oleh
Fajar Hilmya Yusifa, R. Hendaryan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Galuh
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidaksadaran pembicara dan lawan bicara bahwa ada kaidah-
kaidah kesantunan yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa dan interpretasi-interpretasi
pembicara terhadap tindakan dan ucapan lawan bicara. Sehingga pembicaraan dapat dipahami oleh
keduanya. Selama ini kita hanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saja, padahal
ada bahasa santun yang harus kita gunakan supaya komunikasi kita menjadi lebih baik dan tidak
menyinggung perasaan lawan bicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena penulis mengidentifikasi serta mendeskripsikan masalah-
masalah yang berkenaan dengan tuturan yang tidak santun melalui analisis data. Dari hasil
penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa 1). Bentuk kesantunan berbahasa Indonesia dapat
dilihat dari aspek linguistis dan pragmatis. Aspek linguistis meliputi intonasi, diksi dan struktur
kalimat. a. Penutur akan dikatakan santun ketika ia mampu menguasai emosi yang ada dalam
dirinya. b. Penggunaan pilihan kata yang baik, tepat dan sesuai akan menghasilkan tuturan yang
santun. c. Penggunaan struktur kalimat yang benar mempengaruhi penilaian lawan tutur terhadap
sebuah tuturan. Aspek pragmatis meliputi majas, basa-basi, peribahasa dan campur kode. 2) Pola
kesantunan berbahasa Indonesia meliputi : a. Tuturan langsung b. Tuturan tak langsung. Penutur
yang mampu menyatakan maksudnya secara tak langsung akan dinilai lebih santun jika dibandingkan
penutur yang menyampaikan maksud secara langsung. Pola kesantunan berbahasa Indonesia antara
siswa dan siswa di lingkungan sekolah keseluruhan menggunakan tuturan langsung tanpa basa basi,
mencerminkan pribadi siswa SMP yang cenderung apa adanya.
41 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2|Nomor 1|April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN
ingin disampaikan melalui media tulisan, dari bagaimana seseorang bertutur. (Pranowo,
sedangkan penggunaan bahasa secara lisan 2013 : 23 ).
merupakan hubungan komunikasi langsung Penulis memilih analisis kesantunan
yang mengakibatkan adanya peristiwa tutur berbahasa pada tuturan siswa di sekolah
dan tindak tutur. berdasarkan pertimbangan bahwa ragam
Ketika berkomunikasi, seseorang harus bahasa yang kasar kerap kali menjadi
memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. instrumen komunikasi dalam pergaulan
Ironisnya, kesantunan dalam berbahasa sebagian masyarakat Indonesia, baik di
mengalami pengikisan. Hal ini tampak pada kalangan yang berpendidikan maupun yang
salah satu fenomena kebahasaan yang penulis tidak berpendidikan karena, penelitian
dapatkan yaitu tuturan yang diucapkan oleh mengenai kesantunan berbahasa ini masih
salah satu siswa : jarang dilakukan maka penulis tertarik untuk
1. Hei, mana tugas matematika kamu aku menelitinya.
mau lihat!
2. Maaf Rin, boleh Aku lihat tugas METODE
matematika kamu ? Metode merupakan suatu langkah kerja
Fenomena kebahasaan di atas yang berencana dan teratur untuk mencapai
merupakan penggalan salah satu kalimat suatu tujuan. Latar belakang dan masalah yang
penunjukan kesantunan berbahasa Indonesia muncul dalam penelitian ini adalah masalah-
yang diucapkan oleh siswa SMPN 5 Ciamis. masalah faktual. Maksudnya, masalah
Penulis akan meneliti fenomena kebahasaan kesantunan berbahasa adalah masalah yang
yang terjadi di kalangan siswa, yaitu bahasa sedang dihadapi oleh pemakai bahasa
Sunda, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Indonesia sekarang. Penelitian ini
Tuturan tersebut pada dasarnya sama- menggunakan analisis kualitatif yang bersifat
sama mengharapkan mitra tutur ( siswa A ) deskriptif. Data yang dihasilkannya berupa
memberikan tanggapan yang berupa kata-kata dan kalimat-kalimat yang termasuk
memberikan izin kepada siswa B. Kedua kategori sarkasme yang diucapkan siswa di
tuturan itu menghendaki wujud tanggapan lingkungan sekolah.
yang sama. Tuturan kedua memiliki tingkat Dalam hal ini penulis membuat
kelangsungan yang lebih tinggi dibandingkan deskripsi tentang bagaimana bentuk
dengan tuturan pertama. Berbeda halnya kesantunan berbahsa Indonesia yang
apabila tingkat kelangsungan dan digunakan oleh siswa. Selain itu, penulis juga
ketidaklangsungan itu dikaitkan dengan mengumpulkan fakta-fakta mengenai pola
tingkatan-tingkatan kesantunan. Dapat kesantunan berbahasa Indonesia yang
dikatakan bahwa tuturan pertama memiliki digunakan oleh siswa di lingkungan sekolah.
kadar kesantunan yang rendah dibandingkan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah
dengan tuturan kedua. Maka dapat penunjukan pola kesantunan berbahasa
disimpulkan bahwa tuturan yang langsung Indonesia oleh siswa di lingkungan SMP.
kurang santun dibandingkan dengan tuturan
yang tidak langsung. Tabel fokus kajian penelitian
Penulis akan meneliti fenomena Fokus Kajian Aspek yang Alat Ukur
kebahasaan yang terjadi di lingkungan dikaji
sekolah. Banyak hal yang membuat kata-kata 1.Bentuk 1. Teori
kasar keluar dari pemakainya salah satunya kesantunan kesantunan
adalah gaya bahasa sarkasme. Sarkasme itu berbahasa menurut
Penunjukan
Indonesia Pranowo.
sendiri kadang bisa memancing kemarahan kesantunan
antara siswa 2. Rekaman
orang yang dituju, tetapi kadang juga tidak berbahasa
dengan siswa. siswa
berpengaruh. Karena itu sudah menjadi hal Indonesia oleh
yang lumrah untuk keduanya padahal siswa SMPN 5
2.Pola 1. Teori
berbahasa santun sangat penting dilakukan Ciamis
kesantunan kesantunan
karena bahasa mencerminkan pribadi berbahasa menurut Dell
seseorang dan karaketr seseorang dapat dibaca Indonesia Hymes.
42 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2 | Nomor 1 | April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN
43 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2|Nomor 1|April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN
44 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2 | Nomor 1 | April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN
intonasi tuturnya dalam keadaan kesal karena yang makin cakep (I) instrumentalists: Jalur
tim bola favoritnya kalah bertanding. Terlihat aza. bahasa yang digunakan
pada dialog, “Wafa : Ahhh.. buat apa Risma: Ih cakepan adalah bahasa lisan
nonton percuma kalah terus !! “ Aa Derby Romero (N) Norms: Norma
atuh, cool abizzz. mengacu pada norma sosial
c. Struktur Kalimat
(G) Genres: Mengacu pada
Pada situasi pergaulan di atas siswa ragam bahasa yang
yang bernama Angga menggunakan struktur digunakan.
kalimat yang baik, dapat dipahami dan Ragam bahasa yang
diterima lawan tutur. Penutur yang mampu digunakan adalah ragam
menggunakan struktur kalimat dengan baik santai
dapat dikatakan penutur yang santun. Terlihat
pada dialog, “Angga : Kemarin nonton persib
enggak kawan ? “ Hasil Analisis :
d. Gaya Bahasa Pola kesantunan berbahasa meliputi
Bentuk kesantunan yang kedua yakni tuturan tak langsung, terbalik, tuturan yang
bentuk kesantunan pragmatis. Bentuk implisit, gaya bahasa, campur kode atau alih
kesantunan pragmatis yaitu cara atau gaya kode, personal, basa-basi, peribahasa, dan
bahasa yang digunakan dalam tuturan. Gaya ungkapan.
bahasa yang digunakan siswa dalam tuturan a. Tuturan langsung
situasi pergaulan di atas yaitu penggunaan Kadar kelangsungan suatu tuturan akan
logat bahasa daerah. menentukan kesan lawan tutur terhadap
penutur. Penutur yang menyatakan maksudnya
Pola Kesantunan Berbahasa Indonesia secara langsung biasanya dinilai kurang
Antara Siswa dengan Siswa di lingkungan santun. Dari tabel di atas siswa bernama Sri
Sekolah menanyakan kepada teman-temannya secara
Hasil penelitian yang telah didapatkan langsung tentang sinetron putih abu-abu. “ Sri
selanjutnya dianalisis berdasarkan pola :Hai teman-teman.. tadi malam nonton
kesantunan berbahasa yang meliputi tuturan sinetron putih abu-abu gak ? “
tak langsung, terbalik, tuturan yang implisit, b. Tuturan tak langsung
gaya bahasa, campur kode atau alih kode, Kadar ketidaklangsungan suatu tuturan
personal, basa-basi, peribahasa, dan ungkapan. akan menentukan kesan lawan tutur terhasap
Percakapan 1 penutur. Penutur yang mampu menyatakan
Percakapan 1 Indikator kesantunan Dell maksudnya secara tidak langsung akan dinilai
Hymes lebih santun jika dibandingkan penutur yang
Sri : Hai (S) Setting and scene: Di menyampaikan maksud secara langsung. Dari
teman-teman.. tadi luar kelas ketika jam tabel di atas siswa bernama Nur
malam nonton istirahat menyampaikan tuturannya secara tidak
sinetron putih abu- (P) Participants: Siswa
langsung. “ Nur : Hehe daripada lumanyun “.
abu gak ? dengan siswa (sri, risma,
Risma : Ya nonton nur, ria, tati)
atuh kan favorit. (E) Ends : Mereka sedang Percakapan 2
Nur : Saya juga liat membicarakan sinetron Percakapan 2 Indikator kesantunan
lumayan seru loh. putih abu-abu Dell Hymes
Sri : Seru kok ada (A) Act sequences: Angga : Kemarin (S) Setting and scene :
lumayan sich Mengacu pada bentuk dan nonton persib gak Di luar kelas ketika jam
Nur : Hehe pesan yang disampaikan. kawan ? istirahat
daripada lumanyun Percakapan di atas Wafa : Ahhh.. (P) Participants : Siswa
Ria : Yaaaaahhh berbentuk pesan yang buat apa nonton dengan siswa (angga, wafa,
semalam aku udah disampaikan dengan bahasa percuma kalah fazri)
tidur nyesel banget. lisan. terus !! (E) Ends : Mereka sedang
Tati : Yoyoy sama (K) Key : Cara Angga : Jangan membicarakan tim sepak
aku juga ketiduran. penyampaian atau nada begitu atuh kamu bola persib
Sri : Kenapa atuh yang penuh semangat dan teh kan bobotoh (A) Act sequences :
malah ketiduran dalam percakapan cukup sejati Mengacu pada bentuk dan
jadi we kalian gak dipahami oleh pendengar Fazri : Iya Wafa pesan yang disampaikan.
liat Kak Celvin atau mitra tutur biarin atuh Percakapan di atas
45 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2|Nomor 1|April 2018
PENUNJUKAN KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA
DALAM RAGAM PERGAULAN OLEH SISWA
R HENDARYAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Bentuk kesantunan berbahasa Indonesia
terwujud dalam dua aspek, yaitu aspek
linguistis dan pragmatis. Aspek linguistis
meliputi intonasi, diksi dan struktur
kalimat dan aspek pragmatis berkaitan
dengan majas, basa-basi, peribahasa dan
campur kode. Bentuk kesantunan
berbahasa Indonesia antara siswa dan
siswa di lingkungan sekolah keseluruhan
menggunakan intonasi, diksi, struktur
kalimat, majas, basa-basi, peribahasa dan
campur kode yang tepat dan sesuai
sehingga tuturan dapat diterima dan
dipahami oleh mitra tutur.
2. Pola kesantunan berbahasa Indonesia
meliputi tuturan langsung dan tak
46 | J u r n a l L i t e r a s i
Volume 2 | Nomor 1 | April 2018