Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIKIPA TERPADU

BERBASISINKUIRI TERBIMBINGTERINTEGRASI PENDIDIKAN


KARAKTER MELALUI FOURSTEPSTEACHINGMATERIAL
DEVELOPMENT

Ardian Asyhari1, Widya Wati2, Irwandani3, Nani Umi Saidah4


1,2,3,4
Pendidikan Fisika,IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung
ardianasyhari@radenintan.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak adanya


Lembar Kerja Peserta Didik yang mendukung pembelajaran
IPA Terpadu pada tema indera pendengaran dan sistem sonar
pada makhluk hidup. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan, menguji kelayakan, mengetahui respons
peserta didik, dan memaparkan karakteristik Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) IPA Terpadu berbasis inkuiri
terbimbing yang terintegrasi pendidikan karakter melalui
Four StepsTeaching Material Development (4S TMD).
Penelitian ini dilakukan dengan metode Research and
Development (R&D) dengan tahapan seleksi, strukturisasi,
karakterisasi, dan reduksi didaktik. Berdasarkan uji kelayakan
produk, yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kelayakan
kegrafikan, LKPD yang dikembangkan terkategori “Sangat
Layak”. Karakteristik LKPD yang dikembangkan meliputi
kedekatan tema ajar dengan kehidupan sehari-hari peserta
didik, kesesuaian LKPD dengan BSNP, dan karakteristik
LKPD yang mendukung pendidikan karakter. Respons peserta didik terhadap LKPD yang
dikembangkan terkategori “Sangat Baik”. Produk dari penelitian ini adalah berupa Lembar Kerja
Peserta Didik dengan tema sistem sonar pada makhluk hidup berbasis inkuiri terbimbing dan
terintegrasi pendidikan karakter.

Kata kunci : Lembar Kerja Peserta Didik,Pembelajaran IPA Terpadu, InkuiriTerbimbing, Pendidikan
Karakter

ABSTRACT

This research was motivated by the absence of Worksheet Students that support
learning Integrated Sciences on the theme of the sense of hearing and sonar systems in living
things. This research aims to develop, test feasibility, knowing student’s responses, and describes
the characteristics of Worksheet Students (LKPD) Integrated Science-based guided inquiry that
integrates character education through theFour Steps Teaching Material Development (4S TMD).
The Stages of Research and Development (R&D) was the selection process,structure,
characterization, and didactic reduction. Based on the due diligence of products, namely the
feasibility of the content, presentation, language, and graphic feasibility, LKPD categorized as
"Very Decent". Characteristics include proximity LKPD developed the theme of teaching with
everyday life learners, LKPD conformity with National Education Standards and LKPD
characteristics that support character education. Response learners to LKPD categorized as "Very
Good". The products of this research is in the form of Worksheet Students with themes sonar
systemin living organisms based guided inquiry and integrated character education.
Keywords: Worksheet Students,Learning Integrated Science, Guided Inquiry, Character Education
PENDAHULUAN
Bahan ajar dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan yang dapat
mendukung pembelajaran. Banyak penelitian tentang pengembangan bahan ajar
yang terfokus pada learning object. Learning object pada lingkup pendidikan yang
dimaksud adalah berupa bahan yang dapat digunakan ataupun digunakan kembali
dalampembelajaran, sepertirencana pembelajaran, video, buku, dll (Wang, 2006).
Kebutuhan akan bahan ajar yang dapat mendukung pembelajaran IPA Terpadu
menurut Yuliati (2013) sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya
bahan ajar yang secara tepat memadukan fisika, biologi, dan kimia dalam satu
pokok tema ajar. Kebutuhan akan bahan ajar IPA Terpadu juga bisa kita lihat pada
gambar yang diperoleh dari Google Trend berikut ini.

Gambar 1. Grafik Pencarian Bahan Ajar IPA Terpadu Januari 2007-Januari 2016

LKPD menurut Trianto (2011) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
lembaran berisi tugas yang didalamnya berisipetunjuk dan langkah- langkah untuk
menyelesaikan tugas. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembanga n
aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran
dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi. Menurut Depdiknas dalam
panduan pelaksanaan materi pembelajaran SMP (2008), (1) LKPD dapat
membantu peserta didik untuk menemukan suatu konsep dengan mengetengahkan
terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan
dengan konsep yang akan dipelajari, memuat apa yang (harus) dilakukan peserta
didik meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis, (2) membantu peserta

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan,
(3) berfungsisebagaipenuntun belajar, penguatan, dan juga
berfungsisebagaipetunjuk praktikum.
Bidang studi IPA diajarkan pada tataran SMP dalam bingkai pembelajaran
terpadu. Secara umum, pembelajaran terpadu memiliki kesamaan dengan
pembelajaran biasa, yang membedakannya secara mendasar adalah pembelajaran
terpadu dalam pengemasan materibelajarnya tidak mengikuti struktur suatu
disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, tapi terjadi lintas bahasan bidang
studi/topik bahasan bidang studi/topik bahasan yang dipadukan oleh suatu fokus
tertentu (Hartati, 2015). Trianto (2014) menyatakan bahwa melalui pembelajaran
terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat
menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang
telah dipelajarinya. Peserta didik akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai konsep yang dipelajari secara meluruh (holistis), bermakna, autentik, dan
aktif.
Pembelajaran IPA SMP/MTS sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmia h
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup (BSNP, 2006). Pembelajaran inkuiri yang tepat untuk diberikan kepada
peserta didik SMP adalah jenis inkuiri terbimbing (Yuniarita, 2014) karena Model
inkuir i ini banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan
memberipetunjuk, baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan
pengarahan selama proses inkuiri (Suparno, 2007).
Pengintegrasian pendidikan karakter terhadap bahan ajar sebagai penunjang
sarana pembelajaran, selain berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional, juga telah sesuaidengan
prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter
bangsa yang dikemukakan oleh Kemendiknas (2010), yaitu berkelanjutan, melalui
semua mata pelajaran, nilai dikembangkan, dan dilakukan dengan aktif dan
menyenangkan. Sehingga dengan prinsip ini, peserta didik dapat belajar melalui
proses berpikir, bersikap, dan berbuat.

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
Four Step Teaching Materials Development (4S-TMD) menurut Anwar
(2014), merupakan langkah pengolahan bahan ajar dengan tahapan berupa proses
seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktis. Kelebihan dari 4S-TMD
tidak hanya menyeleksi materi subjek dari sumber-sumber bahan ajar seperti buku
teks atau buku referensi yang lain, tetapi juga dikembangkan nilai-nilai yang dapat
digalioleh peserta didik saat mempelajari materisubjek tersebut. Tahapan 4S-TMD
tidak berhenti pada proses seleksi, namun terdapat tiga tahapan lain yang
digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Tiga tahapan tersebut masing-
masing adalah: tahapan strukturisasi, tahapan karakterisasi dan tahapan reduksi
yang tidak terdapat dalam cara mengolah bahan ajar lainnya. Ketiga tahapan ini
merupakan tahapan lanjutan yang harus dilakukan guna mendapatkan bahan ajar
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tahapan perkembangan kognitif
peserta didik. Dalam tiga tahapan lanjutan ini, melibatkan peserta didik untuk
membangun struktur konsep dalam pikiran peserta didik, mengkarakterisasi
konsep materi berdasarkan tingkat kesulitan menurut peserta didik, dan
mengurangi tingkat kesulitan tersebut agar peserta didik dapat lebih paham dalam
memahami konsep materi yang disajikan pada bahan ajar (Hendri, 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menguji kelayakan, dan
mengetahui respons peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing yang terintegrasi pendidikan karakter
melalui Four Steps Teaching Material Development (4S-TMD).

METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini menggunakan Research and Development (R &
D) yang langkah-langkah pengembangannya mengadopsi Four Step Teaching
Material Development menurut Anwar (2014) yaitu, (1) Seleksi, yaitu berupa studi
literatur untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, sumber bahan ajar, dan studi konsep tentang tema sistem sonar
pada makhluk hidup, (2) Strukturisasi, yaitu berupa proses penyusunan isi LKPD
yang ditinjau dari aspek kognitif dan karakter berdasarkan indikator yang telah
dikembangkan, (3) Karakterisasi, yaitu berupa proses uji coba terhadap
konsepkonsep yang telah disusun pada tahapan sebelumnya, (4) dan

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
reduksididaktik, yaitu berupa proses mengurangi atau menghilangkan konsep yang
dianggap sulit berdasarkan hasil pada tahap karakterisasi.
Sugiyono (2015)menjelaskan bahwa metode penelitian R& Dpada akhirnya
akan menghasilkan produk tertentu. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini
adalah berupa LKPD IPA Terpadu dengan tema indera pendengaran dan sistem
sonar pada makhluk hidup dengan sebelumnya melakukan pengujian kelayakan
produk dan kelayakan bahan ajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
selain berupa instrumen validasi kelayakan isi, kegrafikan, kelayakan guna, dan
respons peserta didik yang berupa data kuantitatif, juga terdapat instrume n
penelitian yang digunakan pada setiap langkah pengembangan yang dilakukan
berupa data kualitatif; pada tahap seleksi, instrumen yang digunakan adalah
instrumen kesesuaian konsep, indikator, dan kesesuaian kompetensi dasar. Pada
tahap strukturisasi, instrumen yang digunakan adalah instrumen kesesuaian
sistematika LKPD, dan instrumen yang digunakan pada tahap karakterisasi adalah
berupa instrumen untuk mengetahui keterpahaman terhadap kalimat. Penelitian ini
melibatkan 2 orang ahli, yaitu ahli media dan ahli materi, 1 orang praktisi
pendidikan, dan melibatkan 29 orang peserta didik pada MTs Ma’arif Tanjungsari.
Analisis data kualitatif dilakukan dengan mengkonversinya dalam skala
kuantitatif dengan ketentuan yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penskoran Data Kualitatif
Kategori Skor

PernyataanPositif PernyataanNegatif

SS 5 1
S 4 2
R 3 3
TS 2 4
STS 1 5
Skor dari setiap pernyataan, seluruhnya dirata-ratakan dan dinyatakan
dalam bentuk persentase capaian dengan menggunaka n rumus:
̅𝑆𝑆̅
%𝑆𝑆 = 𝑥100%
𝑆𝑚
Keterangan:
SS = Skorrata-rata

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
Sm = Skormaksimal

Untuk menginterpretasikan persentase tanggapan, digunakan kriteria


yang terdapat pada Tabel 2. berikut ini:
Tabel 2. Kriteria Tanggapan
Tanggapan Responden (%) Kriteria
R=0 Tak seorang pun
0 < R < 25 Sebagian kecil
25 < R < 50 Hampir setengah
R = 50 Setengah
50 < R < 75 Sebagian besar
75 < R < 100 Hampir seluruh
R = 100 Seluruh
(Riduwan dalam Muslim, 2014)
Sedangkan untuk data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian ini
dianalisis dengan metode persentase setiap aspek (Bramianto, 2014), dengan
kriteria penilaian kelayakan LKPD yang di adaptasi dari Kemendikbud (2013)
yang
ditunjukkan pada Tabel 3.
Σ𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
𝑃𝑆𝐴 = 𝑥100%
Σ𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘

Tabel 3. Kriteria Penilaian Kelayakan Bahan Ajar


Persentase
Kriteria Kelayakan
Penilaian
90% < x ≤ 100% Sangat Layak
75% < x ≤ 90% Layak
60% < x ≤ 75% Cukup Layak
≤ 60% Kurang Layak
(Kemendikbud, 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut ini adalah hasil dan pembahasan setiap tahap dari penelitian dan
pengembangan yang telah dilakukan dengan langkah 4S-TMD.

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
1. Tahap Seleksi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar pada tema indera pendengeran
dan sistem sonar pada makhluk hidup yaitu:
Standar Kompetensi :
Memahami konsep getaran, gelombang, bunyi, dan pendengaran, serta
penerapannya dalam sistem sonar pada hewan dan dalam kehidupan sehari-
hari.
Kompetensi Dasar:
1. Mendeskripsikan konsep getaran, gelombang, bunyi, dan pendengaran,
serta penerapannya dalam sistem sonar pada hewan dan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Melakukan pengamatan atau percobaan tentang getaran, gelombang, dan
bunyi
Indikator :
1. Menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi organ pendengaran pada
manusia
2. Menjelaskan proses mendengar pada manusia
3. Menjelaskan hubungan antara periode dan frekuensi pada getaran
4. Membedakan karakteristik gelombang transversal dan gelombang
longitudinal
5. Mendeskripsikan hubungan antara periode, frekuensi, cepat rambat
gelombang, dan panjang gelombang

6. Menyebutkan karakteristik gelombang bunyi.


7. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
8. Mengidentifikasi gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.
9. Mendeskripsikan sistem sonar serta pemanfaatan sistem sonar dalam
teknologi
10. Melakukan percobaan dan pengamatan tentang getaran.
11. Melakukan percobaan dan pengamatan tentang gelombang bunyi.
Setelah melalui proses penilaian kesesuaian konsep, indikator, dan
kesesuaian kompetensi dasar oleh ahli, diketahui nilai yang diperoleh adalah 100
(R=100), artinya konsep, indikator, dan kompetensi dasar, seluruhnya telah sesuai.

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
2. Tahap Strukturisasi
Berdasarkan hasil seleksi SK, KD, Indikator, dan nilai
karakter, dikembangkanlah peta konsep yang dapat dijadikan sebagai acuan
sistemat ika penyusunan isi LKPD. Peta konsep (Lampiran 1)
disusun berdasarkan pertimbangan terhadap hirarki konsep yang
terdapat pada tema indera pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup.
Pembuatan peta konsep dalam tahap strukturisasi bertujuan untuk
membangun struktur kognitif peserta didik berkaitan dengan materi / konsep yang
akan dipelajari (Arifin, 2015). Pada tahap ini pula nilai karakter yang akan
diintegrasikan distrukturisasi bersama Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
agar dapat menunjang pengembangan nilai- nilai karakter pada tiap hirarki konsep
yang telah dipetakan. Karakter yang dipilih untuk diintegrasikan dalam LKPD ini
menggunakan panduan pengembangan nilai oleh Kemendiknas (2010) untuk
jenjang kelas 7-9,yaitu rasa ingin tahu, kerja keras, jujur, disiplin, dan kreatif.
Standar Kompetensi Dasar Nilai Indikator Nilai
Kompetensi Karakter Berdasarkan
Jenjang Kelas7-9
Memahami 1. Mendeskripsikan Rasa Ingin Mengajukan
konsep getaran, konsep getaran, Tahu pertanyaan untuk
gelombang, gelombang, mengetahui
bunyi, dan bunyi, dan tentang indera
pendengaran, pendengaran, pendengaran dan
serta serta sistem sonar pada
makhluk hidup
penerapannya penerapannya dalam sistem sonar pada hewan dan dalam Kreatif Kreatif dalam
dalam sistem kehidupan sehari bertanya dan
sonar pada menyampaikan
hewan dan hari pendapat
dalam Melakukan
kehidupan pengamatan
sehari- 2. atau percobaan Rasa Ingin Melakukan
hari. tentang getaran, Tahu pengamatan untuk
gelombang, dan mengetahui indera
bunyi pendengaran dan
sistem sonar pada
makhluk
Tabel 4. Strukturisasi Nilai Karakter yang terintegrasi dengan SK dan KD
hidup
Kerja Keras Melakukan berbagai

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
upaya
Melaporkan hasil
Jujur pengamatan dan
percobaan sesuai
dengan
kenyataan
Disiplin
Melakukan
pengamatan dan
percobaan sesuai
dengan arahan
guru dan petunjuk
(Diadaptasi dan dikembangkan dari Kemendiknas, 2010) percobaan
Untuk penilaian terhadap sistematika penyusunan LKPD, diketahui nilai
yang diperoleh adalah 70 (R=70) yang berarti sebagian besar penyusunan hirarki
konsep, pengintegrasian nilai, pemenuhan terhadap aspek LKPD berbasis inkuir i
terbimbing, dan sistematika penulisan dapat diterima.
3. Tahap Karakterisasi
Setelah melewati tahap seleksi dan strukturisasi, disusunlah LKPD yang
akan diujicobakan kepada 29 orang peserta didik pada MTs Ma’arif Tanjungsari
untuk mengetahui keterpahaman mereka terhadap struktur kata dalam paragraf
atau dalam pertanyaan. Sehingga didapatkanlah data yang berupa paragraf atau
pertanyaan yang harus direduksi. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa nilai yang
diperoleh pada penilaian keterpahaman adalah 80 (R=80), yang berarti hampir
seluruh pertanyaan dan pernyataan dalam paragraf yang menyusun LKPD dapat
diterima.
4. Tahap Reduksi
Pertanyaan dan pernyataan dalamparagraf yang tidak dipahami oleh peserta
didik dan harus direduksiadalah berkaitan dengan (1) pertanyaan yang kurang jelas
(penggunaan diksi), (2) kalimat yang menjelaskan konsep yang bersifat abstrak
tanpa disertai contoh dan gambar / ilustrasi, serta (3) pemakaian diksi dalam
menyusun langkah pengamatan dan percobaan yang kurang tepat.
Jumlah pertanyaan dan pernyataan yang harus direduksi ditunjukkan pada
Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Reduksi Pertanyaan dan Pernyataan LKPD


Kegiatan 1 2 3 4

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
Jumlah pertanyaan dan pernyataan yang 1 2 3
2 direduksi

Pertanyaan dan pernyataan yang telah direduksi kemudian disusun kembali


sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh peserta didik.
Setelah 4 tahapan pengembangan dilewati, produk yang dikembangka n
kemudian divalidasi kepada ahli media dan ahli materi, berikut ini adalah hasil
validasi media yang disajikan pada Gambar 2.

120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%

Gambar 2. Hasil Validasi Ahli Media


Berdasarkan hasil validasi terhadap desain LKPD yang dikembangka n
diketahui bahwa persentase nilai untuk tiap aspek, yaitu desain sampul, desain isi,
kelugasan bahasa, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan
persentase penilaian pada aspek penggunaan istilah, simboldan ikon adalah, 100%
sehingga rerata dari persentase hasil validasi media adalah 100% dengan kategori
“Sangat Layak”. Contohdaridesain LKPDterdapatpada Lampiran 2. Hasil validasi
ahli materi selengkapnya disajikan pada Gambar 3.

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
120%
100% 100% 100% 100%
100% 89% 94% 94%

80% 70%
60%
40%
20%
0%

Gambar 3. Hasil Validasi Ahli Materi


Berdasarkan hasil validasi terhadap materi (isi) LKPD yang
dikembangkan, persentase untuk aspek kesesuaian materi dan SK-KDadalah
89%, keakuratan materi 94%, kemutakhiran materi 94%, mendorong rasa ingin
tahu 100%, teknik penyajian 70%, pendukung penyajian 100%, pendukung
pembelajaran 100%, dan aspek koherensi mendapatkan persentase nilai sebesar
100%. Sehingga rerata untuk validasi materi adalah 93,75% dengan kategori
“Sangat Layak”. Contoh dari isi LKPD terdapat pada Lampiran 3. Berikut ini
adalah hasil penilain praktisi pendidikan yang disajikan pada Gambar 4.

120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
70%
80%
60%
40%
20%
0%

Gambar 4. Hasil Penilaian Praktisi Pendidikan


Berdasarkan hasil penilaian praktisi pendidikan diketahui bahwa,
persentase nilai untuk kualitas isi adalah 100%, kebenaran konsep 100%,

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
kedalaman materi 80%, penggunaan bahasa 100%, kemudahan penggunaan 100%,
karakteristik inkuiri terbimbing 70%, kemenarikan desain 100%, dan aspek
koherensi mendapatkan persentase nilai sebesar 100%. Sehingga rerata untuk
penilaia n praktisi pendidikan adalah sebesar 93,75%dengan kategori “Sangat
Layak”.
98% 97%
96% 93%
94%
92% 90%
90%
88% 86% 86%
86%
84%
82%
80%

Respons Peserta Didik

Gambar 5. Hasil Respons Peserta Didik


Berdasarkan hasil respons peserta didik, diketahui bahwa bahasa sebanyak
86% peserta didik menilai LKPD mudah dipahami, 97% menilai mudah di baca,
90% mempermudah belajar, 86% menilai LKPD menjadikan belajar lebih terarah,
dan 93% menilai LKPD yang dikembangkan semakin memotivasi untuk belajar.
Sehingga rerata dari respons peserta didik adalah 90,4% dengan kategori “Sangat
Baik”.

KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulka n
bahwa produk yang dikembangkan, yaitu berupa LKPD dengan tema indera
pendengaran dan sistem sonar pada makhluk hidup terkategori “Sangat Layak”
dan respons peserta didik terhadap produk terkategori “Sangat Baik”.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. 2014. Pengolahan Bahan Ajar. Bahan Perkuliahan Pengolahan Bahan


AjarSPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
Arifin. 2015. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Pada Tema Udara Melalui
Four Step Teaching Material Development. Jurnal Ilmu Pendidikan dan
Pengajaran, 2(1).

Bramianto, Erix Triadi. 2014. Pengembangan Media Komputer Pembelajaran


(CAI) pada mata pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro,
3(1):
31-45

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pelaksanaan


Materi Pembelajaran SMP. Jakarta: Depdiknas.

Hartati, Risa. 2015. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui


Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelaja ran
IPA Terpadu Siswa SMP. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains 2015, 505-508.

Hendri, Silvana, Setiawan, Wayan. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tema


Gempa Bumi Menggunakan Four Step Teaching Materials Development.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(1): 65-76.
Kemendikbud. 2013. Panduan PengembanganBahan Ajar. Jakarta: Kemendikbud

Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan: Penguatan Metodologi Pembelajaran


Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan
KarakterBangsa. Jakarta: Kemendiknas RI.

Muslim. 2014. Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi


Kemampuan Berargumentasi Calon Guru Fisika. Disertasi UPI: Tidak
diterbitkan.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian & Pengembangan.Bandung: Alfabeta

Suparno, Paul. 2007. MetodologiPembelajaran Fisika Konstruktivistik &


Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,


Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

---------.2014.ModelPembelajaran Terpadu. Bandung: Bumi Aksara

Wang, Hei-Chia, Hsu, Shien-Wei. 2006. Teaching-Material Design Center: An


ontology - based system for customizing reusable e-materials. Elsevie r
Computers& Education Journal, 46(2): 458-470

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
Yuliati. 2013. Efektivitas Bahan Ajar IPA Terpadu Terhadap Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9(1):53-
57

Yuniarita. 2014. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatka


n
Keterampilan Generik Sains Siswa SMP. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(1):
111-116

PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58 Program Studi


PendidikanFisika Universitas Lampung
B. LAMPIRAN 2: CONTOH DESAIN LKPD
C. LAMPIRAN 3:CONTOH ISI LKPD
PROSIDING S EMINARNASIONALPENDIDIKAN201 6HAL37-58
Program Studi PendidikanFisika Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai