Disusun oleh :
TAHUN 2019
1
ABSTRAK
Modernisasi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini ada dua yakni
serta apa hambatan dan tantangan yang dihadapi masyarakat suku Osing dalam
Banyuwangi.
dalam menganalisis masyarakat osing melestarikan bahasa osing yang ada dalam
Modernisasi
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... 2
3
BAB VI BUDAYA BAHASA OSING (SUKU OSING) .......................... 17
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan jawa merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang ada
jawa memiliki keunikan tersendiri. Dalam segala tindakannya biasanya tidak lepas
dari tradisi atau kebiasaan yang dianut oleh para leluhurnya. Keunikannya dapat
dan budaya jawa bila ditelusuri dari perkembangan sejarah yang ada, merupakan
sumber inspirasi yang tak ternilai harganya karena mengandung nilai nilai filsofi
yang tinggi, dan berisi pranata social bermasyarakat. Sangat disayangkan apabila
Tradisi dan kebudayaan luhur bangsa ini tentunya patut dijaga di tengah tengah
arus budaya modern dari barat dan budaya asing lainnya yang gencar masuk.
Keberadaan masyaraka sukut osing serta budaya osing juga masih banyak
terlihat, salah satunya yang sangat jelas terlihat dari segi bahasa yang masih
kentalakan logat bahasa osingnya. Orang yang asing mendengar logat bahasa
5
osingnya mungkin terdengar sedikit unik dan menarik, contohnya dalam
pengucapan antara lain dalam sebuah kata “omah” jika pada umumnya orang
mengatakan omah cukup dikatakan omah namun pada suku osing berubah
penghubung dari pusat kota ke desa Kemiren sendiri sudah diperbaiki oleh
Terkait dengan judul diatas, maka saya dapat menarik beberapa rumusan
masalah yang ada dalam mini skripsi ini. Masalah tersebut yaitu :
b. Bagaiman cara mengatasi Bahasa Osing agar tetap menjadi bahasa khas
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian ini
yaitu :
b. hal hal yang dapat masyarakat sekitar untuk tetap menjaga bahasa osing,
6
BAB II
LANDASAN TEORI
symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah sistem,
artinya bahasa itu dibentuk oleh sebuah komponen yang berpola secara tetap dan
dapat dikaidahkan.
yang mempunyai bahasa khas dari daerah itu contohnya masyarakat Banyuwangi
yang mempunyai bahasa osing. Menurut pendapat Keraf bahasa mempunyai dua
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi sehari-hari, baik itu bahasa lisan
ciri khas daerahnya itu agar tidak punah oleh bahasa yang lain. Dalam beberapa
7
daerah di Banyuwangi bahasa osing atau masyarakat osing atau suku osing
hakikat dalam baahasa yaitu bahasa adalah suatu sistem, bahasa adalah vocal,
dialek. Hal yang dipelajari tersebut merupakan variasi bahasa diantara dan di
dalam komunitas tertentu. Dalam hal ini, variasi bahasa penting dipelajari karena
Indonesia memiliki banyak sekali daerah. Hal ini tentu saja dapat menandakan
bahwa banyak pula variasi bahasa tersebut dapat timbul disebabkan jarak wilayah
yang jauh dari pusat bahasa aslinya sehingga dapat dikatakan bahasa yang
digunakan sama, tetapi bisa saja ada kosakata ataupun intonasi yang berbeda.
Selain itu, variasi bahasa juga dapat terjadi karena terdapat wilayah yang terisolasi
factor alam. Hal ini dapat menyebabkan bahasa antara satu daerah dengan daerah
lainnya berbeda walaupun jarak wilayah tidak terlalu jauh. Factor alam yang
8
menyebabkan daerah terisolasi adalah adanya jurang, gununng, sungai, dan lain
sebagainya. Bahkan, bisa juga variasi bahasa muncul karena adanya kontak social
antara komunitas tertentu di suatu daerah dengan komuitas lainya di daerah yang
berbeda.
melalui penjabaran terkait aspek kebahasaan saja. Akan tetapi, variasi bahasa
tersebut akan juga dijabarkan dengan menggunakan peta bahasa. Hal tersebut
Variasi bahasa tersebut dalam peta bahasa dipisahkan oleh yang namanya garis
isoglos. Berkas isogloss tersebut akan menjadi pembeda antara bahasa di suatu
daerah lain di sektarnya. Secara tiak langsung, dengan hanya melihat peta bahasa,
kondisi kebahasaan di suatu daerah akan tampak jelas dan mudah untuk
Hampir sama dengan metode penelitian ilmu lainnya, metode pupuan lapangan ini
Tataran daftar tanyaan yang digunakan pada saat wawancara adalah tataran unsur
leksikal.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Reduksi Data
Pendekatan Penelitian
orang dalam situasi atau fenomena yang sedang dikaji. Selain itu, dalam
10
Jenis Penelitian
deskriptif juga dapat disebut dengan penelitian yang terbatas pada usaha
Lokasi Penelitian
salah satu desa yang dianggap melestarikan adat dan bahasa osing.
Subjek Penelitian
masyarakat yang lama bertempat tinggal atau masyarakat yang asli lahir di
11
3.2 Analisis Data
didapatkan kesimpulan.
Data Primer
dari sumber asli (misalnya masyarakat asli dari bahan yang kita jadikan
Data Sekunder
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam tugas ini. Data
12
3.3 Penyajian Data
Observasi
penelitian.
Wawancara
tujuan penelitian.
13
Dokumentasi
14
BAB IV
Lambat laun, bahasa yang digunakan sebagaian masyarakat adat osing di Desa
multietnis bagi mereka yang hidup dan tinggal Banyuwangi, Kabupaten Jawa
Timur. Artinya, Bahasa Osing tidak lagi dipandang hanya untuk komunikasi
suku osing, tetapi mereka yang bersuku Jawa, Madura, Mataram, dan
dan sastra osing yang dulu lebih dikenal dengan bahasa dan sastra
syair Sri Tanjung, tokoh pejuang Banyuwangi dan Sudamala serta Sang
Setyawan yang diakui sebagai puncak karya sastra aliran sastra Blambangan,
telah dipahatkan di teras Pendapa Candi Penataran yang dibangun pada mas
Majapahit tahun 1375. Namun, peperangan dan kekuasaan VOC pada abad
15
BAB V
bahasa osing dalam mata pelajaran di sekolah. Kemudian pada era Bupati
Dasar. Ada lima materi yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa osing,
mulai dari cara membaca, mendengarkan, menulis, sastra osing, dan berbicara.
Banyuwangi. Lagu-lagu bahasa osing juga termasuk salah satu cara menjaga
Family Club. Setiap kumpul bersama komunitas Ikawangi, kata Dayat osing
16
BAB VI
istiadat dan budaya suku Osing. Ini yang menjadikan Desa Kemiren di
Banyuwangi sendiri terkenal dan kaya akan budaya dan tradisinya. Sehingga,
1995 oleh Bupati Purnomo Sidik. Saat ini pada era kepemimpinan Bupati
sector wisata alam. Keistimewaan desa adat kemiren, masih menjaga tradisi-
tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang mereka. Barong ider bumi,
setiap tahun yang diadakan di Desa Kemiren, contohnya adalah Ngopi Sewu,
semua hal yang terkait suku Osing baik rumah adat, seni, budayanya
Sanggar Ganjah Arum yang merupakan upaya pelestarian budaya osing. Ini
yang menjadikan bukti bahwa keberadaan suku osing di Desa Kemiren masih
17
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Banyuwangi, sebuah kabupaten yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa Timur.
Beberapa abad yang lalu, wilayah yang sekarang dikenal sebagai kabupaten
hampir punah, oleh sebab itu para tokoh masyarakat berusaha menjaga agar
osing tidak punah adalah memasukkan bahasa osing kedalam bidang pendidikan,
agar anak-anak sejak dini sudah mengenal bahasa khas daerahnya dan membentuk
komunitas-komunitas yang terdiri dari orang osing atau suku osing. Suku osing
sewu yang ada di Desa Kemiren atau tradisi-tradisinya seperti seni barong,
7.2 Saran
bahasa osing sebagai bahasa khas daerah kita. Bahasa osing merupakan turunan
dari nenek moyang kita yang seharusnya kita jaga dan kita rawat. Sebagai para
18
pemuda kita bisa mengikuti komunitas-komunitas yang sudah terbentuk unntuk
memahami bahasa dan tradisi suku osing untuk kita turunkan kepada generasi
berikutnya.
masyarakat dalam menjalankan prosesi ritual atau adat istiadat yang sudah
dilestarikan sekian lama ini. Dan juga terus berjuang mempromosikan desa
Kemiren sebagai Desa Adatosing agar semakin banyak wisatawan yang datang,
19
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Heru S.P Dari Lisan ke Tulisan dan Seni Pertujukan, Kajian
20
Lampiran
Ulyan Udan
Byanyu Banyu
Udyan Udan
Kembyang Kembang
Dyadi Dadi
Umyah Umah
Paran Apa
Apuo Mengapa
Kata-kata Arti
Isun Saya
Ring, nong Di
Peces Uang
21
Lare Anak
Gedhigi Begini
Gedhigu Begitu
22