Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN KONSEP MOL


DI KELAS X SMA

Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono.


Universitas Sriwijaya
e-mail: elkaphia.herawati@yahoo.com

Abstract: The Development of Interactive Student Worksheet (LKPD) for Mole Concept
Chapter at X Class Senior High School. Worksheet learners (LKPD) with material mole
concept has been developed and used in class X SMA 3 Palembang. This development research
was done by using the model ADDIE (Analysis, design, development, implemention,
evaluation). Data was collected using a validation sheet, sheet questionnaire and achievement
test. Validation of the first prototype validation aspect of the material values obtained are 4.75
(very valid), pedagogical aspects of 4.60 (very valid) and media aspects of 4.00 (valid). In the
pilot phase of the prototype one to one I obtained value practicality of 4.00 (practical) and the
trial stage of the prototype of a small group II obtained practicality value of 4.29 (very
practical). At the trial stage of field test of the effectiveness of the prototype III obtained an
average value of N-gain of 0.59 (moderate). The results of this study are Worksheet Students
(LKPD) interactive learning mole concept that has met the criteria for a valid, practical and
effective.

Abstrak: Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif untuk


Pembelajaran Konsep Mol di Kelas X SMA. Lembar kerja peserta didik (LKPD) dengan
materi konsep mol telah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran di kelas X SMA
Negeri 3 Palembang. Pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan model ADDIE
(analysis, design, development, implemention, evaluation). Data dikumpulkan dengan
menggunakan lembar validasi, lembar angket dan tes hasil belajar. Validasi prototype I
diperoleh nilai validasi aspek materi adalah 4,75 (sangat valid), aspek pedagogik sebesar 4,60
(sangat valid) dan aspek media sebesar 4,00 (valid). Pada tahap ujicoba one to one terhadap
prototype I diperoleh nilai kepraktisan sebesar 4,00 (praktis) dan ujicoba tahap small group
terhadap prototype II diperoleh nilai kepraktisan sebesar 4,29 (sangat praktis). Pada ujicoba
tahap field test terhadap keefektifan prototype III diperoleh rata-rata nilai N-gain sebesar 0,59
(sedang). Hasil penelitian ini yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) interaktif untuk
pembelajaran konsep mol yang telah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.

Kata-kata kunci: penelitian pengembangan, lembar kerja peserta didik, interaktif, konsep
mol

Keberadaan teknologi memudahkan saat pembelajaran siswa melakukan searching


manusia untuk memperoleh informasi di dengan internet untuk memperjelas atau
semua bidang tidak terkecuali bidang memperkuat penjelasan yang telah
pendidikan. Salah satu teknologi yang sering disampaikan oleh guru.
digunakan yaitu internet. Internet dapat Seiring dengan materi kimia yang sangat
dikatakan sebagai sumber informasi yang banyak dan jam belajar siswa di sekolah
yang hampir tidak terbatas, sehingga internet sangat terbatas, seringkali guru hanya
sering dimanfaatkan sebagai sumber belajar. menyelesaikan materi dan kurang memberi
Siswa di sekolah yang menjadi tempat kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
penelitian ini sudah dapat memanfaatkan soal. Siswa yang kurang berlatih soal-soal
fasilitas internet. Hal ini dapat dilihat pada kimia, dikhawatirkan penguasaan konsep

168
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 169

kimia siswa juga akan kurang. Siswa yang Tahap awal penelitian dilakukan analisis
hanya membaca materi belum tentu dapat kebutuhan untuk mempertimbangkan apakah
mengerjakan soal dengan baik, namun dengan memang diperlukan LKPD interaktif.
berlatih soal-soal siswa akan lebih menguasai Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab
materi. dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan
Berdasarkan wawancara, kebanyakan atas sasaran orang lain, sebab setiap lembaga
siswa merasa kesulitan untuk mempelajari dan menentukan teknologi pembelajaran sendiri
mengerjakan soal yang ada di Lembar Kerja yang berbeda satu sama lain, sehingga perlu
Peserta Didik (LKPD). Untuk itu, maka diadakan analisis kebutuhan. Analisis
diperlukan LKPD yang terstruktur dan mudah kebutuhan yang dilakukan dimulai dari
dipahami oleh siswa sehingga dapat analisis kurikulum, analisis materi, analisis
mengurangi kesulitan siswa. Salah satu cara teknologi dan juga analisis kondisi sekolah.
yang dapat dilakukkan yaitu dengan Pemilihan sekolah untuk uji coba produk
mengkaitkan kimia dengan kehidupan sehari- didasarkan pada sekolah yang memiliki sarana
hari. Oleh karena itu, siswa dianggap berhasil dan prasarana laboratorium komputer. Dari
dalam belajar apabila mampu mengingat hasil analisis tersebut barulah dapat
banyak fakta dan mampu menyampaikan disimpulkan untuk penggunaan LKPD
kembali fakta-fakta tersebut kepada orang lain interaktif pada kegiatan pembelajaran.
atau menggunakannya untuk menjawab soal- Pembelajaran yang dilakukan dengan
soal. LKS interaktif dapat membuat suasana belajar
Keberadaan LKPD cetak atau biasa yang menyenangkan dan tidak membosankan,
disebut pula dengan istilah Buku Kerja Siswa siswa tidak akan merasa tertekan, tidak takut
hingga saat ini masih sangat minimal dan untuk bertanya dan suasana pembelajaran
belum efektif sebagai sarana pembelajaran, tidak akan membuat siswa tegang (Dewi,
baik dari segi tampilan, isi maupun 2010:63).
kepraktisannya. Untuk mengoptimalkannya Pada penelitian yang dilakukan Octiawati
baik dari segi tampilan maupun kualitas (2014), peneliti menggunakan software
pembelajaran dibutuhkan transformasi yang iSpring yang memiliki fitur lengkap dengan
berbasis konvergensi teknologi informasi dan berbagai jenis soal latihan dan dapat disesain
telekomunikasi (TIK). Dalam transformasi itu semenarik mungkin. Berdasarkan hasil belajar
LKPD cetak bisa digantikan fungsinya dengan siswa sebesar 81% yang dapat disimpulkan
LKPD interaktif agar materi pelajaran bisa bahwa penggunaan iSpring ini efektif dalam
lebih hidup, lebih mendalam serta dapat proses pembelajaran. Pembelajaran dengan
meningkatkan daya inovasi dan menambah menggunakan media iSpring juga diteliti oleh
kreativitas siswa. Guntoro (2014), bahwa berdasarkan hasil
LKPD yang interaktif adalah salah satu penelitian yang telah didapat, pembelajaran
media alternatif yang dapat digunakan untuk dengan menggunakan media iSpring suite
menunjang proses pembelajaran yang terdiri dapat dikatakan lebih efektif dalam
dari materi dan latihan soal-soal yang meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari
digolongkan menjadi media berbasis ranah kognitif sebesar 83,29, rata-rata hasil
komputer karena untuk menjalankannya belajar ranah afektif sebesar 78,93 dan rata-
diperlukan komputer yang memungkinkan rata hasil belajar ranah psikomotor diperoleh
siswa untuk meningkatkan wawasan sebesar 78,66.
mengenai materi pembelajaran secara mandiri iSpring adalah salah satu dari flash kuis
hanya dengan sekali menekan tombol membuat perangkat lunak yang dapat
pada tampilan aplikasi. membuat tes atau quiz dengan beberapa tipe
170 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

soal. Software ini berfungsi untuk Uji pakar dilakukan oleh ahli materi, ahli
memudahkan khususnya para pembimbing pedagogik dan ahli media untuk menguji
(guru) dalam membuat sebuah tes atau quiz kevalidan dari produk yang dikembangkan.
sehingga dengan adanya aplikasi ini dapat Angket
menyajikan evaluasi pengajaran untuk Angket digunakan untuk mengetahui
mengetahui seberapa jauh tingkat kepraktisan LKPD interaktif dari
keberhasilan siswa dalam memahami materi. tanggapan/komentar yang diberikan siswa
pada lembar angket.
METODE Tes Hasil Belajar
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Tes ini digunakan pada tahap field test
pengembangan (Development Reasearch) yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan
yang terbatas pada pengembangan produk, LKPD interaktif.
validasi produk, ujicoba kepraktisan dan Observasi
ujicoba keefektifan penggunaan produk. Observasi dilaksanakan untuk
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 mengetahui keaktifan siswa selama proses
Palembang pada materi konsep mol kelas X pembelajaran. Observasi dilakukan dengan
MIA 1 dan 2 mulai bulan februari – oktober menggunakan lembar observasi keaktifan
2014. Subjek dalam Penelitian ini adalah siswa. Lembar observasi terdiri dari 13
Lembar Kerja Peserta Didik Interaktif deskriptor.
pembelajaran konsep mol. Penelitian ini Teknik Analisa Data
melibatkan berbagai pihak yang disebut Analisa Data Lembar Validasi
sebagai subjek ujicoba yaitu ahli materi, ahli Data lembar validasi dihitung
desain, ahli pedagogik, guru dan siswa kelas berdasarkan deskriptor yang tampak. Untuk
X MIA 1 dan 2 SMA Negeri 3 Palembang. menghitung rerata skornya digunakan rumus
Penelitian pengembangan ini menggunakan sebagai berikut (Widoyoko, 2012).
langkah-langkah pengembangan model 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖
ADDIE (Analysis, Design, Development, 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
=
Implementation, Evaluation) (Prawiradilaga, 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
2008:21).
Teknik Pengumpulan Data Nilai rerata skor tersebut
Untuk mendapatkan data yang diperlukan diinterpretasikan berdasarkan kategori tingkat
dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang kevalidan yang disajikan pada tabel 1. sebagai
dilakukan, antara lain : berikut
Wawancara
Wawancara digunakan peneliti untuk Tabel 1. Kategori Tingkat Kevalidan LKPD
mendapatkan keterangan dengan memberikan Interaktif
seperangkat pertanyaan kepada guru mata Rerata Kategori
pelajaran kimia dan siswa di SMA. 4,21 -- 5,00 Sangat valid
Dokumentasi 3,41 -- 4,20 Valid
Dokumentasi ditunjukkan untuk 2,61 -- 3,40 Cukup valid
memperoleh data berupa perangkat 1,81 -- 2,60 Tidak valid
pembelajaran yang dimiliki oleh guru 1,01 -- 1,80 Sangat tidak valid
bersangkutan.
Uji Pakar Analisa Data Lembar Angket
Angket diberikan ke siswa untuk
mengukur kepraktisan LKPD Interaktif. Data
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 171

lembar angket dihitung berdasarkan deskriptor Tabel 3. Kriteria Tingkat gain


yang tampak. Untuk menghitung rerata G Keterangan
skornya digunakan rumus sebagai berikut gain > 0,7 Tinggi
(Widoyoko, 2012). 0,3 ≤ n-gain ≤ 0,7 Sedang
n-gain < 0,3 Rendah
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟 Analisa Data observasi
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 Data observasi untuk melihat keaktifan
siswa selama proses pembelajaran yang
Nilai rerata skor tersebut diamati berdasarkan deskriptor yang tampak.
diinterpretasikan berdasarkan kategori tingkat Untuk melihat persentase keaktifan pada
kevalidan yang disajikan pada tabel 2. sebagai masing-masing deskriptor digunakan rumus:
berikut. 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
%= × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
Tabel 2. Kategori Tingkat Kepraktisan LKPD Keterangan:
Interaktif Skor aktivitas: jumlah siswa yang melakukan
Rerata Kategori aktivitas pada masing-
4,21 -- 5,00 Sangat praktis masing deskriptor.
3,41 -- 4,20 Praktis Skor total aktivitas: jumlah seluruh siswa.
2,61 -- 3,40 Cukup praktis Dari data di atas dapat diperoleh %
1,81 -- 2,60 Tidak praktis aktivitas kelas dengan menggunakan rumus:
∑ 𝑑𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑝𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑐𝑢𝑙 ⁄∑ 𝑑𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑝𝑡𝑜𝑟
1,01 -- 1,80 Sangat tidak praktis %= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥100%
Kategori keaktifan belajar siswa menurut
Analisa Data Tes Hasil Belajar
Aqib (2014) terdapat pada tabel 4 berikut:
Analisa data untuk hasil belajar sebagai
Tabel 4. Kategori Keaktifan Belajar Siswa
berikut.
Skor Kategori
𝑇
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100 85 -- 100 % Sangat aktif
𝑇𝑡
65 -- < 85 % Aktif
Keterangan :
55 -- < 65 % Cukup aktif
T = Jumlah jawaban yang benar
45 -- < 55 % Kurang aktif
Tt = Skor maksimum
0 -- < 45 % Sangat tidak aktif
Hasil belajar tersebut dihitung
peningkatannya untuk melihat keefektivan
dengan N-gain (Hake, 2000) dengan rumus HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut. Analysis (Menganalisis)
G (𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑝𝑟𝑒) Analisis Kurikulum
g= = Berdasarkan kebijakan pemerintah dalam
Gmax (100 − 𝑝𝑟𝑒)
Keterangan: meningkatkan mutu pendidikan SMA Negeri
g = Gain 3 Palembang pada tahun ajaran 2013/2014
pre = rata-rata tes awal mengembangkan dan melaksanakan dua
post = rata-rata tes akhir kurikulum yaitu kurikulum 2013 untuk kelas
Hasil dari rerata yang di dapat setelah X dan XI sedangkan kurikulum 2006 untuk
dicari dengan rumus gain kemudian kelas XII. Struktur kurikulum 2013 disusun
diinterpretasikan ke dalam tabel 3 kriteria berdasarkan Standar Kompetensi Kelulusan
tingkat gain berikut. (SKL), Kompetensi Inti (KI) serta
Kompetensi Dasar (KD). Untuk jenjang SMA,
172 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

mata pelajaran dikelompokkan menjadi yang semuanya mengusung ke pencapaian


kelompok mata Pelajaran Wajib A dan Wajib Standar Kompetensi Lulusan sebagai berikut:
B, Kelompok Peminatan, dan Lintas Minat,

Tabel 5. Standar Kompetensi Kelulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C


No Domain Kompetensi
1 Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2 Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
3 Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Analisis Materi Hasil pada tahap ini diperoleh rancangan


Materi yang dipilih adalah konsep mol desain awal isi LKPD Interaktif dan desain
yang kemudian dirinci sub-materinya ke tampilan. Susunan rancangan isi LKPD
dalam peta konsep. Interaktif terdiri dari KI dan KD berdasarkan
Analisis Karakteristik Sarana dan Prasarana kurikulum 2013, indikator pembelajaran,
Sekolah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
Pemilihan sekolah didasarkan pada materi yang akan dimasukkan ke dalam
sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah LKPD interaktif, soal-soal yang disertai kunci
yaitu laboratorium komputer. Hasil observasi jawaban (soal latihan, pre-test/post-test),
bahwa di SMA Negeri 3 Palembang memiliki menyusun profil pengembang LKPD
laboratorium komputer yang digunakan untuk Interaktif, ucapan terima kasih dan referensi.
pembelajaran TIK. Ini menunjukkan bahwa di Hasil desain tersebut didasarkan pada format
sekolah tersebut telah mengenal penggunaan Depdiknas (2008).
komputer untuk menunjang proses Development (Mengembangkan)
pembelajaran. Produk yang telah di desain dan
Analisis Karakteristik Siswa dikembangkan sehingga diperoleh LKPD
Hasil data angket mengenai pengetahuan Interaktif yang akan diujicobakan pada tahap
siswa mengenai penggunaan teknologi berikut ini.
diperoleh 13 siswa menggunakan laptop Self Evaluation
dalam mengakses internet, 4 siswa Hasil pada tahap ini diperoleh saran dari
menggunakan komputer, 5 siswa pembimbing mengenai penambahan animasi
menggunakan PC Tablet dan 9 siswa yang user dapat di kontrol oleh pengguna
menggunakan handphone. sehingga terdapat umpan balik sebagai
Desain (Mendesain) responnya. Hasilnya dijadikan prototype I
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 173

yang akan diujicobakan di tahap expert review ahli materi, Drs. A. Rachman Ibrahim
dan one to one. M.Sc.Ed sebagai ahli pedagogik dan Prof. Dr.
Expert Review Fuad Abd. Rachman, M.Pd sebagai ahli
Prototype I divalidasi oleh ahli yaitu media. Hasil data penilaian dari ahli dapat
Prof. Drs. Tatang Suhery, M.A., Ph.D sebagai dilihat di tabel 6. berikut.

Tabel 6. Skor Validasi oleh Ahli pada Tahap Expert Review


Ahli Ahli
No. Komponen Ahli Materi
Pedagogik Media
Kelayakan Isi (Materi)
1. Kesesuaian Materi 4
2. Kebenaran Materi 5
3. Ketepatan Materi 5
4. Kesesuaian Soal 5

Kelayakan Bahasa
1. Kesesuaian dengan Tingkat
5
Perkembangan Siswa
2. Komunikatif 4
3. Dialogis dan Interaktif 5
4. Mengembangkan Kecakapan
4
Hidup (Life Skills)
5. Penyajian Pembelajaran 5
Kelayakan Penyajian
1. Tampilan Penyajian 4
2. Tampilan Isi 4
3. Interaktivitas 4
Jumlah Skor 19 23 12
Rata-Rata Skor 4.75 4.60 4.00
Kategori Nilai Sangat Valid Sangat Valid Valid

One to One Evaluation MTS, SA dan RZ untuk mengukur tingkat


Produk diujicoba terhadap tiga orang kepraktisan LKPD Interaktif. Hasilnya dapat
siswa X MIA SMA Negeri 3 Palembang yaitu dilihat pada tabel 7. berikut.

Tabel 7. Hasil Angket Siswa pada Tahap One to One Evaluation


Jawaban Siswa
No. Indikator Σ Skor
1 2 3
1. Tampilan Isi 4 5 5 14
2. Interaktivitas 3 3 3 9
3. Dialogis dan Interaktif 5 4 4 13
Jumlah Skor 12 12 12 36
Rata-rata Skor Jawaban tiap Butir tiap Siswa 4.00 (Praktis)
174 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

Small Group Evaluation (Uji Kelompok untuk lebih menguatkan mutu kepraktisan
Kecil) LKPD interaktif. Hasilnya dapat dilihat pada
Produk diujicoba terhadap delapan orang tabel 8. berikut.
siswa X MIA SMA Negeri 3 Palembang
Tabel 8.Hasil Angket Siswa pada Tahap Small Group Evaluation
Jawaban Siswa Σ
No. Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor
1. Tampilan Isi 5 4 4 4 4 5 4 5 35
2. Interaktivitas 5 3 3 4 3 5 4 4 31
3. Dialogis dan Interaktif 5 5 5 4 5 5 4 4 37
Jumlah Skor 15 12 12 12 12 15 12 13 103
Rata-rata 4.29 (Sangat Praktis)

Implementation (Melaksanakan) sub-materi yang sama membentuk kelompok


Implementasi dilakukan di SMA Negeri baru. Setelah selesai diskusi, maka anggota
3 Palembang pada kelas X MIA 2 yakni pada kelompok kembali ke kelompok awal mereka
tahap field test berjumlah 30 orang siswa. dan menjelaskan hasil diskusi tentang masing-
LKPD Interaktif diujicobakan sebanyak dua masing sub-materi secara bergiliran dalam
kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45 kelompok. Kemudian guru menunjuk salah
menit. Pertemuan pertama dengan sub-materi satu kelompok untuk mempersentasikan
mol & massa molar, volume molar gas, rumus kesimpulan dari diskusi kelompok.
empiris dan rumus molekul. Pembelajaran Evaluation (Evaluasi)
dimulai dari guru menjelaskan pokok-pokok Rata-rata nilai postest diperoleh sebesar
pembelajaran dan tujuan yang akan dicapai 34,92 sedangkan posttest 73,70 lalu di analisis
siswa. Selanjutnya guru memberikan dengan rumus n-gain diperoleh sebesar 0,59
penjelasan mengenai LKPD Interaktif lalu (sedang). Keaktifan siswa dalam proses
memandu siswa dalam menggunakannya. pembelajaran diperoleh dari dari hasil
Setiap siswa akan dibentuk menjadi 7 observasi dengan menggunakan lembar
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Masing- observasi. Berdasarkan lembar observasi
masing anggota dalam kelompok akan didapat hasil rata-rata keaktifan siswa di kelas
mendapatkan sub-materi dan mengerjakan pada pertemuan I sebesar 77.41%, dan pada
soal latihan yang berbeda. Dalam satu pertemuan II sebesar 85.93%. Rekapitulasi
kelompok ada 1-2 orang yang mendapatkan hasil keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel
sub-materi yang sama, lalu didiskusikan 9. berikut ini.
dengan anggota kelompok lain yang memiliki

Tabel 9. Rekapitulasi Data Hasil Keaktifan Siswa


Keaktifan Siswa (%)
Kelompok
Pertemuan I Pertemuan II
I 80.00% 84.62%
II 83.08% 86.15%
III 80.76% 82.69%
IV 76.92% 86.53%
V 75.00% 89.74%
VI 71.15% 82.05%
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 175

VII 75.00% 89.74%


% rata-rata keaktifan siswa
77.41% 85.93%
di kelas / pertemuan

Pembahasan interaktif dengan software powerpoint yang


Penelitian ini merupakan jenis penelitian telah dilengkapi dengan software iSpring.
pengembangan (development research). Setelah LKPD selesai dibuat kemudian
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap dikonverter dari bentuk file ppt menjadi file
yaitu analysis (menganalisis), design swf/flash movie yang akan dikemas dalam
(mendesain), development (mengembangkan), bentuk CD interaktif pembelajaran. LKPD
implementation (melaksanakan) dan Interaktif ini kemudian akan diujicobakan dari
evaluation (evaluasi). tahap self evaluation, expert review, one to
Pada tahap awal penelitian dilakukan one evaluation dan small group evaluation.
analisis kebutuhan mulai dari analisis Pada tahap self evaluation hasilnya
kurikulum, analisis materi, analisis teknologi diperoleh komentar dari pembimbing
dan analisis kondisi sekolah dengan mengenai penambahan animasi pada materi
melakukan observasi dan wawancara dengan yang user dapat di kontrol dan terdapat respon
guru kimia serta membagikan angket untuk setelah penggunaannya. Sebelum revisi
siswa SMA Negeri 3 Palembang. Berdasarkan animasi materi hanya terdapat pada sub-
analisis tersebut didapat bahwa masih banyak materi massa molar dan senyawa hidrat
siswa merasa kesulitan dalam mempelajari kemudian ditambahkan lagi animasi pada sub-
materi yang bersifat perhitungan khususnya materi volum molar gas, rumus empiris,
materi konsep mol sehingga dibutuhkan rumus molekul dan kadar zat. Revisi hasil self
LKPD yang berisi soal-soal yang terstruktur evaluation dijadikan prototype I yang akan
dan dapat membangun pemahaman siswa diujicobakan ke tahap expert review.
mengenai materi dengan mengembangkan Prototype I kemudian divalidasi oleh
LKPD yang memanfaatkan penggunaan TIK para ahli berdasarkan aspek materi, pedagogik
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) seperti dan media. Komentar yang diberikan oleh ahli
komputer. materi sebagai perbaikan adalah mengenai
Tahap kedua yakni desain produk, perbaiki urutan deskriptor dari nilai deskriptor
langkah-langkah yang dilakukan dalam terkecil yang tidak baik menjadi nilai
mendesain produk yaitu peneliti menyusun deskriptor terbesar/baik. Hasil validasi materi
rancangan isi LKPD Interaktif mulai dari diperoleh jumlah skor sebesar 19 dengan rata-
kompetensi inti dan kompetensi dasar rata skor sebesar 4,75 menyatakan bahwa
kurikulum 2013, indikator pembelajaran, LKPD interaktif pada materi konsep mol
materi, soal latihan, soal evaluasi beserta sangat valid dalam kesesuian materi,
kunci jawaban, profil pengembang, ucapan kebenaran materi, ketepatan materi dan
terima kasih dan referensi. Setelah disiapkan kesesuian soal dengan materi.
susunan isi LKPD kemudian dilanjutkan Menurut ahli pedagogik, penggunaan
dengan mempersiapkan software pendukung simbol dan satuan lebih diperhatikan lagi
untuk proses pembuatan produk dan dibuat terutama pada soal latihan untuk ditambahkan
juga desain tampilan/background LKPD satuan pada hasil penyelsaian dan disetiap
Interaktif. langkah penyelesaian. Hasil validasi
Tahap ketiga bahan-bahan rancangan pedagogik diperoleh skor sebesar 23 dengan
LKPD di tahap desain kemudian dilakukan rata-rata skor sebesar 4,60 yang menyatakan
pembuatan dan pengembangan LKPD bahwa LKPD interaktif pada materi konsep
176 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

mol sangat valid dalam kesesuaian dengan terlalu lama kemudian peneliti merevisinya
tingkat perkembangan siswa, komunikatif, dengan mengurangi animasi gerak tulisan di
dialogis & interaktif, mengembangkan custom animation dan mengganti kecepatan
kecakapan hidup (life skills) dan penyajian tulisan/speednya dengan option fast atau very
pembelajaran. fast sehingga mempercepat pergerakan akses
Komentar yang diberikan oleh ahli media dalam membuka LKPD Interaktif.
adalah mengenai batasan LKPD Interaktif Hasil data yang diperoleh peneliti pada
yang membatasi materi stiap pertemuan yang tahap ini dengan jumlah skor 36 dengan rata-
bertujuan untuk memperjelas antara materi rata skor tiap butir tiap siswa sebesar 4,00,
pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil yang menyatakan bahwa prototype I telah
validasi media diperoleh skor sebesar 12 praktis dalam membantu siswa memahami
dengan rata-rata skor sebesar 4,00 sehingga materi berdasarkan tampilan isi, interaktivitas
menyatakan bahwa LKPD interaktif pada dan dialogis & interaktif. Hasil penelitian ini
materi konsep mol telah valid dalam tampilan di dukung oleh penelitian yang dilakukan
penyajian, tampilan isi dan interaktivitas. Yanti (2014) bahwa LKS interaktif dengan
Berdasarkan validasi ketiga aspek menggunakan NoF dan Macromedia Flash
tersebut maka diperoleh nilai validasi sebesar pada tahap One to One di dapat kepraktisan
4,50 yang menyatakan bahwa LKPD interaktif sebesar 86,4% yang dikategorikan sangat
untuk pembelajaran konsep mol sangat valid praktis. Setelah prototype I diperbaiki, maka
untuk dipelajari kelas X MIA di SMA Negeri diperoleh prototype II yang praktis dan
3 Palembang. Hasil penelitian ini di dukung diujicobakan pada tahap selanjutnya.
oleh penelitian yang dilakukan Yanti (2014) Pada tahap ujicoba small group
bahwa LKS interaktif dengan menggunakan evaluation, peneliti melakukan ujicoba
NoF dan Macromedia Flash pada tahap expert kepraktisan terhadap penggunaan LKPD
Review diperoleh skor kevalidan materi interaktif yang telah diperbaiki pada delapan
sebesar 83, desain sebesar 78 dan bahasa orang siswa, dimana masing-masing siswa
sebesar 80 yang termasuk dalam kategori diberikan prototype II dan lembar angket
baik. kepraktisan. Sebagai pertimbangan revisi,
Pada tahap ujicoba one to one evaluation, mereka memberikan komentar bahwa tombol
peneliti melakukan uji coba kepraktisan navigasi (next dan previous) terlalu kecil dan
terhadap penggunaan LKPD interaktif dengan posisinya terbalik sehingga peneliti mengubah
tiga orang siswa berdasarkan tingkat ukuran tombol navigasi (next dan previous)
kemampuan berbeda yang dipilih oleh guru menjadi lebih besar agar mudah dilihat.
dari yang tinggi, sedang dan rendah. Ketiga Selanjutnya membalik posisi tombol navigasi
siswa ini diminta untuk mempelajari LKPD next (kiri) menjadi di kanan dan posisi tombol
Interaktif dan menilai dengan cara mengisi navigasi previous (kanan) menjadi di kiri.
lembar angket kepraktisan. Komentar yang Selain itu, warna tulisan pada indikator
diberikan siswa pada lembar penilaian pembelajaran sulit untuk dibaca karena terlalu
dijadikan pertimbangan dalam revisi yaitu banyak warna yang digunakan sehingga
untuk memperbaiki lagi warna tulisan pada peneliti mengubah warna tulisan menjadi
materi di LKPD Interaktif karna warna yang warna hitam.
digunakan tulisan kontras dengan Jumlah skor yang didapat dari kedelapan
backgroundnya dan sebaiknya menggunakan siswa yang diperoleh pada tahap ini sebesar
warna hitam agar lebih mudah dibaca. Selain 103 dengan rata-rata skor sebesar 4,29 yang
itu, mereka juga berpendapat bahwa akses menyatakan bahwa prototype II sangat praktis
dalam membuka media LKPD Interaktif untuk membantu siswa dalam memahami
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd), Elka Phia Herawati., Fakhili Gulo., Hartono. 177

materi. Hasil dari perbaikan tahap ini berupa pertemuan kedua sebesar 85.93% yang
prototype III yang selanjutnya diujicobakan dikategorikan aktif dalam pembelajaran. Hasil
pada tahap field test. penelitian ini didukung oleh Mayangsari
Tahap keempat yaitu tahap implementasi (2009), bahwa telah dihasilkan LKS interaktif
untuk mengujicobakan produk di SMA Negeri yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3 Palembang kelas X MIA. Pada tahap ini dengan rerata skor sebesar 80,38 (sangat
LKPD kimia interaktif diterapkan pada baik). Selain itu, dalam penelitian yang
kegiatan pembelajaran yakni pada tahap field dilakukan oleh Rahmantika, dkk (2010),
test. Prototype III diujikan sebanyak dua kali bahwa dalam penelitiannya ditemukan
pertemuan dengan alokasi waktu untuk efektivitas peningkatan hasil belajar terkait
masing-masing pertemuan adalah 3 x 45 dengan penerapan multimedia interaktif yang
menit. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang tinggi di dapat dari perhitungan normalized
terdiri dari 4-5 siswa dan siswa belajar di lab gain sebesar 0,87 yang terkategori tinggi.
komputer. Masing-masing siswa dalam Berdasarkan hasil validasi dan ujicoba
kelompok akan mengerjakan soal-soal yang produk maka Lembar Kerja Peserta Didik
berbeda sub-materi, pertemuan pertama (LKPD) Interaktif untuk pembelajaran konsep
dengan materi mol & massa molar, volume mol valid, praktis dan efektif untuk
molar gas, rumus empiris dan rumus molekul. pembelajaran kimia di kelas X MIA SMA.
Sedangkan pertemuan kedua dengan materi
senyawa hidrat, kadar zat (persen massa & SIMPULAN
persen volume), kadar zat (molaritas & Penelitian ini merupakan penelitian
molalitas), kadar zat (bpj/ppm & fraksi mol). pengembangan (development research).
Masing-masing kelompok 1-2 orang ada Pengembangan produk dilakukan melalui
yang mendapatkan sub-materi yang sama, beberapa tahap, yaitu analysis (menganalisis),
kemudian akan didiskusikan dengan siswa design (mendesain), development
yang sama sub-materinya dengan kelompok (mengembangkan), implementation
yang lain membentuk kelompok baru. Setelah (melaksanakan) dan evaluation (evaluasi).
selesai berdiskusi, siswa kembali lagi ke Kevalidan LKPD interaktif dilihat dari hasil
kelompok asal dan menjelaskan secara validasi yang dilakukan oleh ahli materi,
bergiliran kepada anggota yang lain di pedagogik dan media. Skor rata-rata hasil
kelompoknya (kelompok asal) dan tiap validasi materi sebesar 4,75 termasuk dalam
anggota lainnya mendengarkan penjelasan kategori sangat valid. Kevalidan pedagogik
dari anggotanya. 4,60 termasuk dalam kategori sangat valid dan
Tahap kelima yaitu tahap evaluasi kevalidan media 4,00 termasuk dalam
dimana diperoleh berdasarkan hasil belajar kategori valid. Kepraktisan LKPD interaktif
tiga puluh siswa X MIA 2 SMA Negeri 3 dilihat dari nilai rata-rata angket pada tahap
Palembang pada tahap field test, keseluruhan one to one evaluation dan small group
rata-rata nilai post-test yang diperoleh sebesar evaluation sebesar 4,00 (praktis) dan 4,29
73,70 dan termasuk pada kategori baik. Untuk (sangat praktis). Efektivitas dilihat dari tes
mengetahui peningkatan kemampuan hasil hasil belajar yang dilakukan pada tahap field
belajar siswa didapat dari nilai pre-test dan test. Rata-rata N-gainnya diperoleh sebesar
post-test dengan rumus gain, maka diperoleh 0,59 yang termasuk dalam kriteria sedang dan
rata-rata N-gainnya sebesar 0,59 yang diperoleh rerata keaktifan siswa pada
dinyatakan termasuk kategori sedang. Pada pertemuan pertama sebesar 77.41%
pertemuan pertama diperoleh rerata keaktivan sedangkan pada pertemuan kedua sebesar
siswa sebesar 77.41% sedangkan pada 85.93% yang dikategorikan aktif dalam
178 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Elektronika di SMK. Skripsi. Bandung:


tersebut dapat disimpulkan bahwa LKPD Universitas Pendidikan Indonesia.
interaktif untuk pembelajaran konsep mol
telah memenuhi kriteria valid, praktis dan Mayasari, F. 2009. Pendesainan LKS
efektif. Matematika Interaktif Model E-
Learning Berbasis Web di Kelas X
DAFTAR RUJUKAN SMA Negeri 3 Palembang. Skripsi.
Aqib, Z., Jaiyaroh, S., Diniati E., dan Palembang: FKIP Universitas
Khotimah, K. 2014. Penelitian Sriwijaya.
Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB Octiawati, A. I. C. 2014. Pengembangan
dan TK. Bandung: Yrama Widya. Media Pembelajaran Berbasis
Multimedia Interaktif Berbantuan
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Software I-Spring dengan Pendekatan
Pembelajaran IPA Terpadu Sekolah Matematika Realistik. Skripsi.
Menengah Pertama dan Madrasah Semarang: Universitas PGRI.
Tsanawiyah. Jakarta: Puskur.
Prawiradilaga, D. S. 2008. Prinsip Disain
Dewi, P. F. 2010. Pengembangan Lembar Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Kerja Siswa (LKS) Interaktif pada
Pelajaran Kimia Pokok Bahasan Rahmantika, R., Siahaan, P., & Nurdin, A.
Hidrokarbon di SMA Negeri 5 2010. Efektifitas Penerapan Multimedia
Palembang. Skripsi. Palembang: FKIP Pembelajaran Interaktif Komponen
Universitas Sriwijaya. Perangkat Keras (Hardware) Komputer
dengan Menggunakan Metode Diskusi
Hake, R. R., 2000. Is it Finally Time to Kelompok pada Siswa Kelas VII
Implement Curriculum S? AAPT SMPN 40 Bandung. Penelitian
Announcer, 30 (4): 9 Pendidikan. 4(2): 14-17.

Guntoro, H. 2014. Perbandingan Widoyoko, S. E. 2012. Teknik Penyusunan


Implementasi Media Pembelajaran Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Ispring Suite dengan Courselab untuk Pustaka Belajar.
Meningkatkan Hasil Siswa dalam
Penerapan Konsep Dasar Listrik dan

Anda mungkin juga menyukai