Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

“Tata Surya”

Dosen Pengampu : Aristo Hardinata, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

NAMA : DINI ZAIN

NIM : 4201151009

KELAS : PIPA 20 B

JURUSAN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita hadiahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report tentang buku Bumi Dan Antariksa sebagai
buku utama. Sedangkan sebagai buku pembanding adalah Fisika Tata Surya.

Tujuan saya menulis Critical Book Report ini ialah untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa. Dalam menulis Critical Book
Report ini, pemulis banyak memiliki kekurangan, penulis mohon maaf apabila terjadi
kesalahan dalam penulisan dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa. Terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa kerena telah
memberi arahan dalam menyelesaikan tugas Critical Book Report ini.

Medan, 22 Maret 2022

PENULIS

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR ....................................................................... 3
1.2. Tujuan Penulisan CBR .................................................................................... 3
1.3. Manfaat Penulisan CBR .................................................................................. 4
1.4. Identitas Buku .................................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................. 5
RINGKASAN BUKU ..................................................................................................... 5
2.1. Buku Utama...................................................................................................... 5
2.2. Buku Pembanding.......................................................................................... 10
2.3. Analisis Buku.................................................................................................. 16
BAB III .......................................................................................................................... 19
PENUTUP ..................................................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 19
3.2. Saran ............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20
LAMPIRAN .................................................................................................................. 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Report mempunyai tujuan untuk mengkaji sebuah buku bacaan atau
buku pelajaran yang telah selesai dibaca. Critical Book Report dilakukan untuk
mengetahui memahami isi buku tersebut, sehingga dapat membandingkan kelebihan dan
kekurangan dari buku tersebut. Keterampilan membuat Critical Book Report pada penulis
dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta
membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi
nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis

Seringkali kebingungan memilih buku referensi untuk dikritik dan dipahami,


terkadang hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat Critical Book Report Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa
tentang Tata Surya.

1.2. Tujuan Penulisan CBR


Tujuan dibuatnya Critical Book Report yaitu:

1. Penyelesaian tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa.


2. Untuk memperluas wawasan tentang Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa.
3. Mengetahui dan memahami isi bacaan buku yang dikritik.
4. Untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi yang disajikan
oleh buku.
5. Untuk mengajarkan mahasiswa mengulas atau menelaah isi buku.
6. Untuk melatih mahasiswa agar mampu membandingkan buku yang satu dengan
buku yang lainnya termasuk di dalamnya kelebihan dan kelemahan isi buku

3
1.3. Manfaat Penulisan CBR
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku.

1. Agar mahasiswa secara tidak langsung menguasai materi yang dibahas dalam
buku.
2. Menumbuhkan kekreatifan berpikirdan menelaah sebuah buku.
3. Agar mahasiswa mengetahui keunggulan dan kelemahan sebuah buku.
4. Agar mahasiswa mampu memiliki kekreatifan dalam mengembangkan ide
5. dari setiap pembahasan buku.

1.4. Identitas Buku


BUKU UTAMA BUKU PEMBANDING
Judul : Bumi Dan Antariksa Judul : Fisika Tata Surya
Penulis : Sulistyani Puteri Ramadhani, Penulis : Prof. Dr. Suryadi Siregar, DEA.
M.Pd
Tahun Terbit : 2018 Tahun Terbit : 2017
Tempat Terbit : Jawa Barat Tempat Terbit : Bandung
Penerbit : Yiesa Rich Foundation Penerbit : Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam ITB
Halaman : 117-140 Halaman : 1-26
ISBN : 978-623-925-003-4 ISBN : 978-602-74668-6-9

4
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1. Buku Utama


A. Model Geosentris dan Heliosentri
Pada umumnya bangsa Yunani dan orang-orang yang hidup pada abad
pertengahan memiliki pegangan yang kuat sebagai pandangan mereka tentang alam
semesta, yaitu teori geosentris (Bumi sebagai pusat). Menurut teori ini, Bumi sebagai
pusat alam semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet, matahari, serta benda-
benda langit lainnya bergerak mengitarinya. Gerak semu (apparent motions) planet,
bulan, dan matahari relatif terhadap bintang dan terhadap satu sama lain dijelaskan secara
lengkap dalam teori geosentris Hipparchus yang dikembangkan sekitar tahun 140
sebelum masehi. Hipparchus adalah ahli astronomi terbesar di masa Yunani Kuno
(Ancient Greece). Selanjutnya teori tersebut dikembangkan oleh Claudius Ptolemaeus
(Ptolemy) sekitar tahun 150 T M (Tarikh Masehi) dan disebut sebagai teori Ptolemaic
(Tjasyono, 2003). Kelemahan dari model geosentris ini adalah adanya kesulitan untuk
menjelaskan fenomena retrogresi (gerak balik) periodik dari planet-planet. Teori ini
gugur karena gagal menjelaskan fenomena retrogresi (gerak balik) periodik dari Planet-
Planet yang teramati. Jika Bumi sebagai pusat tatasurya, maka fenomena retrogresi ini
mestinya tidak terjadi. Sebagai gantinya muncul teori heliosentris Copernicus.
Dalam teori heliosentris, matahari sebagai pusat tata surya yang dikitari oleh
planet-planet dan benda-benda antar planet lainnya seperti komet, asteroid, dan
meteoroid. Dengan teori baru ini kerumitan yang dihadapi teori geosentris seperti
fenomena retrogresi dapat dijelaskan. Kekurangan model Copernicus terjadi pada dua hal,
yakni pertama adanya fakta bahwa BintangBintang tidak berputar mengelilingi Matahari,
dan kedua lintasan orbit planet-planet bergerak mengelilingi Matahari bukan berupa
lingkaran (sirkular). Kesimpulan bahwa lintasan planet-planet bukan lingkaran diambil
karena berdasarkan pengamatan ternyata jarak suatu planet ke Matahari selama periode
revolusinya tidaklah tetap, melainkan berubah-ubah, kadang-kadang menjauh kadang-
kadang mendekat. Hal ini tidak akan terjadi jika lintasan edar planet mengitari matahari
berupa lingkaran (Tjasyono, 2006).

5
B. Hukum-Hukum Kepler
Kelemahan model Copernicus tentang orbit planet kemudian disempurnakan oleh
Johanes Kepler (1571- 1630), dia adalah asisten dan penerus dari ahli astronomi Tycho
Brahe (Tjasyono, 2006). Kepler yang menyempurnakan teori heliosentris copernicus,
menurut kepler lintasan orbit planet mengitari matahari adalah berupa elips, dengan
matahari terletak pada salah satu fokusnya. Dengan lintasan elips tersebut, maka jarak
planet ke matahri tidaklah tetap, demikian juga dengan kecepatan orbit planet dalam
lintasannya tidak konstan.
Hukum pertama Kepler yang disebut juga hukum elips yang dipublikasikan
pada sekitar tahun 1609, menyatakan bahwa semua Planet bergerak dalam lintasan elips
mengitari Matahari dengan Matahari berada di salah satu titik fokus elips. Hukum kedua
Kepler yang disebut juga sebagai hukum kesamaan luas yang dipublikasikan pada tahun
1609, menyatakan bahwa luas (S) yang disapu oleh garis penghubung antara planet dan
matahari dalam selang waktu (t) yang sama. Hukum ketiga Kepler yang disebut juga
sebagai hukum harmonik yang dipublikasikan pada tahun 1618, menyatakan bahwa
perbandingan kuadrat penemuan Teleskop pada tahun 1610 dan karya ilmiah besar
Galileo (1564 – 1642) telah mempercepat perkembangan astronomi da n penetapan teori
heliosentris tata surya. Galileo Galilei adalah seorang ahli matematika, fisika dan
astronomi Italia. Ia termasuk salah satu ilmuwan besar sepanjang sejarah. Dari sekian
banyak sumbangan ilmiahnya, yang paling penting adalah dalam bidang mekanika. Ia
menyumbangkan ide dasar asli untuk formulasi kedua hukum pertama Newton, dan ia
menemukan pendekatan eksperimen modern dalam ilmu pengetahuan (dikenal dengan
sebutan metode ilmiah). Selain itu, gerak benda-benda, khususnya planet-planet, juga
merupakan bahan kajian utama Galileo. Konsep gerak dan gayanya menghasilkan
gerakan pendekatan baru secara keseluruhan pada astronomi (Tjasyono, 2003).
Hasil-kasil kerja Copernicus, Kepler, dan Galileo dipadukan oleh Sir Isaac
Newton, seorang ahli Fisika dan Matematika berkebangsaan Inggris menghasilkan suatu
hukum gravitasi universal yang dipublikasikan dalam Principia pada tahun 1687. Hukum
gravitasi Newton nenyatakan bahwa gaya gravitasi (gaya tarik menarik) antara dua benda
bermassa sebanding dengan hasil kali massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda tersebut. Sebagai efek dari adanya gaya gravitasi ini,
maka setiap benda akan saling berinteraksi dengan satu sama lain mengerahkan gaya

6
gravitasi yang sama, dan benda yang massanya jauh lebih kecil dapat tertarik ke benda
yang lebih massanya jauh lebih besar. Planet-planet harus berputar mengelilingi matahari
dengan laju putaran tertentu agar tidak jatuh tertarik oleh matahari. Seluruh planet
bergerak mengitari matahari (berevolusi) dalam arah yang sama, yaitu berlawanan arah
dengan arah putar jarum jam. Seluruh planet selain berevolusi mengelilingi matahari, juga
berputar mengitari portosnya (sumbu putarnya) masing-masing (berotasi). Arah rotasi
planet-planet adalah berlawanan arah dengan arah putar jarum jam, kecuali untuk planet
Venus dan Uranus. Metode sederhana yang dapat memudahkan dalam mengingat atau
menentukan jarak rata-rata antara sebuah planet dengan matahari dalam satuan astronimis
adalah hukum Titius Bode.
C. BAGIAN-BAGIAN TATA SURYA
1. Matahari
Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer,
chromosfer, dan corona. Pada pusat Matahari, suhunya mencapai jutaan derajat Celcius
dan tekanannya ratusan juta atmosfer. Kulit fotosfer suhunya ± 6000° C dan
memancarkan hampir semua cahaya. Menurut J.R. Meyer, panas Matahari berasal dari
batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan Matahari.
Sedangkan menurut teori kontraksi H. Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola
gas
2. Merkurius
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di
antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang
dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga
selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km.
3. Venus
Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena
jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih
12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk
mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang
lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.

7
4. Bumi dan Bulan
Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung
unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan
matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama dengan
159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km). Bumi mengelilingi matahari membutuhkan
waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi
mengacupada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365hari 5
jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya
membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu
diikuti Bulan sebagai satelit bumi selama mengelilingi matahari. Bulan berotasi dan juga
melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 2731 hari sampai 2931 hari. Peredaran
Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.
5. Mars
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang
digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi selama 24 jam
37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian juga pergantian
musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya
tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana. Mars
mempunyai dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua
satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah
227.940.000 km.
6. Yupiter
Diameternya lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa
seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari
paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu
adanya unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak
berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini sangat
rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain 85% Hidrogen
dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya.
Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan
satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io, Europa, Ganymade (satelit

8
terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak Yupiter dengan Matahari adalah
778.300.000 kilometer.
7. Saturnus
Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun,
sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir
sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai
keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas
tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan
bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian dalam, dan planet ini
memiliki 9 buah satelit. Tebal cincin Saturnus kurang lebih antara 10 sampai 100 meter
saja, unsur-unsurnya mengandung butiran es dan sangat halus. Lebar cincin sekitar
275.000 kilometer. Planet ini nomor 3 paling terang di antara ke sembilan planet. Saturnus
mempunyai 10 satelit yang mengelilinginya. Jarak antara Saturnus dan Matahari adalah
1.427.000.000 kilometer.
8. Uranus
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris
yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai
penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom menyebutnya Planet
Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus. Waktu yang digunakan untuk
mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini
mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet ini 19.750 kilometer. arak Uranus
dengan Matahari adalah 2.863.840.000 kilometer.
9. Neptunus
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika
dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya.
Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer.
Waktuq yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun,
sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini
mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama
Tritondan Nereid.

9
2.2. Buku Pembanding
A. MONOISTIK VERSUS DUOLISTIK
Yang pertama adalah mazhab monoistik. Matahari dan planet serta anasir yang
ada didalamnya berasal dari materi yang sama, pencetus hipotesis ini adalah Laplace dan
beberapa pemikir sebelumnya seperti Descartes, Immanuel Kant dan von Weizsaker.
Teori monoistik tidak bisa menjawab bagaimana nebula tunggal bisa berevolusi secara
spontan dan menghasilkan momentum sudut dengan fraksi yang kecil dari materi
totalnya. Salah seorang yang mencoba menjelaskan hal ini adalah Roche yang
mengajukan hipotesis tentang adanya nebula terkondensasi dengan kerapatan tinggi.
Mazhab yang kedua adalah mazhab duolistik yang dianut oleh Buffon,
Chamberlain, Moulton, Jeans, Jeffrey, Woolfson, Schmidt dan Lyttleton. Intinya adalah
Matahari, planet serta anasir kosmik lainnya yang ada dalam Tata Surya tidak harus
berasal dari materi yang sama, serta bisa saja terbentuk pada kurun waktu yang berbeda.
Setiap teori memiliki keberhasilan dalam memecahkan masalah tertentu namun bisa jadi
mempunyai kelemahan untuk kasus yang berbeda. Teori duolistik yang melibatkan
interaksi dua bintang, mencoba menghindari masalah spin Matahari yang lambat dengan
mengasumsikan adanya sebagian materi yang lepas tatkala dua bintang saling
berpapasan.
Planet merupakan objek yang massive di dalam Tata Surya, memiliki orbit yang
hampir lingkaran, mengitari Matahari, dan berada pada rentang jarak heliosentrik antara
0,4 – 40 au. Diameternya berkisar antara ribuan kilometer sampai lebih dari 100000 km.
Di antara lintasan Mars dan Jupiter, terdapat benda-benda kecil yang dikenal sebagai
Asteroid atau planet minor. Asteroid mengorbit mengitari Matahari dan berdiameter dari
beberapa meter sampai dengan beberapa ratus kilometer. Komet, objek yang lebih kecil
dengan radius sekitar beberapa kilometer dan bergerak dalam orbit elips memiliki
inklinasi tinggi terhadap bidang orbit Bumi, disebut juga bidang ekliptika. Objek lainnya
adalah satelit, yang mengorbit mengitari planet. Medium antar planet (interplanetary
medium), dalam Tata Surya terdiri dari butiran-butiran debu dan plasma. Plasma terdiri
dari electron dan ion, yang sebagian besar berada didalam korona Matahari.
Medium antar planet sebagian besar merupakan sisa dari pembentukan bintang
oleh awan primordial. Awan primordial dibangun oleh beragam komposisi kimia
misalnya; H2O (air), CH4 (methan), CH3OH (methanol) dan macam-maca zat lainnya.

10
Gaya pasang surut akan mencerai beraikan awan primordial dan keruntuhan gravitasi
(collaps) sulit terjadi apabila massa awan primordial tidak terlalu besar. Apa bila massa
awan primordial lebih besar dari massa Matahari maka akan terbentuk bintang
tunggal/ganda. Sedangkan planet, asteroid dan komet umumnya tidak ditemukan.
B. MEKANIKA SISTEM TATA SURYA
1. Hukum Kepler
Kepler memberikan 3 hukum yang ia pakai dalam perhitungan yakni: Orbit planet
itu berbentuk elip. Matahari berada di salah satu titik apinya, dan gerak objek dapat
dinyatakan oleh :
𝑎(1 − 𝑒 2 ) 𝑝
𝑟= =
1 + 𝑒𝐶𝑜𝑠𝜃 1 + 𝑒𝐶𝑜𝑠𝜃
r = jarak heliosentrik
a = setengah sumbu panjang elips (semi major axis)
e = eksentrisitas
 = sudut yang dibentuk oleh radius vektor objek terhadap sumbu panjang elif
Radius vektor (garis hubung Matahari dan planet) dalam selang waktu yang sama
akan menyapu luas daerah yang sama. Akibatnya planet bergerak cepat ketika dekat
Matahari dan bergerak lambat saat jauh dari Matahari, dinyatakan dengan :
𝑑𝐴 1 𝑟 2 𝑑𝜃 ℎ
= =
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2
Kemiringan bidang orbit planet, asteroid dan komet, mengacu pada bidang
ekliptik. Untuk satelit, bidang yang dijadikan acuan adalah bidang ekuatorial planet.
Lintasan planet menembus bidang ekliptika pada dua titik yang dikenal sebagai ascending
dan descending nodes (titik simpul naik dan titik simpul turun). Lintasan satelit
menembus bidang ekuator pada dua titik yang dikenal sebagai ascending node dan
descending node (titik simpul naik dan titik simpul turun).
2. Hukum Titius-Bode
Pada abad ke-18, astronom Jerman, Titius dan Bode kemudian Wolf,
menunjukkan jarak rata-rata heliosentrik planet mengikuti hukum empiric Titius Bode :
𝐷 = 0,4 + 0,3 𝑥 22
D merupakan jarak heliosentrik dalamau, n berharga -  untuk Merkurius, 0 untuk
Venus dan bertambah 1 untuk setiap planet. D merupakan jarak heliosentrik dalamau, n
berharga -  untuk Merkurius, 0 untuk Venus dan bertambah 1 untuk setiap planet.

11
C. Planet dilihat dari Bum
Untuk planet dalam (inferior), jarak heliosentrik kurang dari 1 au, planet
Merkurius dan Venus selalu terlihat dekat dengan Matahari, artinya dapat diamati pada
sore atau pagi hari. Fraksi illuminasi permukaan bergantung pada posisinya sebagai
fungsi dari sudut fasa (phase angle) yaitu sudut yang dibentuk oleh Matahari-Objek-
Bumi. Untuk planet dalam (inferior), jarak heliosentrik kurang dari 1 au, planet Merkurius
dan Venus selalu terlihat dekat dengan Matahari, artinya dapat diamati pada sore atau
pagi hari.
3. Konfigurasi Bumi-Bulan
Bidang orbit bulan membentuk sudut sebesar 5 terhadap bidang ekuator,
akibatnya fenomena gerhana hanya terjadi jika Bulan juga berada pada titik simpul (node)
dari orbitnya. Frekuensi terjadinya gerhana dengan konfigurasi yang identik secara
berulang akan terjadi setiap 18 tahun 10 hari, periode ini dikenal sebagai siklus Saros.
Gerhana Bulan terjadi saat oposisi ketika pusat bulan lebih kecil dari 9 pada salah satu
titik orbitnya; ini dapat terjadi bila pusatnya lebih kecil dari 12,5 dari titik simpul.
Menurut konfigurasi geometrinya, dapat terjadi gerhana total ataupun gerhana sebagian.
Gerhana bulan yang paling lama dapat terjadi selama 1 jam 45 menit. Gerhana Matahari
terjadi apabila pusat Matahari lebih kecil dari 13,5 dari salah satu titik simpul dari orbit
bulan; ini akan terjadi ketika pusatnya lebih kecil dari 18,5 dari titik simpul. Gerhana
yang dapat berlangsung adalah gerhana total ini terjadi ketika Bumi berada jauh dari
Matahari atau dekat dengan bulan, sedangkan gerhana cincin dapat terjadi saat Bumi
dekat dengan Matahari dan jauh dari Bulan. Dalam kedua hal tersebut gerhana sebagian
masih dapat terjadi. Maksimum berlangsungnya gerhana Matahari adalah 7 menit.
Titik nodal akan kembali pada posisi yang sama relative terhadap latar belakang
bintang-bintang setelah 223 bulan sinodis (satu bulan sinodis = 29,53 hari) atau ekivalen
dengan 6585, 3213 hari atau setara dengan 18, 6 tahun. Oleh sebab itu gerhana yang sama
akan terjadi setiap 18, 6 tahun dan ini disebut sebagai periode Saros. Satu periode saros
juga ekivalen dengan 242 bulan dragonis dan 239 bulan anomalistic. Kronologi gerhana
bulan parsial dan gerhana bulan total:
No Gerhana parsial Gerhana total
1 2012 Jun 4-2013 Apr 25-2017 Aug 7 2011 Dec 10-2014 Apr 15-
2014 Oct 8

12
2 2019 Jul 16-2021 Nov 19-2023 Oct 28 2015 Apr 4-2015 Sep 28-2018
Jan 31
3 2024 Sep 18-2026 Aug 28-2028 Jan 12 2018 Jul 27-2019 Jan 21-2021
May 26
4 2028 Jul 6-2030 Jun15-2034 Sep 28 2022 May 16-2022 Nov 8-
2025 Mar 14
5 2035 Aug 19-2037 Jul 27-2039 Jun 6 Gerhana Bulan pada 2025 Sep 7-2026 Mar 3-2028
28 Oktober 2004 Dec 31
6 2039 November 30 2029 Jun 26-2029 Dec 20-
2032 Apr 25
7 2041 May 16 2032 Oct 18-2033 Apr 14-
2023 Oct 8
8 2041 November 8 2036 Feb 11-2036 Aug 7-
2037 Jan 31
9 2042 September 29 2040 May 26-2040 Nov 18-
2043 Mar 25
10 2046 January 22 2043 Sep 19-2044 Mar 13-
2044 Sep 7
11 2046 July 18 Gerhana Bulan terjadi 2047 Jan 12-2047 Jul 7-2048
pada tanggal 7 Jan 1
12 2048 June 26 September 2006 2050 May 6-2050 Oct 30

Prakiraan gerhana Matahari dan gerhana Bulan dan daerah yang dilewati
bayangan dari tahun 2012-2017:
No Tanggal Jenis Durasi Kawasan yang dilewati
1 20 Mei 2012 Gerhana 05m04s Asia, Pacific, Amerika Utara
Gerhana Matahari. Saros (Annular:China, Jepang,
128 Pacific, Barat US)
2 4 Juni 2012 Gerhana Bulan. 02h08m Asia, Australia,Pacific,
Saros 140 Amerika

13
3 25 April 2013 Gerhana Bulan. 00h32m Eropa, Afrika, Asia, Australia
Saros 112
4 10 Mei 2013 Gerhana 06m03s Australia, New Zealand,
Matahari. Saros Central Pacific (Annular:
138 Australia Utara, Kepulauan
Salomon, Central Pacific)
5 25 Mei 2013 Gerhana Bulan. - Amerika, Afrika
Saros 150
6 15 April 2014 Gerhana Bulan. 03h05m Australia, Pacific, Amerika
Saros 122 (01h19m)
7 29 April 2014 Gerhana Non- India Selatan, Australia,
Matahari. Saros central Antartika,
148 (Annular:Antarctica)
8 20 Maret 2015 Gerhana 02m47s Iceland, Eropa, Afrika Utara,
Matahari. Saros Asia (Total: Atlantik Utara,
120 Faero Island, Svalbard)
9 9 Maret 2016 Gerhana 04m09s Asia Timur, Australia, Pacific
Matahari. Saros (Total: Sumatra, Kalimantan,
130 Sulawesi, Pacific)
10 11 February Gerhana Bulan. - Amerika, Eropa, Afrika, Asia
2017 Saros 114
11 26 February Gerhana 00m44s Amerika Selatan, Atlantik,
2017 Matahari. Saros Afrika, Antartika (Annular:
140 Pacific, Chile, Argentina,
Atlantik, Afrika)

4. Radiasi Bumi
Permukaan bumi yang dipanaskan oleh penyerapan radiasi matahri ini akan
menjadi sumber radiasi gelombang panjang, dan dinamakan radiasi bumi . Suhu
[permukaan bumi rerata tahunan dan rerata globalnya hanya 100C, sedangkan suhu
permukaan matahari 6000 K. Menurut hukum pergeseran Wien kebanyakan energi

14
radiasi yang dipancarkan bumi terletak didaerah panjang gelombang inframerah, yaitu
antara 4 m dan 120 m dengan puncaknya disekitar 10 m.
Radiasi bumi disebut juga radiasi malam karena merupakan sumber radiasi utama
pada malam hari. Perlu diperhatikan bahwa radiasi inframerah tidak hanya berarti radiasi
bumi, karena berbagai unsur atau komponen atmosfer juga memancarkan energi radiasi
dengan panjang gelombang inframerah. Radiasi infra,erah dipancarkan baik siang
maupun malam hari dan radiasi ini lebih banyak dipancarkan pada malam hari, saat
radiasi matahari tidak ada.
Sebagi penyerap utama di dalam atmosfer ialah ozon, karbon dioksida dan awan.
Ozon menyerap inframerah dalam daerah panjang gelombang antara 9,4 m dan 9,8 m.
Karbon dioksida dalam daerah antar 13,1 m dan 16,9 m, sedagkan awan meyerap
dalam daerah semua panjang gelombang. Selain penyerap utama tersebut uap air
menyerap radiasi radiasi bumi pada daerah panjang gelombang dari 5,3 m sampai 7,7
m dan diatas 20 m. Reradiasi. Bagian radiasi bumi yang diserap bersama-sama dengan
bagian radiasi matahari yang diserap memanaskan atmosfer.Pemanasan ini mendorong
atmosfer memancarkan radiasi.
5. Planet Kebumian (Terrestrial) dan Raksasa
Secara fisik, planet dalam Tata Surya dapat dibagi menjadi 2 kelompok ; Planet
Terrestrial (Mercurius, Venus, Bumi, dan Mars), dekat dengan Matahari, berukuran kecil,
planet ini lebih kecil dari Bumi tapi memiliki kerapatan yang tinggi (dari 3 – 6 gr/cm3 ).
Memiliki beberapa satelit dan ada yang tidak memiliki satelit, juga tidak memiliki cincin.
Planet terrestrial memiliki permukaan yang padat dan memiliki atmosfer dimana untuk
Venus sangat rapat, dan renggang untuk Mercurius. Planet Gas atau Raksasa (giant
Planets) terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, memiliki kemiripan satu
dengan yang lainnya, berada jauh dari Matahari, memiliki ukuran yang lebih besar dari
terrestrial planet. Rapat masanya rendah, mengandung hydrogen dan helium. Atmosfer
planet mencapai tekanan yang beragam karena banyaknya lapisan atmosfer, memiliki inti
yang padat di pusatnya. Memiliki beberapa satelit, lebih dari 63 untuk Jupiter.
6. Tujuh Satelit Terbesar
Tujuh satelit terbesar dalam Tata Surya. D=diameter dalam km, M=massa satelit
dalam kg, =rapat massa dalam kg/m3 dan Atm=keberadaan atmosfer benda langit. D
garis tengah planet {km}. d-jejari satelit [km]. [kg/m3 ]. Atmosfer [ada/tidak ada].

15
2.3. Analisis Buku
KELEBIHAN BUKU

No. Aspek Penilaian Buku Utama Buku Pembanding


1. Cover Memiliki cover buku yang Memiliki cover buku
menarik dengan ditampilkan yang sangat menarik
gambar burung garuda dan ditambah gambaran luar
bendera merah putih serta angkasa, serta pemilihan
pemberian warna yang warna cover juga sesuai.
cerah.
2. Identitas Buku Memiliki identitas buku Memiliki identitas buku
yang lengkap. yang lengkap.
3. Isi Menjelaskan materi dengan Menjelaskan materi
lengkap dan menyertakan dengan lengkap beserta
pendapat beberapa tokoh memuat pendapat
dan memiliki kompetensi beberapa tokoh.
dasar di awal bab. Melampirkan rumus-
rumus dari beberapa
pembahasan dan karena
buku ini khusus
mempelajari tata surya
maka cakupan materinya
sanagat luas.

16
4. Tata Penulisan Tata penulisan yang cukup Tata penulisan dan tata
dan peletakan gambar rapi. letak gambar cukup rapi.
5. Punutup Memiliki latihan pada akhir -
bab pembahasan dan
kesimpulan

KELEMAHAN BUKU

No. Aspek Penilaian Buku Utama Buku Pembanding


1. Cover - Cover buku terlalu
sederhana tanpa
menambahkan warna
pada cover buku sebagai
daya tarik pembaca.
2. Identitas Buku - ISBN buku tidak
dilampirkan di lembaran
keterangan identitas buku
melainkan pad cover
belakang buku.
3. Isi - Peletakan nama tempat dan - Lampiran identitas buku
tanggal di kata pengantar double dan beberapa
kurang rapi. pembahasan juga
- Dalam pembahasan materi diulang-ulang.
menyinggung Hukum - Tidak terdapat
Titius-Bode tetapi tidak pembahasan teori
dijelaskan secara detai. geosentris dan
- Beberapa pembahasan heliosentris.
meteri diulang-ulang dengan
pembahasan sebelum.
4. Tata Penulisan - Terdapat penulisan yang - Terdapat penulisan yang
kurang tepat seperti Kapan kurang tepat seperti
gagasan heliosentris ini Memanaskan

17
muncul kembali ?, Apakah atmosfer.Pemanasan,
model tatasurya yang dinamakan radiasi balik .
dipakai sekarang adalah Awan juga,
murni gagasan Copernicus?,
Apakah elips itu ?,
perkembangan astronomi da
n,

5. Penutup - Tidak ada penutupan


seperti rangkuman, atau
contoh soal.

18
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Teori geosentris tentang tata surya yang menempatkan Bumi sebagai pusat alam
semesta yang dikitari oleh planet-planet, matahari, serta benda-benda langit lainnya telah
menjadi pegangan kuat bangsa Yunani dalam rentang yang sangat lama. Nicolaus
Copernicus, yang dengan berani mengajukan penggantian teoril geosentris dengan teori
heliosentris. Dalam model ini, Matahari ditempatkan sebagai pusat tata surya yang selain
dikitari oleh Planet-Planet, juga dikitari benda-benda antar Planet lainnya seperti Komet,
Asteroid, dan Meteoroid. Tata Surya terdiri dari objek-objek benda langit yang bergerak
pada bidang orbit yang dikontrol oleh gravitasi Matahari. Objek ini mengalami tekanan
radiasi atau ber interaksi dengan angin matahari (solar wind). Planet merupakan objek
yang massive di dalam Tata Surya, memiliki orbit yang hampir lingkaran, mengitari
Matahari, dan berada pada rentang jarak heliosentrik antara 0,4 – 40 au. Diameternya
berkisar antara ribuan kilometer sampai lebih dari 100000 km.

Masing-masing buku memiliki kelebihan dan kekurang. Kedua buku memiliki


identitas yang lengkap, memiliki penyusunan materi yang rapi sehingga pembaca lebih
mudah membacanya. Kedua buku layak dijadikan buku panduan dalam mepelajari
statistika.

1.2. Saran
Sebaiknya kedua penulis dari kedua buku dapat memperbaiki kekurangan dari
masing-masing buku dan meningkatkan kualitas buku tersendiri. Penulis tentunya masih
menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki Critical Book Report ini dengan panduan sumber informasi yang banyak
dan kritikan dan saran yang membangun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Puteri Ramadhani, Sulistyani. 2018. Bumi Dan Antariksa. Jawa Barat: Yiesa Rich
Foundation.

Siregar, Suryadi. 2017. Fisika Tata Surya. Bandung: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam ITB.

20
LAMPIRAN

A. BUKU UTAMA

B. BUKU PEMBANDING

21

Anda mungkin juga menyukai