandung di dalam bahasa itu sendiri. Sehingga perlu ada
pemahaman atau pengkajian tentang bahasa pergaulan di kalangan
Mahasiswa. Terkhusus pada Mahasiswa jurusan kimia. Adapun tujuan
dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Mendeskripsikan bentuk variasi
bahasa pergaulan pada kelompok mahasiswa Lembaga Seni Kampus
Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Medan. 2)
Mendeskripsikan makna bahasa pergaulan di kampus Universitas Negeri
Medan.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara metode
kepustakaan dan metode survey.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Dengan


bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan
melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang
sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan
sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang
pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena
dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh
karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan
diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam
bahasa yang baik.
Bahasa yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah Bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya
dalam situasi santai dan akrab, seperti di restoran, pasar, tempat arisan,
dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan Bahasa Indonesia yang
santai dan akrab yang tidak terlalu terkait oleh kaidah penggunaan
bahasa. Jika dalam situasi formal, seperti dalam kuliah, seminar dan
dalam rapat, sebaiknya menggunakan bahasa yang resmi dan formal
serta sesuai dengan norma dalam berbahasa.
Bahasa yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa Indonesia yang di
gunakan sesuai dengan aturan atau kaidah Bahasa Indonesia yang
berlaku. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah
pembentukan kata diperhatikan dengan seksama, dan penataan penalaran
ditaati dengan konsisten, penggunaan Bahasa Indonesia itu dapat
dikatakan benar.
Bahasa yang baik dan benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan dan kaidah Bahasa
Indonesia yang berlaku.

Penggunaan bahasa di lingkungan kampus


Bahasa yang digunakan di lingkungan kampus bersifat fleksibel
yaitu bergantung kepada suasana dan sesuai kebutuhan. Ketika
mahasiswa sedang melakukan kegiatan belajar mengajar dan
berorganisasi, mereka cenderung menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Dan ketika di kehidupan sehari-hari, mereka
menggunakan bahasa yang tidak baku namun tetap sopan menyesuaikan
dengan kondisi yang ada
Hambatan-hambatan dalam penggunaan Bahasa Indonesia dilinglungan
kampus
Bahasa Daerah
Bahasa daerah merupakan hal yang paling dominan menghambat
penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Indonesia
merupakan negara multiculture yang terdapat berbagai macam bahasa
dan budaya. Di lingkungan kampus pun terdiri dari orang-orang yang
berasal dari berbagai macam daerah dan suku budaya, sehingga ketika
seseorang berada di dalam kampus dan bertemu dengan orang yang satu
daerah dengannya, mereka cenderung lebih memilih menggunakan
bahasa daerah mereka dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
Bahasa Gaul
Secara tidak langsung, bahasa gaul mempengaruhi keefektifan
berbahasa karena timbulnya arus globalisasi. Hal tersebut dikarenakan
adanya tayangan yang menggunakan bahasa gaul memalui media
elektronik, seperti dalam acara televisi atau radio. Dan orang lebih
senang menggunakan bahasa gaul daripada menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Seperti yang kalian ketahui kata-kata
seperti kepo,elo,gue,dan sebagainya sudah tidak asing lagi di telinga
kita.
Kebiasaan
Kebiasaan penggunaan bahasa di lingkungan keluarga merupakan
hal paling mendasar yang menghambat dalam penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Seseorang cenderung berkomunikasi
dengan bahasa yang biasa digunakan dalam lingkungan keluarganya
untuk berkomunikasi di lingkungan luar. Oleh karena itu, jika seseorang
biasa menggunakan bahasa yang belum baik dan benar di lingkungan
sehariharinya, maka apabila suatu saat dia dituntut untuk menggunakan
bahasa yang baik dan benar dalam suatu kondisi akan mendapatkan
sedikit kesulitan dalam berbahasa karena kurangnya kebiasaan dalam
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Pendapat dari mahasiswa tentang berbahasa / Hasil Survei
Setelah kami melakukan survei kepada beberapa mahasiswa dan
beberapa komponen kampus lainnya. Secara garis besar mereka
berpendapat bahwa mereka menggunakan bahasa tergantung pada situasi
dan kondisi, misalnya saat sidang, saat berada di dalam perkumpulan
himpunan, dalam kegiatan belajar mengajar serta dalam acara resmi,
secara otomatis mahasiswa menggunakan bahasa yang baku dan formal.
Apalagi jika mahasiswa sedang berkumpul (dalam acara yang resmi) itu
berlaku berbicara secara lugas, sopan, santun serta efektif dan efisien,
tata cara berbahasa pun telah tercantum dalam peraturan dan apabila
tidak taat atau menggunakan bahasa kotor dan kasar maka akan
mendapatkan sanksi.
Tetapi para mahasiswa dan pedagang cenderung menggunakan
bahasa yang tidak baku dalam kehidupan sehari-hari mereka, karena
mereka berpendapat bahwa penggunaan bahasa yang tidak baku tetapi
tetap memperhatikan sopan dan santun akan menghilangkan rasa
canggung yang terjadi satu sama lain.

2. Cara agar menggunakan bahasa yang baik dan benar


Menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal, penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa. Seperti sudah
saya jelaskan tadi, penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan
bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa
baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti
ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan
tidak baik.
Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan
bahasa yang baku:

• Apakah kamu sedang mengerjakan tugas rumah saat ini?

• Apa yang kamu kerjakan tadi di sekolah?

• Contoh ketika dalam dialog antara seorang Orangtua dengan


anaknya.
Orangtua : Gerald! Apa yang sedang kamu lakukan?
Gerald : Ya, akan saya lakukan setelah saya selesai bermain game,
bu.
Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk digunakan dalam
lingkungan sosial
Contoh lain yang saya kutip adalah pada Pembukaan Undang-
Undang Dasar antara lain : Undang-undang dasar 1945 pembukaan
bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perkeadilan. Dari beberapa kalimat
didalam undang-undang dasar tersebut menunjukkan bahwa bahasa yang
digunakan adalah bahasa yang sangat baku, dan itu merupakan
pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain, seperti kegiatan sosialisasi yang dilakukan antara
masyarakat. Contohnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan
keheranan, keraguan atau kecurigaan. Ini akan terlihat sangat aneh bila
dalam komunikasi kita dalam bersosialisasi dengan orang lain, kita
menggunakan bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Bapak mau menjual harga game ini?
(2) Apakah sayur ini masih segar, berapa harganya bu, untuk
sayuran ini? Contoh di atas merupakan contoh Bahasa Indonesia yang
baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok
dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di
atas, kalimat
Contoh perbedaan antara Bahasa Indonesia yang benar dengan
bahasa gaul

Dari contoh diatas yang didapat adalah perbedaan penggunaan


bahasa antara bahasa yang baku dan non baku, dan dapat terlihat dari
pengucapan dan dari tata cara penulisan bahasa tersebut. Bahasa
Indonesia yang baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami
dan dimengerti, bentuk bahasa baku yang sah dibuat agar secara luas
masyarakat indonesia dapat berkomunikasi menggunakan bahasa
nasional. Contoh nyata, pada kutipan teks “Sumpah Pemuda” adalah
sebagai berikut : “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi dari alenia ketiga
sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang
kemudian menjadi salah satu factor penting pendiri bangsa dan negara
Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas
bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah Bahasa
Indonesia, khusus nya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah
sepatutnya menjunjung tinggi Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-
hari. Maka dari itu berterima kasih lah kita terhadap “BAHASA”, karena
bahasa juga merupakan faktor penting didalam konteks sumpah pemuda,
oleh karena bahasa merupakan sesuatu hal yang bersifat universal,
sehingga pemakainya menjadi mudah dan tepat pada saat seperti diatas.
Dan penerimaannya juga baik, karena adanya pemakaian kata-kata yang
baik dan benar. Contoh lain adalah paragraph dibawah ini, merupakan
sebagian dari gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan
menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah dan bukan kata popular
dan bersifat objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat dan tepat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai
informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan
cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita
juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah
menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-
menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita
peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat
dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam
penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir
pemakainya.

Kesimpulan
Dari paparan diatas, bahwasanya bahasa itu sangat penting untuk
kita semua khususnya terutama bagi kalangan kita selaku mahasiswa.
Secara garis besar penggunaan bahasa di lingkungan kampus menurut
hasil wawancara adalah tergantung dari situasi dan kondisi di wilayah
kampus itu sendiri. Apabila dalam keadaan formal secara otomatis kita
akan berbahasa secara lugas, sopan, santun, serta efektif dan efisien agar
menjunjung tinggi bahasa kita yaitu Bahasa Indonesia. Namun, berbeda
halnya ketika kita berada dalam lingkungan yang tidak formal, misalnya
bergaul dengan teman sesama para mahasiswa menggunakan bahasa
yang tidak baku agar mudah dimengerti.
Selain hal itu, ada juga penghambat dalam berbahasa yang baik
dan benar di kalangan kampus yaitu dipengaruhi oleh bahasa daerah,
karena di dalam suatu kampus terdapat banyak orang yang terdiri dari
berbagai macam daerah. Selanjutnya, bahasa gaul juga mempengaruhi
keefektifan berbahasa karena timbulnya arus globalisasi yang
mempengaruhi bahasa yang banyak ditayangkan memalui media
elektronik, seperti dalam acara televisi atau radio. Dan yang terakhir
adalah kebiasaan, hal ini ditandai dari beredarnya bahasa-bahasa gaul
dan secara tidak sadar kita mengikuti bahasa tersebut dalam kehidupan
sehari-hari sehingga berubah menjadi kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. R. Azizah, “Volume 5 nomor 2, september 2019 33,” J. SKRIPTA J.
Pembelajaran Bhs. dan Sastra Indones., vol. 5, no. 2, pp. 33–39, 2019.

[2] N. Maghfiroh Universitas Negeri Surabaya Jl Ketintang No, K. Gayungan, K.


Surabaya, and J. Timur, “Bahasa Indonesia Sebagai Alat Komunikasi Masyarakat
Dalam Kehidupan Sehari-Hari,” J. Ilm. Ilmu Komun., vol. 19, no. 02, pp. 102–107,
2022.

[3] K. El Karimah, “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Keluarga


Berbeda Suku dengan Masyarakat Sekitar di Bandung,” Pros. Konf. Nas. Komun.,
vol. 01, no. 01, pp. 194–201, 2017, [Online]. Available:
http://pknk.org/index.php/PKNK/article/view/47/52.

[4] Nofitasari, S. Wahyuni, saleha astri Rahaningmas, and M. izha. Mahendra,


“Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Mahasiswa,” Parole, vol. 1, no.
September, pp. 675–680, 2017.

[5] T. Kata, A. Dalam, B. Bahasa, and I. Di Masyarakat, “Pemakaian Bahasa


Dalam Masyarakat,” 1980.

[6] I. Pendahuluan, “Penggunaan_Ragam_Bahasa_Indonesia_Bahasa.”

[7] E. Ramaniyar, A. A. Alimin, and H. Hariyadi, “Penggunaan Bahasa Indonesia


Dalam Penulisan Artikel Ilmiah,” J. Pendidik. Bhs., vol. 8, no. 1, p. 34, 2019, doi:
10.31571/bahasa.v8i1.1132.

[8] H. Sulfiani, Idawati, “Penggunaan Bahasa Pergaulan dalam Lingkungan


Kampus Mahasiswa Lembaga Seni Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia UNM,”
Mendeley Deskt., pp. 1–3, 2000, [Online]. Available: http://www.mendeley.com.

[1] H. Sulfiani, Idawati, “Penggunaan Bahasa Pergaulan dalam Lingkungan


Kampus Mahasiswa Lembaga Seni Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia UNM,”
Mendeley Deskt., pp. 1–3, 2000, [Online]. Available: http://www.mendeley.com.

[2] E. Ramaniyar, A. A. Alimin, and H. Hariyadi, “Penggunaan Bahasa Indonesia


Dalam Penulisan Artikel Ilmiah,” J. Pendidik. Bhs., vol. 8, no. 1, p. 34, 2019, doi:
10.31571/bahasa.v8i1.1132.
[3] A. R. Azizah, “Volume 5 nomor 2, september 2019 33,” J. SKRIPTA J.
Pembelajaran Bhs. dan Sastra Indones., vol. 5, no. 2, pp. 33–39, 2019.

[4] E. Syahputra, D. Gustiana, T. D. Lestari, Q. Fadhilah, and Y. Hidayat,


“Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baku di Kalangan Remaja,”
Mahaguru J. Pendidik. Guru Sekol. Dasar , vol. 3, no. 1, pp. 169–174, 2022, doi:
10.33487/mgr.v3i1.3978.

[5] K. D. Handika, I. K. Sudarma, and I. N. Murda, “Analisis Penggunaan Ragam


Bahasa Indonesia Siswa dalam Komunikasi Verbal,” J. Pedagog. dan
Pembelajaran, vol. 2, no. 3, p. 358, 2019, doi: 10.23887/jp2.v2i3.19284.

Anda mungkin juga menyukai