Anda di halaman 1dari 14

Kenapa Perlu Psikologi

Proyektif

Pendekatan behavioral hanya melihat manusia


dari gejala-gejala yang nampak dari luar (alam
sadar) dan kurang memperhatikan hal-hal yang
sifatnya internal (alam bawah sadar).
Jiwa Manusia

ALAM SADAR

BAHAYA
Simbolik, ex. Mimpi,
lamunan, salah ucap,
defence mechanism
ALAM PRA SADAR

BAHAYA

ALAM TAK SADAR


Pandangan Psikologi Proyektif
tentang Manusia

1. Individu merupakan kebulatan (pendekatan


wholistik), artinya segala perilaku manusia
tidak hanya didukung satu atau dua unsur saja
yang aktif, tetapi seluruh aspek/unsur yang ada
pada individu ikut aktif dan berfungsi.
2. psikologi proyektif banyak mempelajari
bagaimana individu memproyeksikan keadaan
pribadinya yang tidak dapat diungkap secara
nyata.
Struktur Kepribadian

ID (insting, Drive) EGO (DIRI)


Pleasure Principle Reality Principle
Reflex, Primary Process Secondary Process

SUPER EGO (NILAI) Consciene


Idealistic Principle Ego ideal
Dinamika Kepribadian

kateksis
kateksis
ID EGO Proses
(Insting/Drive) Anti kateksis Identifikasi Psikologi

Ego Defense
Mechanism
Pandangan Psikologi Proyektif
dlm Melihat Kepribadian

1. Kepribadian dianggap sebagai proses, bukan hanya


koleksi aspek-aspeknya.
2. Kepribadian yang diungkap dengan tes proyeksi
adalah merupakan interaksi dari apa yang ada di
dalam dirinya dan lingkungan kebudayaan fisik,
sehingga dalam tes proyeksi akan ada
kecenderungan perbedaan “popular response”
masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.
Definisi Proyektif

Menurut LK. Frank, metode proyektif merupakan


metode yang sifatnya dinamis dan mempunyai
sifat wholistik, diterapkan sebagai cara
pendekatan yang sangat tepat dalam psikologi
terutama psikologi klinis melandasi tes-tes
kepribadian.
Definisi Proyektif

• Istilah proyeksi pertama kali dikemukakan oleh


Freud dalam bukunya “The Anxeiety Neurosis”
(1984). Freud berpendapat bahwa :

“Psyche (jiwa) akan mengalami kecemasan yang


sifatnya neurotis apabila jiwa tersebut merasa
tidak mampu mengatasi rangsangan, terutama
yang sifatnya seksual yang berasal dari dalam
individu itu sendiri (endogens) kemudian
rangsangan tersebut akan dilampiaskan melalui
proyeksi ke dunia luar”
Definisi Proyektif

• Dalam tulisan di buku “On The Defend


Neurospsychosis “(1896) Freud memberi elaborasi
lebih jauh terhadap konsep proyeksi, yaitu :

“Proyeksi merupakan proses pelampiasan keluar


dorongan-dorongan, perasaan-perasaan,
sentimen-sentimen yang ada pada individu ke
orang lain / dunia luar dan proses tersebut sifatnya
adalah defensif. Dalam peristiwa ini individu yang
bersangkutan tidak menyadari munculnya gejala
tersebut, karena sifatnya UNDEVAILABLE (tidak
dikehendaki)”
Contoh Kasus Proyeksi

Schreber pasien yang menderita penyakit


paranoid. Penderita ini mempunyai
kecenderungan homoseksual. Akibat karena
adanya tekanan dari super ego yang tidak
memperbolehkan pria mencintai pria, kemudian
Schreber mentransformasikan reaksi formasi dari
I love you menjadi I hate you (him) direpres
menjadi He hates me. Proyeksi benci terhadap
obyek yang dicintai disebabkan super ego tidak
memper-kenankan individu mencintai sesama
jenisnya.
Contoh Kasus Proyeksi

Ekspresi benci kepada orang lain juga tidak


diperkenankan super ego untuk muncul, akhirnya
manifest menjadi perbuatan lain yang merupakan
ekspresi dorongan yang menemui hambatan, yaitu
He hate me (karena I hate you / him juga tidak
diperbolehkan).

Konsep proyeksi Freud ini serupa dengan konsep


kompensasi dari Adler (prinsip inferioritas dan
kompensasi)
Aplikasi Konsep Proyeksi

Paling banyak digunakan dalam psikologi klinis yang


dikenal dengan teknik proyeksi. Termasuk di
dalamnya:
1. Tes Rorschach
2. TAT/CAT
3. Grafis
4. Bender
5. EPPS : Edwards Personality Preference
6. Schedule
7. MMPI : Minesota Multiphasic Personality
8. Inventory
9. SSCT : Sacks Sentence Completetion Test
Re Definisi Konsep Proyeksi

• Konsep proyeksi mula-mula berasal dari pengalaman


(Freud) ketika mengha-dapi individu yang
psikosa/neurosa, tetapi oleh Freud dianalogikan /
diterapkan pula pada tingkah laku lain, yang tidak
mengalami gangguan (normal), misalnya : dalam proses
individu membentuk kepercayaan-kepercayaan tertentu
seperti kepercayaan yang sifatnya religius dalam arti
luas (Hal ini dikemukakan oleh Freud dalam buku-nya
“The Tatem and Taboo”),
• Freud mencontohkan terben-tuknya kebudayaan dalam
masyarakat, yaitu bahwa kebudayaan adalah realisasi
per-buatan proyeksi, yaitu untuk mengatasi kecemasan
(akan ketidak teraturan, dsb.) da-lam diri, lalu diciptakan
kebudayaan (tatanan budaya).
Re Definisi Konsep Proyeksi

Dr.Leopold Bellak:
“…… perlu diadakan redefinisi terhadap proses-
proses persepsi yang terkandung di dalam
proyeksi”, karena proyeksi adalah konsep dasar
yang sekaligus merupakan metode (proyektif)
untuk mengungkap kepribadian seseorang.

Bellak cenderung menggunakan istilah


“apperceptive psychology” untuk psikologi
proyektif dan “apperceptive distortion” untuk
proyeksi.

Anda mungkin juga menyukai