Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN KAIDAH KEBAHASAAN BAHASA INDONESIA DALAM

LINGKUP PENDIDIKAN
(PADA SISWA MTS PERSIS 81 CIKARAG, CIBATU – GARUT)

Fina Astari Sa’adah


Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indrapasta PGRI
(UNINDRA)
Jalan Raya Tengah No.80, Jakarta, Indonesia

Abstrak
This study aims to describe the function of Indonesian language rules and rules, if it is sequenced
from the functions and rules of Indonesian language in terms of education for students of MTs 81
Cibatu - Garut, this research is a type of Field Research. Based on this research, it can be seen:
language is the ability to communicate as well as an essential factor that differentiates humans
and animals, therefore as an Indonesian it is best if a student has good and correct grammar skills
in accordance with Indonesian rules, because Indonesian language rules are not always practicing
formality but also according to social. The development of individual thinking appears in the
development of language, while the development is only through the individual itself, therefore,
this article discusses the study of Indonesian language rules as well as lists the development of
children based on their development of thought through samples from students of MTs PERSIS 81
Cikarag.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kaidah dan Kebahasaan Bahasa
Indonesia, bila diruntut dari fungsi serta kaidah kebahasaan Indonesia dalam segi pendidikan
pada peserta didik MTs 81 Cibatu - Garut, penelitian ini termasuk jenis Field Research.
Berdasarkam penelitian ini dapat diketahui :bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi
serta faktor hakiki yang membedakan manusia dan hewan, oleh karena itu sebagai bangsa
Indonesia sudah sebaiknya seorang pelajar memiliki kemampuan tata bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, karena kaidah bahasa Indonesia tidak selalu
mempraktekan keformalan namun juga menurut kesosialan,. Perkembangan berfikir individu
tampak dalam perkembangan bahasanya , sedangkan perkembangan hanya melalui individu itu
sendiri, maka dari itu, artikel ini membahas kajian tentang kaidah bahasa Indonesia sekaligus
mencantumkan perkembangan anak berdasarkan kembang fikirnya melalui sampel dari siswa
MTs PERSIS 81 Cikarag.
PENDAHULUAN dari sisi pengguanaan bahasa ada dua, yaitu
ragam formal dan ragam non – formal.
Keberadaan Bahasa Indonesia Dalam hal ini, dapat diambil kesimpulan
semakin meprihatinkan. Halim dalam buku bahwa berbahasa harus dalam dua macam,
“Politik Bahasa Nasional” menyebutkan yang pertama harus sesuai dengan
bahwa masalah pemakaian Bahasa konteksnya, dan kedua berbahasa yang
Indonesia sebagai satu – satunya bahasa selaras dengan nilai sosial masyarakat.
pengantar di segala jenis tingkat pendidikan
di negara Indonesia tampaknya masih Dalam kurikulum 2013
masalah yang perlu diperhatikan. menggunakan pendekatan berbasis teks
dalam pengajaran bahasa, baik bahasa
Dalam berbahasa Indonesia Indonesia maupun bahasa lainnya. Bahasa
sebagian penutur kurang mampu berbahasa diperkenalkan kepada Siswa dalam
Indonesia dengan baik dan benar. Dalam konteksnya dan tidak sebagai satuan –
suasana yang begitu resmi, mereka satuan kata yang berdiri sendiri. Dengan
menggunakan kata – kata atau bahasa yang demikian, siswa dihadapkan dengan konsep
diguanakan dalam suasana sehari – hari. – konsep bahasa sejak awal. Misalnya,
Seperti kita ketahui bahwa berbahasa perbedaan penggunaan kata “Cuma” dan
Indonesia secara baik dan benar adalah “hanya”. Adapun, bahasa Indonesia yang
menggunakan bahasa Indonesia sesuai berkaitan dengan nilai sosial dengan
dengan suasana atau situasinya. Sikap masyarakat, artinya, pada saat
negatif terhadap bahasa merupakan hal menggunakan bahasa, wajib diperhatikan
yang sangat berdampak buruk bagi kepada siapakah berkomunikasi.
perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian
penutur tidak memperimbangkan tepat Dewasa ini, kemampuan berbahasa
tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Indonesia yang baik dan benar adalah
Mereka menganggap bahwa yang sesuatu yang harus dikuasai, terkhususnya
terpenting telah berkomunikasi untuk adalah pada masyarakat akademik. Namun,
menyampaikan informasi tanpa kurangnuya perhatian khusus terhadap
menghiraukan beberapa faktor luar bahasa. kemampuan berbahasa Indonesia membuat
(Amran, 1976, 23). masyarakat akdemik enggan dan tidak
bersemangat untuk belajar berbahasa
Pada tahun 2019, Presiden Indoneisa. Namun Lembaga sekolah masih
menerbitkan peraturan Presiden nomor 63 menyediakan ruang untuk berkomunikasi
tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa dengan baik secara lisan hal ini terlihat
Indonesia. Inti peraturan tersebut terdapat sewaktu berdiskusi dalam kelas. Walaupun
dalam bab II bagian 1 pasal 2, tentang demikian, pada masa diskusi berlangsung,
“Ketentuan Penggunaan Bahasa bahasa daerah sering diucapkan bersamaan
Indonesia”. Dicantumkan dalam bab II dengan bahasa Indonesia. Contohnya “
bagian 1 bahwa “Penggunaan Bahasa kela, kela, jadi bagaimana?” (tunggu –
Indonesia harus memenuhi kriteria Bahasa tunggu jadi bagaimana?”.
Indonesia yang baik dan benar”.
Fenomena diatas merupakan sebuah
Berbahasa Indonesia yang baik situasi yang wajar dalam kondisi praktek
berarti bahwa kita harus menggunakan komunikasi secara lisan. Siswa kerap
bahasa Indonesia sesuai dengan konteks menggunakan bahasa Sunda secara
berbahasa yang selaras dengan nilai sosial bersamaan pada tuturan bahasa Indonesia
yang berada di masyarakat. Peraturan ini karena tuturan berbahasa yang mereka
berkaitan dengan penggunaan ragam hadapi. Situasi berbahasa yang kerap kali
bahasa secara tulis dan lisan untuk dilakukan siswa ketika mereka
kebutuhan berkomunikasi. Ragam bahasa berkomunikasi di dalam kelas. Banyaknya
bahasa pertama yang mereka kuasai tidak memaparkan dan menggambarkan keadaan
dipungkiri akan berpengaruh pada cara serta fenomena yang lebih jelas mengenai
mereka berkomunikasi. Situasi bahasa situasi yang terjadi maka jenis penelitian
seperti ini tengah terjadi dikalangan Siswa yang digunakan adalah jenis penelitian
MTs Persis 81 Cikarag kelas 8 yang kualitatif. Data dianalisis dengan
termasuk dalam kalangan yang terpelajar menggunakan metode deskriptif dari segi
yang seharusnya mampu menggunakan penyajian dan metode isi dari segi analisis.
bahasa Indonesia sesuai dengan pemakaian. Data analisis adalah pola komunikasi
Kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi Siswa MTs PERSIS 81 Cikarag – Cibatu,
diri sendiri maupun perkembangan bahasa Garut.
Indonesia. MTs Persis 81 Cikarag
mempunyai bekal berbahasa Indonesia Setelah didapatkan pola komunikasi
dengan baik karena adanya mata pelajaran siswa MTs PERSIS 81 Cikarag, prosedur
Bahasa Indonesia sesuai dengan konteks yang dilakukan adalah sebagai berikut :
pemakaiannya.
1. Mengobservasi Siswa MTs PERSIS
Adanya fenomena kebahasaan yang 81 Cikarag dengan memberikan 10
unik, dalam pola komunikasi campuran angket yang memuat inti
antara bahasa Sunda dan bahasa Indonesia, permasalahan yaitu agar
di MTs PERSIS 81 Cikarag , peneliti mengetahui seberapa jauh
tertarik untuk meneliti lebih lanjut pemahaman siswa mengenai kaidah
mengenai pola komunikasi antar siswa pada bahasa Indonesia.
lingkungan kependidikan, seberapa 2. Selanjutnya, dilakukan penyekoran
pemahaman peserta didik terhadap fungsi dengan cara menyeluruh dari setiap
dan kaidah Bahasa Indonesia serta seberapa data sehingga dapat diketahui
sering menggunakan bahasa yang sesuai persentase nya.
dengan kaidah serta aturan sosial
Setelah data – data penelitian
masyarakat. Adapun pemerolehan calon
terkumpul, maka langkah selanjutnya
data dalam penelitian ini didapatkan dari
peneliti menentukan metode analisis.
Siswa Mts Persis 81 Cikarag - Cibatu Garut
Metode analisis yang digunakan ialah
. Pemilihan objek penelitian berdasarkan
Content Analysis (Analisis Isi), yaitu
pengamatan bahwa siswa lebih tahu situasi
upaya menganalisis pola komunikasi
dan kondisi kelas saat berkomunikasi, baik
Siswa MTs PERSIS 81 Cikarag ditinjau
dalam bahasa Indonesia yang baik dan
dari interferensi fungsi dan kaidah
benar atau dalam penggunaan bahasa
kebahasaan Indonesia.
Indonesia yang keliru.
Tempat penelitian adalah di MTs
Metode Penelitian PERSIS 81 Cikarag – Cibatu, Garut.
Pelaksanaan penelitian dimulai pada
Metode penelitian diartikan sebagai
tanggal 27 bulan April tahun 2021.
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiono,
2013:3) atau dengan kata lain metode
penelitian berarti berpikir dan berbuat yang Hasil dan Pembahasan
dipersiapkan dengan sebaik – baiknya
untuk mengadakan penelitian dan untuk Penggunaan Kaidah Bahasa
mencapai tujuan penelitian (Kartono, 1996 Indonesia
: 20).
Kaidah bahasa Indonesia meliputi
Penelitian ini termasuk jenis field kaidah tata bahasa, kaidah ejaan, dan
Research (Singarimbun, 1989:45) yaitu kaidah pembentukan istilah. Kaidah
tata bahasa dan kaidah pembentukan tanda baca. Misalnya, “Yuk, kita
istilah berkaitan dengan bahasa makan, Eyang” akan berbeda artinya
Indonesia lisan, dan tulis. Penggunaan dengan “yuk, kita makan Eyang”
bahasa yang tidak memperhatikan kalimat pertama ‘mengajak Eyang
kaidah tata bahasa akan untuk masak bersama’, sedangkan
membingungkan, misalnya, kesalahan kalimat kedua berarti ‘mengajak kita
tata bahasa dalam kalimat “ karena untuk makan Eyang’. Penggunaan
sering kebanjiran, gubernur melarang koma yang kecil menghasilkan
pembangunan gedung disana.” Apakah perbedaan arti yang besar.
“gubernur” yang sering kebanjiran atau
“suatu daerah”? Kesalahan seperti itu Jadi, berbahasa yang baik dan benar
sering terjadi dalam kalimat majemuk. berarti menyampaikan pikiran dengan
Kaidah ketatabahasaannya adalah informasi yang lengkap secara teratu.
“Dalam kalimat majemuk bertingkat, Ragam bahasa yang digunakan dapat
subjek dalam anak kalimat dapat berupa ragam bahasa formal atau
dihilangkan jika induk kalimat dan anak nonfomal, bergantung pada
kalimat menfandung subjek yang konteksnya.
sama”. Dalam kalimat contoh, subjek
1. Kaidah Ejaan
pada induk kalimat tidak sama dengan
Kaidah ejaan adalah
subjek pada anak kalimat. Akibatnya,
keseluruhan peraturan tentang
subjek pada anak kalimat wajib hadir.
bagaimana menggunakan lambang
Kaidah pembentukan istilah berkaitan
– lambang bunyi bahasa dan
penggunaan kata serapan. Seringkali,
bagimana hubungan antara lambang
ditemukan ucapan “Selamat pagi.
– lambang tersebut (pemisahan dan
Selamat menjalankan aktifitas hari
penggabungannya). Secara teknis,
ini”.
kaidah ejaan dan tanda baca adalah
Pengguna bahasa tidak secara aturan – aturan mengenai penulisan
cermat membedakan penulisan aktif huruf, penulisan kata, dan penulisan
dan aktivitas karena dalam bahasa tanda baca.
Indonesia [f] dan [v] tidak membedakan Seperti diketahui bahwa
arti. Contoh lainnya, dalam kalimat kaidah ejaan mengatur penggunaan
pengakuannya menunjukan sisi gentle beragam lambang kebahasaan yang
dari dirinya. Seharusnya, istilah yang berdimensi luas. Pembahasan
digunakan ialah gentlemen. Kedua kata menyeluruh mengenai kaidah ejaan
sifat ini berbeda arti. Kata gentle berarti tersebut tidak mungkin dilakukan
‘lemah lembut’, sedangkan gentlemen pada bagian ini. Pembahasan
berarti ‘lelaki yang memiliki etika, dibatasi pada kaidah – kaidah yang
moral, dan berbudi bahasa halus’. sangat produktif penggunaannya
Penggunaan isilah asing, seaiknya, didalam masyarakat.
disertai dengan pengetahuan tentang a. Penulisan Huruf
bahasa asing yang digunakan . Pada bagian ini akan
dideskripsikan kaidah-kaidah yang
Adapun kaidah ejaan hanya berlaku mengenai pemakaian huruf
berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam bahasa Indonesia, yakni
Indonesia tulis dan berkaitan denngan pemakaian huruf kapital dan huruf
dua hal. Pertama, kaidah ejaan miring.
berkaitan dengan penulisan kata, ❖ Huruf Kapital
misalnya sekadar bukan *sekedar; di Istilah huruf kapital sering juga
antara bukan *diantara. Kedua, kaidah diganti dengan huruf besar. Huruf
ejaan berkaitan dengan penggunaan ini dipakai sebagai huruf pertama:
1) Kata pada awal kalimat.
2) petikan langsung (yang utuh) dalam b. Penulisan Kata
ungkapan yang berhubungan dengan Kaidah penulisan kata meliputi
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kaidah penggabungan kata, penulisan
kata ganti untuk Tuhan, nama gelar kata ganti kau, ku, mu, dan nya, kata
kehormatan, keturunan, dan depan di, ke dan dari, kata turunan, serta
keagamaan yang diikuti nama orang singkatan dan akronim.
(Mahaputera Yamin, Sultan ▪ Gabungan Kata
Hasanuddin, Haji Amir). Gabungan kata, termasuk istilah
3) nama jabatan dan pangkat yang khusus, yang dapat menimbulkan
diikuti nama orang (Wakil Presiden kesalahan pengertian bisa diberi tanda
Yusuf Kalla, Jenderal Tito hubung untuk menegaskan pertaliannya.
Karnavian). Contoh: alat pandang-dengar Buku
4) nama orang. sejarah-lama (sebagai imbangan buku
5) nama bangsa, suku bangsa, dan sejarah- moderen).
bahasa. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya
6) nama tahun, bulan, hari raya, dan Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis
peristiwa sejarah. serangkai dengan kata yang
7) nama khas dalam geografi. mengikutinya.
8) nama badan resmi, lembaga (1) a. Ketidakjujuran tidak kusukai.
pemerintahan dan ketatanegaraan, b.Ketidakjujuran tidak aku sukai.
serta nama dokumen resmi . (2) a. Lawan harus kau kalahkan dengan
9) nama semua kata dalam judul buku, cara yang sportif.
majalah, surat kabar, kecuali kata b. Lawan harus engkau kalahkan
partikel, seperti di, ke, dari, untuk, dengan cara yang sportif.
yang, dan yang tidak terletak pada (3) a. Aku tahu, buku itu milikmu.
posisi awal. b. Aku tahu, buku itu milik kamu.
10) singkatan nama gelar, pangkat, dan ▪ Kata Turunan
sapaan. 1. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata
11) kata penunjuk hubungan dan sekaligus mendapat awalan dan
kekerabatan, seperti Bapak, Ibu, akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai.
Adik, Paman yang dipakai sebagai Contoh:
kata ganti sapaan. tidak adil + ke-an = ketidakadilan
❖ Huruf Miring 2. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘tiap’,
Huruf miring adalah huruf yang dan ‘demi’ ditulis terpisah
posisinya dimiringkan dalam cetakan. Contoh:
Huruf miring dipakai untuk: a. Mereka masuk satu per satu.
a. menuliskan nama buku, majalah, dan b. Harganya Rp 3.000,00 per helai.
surat kabar yang dikutip dalam c. Gaji naik per 1 April
karangan; Contoh: Dia mendengar
berita itu dari Kompas. ▪ Singkatan dan Akronim
b. Menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata atau kelompok kata; Singkatan nama orang, gelar, sapaan,
Contoh: Seluruh karyawan diwajibkan jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda
menghadiri acara tersebut. titik (.). Contoh: M. Amin, Drs., Prof.,
c. menuliskan kata atau ungkapan asing, Kol.
kata nama ilmiah, kecuali yang telah
a. Singkatan yang terdiri atas huruf
disesuaikan ejaannya. Contoh: Hari-
awal kata ditulis dengan huruf
harinya padat dengan facebook.
kapital dan tidak diikuti dengan kaidah – kaidah itu harus diikuti secermat –
tanda titik (.) Contoh: MPR cermatnya, dan tidak boleh dirubah lagi.
b. Singkatan umum terdiri atas tiga huruf Misalnya tata bahasa dari bahasa – bahasa
atau lebih diikuti tanda titik. Contoh: Latin, Yunani, Sanskerta yang bersifat
dst., dsb., dkk., dto. preskiptif.
Akronim adalah singkatan yang terdiri Berdasarkan cara penyusunannya,
atas gabungan huruf awal, gabungan suku tata bahasa dapat dinedakan menjadi dua,
kata, atau gabungan huruf dan suku kata yaitu:
yang diperlakukan sebagai kata, seperti:
Contoh: ABRI, PASI, SIM Akabri, 1. Tata bahasa Deskriptif (sinkronis)
Bappenas adalah tata bahasa yang disusun
berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang
Akronim yang bukan nama nyata atas struktur suatu bahasa. Tata
diri/lembaga ditulis sebagai berikut: bahasa ini biasanya meliputi suatu
pemilu, rapim, tilang. lingkungan masa yang tertentu
(sinkronis).
2. Kaidah Tata Bahasa 2. Tata bahasa Historis – komperatif
(diakronis) adalah tata bahasa yang
Tata bahasa adalah cabang ilmu
membicarakan perkembangan sturktur
pengetahuan yang mempelajari kaidah –
bahasa dari suatu jaman ke jaman lain
kaidah mengatur penggunaan bahasa.
(historis atau diakronis) serta
Menurut Keraf (dalam Misyriyah, mengadakan perbandingan antara
2011:1), tata bahasa merupakan suatu struktur – struktur bahasa dari bermacam
himpunan dari patokan – patokan dalam – macam jaman itu atau
struktur bahasa. Struktur bahasa itu membandingkannya dengan bahasa –
meliputi tata bunyi, tata bentuk, tata kata, bahasa lainnya (komperatif).
tata kalimat dan tata makna. Dengan kata
Dalam bahasa Indonesia, terdapat 4
lain, menurut Keraf, tata bahasa meliputi
bidang modern dalam bahasa Indonesia
bidang – bidangfonologi, morfologi, dan
yaitu :
sintaksis.
a. Fonologi
Secara umum, tata bahasa bersifat
Fonologi berasal dari kata Yunani
normative(umum), yaitu tata bahasa itu
yaitu Phone yang berarti bunyidan logos
disusun berdasarkan gejala – gejala bahsa
yang berarti ilmu, fonologi disebut juga
yang umum dipakai dalam suatu
sebagai tata bunyi. Fomologi merupakan
masyarakat. Suatu tata bahasa normatif
bagian dari tata bahasa atau bidang ilmu
memberikan uraian atas struktur umum dari
bahasa yang menganalisis bunyi bahasa
suatu bahasa. Tetapi mengingat bahawa
secara umum. Fomologi merupakan ilmu
bahasa selalu berkembang setiap saat, maka
tentang perbendaharaan fonem sebuah
selalu ada perubahan yang terjadi atas
bahasa serta distribusinya. Fonologi
struktur bahasa, oleh karena itu, tatat
meliputi dua bagian yaitu:
bahasa normatif harus tetap mengikuti
❖ Fonetik
perkembangan itu. Dengan kata lain, tata
Fonetik yaitu bagian ilmu limguistik
bahasa normatif harus bersifat deskriptif.
yang mempelajari bunyi yang iproduksi
Pada bahasa yang sudah tidak oleh manusia. Fonetik merupakan ilmu
dipakai lagi (sudah mati) dalam komunikasi yang mempelajari bagaimana bunyi
sehari – hari, tata bahasa normatif dari fonem sebuah bahasa direalisasikan.
bahasa – bahasa tersebut selalu bersifat Selain itu, fonetik juga berguna untuk
preskiptif yaitu menentukan atau mengatur mempelajari cara kerja organ tubuh
manusia, terutama yang berkaitan morfem dibedakan menjadi dua bagaian
dengan penggunaan bahasa, terdiri dari yaitu :
vokal, konsonan, diftong (vokal yang • Morfem Terikat yaitu morfem yang tidak
ditulis rangkap), dan kluster (konsonan mampu berdiri sendiri sehingga harus
yang ditulis rangkap). Fonetik memiliki selalu berikatan dengan morfem bebas
3 cabang, diantaranya : Fonetik melalui proses morfologis, atau proses
Auditori, Fonetik Akustik, dan Fonetik pembentukan kata.
Artikulotaris. • Morfem Bebas yaitu morfem yang dapat
berdiri sendiri sebagai kata serta secara
Ilmu Fonetika pertama kali telah gramatikal menduduki satu fungsi pada
ditemukan dan dipelajari sekitar abad ke kalimat. Morfem bebas disebut juga
5 SM di India kuno oleh Panini. Semua sebagai kata dasar.
aksara yang berdasarkan aksara India
sampai sekarang masih menggunakan Morfem yang bergabung dengan
klasifikasi Panini. International morfem lain sering mengalami perubahan.
Phonetic Asociation (IPA) telah Misalnya, morfem terikat me- bisa
mengamati lebih dari 100 bunyi manusia berubah menjadi mem-, men-, meny-,
yang berbeda serta mentranskipsikannya meng-, dan menge-, sesuai dengan
melalui Internasional Phonetic Alphabet lingkungan yang dimasuki. Alomorf
mereka. yautu variasi morfem ysng terjadi karena
❖ Fonemik pengaruh lingkungan yang dimasuki.
Fonemik yaitu bagian Fonologi
yang mempelajari bunyi ujaran menurut c. Sintaksis
fungsinya sebagai pembeda arti. Fona Sintaksis berasal dari bahasa yunani
merupakan satua bunyi ujaran yang kuno yaitu syn berarti bersama dan taxis
bersifat netral dan masih belum terbukti berarti penagturan. Sintaks yaitu ilmu
(tidak membedakan arti). Sedangkan mengenai prinsip serta peraturan untuk
Fonem merupakan satuan bunyi ujaran membuat sebuah kalimat. Selain itu,
terkecil yang membedakan arti. Alofon Sintaks juga berguna untuk merujuk
adalah variasi Fonem disebabkan langsung pada sebuah peraturan atau
pengaruh lingkungan yang dimasuki. prinsip yang mencakup struktur kalimat
Lambang fonem dinamakan hirif. pada bahasa apapun. Pakar Sintaksis pun
Fonem berbeda dengan huruf ada 3 berusaha mendapatkan aturan umum yang
unsur fonem yang penting, yaitu udara, diterapkan pada setiap bahasa. Kata
titik artikulasi (bagian alat ucap yang Sintaksis juga sering digunakan untuk
menjadi titik sentuh artikulator), dan merujuk pada aturan yang mengatur sistem
artikulator (bagian alat ucap yang matematika seperti logika, bahasa
bergerak). pemograman komputer dan bahasa formal
buatan.
b. Morfologi
Morfologi berarti pengetahuan tentang d. Semantik
bentuk. Morfologi adalah bidang linguistik Semantik berasal dari bahasa yunani
atau tata bahasa yang mengkaji tentang yaitu Semantikos yang berarti memberikan
pembentukan kata atau morfem – morfem tanda. Semantik yaitu cabang linguistik
dalam suatu bahasa. Morfologi disebut juga yang mempelajari makna yang terkandung
sebagai tata bentuk. Morfem merupakan pada suatu bahasa, kode, atau jenis
satuan ujaran yang memiliki makna representasi lain. Semantik biasanya
gramatikal atau leksikal yang turut serta dikontraskan dengan dua aspek lain dari
pada pembentukan kata atau yang menjadi ekspresi makna : Sintaksis, pembentukan
bagian dari kata. Berdasarkan potensinya simbol kompleks dari simbol yang lebih
sederhana, serta peragamatika penggunaan
praktis simbol oleh agen atau komunitas bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit
pada suatu kondisi atau kopnteks tertentu. Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu
Tata bahasa terbagi menjadi Tata pengetahuan, teknologi, dan seni yang
Bahasa Tradisonal dan Tata Bahasa sama sekali baru sehingga akan
Structural. Tata bahasa Tradisional adalah diperlukan penciptaan istilah baru.
tata bahasa yang hanya mencontoh warisan Bahan Baku Istilah Indonesia
tata bahasa barat serta mewarisi semua Tidak ada satupun bahasa yang sudah
kaidah gramatikal dari tata bahasa latin – memiliki kosa kata yang lengkap dan tidak
Yunani. Pada umumnya tata bahasa yang memerlukan ungkapan untuk gagasan,
ada di Indonesia masih bersifat tradisional. temuan, dan rekaciptanya yang baru.
Oleh karena itu, perlu diperbaiki, Adapun bahan istilah Indonesia diambil
disesuaikan dengan jalan dan struktur dari berbagai sumber, terutama dari tiga
bahasa Indonesia yang sebenarnya. golongan bahasa yang penting, 1) bahasa
Tata bahasa Struktural adalah tata Indonesia termasuk unsur serapannya dan
bahasa hasil dari menyelidiki bahasa – bahasa Melayu. 2) bahasa Nusantara yang
bahasa secara tersendiri, terlepas dari serumpun, termasuk bahasa Jawa kuno, dan
segala macam perasangka yang ada. 3) bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan
Struktur berarti hubungan yang relatif tetap bahasa Arab.
antara bagian – bagian yang membentuk Pemantapan Istilah Nusantara
suatu hal. Istilah yang mengungkapkan
konsep hasil galian ilmuwan dan pandit
c. Kaidah Pembentukan Istilah Indonesia, seperti Bhineka tunggal ika,
Pembentukan kata atau istilah ke batik, banjar, sawe, gunungan, dan
dalam bahasa Indonesia menurut Chaer pamor, telah lama diterima secara luas
(2014 : 169) bahwa bentuk dasar atau sehingga dapat dimantapkan dan
kosakata dalam bahasa fleksi dan hasilnya dikodifikasi.
aglutunasi (bahasa asing) harus dibentuk Pemadanan Istilah
terlebih dahulu menjadi sebuah gramatikal, Pemadanan istilah asing kedalam
baik melalui proses afiksasi, reduplikasi, bahasa Indonesia, dan jika perlu kesalah
maupun komposisi. satu bahasa serumpun, dilakukan lewat
Proses Pembentukan Istilah penerjemahan, penyerapan, atau
Konsep Ilmu Pengetahuan dan gabungan penerjemahan dan
Peristilahannya penyerapan. Demi keseragaman, sumber
Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) rujukan yang diutamakan adalah istilah
dan pandit (scholar) telah dan terus Inggris yang pemakainnya bersifat
menghasilkan konsep ilmiah, yang internasional karena sudah dilazimkan
pengungkapannya dituangkan dalam oleh para ahli dalam bidangnya.
perangkat peristilahan. Ada istilah yang penulisan istilah serapan itu, dilakukan
mapan dan ada pula istilah yang masih dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya
perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang berdasarkan kaidah Fonotaktik, yakni
sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit hubungan urutan bunyi yang diizinkan
Indonesia dengan sendirinya mempunyai dalam bahasa Indonesia.
istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian Penerjemahan
besar konsep ilmu pengetahuan modern 1. Penerjemahan Langsung
yang dipelajari, digunakan, dan Istilah Indonesia dapat dibentuk
dikembangkan oleh pelaku ilmu lewat penerjemahan berdasarkan
pengetahuan dan teknologi di Indonesia kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak
datang dari luar negri dan sudah sepadan. Misalnya, Merger = gabungan
dilambangkan dengan istilah bahasa usaha.
asing. Di samping itu ada kemungkinan
Penerjemahan dapat pula dilakukan Oleh karena itu, peneliti tertarik
berdasarkan kesesuaian bentuk dan untuk meneliti kaidah bahasa Indonesia yang
makna, contohnya Skyscraper = berada di MTs PERSIS 81 Cikarag – Cibatu,
pencakar langit. penerjemahan istilah Garut yang menghasilkan beberapa sampel,
asing memeiliki beberapa keuntungan, diantaranya :
selain memperkaya kosakata Indonesia Pertanyaan ke - 1 :
dengan sinonim, istilah terjemahan juga Apakah Anda senang menggunakan bahasa
meningkatkan daya ungkap bahasa Indonesia?
Indonesia. Dari pertanyaan diatas dilakukan
2. Penerjemahan Perekaan pada tanggal 28 April 2021 melalaui google
Adakalanya upaya pemadanan formulir yang diisi oleh 5 orang. Persentase
istilah asing perlu dilakukan dengan jawaban tersebut mencapai 100%. Sehingga
menciptakan istilah baru. Istilah bisa ditarik kesimpulan bahwa ketertarikan
Factoring misalnya, sulit diterjemahkan minat siswa ke Bahasa Indonesia sangat
atau diserap secara utuh. tinggi.

Penyerapan Istilah
Penyerapan Istilah asing untuk
menjadi istilah Indonesia dilakukan
berdasarkan :
a. Istilah asing yang akan diserap
meningkatkan ketersalinan bahasa asing
dan bahasa Indonesia secara timbal balik
mengingat keperluan masa depan.
b. Istilah asing yang akan diserap
mempermudah pemahaman teks asing
oleh pembaca Indonesia karena dikenal Pertanyaan ke - 2 :
lebih dahulu. Apakah anda sering mencampur
c. Istilah asing akan diserap lebih ringkas Bahasa Indonesia dengan bahasa Daerah
jika dibandingkan dengan terjemahan dalam artian menggunakan bahasa
Indonesianya. Indonesia bersamaan dengan bahasa
d. Istilah asing yang akan diserap Daerah.
mempermudah kesepakatan antarpakar Dari pertanyaan tersebut, diperoleh
jika padanan terjemahannya terlalu beberapa sampel diantaranya ada yang
banyak sinonimnya. sering, ada yang tidak sama sekali, dan ada
e. Istilah asing yang akan diserap lebih yang kemungkinan untuk memakai dan
cocok dan tepat karena tidak tidak (kadang – kadang). Adapun
mengandung konotasi buruk. persentase yang mengatakan Ya (sering)
mencapai 60%, Tidak (Tidak sama sekali)
Fungsi Kaidah Bahasa Indonesia mencapai 20%, dan Mungkin (Kadang –
terhadap pembelajaran. Kadang) 20%.
Pembelajaran bahasa Indonesia
memiliki peran yang sentral bagi pendidikan
karena berpengaruh terhadap perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta
didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi, disamping bahasa daerah yang
peranannya tidak dapat diabaikan.
Dari data tersebut, dapat ditarik Dari pertanyaan tersebut, diperoleh
kesimpulan, kebanyakan diantara siswa persentase yang cukup tinggi dengan
masih menggunakan bahasa campuran jawaban Ya mencapai 80% dengan alasan
(bahasa Indonesia dan bahasa Sunda) baik Karena siswa berada di lingkungan bahasa
itu komunikasi antar teman maupun dengan Sunda sehingga mereka lebih
guru, dengan alasan yang bermacam – berkomunikasi dengan bahasa Daerah.
macam,. Adapun juga siswa yang Adapun yang menjawab Tidak hanya
professional untuk konsisten dalam tata berada di persentase 20% biasanya, siswa
bahasa pada posisi yang rendah yaitu 20% yang menjawab ini berasal dari luar daerah
sama dengan siswa kadang – kadang yaitu Sunda misalnya daerah Bekasi, Jakarta, dan
20%. lain sebagainya.

Pertanyaan ke - 3 :
Apa alasan anda mencampur bahasa
Indonesia dengan bahasa daerah saat
melakukan komunikasi?.
Dalam pertanyaan tersebut terdapat
beberapa jawaban, dalam setiap sampel.
Untuk jawaban pertama “Sudah terbiasa”.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan siswa ini Pertanyaan ke – 5 :
tidak merasa melakukan kesalahan dalam Apakah anda tertarik mempelajari kaidah
berbahasa data ini juga mencakup bahasa Indonesia
persentase yang cukup tinggi mncapai 50%. Pertanyaan ini, terdapat dua sampel
Untuk jawaban kedua, “karena ada yaitu ada yang tertarik untuk mempelajari
persamaan katanya”. Dari jawaban tersebut kaidah bahasa Indonesia dan ada juga yang
dapat ditarik kesimpulan, siswa sulit kurang minat mempelajari kaiadah bahasa
melakukan perbedaan sehingga Indonesia. Persentase yang ingin
mencampur bahasa tersebut, namun alasan mempelajari kaidah bahasa Indonesia
tersebut berada diposisi terendah yaitu mencapai 60%. Sedangkan yang mungkin
10%. Untuk jawaban ketiga, “ karena ada atau kurang minat belajar bahasa Indonesia
teman yang melakukan bahasa campuran, mencapai 40%.
sehingga ia pun melakukan”. Dalam
jawaban tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa siswa tersebut melakukannya karena
terbawa arus komunikasi, jawaban ini,
berada dalam persentase sedang yaitu 15%.
Dan terdapat jawaban terakhir, yaitu “
Karena tidak bisa mengatakan bahasa
Sunnda, maka ia menggunakan bahasa
campuran untuk media komunikasi”. Dalam data tersebut, dapat ditarik
Berada pada persentase 15% dalam kesimpulan bahwa kaidah Indonesia ada
jawaban ini, dapat ditarik kesimpulan, yang kurang meminati karena dianggap
siswa ini yang membawa pengaruh kelas kurang penting. Padahal tersebut sangat
tersebut melakukan komuikasi campuran. penting karena berpengaruh terhadap
Pertanyaan ke – 4 : perkembangan bahasa kedepannya. Oleh
Apakah anda sering menggunakan karena itu, kita sebagai pendidik harus
bahasa daerah dibanding dengan bahasa merubah mendset para siswa bahwasanya
Indonesia belajar berbahasa itu sesuatu yang
menyenangkan.
Pertanyaan ke – 6 : menjadi sebuah gramatikal, baik melalui
Menurut anda, bagaimana bahasa proses afiksasi, reduplikasi, maupun
Indonesia yang baik itu ? komposisi.
Pada pertanyaan ini terdapat Fungsi kaidah bahasa Indonesia bagi
beberapa jawaban diantaranya : pendidikan sangatlah penting karena
1. Bahasa yang sopan berada pada berpengaruh terhadap perkembangan
persentase 50%. intelektual, sosial, dan emosional peserta
2. Baik sesuai dengan situasi dan didik dan merupakan penunjang
kondisi baik formal maupun non keberhasilan dalam mempelajari semua
formal berada pada persentase 25%. bidang studi, disamping bahasa daerah yang
3. Yang sesuai dengan kaidah peranannya tidak dapat diabaikan.
kebahasaan berada pada persentase Kaidah Bahasa Indonesia pada siswa
25%. MTs PERSIS 81 Cikarag, Cibatu – Garut
Dalam data tersebut telah kita ketahui, kelas 8, dipelajari dengan baik oleh guru
bahwa siswa MTs PERSIS 81 Cikarag akademik, namun dalam praktek komunikasi
sudah mulai mengenal bahasa Indonesia masih menggunakan bahasa campuran.
yang baik walaupun hanya gambaran Karena beberapa faktor, yaitu terpengaruh
umum. Maka perkembangan bahasa oleh orang luar, adanya persamaan kata,
Indonesia tidak akan terganggu walaupun hingga akhirnya terbiasa melakukannya.
menggunakan bahasa campuran. Selain itu, Minat siswa untuk mempelajari
terdapat media pembelajaran bahasa kaidah bahasa Indonesia cukup tinggi,
Indonesia yang dipandu oleh guru walaupun ada sebagian siswa yang kurang
akademik untuk memperkuat pengetahuan meminatinya. Maka dari itu, hal ini menjadi
para siswa kelas 8 MTs PERSIS 81 tugas seorang pendidik untuk merubah
Cikarag. mendset siswa dan menumbuhkan kesadaran
betapa pentingnya memahami penggunaan
Simpulan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Fungsi kaidah bahasa Indonesia untuk
membuat penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar secara ucapan maupun Daftar Pustaka
lisan.
Adapun kaidah bahasa Indonesia Amran, Halim 1976. Politik Bahasa
meliputi kaidah tata bahasa, kaidah Nasional. Jakarta: Pusat Pembinaan
ejaan, dan kaidah pembentukan istilah. dan Pengembangan Bahasa Depdikbud
Kaidah tata bahasa adalah cabang RI.
ilmu pengetahuan yang mempelajari kaidah Nugraheni, Sri Aninditya dan Nisa Syuhda.
– kaidah mengatur penggunaan bahasa. 2019. “Pola Komunikasi Bahasa
Sedangkan, Kaidah ejaan adalah Melayu di Lingkungan Akademik
keseluruhan peraturan tentang bagaimana (Pada Mahasiswa di UIN Riau) dalam
menggunakan lambang – lambang bunyi Sirok Bastra: Jurnal Bahasa dan
bahasa dan bagimana hubungan antara Pengajarannya (hlm.136).
lambang – lambang tersebut (pemisahan
dan penggabungannya). Secara teknis, Umar, Azhar. 2017. “Kaidah Bahasa
kaidah ejaan dan tanda baca adalah aturan – Indonesia”. Makalah.
aturan mengenai penulisan huruf, penulisan
kata, dan penulisan tanda baca. Dan http://www.seputarpengetahuan.co.id
pembentukan istilah menurut Chaer (2014
: 169) bahwa bentuk dasar atau kosakata https://mentarigroups.com/blog/bahasa-
dalam bahasa fleksi dan aglutunasi (bahasa indonesia-yang-baik-dan-benar/
asing) harus dibentuk terlebih dahulu
http://www.markijar.com/2016/07/tata-
bahasa-indonesia-lengkap.html?=1

https://id.m.wikisource.org/wiki/haman_ut
ama

Anda mungkin juga menyukai