Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN SOSIOLOGI ANGKATAN 2011 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

SRIWIJAYA DENGAN ORGANISASI .

PROPOSAL PENELITIAN Dibuat Untuk Sebagai Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Oleh : ARIS JULIANSYA 07111002101 Dosen Pengampu : Faisal Noamini ,S.Sos., M.Si UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah


Mahasiswa disebut sebagai calon intelektual atau dalam masyarakat dikenal sebagai agent of change. Sebagai agent of change, mahasiswa mampu melakukan perubahan besar bahkan revolusi menuju hal yang lebih baik. Kembali pada sebutan mahasiswa sebagai agen

perubahan yang diberikan masyarakat, menempatkan mahasiswa dalam peran di kehidupan sosial. Peran mahasiswa akan dapat dilakukan dengan baik apabila mahasiswa memiliki kematangan dalam berpikir dan berperilaku yang diperoleh di pendidikan tinggi.

IPK Merupakan singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif yang menjadi tolak ukur kemampuan mahasiswa sampai pada periode tertentu yang dihitung berdasarkan jumlah SKS (Satuan Kredit Semester ) tiap mata kuliah yang telah ditempuh. Ukuran nilai tersebut akan dikalikan dengan nilai bobot tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang telah ditempuh dalam periode tersebut. IPK dapat diperoleh dengan adanya kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Dosen akan memberikan nilai kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai pada awal semester. Biasanya para dosen menetapkan atuaran selama kuliah berlangsung yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa terdiri dari . kehadiran mahasiswa, tugas individu ataupun kelompok, nilai UAS (Ujian Akhir Semester).

Organisasi merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat di capai oleh individu secara sendiri-sendiri. Oranisasi

merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang , berfungsi mencapai satu sasarn tertentu atau serangkaian sasaran( Rivai Veithzal, 2013, 169: 170 )

Organisasi mahasiswa merupakan suatu bentuk aktivitas ekstra kurikuler dengan maksut untuk mengembangkan potensi dari mahasiswa kearah peningkatan wawasan, rasa keagamaan, nilai sosial dan kesetiakawanan kemanusiaan, pemupukan minat serta pelestarian sumber daya alam. Serta di dalam organisasi juga kita akan memahami realita mini sebagai gambaran realitas yang ada dalam masyarakat terkadang hal ini lah yang menjadikan organisasi sebagai lap untuk mahasiswa sosiologi , karena di organisasi mereka banyak di ajarakn hal-hal yang mereka belum dapat di bangku perkuliahan serta Fungsi dari organisasi kemahasiswaan adalah sebagai manifestasi penyiapan diri untuk menjadi seorang yang lebih dewasa dan mandiri setelah menyelesaikan studi dan kembali ke masyarakat. Namun, sebagian mahasiswa mengganggap organisasi kemahasiswaan itu dapat mengganggu kuliah terutama yang menyangkut dengan IPK memang benar adanya ada sebagian mahasiswa yang ada di posisi itu , tetapi sebenarnya manfaat organisasi yang sesungguhnya belum terlalu terasa pada saat itu tetapi setelah beberapa tahun kedapan manfaat itu baru terasa dengan adanya jaringan yang sudah terbgun sejak dini.

Berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di FISIP UNSRI sebenarnya sangat diminati oleh mahasiswa untuk menyalurkan kemampuan, bakat, minat mereka. Namun ketika kuliah dan organisasi sudah terpecah menjadi dua arah yang berbeda, maka akan menimbulkan masalah bagi mahasiswa itu sendiri. Masalah utama yang paling sering dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa aktif dalam organisasi (aktivis) adalah tidak dapat membagi waktu antara kuliah dengan kegiatan organisasi. Mahasiswa yang tidak bisa membagi waktu secara baik salah satu dari dua kegiatan tersebut sehingga mengalami kegagalan atau dikesampingkan.

Tingkat keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau kuliah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa ditunjukkan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Berdasarkan pra survey yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang aktif di Organisasi, terdapat beberapa permasalahan sama yang dihadapi oleh mahasiswa yang aktif dalam orgnanisasi. Diantaranya adalah sulitnya membagi waktu secara baik antara kegiatan organisasi dengan kegiatan belajar. Selain itu tidak sedikit mahasiswa yang nilai IPK menurun, sering terlambat masuk kuliah, kelelahan ketika kuliah sedang berlangsung (kadang tertidur saat perkuliahan), jarang mengumpulkan tugas tepat waktu, dan lain-lain. Serta yang menajdi sebuah persoalan juga Terkadang mahasiswa hanya ikut-ikutan saja berorganisasi agar tidak di ejek atau di cemooh kan oleh temannya karena terkadang di kampus mahasiswa yang tidak berorganisasi seperti kuliah itu hanya di jalani karena ingin memenuhi rutinitas belaka, selesai kuliah pulang, tanpa ada yang mereka lakukan setelah itu.. Malahan sebagian mahasiswa jika di Tanya organisasi apa yang di ikuti di kampus , beragam jawaban yang mereka miliki? .ada yang meresa organisasi itu tidak penting , serta ada juga yang menanggap bahwa nilai atau IPK itu segalanya. Serta ada juga yang menilai bahwa

mahasiswa terutama mahasiswa sosiologi itu wajib berorganisasi karena itu lah laboratorium mereka.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara organisasi kemahasiswaan dengan IPK Mahasiswa Sosiologi angkatan 2011 Universitas Sriwijaya ?

2. Seberapa jauh pengaruh positif dan negatif organisasi mahasiswaan terhadap IPK Mahasiswa sosiologi 2011 Universitas Sriwijaya ?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh organisasi kemahasiswaan terhadap IPK Mahasiswa Sosiologi angkatan 2011 Universitas Sriwijaya. 2. Untuk mengetahui Tingkat Prestasi Akademik Mahasiswa Sosiologi angkatan 2011 Universitas Sriwijaya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Yang Mirip Dengan Penelitian Yang Sedang di Teliti

2.1.1. Teori Kecerdasan

Ada tujuh kecerdasan yang digagas oleh Howard Garner yang biasa disebut Multiple Intelligences. Ketujuh kecerdasan itu adalah: kecerdasan linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetis-jasmani, musikal, interpersonal, dan intrapersonal.

Setiap anak bisa memiliki satu atau beberapa kecerdasan yang menonjol dan beberapa kecerdasan lain yang normal atau bahkan rendah. Berikut penjelasan untuk setiap kecerdasan:

1)

Kecerdasan linguistik. Kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan

maupun tulisan. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi (bunyi bahasa), semantik (makna bahasa), dimensi paragmatik (penggunaan praktis bahasa). Penggunaan bahasa mencakup aspek retorika (penggunaan bahasa untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan tertentu), mnemonik (penggunaan bahasa untuk mengingat informasi), eksplanasi (pengunaan bahasa untuk member informasi), dan meta bahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri). Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh pendogeng, orator, politisi, pembawa acara, pembicara publik, pemceramah, sastrawan, dan sebagainya.

2)

Kecerdasan matematis-logis. Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan

melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap pola dan

hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka sebab akibat), fungsi logis dan abstraksiabstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematis antara lain: kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesis. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh ahli matematika, insinyur, pekerja keuangan, ahli statistik, ilmuawan, perencana, dan sebagainya.

3)

Kecerdasan spasial. Kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan

mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur-unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam matrx spasial. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh arsitek, dekorator, seniman, desainer, fotografer, sutradara film, dan sebagainya.

4)

Kecerdasan kinestetis-jasmani. Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk

mengekspresikan ide dan perasaan dan mengunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan. Kecerdasan ini biasa dimiliki oleh pengrajin, mekanik, dokter bedah, at let, aktor, penari, dan sebagainya.

5)

Kecerdasan musikal. Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara

mempersepsi, membedakan, mengubah, dan mengekspresikan. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titik nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para musisi dan penyanyi.

6)

Kecerdasan interpersonal. Kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati,

maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada

eksperesi wajah, suara, gerak-isyarat; kemampuan untuk membedakan berbagai macam tanda interpersonal; kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh: politisi, pekerja sosial, psikolog, pewawancara dan sebagainya.

7)

Kecerdasan intrapersonal. Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak

berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh penulis, spritualis, psikolog, ilmuwan, dan sebagainya.

2.1.2. Konsep Prestasi Akademik a. Pengertian Prestasi Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar,2000). Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang pelajar/siswa yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan dengan nilai yang diberikan dosen setelah melalui kegiatan belajar selama periode tertentu. b. Pengertian Prestasi Akademik Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut

dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar (Sobur,2006).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, sebagaimana yang dikemukakan Rola (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yaitu:

1)

Pengaruh keluarga dan kebudayaan

Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.

2)

Peranan konsep diri

Konsep diri merupakan bagaimana individu berfikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.

3)

Pengaruh dari peran jenis kelamin

Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan makulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran pada dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.

4)

Pengakuan dan prestasi

Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga, dan dukungan lingkungan tenpat dimana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.

Sedangkan dipihak lain Soemanto dalam Sahputra (2009) menyatakan faktor yang mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu adalah:

1)

Konsep diri

Pikiran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri, merupakan faktor yang penting mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu.

2)

Locus of Control

Dimana individu merasa melihat hubungan antara tingkah laku dan akibatnya, apakah dapat menerima tanggung jawab atau tidak atas tindakannya. Locus of control mempunyai dua dimensi, yakni dimensi eksternal dan dimensi internal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada di luar diri pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab sebagai perbuatan berada pada diri si pelaku. Individu yang memiliki locus of control eksternal memiliki kegelisahan, kecurigaan, dan rasa permusuhan. Sedangkan individu yang memiliki locus of control internal suka bekerja sendiri dan efektif.

3)

Kecemasan yang dialami

Kecemasan merupakan gambaran emosional yang dikaitkan dengan ketakutan. Dimana dalam proses belajar mengajar, individu memiliki derajat dan jenis kegelisahan yang berbeda.

4)

Motivasi belajar

Jika motivasi individu untuk berhasil lebih kuat daripada motivasi untuk tidak gagal, maka individu akan segera merinci kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya, jika motivasi individu untuk tidak gagal lebih kuat, individu akan mencari soal yang lebih mudah atau lebih sukar.

Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah sedikit banyak memiliki keinginan berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang memiliki keinginan berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinnya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan baik (Rola, 2006).

2.1.3. Konsep Organisasi Kemahasiswaan a. Pengertian Organisasi Organisasi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat atau badan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 803) organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya ada 3 ciri khusus dari suatu organisasi, yaitu: adanya kelompok manusia, kerjasama yang harmonis, dan kerjasama tersebut berdasar atas hak, kewajiban serta tanggung jawab masing-masing rang untuk mencapai tujuan (Djati Julitriarsa, 1998: 41). b. Organisasi Mahasiswa Intrakampus Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari pengelola perguruan tinggi. Para aktivis organisasi mahasiswa intrakampus pada umumnya juga berasal dari kader-kader organisasi ekstrakampus ataupun aktivis-aktivis independen yang berasal dari berbagai kelompok studi atau kelompok kegiatan

lainnya. Saat pemilu mahasiswa untuk memilih pemimpin senat mahasiswa, pertarungan antar organisasi ekstrakampus sangat terasa. Menurut Silvia Sukirman (2004:72-73), organisasi kemahasiswaan intra-universiter (intrakampus) adalah organisasi kemahasiswan yang berkedudukan di dalam perguruan tinggi yang bersangkutan.

Nugroho (2009) Secara historik kita lihat adanya dua macam organisasi mahasiswa berdasarkan lingkungan kegiatannya, yakni:

1. Organisasi mahasiswa extrauniversiter (organisasi extra) 2. Organisasi mahasiswa intrauniversiter ( organisasi intra)

Menurut sejarah yang lebih dulu ada di Indonesia adalah organisasi extra yakni pada jaman Hindia Belanda. Sedangkan organisasi intra sejauh pengetahuan saya baru baru ada pada jaman kemerdekaan. Organisasi federatif yang pertama juga timbul dalam lingkungan organisasi extra. Yakni persatuan perhimpunan-perhimpunan mahasiswa Indonesia (PPMI). Sedangkan organisasi federatif di dalam lingkungan organisasi intra, yakni Majelis Mahasiswa Indonesia (MMI) baru kemudian timbulnya. Organisasi mahasiswa extra yang pernah ada di Indonesia dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu:

c.

Bentuk-Bentuk Organisasi Mahasiswa

Rokhmawati (2009) mengatakan bahwa Organisasi kemahasiswaan pada tingkat universitas terbagi atas 2 bentuk yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa yang sering di sebut dengan BEM dan Unit kegiatan Mahasiswa ( UKM ). Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus kegiatan tersebut tidak di maksudkan untuk mendapatkan SKS ( Satuan Kredit Semester).

1)

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan

untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di dalamnya.Unit Kegiatan Mahasiswa sebetulnya adalah bagian/organ/departemen dari DewanMahasiswa. Ketika dilakukan pembubaran Dewan Mahasiswa, departemendepartemenDewan Mahasiswa ini kemudian berdiri sendiri-sendiri menjadi unit-unit otonom di Kampus. Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari tiga kelompok minat : Unit-unit Kegiatan Olahraga, Unit-unit Kegiatan Kesenian dan Unit Khusus (Pramuka, Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa,Koperasi Mahasiswa, Unit Kerohanian dan sebagainya)

2)

Dewan dan Perwakilan Mahasiswa (DPM) adalah organisasi mahasiswa Intra

Universitas di Indonesia yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada tahun 1978. Sejak 1978-1989, Badan Perwakilan Mahasiswa hanya ada di tingkat Fakultas bersama-sama denganSenat Mahasiswa. Ada kerancuan istilah BPM dengan Senat Mahasiswa karena sama-sama berarti wakil. Hanya saja menurut aturan main, BPM dianggap berfungsi sebagai badanlegislatif sedangkan Senat Mahasiswa menjalani fungsi

eksekutif.Akhirnya, karena ketidakjelasan fungsi BPM itu ketika era Senat Mahasiswa Perguruan Tinggiatau SMPT fungsi BPM digantikan Senat Mahasiswa. BPM sendiri dihapuskan. Senat Mahasiswa yang tadinya badan eksekutif berubah menjadi badan legislatif. Sedangkan badan eksekutif nya dibentuk Badan Pelaksana Senat Mahasiswa, yang lantas diubah lagi menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM. Istilah ini bertahan hingga saat ini

3)

Badan Eksekutif MahasiswanBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ialah lembaga

kemahasiswaan yang menjalankan organisasiserupa pemerintahan (lembaga eksekutif). Dipimpin oleh Ketua/Presiden BEM yang dipilihmelalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya.

Di beberapa kampus seperti UniversitasIndonesia, masih digunakan nama Senat Mahasiswa (SM).

2.2. kerangka Teori

Secara teoritis ada hubungan antara organisasi kemahasiswaan dengan prestasi akademik. Secara sederhana dapat di jelaskan dengan mahasiswa yang mengikuti organisasi sebagian besar akan sibuk dan susah atau terkendala dalam menanjemen waktu dengan organisasi yang di ikuti nya sehingga tidak menutup kemungkinan mengabaikan kuliahnya. Sebaliknya sebagain beasr mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi( tidak aktif dalam organisasi baik internal ataupun eksternal kampus) tentu saja akan fokus dengan kuliahnya.

Dalam penelitian ini diidentifikasikan Bagaimana hubungan perstasi akdemik mahasiswa jurusan soiologi angkatan 2011 FISIP UNSRI dengan organisasi, sebagaimana tergambar dalam skema di bawah ini:

2.3. Hipotesis

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ada pengaruh antara organisasi kemahasiswaan terhadap tingkat prestasi akademik mahasiswa sosiologi angkatan 2011 FISIP Universitas Sriwijaya.

BAB III

METODE PENLITIAN

3.1. Desain Penelitian 3.1.1. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. ( Hamdani, 2008:79). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek/Subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2010:80).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan mahasiswa sosiologi angkatan 2011 Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik Universitas Sriwijaya yang berjumlah 105 mahasiswa, terdiri dari 47 laki-laki dan 58 perempuan.

b.

Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2009:81). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik ini digunakan karena peneliti menganggap populasi dalam penelitian ini adalah homogen yaitu keseluruhan populasi adalah mahasiswa.

3.2.

Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tempatkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya. (Sugiyono,2010:38).

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu:

1)

Variabel Indevenden

Dalam penelitian ini variabel independen (variabel bebas) adalah kondisi organisasi kemahasiswaan yaitu:

1. bentuk organisasi 2. tamatan sekolah 3. kekayaan orang tua 4. tempat tinggal

2)

Variabel Devenden

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (variabel terikat) adalah prestasi akademik mahasiswa yaitu nilai Indeks Prestasi Akademik (IPK) mahasiswa sosiologi angkatan 2010 Universitas Sumatera Utara.

G.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sering juga dinamakan alat pengumpulan data untuk memperoleh informasi penelitian. (hamdani, 2008:110).

Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan yaitu:

1)

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui bentuk organisasi yang di minati.

2)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi akademik mahasiswa.

H.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode angket. Angket digunakan untuk mengetahui bentuk organisasasi yang di minati dan prestasi akademik mahasiswa.

I.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah statistik deskriptif untuk memberikan deskriptif atau gambaran data yang diperoleh. Untuk analisis data ini dilakukan pengumpulan data dengan menentukan skor responden dari semua populasi. Selanjutnya menjumlahkan skor tersebut. Untuk menentukan skor (deskriptif persentase) digunakan rumus:

DP = x 100%

Ket:

DP

Deskriptif persentase

Jumlah seluruh nilai yang diharapkan

Nilai yang diperoleh

Data yang diperoleh dari angket dianalisis melalui tahapan yaitu:

a.

Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya.

b.

Membuat tabulasi data.

c.

Data yang telah ditabulasikan, diolah dalam bentuk komputerisasi.

Arikunto dalam Maftukhah (2007), untuk mempermudah analisis data dari angket yang bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil angket yang diisi. Untuk itu perlu ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut:

a.

Untuk alternatif jawaban a diberi skor 4

b.

Untuk alternatif jawaban b diberi skor 3

c.

Untuk alternatif jawaban c diberi skor 2

d.

Untuk alternatif jawaban d diberi skor 1

Untuk menentukan kriteria penskoran adanya hubungan antara organisasi kemahasiswaan terhadap prestasi akademik mahasiswa digunakan perhitungan sebagai berikut:

a.

Persentase skor maksimal

= ( 4 : 4 ) x 100% = 100%

b.

Persentase skor minimal

= ( 1 : 4 ) x 100% = 25% = 100% 25%

c.

Rentang

= 75%

d.

Panjang kelas interval

= 75% : 4

= 18,75%

Metode

yang

digunakan

untuk

mengetahui

seberapa

besar

pengaruh

organisasi

kemahasiswaan terhadap prestasi akademik mahasiswa, data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Mencari persamaan garis regresi digunakan teknik analisis regresi linear satu variabel dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + bX

Ket:

Y :

Variabel terikat (prestasi akademik)

Konstanta

koefisien regresi variabel X

X :

Variabel bebas (kodisi dan bentuk organisasi)

J.

Jadwal Penelitian

Tahun 2012 No. Kegiatan Januari 1. Persiapan Pengumpulan 2. Data Penulisan 3. Laporan Konsultasi 4. Penggandaan x Dan x x x x x X X x x x x Februari Maret April

Anda mungkin juga menyukai