PENDAHULUAN
Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu
bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu
komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin
kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi
rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan
penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak
bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu
seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui
dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang
baik. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis.
Artinya bahwa bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi dan tidak instingtif,
dengan pertolongan sistem lambang-lambang yang diciptakan dengan
sengaja (Prastyoningsih, 2001). Penyampaian informasi atau pesan
tersebut tentunya dengan menggunakan kalimat. Maka, agar pesan yang
disampaikan oleh penutur dapat diterima oleh penerima hendaknya perlu
memperhatikan penyusunan kalimat yang efektif dan efisien agar tidak
terjadi misscomunication. Mahasiswa sebagai orang terpelajar telah
mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mempelajari penggunaaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini memiliki konskuensi,
bahwa mereka harus mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar
dalam berbagai kepentingan yang bersifat resmi baik tulis maupun lisan
khususnya di lingkungan kampus. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa
sudah seharusnya menerapkan penggunaan bahasa yang baik dan benar
di lingkungan kampus itu dalam kegiatan sehari-hari, misalnya : dalam
hal berdiskusi baik masalah pelajaran ataupun hal yang lainnya. Hal
tersebut sangat bermanfaat karena dengan pelatihan berbicara dengan
bahasa yang baik dan benar itu akan memudahkan lidah kita untuk
menggunakan bahasa yang benar. Bahasa juga bisa menentukan sifat
kita, apabila seseorang itu selalu berbahasa yang jorok atau tidak sopan
maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak mengerti pendidikan atau
orang yang kurang sopan. Namun, apabila kita menemui seseorang yang
menggunakan bahasa yang lugas dan santun kita akan menghormati
orang itu, dan beliau juga akan merasa dihargai dan dicap sebagai
seorang yang berwibawa. Bahasa juga dikatakan sebagai tonggak
pemersatu bangsa kita yaitu Bahasa Indonesia. Walau memang dalam
suatu daerah bahasa kita berbeda-beda, namun bahasa kita tetap satu
yaitu Bahasa Indonesia. Seperti yang dikatakan dalam Pancasila yaitu
Bhinneka Tunggal Ika yang artinya walau berbeda-beda tetapi tetap satu
jua. Maka dari itulah warga bangsa Indonesia bisa menjadi suatu bangsa
yang bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dapat
dipastikan juga bahasa adalah sebagai ciri suatu bangsa, maka dalam
bahasa kita bisa mengenal berbagai macam karakteristik seseorang dan
dalam bahasa kita bisa menghormati dan menghargai adanya bermacam-
macam bahasa yang ada di dunia ini.
Ada beberapa penelitian yang sebelumnya sudah ada yang
berkaitan dengan penelitian ini.Penelitian yang dilakukan oleh salah satu
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi atas nama Putriana Eka
Universitas Tadulako dengan Judul Penelitian Penggunaan Bahasa
Pergaulan dalam Meningkatkan Keakraban pada perpergaulanan di
Kalangan Mahasiswa Sosiologi angkatan 2013 FISIP Universitas
Tadulako. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa bahasa pergaulan
dalam penggunaannya dapat meningkatkan keakraban dalam
berinteraksi sesama mahasiswa sosiologi Universitas Tadulako angkatan
2013 Fisip. Berkomunikasi dalam menggunakan bahasa pergaulan
merupakan kebiasaan dari sebagian mahasiswa, penggunaannya pun
terlihat santai, enjoy, lebih percaya diri, lebih keren dan yang paling
penting tidak ketiggalan oleh zaman. Persamaannya dengan penelitian
yang sementara dilakukan sama s21 ama sasarannya Mahasiswa
namun perbedaannya terletak pada sasaran peneltian yang dilakukan
FISIP, sedangkan penelitian ini sasarannya pada kelompok Mahasiswa
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan.Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Oktavia Wahyu, Nur Hayati 2020 dengan judul
penelitian “Pola Karakteristik Ragam Bahasa Istilah Pada Masa Pandemi
Covid 19” hasil dari penelitian ini berhasil mengumpulkan berbagai
macam istilah-istilah yang muncul pada masa pandemi covid-19.
Perbandingan dengan penelitian yang sementara dilakukan yaitu terletak
pada rumusan masalah satu mengkaji dari segi bentuk dan makna ragam
bahasa pergaulan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia
mengkaji tentang pola karakteristik ragam bahasa istilah yang baru
muncul selama pandemi covid-19.Penggunaan bahasa pergaulan pada
kalangan Mahasiswa di Makassar sudah menjadi hal yang lumrah.
Namun beberapa penggunanya tidak mengetahui bentuk-bentuk dan
makna yang terkandung di dalam bahasa itu sendiri. Sehingga perlu ada
pemahaman atau pengkajian tentang bahasa pergaulan di kalangan
Mahasiswa. Terkhusus pada Mahasiswa jurusan kimia. Adapun tujuan
dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Mendeskripsikan bentuk variasi
bahasa pergaulan pada kelompok mahasiswa Lembaga Seni Kampus
Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Medan. 2)
Mendeskripsikan makna bahasa pergaulan di kampus Universitas Negeri
Medan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara metode
kepustakaan dan metode survey.
Kesimpulan
Dari paparan diatas, bahwasanya bahasa itu sangat penting untuk
kita semua khususnya terutama bagi kalangan kita selaku mahasiswa.
Secara garis besar penggunaan bahasa di lingkungan kampus menurut
hasil wawancara adalah tergantung dari situasi dan kondisi di wilayah
kampus itu sendiri. Apabila dalam keadaan formal secara otomatis kita
akan berbahasa secara lugas, sopan, santun, serta efektif dan efisien agar
menjunjung tinggi bahasa kita yaitu Bahasa Indonesia. Namun, berbeda
halnya ketika kita berada dalam lingkungan yang tidak formal, misalnya
bergaul dengan teman sesama para mahasiswa menggunakan bahasa
yang tidak baku agar mudah dimengerti.
Selain hal itu, ada juga penghambat dalam berbahasa yang baik
dan benar di kalangan kampus yaitu dipengaruhi oleh bahasa daerah,
karena di dalam suatu kampus terdapat banyak orang yang terdiri dari
berbagai macam daerah. Selanjutnya, bahasa gaul juga mempengaruhi
keefektifan berbahasa karena timbulnya arus globalisasi yang
mempengaruhi bahasa yang banyak ditayangkan memalui media
elektronik, seperti dalam acara televisi atau radio. Dan yang terakhir
adalah kebiasaan, hal ini ditandai dari beredarnya bahasa-bahasa gaul
dan secara tidak sadar kita mengikuti bahasa tersebut dalam kehidupan
sehari-hari sehingga berubah menjadi kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. R. Azizah, “Volume 5 nomor 2, september 2019 33,” J. SKRIPTA J.
Pembelajaran Bhs. dan Sastra Indones., vol. 5, no. 2, pp. 33–39, 2019.