Anda di halaman 1dari 11

Natural: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA

Vol.7, No.2, September 2020, pp. 9-19


ISSN : 2355-0813 (print) | ISSN : 2579-4078 (online)

Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) IPA berbasis


discovery learning
Wulan Maulita1, Tias Ernawati2, Astuti Wijayanti3
1,2,3
Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
Coresponding Author: wulanmaulita99@gmail.com

Artikel Info: Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan LKPD IPA
berbasis discovery learning pada materi usaha dan pesawat sederhana dalam
Received kehidupan sehari-hari untuk siswa SMP Kelas VIII; 2) mengetahui kelayakan
Agustus 2020 LKPD IPA berbasis discovery learning dan 3) mengetahui respon peserta didik
terhadap pengembangan LKPD IPA berbasis discovery learning. Penelitian ini
Revised termasuk penelitian pengembangan (design research) dengan model
Agustus 2020 pengembangan 4-D. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen
penilaian oleh ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru IPA, dan peserta
Accepted didik kelas VIII SMP. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif
September 2020 berupa penilaian kualitas LKPD. Berdasarkan penilaian dosen ahli, peer
reviewer, dan guru IPA diperoleh rerata skor 4,31 dengan persentase 86,43%
menyatakan bahwa kualitas LKPD dalam kategori Sangat Baik (SB). Hasil
respon peserta didik diperoleh rerata skor 4,31 dengan persentase skor 86,43%
menyatakan bahwa kualitas LKPD IPA Sangat Baik (SB). Dapat disimpulkan
bahwa LKPD IPA yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran
IPA di sekolah.

Kata Kunci: Design Research, Lembar Kerja Peserta Didik, Discovery


Learning, Usaha dan Pesawat Sederhana

Abstract. This research was aimed to 1) develop a Science Learning LKPD


based on Discovery Learning on subject materials Work and Simple Machine
in Daily Life for VIII Middle School Students; 2) find out the feasibility of
Discovery Learning based LKPD on subject materials Work and Simple
Machine in daily life for VIII grade junior high school students; and 3) knowing
students responses to the development of Discovery Learning-based LKPD on
subject materials Work and Simple Machine in daily life for VIII grade junior
high school students. This research includes development research (design
research) with a 4-D development model. Data collection techniques used
assessment instruments by material experts, media experts, peer reviewers,
science teachers, and grade VIII students in junior high schools. The data
analysis technique uses the quality analysis of LKPD. Based on the assessment
of expert lecturers, peer reviewers, and science teachers, the average score of
4.31 was obtained with a percentage of 86.43% stating that the quality of the
LKPD was very good (VG). The results of students' responses obtained an
average score of 4.31 with a percentage score of 86.43% stating that the quality
of the LKPD IPA Very Good (VG). It can be concluded that the developed
Natural Sciences LKPD is suitable for use in learning science in schools.

Keywords: Design Research, Student Worksheet, Discovery Learning, Work


and Simple Machine

Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 9


This is an open access article under the CC–BY-SA license.
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan penentu masa depan setiap manusia dan sebagai salah satu investasi
jangka panjang untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia (SDM). Menurut Ki Hajar
Dewantara SDM yang berkualitas merupakan tumpuan suatu bangsa dalam menjalankan pembangunan
untuk dapat bersaing di era globalisasi saat ini, dalam lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga
yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat yang sering disebut tri pusat pendidikan (Muliati, 2016)
Menurut Trianto (2010) IPA adalah sekumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Pembelajaran IPA pada
hakikatnya meliputi unsur sikap, proses,produk, dan aplikasi dalam pembelajaran (Nugraheni &
Winarni, 2019). Wisudawati & Sulistyowati (2014) menyatakan pembelajaran IPA adalah interaksi
antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
Salah satu penunjang dalam keberhasilan pembelajaran IPA adalah bahan ajar. Menurut (Dewi et
al., 2013) bahan ajar dirancang dan ditulis dengan dengan kaidah kontruksional karena akan digunakan
oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar dapat membantu guru
dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena tersusun atas komponen pembelajaran dan bahan belajar
bagi peserta didik. Salah satu bentuk bahan ajar yang digunakan adalah Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD). Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan dalam membantu guru melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (Abdul, 2011)
Discovery learning merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam
pemecahan masalah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan ((Efendi, 2012)). Proses
pembelajaran yang tidak diberikan secara keseluruhan melainkan melibatkan peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Sinambela (2017)
mengemukakan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran discovery learning diantaranya
pemberian rangsangan (stimulation), identifikasi masalah (problem statement), pengumpulan data (data
collection), pengolahan data (data processing), pembuktian (verification), dan menarik kesimpulan
(generalization).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri 2
Sleman sudah menggunakan LKPD sebagai bahan ajar IPA namun penggunaan LKPD masih kurang
maksimal. Menurut Sannah et al., (2015) LKPD yang beredar saat ini pada cover luarnya bertuliskan
kalimat “disesuaikan dengan kurikulum 2013” namun bagian isi LKPD masih sama dengan LKPD pada
umumnya, yaitu berisi ringkasan dan latihan-latihan soal. Latihan soal sebagian besar merupakan soal
objektif dalam bentuk pilihan ganda dan isian yang belum menstimulasi peserta didik untuk belajar
mengidentifikasi masalah, menemukan konsep dan materi yang disajikan kurang lengkap. Selain itu
LKPD seharusnya mampu mengajak peserta didik menemukan sendiri konsep tentang materi yang
dipelajari (Devita et al., 2015) Sebenarnya LKPD dapat dibuat oleh guru yang bersangkutan sehingga
LKPD dapat lebih menarik serta lebih kontekstual dengan situasi dan kondisi sekolah maupun
lingkungan sosial budaya peserta didik namun keterbatasan waktu untuk mengembangkan LKPD
sehingga guru memilih menggunakan LKPD langsung pakai yang disediakan oleh sekolah (Noor, 2017).
Saat ini banyak pengembangan LKPD untuk mata pelajaran IPA namun LKPD yang berbasis
discovery learning belum banyak dikembangkan. Model pembelajaran yang dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, dan aktif salah satunya ialah model
pembelajaran discovery learning, model ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan memberikan
peserta didik suatu stimulasi atau pemberian rangsangan dalam pembelajaran. Peserta didik akan
mencari sendiri pemecahan terhadap stimulasi yang diberikan serta diberi kesempatan berperan aktif
dalam mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, pembuktian, dan mengambil

Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 10


kesimpulan sebagai jawaban dari pemecahan masalah (Pratiwi & Rasmawan, 2014). Melalui LKPD
berbasis discovery learning pendidik dapat secara langsung mengarahkan pola pikir peserta didik
sekaligus dapat menciptakan kemandirian peserta didik dalam belajar, menemukan pengetahuan dan
mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (design research) dengan
menggunakan model pengembangan 4-D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap
perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate) (Trianto,
2012). Tahap disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya untuk mengembangkan
LKPD IPA. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2019/2020 selama 6
bulan, dimulai pada bulan Januari 2020 hingga bulan Juni 2020.
Subjek dalam penelitian adalah 1 ahli materi, 1 ahli media, peer reviewer yang berjumlah 4
orang, guru IPA yang berjumlah 2 orang, dan peserta didik kelas VIII berjumlah 10 peserta didik. Objek
dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA berbasis discovery learning pada
materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari untuk peserta didik kelas VIII. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, angket dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini yakni instrumen penilaian oleh ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru IPA,
dan peserta didik kelas VIII SMP. Teknik analisis data yang dilakukan untuk mengetahui kualitas LKPD
yaitu mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala likert. Data
kuantitatif yang diperoleh kemudian dianalisis pada setiap komponen penilaiannya, selanjutnya skor
akhir dikonversi menjadi data kualitatif berdasarkan kriteria kategori penilaian ideal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan LKPD IPA berbasis discovery learning pada materi usaha dan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari dikembangkan dengan menggunakan model 4-D yang terdiri
dari empat tahap yaitu define (pendefinisian), design (perencanaan), develop (pengembangan), dan
disseminate (penyebaran). Pengembangan LKPD ini sampai pada tahap develop (pengembangan) yaitu
pada tahap uji coba terbatas, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu penelitian dan keterbatasan biaya.
Rincian aktivitas pada masing-masing tahap pengembangan sebagai berikut:
1. Tahap pendefinisian (define)
Tahap ini untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat pengembangan LKPD. Pada tahap ini
dilaksanakan wawancara untuk memperoleh informasi terkait masalah dalam pembelajaran IPA yang
dapat dijadikan dasar pengembangan LKPD. Berdasarkan informasi yang telah didapatkan, kebutuhan
bahan ajar dalam pembelajaran IPA dianalisis dan dipilih model pembelajaran untuk mengatasi masalah
tersebut. Dilakukan studi pustaka untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dalam pembelajaran IPA. Model pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan
LKPD ini yakni model pembelajaran discovery learning dengan menyisipkan sintaks pembelajarannya
pada setiap kegiatan dalam LKPD. Tahapan dalam pedefinisian yang dilakukan adalah:
Analisis awal, bertujuan untuk mengumpulkan untuk mengumpulkan dan mengidentifikasi
masalah yang muncul saat pembelajaran IPA di dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara
permasalahan yang didapatkan diantaranya: LKPD yang digunakan menggunakan LKPD langsung
pakai yang disediakan oleh sekolah, guru belum mengembangkan LKPD sendiri dikarenakan
keterbatasan waktu dalam pengembangan, isi LKPD yang digunakan belum menarik dan hanya berisi
Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 11
ringkasan materi serta soal-soal latihan. LKPD belum dapat membangun peserta didik untuk
menemukan konsep serta membangun pengetahuan sendiri. Analisis peserta didik, dilakukan untuk
mengetahui karakteristik peserta didik kelas VIII SMP/MTs. Karakteristik peserta didik yang dianalisis
adalah ranah kognitif seperti pengetahuan dan pengertian. Ranah afektif seperti rasa ingin tahu dan
pengalaman peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA kelas VIII SMP Negeri 2
Sleman, dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah menggunakan LKPD namun LKPD hasil
pengembangan guru jarang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Peserta didik menggunakan buku
paket yang telah disediakan. Di dalam LKPD berisi ringkasan materi dan latihan soal yang cenderung
melatih daya ingat, peserta didik menginginkan LKPD yang menarik. Analisis tugas, pada tahap analisis
tugas dilakukan dengan menganalisis kurikulum yang digunakan saat ini yakni kurikulum 2013.
Berdasarkan analisis kurikulum 2013 didapatkan empat Kompetensi Inti (KI), namun yang sering
digunakan pada kurikulum 2013 edisi revisi 2017 terdapat dua KI yakni KI 3 dan KI 4. Dari kedua KI,
kemudian dianalisis dan didapatkan 2 Kompetensi Dasar (KD) dan 11 indikator. Berdasarkan indikator-
indikator dapat didefinisikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, diantaranya observasi,
mengidentifikasi, menganalisis, dan percobaan. Analisis konsep, KD yang telah disusun secara
sistematis dan rinci kemudian menjadi konsep yang relevan sesuai dengan materi yang dikembangkan
dalam LKPD IPA. Hasil analisis konsep diantaranya 1) konsep usaha dan pesawat sederhana; 2) macam-
macam pesawat sederhana; 3) prinsip kerja pesawat sederhana pada sistem gerak manusia, dan 4) model
pembelajaran discovery learning. Setelah dilakukan analisis konsep selanjutnya analisis tujuan
pembelajaran, pada tahap ini dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran berdasarkan KD dan Indikator
pembelajaran.
2. Tahap perencanaan (design)
Tahap perencanaan bertujuan untuk menghasilkan rancangan awal LKPD IPA berbasis
discovery learning. Kegiatannya meliputi: a) penentuan sistematika, Sistematika yang terdapat dalam
LKPD disusun berdasarkan sudut pandang baik dari struktur maupun format yang sesuai dengan kriteria
LKPD. Sistematika LKPD yang dikembangkan meliputi analisis kurikulum 2013 revisi 2017, penentuan
judul LKPD, menentukan Kompetesi Dasar (KD) dan indikator, menentukan sub bab dan pokok bahasan
pada materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari disertai ilustrasi gambar yang
menarik; b) penyusunan kerangka struktur LKPD yang dilakukan untuk mendesain isi pembelajaran,
pemilihan pendekatan dan sumber belajar. Kerangka struktur yang dikembangkan mencerminkan
karakteristik LKPD yang dikembangkan. Penyusunan LKPD dimulai dengan menggambarkan
keseluruhan materi yang digunakan dan urutan penyajian menggunakan sintaks discovery learning.
Kerangka struktur LKPD terdiri dari judul LKPD, kompetensi dasar yang hendak dicapai, indikator
pencapaian yang berisi tujuan pembelajaran berdasarkan KD, gambaran sintaks discovery learning,
petunjuk kegiatan, kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi tiga kegiatan sesuai dengan indikator,
LKPD dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, petunjuk penggunaan LKPD,
dilengkapi sumber referensi, serta biodata penulis.
3. Tahap pengembangan (develop)
Tahap pengembangan meliputi: a) Bimbingan produk dengan dosen pembimbing, pada tahap
ini LKPD yang telah disusun kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Produk LKPD
diberikan masukan oleh dosen pembimbing diantaranya penyesuaian jumlah kegiatan dalam LKPD,
penegasan tampilan pada sintaks discovery learning, fokus materi dalam kegiatan pada LKPD,
perbaikan kata dan spasi antar paragraf, penyesuaian warna, ukuran gambar. Kemudian penambahan
keterangan gambar dan sumbernya, penambahan referensi dari buku fisika dasar atau fisika lanjut. Dari
semua masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing, kemudian dilakukan revisi I untuk
menghasilkan LKPD yang lebih baik lagi daripada sebelumnya, dan kemudian divalidasi oleh para ahli;
b) Validasi oleh pakar, validasi dilakukan oleh ahli (ahli materi dan ahli media) dan peer reviewer.
Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 12
Validasi untuk penilaian LKPD terdiri dari beberapa aspek yang berbeda dengan menggunakan angket
validasi untuk menilai dan mengevaluasi LKPD yang telah dibuat.
Dari validasi yang telah dilakukan, terdapat saran dari ahli dan dan peer reviewer yang akan
digunakan dalam revisi ke II. 1) Ahli Materi, penilaian yang dilakukan oleh 1 ahli materi terhadap LKPD
berdasarkan penyajian materi di dalam LKPD IPA. Aspek penilaian ahli materi meliputi aspek
komponen LKPD berbasis discovery learning, aspek kesesuaian tujuan, aspek kelayakan isi, aspek
kelengkapan materi, dan kesesuaian LKPD dengan model discovery learning. Selain itu, ahli materi
juga memberikan komentar dan saran terhadap LKPD yang dikembangkan; 2) Ahli Media, penilaian
yang dilakukan oleh 1 ahli media terhadap LKPD yang dikembangkan. Selain memberikan penilaian
LKPD ahli media juga memberikan komentar dan saran untuk perbaikan selanjutnya dan melalui
instrumen validasi. Penilaian oleh ahli media meliputi beberapa aspek yaitu aspek kelayakan isi, aspek
kejelasan petunjuk penggunaan, aspek kelayakan bahasa, aspek kejelasan teks, aspek kualitas layout,
aspek anatomi LKPD, dan kualitas gambar; 3) Peer reviewer, penilaian pada peer reviewer merupakan
penilaian yang dilakukan oleh 4 orang mahasiswa program studi pendidikan IPA untuk membantu
menilai LKPD IPA yang telah dikembangkan. Selain itu, peer reviewer juga memberikan komentar dan
saran terhadap LKPD yang dikembangkan; c) Penilaian oleh praktisi dilakukan oleh 2 guru mata
pelajaran IPA di SMP. Validasi oleh guru IPA menghasilkan penilaian berdasarkan instrumen validasi.
Penilaian LKPD oleh guru IPA meliputi beberapa aspek yaitu kesesuaian tujuan, kelayakan isi,
kelengkapan materi, komponen LKPD berbasis discovery learning, kesesuaian kegiatan, kejelasan
petunjuk, kelayakan bahasa dan kalimat, kejelasan teks, kualitas layout, kesesuaian LKPD dengan
model discovery learning. Respon peserta didik kelas VIII dilakukan oleh 10 peserta didik dari SMP
Negeri 2 Sleman. Penilaian dilakukan oleh peserta didik digunakan untuk mengevaluasi pengembangan
LKPD berdasarkan respon peserta didik sebagai pengguna LKPD. Penilaian peserta didik meliputi
beberapa aspek, yaitu kelayakan isi, kelengkapan materi, kesesuaian kegiatan, kejelasan petunjuk,
kelayakan bahasa dan kalimat, kejelasan teks, kualitas layout, kualitas gambar; d) Revisi, Sebelum
LKPD divalidasikan oleh dosen ahli adanya perbaikan sesuai dengan masukan dosen pembimbing.
Beberapa bagian dalam LKPD perlu diperbaiki sesuai dengan komentar dan saran yang diberikan,
berdasarkan komentar dan saran tersebut kemudian dilakukan revisi dari saran perbaikan yang diberikan
oleh para ahli, peer reviewer, guru IPA, dan peserta didik. Berdasarkan saran dan masukan dari ahli
materi, ahli media, dan guru IPA. Hasil akhir dari LKPD yang dikembangkan secara keseluruhan, selain
komentar dan saran dari ahli materi, ahli media, serta guru IPA peneliti juga mempertimbangkan
komentar dan saran dari peer reviewer dan peserta didik kelas VIII. LKPD yang telah diperbaiki
berdasarkan komentar dan saran, menjadi produk akhir LKPD yang dikembangkan peneliti.
Kelayakan LKPD IPA yang telah disusun, dapat diketahui dengan cara menganalisis data yang
diperoleh berdasarkan instrumen validasi oleh dosen ahli materi, dosen ahli media, peer reviewer, guru
IPA dan peserta didik. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan data kualitatif yang
diubah menjadi data kuantitatif. Hasil penilaian ideal ahli materi, ahli media, peer review dan guru IPA
sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria kategori penilaian ideal untuk ahli materi
Rentang Skor Rerata skor Kategori
X> 138,6 >4,2 Sangat Baik (SB)
112,2 <X ≤ 138,6 > 3,4 – 4,2 Baik (B)
85,8 <X ≤ 112,2 > 2,6 – 3,4 Cukup (C)
59,4 <X ≤ 85,8 > 1,8 – 2,6 Kurang (K)
X ≤ 59,4 ≤ 1,8 Sangat Kurang (SK)

Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 13


Tabel 2. Kriteria kategori penilaian ideal untuk ahli media
Rentang Skor Rerata skor Kategori
X> 109,21 > 4,2 Sangat Baik (SB)
88,40 <X ≤ 109,21 > 3,4 – 4,2 Baik (B)
67,6 <X ≤ 88,40 > 2,6 – 3,4 Cukup (C)
46,79 <X ≤ 67,6 > 1,8 – 2,6 Kurang (K)
X ≤ 46,79 ≤ 1,8 Sangat Kurang (SK)

Tabel 3. Kriteria kategori penilaian ideal untuk peer reviewer dan guru IPA
Rentang Skor Rerata skor Kategori
X> 180,6 > 4,2 Sangat Baik (SB)
146,2 <X ≤ 180,6 > 3,4 – 4,2 Baik (B)
111,8 <X ≤ 146,2 > 2,6 – 3,4 Cukup (C)
77,4 <X ≤ 111,8 > 1,8 – 2,6 Kurang (K)
X ≤ 77,4 ≤ 1,8 Sangat Kurang (SK)

Tabel 4. Kriteria kategori penilaian ideal untuk peserta didik


Rentang Skor Rerata skor Kategori
X> 96,61 > 4,2 Sangat Baik (SB)
78,2 <X ≤ 96,61 > 3,4 – 4,2 Baik (B)
59,8 <X ≤ 74,2 > 2,6 – 3,4 Cukup (C)
41,39 <X ≤ 59,8 > 1,8 – 2,6 Kurang (K)
X ≤ 41,39 ≤ 1,8 Sangat Kurang (SK)

Penilaian kualitas LKPD IPA berbasis Discovery Learning berdasarkan penilaian ahli materi,
ahli media, peer reviewer, guru IPA, dan peserta didik diantaranya kualitas LKPD IPA. Hasil analisis
penilaian ahli materi pada Tabel 5.

Tabel 5. Kualitas LKPD IPA berbasis discovery learning berdasarkan penilaian ahli materi
No Aspek Penilaian Skor yang Diperoleh
1. Aspek komponen LKPD berbasis Discovery Learning 22
2. Aspek kesesuaian tujuan 20
3. Aspek kelayakan isi 38
4. Aspek kelengkapan materi 30
5. Aspek kesesuian LKPD dengan model Discovery Learning 45
Jumlah 155
̅
Rerata skor (𝑋) 4,69
Interval skor X>138,6
Kategori SB

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa penilaian dari ahli materi terhadap LKPD IPA yang
dikembangkan dapat dikategorikan Sangat Baik (SB), karena nilai jumlah skor ahli materi sebesar 155.
Nilai keidealan produk berdasarkan skala persentase keidealan berada pada interval SB yaitu 93,93%.
Menurut ketetapan minimal produk yang ditentukan oleh peneliti, maka produk LKPD IPA berbasis
discovery learning dinyatakan layak. Hasil analisis penilaian dari ahli media disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Kualitas LKPD IPA berbasis discovery learning berdasarkan penilaian ahli media
Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 14
No Aspek Penilaian Skor yang Diperoleh
1. Aspek kelayakan isi 27
2. Aspek kejelasan petunjuk penggunaan 4
3. Aspek kelayakan bahasa 17
4. Aspek kejelasan teks 10
5. Aspek kualitas layout 23
6. Aspek anatomi LKPD 19
7. Aspek kualitas gambar 18
Jumlah skor (∑x) 118
Rerata skor (𝑋̅) 4,53
Interval skor X> 109,21
Kategori SB

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa penilaian dari ahli media terhadap LKPD IPA yang
dikembangkan dapat dikategorikan Sangat Baik (SB). Nilai keidealan produk berdasarkan skala
persentase keidealan berada pada interval SB yaitu 90,76%. Menurut ketetapan minimal produk yang
ditentukan oleh peneliti, maka produk LKPD IPA berbasis Discovery Learning dinyatakan layak. Hasil
analisis penilaian dari peer reviewer disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Kualitas LKPD IPA berbasis discovery learning berdasarkan penilaian peer reviewer
Skor yang diperoleh
No Aspek Penilaian
PR 1 PR 2 PR 3 PR 4
1. Aspek kesesuaian tujuan 13 15 15 12
2. Aspek kelayakan isi 31 32 29 25
3. Aspek kelengkapan materi 21 20 22 18
4. Aspek Komponen LKPD berbasis discovery learning 23 25 23 18
5. Aspek kesesuaian kegiatan 22 21 20 17
6. Aspek kejelasan petunjuk 5 4 5 4
7. Aspek kelayakan bahasa dan kalimat 14 14 12 12
8. Aspek kejelasan teks 10 10 8 8
9. Aspek kualitas layout 15 15 12 13
Aspek kesesuaian LKPD dengan model discovery
10. 40 39 36 31
learning
Jumlah skor (∑x) 728
̅
Rerata skor (𝑋) 4,23
Interval skor X> 180,6
Kategori SB

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa penilaian dari peer reviewer terhadap LKPD IPA
yang dikembangkan dapat dikategorikan Sangat Baik (SB). Nilai keidealan produk berdasarkan skala
persentase keidealan berada pada interval SB yaitu 84,76%. Menurut ketetapan minimal produk yang
ditentukan oleh peneliti, maka produk LKPD IPA berbasis Discovery Learning dinyatakan layak. Hasil
analisis penilaian dari guru IPA disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Kualitas LKPD IPA berbasis discovery learning berdasarkan penilaian guru IPA
Skor yang diperoleh
No Aspek Penilaian
Guru IPA 1 Guru IPA 2
1. Aspek kesesuaian tujuan 11 12
Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 15
Skor yang diperoleh
No Aspek Penilaian
Guru IPA 1 Guru IPA 2
2. Aspek kelayakan isi 24 28
3. Aspek kelengkapan materi 16 20
4. Aspek Komponen LKPD berbasis discovery learning 13 12
5. Aspek Kesesuaian Kegiatan 20 20
6. Aspek Kejelasan Petunjuk 4 4
7. Aspek Kelayakan Bahasa dan Kalimat 12 12
8. Aspek Kejelasan Teks 8 8
9. Aspek Kualitas Layout 10 12
10. Aspek Kesesuaian LKPD dengan model discovery learning 37 45
Jumlah skor (∑x) 328
Rerata skor (𝑋̅) 3,81
Interval skor 146,2 <X ≤ 180,6
Kategori B

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa penilaian dari guru IPA terhadap LKPD IPA yang
dikembangkan dapat dikategorikan Baik (B). Nilai keidealan produk berdasarkan skala persentase
keidealan berada pada interval B yaitu 76,27%. Menurut ketetapan minimal produk yang ditentukan
oleh peneliti, maka produk LKPD IPA berbasis discovery learning dinyatakan layak. Kualitas LKPD
IPA berdasarkan penilaian peserta didik disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Kualitas LKPD IPA berbasis discovery learning berdasarkan penilaian peserta didik
Skor yang diperoleh
No Aspek Penilaian
PD 1 PD 2 PD 3 PD 4 PD5 PD6 PD7 PD8 PD 9 PD 10
1. Aspek kelayakan isi 31 29 33 30 27 35 30 28 27 26
2. Aspek kelengkapan materi 19 16 18 16 17 20 16 16 16 17
3. Aspek kesesuaian kegiatan 14 14 12 12 12 15 12 12 13 11
4. Aspek kejelasan petunjuk 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5
Aspek kelayakan bahasa dan
5. 10 8 10 8 8 10 10 8 9 10
kalimat
6. Aspek kejelasan teks 10 8 10 8 9 10 10 8 9 10
7. Aspek kualitas layout 13 12 13 12 12 15 13 12 12 14
8. Aspek kualitas gambar 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4
Jumlah skor (∑x) 994
Rerata skor (𝑋̅) 4,31
Interval skor X> 180,6
Kategori SB

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa penilaian dari peserta didik terhadap LKPD IPA
yang dikembangkan dapat dikategorikan Sangat Baik (SB). Nilai keidealan produk berdasarkan skala
persentase keidealan berada pada interval SB yaitu 86,43%. Menurut ketetapan minimal produk yang
ditentukan oleh peneliti, maka produk LKPD IPA berbasis discovery learning dinyatakan layak.
Penelitian pengembangan yang telah dilakukan, menghasilkan produk yaitu LKPD IPA berbasis
discovery learning pada materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-sehari. Kelebihan
dari LKPD ini yaitu mengembangkan materi IPA yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 revisi 2017
dan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada setiap kegiatan terdapat sintaks

Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 16


discovery learning yang diharapkan dapat membimbing dan memotivasi peserta didik untuk
mengeksplorasi informasi-informasi dan konsep sehingga mengkonstruksi ide-ide baru, mendorong
peserta didik terlibat langsung dengan masalah dan tertantang untuk belajar menyelesaikan berbagai
masalah yang relevan dengan kehidupan mereka. Materi yang disajikan dalam LKPD disertai dengan
contoh gambar, LKPD disajikan berwarna dengan pilihan warna yang menarik untuk mendukung materi
yang disajikan dalamnya. LKPD juga berisi percobaan yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan
dilengkapi dengan rancangan percobaan agar peserta didik dapat melakukan percobaan sesuai dengan
gambar yang ada dan dapat digunakan secara berkelompok. LKS juga digunakan siswa untuk
menggalisuatu konsep secara mandiri dengan memecahkan pertanyaan ilmiahyang ada di dalamnya
(Sriningsih & Wijayanti, 2018). LKPD IPA dapat digunakan secara online dengan berbentuk format
PDF yang dapat dibagikan secara online kepada peserta didik. Peserta didik lebih banyak mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan diri, menggali informasi, meningkatkan kompetensi sosialnya
dengan sistem pembelajaran online (tatap muka) (Irsalina & Dwiningsih, 2018; Rosita & Leonard,
2015).
Kekurangan dalam pengembangan LKPD yaitu beberapa gambar ada yang kurang jelas karena
terlalu kecil, terdapat suku kata yang kurang tepat. Selain itu dalam pengembangan LKPD tidak dapat
dilakukan uji coba langsung terhadap peserta didik, hanya sampai tahap penilaian melalui aplikasi
google formulir diserahkan pada validator. Hal ini dikarenakan adanya wabah Covid-19 sehingga
kegiatan pembelajaran di sekolah ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran dari rumah secara daring
(online) dan keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian di sekolah. Peneliti berusaha
untuk mengatasi kendala yang ada yaitu melakukan penelitian secara online dengan menggunakan
aplikasi google formulir. Pandemi COVID-19 telah merubah kegiatan pembelajaran yang biasanya
dilakukan disekolah terpaksa dirumahsecara dalam jaringan (Emilia et al., 2019).
Suasana pembelajaran daring menurut guru adalah keadaan yang mempengaruhi kejiwaan dan
suasana kejiwaan guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung (Dimyati & Mudjiono, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian ini, responden menyatakan kurang setuju sebanyak 50 persen bahwa belajar
secara daring menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena menggunakan teknologi yang
canggih (Putria et al., 2020).
erdasarkan perolehan persentase skor dari semua aspek sebesar 86,43% menunjukkan bahwa
keseluruhan persentase keidealan yang diperoleh pada aspek penilaian yang dinilai adalah Sangat Baik
(SB). Penilaian sangat baik disebabkan beberapa indikator kriteria penilaian yang dijabarkan sudah
terpenuhi dengan baik dalam LKPD. Dengan demikian, hasil penilaian peserta didikmenurut ketetapan
minimal produk yang ditentukan oleh peneliti menyatakan bahwa produk LKPD IPA dinyatakan layak
digunakan oleh peserta didik kelas VIII SMP. Perolehan presentase keidealan produk LKPD IPA
disajikan pada Gambar 1.
Persentase Keidealan Produk LKPD IPA berbasis
Discovery Learning

100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Ahli Materi Ahli Media Peer Guru IPA Peserta
Reviewer Didik

Gambar 1. Grafik persentase keidealan produk LKPD IPA

Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 17


SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dapat disimpulkan bahwa 1) Penelitian


pengembangan ini menghasilkan LKPD IPA berbasis Discovery Learning untuk siswa SMP kelas VIII.
Materi yang disajikan dalam LKPD yaitu materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017. 2) Berdasarkan analisis hasil penilaian dari dosen ahli
materi, dosen ahli media, peer reviewer, guru IPA dan peserta didik. LKPD IPA berbasis Discovery
Learning untuk siswa SMP kelas VIII yang dihasilkan layak untuk digunakan, sesuai dengan kriteria
keidealan produk LKPD. Kualitas LKPD IPA berbasis Discovery Learning yang telah dikembangkan
ini dikategorikan Sangat Baik (SB) berdasarkan penilaian ahli materi dengan rerata skor keseluruhan
4,69 dan persentase keidealan produk 93,93%,ahli media dengan rerata skor keseluruhan 4,53 dan
persentase keidealan produk 90,76%, peer reviewer dengan rerata skor keseluruhan 4,23 dan persentase
keidealan produk 84,76% dan Baik (B) penilaian guru IPA dengan rerata skor keseluruhan 3,81 dan
persentase keidealan produk 76,27%. 3) Respon peserta didik terhadap LKPD IPA berbasis Discovery
Learning materi usaha dan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dikategorikan Sangat Baik
(SB) dengan rerata skor keseluruhan 4,31 dan persentase keidealan produk 86,43% sehingga LKPD IPA
berbasis Discovery Learning untuk SMP kelas VIII layak digunakan dalam pembelajaran IPA di
sekolah.

REFERENSI

Abdul, M. (2011). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. PT Remaja


Rosdakarya.
Devita, M., Kadaritna, N., & Rosilawati, I. (2015). Pengembangan LKS Materi Penurunan Titik Beku
dan Tekanan Osmotik Berbasis Discovery Learning. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia,
4(3), 1085–1096.
Dewi, N. L., Dantes, N., & Sadia, I. W. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA.
Dimyati, & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta.
Efendi, A. (2012). Efektivitas Penggunaan Metode Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar
Matematika Kelas X SMK Diponegoro Yogyakarta Sleman. Skripsi. Fakultas Sains Dan
Teknologi UIN.
Emilia, E., Ingtyas, F. T., Agustina, N. D., Hilda, N., & Riana Friska, S. (2019). Analisis Kesulitan
Pembelajaran daring Selama Pandemi Covid-19 SIswa Smk 1 Beringin Medan. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 3(3), 1724–1730.
Irsalina, A., & Dwiningsih, K. (2018). Analisis kepraktisan pengembangan lembar kegiatan peserta
didik (LKPD) berorientasi blended learning pada materi asam basa. Jurnal Kimia Dan Pendidikan
Kimia, 3(3), 171–182.
Muliati, B. (2016). Mengembalikan Kebermaknaan Tri Pusat Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan.
Jurnal Al-Hikmah, 4(2), 101–110.
Noor, R. (2017). Penyusunan lembar kerja peserta didik (lkpd) biologi sma melalui inventarisasi
tumbuhan yang berpotensi atau sebagai pewarna alami di kota metro. Bioedukasi (Jurnal
Pendidikan Biologi), 5(2), 94–104.
Nugraheni, D., & Winarni, D. S. (2019). Peningkatan keterampilan proses dan hasil belajar mahasiswa
melalui pembelajaran Science Teacherpreneurship. Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 6(2).
Pratiwi, F. A., & Rasmawan, R. (2014). Pengaruh penggunaan model discovery learning dengan
pendekatan saintifik terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 3(7).
Putria, H., Maula, L. H., & Uswatun, D. A. (2020). Analisis proses pembelajaran dalam jaringan (daring)
masa pandemi covid-19 pada guru sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 861–870.

Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 18


Rosita, I., & Leonard, L. (2015). Meningkatkan kerja sama siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 3(1).
Sannah, I. N., Kadaritna, N., & Tania, L. (2015). Pengembangan LKS Dengan Model Discovery
Learning Pada Materi Teori Atom Bohr. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia, 4(1), 184–
196.
Sinambela, P. N. J. M. (2017). Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam pembelajaran. Generasi
Kampus, 6(2).
Sriningsih, R. R., & Wijayanti, A. (2018). Bagaimana cara mengembangkan LKS IPA berbasis inquiry
untuk SMP. Natural: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 6 (1), 34, 42.
Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu: Konsep, strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kuala Lumpur: Kemetrian Pengajaran Malaysia.
Wisudawati, A. W., & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Bumi Aksara.

Journal homepage: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/NATURAL 19

Anda mungkin juga menyukai