Nanang Bustanul Fauzi, Muh. Fatoni Rohman, dan Maulfi Syaiful Rizal
Universitas Brawijaya
Jalan Veteran Malang, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur
Pos-el: banyubening@ub.ac.id
Abstrak: Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Keterampilan berbahasa
ini berguna untuk menulis skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa dalam meraih gelar sarjana (magister dan
atau doktor). Dalam penulisan skripsi, ejaan, dan kalimat yang digunakan merupakan kalimat yang baku dan
efektif agar pembaca mudah memahami maksud penulis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kesalahan menulis ejaan, peristilahan, dan kesalahan menulis kalimat pada skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualiatif dengan rancangan studi
kasus untuk memperoleh deskripsi data. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa kesalahan berbahasa yang
paling banyak ditemukan, yaitu kesalahan ejaan yang digunakan oleh mahasiswa dalam skripsi. Kesalahan
ejaan tersebut berupa pemakaian tanda baca sebanyak 52,03%, penulisan kata 39,53%, dan penulisan huruf
0,08%, sedangkan kesalahan penulisan kalimat ditemukan pada aspek ketidaksepadanan struktur,
ketidakhematan, ketidakcermatan, ketidakpaduan, ketidakparalelan, dan ketidaklogisan dalam kalimat.
Abstract: Writing is a skill that must be mastered by students. These language skills are useful for writing a
thesis as a final assignment for students to get a bachelor's degree (master and / or doctorate). In thesis
writing, spelling, and sentences used are standard and effective sentences so that readers easily understand
the intent of the author. This study aims to describe mistakes in writing spelling, terminology, and writing
mistakes in the thesis of UB's Faculty of Arts students. This study uses qualitative research with a case study
design to obtain a description of the data. The results of this study reveal that the most common language
errors are found, namely spelling errors used by students in the thesis. The spelling mistakes were 52.03%
the use of punctuation, 39.53% word writing, and 0.08% letter writing, while sentence writing errors were
found in aspects of structural incompatibility, inequality, inaccuracy, incoherence, disparity, and
incoherence in the sentence .
53
BÉBASAN, Vol. 6, No. 1, edisi Juni 2019: 52—59
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya? dengan surat keputusan NO. 196/1975
dan Bagaimana kesalahan menulis kalimat memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan
dalam skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Budaya Universitas Brawijaya? Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.
Berdasarkan permasalahan yang Ejaan yang disempurnakan itu terdiri
dirumuskan, Tujuan dalam penelitia ini atas empat bab, yaitu (1) pemakaian huruf, (2)
adalah penulisan kata, (3) pemakaian tanda baca, dan
1. mendeskripsikan kesalahan menulis ejaan (4) penulisan unsur serapan (PUEBI, 2016:
dan peristilahan pada skripsi mahasiswa 1).
Fakultas Ilmu Budaya Universitas 2.2 Hakikat Kalimat
Brawijaya Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata
2. mendeskripsikan kesalahan menulis atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
kalimat dalam skripsi mahasiswa Fakultas dan menyatakan makna yang lengkap.
Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
KAJIAN TEORI dengan cara lisan maupun tulisan. Kalimat
2.1 Hakikat Ejaan dalam wujud lisan diucapkan dengan suara
Badudu (1985: 31) menyatakan bahwa ejaan naik turun, dan keras lembut, di sela jeda, dan
merupakan perlambangan fonem dengan diakhiri dengan intonasi akhir.
huruf. Dalam sistem suatu bahasa ditetapkan Sementara itu, dalam wujud tulisan
bagaimanakah fonem-fonem bahasa itu berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
dilambangkan. Lambang itu dinamakan kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),
huruf. Selain itu, perlambangan fonem tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-
dengan huruf, dalam sistem ejaan termasuk kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik
juga (1) ketetapan tentang bagaimana satu- lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah
satuan morfologi seperti kata dasar, kata subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau
ulang, kata majemuk, kata berimbuhan, dan tidak memiliki kedua unsur tersebut,
partikel-partikel dituliskan, dan (2) ketetapan pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan
tentang bagaimana menuliskan kalimat dan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan
bagian-bagian kalimat dengan pemakaian frasa dengan kalimat. Kalimat sebagai salah
tanda baca seperti titik, koma, titik koma, titik satu bentuk konstruksi sintaksis yang paling
dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru. besar.
Sependapat dengan pendapat tersebut, Dalam berbagai buku linguistik atau
Mustakim (1994: 128) mengemukakan tata bahasa, pengertian kalimat sangat
bahwa ejaan adalah ketentuan yang mengatur bervariasi. Dalam keseluruhan konsep yang
penulisan huruf menjadi satuan yang lebih ada itu dapat digolongkan menjadi dua
besar berikut penggunaan tanda baca. Ejaan kelompok, yakni konsep kalimat secara
yang digunakan dalam bahasa Indonesia saat tradisional dan konsep kalimat secara
ini dikenal dengan sebutan Ejaan Yang struktural (Suhardi, 2008: 79).
Disempurnakan (EYD). Ejaan ini ditetapkan
pada tahun 1972. Ejaan sebelumnya, seperti 2.3 Kalimat Efektif
ejaan Ch. A. Van Ophuijsen (1901), ejaan Kalimat efektif menurut Razak (1985: 2)
Suwandi (1947), dan ejaan (1966). dikenal dalam hubungan fungsi kalimat
Pada tanggal 12 Oktober 1972, panitia selaku alat komunikasi. Kalimat yang efektif
pengembangan bahasa Indonesia Departeman mampu memuat isi atau maksud yang
Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan disampaikan. Kalimat efektif memerlukan
buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa beberapa persyaratan, selain persyaratan
Indonesia yang Disempurnakan” dengan struktural. Kalimat efektif harus mempunyai
penjelasan kaidah penggunaan yang lebih tenaga yang menarik di dalam tulisan untuk
luas. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
54
Analisis Kesalahan Ejaan… (Nanang Bustanul Fauzi, dkk.)
membentuk kerja sama melalui sistem yang pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 61).
bervariasi. Pembatasan pemilihan sumber data adalah (1)
Razak (1985: 3) menegaskan bahwa bagian latar belakang skripsi (2) skripsi
kalimat yang polanya salah menurut tata mahasiswa ber-IPK terbaik, (3) mahasiswa
bahasa jelas tidak efektif, akan tetapi kalimat yang lulus pada periode dan tahun akademik
yang polanya betul menurut tata bahasa juga tertentu, dan (3) 10 % dari seluruh jumlah
belum tentu efektif. Keefektifan kalimat dapat skripsi yang telah ditentukan dengan dasar
ditingkatkan melalui kemampuan mencari sebelumnya. Latar belakang dipilih karena
variasi pemilihan kata serta keragaman bagian inilah yang menjadi cikal bakal dan
konstruksinya. dasar pemikiran skripsi mahasiswa. Pemilihan
Pengarang menulis karangan untuk skripsi yang ditulis mahasiswa dengan IPK
menyampaikan pesan moral kepada terbaik diharapkan mampu mewakili tulisan
pembacanya. Ia menawarkan berbagai pilihan terbaik di prodinya. Jumlah 10 % didasarkan
kepada pembaca dalam menanggapi pada waktu yang dibutuhkan dalam kerja
tulisannya. Hal ini berarti fungsi kalimat tidak penelitian. Semakin cepat hasil penelitian
hanya untuk memberitahukan atau diperoleh, semakin akurat representasi dan
menanyakan sesuatu, tetapi mencakup semua hasil pemetaan kondisi kemampuan
aspek kejiwaan ekspresi manusia. berbahasa mahasiswa pada waktu tertentu.
Kalimat efektif tidak hanya dibangun oleh Data yang dikumpulkan berupa tulisan latar
struktur gramatik, tetapi juga pilihan kata belakang yang dipecah menjadi unit analisis
yang dirangkai dalam bentuk kalimat. berupa kalimat dan kata.
Perangakaian kata itu harus menyesuaikan
topik dan konteks wacana. 3.3 Teknik Pemerolehan Data
Sebuah kalimat efektif mempunyai Teknik pengumpulan dilakukan dalam tiga
ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur tahap. Tahap pertama adalah dengan
(bersinggungan dengan kehematan), membaca teks dengan seksama, yakni
keparalelan (disebut juga dengan kohesi dilakukan dengan membaca kritis.
kalimat), kepaduan (disebut juga dengan Pembacaan dilakukan berulang kali dengan
koherensi kalimat), serta kecermatan, dan melibatkan kepekaan, kemampuan, wawasan,
kelogisan dalam satu ruang lingkup (Rahardi, dan pengetahuan peneliti tentang kesalahan
2009: 129). berbahasa yang didasarkan pada ejaan,
peristilahan, dan kalimat efektif. Kedua adalah
METODE PENELITIAN dengan mengidentifikasi bagian-bagian teks
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian dengan menandai bagian-bagian teks. Ketiga
Penelitian ini menggunakan penelitian adalah dengan mengklasifikasikan data yang
kualitatif dengan rancangan studi kasus untuk sudah ditandai dengan memasukkan ke dalam
memperoleh deskripsi tersebut. Jadi, instrumen lembar klasifikasi dan kodefikasi
penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian data sehingga diperoleh korpus data.
deskriptif kualitatif. Penelitian ini menyajikan
data selengkapnya dalam tabel data untuk 3.4 Rancangan penelitian
mendeskripsikan jenis kesalahan kalimat yang Pelaksakan penelitian ini akan dipecah
terdapat dalam skripsi mahasiswa Fakultas menjadi beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut
Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. diharapkan dapat menjadi acuan kerja
masing-masing anggota tim sesuai dengan
3.2 Data dan Sumber Data tanggung jawabnya. Beberapa langkah kerja
Penelitian ini adalah penelitian linguistik tersebut akan dipecah menjadi kegiatan
sinkronik, artinya sewaktu dalam kurun masa sebagai berikut:
tertentu. Sumber data dipilih dengan teknik a. Memetakan rancangan kerja dan membagi
pengambilan sampel purposive sampling, tugas pada masing-masing anggota
yaitu teknik penentuan sampel dengan
55
BÉBASAN, Vol. 6, No. 1, edisi Juni 2019: 52—59
56
Analisis Kesalahan Ejaan… (Nanang Bustanul Fauzi, dkk.)
57
BÉBASAN, Vol. 6, No. 1, edisi Juni 2019: 52—59
58
Analisis Kesalahan Ejaan… (Nanang Bustanul Fauzi, dkk.)
Daftar Pustaka
Badudu , J.S. 1985. Cakrawala Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2013. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan & Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung:
Yrana Widya.
LPPM, 2016, Rencana Induk Penelitian
Universitas Brawijaya 2016 – 2020,
(Dokumen, tidak diterbitkan)
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan
Berbahasa: Panduan ke arah
59