PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada era
industri 4.0 telah memberikan dampak besar terhadap semua aspek, terkhusus
pada aspek pendidikan, yakni proses pembelajaran dan pengajaran. Dalam
pembelajaran, dibutuhkan penggunaan media dengan memanfaatan teknologi
yang baik yang akan berdampak pada pencapaian hasil belajar agar dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran (Setiaji & Dinata, 2020).
Pendidikan abad 21 mengarahkan peserta didik untuk berperan aktif dalam
pembelajaran, pembelajaran bersifat student centered. Namun peran pendidik
sebagai fasilitator pembelajaran perlu dioptimalkan. Peserta didik diarahkan untuk
mencari tahu mengenai materi ajar dari berbagai sumber. Namun masalah yang
dihadapi di dunia pendidikan salah satunya adalah lemahnya proses pembelajaran,
dimana peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
berfikir (Wina, 2008). Peserta didik seringkali hanya dibekali menghafal
informasi dan teori, tetapi sebagian peserta didik kurang mampu mengaplikasikan
teori yang telah dihafal. Hal ini berpengaruh pada pemahaman serta keterampilan
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Biologi menekankan adanya proses dan produk yang
merupakan bagian dari sains. Sains merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis
dapat diperoleh melalui proses dinamis, aktif, dan eksploratif. Proses itu adalah
proses yang melewati aktivitas ilmiah, yakni peserta didik mampu merasakan atau
menyadari adanya masalah dengan kritis terhadap masalah, membuat hipotesis,
mengamati, mengukur, menarik kesimpulan dan menjawab pertanyaan dengan
melakukan pengamatan untuk pembuktian suatu teori. Aktivitas ilmiah tersebut
tidak terlepas dari proses kerja melalui kegiatan praktikum di laboratorium baik di
dalam ruangan maupun di lapangan yang tentunya dapat memberikan
pengalaman langsung sebagai hasil pembelajaran bermakna yang dapat
membangkitkan minat belajar serta memberikan bukti-bukti bagi kebenaran teori
yang telah dipelajari peserta didik.
Praktikum merupakan salah satu metode yang menerapkan pendekatan
keterampilan proses. Metode praktikum menekankan pada pengembangan
keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat dan bahan dengan benar.
Menumbuhkan ketelitian melakukan sesuatu, serta menciptakan sikap ilmiah
ketika berinteraksi langsung dengan alat dan bahan di laboratorium (Rusdiana,
2020). Kegiatan praktikum akan menumbuhkan keterampilan-keterampilan yang
sudah dimiliki maupun belum dimiliki peserta didik terutama keterampilan proses
sains peserta didik (Azizah et al., 2021). Ada empat alasan yang dikemukakan
para pakar pendidikan sains mengenai pentingnya kegiatan praktikum. Pertama,
praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Kedua, praktikum
mengembangkan keterampilan keterampilan dasar melaksanakan eksperimen.
Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat,
praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran (Musdalifah et al., n.d.)
Pelaksanaan praktikum tentunya diperlukan adanya sebuah penuntun yang
dapat membantu peserta didik dalam bekerja di laboratorium secara
sistematis/terstruktur. Penuntun praktikum merupakan bahan ajar tertulis yang
membantu guru pada proses pembelajaran. Penggunaan penuntun praktikum
penting dalam kegiatan praktikum karena dalam pelaksanaannya kegiatan
praktikum perlu adanya persiapan, selain pengetahuan dari materi yang diperoleh,
peserta didik juga memerlukan pedoman untuk menunjang terlaksananya
praktikum (Aprilia et al., 2020).
Pedoman tersebut berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan
pelaporan yang disusun oleh seseorang atau kelompok staf pengajar yang
menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah (Nurussaniaha
& Nurhayati, 2016). Penuntun wajib dimiliki untuk setiap mahasiswa saat
melakukan praktikum, karena semua hal yang berkaitan dengan praktikum
tercantum dan tersedia didalamnya (Syahriani et al., 2022). Hal inilah yang
mendasari penuntun praktikum perlu diadakan/dikembangkan di laboratorium
dalam membantu peserta didik melakukan praktikum salah satunya penuntun
yang berbasis scientific approach.
Pengembangan penuntun praktikum berbasis scientific approach sangat
penting dalam pembelajaran agar peserta didik lebih mudah memahami materi
dan lebih mudah melaksanakan praktikum dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang sesuai berdasarkan komponen-komponen penuntun praktikum
yang lengkap. Santrock (2012), mengemukakan untuk menentukan informasi
yang tepat tentang tingkah laku dan pengembangan diperlukan adanya pendekatan
ilmiah scirntific approach yang mencakup langkah-langkah yaitu, identifikasi dan
analisis masalah, pengumpulan data, menarik kesimpulan, dan merevisi teori.
Penuntun praktikum dapat menjadi petunjuk peserta didik melakukan kegiatan
praktikum dengan belajar secara aktif yang dapat meningkatkan keterampilan
serta meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Selama berlangsungnya suatu kegiatan praktikum tentu tidak akan berjalan
dengan baik dan lancar tanpa adanya suatu alat penilaian atau instrumen penilaian
di dalamnya. Aspek penilaian yang penting dalam praktikum adalah psikomotorik
atau keterampilan yang mencakup persiapan praktikum berupa penggunaan alat
dan bahan, keterampilan melakukan percobaan serta kegiatan setelah praktikum
yang dapat dilihat dalam bentuk kinerja (performance) (Tamsil et al., 2019).
Penilaian kinerja merupakan suatu prosedur yang menggunakan berbagai
bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana
yang telah dipelajari peserta didik. Penilaian kinerja mensyaratkan peserta didik
dalam menyelesaikan tugas-tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan
keterampilannya yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, tindakan atau unjuk
kerja. Tes unjuk kerja meminta peserta didik mewujudkan tugas sebenarnya yang
mewakili keseluruhan kinerja yang akan dinilai, seperti mempersiapkan alat,
menggunakan alat atau merangkai alat, menuliskan data, menganalisis data,
menyimpulkan, menyusun laporan dan sebagainya (Novalia et al., 2015).
Asesmen kinerja dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, asesmen kinerja ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik untuk
melakukan tugas tertentu seperti melaksanakan praktikum di laboratorium (Phelps
dkk., 1997). Penilaian terhadap suatu kinerja yang tepat untuk digunakan dalam
penilaian akhir dari mata kuliah praktikum. Penilaian kinerja searah dengan
pengalaman belajar peserta didik atau mahasiswa, yaitu dengan melakukan suatu
praktikum, selaras yang digunakan untuk menilai kompetensi atau keterampilan
laboratoris.
Salah satu mata kuliah di Prodi Pendidikan Biologi UIN Alauddin
Makassar adalah mata kuliah Biologi Umum. Mata kuliah ini termasuk mata
kuliah keahlian berkarya (MKB) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa jurusan
Pendidikan Biologi dengan bobot 3 SKS. Biologi Umum selain memuat materi
yang sifatnya konsep, juga bersifat prosedural karena banyak teori-teori yang
membutuhkan pembuktian yakni dengan melaksanakan kegiatan praktikum.
Unit-unit percobaan tersebut dibuktikan kebenarannya dengan
melaksanakan praktikum di laboratorium pendidikan biologi UIN Alauddin
Makassar. Dalam pelaksanaannya membutuhkan penuntun praktikum sebagai
petunjuk dalam melakukan langkah kerja, alat dan bahan praktikum serta
fasilitator yang mendampingi serta membimbing mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum. Selama kegiatan praktikum berjalan tentunya mahasiswa diharuskan
terampil dalam melaksanakan suatu uji coba mulai dari kegiatan pra praktikum,
pelaksanaan dan pasca praktikum supaya mereka siap untuk responsi. Responsi,
pada kinerja peserta didik atau mahasiswa tersebut bukan hanya sekedar
melakukan suatu percobaan saja, akan tetapi juga dapat mengkaji dan
merumuskan, menganalisis data ataupun menyimpulkan suatu data yang telah
diperoleh. Oleh karena itu, keseluruhan proses tersebut dilakukan penilaian
terhadap keterampilan laboratorium dan pemahaman terhadap materi-materi
secara menyeluruh oleh fasilitator atau dosen pembimbing.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dokumen dengan pihak
pengelola laboratorium (kepala laboratorium dan laboran) serta dosen pengampu
mata kuliah Biologi Umum meliputi ketersediaan penuntun dan instrumen
penilaian praktikum di laboratorium, maka diperoleh informasi bahwa pada
kegiatan praktikum Biologi Umum telah tersedia penuntun praktikum namun
penuntun yang ada masih sederhana, kemudian dari dokumen penuntun yang ada,
jika dilihat dari segi isi penuntun belum berbasis scientific approach, tampilan
yang kurang menarik (cover sederhana, warna hitam putih, dan kurang
menampilkan gambar pada setiap unit percobaan), dasar teori yang terlalu singkat,
dan kegiatan praktikum kegiatan praktikum belum menumbuhkan keterampilan
proses sains peserta didik.
Selanjutnya terkait dokumen instrumen penilaian yang digunakan
khususnya praktikum Biologi Umum belum tersedia, penilaian yang digunakan
selama ini masih menggunakan rubrik penilaian yang bersifat umum. Penilaian
secara umum yang dimaksud adalah suatu alat atau instrumen penilaian pada
praktikum yang digunakan pada semua jenis mata kuliah praktikum, seperti
beberapa mata kuliah lain yaitu struktur hewan, biologi reproduksi, ekologi hewan
dll. Secara umum, penilaian ini digunakan atau dilakukan pada saat mulai dari
tahap respon sampai pada tahap kegiatan praktikum tersebut selesai. Menurut
pengelola laboratorium hanya empat mata kuliah yang memiliki instrumen khusus
yang digunakan selama kegiatan praktikum di laboratorium pendidikan biologi
yaitu botani tingkat rendah, struktur tumbuhan tingkat tinggi dan zoologi
invertebrata. Namun, hasil wawancara terakhir dari pihak koordinator asisten
praktikum
Biologi Umum pada semester IV tahun akademik 2021/2022 lalu
menyatakan bahwa: “Praktikum Biologi Umum telah memiliki instrumen
penilaian yang dibuat sendiri, akan tetapi instrumen penilaian tersebut hanya pada
satu judul praktikum yaitu lalat buah.
Hasil observasi tersebut dapat dikatakan bahwa laboratorium pendidikan
biologi UIN Alauddin Makassar selalu dimanfaatkan untuk kegiatan praktikum.
Akan tetapi proses evaluasi aktivitas di laboratorium belum memadai. Dosen
belum mempertimbangkan perangkat penilaian yang digunakan ditinjau dari segi
proses, belum adanya perangkat kegiatan laboratorium yang sifatnya inovatif
seperti rubrik penilaian dan buku penuntun praktikum yang mengarah ke scientific
approach. Di dalam pelaksanaanya, penilaian dalam praktikum masih
mendominasi dengan penilaian tertulis (paper and pencil test). Hal ini sesuai
dengan penelitian Kutlu et al (2014) yang mengungkapkan bahwa masih ada
beberapa pendidik yang mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan rubrik
dalam melakukan evaluasi penilaian kinerja. Akibatnya penilaian menjadi bersifat
subjektif. dengan demikian keberhasilan pembelajaran biologi cenderung dinilai
dari aspek kognitif semata, sedangkan aspek keterampilan proses praktikum tidak
mendapat perhatian serius.
Sebagian besar guru belum membuat instrumen asesmen kinerja dan
keterlaksanaan asesmen kinerja masih rendah (Amelia dkk., 2015). Hal tersebut
bersesuaian dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh beberapa peneliti
yang mengungkapkan bahwa umumnya kegiatan praktikum telah dilaksanakan
oleh peserta didik, namun pendidik tidak maksimal dalam melakukan penilaian
kinerja (Lestari et al., 2015). Sebagian besar guru hanya melakukan penilaian
terhadap keaktifan siswa dalam bertanya atau menyampaikan pendapat,
kedisiplinan, dan kerjasama (Amelia dkk., 2015; Oktriawan dkk., 2015). Hal ini
disebabkan sebagian besar pendidik tidak paham mengenai instrumen asesmen
kinerja dan belum pernah membuat instrumen asesmen kinerja (Wulan, 2007;
Oktriawan dkk., 2015).
Keterampilan proses sains perlu diterapkan pada saat belajar mengajar
untuk melatih anak agar selalu berpikir kritis, bertanya, mengembangkan
keterampilan fisik, dan sebagai bekal terhadap tantangan era globalisasi dengan
menyatukan pengembangan konsep peserta didik dengan pengembangan sikap
dan nilai. Keterampilan proses sains dapat ditingkatkan selama proses,
pembelajaran sains, peserta didik dapat mengembangkan pokok-pokok
pemahaman saintifik yang digunakan dalam memproduksi dan menggunakan
informasi saintifik untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan masalah,
sebaliknya jika keterampilan proses sains tidak dilatih maka dapat menyebabkan
peserta didik menjadi tidak bersungguh-sungguh terhadap pembelajaran. anak
didik hanya menjadi pendengar dan hanya menerima produk tanpa mengalami
proses dalam pembelajaran (Susanti, 2018).
Menurut Wulan (2007) dibutuhkan assessment alternatif dalam
pembelajaran biologi yang tentunya harus memenuhi kriteria penting, kriteria
tersebut yaitu harus menilai performance tertentu, tugas-tugas direncanakan
dengan baik, adanya kriteria penilaian yang dikomunikasikan kepada peserta didik
serta dapat memberi feedback kepada peserta didik. Oleh karena itu peserta didik
diharuskan menggunakan penilaian untuk mendapatkan gambaran secara lengkap
tentang apa yang diketahui dan dilakukan oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan
penuntun berbasis Scientific approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum
Biologi Umum untuk meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa
Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan penuntun berbasis Scientific approach
dan Instrumen asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk
meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan
Biologi UIN Alauddin Makassar?
2. Bagaimana tingkat kevalidan, tingkat kepraktisan dan tingkat
kefektivan pengembangan penuntun berbasis Scientific approach dan
Instrumen asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk
meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan
Biologi UIN Alauddin Makassar?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengembaangkan penuntun berbasis Scientific approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk meningkatkan
keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Alauddin Makassar
2. Mengetahui tingkat kevalidan, tingkat kepraktisan dan tingkat
kefektivan penuntun berbasis Scientific approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk meningkatkan
keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Alauddin Makassar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penuntun Praktikum
1) Pengertian Penuntun Praktikum
Praktikum merupakan salah satu metode yang menerapkan pendekatan
keterampilan proses. Metode praktikum menekankan pada pengembangan
keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat dan bahan dengan benar.
Menumbuhkan ketelitian melakukan sesuatu, serta menciptakan sikap ilmiah
ketika berinteraksi langsung dengan alat dan bahan di laboratorium (Rusdiana,
2020). Kegiatan praktikum akan menumbuhkan keterampilan-keterampilan yang
sudah dimiliki maupun belum dimiliki peserta didik terutama keterampilan proses
sains peserta didik (Azizah et al., 2021). Ada empat alasan yang dikemukakan
para pakar pendidikan sains mengenai pentingnya kegiatan praktikum. Pertama,
praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Kedua, praktikum
mengembangkan keterampilan keterampilan dasar melaksanakan eksperimen.
Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat,
praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran (Musdalifah et al., n.d.)
Tujuan utama praktikum adalah untuk melatih peserta didik bekerja sesuai
prosedur ilmiah guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai ilmiah
sehingga kegiatan praktikum dapat memberikan pengalaman langsung sebagai
hasil pembelajaran bermakna, dimana siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
(Anderson dan Krathwohl, 2010: 97).
Penuntun praktikum merupakan bahan ajar tertulis yang membantu guru
pada proses pembelajaran. Penggunaan penuntun praktikum penting dalam
kegiatan praktikum karena dalam pelaksanaannya kegiatan praktikum perlu
adanya persiapan, selain pengetahuan dari materi yang diperoleh, peserta didik
juga memerlukan pedoman untuk menunjang terlaksananya praktikum (Aprilia et
al., 2020). Penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang
berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Penuntun
praktikum merupakan rujukan peserta didik dalam melaksanakan praktikum.
Ketersediaan penuntun peserta didik dapat memiliki kesiapan sebelum
melaksanakan kegiatan praktikum dengan membaca buku tersebut terlebih dahulu
(Sari et al., 2018)
Penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi
tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan yang disusun oleh
seseorang atau kelompok staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dan
mengikuti kaidah tulisan ilmiah (Nurussaniah dan Nurhayati, 2016). Penuntun
praktikum dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi
atau materi sebagai pegangan bagi siswa dalam melakukan kegiatan praktikum
(Alexander et al., 2018)
Penuntun praktikum merupakan pedoman peserta didik dalam menguji dan
melaksanakan secara nyata sesuatu yang diperoleh berupa konsep dari teori
(Lauren, dkk., 2016). Penuntun praktikum selain sebagai pedoman siswa dalam
melakukan praktikum juga dapat memberikan bantuan informasi atau materi
pembelajaran sehingga dapat memperlancar pembelajaran. Penuntun praktikum
yang disusun dimodifikasi dari Meril Physical Science: Laboratory Manual
(dalam Sutedjo, 2008) yang tersusun atas judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan,
prosedur kerja, data hasil pengamatan, pertanyaan, kesimpulan, dan daftar pustaka
(Weldan, 2018).
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penuntun praktikum merupakan pedoman atau petunjuk yang dapat membantu
peserta didik dalam menguji atau membuktikan teori di laboratorium yang
tersusun atas judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur kerja, data hasil
pengamatan, pertanyaan, kesimpulan, dan daftar pustaka
2) Karaktersitik Penuntun Praktikum
Uuntuk menghasilkan penuntun Praktikum yang mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa, Menurut (Widodo, 2008) harus mengetahui karakteristik
penuntun praktikum, adapun karakteristiknya antara lain:
1) Self Instruction
Self Instruction artinya karakteristik petunjuk praktikum harus
memungkinkan siswa untuk belajar mandiri atau bukan tergantung pada orang
lain. Petunjuk praktikum harus memenuhi karakter self instruction dengan
melakukan:
a) Berisi tujuan pembelajaran yang jelas dan yang dapat menggambarkan
pencapaian Kompetensi Dasar.
b) Memuat materi atau teori yang jelas dan mudah dipahami oleh peserta
didik.
c) Memuat contoh yang mendukung kejelasan materi yang diajarkan.
d) Berisi pertanyaan, soal-soal latihan dan tugas yang digunakan untuk
mengukur pemahaman peserta didik.
e) Materi bersifat konstektual, artinya materi disajikan dengan mengaitkan
materi dengan kehidupan mereka sehari-hari.
f) Menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami.
g) Berisi rangkuman materi pembelajaran.
h) Memuat instrument penilaian, yang memungkinkan peserta didik
melakukan penilaian secara mandiri.
i) Terdapat umpan balik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat
pemahaman materi.
j) Memuat daftar rujukan atau referensi yang mendukung materi
pembelajaran
2) Self Contained
Petunjuk praktikum dikatakan self contained jika materi yang dibutuhkan
termuat dalam petunjuk praktikum. Tujuan dari ini agar memberikan kesempatan
peserta didik untuk memahami materi dengan baik dan benar sesuai tujuan
pembelajaran.
3) Stand Alone (Berdiri Sendiri)
Karakteristik petunjuk praktikum ini tidak digunakan bersama-sama (tidak
tergantung) pada bahan ajar lain. Ketika peserta didik menggunakan petunjuk
praktikum, jadi tidak perlu menggunakan media ajar lain ketika mengerjakan
praktikum.
4) Adaptif
Petunjuk praktikum harus memiliki adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu perlu adanya
fleksibiltas yang dapat digunakan diberbagai perangkat keras.
5) User friendly (Bersahabat)
Petunjuk praktikum harus memenuhi User friendly dengan pemakainya,
seperti kemudahan pemakai ketika merespon sesuai dengan keinginan. Salah satu
bentuk user friendly menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
3) Langkah – Langkah Penyusunan Penuntun Praktikum
Dalam garis besarnya, menurut (Dikmenjur, 2004), penyusunan penuntun
praktikum atau pengembangan penuntun praktikum dapat mengikuti langkah-
langkah berikut:
1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan
siswa yang dapat diamati dan diukur
2. Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti
dalam praktikum
3. Test diagnostic untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh
penuntun praktikum itu.
4. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing
peserta didik agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan
dalam tujuan.
5. Menyiapkan sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi peserta didik
setiap waktu yang memerlukannya
6. Menyusun posttest untuk mengukur hasil peserta didik, sampai manakah
mereka menguasai tujuan-tujuan penuntun praktikum.
4) Komponen-Komponen Penuntun Praktikum
Komponen yang harus ada dalam penuntun praktikum, menurut (Nor,
2015) antara lain:
1) Judul praktikum, harus singkat dan menggambarkan secara umum
kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Judul harus disesuaikan dengan
materi.
2) Tujuan praktikum, harus menggambarkan apa yang akan dilakukan atau
diuji selama kegiatan praktikum berlangsung.
3) Dasar teori, yaitu materi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum, yang
berfungsi untuk memberikan wawasan pengetahuan berfikir yang akan
mempermudah peserta didik dalam melakukan praktikum.
4) Cara kerja, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan ketika praktikum
berlangsung. Cara kerja bisa dituliskan berupa uraian atau point-point.
5) Pertanyaan yang terdapat pada petunjuk praktikum yang akan melihat
hasil pemahaman atau kemampuan peserta didik setelah praktikum
dilakukan.
5) Manfaat Penuntun Praktikum
Menurut (Maharani, 2013) Ditinjau dari kepentingan peserta didik dan
kepentingan guru, Penuntun praktikum memiliki berbagai manfaat. Bagi peserta
didik Penuntun Praktikum bermanfaat untuk:
1) Memiliki kesempatan melatih diri secara mandiri
2) Belajar lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam
pembelajaran.
3) Memiliki kesempatan mengekspresikan secara belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
4) Memiliki kesempatan menguji kemampuan diri-sendiri dengan
mengerjakan latihan yang disajikan dalam Penuntun Praktikum.
5) Mampu membelajarakan diri sendiri.
6) Mengembangkan kemampuan peserta didik berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lain.
Bagi guru, penyusunan Penuntun Praktikum bermanfaat untuk:
1) Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks.
2) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai
referensi.
3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan
ajar
4) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta didik
karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka
6) Tujuan Penuntun Praktikum
Pembelajaran menggunakan metode praktikum dibutuhkan suatu penuntun
praktikum. Penuntun praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun siswa dalam
melakukan praktikum dan membantu guru dalam mencapai tujuan belajar.
Penuntun praktikum disusun dan ditulis oleh sekelompok staf pengajar yang
menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Tujuan
utama pembelajaran dengan penuntun praktikum adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran disekolah, baik waktu, dana, fasilitas,
maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal (Nor, 2015)
B. Scientific Approach
a. Konsep Dasar Scientific Approach
Pembelajaran dengan scientific approach merupakan proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis , menarik keimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik berarti konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik
yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran saintifik merupakan bagian dari
pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang
melandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan
kompetensi peserta didik dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun
bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga
dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya (Musfiqon dan
Nurdiyansyah, 2015).
Scientific Approach dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran
yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari
tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu
(Kemdikbud 2013).
b. Karakteristik Scientific Approach
Pembelajaran dengan scientific approach (Putra, 2013) memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Berpusat pada peserta didik
2) Melibatkan keterampilan prosesains dalam mengkonstruksi konsep dan
prinsip.
3) Dapat mengembangkan karakter peserta didik
Karakteristik dari Scientific Approach yang melibatkan langsung peserta
didik saat belajar akan mebiasakan para peserta didik dalam proses pembelajaran
yang ilmiah, sehingga peserta didik dapat menggali informasi-informasi yang ada
disekitar, dan ini beguna untuk membantu para peserta didik untuk berfikir secara
kritis dan merangsang jiwa ingin mengetahui akan pelajaran.
c. Prinsip-prinsip scientific approach
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,
menurut (Siregar; 2017) kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip
sebagai berikut:
1) Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu.
2) Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar.
3) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmia.
4) Pembelajaran terpadu
5) Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
6) Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi.
7) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hndak dicatat, direkam,
dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi
F. Kajian Teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini akan menghasilkan produk berupa penuntun berbasis
cientifik approach dan instrumen asesmen kinerja praktikum pada mata kuliah
Biologi Umum yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan literasi sains
mahasiswa. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D yaitu: (1)
Analysis (Analisis), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan), dan
(4) Dessiminate (desiminasi).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin
Makassar pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Angkatan 2022 sebanyak 50
mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar. Teknik penentuan
Sampel dilakukan secara purposive sampling untuk mengujicobakan produk yang
telah dikembangkan
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi :
1. Dokumentasi, teknik ini merupakan suatu cara mengumpulkan data yang
bersifat gambar serta mengumpulkan catatan-catatan terkait
pengembangan penuntun dan instrumen penilaian yang digunakan selama
berada di Laboratorium.
2. Lembar Validasi, adalah salah satu teknik untuk mengumpulkan suatu
data dan uji kelayakan pada penuntun dan instrumen asesmen kinerja
praktkum yang dikembangkan. Metode atau teknik ini akan diperoleh dari
hasil angket validasi dari beberapa pakar validator.
3. Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui respon atau
tanggapan praktikan mengenai penuntun yang dikembangkan, dan angket
respon asisten praktikum. Angket ini dibuat untuk melihat tanggapan para
asisten praktikum terkait instrumen penilaian yang digunakan selama
praktikum berlangsung. Komponen atau aspek yang direspon oleh asisten
yang meliputi aspek petunjuk, mudah diadministrasikan, mudah
memberikan skor, objektif dan waktu. Secara keseluruhan dalam aspek
tersebut terdapat 13 pernyataan yang akan dinilai.
4. Metode tes, dilakukan dengan menggunakan berbagai uji mengenai
produk yang telah dikembangkan dengan menguji kemampuan
psikomotorik peserta didik melalui serangkaian kegiatan praktikum.
E. Instrumen Penelitian
Digunakan untuk memperoleh data dari validator ahli, respon peserta
didik (mahasiswa) dan pendidik (dosen). Beberapa jenis instrumen penelitian
yang digunakan adalah:
1. Lembar Validasi
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data kelayakan produk
penuntun dan instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembangkan peneliti.
Lembar validasi untuk data uji kevalidan yang ditelaah oleh pakar ahli berupa
format validasi penuntun dan instrumen penilaian praktikum Biologi Umum berisi
berbagai masukan yang diberikan validator sebagai bahan perbaikan, dan berguna
dalam merevisi produk yang dikembangkan sehingga dapat menghasilkan hasil
penelitian yang valid.
2. Angket Respon Peserta Didik dan Asisten Praktikum
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket respon
praktikan mengenai penuntun praktikum berbasis scientifik approach yang
dikembangkan seperti tampilan (cover, warna, gambar), isi penuntun dan
kemudahan penggunaan (petunjuk dan langkah kerja), dan angket respon asisten
yang berisikan pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan berupa petunjuk, aspek
mudah diadministrasikan, aspek waktu, aspek mudah dalam memberikan skor,
dan aspek objektif untuk mengukur kepraktisan produk yang dikembangkan.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data kuantitatif angket berbentuk skala
Likert yang memuat 4 kelompok penilaian, diantaranya sangat setuju (skor 4),
setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).
3. Tes kemampuan Psikomotorik
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes psikomotorik yang
diperoleh dari rangkaian kegiatan praktikum yang telah diakumulasi selama
kegiatan praktikum. Evaluasi dilakukan untuk menguji keefektifan perangkat yang
dikembangkan dengan Memberi bagian mana tanda ceklis (√) dibutuhkan, dalam
Slameto (1988:96) dijelaskan bahwa chek-list atau daftar cek adalah salah satu
alat/pedoman observasi yang berupa daftar kemungkinan aspek tingkah laku
seseorang yang sengaja dibuat untuk memudahkan mengenai ada atau tidaknya
aspek-aspek tingkah laku tertentu pada seseorang yang akan dinilai”. Tanda ceklis
tersebut dmasukkan kedalam lembar observasi sesua dengan kriteria yang ada
pada setiap aspek keterampilan proses sains peserta didik yang muncul selama
berlangsungnya rangkaian kegiatan praktium
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu analisis kevalidan, analisis kepraktisan , dan analisis
keefektivan.
1. Analisis data kevalidan
Pada validitas isi dari validator dianalisis dengan dengan
rumus sebagai berikut (Hobri, 2009):
keterangan:
Kategori kevalidan dapat dilihat pada tabel 3.1. menurut (Hobri, 2009):
Tabel 1. Kriteria kevalidan
Nilai Keterangan
∑ Ai
X i = i=0
n¿
¿
Keterangan:
Ai = rerata aspek
n = jumlah aspek
> 60 – 80 Baik
> 40 – 60 Cukup
> 20 – 40 Kurang
20 ≤ Sangat Kurang
G. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap penelitian dilakukan dengan; mengembangkan produk berupa
penuntun berbasis Scientific Approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum
untuk meningkatkan literasi sains mahasiswa. Tahap ini meliputi 4 tahap utama
yaitu: (1) Pendefinisian (Define), (2) Perancangan (Design), (3) Pengembangan
(Develop) dan (4) Penyebaran (Disseminate) (Sari et al., 2018). Tahap berikutnya
melakukan uji validitas, uji kepraktisan dan uji efektifan pada modul yang telah
dikembangkan.
a. Tahap Pendefinisian (define)
Dalam tahap ini dilakukan analisis kebutuhan yakni pada setiap semester
ganjil diadakan praktikum Biologi Umum yang tentunya membutuhkan penuntun
praktikum untuk dijadikan pedoman dalam melakukan praktik kerja di
laboratorium. Maka dari itu dilakuknalah analisis dengan mengidentifikasi
karakteristik penuntun, menganalisis peserta didik yang melaksanakan praktikum,
setelah itu, memilih materi-materi yang tujuan pembelajarannya dapat dilakukan
dengan pendekatan Scientifich approach. Selain itu juga dilakukan analisis pada
alat evaluasi yang dijadikan pedoman penilaian pada ranah psikomotorik peserta
didik, yakni mengumpulkan informasi dan menganalisis proses penilaian selama
kegiatan praktikum yang meliputi 4 aspek utama yaitu kemampuan menyiapkan
alat-bahan, mengidentifikasi, mengamati, dan kemampuan dalam melakukan
prosedur kerja. Keempat aspek tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa
indikator dalam pelaksanaan kegiatan praktikum yang dijadikan acuan untuk
menilai keterampilan kerja peserta didik di laboratorium
b. Tahap perancangan (design)
Pada tahap ini dibuat rancangan penuntun dan asesmen kinerja sebagai
cara awal untuk memadukan antara tahap pendefinisian dan tahap desain. Hasil
dari tahap define mulai disusun secara sistematis untuk membuat rancangan
produk. Penuntun tersebut kemudian diformat dan dirancang sesuai materi-materi
Mata Kuliah Biologi Umum yang dipilih dan dibuat mengacu pada scientific
approach. sedangkan asesmen kinerja praktikum disusun dengan mengacu pada
langkah kerja praktikum yang meliputi penyiapan alat-bahan, kemampuan
melakukan prosedur kerja (mengidentifikasi, mengamati, kemampuan
menganalisis data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan) yang tentunya
dapat meningkatkan kemampuan literasi sains, yang diatuangkan dalam bentuk
lembar ceklist yang akan dinilai oleh asisten praktikum.
c. Tahap pengembangan (development)
Pada tahap ini dihasilkan penuntun berbasis scientific approach dan
instrumen penilaian kinerja praktikum. Kedua produk yang dihasilkan ini sebagai
prototype pertama kemudian dikoreksi oleh validator ahli, selanjutnya dilakukan
perbaikan berdasarkan pendapat para ahli. Setelah produk dinyatakan valid oleh
para ahli, dilanjutkan dengan uji coba pengembangan. Validasi bertujuan untuk
menilai kelayakan rancangan produk. Aspek validasi yang dinilai meliputi:
Penyajian penuntun, aspek materi, dan aspek Bahasa. Adapun uji coba
pengembangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa respon,
reaksi, komentar dari peserta didik (mahasiswa) dan asisten pembimbing
praktikum, terhadap penuntun dan instrumen kinerja yang telah disusun . Uji
lapangan sebagai bentuk uji coba pengembangan dilakukan langsung di
laboratorium dengan melibatkan praktikan (mahasiswa) pendidikan biologi
angkatan 2022 dan asisten praktikum Biologi Umum.
d. Tahap Pendesiminasian (disseminate)
Pada tahap ini, produk yang telah dikembangkan didesiminasi pada skala
yang lebih luas. Tahap ini meliputi pengujian hasil validasi (validation testing),
perbaikan dari uji kemudian dilakukan dengan revisi produk kemudian dlanjutkan
dengan diterapkan pada sasaran sebenarnya. Pada tahap ini pula dilakukan uji
praktisitas dan efektifitas produk.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan petunjuk praktikum
(Penuntun) berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum
biologi umum untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan Penuntun dan instrumen kinerja praktikum yang memenuhi kriteria
valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains
mahasiswa dengan menggunakan model pengembangan dari 4D yaitu: (1)
Analysis (Analisis), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan), dan
(4) Dessiminate (desiminasi). Model pengembangan ini dikembangkan oleh S.
Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model ini pilih karena
lebih detail dan memiliki urutan sistematis, mudah dilaksanakan, tidak memakan
waktu yang lama dan sesuai dengan karakter produk yang akan dihasilkan dari
penelitian dan pengembangan ini. Berikut ini hasil penelitian dan deskripsi
prosedur pengembangan petunjuk praktikum (Penuntun) berbasis scientifik
approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum beserta
pembahasannya lebih lanjut, sehingga akhirnya diperoleh produk yang valid,
praktis, dan efektif.
Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yaitu mulai bulan Februari
sampai dengan bulan Agustus 2023. Adapun hasil proses pengembangan
dijelaskan sebagai berikut:
2) Analisis materi
Pada tahap ini semua materi biologi dasar dikumpulkan sebagai pedoman
materi. Selanjutnya peneliti meninjau materi tersebut dengan menganalisis
manakah materi yang sesuai dengan judul praktikum yang sudah ditetapkan pada
penuntun praktikum. Pada proses pengelompokkan materi ini peneliti juga
berkonsultasi dengan Dosen matakuliah Biologi umum tentang materi yang
diusulkan sudah layak dilanjutkan ketahap selanjutnya. Berdasarkan hasil analisis
materi maka ditetapkan unit percobaan yang akan dipraktikumkan, terdiri atas 8
unit percobaan meliputi pengenalan dan teknik penggunaan mikroskop,
pengamatan sel hidup dan sel mati, plasmolisis sel, jaringan tumbuhan, jaringan
hewan, proses fisiologi tumbuhan, imitasi perbandingan genetis dan repirasi
hewan.
3) Analisis kekurangan dan kelemahan penuntun dan instrumen penilaian
praktikum
Terkait dari hasil analisis ini, maka didapatkan beberapa kelemahan dan
kekurangan dari penuntun dan instrumen yang telah ada tersebut yaitu:
a) Dari segi design cover kurang menarik, gambar tidak terlalu jelas karena
hitam putih
b) Bagian kajian teori terlalu sedikit dan belum smuanya mencantumkan
gambar pada setiap unitnya
c) Penulisan alat dan bahan seharusnya di pisah agar memudahkan dalam
membedakan alat dan bahan praktikum
d) Instrumen yang digunakan di dalam praktikum biologi umum masih
bersifat umum
e) Instrumen yang dibuat sendiri oleh koordinator dosen praktikum dilakukan
tanpa adanya proses uji kevalidan dan kepraktisan dari instrumen tersebut.
f) Instrumen yang telah dibuat hanya pada satu judul praktikum saja tidak
secara menyeluruh
g) Instrumen belum memperlihatkan aspek-aspek yanng seharusnya dinilai
dalam praktikum Biologi Umum.
h) Instrumen belum dilengkapi dengan rubrik penilaian, sehingga penilaian
dilakukan sangat bersifat subjektif (mengikuti standar dan interpretasi dari
penilai).
i) Skala penilain yang digunakan belum jelas dan tidak menunjukkan adanya
konsistensi pada tiap komponen yang dinilai.
j) Instrumen belum menggambarkan seluruh aspek (kognitif, afektif, dan
psikomotor) secara terintegrasi.
k) Instrumen belum diformat sebagai dokumen dan arsip laboratorium yang
tidak terlepas dari pelaksanaan praktikum.
b. Perancangan (design)
Setelah tahap analisis dilakukan kegiatan selanjutnya yaitu tahap
perancangan. Tahap rancangan ini merupakan suatu kegiatan yang
menghubungkan kepada tahap pengkajian awal dengan tahap selanjutnya, hal ini
bertujuan untuk merancang prototipe penuntun dan instrumen penilaian
praktikum. Rincian kegiatan yang akan dilakukan yaitu:
1) Pengelompokkan materi
Pada tahap ini semua materi biologi umum dikumpulkan sebagai pedoman
materi. Selanjutnya peneliti meninjau materi tersebut dengan menganalisis
manakah materi yang sesuai dengan judul praktikum yang sudah ditetapkan pada
penuntun praktikum. Pada proses pengelompokkan materi ini peneliti juga
berkonsultasi dengan Dosen matakuliah Botani tingkat rendah tentang materi
yang diusulkan sudah layak dilanjutkan ketahap selanjutnya. Setelah materi
ditetapkan selanjutnya materi tersebut dikemas dan disiapkan sebagai bahan
penyusunan penuntun berbasis scientific approach yang meliputi menggali
informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data
atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
2) Pemilihan Format
a) Format PenuntunPraktikum
1) Judul Praktikum
2) Tujuan Praktikum
3) Dasar Teori
8) Pertanyaan
9) Kesimpulan
praktikum Biologi Umum, yang dibagi atas tiga bagian utama. Secara rinci
Komponen
No Kegiatan Aspek yang Dinilai Rubrik
Penilaian
Kajian Pustaka
Prosedur kerja
Hasil pengamatan
Analisis data
Grafik
Pembahasan
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka
Respon laporan
Penilaian pendukung
pada praktikum Biologi Umum tidak mengambil aspek pembuatan grafik dan
analisis data. Kemudian pada bagian rubrik penilaian praktikum Biologi Umum
digunakan Rating scale yaitu dari 1 sampai 4 tergantung dari jumlah indikator
Secara umum, format penilaian untuk komponen yang memiliki satu aspek
berbeda dengan yang memiliki beberapa aspek yang dinilai. Komponen yang
terdiri dari satu aspek yaitu, tugas pendahuluan, respon, ujian, dan tugas besar.
Sedangkan komponen yang terdiri dari beberapa aspek yaitu, kegitan praktikum
dan pembuatan laporan. Secara rinci desain format penilaian diuraikan pada Tabel
Tabel 4.2 Desain Pengembangan Format Penilaian yang Terdiri dari Satu Aspek
2 4
dst 4
Tabel 4.3 Desain Pengembangan Format Penilaian yang Terdiri dari Beberapa
Aspek
No Nama Aspek Skor Rata- Nilai
total rata
1 2 3 ...
dst
2 Responsi 15%
4 Laporan 20%
6 Tugas Besar 5%
c. Pengembangan (development)
Tahap pengembangan merupakan tahap yang bertujuan untuk
merealisasikan segala hal yang telah dilakukan pada tahap analisis dan tahap
desain. yang disusun sesuai rancangan awal sehingga menghasilkan produk awal
yang disebut prototype I. Penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum disajikan dalam bentuk hand out
sehingga dalam penggunaanya tidak memerlukan laptop/komputer dan
smartphone. Tampilan penuntun dilengkapi dengan menggunakan cover yang
menarik, komponen penuntun dijelaskan secara runtut mengikuti langkah-langkah
scientific approach yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data/informasi,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan mengkomunikasikan, kemudian menyimpulkan.
1. Tingkat Kevalidan penuntun dan assessment keterampilan praktikum
Biologi Umum
Rancangan awal atau prototype I yang dikembangkan oleh peneliti dan
divalidasi oleh dua orang validator ahli yaitu dosen yang ahli dalam bidang
pendidikan khususnya dosen yang ahli dalam gambar/teknik dan dosen yang ahli
dalam evaluasi pembelajaran. Adapun hal-hal yang perlu divalidasi oleh validator
yaitu mencakup validasi isi penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum dan validasi instrumen penelitian.
Rancangan produk kemudian dibuat dan dikembangkan untuk
mendapatkan prototype 1, kegiatan ini dibuat validasi prototype 1. Selanjutnya
hasil validasi beserta saran-saran dari para validator dijadikan acuan dalam
merevisi produk yang dikembangkan. Hasil revisi dari prototype 1 disebut
prototype 2, kemudian diujicobakan di lapangan terbatas . Adapun saran-saran
dan masukan yang diberikan dari kedua validator pada saat menganalisis
prototype 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Saran-saran dan masukan yang diberikan dari ketiga
validator terhadap penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum yang dikembangkan.
Validator 1 Validator 1
Sebelum revisi Setelah revisi
1. Warna sampul terlalu monoton, 1. Sampul telah diperbaiki dengan
sebaiknya dikombinasi dengan perpaduan beberapa warna
warna lain sehingga tampak hidup dan
menarik
Validator 2 Validator 2
Sebelum revisi Setelah revisi
1. Perbaiki penulisan font judul pada 1. Sudah diperbaiki penulisan font
sampul/cover penuntun judul pada sampul/cover modul
3. Jenis font pada setiap unit 3. Jenis font sudah konsisten untuk
percobaan harus konsisten semua unit percobaan
Isi Penuntun
Instrumen Penilaian Praktikum
praktikum dan validasi angket respon asisten yang dirincikan pada tabel berikut:
Biologi Umum
No Rata-rata
Pernyataan Aspek Keterampilan Kategori
Penilaian
.
Unit 1 : Teknik Penggunaan
1 3,7 Sangat Valid
Mikroskop
Unit II : Bagian-bagian sel hidup
2 3,8 Sangat Valid
dan sel mati
3 Unit III : Plasmolisis Sel 3,6 Sangat Valid
Berdasarkan tabel 4.7 dan 4,8 di atas rata-rata hasil penilaian validator
terhadap instrumen penilaian praktikum yaitu 3,70 yang berada pada kategori
sangat valid. Dan angket respon asisten sebesar 3,78. Hasil tersebut disimpulkan
bahwa instrument angket respon dosen dinyatakan layak untuk digunakan.
Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 4.9 di atas dapat
dijelaskan bahwa di atas rata-rata hasil penilaian validator terhadap angket respon
peserta didik yaitu 3,83 yang berada pada kategori sangat valid. Hasil tersebut
disimpulkan bahwa instrument angket respon peserta didik terhadap penuntun
dan assesment keterampilan praktikum biologi umum dinyatakan layak untuk
digunakan.
a. Penyebaran (Desiminate)
Berdasarkan penilaian dari validator, dimana penuntun dan instrumen
asesmen praktikum dinyatakan layak digunakan, maka tahap selanjutnya yaitu
melaksanakan uji coba terbatas kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi
angkatan 2022 sebanyak 17 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kepraktisan penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum yang dibuat oleh peneliti untuk
menunjang pengetahuan ilmu biologi khususnya pada matakuliah biologi umum,
membentuk perserta didik yang mandiri serta memiliki keterampilan proses sains
yang baik setelah menggunakan penuntun tersebut. Selain kepraktisan
penggunaan penuntun, juga dilakukan evaluasi akhir dan refleksi kepada
mahasiswa untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman mereka selama
kegiatan praktikum dan kegiatan lapangan di komunitas/masyarakat dalam hal ini
adalah mengukur tingkat keefektifan penuntun dan asesmen praktikum biologi
umum.
validator, lalu memperoleh prototipe II yang sesuai dengan syarat kevalidan dan
Alauddin Makassar angkatan 2022 yang berjumlah 17 orang yang dibagi menjadi
5 kelompok. Kegiatan uji coba praktikum ini dilakukan selama 8 kali pertemuan
Analisis respon asisten bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat respon
pada proses praktikum dan untuk melihat kepraktisan dari instrumen penilaian
praktikum tersebut. Data hasil respon asisten praktikum ini diperoleh dari angket
respon asisten praktikum yang berjumlah 5 orang asisten. Hasil dari analisis data
3 R3 3,46 Positif
4 R4 3,3 Positif
umum ini dibagi menjadi 13 item atau pernyataan. Analisis respon sistem
terhadap instrumen penilaian praktikum pada tahap uji coba, diperoleh rata-rata
respon sistem dari keseluruhan item instrumen penilaian yaitu 3,56 yang berarti
respon asisten ini termasuk pada kategori sangat baik (sangat positif) sehingga
dikatakan praktis. Semua para asisten praktikum biologi umum memberikan rata-
rata jawaban yang setuju dan positif atau rata-rata akhir dari skor asisten minimal
berada pada kategori nilai positif di atas 80% dari standar nilai yang ditentukan
yaitu 85,5%. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Hobri dalam Lestari
bahwa apabila 80% atau lebih responden memberikan respon yang positif
respon pendidik (dosen) dan angket respon peserta didik (mahasiswa). Hasil
angket respon pendidik dan peserta didik terhadap aspek kepraktisan bahan ajar
3,7 dengan interval nilai (3,5 Xi 4). Artinya respon berada dalam
kategori sangat praktis/sangat positif sehingga penuntun berbasis scientifik
approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum praktis
digunakan dalam pembelajaran berdasarkan pada kategori tingkat kepraktisan
menurut (Eko Putro Widoyoko, 2019).
No Hasil Rata-rata
Responden Kategori
. Penilaian
1 R1 3,7 Sangat Positif
2 R2 3,55 Sangat Positif
Nilai total rerata 3,62 Sangat Positif
(aspek) yaitu 3,62 dengan interval nilai (3,5 Xi 4). Dosen pengampu
biologi umum memberikan rata-rata jawaban yang setuju dan positif atau rata-rata
akhir dari skor dosen minimal berada pada kategori nilai sangat positif di atas
80%.Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Hobri dalam Lestari bahwa
apabila 80% atau lebih responden memberikan respon yang positif terhadap suatu
instrumen/model pembelajaran/media pembelajaran, maka instrumen tersebut
praktis untuk digunakan.
1. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
.
B. IMPLIKASI PENELITIAN
1. Penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja
praktikum biologi umum layak dipertimbangkan sebagai salah satu modul
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran mata kuliah biologi umum.
2. Produk yang dihasilkan dapat membantu dosen/ jurusan untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan kegiatan pengabdian masyarakat berbasis
penelitian.
3. Penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja
praktikum biologi umum sebaiknya diuji cobakan di perguruan tinggi lainnya.
Heldalia, Purwaningsih, S., & Darmaji. (2021). Studi Pendahuluan sebagai Dasar
Pengembangan Penuntun Praktikum Elektronik Berbasis Keterampilan Proses
Sains pada Materi Optik Geometri Untuk SMP/MTs. Jurnal Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 5(1), 252–257.
Karsli, F., Yaman, F., Ayas, A. (2014) Calon guru kimia kompetensi eksperimen
kimia dalam hal keterampilan proses sains.Konferensi dunia tentang ilmu
pendidikan.Vol. 2. 778-781.
Sudjana, Nana. (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XIII:
Bandung: PT. Rosdakarya.
Thahir, R., Magfirah, N., & Anisa. (2021). Pengembangan Penuntun Praktikum
Keanekaragaman Hewan Berbasis Contextual Teaching and Learning
Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal Biotek, 9(1), 75
Bapak/Ibu kami mohon memberikan tanda check list pada kolom yang
sesuai pada butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut :
Skor 4 : Sangat Baik
Skor 3 : Baik
Skor 2: Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
Sebelum melakukan penilaian, Bapak/Ibu kami mohon Identitas secara lengkap
terlebih dahulu :
IDENTITAS
Nama :………………………….
Nip :…………………………
Jabatan :………………………….
1. ASPEK DESAIN COVER
4. ASPEK ISI
5. ASPEK KETERAMPILAN
6. SARAN
No. Saran
Kesimpulan:
Samata, ……………….2020
Validator,
A.2 Lembar Validasi Angket Respon Mahasiswa
LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON MAHASISWA TERHADAP
PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI TINGKAT RENDAH
NAMA :
NIM :
Petunjuk :
1. Isilah identitas yang telah disediakan di atas
2. Berikan tanda check(√) pada kolom 1, 2, 3 atau 4 yang ada pada kolom
skor sesuai dengan kriterian tersebut:
a. Skor 4 diberikan apabila “sangat sesuai” dengan pernyataan dalam
angket
b. Skor 3 diberikan apabila “sesuai” dengan pernyataan dalam angket.
c. Skor 2 diberikan apabila “kurang sesuai” dengan pernyataan dalam
angket.
d. Skor 1 diberikan apabila“tidak sesuai” dengan pernyataan dalam
angket.
3. Apabila ada saran/komentar yang ingin diberikan, silahkan tulis pada
kolom yang tersedia
A. Petunjuk
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengembangan Instrumen
Penilaian Kinerja Praktikum Biologi umum pada Ranah Psikomotorik di
Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar”, peneliti menggunakan instrumen berupa angket respon asisten
terhadap instrumen penilaian yang dikembangkan. Karena itu peneliti memohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap relevansi antara
indikator dengan pernyataan angket. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda
cek (√) pada kolom yang sesuai dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan
skala penilaian berikut:
1 = Tidak Relevan
2 = Kurang relevan
3 = cukup Relevan
4 = Sangat Relevan
Validator/Penilai
……………………..........…
Nama lengkap dengan gelar
B.1 Angket Respon Mahasiswa
ANGKET RESPON MAHASISWA TERHADAP PENUNTUN
PRAKTIKUM BOTANI TINGKAT RENDAH
Petunjuk Pengisian :
1. Berikan tanda check list pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
kriteria berikut ini :
a. Skor 4 diberikan apabila saudara (i) ‘’Sangat Setuju” dalam pernyataan
dalam angket
b. Skor 3 diberikan apabila saudara (i) ‘’Setuju”
c. Skor 2 diberikan apabila saudara (i) ‘’Kurang Setuju”
d. Skor 1 diberikan apabila saudara (i) ‘’Tidak Setuju”
2. Setelah mengisi semua item angket, Saudara (i) dimohon untuk
memberikan saran untuk perbaikan penuntun.
IDENTITAS
Nama praktikan : ……………………………………….
NIM : ……………………………………….
Kelas : ……………………………………….
Tanggal : ……………………………………….
No Pernyataan Penilaian
1 2 3 4
1. Saya berpendapat bahwa desain
penuntun ini menarik
2. Desain cover penuntun ini
memiliki daya tarik awal dan
menggambarkan isi atau materi
yang disampaikan
3. Saya lebih senang belajar
dengan menggunakan penuntun
dari pada mendengarkan
penjelasan
4. Penuntun ini memberikan
motivasi pada saya untuk
mencari bahan praktikum
5. Penyajian materi pada penuntun
ini sangat lengkap
6. Dengan penuntun ini saya
mendapatkan pengetahuan yang
lebih mendalam tentang
praktikum botani tingkat rendah
7. Saya bisa praktikum dengan
mandiri dengan menggunakan
penuntun ini
8. Saya menjadi tahu informasi
tambahan tentang botani tingkat
rendah melalui basis katalog
9. Saya dapat membaca teks
dengan mudah karena jenis dan
ukuran huruf yang dipilih
variatif
10. Saya suka tampilan penuntun
praktikum karena memiliki
gambar dan komposisi warna
yang menarik
11. Saya dapat memahami isi
penuntun dengan bantuan
gambar-gambar yang terdapat
dalam penuntun
12. Cetakan gambar mudah
dipahami dan warna sangat
menarik
13. Gambar yang disajikan sesuai
dan mendukung kejelasan
konsep isi penuntun
14. Nama latin yang digunakan
mudah dipahami
15. Bahasa yang digunakan
komunikatif dan interaktif
1. …………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
Samata, 2020
(Nama lengkap)
B.2. Angket Respon Dosen
A. PETUNJUK
1. Peneliti mohon, kiranya Dosen memberikan penilaian ditinjau dari beberapa
pernyataan, penilaian umum dan saran-saran untuk merevisi Lembar
instrumen validasi angket respon dosen terhadap penilaian praktikum botani
tingkat rendah.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa pernyataan, dimohon agar dosen
memberikan tanda cheek list (√) dalam kolom nilai yang sesuai dengan
penilaian dosen.
3. Untuk penilaian umum, dimohon Dosen melingkari huruf sesuai dengan
penilaian Dosen.
4. Untuk saran-saran revisi, Dosen dapat langsung menuliskannya pada kolom
saran yang disediakan.
Tidak Setuju = TS
Kurang Setuju = KS
Setuju =S
Sangat Setuju = SS
SKALA
N Ket.
PERNYATAAN PENILAIAN
O
SS S KS TS
1. Petunjuk penilaian sederhana √
dan jelas sehingga saya mudah
mengerti
Perangkat penilaian praktikum
botani tingkat rendah tidak
2. √
mengganggu saya dalam
memberikan bimbingan
Perangkat penilaian instrumen
praktikum botani tingkat rendah
3. √
memudahkan saya dalam
memberikan nilai
Lembar penilaian dan rubrik
penilaian dibuat terpisah
4. √
sehingga memudahkan dalam
melakukan proses penilaian
Adanya perangkat penilaian
praktikum botani tingkat rendah
5. √
membuat saya lebih obyektif
dalam memberikan penilaian
Saya memberikan skor atau nilai
6. dengan hanya mengingat rubrik √
yang sudah saya baca
Saya tidak mengalami kesulitan
7. dalam menemukan skor akhir √
setiap praktikum
Instrumen penilaian praktikum
menggunakan bahasa yang
8 √
sederhana sehingga mudah
dipahami
Pernyataan tidak menimbulkan
9. √
penafsiran ganda
Tampilan atau model instrumen
penilaian praktikum botani
10. √
tingkat rendah ini menarik bagi
saya
Instrumen penilaian praktikum
11. √
perlu terus dikembangkan
12. Instrumen penilaian praktikum √
yang serupa perlu diterapkan
pada praktikum-praktikum mata
kuliah Pendidikan Biologi
lainnya yang belum memiliki
instrumen penilaian secara
khusus
Saya tidak mampu menilai
13. kesalahan karena waktu yang √
tersedia terlalu sempit
B. Penilaian Umum
Lembar angket respon dosen terhadap instrumen penilaian praktikum Botani
tingkat rendah ini:
a. Dapat digunakan tanpa revisi
b. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
c. Dapat digunakan dengan banyak revisi
d. Tidak dapat digunakan dan masih memerlukan konsultan
Dimohon menuliskan butir-butir revisi pada saran dan atau menuliskan langsung
pada naskah.
Catatan :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..........
Gowa, 2020
Responden,