Abstract: The Development of Interactive Student Worksheet (LKPD) for Mole Concept
Chapter at X Class Senior High School. Worksheet learners (LKPD) with material mole
concept has been developed and used in class X SMA 3 Palembang. This development research
was done by using the model ADDIE (Analysis, design, development, implemention,
evaluation). Data was collected using a validation sheet, sheet questionnaire and achievement
test. Validation of the first prototype validation aspect of the material values obtained are 4.75
(very valid), pedagogical aspects of 4.60 (very valid) and media aspects of 4.00 (valid). In the
pilot phase of the prototype one to one I obtained value practicality of 4.00 (practical) and the
trial stage of the prototype of a small group II obtained practicality value of 4.29 (very
practical). At the trial stage of field test of the effectiveness of the prototype III obtained an
average value of N-gain of 0.59 (moderate). The results of this study are Worksheet Students
(LKPD) interactive learning mole concept that has met the criteria for a valid, practical and
effective.
Kata-kata kunci: penelitian pengembangan, lembar kerja peserta didik, interaktif, konsep
mol
168
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 169
kimia siswa juga akan kurang. Siswa yang Tahap awal penelitian dilakukan analisis
hanya membaca materi belum tentu dapat kebutuhan untuk mempertimbangkan apakah
mengerjakan soal dengan baik, namun dengan memang diperlukan LKPD interaktif.
berlatih soal-soal siswa akan lebih menguasai Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab
materi. dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan
Berdasarkan wawancara, kebanyakan atas sasaran orang lain, sebab setiap lembaga
siswa merasa kesulitan untuk mempelajari dan menentukan teknologi pembelajaran sendiri
mengerjakan soal yang ada di Lembar Kerja yang berbeda satu sama lain, sehingga perlu
Peserta Didik (LKPD). Untuk itu, maka diadakan analisis kebutuhan. Analisis
diperlukan LKPD yang terstruktur dan mudah kebutuhan yang dilakukan dimulai dari
dipahami oleh siswa sehingga dapat analisis kurikulum, analisis materi, analisis
mengurangi kesulitan siswa. Salah satu cara teknologi dan juga analisis kondisi sekolah.
yang dapat dilakukkan yaitu dengan Pemilihan sekolah untuk uji coba produk
mengkaitkan kimia dengan kehidupan sehari- didasarkan pada sekolah yang memiliki sarana
hari. Oleh karena itu, siswa dianggap berhasil dan prasarana laboratorium komputer. Dari
dalam belajar apabila mampu mengingat hasil analisis tersebut barulah dapat
banyak fakta dan mampu menyampaikan disimpulkan untuk penggunaan LKPD
kembali fakta-fakta tersebut kepada orang lain interaktif pada kegiatan pembelajaran.
atau menggunakannya untuk menjawab soal- Pembelajaran yang dilakukan dengan
soal. LKS interaktif dapat membuat suasana belajar
Keberadaan LKPD cetak atau biasa yang menyenangkan dan tidak membosankan,
disebut pula dengan istilah Buku Kerja Siswa siswa tidak akan merasa tertekan, tidak takut
hingga saat ini masih sangat minimal dan untuk bertanya dan suasana pembelajaran
belum efektif sebagai sarana pembelajaran, tidak akan membuat siswa tegang (Dewi,
baik dari segi tampilan, isi maupun 2010:63).
kepraktisannya. Untuk mengoptimalkannya Pada penelitian yang dilakukan Octiawati
baik dari segi tampilan maupun kualitas (2014), peneliti menggunakan software
pembelajaran dibutuhkan transformasi yang iSpring yang memiliki fitur lengkap dengan
berbasis konvergensi teknologi informasi dan berbagai jenis soal latihan dan dapat disesain
telekomunikasi (TIK). Dalam transformasi itu semenarik mungkin. Berdasarkan hasil belajar
LKPD cetak bisa digantikan fungsinya dengan siswa sebesar 81% yang dapat disimpulkan
LKPD interaktif agar materi pelajaran bisa bahwa penggunaan iSpring ini efektif dalam
lebih hidup, lebih mendalam serta dapat proses pembelajaran. Pembelajaran dengan
meningkatkan daya inovasi dan menambah menggunakan media iSpring juga diteliti oleh
kreativitas siswa. Guntoro (2014), bahwa berdasarkan hasil
LKPD yang interaktif adalah salah satu penelitian yang telah didapat, pembelajaran
media alternatif yang dapat digunakan untuk dengan menggunakan media iSpring suite
menunjang proses pembelajaran yang terdiri dapat dikatakan lebih efektif dalam
dari materi dan latihan soal-soal yang meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari
digolongkan menjadi media berbasis ranah kognitif sebesar 83,29, rata-rata hasil
komputer karena untuk menjalankannya belajar ranah afektif sebesar 78,93 dan rata-
diperlukan komputer yang memungkinkan rata hasil belajar ranah psikomotor diperoleh
siswa untuk meningkatkan wawasan sebesar 78,66.
mengenai materi pembelajaran secara mandiri iSpring adalah salah satu dari flash kuis
hanya dengan sekali menekan tombol membuat perangkat lunak yang dapat
pada tampilan aplikasi. membuat tes atau quiz dengan beberapa tipe
170 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016
soal. Software ini berfungsi untuk Uji pakar dilakukan oleh ahli materi, ahli
memudahkan khususnya para pembimbing pedagogik dan ahli media untuk menguji
(guru) dalam membuat sebuah tes atau quiz kevalidan dari produk yang dikembangkan.
sehingga dengan adanya aplikasi ini dapat Angket
menyajikan evaluasi pengajaran untuk Angket digunakan untuk mengetahui
mengetahui seberapa jauh tingkat kepraktisan LKPD interaktif dari
keberhasilan siswa dalam memahami materi. tanggapan/komentar yang diberikan siswa
pada lembar angket.
METODE Tes Hasil Belajar
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Tes ini digunakan pada tahap field test
pengembangan (Development Reasearch) yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan
yang terbatas pada pengembangan produk, LKPD interaktif.
validasi produk, ujicoba kepraktisan dan Observasi
ujicoba keefektifan penggunaan produk. Observasi dilaksanakan untuk
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 mengetahui keaktifan siswa selama proses
Palembang pada materi konsep mol kelas X pembelajaran. Observasi dilakukan dengan
MIA 1 dan 2 mulai bulan februari – oktober menggunakan lembar observasi keaktifan
2014. Subjek dalam Penelitian ini adalah siswa. Lembar observasi terdiri dari 13
Lembar Kerja Peserta Didik Interaktif deskriptor.
pembelajaran konsep mol. Penelitian ini Teknik Analisa Data
melibatkan berbagai pihak yang disebut Analisa Data Lembar Validasi
sebagai subjek ujicoba yaitu ahli materi, ahli Data lembar validasi dihitung
desain, ahli pedagogik, guru dan siswa kelas berdasarkan deskriptor yang tampak. Untuk
X MIA 1 dan 2 SMA Negeri 3 Palembang. menghitung rerata skornya digunakan rumus
Penelitian pengembangan ini menggunakan sebagai berikut (Widoyoko, 2012).
langkah-langkah pengembangan model 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖
ADDIE (Analysis, Design, Development, 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
=
Implementation, Evaluation) (Prawiradilaga, 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
2008:21).
Teknik Pengumpulan Data Nilai rerata skor tersebut
Untuk mendapatkan data yang diperlukan diinterpretasikan berdasarkan kategori tingkat
dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang kevalidan yang disajikan pada tabel 1. sebagai
dilakukan, antara lain : berikut
Wawancara
Wawancara digunakan peneliti untuk Tabel 1. Kategori Tingkat Kevalidan LKPD
mendapatkan keterangan dengan memberikan Interaktif
seperangkat pertanyaan kepada guru mata Rerata Kategori
pelajaran kimia dan siswa di SMA. 4,21 -- 5,00 Sangat valid
Dokumentasi 3,41 -- 4,20 Valid
Dokumentasi ditunjukkan untuk 2,61 -- 3,40 Cukup valid
memperoleh data berupa perangkat 1,81 -- 2,60 Tidak valid
pembelajaran yang dimiliki oleh guru 1,01 -- 1,80 Sangat tidak valid
bersangkutan.
Uji Pakar Analisa Data Lembar Angket
Angket diberikan ke siswa untuk
mengukur kepraktisan LKPD Interaktif. Data
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 171
yang akan diujicobakan di tahap expert review ahli materi, Drs. A. Rachman Ibrahim
dan one to one. M.Sc.Ed sebagai ahli pedagogik dan Prof. Dr.
Expert Review Fuad Abd. Rachman, M.Pd sebagai ahli
Prototype I divalidasi oleh ahli yaitu media. Hasil data penilaian dari ahli dapat
Prof. Drs. Tatang Suhery, M.A., Ph.D sebagai dilihat di tabel 6. berikut.
Kelayakan Bahasa
1. Kesesuaian dengan Tingkat
5
Perkembangan Siswa
2. Komunikatif 4
3. Dialogis dan Interaktif 5
4. Mengembangkan Kecakapan
4
Hidup (Life Skills)
5. Penyajian Pembelajaran 5
Kelayakan Penyajian
1. Tampilan Penyajian 4
2. Tampilan Isi 4
3. Interaktivitas 4
Jumlah Skor 19 23 12
Rata-Rata Skor 4.75 4.60 4.00
Kategori Nilai Sangat Valid Sangat Valid Valid
Small Group Evaluation (Uji Kelompok untuk lebih menguatkan mutu kepraktisan
Kecil) LKPD interaktif. Hasilnya dapat dilihat pada
Produk diujicoba terhadap delapan orang tabel 8. berikut.
siswa X MIA SMA Negeri 3 Palembang
Tabel 8.Hasil Angket Siswa pada Tahap Small Group Evaluation
Jawaban Siswa Σ
No. Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor
1. Tampilan Isi 5 4 4 4 4 5 4 5 35
2. Interaktivitas 5 3 3 4 3 5 4 4 31
3. Dialogis dan Interaktif 5 5 5 4 5 5 4 4 37
Jumlah Skor 15 12 12 12 12 15 12 13 103
Rata-rata 4.29 (Sangat Praktis)
mol sangat valid dalam kesesuaian dengan terlalu lama kemudian peneliti merevisinya
tingkat perkembangan siswa, komunikatif, dengan mengurangi animasi gerak tulisan di
dialogis & interaktif, mengembangkan custom animation dan mengganti kecepatan
kecakapan hidup (life skills) dan penyajian tulisan/speednya dengan option fast atau very
pembelajaran. fast sehingga mempercepat pergerakan akses
Komentar yang diberikan oleh ahli media dalam membuka LKPD Interaktif.
adalah mengenai batasan LKPD Interaktif Hasil data yang diperoleh peneliti pada
yang membatasi materi stiap pertemuan yang tahap ini dengan jumlah skor 36 dengan rata-
bertujuan untuk memperjelas antara materi rata skor tiap butir tiap siswa sebesar 4,00,
pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil yang menyatakan bahwa prototype I telah
validasi media diperoleh skor sebesar 12 praktis dalam membantu siswa memahami
dengan rata-rata skor sebesar 4,00 sehingga materi berdasarkan tampilan isi, interaktivitas
menyatakan bahwa LKPD interaktif pada dan dialogis & interaktif. Hasil penelitian ini
materi konsep mol telah valid dalam tampilan di dukung oleh penelitian yang dilakukan
penyajian, tampilan isi dan interaktivitas. Yanti (2014) bahwa LKS interaktif dengan
Berdasarkan validasi ketiga aspek menggunakan NoF dan Macromedia Flash
tersebut maka diperoleh nilai validasi sebesar pada tahap One to One di dapat kepraktisan
4,50 yang menyatakan bahwa LKPD interaktif sebesar 86,4% yang dikategorikan sangat
untuk pembelajaran konsep mol sangat valid praktis. Setelah prototype I diperbaiki, maka
untuk dipelajari kelas X MIA di SMA Negeri diperoleh prototype II yang praktis dan
3 Palembang. Hasil penelitian ini di dukung diujicobakan pada tahap selanjutnya.
oleh penelitian yang dilakukan Yanti (2014) Pada tahap ujicoba small group
bahwa LKS interaktif dengan menggunakan evaluation, peneliti melakukan ujicoba
NoF dan Macromedia Flash pada tahap expert kepraktisan terhadap penggunaan LKPD
Review diperoleh skor kevalidan materi interaktif yang telah diperbaiki pada delapan
sebesar 83, desain sebesar 78 dan bahasa orang siswa, dimana masing-masing siswa
sebesar 80 yang termasuk dalam kategori diberikan prototype II dan lembar angket
baik. kepraktisan. Sebagai pertimbangan revisi,
Pada tahap ujicoba one to one evaluation, mereka memberikan komentar bahwa tombol
peneliti melakukan uji coba kepraktisan navigasi (next dan previous) terlalu kecil dan
terhadap penggunaan LKPD interaktif dengan posisinya terbalik sehingga peneliti mengubah
tiga orang siswa berdasarkan tingkat ukuran tombol navigasi (next dan previous)
kemampuan berbeda yang dipilih oleh guru menjadi lebih besar agar mudah dilihat.
dari yang tinggi, sedang dan rendah. Ketiga Selanjutnya membalik posisi tombol navigasi
siswa ini diminta untuk mempelajari LKPD next (kiri) menjadi di kanan dan posisi tombol
Interaktif dan menilai dengan cara mengisi navigasi previous (kanan) menjadi di kiri.
lembar angket kepraktisan. Komentar yang Selain itu, warna tulisan pada indikator
diberikan siswa pada lembar penilaian pembelajaran sulit untuk dibaca karena terlalu
dijadikan pertimbangan dalam revisi yaitu banyak warna yang digunakan sehingga
untuk memperbaiki lagi warna tulisan pada peneliti mengubah warna tulisan menjadi
materi di LKPD Interaktif karna warna yang warna hitam.
digunakan tulisan kontras dengan Jumlah skor yang didapat dari kedelapan
backgroundnya dan sebaiknya menggunakan siswa yang diperoleh pada tahap ini sebesar
warna hitam agar lebih mudah dibaca. Selain 103 dengan rata-rata skor sebesar 4,29 yang
itu, mereka juga berpendapat bahwa akses menyatakan bahwa prototype II sangat praktis
dalam membuka media LKPD Interaktif untuk membantu siswa dalam memahami
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 177
materi. Hasil dari perbaikan tahap ini berupa pertemuan kedua sebesar 85.93% yang
prototype III yang selanjutnya diujicobakan dikategorikan aktif dalam pembelajaran. Hasil
pada tahap field test. penelitian ini didukung oleh Mayangsari
Tahap keempat yaitu tahap implementasi (2009), bahwa telah dihasilkan LKS interaktif
untuk mengujicobakan produk di SMA Negeri yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3 Palembang kelas X MIA. Pada tahap ini dengan rerata skor sebesar 80,38 (sangat
LKPD kimia interaktif diterapkan pada baik). Selain itu, dalam penelitian yang
kegiatan pembelajaran yakni pada tahap field dilakukan oleh Rahmantika, dkk (2010),
test. Prototype III diujikan sebanyak dua kali bahwa dalam penelitiannya ditemukan
pertemuan dengan alokasi waktu untuk efektivitas peningkatan hasil belajar terkait
masing-masing pertemuan adalah 3 x 45 dengan penerapan multimedia interaktif yang
menit. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang tinggi di dapat dari perhitungan normalized
terdiri dari 4-5 siswa dan siswa belajar di lab gain sebesar 0,87 yang terkategori tinggi.
komputer. Masing-masing siswa dalam Berdasarkan hasil validasi dan ujicoba
kelompok akan mengerjakan soal-soal yang produk maka Lembar Kerja Peserta Didik
berbeda sub-materi, pertemuan pertama (LKPD) Interaktif untuk pembelajaran konsep
dengan materi mol & massa molar, volume mol valid, praktis dan efektif untuk
molar gas, rumus empiris dan rumus molekul. pembelajaran kimia di kelas X MIA SMA.
Sedangkan pertemuan kedua dengan materi
senyawa hidrat, kadar zat (persen massa & SIMPULAN
persen volume), kadar zat (molaritas & Penelitian ini merupakan penelitian
molalitas), kadar zat (bpj/ppm & fraksi mol). pengembangan (development research).
Masing-masing kelompok 1-2 orang ada Pengembangan produk dilakukan melalui
yang mendapatkan sub-materi yang sama, beberapa tahap, yaitu analysis (menganalisis),
kemudian akan didiskusikan dengan siswa design (mendesain), development
yang sama sub-materinya dengan kelompok (mengembangkan), implementation
yang lain membentuk kelompok baru. Setelah (melaksanakan) dan evaluation (evaluasi).
selesai berdiskusi, siswa kembali lagi ke Kevalidan LKPD interaktif dilihat dari hasil
kelompok asal dan menjelaskan secara validasi yang dilakukan oleh ahli materi,
bergiliran kepada anggota yang lain di pedagogik dan media. Skor rata-rata hasil
kelompoknya (kelompok asal) dan tiap validasi materi sebesar 4,75 termasuk dalam
anggota lainnya mendengarkan penjelasan kategori sangat valid. Kevalidan pedagogik
dari anggotanya. 4,60 termasuk dalam kategori sangat valid dan
Tahap kelima yaitu tahap evaluasi kevalidan media 4,00 termasuk dalam
dimana diperoleh berdasarkan hasil belajar kategori valid. Kepraktisan LKPD interaktif
tiga puluh siswa X MIA 2 SMA Negeri 3 dilihat dari nilai rata-rata angket pada tahap
Palembang pada tahap field test, keseluruhan one to one evaluation dan small group
rata-rata nilai post-test yang diperoleh sebesar evaluation sebesar 4,00 (praktis) dan 4,29
73,70 dan termasuk pada kategori baik. Untuk (sangat praktis). Efektivitas dilihat dari tes
mengetahui peningkatan kemampuan hasil hasil belajar yang dilakukan pada tahap field
belajar siswa didapat dari nilai pre-test dan test. Rata-rata N-gainnya diperoleh sebesar
post-test dengan rumus gain, maka diperoleh 0,59 yang termasuk dalam kriteria sedang dan
rata-rata N-gainnya sebesar 0,59 yang diperoleh rerata keaktifan siswa pada
dinyatakan termasuk kategori sedang. Pada pertemuan pertama sebesar 77.41%
pertemuan pertama diperoleh rerata keaktivan sedangkan pada pertemuan kedua sebesar
siswa sebesar 77.41% sedangkan pada 85.93% yang dikategorikan aktif dalam
178 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016