Anda di halaman 1dari 6

PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA

DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA

oleh
Fajar Hilmya Yusifa, R. Hendaryan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Galuh

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidaksadaran pembicara dan lawan bicara bahwa ada kaidah-
kaidah kesantunan yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa dan interpretasi-interpretasi
pembicara terhadap tindakan dan ucapan lawan bicara. Sehingga pembicaraan dapat dipahami oleh
keduanya. Selama ini kita hanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saja, padahal
ada bahasa santun yang harus kita gunakan supaya komunikasi kita menjadi lebih baik dan tidak
menyinggung perasaan lawan bicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena penulis mengidentifikasi serta mendeskripsikan masalah-
masalah yang berkenaan dengan tuturan yang tidak santun melalui analisis data. Dari hasil
penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa 1). Bentuk kesantunan berbahasa Indonesia dapat
dilihat dari aspek linguistis dan pragmatis. Aspek linguistis meliputi intonasi, diksi dan struktur
kalimat. a. Penutur akan dikatakan santun ketika ia mampu menguasai emosi yang ada dalam
dirinya. b. Penggunaan pilihan kata yang baik, tepat dan sesuai akan menghasilkan tuturan yang
santun. c. Penggunaan struktur kalimat yang benar mempengaruhi penilaian lawan tutur terhadap
sebuah tuturan. Aspek pragmatis meliputi majas, basa-basi, peribahasa dan campur kode. 2) Pola
kesantunan berbahasa Indonesia meliputi : a. Tuturan langsung b. Tuturan tak langsung. Penutur
yang mampu menyatakan maksudnya secara tak langsung akan dinilai lebih santun jika dibandingkan
penutur yang menyampaikan maksud secara langsung. Pola kesantunan berbahasa Indonesia antara
siswa dan siswa di lingkungan sekolah keseluruhan menggunakan tuturan langsung tanpa basa basi,
mencerminkan pribadi siswa SMP yang cenderung apa adanya.

Kata kunci: analisis bahasa, jejaring sosial, facebook

PENDAHULUAN diharapkan menggunakan bahasa yang santun


Praktik berkomunikasi, tidak akan agar lawan bicara dapat menghormatinya.
pernah lepas dari adanya bentuk dan pola Bahasa yang santun adalah bahasa yang
kesantunan berbahasa Indonesia. Bentuk dapat diterima oleh orang lain dan tidak
kesantunan meliputi bentuk kesantunan menyinggung perasaan orang tersebut. Namun,
linguistis dan pragmatis. Kaidah berbahasa pada kenyataannya masih banyak orang yang
secara linguistis antara lain digunakannya tidak bisa berbahasa dengan santun karena
struktur kalimat, pilihan kata ( diksi ) dan berbagai hal yaitu belum adanya piranti yang
intonasi yang benar agar komunikasi berjalan standar, ketidaktahuan penutur terhadap norma
lancar, sedangkan kaidah berbahasa secara dan nilai kesantunan.“Santun adalah halus dan
pragmatis misalnya dengan menggunakan baik ( budi bahasanya, tingkah lakunya ), sabar
gaya bahasa. Selanjutnya pola kesantunan dan tenang, sopan, penuh rasa belas kasihan,
berbahasa meliputi tuturan langsung dan tak suka menolong” (KBBI, 2008:1224).
langsung. Nababan (1986) “menyatakan bahwa
Berbahasa adalah aktivitas sosial. kesantunan merupakan aturan perilaku yang
Kegiatan berbahasa bisa terwujud apabila ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu
manusia terlibat di dalamnya. Dalam masyarakat tertentu sehingga kesantunan
berbicara, pembicara dan lawan bicara sama- sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati
sama harus menyadari bahwa ada kaidah- oleh perilaku sosial.”
kaidah yang mengatur tindakan, penggunaan Ada dua cara yang dapat dilakukan
bahasa, dan interpretasi-interpretasi pembicara ketika berkomunikasi dengan bahasa, yaitu
terhadap tindakan dan ucapan lawan secara tertulis dan secara lisan. Penggunaan
bicaranya. Ketika kita bertutur, pembicara bahasa secara tertulis merupakan hubungan
komunikasi tidak langsung karena pesan yang

41 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2|Nomor 1|April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN

ingin disampaikan melalui media tulisan, dari bagaimana seseorang bertutur. (Pranowo,
sedangkan penggunaan bahasa secara lisan 2013 : 23 ).
merupakan hubungan komunikasi langsung Penulis memilih analisis kesantunan
yang mengakibatkan adanya peristiwa tutur berbahasa pada tuturan siswa di sekolah
dan tindak tutur. berdasarkan pertimbangan bahwa ragam
Ketika berkomunikasi, seseorang harus bahasa yang kasar kerap kali menjadi
memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. instrumen komunikasi dalam pergaulan
Ironisnya, kesantunan dalam berbahasa sebagian masyarakat Indonesia, baik di
mengalami pengikisan. Hal ini tampak pada kalangan yang berpendidikan maupun yang
salah satu fenomena kebahasaan yang penulis tidak berpendidikan karena, penelitian
dapatkan yaitu tuturan yang diucapkan oleh mengenai kesantunan berbahasa ini masih
salah satu siswa : jarang dilakukan maka penulis tertarik untuk
1. Hei, mana tugas matematika kamu aku menelitinya.
mau lihat!
2. Maaf Rin, boleh Aku lihat tugas METODE
matematika kamu ? Metode merupakan suatu langkah kerja
Fenomena kebahasaan di atas yang berencana dan teratur untuk mencapai
merupakan penggalan salah satu kalimat suatu tujuan. Latar belakang dan masalah yang
penunjukan kesantunan berbahasa Indonesia muncul dalam penelitian ini adalah masalah-
yang diucapkan oleh siswa SMPN 5 Ciamis. masalah faktual. Maksudnya, masalah
Penulis akan meneliti fenomena kebahasaan kesantunan berbahasa adalah masalah yang
yang terjadi di kalangan siswa, yaitu bahasa sedang dihadapi oleh pemakai bahasa
Sunda, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Indonesia sekarang. Penelitian ini
Tuturan tersebut pada dasarnya sama- menggunakan analisis kualitatif yang bersifat
sama mengharapkan mitra tutur ( siswa A ) deskriptif. Data yang dihasilkannya berupa
memberikan tanggapan yang berupa kata-kata dan kalimat-kalimat yang termasuk
memberikan izin kepada siswa B. Kedua kategori sarkasme yang diucapkan siswa di
tuturan itu menghendaki wujud tanggapan lingkungan sekolah.
yang sama. Tuturan kedua memiliki tingkat Dalam hal ini penulis membuat
kelangsungan yang lebih tinggi dibandingkan deskripsi tentang bagaimana bentuk
dengan tuturan pertama. Berbeda halnya kesantunan berbahsa Indonesia yang
apabila tingkat kelangsungan dan digunakan oleh siswa. Selain itu, penulis juga
ketidaklangsungan itu dikaitkan dengan mengumpulkan fakta-fakta mengenai pola
tingkatan-tingkatan kesantunan. Dapat kesantunan berbahasa Indonesia yang
dikatakan bahwa tuturan pertama memiliki digunakan oleh siswa di lingkungan sekolah.
kadar kesantunan yang rendah dibandingkan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah
dengan tuturan kedua. Maka dapat penunjukan pola kesantunan berbahasa
disimpulkan bahwa tuturan yang langsung Indonesia oleh siswa di lingkungan SMP.
kurang santun dibandingkan dengan tuturan
yang tidak langsung. Tabel fokus kajian penelitian
Penulis akan meneliti fenomena Fokus Kajian Aspek yang Alat Ukur
kebahasaan yang terjadi di lingkungan dikaji
sekolah. Banyak hal yang membuat kata-kata 1.Bentuk 1. Teori
kasar keluar dari pemakainya salah satunya kesantunan kesantunan
adalah gaya bahasa sarkasme. Sarkasme itu berbahasa menurut
Penunjukan
Indonesia Pranowo.
sendiri kadang bisa memancing kemarahan kesantunan
antara siswa 2. Rekaman
orang yang dituju, tetapi kadang juga tidak berbahasa
dengan siswa. siswa
berpengaruh. Karena itu sudah menjadi hal Indonesia oleh
yang lumrah untuk keduanya padahal siswa SMPN 5
2.Pola 1. Teori
berbahasa santun sangat penting dilakukan Ciamis
kesantunan kesantunan
karena bahasa mencerminkan pribadi berbahasa menurut Dell
seseorang dan karaketr seseorang dapat dibaca Indonesia Hymes.

42 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2 | Nomor 1 | April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN

antara siswa 2. Rekaman semua rumusan masalah akan dijawab dan


dengan siswa. siswa dijelaskan. Rumusan masalah pertama yakni
bagaimana bentuk kesantunan berbahasa
Indonesia yang digunakan oleh siswa di
lingkungan sekolah ? Konteks tuturan atau
HASIL DAN PEMBAHASAN percakapan pada hasil penelitian di atas akan
Berdasarkan penelitian yang telah dianalisis berdasarkan bentuk kesantunan yang
dilaksanakan dengan teknik yang telah dibagi menjadi dua yaitu linguistik dan
dijelaskan pada bab sebelumnya, penulis pragmatik. Segi linguistik meliputi intonasi,
mendapatkan hasil penelitian berupa rekaman. diksi dan struktur kalimat. Percakapan di
Pada bagian ini akan dideskripsikan hasil bawah ini terjadi antara siswa dengan siswa
penelitian mengenai penunjukan kesantunan dalam situasi pergaulan dan berlangsung pada
berbahasa Indonesia siswa SMPN 5 Ciamis. jam istirahat.
Secara teoritis dapat dirumuskan kesantuna Percakapan 1 Situasi Pergaulan
berbahasa berkaitan erat dengan bentuk dan Percakapan 1 Indikator kesantunan
pola kesantunan berbahasa. Dell Hymes
Bentuk kesantunan berbahasa dapat Sri : Hai teman- (S) Setting and scene
dilihat dari aspek linguistis dan pragmatis. teman.. tadi malam : Di luar kelas
Aspek linguistis meliputi intonasi, diksi dan nonton sinetron putih ketika jam istirahat
struktur kalimat. Aspek pragmatis berkaitan abu-abu gak ? (P) Participants : Siswa
dengan cara/gaya bahasa, sedangkan pola Risma : Ya nonton dengan siswa (sri, risma,
atuh kan favorit. nur, ria, tati)
kesantunan meliputi tuturan langsung dan tak
Nur : Saya juga (E) Ends : Mereka sedang
langsung. Di bawah ini hasil transkripsi liat lumayan seru loh. membicarakan sinetron
rekaman tuturan/percakapan antara siswa dan Sri : Seru kok putih abu-abu
siswa di lingkungan sekolah pada situasi ada lumayan sich (A) Act sequences
pergaulan : Nur : Hehe : Mengacu pada
Tuturan ( Percakapan ) antara siswa dan daripada lumanyun bentuk dan pesan yang
siswa Ria : Yaaaaahhh disampaikan.
Percakapan 1 semalam aku udah Percakapan di atas
Sri : Hai teman-teman.. tadi malam tidur nyesel banget. berbentuk pesan yang
nonton sinetron putih abu-abu gak ? Tati : Yoyoy disampaikan dengan
sama aku juga bahasa lisan.
Risma : Ya nonton atuh kan favorit.
ketiduran. (K) Key : Cara
Nur : Saya juga liat lumayan seru loh. Sri : Kenapa penyampaian atau nada
Sri : Seru kok ada lumayan sich atuh malah ketiduran yang penuh semangat dan
Nur : Hehe daripada lumanyun jadi we kalian gak dalam percakapan cukup
Ria : Yaaaaahhh semalam aku udah tidur liat Kak Celvin yang dipahami oleh pendengar
nyesel banget. makin cakep aza. atau mitra tutur
Tati : Yoyoy sama aku juga ketiduran. Risma : Ih cakepan (I) instrumentalists
Sri : kenapa atuh malah ketiduran jadi we Aa Derby Romero : Jalur bahasa
kalian gak liat Kak Celvin yang makin cakep atuh, cool abizzz. yang digunakan adalah
aza. bahasa lisan
(N) Norms
Risma : Ih cakepan Aa Derby Romero atuh,
: Norma
cool abizzz. mengacu pada norma
Percakapan 2 sosial
Angga : Kemarin nonton persib enggak (G) Genres
kawan ? : Mengacu pada
Wafa : Ahhh.. buat apa nonton percuma ragam bahasa yang
kalah terus !! digunakan.
Angga : Jangan begitu atuh kamu teh kan Ragam bahasa yang
bobotoh sejati digunakan adalah ragam
Fazri : Iya Wafa biarin atuh pemenang mah santai
kalah dulu baru nanti menang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
didapatkan, maka pada pembahasan inilah

43 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2|Nomor 1|April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN

Hasil Analisis : bahasa yang digunakan siswa dalam tuturan


Kaidah berbahasa secara linguistis situasi pergaulan di atas yaitu penggunaan
antara lain digunakannya diksi ( Piliihan kata logat bahasa daerah dan bahasa asing.
), intonasi dan struktur kalimat.
a. Diksi ( Pilihan Kata ) Percakapan 2
Salah satu faktor penentu bentuk Percakapan 2 Indikator kesantunan Dell
kesantunan yaitu penggunaan pilihan kata ( Hymes
diksi ) yang tepat sesuai dengan peristiwa tutur Angga: Kemarin (S) Setting and scene: Di
dan lawan tutur. Dari tabel di atas dapat dilihat nonton persib luar kelas ketika jam
bahwa tuturan siswa ketika berinteraksi enggak kawan ? istirahat
Wafa: Ahhh.. buat (P) Participants: Siswa
dengan siswa lain dalam situasi pergaulan
apa nonton dengan siswa (angga, wafa,
menggunakan pilhan kata ( diksi ) yang sesuai percuma kalah fazri)
dengan situasi pertuturan. Hal ini terlihat pada terus !! (E) Ends: Mereka sedang
dialog siswa : “ Nur : Saya juga liat lumayan Angga : Jangan membicarakan tim sepak
seru loh ” begitu atuh kamu bola persib
b. Intonasi teh kan bobotoh (A) Act sequences:
Faktor intonasi sangat mempengaruhi sejati Mengacu pada bentuk dan
kesan lawan tutur terhadap sebuah tuturan. Fazri: Iya Wafa pesan yang disampaikan.
Penutur akan dikatakan santun ketika ia biarin atuh Percakapan di atas
mampu menguasai perasaan, emosi yang ada pemenang mah berbentuk pesan yang
kalah dulu baru disampaikan dengan bahasa
dalam dirinya ketika berkomunikasi dengan
nanti menang lisan.
orang lain. Pelafalan yang jelas akan membuat (K) Key: Cara
komunikasi berjalan dengan lancar. Begitu pun penyampaian atau nada
nada tuturan harus sesuai situasi, topik yang biasa saja, tidak tinggi
pembicaraan, lawan tutur, dan jarak. Tabel di dan dalam percakapan
atas menunjukkan bahwa dalam ragam cukup dipahami oleh
pergaulan, siswa yang bernama Risma mampu pendengar atau mitra tutur
menjaga kestabilan intonasi tuturnya meskipun (I) instrumentalists: Jalur
dalam keadaan kesal karena artis favoritnya bahasa yang digunakan
tidak diidolakan teman-teman yang lain. adalah bahasa lisan
(N) Norms: Norma
Terlihat pada dialog : “ Risma : Ih cakepan Aa
mengacu pada norma sosial
Derby Romero atuh, cool abizzz “. (G) Genres: Mengacu pada
c. Struktur Kalimat ragam bahasa yang
Penggunaan struktur kalimat yang benar digunakan.
mempengaruhi penilaian lawan tutur terhadap Ragam bahasa yang
sebuah tuturan. Penutur hendaknya digunakan adalah ragam
menggunakan struktur kalimat yang baik, santai
dapat dipahami dan diterima dengan mudah Hasil Analisis :
tanpa menyinggung perasaan lawan tutur. Pada Kaidah berbahasa secara linguistis
situasi pergaulan di atas siswa yang bernama antara lain digunakannya diksi ( Piliihan kata
Sri menggunakan struktur kalimat yang baik, ), intonasi dan struktur kalimat.
dapat dipahami dan diterima dengan mudah a. Diksi ( Pilihan Kata )
tanpa menyinggung perasaan lawan tutur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
Penutur yang mampu menggunakan struktur tuturan siswa ketika berinteraksi dengan siswa
kalimat dengan baik dapat dikatakan penutur lain dalam situasi pergaulan menggunakan
yang santun. Terlihat pada dialog : “ Sri : Seru pilhan kata ( diksi ) yang sesuai dengan situasi
kok ada lumayan sich “. pertuturan. Terlihat pada dialog, “ Angga :
d. Gaya Bahasa Kemarin nonton persib enggak kawan ? “
Bentuk kesantunan yang kedua yakni b. Intonasi
bentuk kesantunan pragmatis. Bentuk Tabel di atas menunjukkan bahwa
kesantunan pragmatis yaitu cara atau gaya dalam ragam pergaulan, siswa yang bernama
bahasa yang digunakan dalam tuturan. Gaya Wafa kurang mampu menjaga kestabilan

44 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2 | Nomor 1 | April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN

intonasi tuturnya dalam keadaan kesal karena yang makin cakep (I) instrumentalists: Jalur
tim bola favoritnya kalah bertanding. Terlihat aza. bahasa yang digunakan
pada dialog, “Wafa : Ahhh.. buat apa Risma: Ih cakepan adalah bahasa lisan
nonton percuma kalah terus !! “ Aa Derby Romero (N) Norms: Norma
atuh, cool abizzz. mengacu pada norma sosial
c. Struktur Kalimat
(G) Genres: Mengacu pada
Pada situasi pergaulan di atas siswa ragam bahasa yang
yang bernama Angga menggunakan struktur digunakan.
kalimat yang baik, dapat dipahami dan Ragam bahasa yang
diterima lawan tutur. Penutur yang mampu digunakan adalah ragam
menggunakan struktur kalimat dengan baik santai
dapat dikatakan penutur yang santun. Terlihat
pada dialog, “Angga : Kemarin nonton persib
enggak kawan ? “ Hasil Analisis :
d. Gaya Bahasa Pola kesantunan berbahasa meliputi
Bentuk kesantunan yang kedua yakni tuturan tak langsung, terbalik, tuturan yang
bentuk kesantunan pragmatis. Bentuk implisit, gaya bahasa, campur kode atau alih
kesantunan pragmatis yaitu cara atau gaya kode, personal, basa-basi, peribahasa, dan
bahasa yang digunakan dalam tuturan. Gaya ungkapan.
bahasa yang digunakan siswa dalam tuturan a. Tuturan langsung
situasi pergaulan di atas yaitu penggunaan Kadar kelangsungan suatu tuturan akan
logat bahasa daerah. menentukan kesan lawan tutur terhadap
penutur. Penutur yang menyatakan maksudnya
Pola Kesantunan Berbahasa Indonesia secara langsung biasanya dinilai kurang
Antara Siswa dengan Siswa di lingkungan santun. Dari tabel di atas siswa bernama Sri
Sekolah menanyakan kepada teman-temannya secara
Hasil penelitian yang telah didapatkan langsung tentang sinetron putih abu-abu. “ Sri
selanjutnya dianalisis berdasarkan pola :Hai teman-teman.. tadi malam nonton
kesantunan berbahasa yang meliputi tuturan sinetron putih abu-abu gak ? “
tak langsung, terbalik, tuturan yang implisit, b. Tuturan tak langsung
gaya bahasa, campur kode atau alih kode, Kadar ketidaklangsungan suatu tuturan
personal, basa-basi, peribahasa, dan ungkapan. akan menentukan kesan lawan tutur terhasap
Percakapan 1 penutur. Penutur yang mampu menyatakan
Percakapan 1 Indikator kesantunan Dell maksudnya secara tidak langsung akan dinilai
Hymes lebih santun jika dibandingkan penutur yang
Sri : Hai (S) Setting and scene: Di menyampaikan maksud secara langsung. Dari
teman-teman.. tadi luar kelas ketika jam tabel di atas siswa bernama Nur
malam nonton istirahat menyampaikan tuturannya secara tidak
sinetron putih abu- (P) Participants: Siswa
langsung. “ Nur : Hehe daripada lumanyun “.
abu gak ? dengan siswa (sri, risma,
Risma : Ya nonton nur, ria, tati)
atuh kan favorit. (E) Ends : Mereka sedang Percakapan 2
Nur : Saya juga liat membicarakan sinetron Percakapan 2 Indikator kesantunan
lumayan seru loh. putih abu-abu Dell Hymes
Sri : Seru kok ada (A) Act sequences: Angga : Kemarin (S) Setting and scene :
lumayan sich Mengacu pada bentuk dan nonton persib gak Di luar kelas ketika jam
Nur : Hehe pesan yang disampaikan. kawan ? istirahat
daripada lumanyun Percakapan di atas Wafa : Ahhh.. (P) Participants : Siswa
Ria : Yaaaaahhh berbentuk pesan yang buat apa nonton dengan siswa (angga, wafa,
semalam aku udah disampaikan dengan bahasa percuma kalah fazri)
tidur nyesel banget. lisan. terus !! (E) Ends : Mereka sedang
Tati : Yoyoy sama (K) Key : Cara Angga : Jangan membicarakan tim sepak
aku juga ketiduran. penyampaian atau nada begitu atuh kamu bola persib
Sri : Kenapa atuh yang penuh semangat dan teh kan bobotoh (A) Act sequences :
malah ketiduran dalam percakapan cukup sejati Mengacu pada bentuk dan
jadi we kalian gak dipahami oleh pendengar Fazri : Iya Wafa pesan yang disampaikan.
liat Kak Celvin atau mitra tutur biarin atuh Percakapan di atas

45 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2|Nomor 1|April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN

pemenang mah berbentuk pesan yang langsung. pola kesantunan berbahasa


kalah dulu baru disampaikan dengan bahasa Indonesia antara siswa dan siswa di
nanti menang lisan. lingkungan sekolah keseluruhan
(K) Key : Cara menggunakan tuturan langsung tanpa basa
penyampaian atau nada
basi, mencerminkan pribadi siswa SMP
yang biasa saja, tidak tinggi
dan dalam percakapan
yang cenderung apa adanya dan simpel.
cukup dipahami oleh
pendengar atau mitra tutur DAFTAR PUSTAKA
(I) instrumentalists : Chaer, Abdul dan Agustin. 2004.:
Jalur bahasa yang Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
digunakan adalah bahasa Jakarta: Rineka Cipta.
lisan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. KBBI
(N) Norms : Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta:
Norma mengacu pada Gramedia Pustaka Utama.
norma sosial
Harras, Kholid. Santun Berbahasa. Bandung :
(G) Genres :
Mengacu pada ragam
Universitas Pendidikan.
bahasa yang digunakan. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip - Prinsip
Ragam bahasa yang Pragmatik. Jakarta: Universitas
digunakan adalah ragam Indonesia.
santai Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun.
Hasil Analisis : Yogyakarta: Pustaka Pelajar
a. Tuturan langsung
Dari tabel di atas siswa bernama Angga
menanyakan kepada temn-temannya tentang
pertandingan sepak bola tim Persib. “ Angga :
Kemarin nonton persib gak kawan ?”
b. Tuturan tak langsung
Dari tabel di atas tidak ditemukan
tuturan siswa yang disampaikan secara tidak
langsung.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Bentuk kesantunan berbahasa Indonesia
terwujud dalam dua aspek, yaitu aspek
linguistis dan pragmatis. Aspek linguistis
meliputi intonasi, diksi dan struktur
kalimat dan aspek pragmatis berkaitan
dengan majas, basa-basi, peribahasa dan
campur kode. Bentuk kesantunan
berbahasa Indonesia antara siswa dan
siswa di lingkungan sekolah keseluruhan
menggunakan intonasi, diksi, struktur
kalimat, majas, basa-basi, peribahasa dan
campur kode yang tepat dan sesuai
sehingga tuturan dapat diterima dan
dipahami oleh mitra tutur.
2. Pola kesantunan berbahasa Indonesia
meliputi tuturan langsung dan tak

46 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2 | Nomor 1 | April 2018

Anda mungkin juga menyukai