Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada era
industri 4.0 telah memberikan dampak besar terhadap semua aspek, terkhusus
pada aspek pendidikan, yakni proses pembelajaran dan pengajaran. Dalam
pembelajaran, dibutuhkan penggunaan media dengan memanfaatan teknologi
yang baik yang akan berdampak pada pencapaian hasil belajar agar dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran (Setiaji & Dinata, 2020).
Pendidikan abad 21 mengarahkan peserta didik untuk berperan aktif dalam
pembelajaran, pembelajaran bersifat student centered. Namun peran pendidik
sebagai fasilitator pembelajaran perlu dioptimalkan. Peserta didik diarahkan untuk
mencari tahu mengenai materi ajar dari berbagai sumber. Namun masalah yang
dihadapi di dunia pendidikan salah satunya adalah lemahnya proses pembelajaran,
dimana peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
berfikir (Wina, 2008). Peserta didik seringkali hanya dibekali menghafal
informasi dan teori, tetapi sebagian peserta didik kurang mampu mengaplikasikan
teori yang telah dihafal. Hal ini berpengaruh pada pemahaman serta keterampilan
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Biologi menekankan adanya proses dan produk yang
merupakan bagian dari sains. Sains merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis
dapat diperoleh melalui proses dinamis, aktif, dan eksploratif. Proses itu adalah
proses yang melewati aktivitas ilmiah, yakni peserta didik mampu merasakan atau
menyadari adanya masalah dengan kritis terhadap masalah, membuat hipotesis,
mengamati, mengukur, menarik kesimpulan dan menjawab pertanyaan dengan
melakukan pengamatan untuk pembuktian suatu teori. Aktivitas ilmiah tersebut
tidak terlepas dari proses kerja melalui kegiatan praktikum di laboratorium baik di
dalam ruangan maupun di lapangan yang tentunya dapat memberikan
pengalaman langsung sebagai hasil pembelajaran bermakna yang dapat
membangkitkan minat belajar serta memberikan bukti-bukti bagi kebenaran teori
yang telah dipelajari peserta didik.
Praktikum merupakan salah satu metode yang menerapkan pendekatan
keterampilan proses. Metode praktikum menekankan pada pengembangan
keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat dan bahan dengan benar.
Menumbuhkan ketelitian melakukan sesuatu, serta menciptakan sikap ilmiah
ketika berinteraksi langsung dengan alat dan bahan di laboratorium (Rusdiana,
2020). Kegiatan praktikum akan menumbuhkan keterampilan-keterampilan yang
sudah dimiliki maupun belum dimiliki peserta didik terutama keterampilan proses
sains peserta didik (Azizah et al., 2021). Ada empat alasan yang dikemukakan
para pakar pendidikan sains mengenai pentingnya kegiatan praktikum. Pertama,
praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Kedua, praktikum
mengembangkan keterampilan keterampilan dasar melaksanakan eksperimen.
Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat,
praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran (Musdalifah et al., n.d.)
Pelaksanaan praktikum tentunya diperlukan adanya sebuah penuntun yang
dapat membantu peserta didik dalam bekerja di laboratorium secara
sistematis/terstruktur. Penuntun praktikum merupakan bahan ajar tertulis yang
membantu guru pada proses pembelajaran. Penggunaan penuntun praktikum
penting dalam kegiatan praktikum karena dalam pelaksanaannya kegiatan
praktikum perlu adanya persiapan, selain pengetahuan dari materi yang diperoleh,
peserta didik juga memerlukan pedoman untuk menunjang terlaksananya
praktikum (Aprilia et al., 2020).
Pedoman tersebut berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan
pelaporan yang disusun oleh seseorang atau kelompok staf pengajar yang
menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah (Nurussaniaha
& Nurhayati, 2016). Penuntun wajib dimiliki untuk setiap mahasiswa saat
melakukan praktikum, karena semua hal yang berkaitan dengan praktikum
tercantum dan tersedia didalamnya (Syahriani et al., 2022). Hal inilah yang
mendasari penuntun praktikum perlu diadakan/dikembangkan di laboratorium
dalam membantu peserta didik melakukan praktikum salah satunya penuntun
yang berbasis scientific approach.
Pengembangan penuntun praktikum berbasis scientific approach sangat
penting dalam pembelajaran agar peserta didik lebih mudah memahami materi
dan lebih mudah melaksanakan praktikum dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang sesuai berdasarkan komponen-komponen penuntun praktikum
yang lengkap. Santrock (2012), mengemukakan untuk menentukan informasi
yang tepat tentang tingkah laku dan pengembangan diperlukan adanya pendekatan
ilmiah scirntific approach yang mencakup langkah-langkah yaitu, identifikasi dan
analisis masalah, pengumpulan data, menarik kesimpulan, dan merevisi teori.
Penuntun praktikum dapat menjadi petunjuk peserta didik melakukan kegiatan
praktikum dengan belajar secara aktif yang dapat meningkatkan keterampilan
serta meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Selama berlangsungnya suatu kegiatan praktikum tentu tidak akan berjalan
dengan baik dan lancar tanpa adanya suatu alat penilaian atau instrumen penilaian
di dalamnya. Aspek penilaian yang penting dalam praktikum adalah psikomotorik
atau keterampilan yang mencakup persiapan praktikum berupa penggunaan alat
dan bahan, keterampilan melakukan percobaan serta kegiatan setelah praktikum
yang dapat dilihat dalam bentuk kinerja (performance) (Tamsil et al., 2019).
Penilaian kinerja merupakan suatu prosedur yang menggunakan berbagai
bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana
yang telah dipelajari peserta didik. Penilaian kinerja mensyaratkan peserta didik
dalam menyelesaikan tugas-tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan
keterampilannya yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, tindakan atau unjuk
kerja. Tes unjuk kerja meminta peserta didik mewujudkan tugas sebenarnya yang
mewakili keseluruhan kinerja yang akan dinilai, seperti mempersiapkan alat,
menggunakan alat atau merangkai alat, menuliskan data, menganalisis data,
menyimpulkan, menyusun laporan dan sebagainya (Novalia et al., 2015).
Asesmen kinerja dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, asesmen kinerja ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik untuk
melakukan tugas tertentu seperti melaksanakan praktikum di laboratorium (Phelps
dkk., 1997). Penilaian terhadap suatu kinerja yang tepat untuk digunakan dalam
penilaian akhir dari mata kuliah praktikum. Penilaian kinerja searah dengan
pengalaman belajar peserta didik atau mahasiswa, yaitu dengan melakukan suatu
praktikum, selaras yang digunakan untuk menilai kompetensi atau keterampilan
laboratoris.
Salah satu mata kuliah di Prodi Pendidikan Biologi UIN Alauddin
Makassar adalah mata kuliah Biologi Umum. Mata kuliah ini termasuk mata
kuliah keahlian berkarya (MKB) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa jurusan
Pendidikan Biologi dengan bobot 3 SKS. Biologi Umum selain memuat materi
yang sifatnya konsep, juga bersifat prosedural karena banyak teori-teori yang
membutuhkan pembuktian yakni dengan melaksanakan kegiatan praktikum.
Unit-unit percobaan tersebut dibuktikan kebenarannya dengan
melaksanakan praktikum di laboratorium pendidikan biologi UIN Alauddin
Makassar. Dalam pelaksanaannya membutuhkan penuntun praktikum sebagai
petunjuk dalam melakukan langkah kerja, alat dan bahan praktikum serta
fasilitator yang mendampingi serta membimbing mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum. Selama kegiatan praktikum berjalan tentunya mahasiswa diharuskan
terampil dalam melaksanakan suatu uji coba mulai dari kegiatan pra praktikum,
pelaksanaan dan pasca praktikum supaya mereka siap untuk responsi. Responsi,
pada kinerja peserta didik atau mahasiswa tersebut bukan hanya sekedar
melakukan suatu percobaan saja, akan tetapi juga dapat mengkaji dan
merumuskan, menganalisis data ataupun menyimpulkan suatu data yang telah
diperoleh. Oleh karena itu, keseluruhan proses tersebut dilakukan penilaian
terhadap keterampilan laboratorium dan pemahaman terhadap materi-materi
secara menyeluruh oleh fasilitator atau dosen pembimbing.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dokumen dengan pihak
pengelola laboratorium (kepala laboratorium dan laboran) serta dosen pengampu
mata kuliah Biologi Umum meliputi ketersediaan penuntun dan instrumen
penilaian praktikum di laboratorium, maka diperoleh informasi bahwa pada
kegiatan praktikum Biologi Umum telah tersedia penuntun praktikum namun
penuntun yang ada masih sederhana, kemudian dari dokumen penuntun yang ada,
jika dilihat dari segi isi penuntun belum berbasis scientific approach, tampilan
yang kurang menarik (cover sederhana, warna hitam putih, dan kurang
menampilkan gambar pada setiap unit percobaan), dasar teori yang terlalu singkat,
dan kegiatan praktikum kegiatan praktikum belum menumbuhkan keterampilan
proses sains peserta didik.
Selanjutnya terkait dokumen instrumen penilaian yang digunakan
khususnya praktikum Biologi Umum belum tersedia, penilaian yang digunakan
selama ini masih menggunakan rubrik penilaian yang bersifat umum. Penilaian
secara umum yang dimaksud adalah suatu alat atau instrumen penilaian pada
praktikum yang digunakan pada semua jenis mata kuliah praktikum, seperti
beberapa mata kuliah lain yaitu struktur hewan, biologi reproduksi, ekologi hewan
dll. Secara umum, penilaian ini digunakan atau dilakukan pada saat mulai dari
tahap respon sampai pada tahap kegiatan praktikum tersebut selesai. Menurut
pengelola laboratorium hanya empat mata kuliah yang memiliki instrumen khusus
yang digunakan selama kegiatan praktikum di laboratorium pendidikan biologi
yaitu botani tingkat rendah, struktur tumbuhan tingkat tinggi dan zoologi
invertebrata. Namun, hasil wawancara terakhir dari pihak koordinator asisten
praktikum
Biologi Umum pada semester IV tahun akademik 2021/2022 lalu
menyatakan bahwa: “Praktikum Biologi Umum telah memiliki instrumen
penilaian yang dibuat sendiri, akan tetapi instrumen penilaian tersebut hanya pada
satu judul praktikum yaitu lalat buah.
Hasil observasi tersebut dapat dikatakan bahwa laboratorium pendidikan
biologi UIN Alauddin Makassar selalu dimanfaatkan untuk kegiatan praktikum.
Akan tetapi proses evaluasi aktivitas di laboratorium belum memadai. Dosen
belum mempertimbangkan perangkat penilaian yang digunakan ditinjau dari segi
proses, belum adanya perangkat kegiatan laboratorium yang sifatnya inovatif
seperti rubrik penilaian dan buku penuntun praktikum yang mengarah ke scientific
approach. Di dalam pelaksanaanya, penilaian dalam praktikum masih
mendominasi dengan penilaian tertulis (paper and pencil test). Hal ini sesuai
dengan penelitian Kutlu et al (2014) yang mengungkapkan bahwa masih ada
beberapa pendidik yang mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan rubrik
dalam melakukan evaluasi penilaian kinerja. Akibatnya penilaian menjadi bersifat
subjektif. dengan demikian keberhasilan pembelajaran biologi cenderung dinilai
dari aspek kognitif semata, sedangkan aspek keterampilan proses praktikum tidak
mendapat perhatian serius.
Sebagian besar guru belum membuat instrumen asesmen kinerja dan
keterlaksanaan asesmen kinerja masih rendah (Amelia dkk., 2015). Hal tersebut
bersesuaian dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh beberapa peneliti
yang mengungkapkan bahwa umumnya kegiatan praktikum telah dilaksanakan
oleh peserta didik, namun pendidik tidak maksimal dalam melakukan penilaian
kinerja (Lestari et al., 2015). Sebagian besar guru hanya melakukan penilaian
terhadap keaktifan siswa dalam bertanya atau menyampaikan pendapat,
kedisiplinan, dan kerjasama (Amelia dkk., 2015; Oktriawan dkk., 2015). Hal ini
disebabkan sebagian besar pendidik tidak paham mengenai instrumen asesmen
kinerja dan belum pernah membuat instrumen asesmen kinerja (Wulan, 2007;
Oktriawan dkk., 2015).
Keterampilan proses sains perlu diterapkan pada saat belajar mengajar
untuk melatih anak agar selalu berpikir kritis, bertanya, mengembangkan
keterampilan fisik, dan sebagai bekal terhadap tantangan era globalisasi dengan
menyatukan pengembangan konsep peserta didik dengan pengembangan sikap
dan nilai. Keterampilan proses sains dapat ditingkatkan selama proses,
pembelajaran sains, peserta didik dapat mengembangkan pokok-pokok
pemahaman saintifik yang digunakan dalam memproduksi dan menggunakan
informasi saintifik untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan masalah,
sebaliknya jika keterampilan proses sains tidak dilatih maka dapat menyebabkan
peserta didik menjadi tidak bersungguh-sungguh terhadap pembelajaran. anak
didik hanya menjadi pendengar dan hanya menerima produk tanpa mengalami
proses dalam pembelajaran (Susanti, 2018).
Menurut Wulan (2007) dibutuhkan assessment alternatif dalam
pembelajaran biologi yang tentunya harus memenuhi kriteria penting, kriteria
tersebut yaitu harus menilai performance tertentu, tugas-tugas direncanakan
dengan baik, adanya kriteria penilaian yang dikomunikasikan kepada peserta didik
serta dapat memberi feedback kepada peserta didik. Oleh karena itu peserta didik
diharuskan menggunakan penilaian untuk mendapatkan gambaran secara lengkap
tentang apa yang diketahui dan dilakukan oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan
penuntun berbasis Scientific approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum
Biologi Umum untuk meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa
Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan penuntun berbasis Scientific approach
dan Instrumen asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk
meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan
Biologi UIN Alauddin Makassar?
2. Bagaimana tingkat kevalidan, tingkat kepraktisan dan tingkat
kefektivan pengembangan penuntun berbasis Scientific approach dan
Instrumen asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk
meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan
Biologi UIN Alauddin Makassar?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengembaangkan penuntun berbasis Scientific approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk meningkatkan
keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Alauddin Makassar
2. Mengetahui tingkat kevalidan, tingkat kepraktisan dan tingkat
kefektivan penuntun berbasis Scientific approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum Biologi Umum untuk meningkatkan
keterampilan proses sains mahasiswa Pendidikan Biologi UIN
Alauddin Makassar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penuntun Praktikum
1) Pengertian Penuntun Praktikum
Praktikum merupakan salah satu metode yang menerapkan pendekatan
keterampilan proses. Metode praktikum menekankan pada pengembangan
keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat dan bahan dengan benar.
Menumbuhkan ketelitian melakukan sesuatu, serta menciptakan sikap ilmiah
ketika berinteraksi langsung dengan alat dan bahan di laboratorium (Rusdiana,
2020). Kegiatan praktikum akan menumbuhkan keterampilan-keterampilan yang
sudah dimiliki maupun belum dimiliki peserta didik terutama keterampilan proses
sains peserta didik (Azizah et al., 2021). Ada empat alasan yang dikemukakan
para pakar pendidikan sains mengenai pentingnya kegiatan praktikum. Pertama,
praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Kedua, praktikum
mengembangkan keterampilan keterampilan dasar melaksanakan eksperimen.
Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat,
praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran (Musdalifah et al., n.d.)
Tujuan utama praktikum adalah untuk melatih peserta didik bekerja sesuai
prosedur ilmiah guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai ilmiah
sehingga kegiatan praktikum dapat memberikan pengalaman langsung sebagai
hasil pembelajaran bermakna, dimana siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
(Anderson dan Krathwohl, 2010: 97).
Penuntun praktikum merupakan bahan ajar tertulis yang membantu guru
pada proses pembelajaran. Penggunaan penuntun praktikum penting dalam
kegiatan praktikum karena dalam pelaksanaannya kegiatan praktikum perlu
adanya persiapan, selain pengetahuan dari materi yang diperoleh, peserta didik
juga memerlukan pedoman untuk menunjang terlaksananya praktikum (Aprilia et
al., 2020). Penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang
berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Penuntun
praktikum merupakan rujukan peserta didik dalam melaksanakan praktikum.
Ketersediaan penuntun peserta didik dapat memiliki kesiapan sebelum
melaksanakan kegiatan praktikum dengan membaca buku tersebut terlebih dahulu
(Sari et al., 2018)
Penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi
tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan yang disusun oleh
seseorang atau kelompok staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dan
mengikuti kaidah tulisan ilmiah (Nurussaniah dan Nurhayati, 2016). Penuntun
praktikum dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi
atau materi sebagai pegangan bagi siswa dalam melakukan kegiatan praktikum
(Alexander et al., 2018)
Penuntun praktikum merupakan pedoman peserta didik dalam menguji dan
melaksanakan secara nyata sesuatu yang diperoleh berupa konsep dari teori
(Lauren, dkk., 2016). Penuntun praktikum selain sebagai pedoman siswa dalam
melakukan praktikum juga dapat memberikan bantuan informasi atau materi
pembelajaran sehingga dapat memperlancar pembelajaran. Penuntun praktikum
yang disusun dimodifikasi dari Meril Physical Science: Laboratory Manual
(dalam Sutedjo, 2008) yang tersusun atas judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan,
prosedur kerja, data hasil pengamatan, pertanyaan, kesimpulan, dan daftar pustaka
(Weldan, 2018).
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penuntun praktikum merupakan pedoman atau petunjuk yang dapat membantu
peserta didik dalam menguji atau membuktikan teori di laboratorium yang
tersusun atas judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur kerja, data hasil
pengamatan, pertanyaan, kesimpulan, dan daftar pustaka
2) Karaktersitik Penuntun Praktikum
Uuntuk menghasilkan penuntun Praktikum yang mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa, Menurut (Widodo, 2008) harus mengetahui karakteristik
penuntun praktikum, adapun karakteristiknya antara lain:
1) Self Instruction
Self Instruction artinya karakteristik petunjuk praktikum harus
memungkinkan siswa untuk belajar mandiri atau bukan tergantung pada orang
lain. Petunjuk praktikum harus memenuhi karakter self instruction dengan
melakukan:
a) Berisi tujuan pembelajaran yang jelas dan yang dapat menggambarkan
pencapaian Kompetensi Dasar.
b) Memuat materi atau teori yang jelas dan mudah dipahami oleh peserta
didik.
c) Memuat contoh yang mendukung kejelasan materi yang diajarkan.
d) Berisi pertanyaan, soal-soal latihan dan tugas yang digunakan untuk
mengukur pemahaman peserta didik.
e) Materi bersifat konstektual, artinya materi disajikan dengan mengaitkan
materi dengan kehidupan mereka sehari-hari.
f) Menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami.
g) Berisi rangkuman materi pembelajaran.
h) Memuat instrument penilaian, yang memungkinkan peserta didik
melakukan penilaian secara mandiri.
i) Terdapat umpan balik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat
pemahaman materi.
j) Memuat daftar rujukan atau referensi yang mendukung materi
pembelajaran
2) Self Contained
Petunjuk praktikum dikatakan self contained jika materi yang dibutuhkan
termuat dalam petunjuk praktikum. Tujuan dari ini agar memberikan kesempatan
peserta didik untuk memahami materi dengan baik dan benar sesuai tujuan
pembelajaran.
3) Stand Alone (Berdiri Sendiri)
Karakteristik petunjuk praktikum ini tidak digunakan bersama-sama (tidak
tergantung) pada bahan ajar lain. Ketika peserta didik menggunakan petunjuk
praktikum, jadi tidak perlu menggunakan media ajar lain ketika mengerjakan
praktikum.
4) Adaptif
Petunjuk praktikum harus memiliki adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu perlu adanya
fleksibiltas yang dapat digunakan diberbagai perangkat keras.
5) User friendly (Bersahabat)
Petunjuk praktikum harus memenuhi User friendly dengan pemakainya,
seperti kemudahan pemakai ketika merespon sesuai dengan keinginan. Salah satu
bentuk user friendly menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
3) Langkah – Langkah Penyusunan Penuntun Praktikum
Dalam garis besarnya, menurut (Dikmenjur, 2004), penyusunan penuntun
praktikum atau pengembangan penuntun praktikum dapat mengikuti langkah-
langkah berikut:
1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan
siswa yang dapat diamati dan diukur
2. Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti
dalam praktikum
3. Test diagnostic untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh
penuntun praktikum itu.
4. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing
peserta didik agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan
dalam tujuan.
5. Menyiapkan sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi peserta didik
setiap waktu yang memerlukannya
6. Menyusun posttest untuk mengukur hasil peserta didik, sampai manakah
mereka menguasai tujuan-tujuan penuntun praktikum.
4) Komponen-Komponen Penuntun Praktikum
Komponen yang harus ada dalam penuntun praktikum, menurut (Nor,
2015) antara lain:
1) Judul praktikum, harus singkat dan menggambarkan secara umum
kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Judul harus disesuaikan dengan
materi.
2) Tujuan praktikum, harus menggambarkan apa yang akan dilakukan atau
diuji selama kegiatan praktikum berlangsung.
3) Dasar teori, yaitu materi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum, yang
berfungsi untuk memberikan wawasan pengetahuan berfikir yang akan
mempermudah peserta didik dalam melakukan praktikum.
4) Cara kerja, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan ketika praktikum
berlangsung. Cara kerja bisa dituliskan berupa uraian atau point-point.
5) Pertanyaan yang terdapat pada petunjuk praktikum yang akan melihat
hasil pemahaman atau kemampuan peserta didik setelah praktikum
dilakukan.
5) Manfaat Penuntun Praktikum
Menurut (Maharani, 2013) Ditinjau dari kepentingan peserta didik dan
kepentingan guru, Penuntun praktikum memiliki berbagai manfaat. Bagi peserta
didik Penuntun Praktikum bermanfaat untuk:
1) Memiliki kesempatan melatih diri secara mandiri
2) Belajar lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam
pembelajaran.
3) Memiliki kesempatan mengekspresikan secara belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
4) Memiliki kesempatan menguji kemampuan diri-sendiri dengan
mengerjakan latihan yang disajikan dalam Penuntun Praktikum.
5) Mampu membelajarakan diri sendiri.
6) Mengembangkan kemampuan peserta didik berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lain.
Bagi guru, penyusunan Penuntun Praktikum bermanfaat untuk:
1) Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks.
2) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai
referensi.
3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan
ajar
4) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta didik
karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka
6) Tujuan Penuntun Praktikum
Pembelajaran menggunakan metode praktikum dibutuhkan suatu penuntun
praktikum. Penuntun praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun siswa dalam
melakukan praktikum dan membantu guru dalam mencapai tujuan belajar.
Penuntun praktikum disusun dan ditulis oleh sekelompok staf pengajar yang
menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Tujuan
utama pembelajaran dengan penuntun praktikum adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran disekolah, baik waktu, dana, fasilitas,
maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal (Nor, 2015)
B. Scientific Approach
a. Konsep Dasar Scientific Approach
Pembelajaran dengan scientific approach merupakan proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis , menarik keimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik berarti konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik
yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran saintifik merupakan bagian dari
pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang
melandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan
kompetensi peserta didik dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun
bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga
dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya (Musfiqon dan
Nurdiyansyah, 2015).
Scientific Approach dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran
yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari
tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu
(Kemdikbud 2013).
b. Karakteristik Scientific Approach
Pembelajaran dengan scientific approach (Putra, 2013) memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Berpusat pada peserta didik
2) Melibatkan keterampilan prosesains dalam mengkonstruksi konsep dan
prinsip.
3) Dapat mengembangkan karakter peserta didik
Karakteristik dari Scientific Approach yang melibatkan langsung peserta
didik saat belajar akan mebiasakan para peserta didik dalam proses pembelajaran
yang ilmiah, sehingga peserta didik dapat menggali informasi-informasi yang ada
disekitar, dan ini beguna untuk membantu para peserta didik untuk berfikir secara
kritis dan merangsang jiwa ingin mengetahui akan pelajaran.
c. Prinsip-prinsip scientific approach
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,
menurut (Siregar; 2017) kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip
sebagai berikut:
1) Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu.
2) Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar.
3) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmia.
4) Pembelajaran terpadu
5) Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
6) Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi.
7) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hndak dicatat, direkam,
dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi

d. Tujuan Scientific Approach


Beberapa tujuan pembelajaran dengan Scientific Approach adalah: 1)
Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikansuatu masalah
secara sistematik. 2) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. 3) Untuk melatih siswa dalam
mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. 4) Untuk
mengembangkan karakter peserta didik (Kemdikbud, 2013).

e. Langkah-langkah Umum Pendekatan Scientific Approach


Langkah-langkah pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam proses
pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya,
percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan,
dan mencipta.
Dalam buku karangan musfiqon dan nurdyansyah (2015) telah dijelaskan
bebarapa indikator pendekatan saintifik yaitu :
1) Mengamati
Mengamati merupakan landasan untuk melakukan kegiatan menanya atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Mengamati pada dasarnya melakukan
identifikasi hal-hal yang penting terkait dengan materi pengetahuan yang
harus dipelajari, yaitu menemukan unsur-unsur atau aspek-aspek pengetahuan
tersebut. Dalam memulai kegiatan ini guru perlu mengingatkan tujuan
pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang telah diberikan pada
bagian pendahuluan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membaca sekilas
bab yang terdapat di dalam buku siswa.
2) Menanya
Dengan membaca sekilas uraian materi dan melakukan pengamatan
berdasarkan sumber belajar lainnya, peserta didik selanjutnya
dapatmengembangkan sejumlah pertanyaan sebagai langkah awal bagian inti
pembelajaran. Dalam hal ini sebaiknya masing-masing kelompok peserta
didik diminta berdiskusi untuk merumuskan dan menuliskan pertanyaan-
pertanyaan tersebut di atas sehelai kertas dan menyerahkannya kepada guru.
Selanjutnya guru bersama-sama dengan seluruh peserta didik menyimpulkan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
3) Mengumpulkan data/informasi
Hasil kegiatan menanya merupakan landasan untuk melakukan kegiatan
pengumpulan data atau informasi. Untuk melakukan kegiatan ini, guru perlu
memberikan acuan kepada peserta didik pengetahuan tentang metode
pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam hal
ini peserta didik dapat berbagi tugas untuk menemukan data atau informasi
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.
4) Mengasosiasikan/mengolah data/informasi
Menganalisis data pada dasarnya kegiatan untuk menindaklanjuti data
yang diperoleh dengan cara memilah-milah dan mengkatagorikannya sesuai
dengan aspek-aspek yang tercakup dalam pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Menganalisis data juga dapat diartikan memadukan seluruh data
yang diperoleh dari berbagai sumber belajar secara sistematis dan bermakna.
5) Mengomunikasikan
Untuk memulai langkah ini, guru perlu memberikan acuan seperlunya
tentang tata cara berdiskusi. Dalam langkah ini peserta didik secara kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan ditanggapi oleh
kelompok yang lain. Sebaiknya setiap anggota kelompok berkesempatan
untuk terlibat dalam presentasi ini, misalnya bergiliran memberikan penjelasan
atau memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
6) Menarik kesimpulan
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan mengkomunikasikan
informasi. menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai
pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu
kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
C. Asesmen Kinerja
Penilaian merupakan suatu proses mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang siswa
mengenai kurikulum dan program pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
guru (Uno dan Koni, 2012). Penilaian ini sangat perlu dilakukan guru karena
dengan menggunakan penilaian guru dapat mengukur tingkat pencapaian
kompetensi siswa, dan memberpaiki proses pembelajaran di kelas. Hasil dari
penilaian tersebut juga dapat dijadikan bahan untuk menyusun laporan kemajuan
siswa (Ningtyas dan Agustini, 2014). Penilaian juga biasa disebut dengan
asesmen. Asesmen yang memperhatikan keseimbangan antara penilaian
kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang disesuaikan dengan
perkembangan karakteristik siswa disebut dengan asesmen autentik (Kunandar,
2013).
Asesmen merupakan penilaian proses, kemajuan dan hasil belajar siswa
(Stiggins, 1994). Asesmen terhadap proses pembelajaran harus memenuhi standar
penilaian, salah satunya yaitu holistik atau menyeluruh (tim penyusun, 2014a).
Asesmen hasil belajar siswa yang sesuai dengan standar penilaian tersebut
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Listiani et al., 2016)
Asesmen kinerja merupakan penilaian yang melibatkan siswa dalam suatu
kegiatan yang menuntut siswa untuk unjuk kemampuan baik dalam keterampilan
dan atau berkreasi mengenai produk tertentu sebagai perwujudan dari penguasaan
pengetahuan (Stiggins, 1994). Asesmen kinerja juga dapat diartikan sebagai
informasi yang dibutuhkan diberikan kepada seseorang untuk menghasilkan
respon yang dapat dinilai (Strecher, 2010). Asesmen kinerja umumnya sebagai
bentuk pengujian yang menuntut siswa untuk melakukan tugas dari pada memilih
jawaban dari daftar siap pakai (Wren, 2009).
Asesmen kinerja sangat penting dalam pembelajaran karena memberi
peluang yang lebih besar kepada guru untuk mengenali siswa secara lebih utuh
karena pada kenyataannya tidak semua siswa yang kurang berhasil dalam tes
objektif atau tes uraian biasanya dikatakan tidak terampil (Stiggins, 1994).
Asesmen kinerja dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa dalam
melakukan sesuatu. Oleh karena itu, asesmen kinerja ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik untuk melakukan
tugas tertentu seperti praktikum di laboratorium (Phelps dkk., 1997; Kunandar,
2011).
Menurut (Sudjana, 2009), dilihat dari fungsinya jenis penelitian ada
beberapa macam yaitu sebagai berikut:
1. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program
belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
itu sendiri.
2. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program,
yaitu caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk
melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan – tujuan
kurikuler dikuasai oleh para siswa.
3. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan
siswa secara faktor penyebabnya.
4. Ranah selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya ujian saringan masuk kelembagaan pendidikan tertentu.
5. Penilaian penetapan adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi program belajardan penguasaan
belajar yang telah diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk
program itu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan instrumen
asesmen kinerja menurut Sunarti dan Rahmawati (2014), adalah kelengkapan dan
ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut dan kemampuan-
kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyesuaikan tugas serta langkah-
langkah dari kinerja yang diharapkan, dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja
dari suatu kompetensi. Mengupayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
banyak dan diurutkan berdasarkan urutan pengamatan juga perlu diperhatikan
(Lestari et al., 2015).
D. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan
keterampilanketerampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.
Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses
siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam
keterampilan proses karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat
dalam keterampilan proses karena mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajarmengajar, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan (Rustaman, 2003).
Keterampilan proses sains (KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks
yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
ke dalam rangkaian proses pembelajaran. Keterampilan proses sains (KPS) adalah
kemampuan peserta didik untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi
setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam
mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki (Dahar, 2008).
Keterampilan proses sains memiliki beberapa manfaat penting yang harus
dikembangkan pada diri peserta didik dalam mempelajari sains, yakni: perlu
dikembangkannya ilmu pengetahuan yang ada pada diri peserta didik yiatu
dengan pendekatan keterampilan proses. Memberikan kesempatan peserta didik
untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran melalui keterampilan
proses. Peserta didik menggunakan keterampilan proses untuk produk ilmu
pengetahuan dan belajar. Keterampilan proses sains yang dikembangkan pada
peserta didik memiliki kelebihan yaitu: melibatkan peserta didik dalam
pembelajaran secara aktif dan mendapati seorang diri proses agar memperolah
konsep-konsep pengetahuan.
E. Mata Kuliah Biologi Umum
Mata kuliah ini termasuk mata kuliah keahlian berkarya (MKB) yang
wajib diikuti oleh setiap mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi sebanyak 3 SKS
yang dikuliahkan pada semester ganjil. Adapun substansi matakuliah in antara lain
:penjelasan tentang bahan genetik, pewarisan sifat, mendelisme, propabilitas,
interaksi gen, Alel ganda, gen letal, Biologi Umum populasi, mutasi, serta Biologi
Umum kontemporer. Kompetensi mata kuliah ini mengenai penguasaan konsep
dan prosedur yakni Mampu menunjukkan kemampuan literasi sains, konsep,
prinsip-prinsip Biologi, sumber daya hayati dan lingkungan sesuai dengan
pengembangan keilmuan berdasarkan kedalaman dan keluasan materi Biologi
Umum serta memecahkan masalah prinsip pengorganisasiannya dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal bagi pembelajaran
biologi di sekolah.

F. Kajian Teori

Kajian penelitian yang relevan dengan pengembangan yang akan


dilakukan sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh (Susanti, 2018) dengan Pengembangan
Penuntun Praktikum Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Struktur
Tumbuhan Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik
Kelas XI MAN 2 Bandar Lampung mengemukakan bahwa pengembangan
penuntun dengan mengukur desain, bahasa, dan materi diperoleh penuntun
dengani desain yaitu gambar sudah berwarna dan lebih jelas, dilengkapi dengan
ilustrasi serta indikator-indikator pendekatan saintifik disetiap sub nya. Dari segi
materi yang disajikan sudah lengkap dan jelas. Materi/topik disajikan secara
sistematis, terperinci dan tidak loncat-loncat, dan sudah dilengkapi gambar. Dari
segi bahasa yaitu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
dan tidak bertele-tele. Menggunakan kata yang singkat dan lugas, dan
menggunakan kalimat efektif.
Selanjutnya oleh (Rusdiana, 2020) dengan judul Pengembangan Penuntun
Praktikum IPA Berbasis Scientific Approach Materi Fotosintesis SMP Kelas
VIII menjelaskan bahwa produk berupa penuntun praktikum IPA berbasis
scientific approach materi fotosintesis SMP kelas VIII layak digunakan sebagai
penunjang pembelajaran karena telah memenuhi kriteria valid dengan nilai
validasi ahli materi rata-rata 83%, validasi ahli desain 93% dan validasi
keterbacaan 93% dengan kriteria valid. Nilai kepraktisan memperoleh rata-rata
3,65 dengan kriteria baik dan keterlaksanaannya memperoleh 92,83% dengan
kriteria berhasil. Dan hasil penilaian lembar observasi psikomotor diperoleh 95%
dengan kategori sangat baik
Penelitian yang dilakukan oleh (Syamsu, 2017) dengan judul
Pengembangan Penuntun Praktikum Ipa Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk
Siswa Smp Siswa Kelas VII Semester Genap menjelaskan bahwa Penuntun
Praktikum IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Siswa SMP Kelas VII
Semester Genap sudah valid, praktis, dan efektif yakni sangat valid dengan nilai
3,23, sangat praktis dengan nilai 3,68 oleh guru dan 3,47 oleh siswa dan sangat
efektif dengan nilai aktivitas 75,33%, motivasi dengan nilai 81,81%, dan hasil
belajar dengan nilai 81,84%.
Peneltian berikutnya oleh (Sumarmin & Roza, 2019) dengan judul
Pengembangan Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Pendekatan Saintifik untuk
MTS/SMP Kelas VII Semester II menyatakan Penuntun praktikum biologi
berbasis pendekatan saintifik yang dihasilkan telah dinyatakan sangat valid oleh
validator ahli dan validator praktisi, dengan nilai validasi 83,05%. sangat praktis
dengan nilai praktikalitas 87,56%. dan sangat efektif berdasarkan dari hasil
motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa, dengan nilai efektivitas 84,36%.
Penelitian oleh (Prasetyo, 2016) dengan judul Pengembangan Penuntun
Praktikum Biologi umum Berbasis Keterampilan Proses Sains Mahasiswa
Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar menyatakan penuntun praktikum
Biologi umum berbasis keterampilan proses sains telah memenuhi kriteria
kepraktisan dengan indikator keseluruhan aspek diantaranya aspek sintaks,
interaksi sosial dan prinsip reaksi berada pada kategori terlaksana seluruhnya.
Kriteria keefektifan juga terpenuhi dengan indikator (i) aktivitas praktikan berada
pada kategori terlaksana sebagian besar.tes hasil praktikum mencapai ketuntasan
dengan persentase 91,11% dan nilai rata-rata 60,41. (iii) respon praktikan berada
pada kategori positif.
Penelitian terkait berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh
(Aprilia et al., 2020) dengan judul Pengembangan Penuntun Praktikum Berbasis
Inkuiri Terbimbing Materi Interaksi Makhluk Hidup pada Siswa MTs Darul Amin
Palangka Raya menjelaskan Hasil validitas dari ahli materi dan ahli media
menunjukkan penuntun praktikum sudah layak digunakan dengan kriteria sangat
valid dengan presentase 81,20%. Kemudian kepraktisan penuntun dengan uji
skala kecil didapatkan respon peserta didik 83,00% dengan kategori sangat praktis
sehingga penuntun praktikum layak dan praktis untuk digunakan.
Berikutnya penelitian oleh (Lestari et al., 2015) dengan judul
Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Pada Praktikum Pemisahan
Campuran mengemukakan bahwa karakteristik dari instrumen asesmen kinerja
yang dikembangkan yaitu terdiri dari tugas dan rubrik penilaian dari kinerja yang
paling penting untuk dinilai dengan metode penilaian yang bisa membantu guru
dalam mengatasi kesulitannya ketika menilai kinerja seluruh siswa secara
bersamaan.
Selanjutnya penelitian oleh (Alexander et al., 2018) dengan judul
Pengembangan Penuntun Praktikum Fotosintesis Berbasis Audio Visual
Menggunakan Program Camtacia Studio di SMAN 1 Hulu Gurung diperoleh
hasil penuntun praktikum fotosintesis berbasis audio visual yang telah
dikembangkan dapat dikatakan valid, praktis dan efektif. kevalidan pada aspek
bahasa sebesar 83,33% (sangat valid), aspek materi sebesar 84,03% (sangat valid)
dan aspek kegrafikan sebesar 84,72% (sangat valid). Berdasarkan uji coba skala
kecil dan skala besar, kepraktisan penuntun praktikum fotosintesis berbasis audio
visual bernilai posistif. Keefektifan media pembelajaran diperoleh ketuntasan
klasikal sebesar 77,77% yang menunjukkan bahwa penuntun praktikum
fotosintesis berbasis audiovisual dinyatakan efektif.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Listiani et al., 2016) dengan judul
Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem dan
Lingkungan menunjukkan Instrumen penilaian kinerja yang telah dikembangkan
memiliki karakteristik antara lain produk yang sederhana, efisien, dan mudah
untuk digunakan. Hasil validasi ahli terhadap aspek konstruksi, keterbacaan, dan
keterpakaian produk berturut-turut yaitu 93,33%, 86,67%, dan 100% dengan
kriteria sangat tinggi.
Selain itu, Penelitian berikutnya dilakukan oleh (Novalia et al., 2015)
dengan judul Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum
Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi menjelaskan bahwa Instrumen
asesmen kinerja yang dikembangkan memiliki karakteristik: menilai aspek
penting dalam praktikum pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi,
memungkinkan bagi guru untuk menerapkannya di sekolah, memungkinkan guru
untuk melakukan penilaian terhadap peserta didik, baik secara individu maupun
kelompok, hemat biaya dan pengolahan skornya mudah.
Penelitian yang dilakukan oleh (Syahriani et al., 2022) dengan judul
Pengembangan Penuntun Praktikum Botani Tingkat Rendah untuk Mahasiswa
Pendidikan Biologi menjelaskan bahwa engembangan penuntun praktikum botani
dengan model ADDIE telah terbukti sangat valid dan praktis. Oleh karena itu,
penuntun praktikum botasi tingkat rendah untuk mahasiswa prodi pendidikan
biologi sudah layak digunakan dalam perkuliahan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini akan menghasilkan produk berupa penuntun berbasis
cientifik approach dan instrumen asesmen kinerja praktikum pada mata kuliah
Biologi Umum yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan literasi sains
mahasiswa. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D yaitu: (1)
Analysis (Analisis), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan), dan
(4) Dessiminate (desiminasi).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin
Makassar pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Angkatan 2022 sebanyak 50
mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar. Teknik penentuan
Sampel dilakukan secara purposive sampling untuk mengujicobakan produk yang
telah dikembangkan
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi :
1. Dokumentasi, teknik ini merupakan suatu cara mengumpulkan data yang
bersifat gambar serta mengumpulkan catatan-catatan terkait
pengembangan penuntun dan instrumen penilaian yang digunakan selama
berada di Laboratorium.
2. Lembar Validasi, adalah salah satu teknik untuk mengumpulkan suatu
data dan uji kelayakan pada penuntun dan instrumen asesmen kinerja
praktkum yang dikembangkan. Metode atau teknik ini akan diperoleh dari
hasil angket validasi dari beberapa pakar validator.
3. Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui respon atau
tanggapan praktikan mengenai penuntun yang dikembangkan, dan angket
respon asisten praktikum. Angket ini dibuat untuk melihat tanggapan para
asisten praktikum terkait instrumen penilaian yang digunakan selama
praktikum berlangsung. Komponen atau aspek yang direspon oleh asisten
yang meliputi aspek petunjuk, mudah diadministrasikan, mudah
memberikan skor, objektif dan waktu. Secara keseluruhan dalam aspek
tersebut terdapat 13 pernyataan yang akan dinilai.
4. Metode tes, dilakukan dengan menggunakan berbagai uji mengenai
produk yang telah dikembangkan dengan menguji kemampuan
psikomotorik peserta didik melalui serangkaian kegiatan praktikum.
E. Instrumen Penelitian
Digunakan untuk memperoleh data dari validator ahli, respon peserta
didik (mahasiswa) dan pendidik (dosen). Beberapa jenis instrumen penelitian
yang digunakan adalah:
1. Lembar Validasi
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data kelayakan produk
penuntun dan instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembangkan peneliti.
Lembar validasi untuk data uji kevalidan yang ditelaah oleh pakar ahli berupa
format validasi penuntun dan instrumen penilaian praktikum Biologi Umum berisi
berbagai masukan yang diberikan validator sebagai bahan perbaikan, dan berguna
dalam merevisi produk yang dikembangkan sehingga dapat menghasilkan hasil
penelitian yang valid.
2. Angket Respon Peserta Didik dan Asisten Praktikum
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket respon
praktikan mengenai penuntun praktikum berbasis scientifik approach yang
dikembangkan seperti tampilan (cover, warna, gambar), isi penuntun dan
kemudahan penggunaan (petunjuk dan langkah kerja), dan angket respon asisten
yang berisikan pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan berupa petunjuk, aspek
mudah diadministrasikan, aspek waktu, aspek mudah dalam memberikan skor,
dan aspek objektif untuk mengukur kepraktisan produk yang dikembangkan.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data kuantitatif angket berbentuk skala
Likert yang memuat 4 kelompok penilaian, diantaranya sangat setuju (skor 4),
setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).
3. Tes kemampuan Psikomotorik

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes psikomotorik yang
diperoleh dari rangkaian kegiatan praktikum yang telah diakumulasi selama
kegiatan praktikum. Evaluasi dilakukan untuk menguji keefektifan perangkat yang
dikembangkan dengan Memberi bagian mana tanda ceklis (√) dibutuhkan, dalam
Slameto (1988:96) dijelaskan bahwa chek-list atau daftar cek adalah salah satu
alat/pedoman observasi yang berupa daftar kemungkinan aspek tingkah laku
seseorang yang sengaja dibuat untuk memudahkan mengenai ada atau tidaknya
aspek-aspek tingkah laku tertentu pada seseorang yang akan dinilai”. Tanda ceklis
tersebut dmasukkan kedalam lembar observasi sesua dengan kriteria yang ada
pada setiap aspek keterampilan proses sains peserta didik yang muncul selama
berlangsungnya rangkaian kegiatan praktium

F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu analisis kevalidan, analisis kepraktisan , dan analisis
keefektivan.
1. Analisis data kevalidan
Pada validitas isi dari validator dianalisis dengan dengan
rumus sebagai berikut (Hobri, 2009):
keterangan:

Va = nilai rerata total untuk semua aspek


Ai = rerata nilai untuk aspek ke-i
n = banyaknya aspek

Kategori kevalidan dapat dilihat pada tabel 3.1. menurut (Hobri, 2009):
Tabel 1. Kriteria kevalidan
Nilai Keterangan

Va = 5 Sangat valid (SV)

4 ≤ Va < 5 Valid (V)

3 ≤ Va < 4 Cukup Valid (CV)

2 ≤ Va < 3 Kurang Valid (KV)

1≤ Va < 2 Tidak Valid (TV)

Keterangan : Va adalah nilai penentuan tingkat kevalidan ensiklopedia.

1. Analisis Data Kepraktisan


Kepraktisan penuntun diukur dengan menganalisis angket respon
praktikan dan kepraktisan instrumen asesmen kinerja praktikum oleh asisten
praktikum yang selanjutnya dianalisis dengan presentase. Untuk menganalisis data
respon praktikan dan asisten praktikum digunakan rumus:

∑ Ai
X i = i=0
n¿
¿

Keterangan:

Ai = rerata aspek

n = jumlah aspek

Kategori kepraktisan dapat dilihat pada tabel 2. menurut (Widoyoko,


2019):
Tabel 2 : Kriteria Penilaian Responden

Kriteria Nilai .No

Sangat Positif 3,5≤Xi≤ 4 1.


Positif 2,5≤ X i ≤ 3,5 2.

Cukup Positif 1,5≤ Xi ≤2,5 3.

Tidak Positif 0≤ X i≤1,5 4.

Keterangan: Xi = nilai rerata responden.

2. Analisis Data Keefektifan


Keefektifan instrumen asesmen kinerja praktikum dianalisis dengan
melakukan pengukuran psikomotorik peserta didik. Nilai psikomotorik praktikan
diperoleh dari kegiatan praktikum yang berlangsung di laboratorium yang dinilai
langsung oleh asisten praktikum
Kategorisasi kemampuan psikomotorik peserta didik (Arikunto, 2006),
sesuai dengan skala kategorisasi psikomotorik yang ditetapkan sebagai berikut :
Tabel 3 Skala Kategori Psikomotorik
Presentase Ketuntasan Klasifikasi

> 80 Sangat baik

> 60 – 80 Baik

> 40 – 60 Cukup

> 20 – 40 Kurang

20 ≤ Sangat Kurang

G. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap penelitian dilakukan dengan; mengembangkan produk berupa
penuntun berbasis Scientific Approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum
untuk meningkatkan literasi sains mahasiswa. Tahap ini meliputi 4 tahap utama
yaitu: (1) Pendefinisian (Define), (2) Perancangan (Design), (3) Pengembangan
(Develop) dan (4) Penyebaran (Disseminate) (Sari et al., 2018). Tahap berikutnya
melakukan uji validitas, uji kepraktisan dan uji efektifan pada modul yang telah
dikembangkan.
a. Tahap Pendefinisian (define)
Dalam tahap ini dilakukan analisis kebutuhan yakni pada setiap semester
ganjil diadakan praktikum Biologi Umum yang tentunya membutuhkan penuntun
praktikum untuk dijadikan pedoman dalam melakukan praktik kerja di
laboratorium. Maka dari itu dilakuknalah analisis dengan mengidentifikasi
karakteristik penuntun, menganalisis peserta didik yang melaksanakan praktikum,
setelah itu, memilih materi-materi yang tujuan pembelajarannya dapat dilakukan
dengan pendekatan Scientifich approach. Selain itu juga dilakukan analisis pada
alat evaluasi yang dijadikan pedoman penilaian pada ranah psikomotorik peserta
didik, yakni mengumpulkan informasi dan menganalisis proses penilaian selama
kegiatan praktikum yang meliputi 4 aspek utama yaitu kemampuan menyiapkan
alat-bahan, mengidentifikasi, mengamati, dan kemampuan dalam melakukan
prosedur kerja. Keempat aspek tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa
indikator dalam pelaksanaan kegiatan praktikum yang dijadikan acuan untuk
menilai keterampilan kerja peserta didik di laboratorium
b. Tahap perancangan (design)
Pada tahap ini dibuat rancangan penuntun dan asesmen kinerja sebagai
cara awal untuk memadukan antara tahap pendefinisian dan tahap desain. Hasil
dari tahap define mulai disusun secara sistematis untuk membuat rancangan
produk. Penuntun tersebut kemudian diformat dan dirancang sesuai materi-materi
Mata Kuliah Biologi Umum yang dipilih dan dibuat mengacu pada scientific
approach. sedangkan asesmen kinerja praktikum disusun dengan mengacu pada
langkah kerja praktikum yang meliputi penyiapan alat-bahan, kemampuan
melakukan prosedur kerja (mengidentifikasi, mengamati, kemampuan
menganalisis data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan) yang tentunya
dapat meningkatkan kemampuan literasi sains, yang diatuangkan dalam bentuk
lembar ceklist yang akan dinilai oleh asisten praktikum.
c. Tahap pengembangan (development)
Pada tahap ini dihasilkan penuntun berbasis scientific approach dan
instrumen penilaian kinerja praktikum. Kedua produk yang dihasilkan ini sebagai
prototype pertama kemudian dikoreksi oleh validator ahli, selanjutnya dilakukan
perbaikan berdasarkan pendapat para ahli. Setelah produk dinyatakan valid oleh
para ahli, dilanjutkan dengan uji coba pengembangan. Validasi bertujuan untuk
menilai kelayakan rancangan produk. Aspek validasi yang dinilai meliputi:
Penyajian penuntun, aspek materi, dan aspek Bahasa. Adapun uji coba
pengembangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa respon,
reaksi, komentar dari peserta didik (mahasiswa) dan asisten pembimbing
praktikum, terhadap penuntun dan instrumen kinerja yang telah disusun . Uji
lapangan sebagai bentuk uji coba pengembangan dilakukan langsung di
laboratorium dengan melibatkan praktikan (mahasiswa) pendidikan biologi
angkatan 2022 dan asisten praktikum Biologi Umum.
d. Tahap Pendesiminasian (disseminate)
Pada tahap ini, produk yang telah dikembangkan didesiminasi pada skala
yang lebih luas. Tahap ini meliputi pengujian hasil validasi (validation testing),
perbaikan dari uji kemudian dilakukan dengan revisi produk kemudian dlanjutkan
dengan diterapkan pada sasaran sebenarnya. Pada tahap ini pula dilakukan uji
praktisitas dan efektifitas produk.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan petunjuk praktikum
(Penuntun) berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum
biologi umum untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan Penuntun dan instrumen kinerja praktikum yang memenuhi kriteria
valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains
mahasiswa dengan menggunakan model pengembangan dari 4D yaitu: (1)
Analysis (Analisis), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan), dan
(4) Dessiminate (desiminasi). Model pengembangan ini dikembangkan oleh S.
Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model ini pilih karena
lebih detail dan memiliki urutan sistematis, mudah dilaksanakan, tidak memakan
waktu yang lama dan sesuai dengan karakter produk yang akan dihasilkan dari
penelitian dan pengembangan ini. Berikut ini hasil penelitian dan deskripsi
prosedur pengembangan petunjuk praktikum (Penuntun) berbasis scientifik
approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum beserta
pembahasannya lebih lanjut, sehingga akhirnya diperoleh produk yang valid,
praktis, dan efektif.
Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yaitu mulai bulan Februari
sampai dengan bulan Agustus 2023. Adapun hasil proses pengembangan
dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahapan Pengembangan penuntun berbasis scientifik approach dan


Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum

Tahapan pengembangan penuntun berbasis scientifik approach dan


Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum yaitu dengan menggunakan
model 4-D yang terdiri dari define, design, development, dan desiminate.
a. Pendefenisian (define)
Tahap pendefinisian merupakan tahap pertama yang harus dilalui pada
proses pengembangan penuntun dan instrumen penilaian yang berbentuk analisis
kebutuhan. Dimana pada kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi suatu
masalah yang muncul dalam praktikum. Dalam tahap ini dilakukan analisis awal
akhir, analisis peserta didik dan penetapan tujuan pembelajaran berdasarkan RPS
mata kuliah yang tertuang dalam CP. Secara umum, analisis dilakukan dengan
mengidentifikasi karateristik Mata kuliah Biologi umum dan masalah mendasar
yang dihadapi terkait pelaksanaannya baik yang sifatnya teori yang didapatakn
dalam pembelajaran di kelas maupun yang sifatnya prosedural untuk
membuktikan teori dengan cara melakukan praktikum di laboratorium.
Kegiatan praktikum merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan
dengan pembelajaran pada beberapa mata kuliah yang membutuhkan pembuktian
teori, salah satunya mata kuliah biologi umum. Kegiatan praktikum memiliki
bobot 1 SKS yang wajib dilaksanakan dan dituntaskan oleh mahasiswa
pendidikan biologi khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar setiap semesternya. Pelaksanaan praktikum tidak terlepas dari
beberapa kendala atau masalah yang tentunya dapat mempengaruhi kemampuan
proses sains mahasiswa terutama dalam ketersediaan penuntun yang berbasis
scientifik approach dan dilengkapi dengan instrumen asesmen kinerja pada setiap
pelaksanaan praktikum, Oleh karena itu beberapa hal yang dianalisis dalam
penelitian ini yaitu:
1) Analisis awal akhir
Analisis awal akhir ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
peserta didik (mahasiswa) pendidikan biologi angkatan 2022 yang dijadikan
sebagai subjek atau sasaran dari pengembangan penuntun berbasis scientifik
approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum. Kegiatan ini
dilakukan dengan melakukan observasi dan mewawancarai langsung dengan
pengelola laboratorium dan dosen pengampu mata kuliah terkait ketersediaan
penuntun dan instrumen penilaian praktikum, diperoleh informasi bahwa kegiatan
praktikum telah tersedia penuntun, namun penuntun yang ada masih sederhana,
dilihat dari isi penuntun belum berbasis scientific approach, tampilan cover yang
masih sederhana, gambar hitam putih, dan belum menumbuhkan  keterampilan
proses sains peserta didik. Adapun Dokumen instrumen penilaian yang
digunakan belum spesifik pada mata kuliah biologi umum, masih menggunakan
penilaian umum yang sama digunakan untuk semua jenis mata kuliah sehingga
penilaian bersifat subjektif.  Keberhasilan pembelajaran biologi cenderung dinilai
dari aspek kognitif semata, sedangkan aspek keterampilan proses praktikum
belum mendapat perhatian serius, sehingga disimpulkan bahwa laboratorium 
selalu dimanfaatkan untuk kegiatan praktikum. Akan tetapi proses evaluasi
aktivitas di laboratorium belum memadai. Dosen belum mempertimbangkan
perangkat penilaian yang digunakan ditinjau dari segi proses, belum adanya
perangkat kegiatan laboratorium yang sifatnya inovatif seperti rubrik penilaian
dan buku penuntun yang mengarah ke scientific approach. 
Komponen yang dinilai dalam instrumen tersebut berupa tugas
pendahuluan, kegiatan praktikum, laporan, ujian praktikum, dan tugas besar. Serta
pihak dosen pengampuh mata kuliah biologi umum memberikan masukan bahwa
didalam proses kegiatan praktikum terdapat 4 aspek yang sangat penting untuk
dinilai yaitu kemampuan menyiapkan alat-bahan, mengidentifikasi, mengamati,
dan kemampuan dalam melakukan prosedur kerja. Namun di dalam instrumen
yang dikembangkan penulis dari ke 4 aspek tersebut akan terbagi menjadi
beberapa aspek lagi dari masing-masing unit praktikum. Selain hal tersebut, dari
hasil observasi penulis itu sendiri diketahui bahwa belum ada panduan secara
lengkap penilaian terkait kemampuan praktikan. Adapun instrumen penilaian yang
dibuat sendiri oleh koordinator asisten praktikum biologi umum yang hanya pada
satu praktikum saja, kemudian hal ini dilakukan tanpa adanya uji kevaliditas,
kepraktisan dan keefektifan dari instrumen tersebut.

Demi terlaksananya praktikum yang efektif dan lebih mengasah


kemampuan berpikir kritis maupun kreatif mahasiswa maka diperlukan sebuah
sumber belajar dan alat evaluasi yang dapat merangsang kemampuan peserta
untuk belajar lebih kreatif dan mandiri yakni dengan cara mengembangkan
penuntun berbasis scientifik approach sesuai dengan saran dosen mata kuliah dan
instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum pada Mahasiswa Prodi
Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.

2) Analisis materi

Pada tahap ini semua materi biologi dasar dikumpulkan sebagai pedoman
materi. Selanjutnya peneliti meninjau materi tersebut dengan menganalisis
manakah materi yang sesuai dengan judul praktikum yang sudah ditetapkan pada
penuntun praktikum. Pada proses pengelompokkan materi ini peneliti juga
berkonsultasi dengan Dosen matakuliah Biologi umum tentang materi yang
diusulkan sudah layak dilanjutkan ketahap selanjutnya. Berdasarkan hasil analisis
materi maka ditetapkan unit percobaan yang akan dipraktikumkan, terdiri atas 8
unit percobaan meliputi pengenalan dan teknik penggunaan mikroskop,
pengamatan sel hidup dan sel mati, plasmolisis sel, jaringan tumbuhan, jaringan
hewan, proses fisiologi tumbuhan, imitasi perbandingan genetis dan repirasi
hewan.
3) Analisis kekurangan dan kelemahan penuntun dan instrumen penilaian
praktikum

Terkait dari hasil analisis ini, maka didapatkan beberapa kelemahan dan
kekurangan dari penuntun dan instrumen yang telah ada tersebut yaitu:
a) Dari segi design cover kurang menarik, gambar tidak terlalu jelas karena
hitam putih
b) Bagian kajian teori terlalu sedikit dan belum smuanya mencantumkan
gambar pada setiap unitnya
c) Penulisan alat dan bahan seharusnya di pisah agar memudahkan dalam
membedakan alat dan bahan praktikum
d) Instrumen yang digunakan di dalam praktikum biologi umum masih
bersifat umum
e) Instrumen yang dibuat sendiri oleh koordinator dosen praktikum dilakukan
tanpa adanya proses uji kevalidan dan kepraktisan dari instrumen tersebut.
f) Instrumen yang telah dibuat hanya pada satu judul praktikum saja tidak
secara menyeluruh
g) Instrumen belum memperlihatkan aspek-aspek yanng seharusnya dinilai
dalam praktikum Biologi Umum.
h) Instrumen belum dilengkapi dengan rubrik penilaian, sehingga penilaian
dilakukan sangat bersifat subjektif (mengikuti standar dan interpretasi dari
penilai).
i) Skala penilain yang digunakan belum jelas dan tidak menunjukkan adanya
konsistensi pada tiap komponen yang dinilai.
j) Instrumen belum menggambarkan seluruh aspek (kognitif, afektif, dan
psikomotor) secara terintegrasi.
k) Instrumen belum diformat sebagai dokumen dan arsip laboratorium yang
tidak terlepas dari pelaksanaan praktikum.
b. Perancangan (design)
Setelah tahap analisis dilakukan kegiatan selanjutnya yaitu tahap
perancangan. Tahap rancangan ini merupakan suatu kegiatan yang
menghubungkan kepada tahap pengkajian awal dengan tahap selanjutnya, hal ini
bertujuan untuk merancang prototipe penuntun dan instrumen penilaian
praktikum. Rincian kegiatan yang akan dilakukan yaitu:
1) Pengelompokkan materi

Pada tahap ini semua materi biologi umum dikumpulkan sebagai pedoman
materi. Selanjutnya peneliti meninjau materi tersebut dengan menganalisis
manakah materi yang sesuai dengan judul praktikum yang sudah ditetapkan pada
penuntun praktikum. Pada proses pengelompokkan materi ini peneliti juga
berkonsultasi dengan Dosen matakuliah Botani tingkat rendah tentang materi
yang diusulkan sudah layak dilanjutkan ketahap selanjutnya. Setelah materi
ditetapkan selanjutnya materi tersebut dikemas dan disiapkan sebagai bahan
penyusunan penuntun berbasis scientific approach yang meliputi menggali
informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data
atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
2) Pemilihan Format
a) Format PenuntunPraktikum

Pemilihan format penuntun dilakukan dengan mengkaji format penuntun


praktikum biologi umum yang telah ada. Format penuntun yang digunakan dalam
penelitian yaitu format penuntun praktikum yang sebelumnya telah divalidasi, dan
kemudian disesuaikan dengan materi judul besar yaitu biologi umum. Format
penuntun praktikum biologi umum dikemas dengan memasukkan pendekatan
saintifik sebagai ciri khas dari penuntun yang dikembangkan yang terdiri dari:

1) Judul Praktikum

Judul praktikum pada penuntun yang telah dikembangkan terdiri dari


terdiri atas 8 unit percobaan meliputi pengenalan dan teknik penggunaan
mikroskop, pengamatan sel hidup dan sel mati, plasmolisis sel, jaringan
tumbuhan, jaringan hewan, proses fisiologi tumbuhan, imitasi perbandingan
genetis dan repirasi hewan. Pemilihan judul-judul praktikum tersebut disesuaikan
dengan matakuliah yang diprogramkan oleh Mahasiswa serta tuntutan
MahasiswaProgram Studi Pendidikan Biologi ke depannya.

2) Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum yang terdapat pada penuntun praktikum biologi umum


dibuat dengan menyesuaikan tingkat kemampuan mahasiswa semester I Program
Studi Pendidikan Biologi dan semester II untuk prodi pendidikan fisika.
Penetapan tujuan praktikum yang dikembangkan tersebut lebih terperinci dan
lebih spesifik pada setiap judul praktikum.

3) Dasar Teori

Judul-judul praktikum yang terdapat dalam penuntun praktikum biologi


umum dikaji dari segi biologi. Kajian teori atau materi praktikum diperoleh dari
referensi buku-buku Universitas, dan Buku perpustakaan Fakultas dan Jurusan
serta jurnal-jurnal yang terkait dengan judul praktikum mata kuliah yang dapat
menunjang pemahaman mahasiswa sebelum melakukan praktikum

4) Alat dan bahan yang digunakan dalam penuntun praktikum

Alat dan bahan praktikum merupakan salah satu komponen


terpenting dalam melaksanakan praktikum. Pada dasarnya, alat yang digunakan
dalam proses praktikum sama baik dari sudut pandang biologi maupun kimia,
namun pada penuntun yang dikembangkan terdapat pemberian gambar pada alat
dan bahan penuntun praktikum yang digunakan sesuai judul sehingga
memudahkan praktikan mengenal dan memahami alat dan bahan tersebut.

5) Prosedur pelaksanaan praktikum

Prosedur pelaksanaan praktikum dijelaskan lebih rinci dengan


menggunakan kalimat baku dan tidak ambigu karena merupakan langkah-langkah
yang harus dilakukan ketika praktikum berlangsung. Cara kerja bisa dituliskan
berupa uraian atau point-point.
6) Hasil pengamatan selama praktikum

Penuntun praktikum yang dikembangkan menyediakan lembar


pengamatan sehingga mahasiswa dapat langsung menuliskan hasil yang diperoleh
setelah praktikum. Adapun lembar pengamatan yang dikembangkan dapat
membantu praktikan sebagai laporan sementara praktikum dan memuat langkah
pendekatan saintifik yaitu mengamati, membuat hipotesis (menanya) dan
melakukan percobaan.

7) Pembahasan dalam praktikum

Pembahasan dalam praktikum merupakan hasil pengamatan dan hasil


deskripsi dalam bentuk tulisan yang memaparkan penjelasan terkait dengan proses
praktikum serta teori yang mendukung. Penuntun praktikum Biologi umum
menyediakan lembar khusus untuk menuliskan pembahasan dari praktikum yang
telah dilaksanakan. Pada tahap ini langkah saintifiknya yaitu mengolah data atau
informasi dilanjutkan dengan menganalisis atau menalar hasil pengamatan.

8) Pertanyaan

Penuntun praktikum biologi umum ini juga dilengkapi dengan pertanyaan-


pertanyaan terkait materi yang telah dipraktikumkan setelah lembar pembahasan
dalam praktikum.

9) Kesimpulan

Penuntun praktikum biologi umum yang telah dikembangkan


menyediakan lembar khusus untuk mahasiswa menyimpulkan hasil praktikum
yang dilaksanakan dan penuntun yang telah dikembangkan juga menyediakan
tempat paraf untuk dosen dan koordinator dosen pada saat praktikum telah selesai.
b) Format Instrumen Asesmen Keterampilan

Instrumen assessment keterampilan yaitu mengacu pada penilaian proses


kinerja praktikum. Kemudian hasil dari rancangan yang telah didapatkan
divalidasi oleh dua orang validator. Pemilihan format dilakukan dengan menelaah
dari format instrumen praktikum yang ada. Instrumen yang didesain ini terdiri dari
beberapa bagian yaitu: berupa bentuk lembar instrumen penilaian, terdapat lembar
penilaian praktikum, dan rubrik penilaian atau penskoran pada praktikum. Lembar
penskoran atau lembar penilaian ini di dalamnya terdapat petunjuk pengisian
penilaian, nama dosen yang membimbing ketika praktikum berlangsung,
kelas/kelompok, nama praktikan, skor butir, jumlah skor, nilai, dan catatan.
Bagian skor butir tersebut terdapat beberapa aspek penilaian yang bergantung dari
rubrik penskoran yang dibuat. Lembar rubrik penskoran, terdiri dari aspek
keterampilan, kriteria penskoran dan skor. Skor yang tertera pada lembar
penskoran tersebut adalah 1 sampai dengan 4, nilai tertinggi dalam rubrik
penskoran tersebut yaitu 4. Nilai-nilai hasil dari proses praktikum tersebut akan
dirincikan sampai pada tahap nilai akhir. Aspek-aspek keterampilan yang dinilai
hal ini tergantung pada judul praktikum yang akan dipraktikumkan di
laboratorium. Maka hasil rancangan ini dapat disebut dengan prototipe pertama.

1) Desain Pengembangan Perangkat/Instrumen Penilaian

Desain pengembangan ini berupa instrumen dan rubrik penilaian

praktikum Biologi Umum, yang dibagi atas tiga bagian utama. Secara rinci

diuraikan pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Desain Pengembangan Perangkat/Instrumen Penilaian Biologi Umum

Komponen
No Kegiatan Aspek yang Dinilai Rubrik
Penilaian

1. Pra Tugas Kelengkapan dan Meliputi rubrik


Praktikum Pendahuluan kesesuaian jawaban aspek Tugas
dengan soal Tugas
Pendahuluan Pendahuluan

Kelengkapan dan Meliputi rubrik


Respon kesesuaian jawaban aspek Respon
dengan soal Respon

2. Praktikum Persiapan praktikum Meliputi rubrik


Kegiatan setiap aspek
Pelaksanaan praktikum
Praktikum Kegiatan
Kegiatan akhir praktikum Praktikum

Laporan Latar belakang Meliputi rubrik


setiap aspek
Tujuan praktikum
pembuatan
Waktu dan tempat Laporan

Kajian Pustaka

Alat dan bahan

Prosedur kerja

Hasil pengamatan

Analisis data

Grafik

Pembahasan

Kesimpulan

Saran

Daftar pustaka

Respon laporan
Penilaian pendukung

Kemampuan menjawab Meliputi rubrik


Ujian
benar semua soal Ujian aspek Ujian
Praktikum
Pasca Praktikum Praktikum
3.
Praktikum Meliputi rubrik
Tugas Besar Pengumpulan Tugas Besar aspek Tugas
Besar

Berikutnya, aspek-aspek yang ada akan disesuaikan dengan judul

percobaan, terutama pada bagian komponen laporan, karena beberapa laporan

pada praktikum Biologi Umum tidak mengambil aspek pembuatan grafik dan

analisis data. Kemudian pada bagian rubrik penilaian praktikum Biologi Umum

digunakan Rating scale yaitu dari 1 sampai 4 tergantung dari jumlah indikator

yang nantinya bisa dicapai oleh praktikan.

2) Desain Pengembangan Format Penilaian

Secara umum, format penilaian untuk komponen yang memiliki satu aspek

berbeda dengan yang memiliki beberapa aspek yang dinilai. Komponen yang

terdiri dari satu aspek yaitu, tugas pendahuluan, respon, ujian, dan tugas besar.

Sedangkan komponen yang terdiri dari beberapa aspek yaitu, kegitan praktikum

dan pembuatan laporan. Secara rinci desain format penilaian diuraikan pada Tabel

4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Desain Pengembangan Format Penilaian yang Terdiri dari Satu Aspek

No Nama Skor Skor Aspek Nilai


Max
1 4

2 4

dst 4

Tabel 4.3 Desain Pengembangan Format Penilaian yang Terdiri dari Beberapa
Aspek
No Nama Aspek Skor Rata- Nilai
total rata
1 2 3 ...

dst

3) Format Rekapitulasi Penilaian Praktikum


Setelah mendesain format penilaian untuk masing-masing komponen

dalam praktikum, selanjutnya dibuatlah format rekapitulasi nilai. Secara rinci

desain format penilaian diuraikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Format Rekapitulasi Penilaian Praktikum Biologi Umum.

No Komponen Penilaian Persentase Maksimal Nilai

1 Tugas Pendahuluan 10%

2 Responsi 15%

3 Kegiatan Praktikum 30%

4 Laporan 20%

5 Ujian Praktikum 20%

6 Tugas Besar 5%
c. Pengembangan (development)
Tahap pengembangan merupakan tahap yang bertujuan untuk
merealisasikan segala hal yang telah dilakukan pada tahap analisis dan tahap
desain. yang disusun sesuai rancangan awal sehingga menghasilkan produk awal
yang disebut prototype I. Penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum disajikan dalam bentuk hand out
sehingga dalam penggunaanya tidak memerlukan laptop/komputer dan
smartphone. Tampilan penuntun dilengkapi dengan menggunakan cover yang
menarik, komponen penuntun dijelaskan secara runtut mengikuti langkah-langkah
scientific approach yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data/informasi,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan mengkomunikasikan, kemudian menyimpulkan.
1. Tingkat Kevalidan penuntun dan assessment keterampilan praktikum
Biologi Umum
Rancangan awal atau prototype I yang dikembangkan oleh peneliti dan
divalidasi oleh dua orang validator ahli yaitu dosen yang ahli dalam bidang
pendidikan khususnya dosen yang ahli dalam gambar/teknik dan dosen yang ahli
dalam evaluasi pembelajaran. Adapun hal-hal yang perlu divalidasi oleh validator
yaitu mencakup validasi isi penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum dan validasi instrumen penelitian.
Rancangan produk kemudian dibuat dan dikembangkan untuk
mendapatkan prototype 1, kegiatan ini dibuat validasi prototype 1. Selanjutnya
hasil validasi beserta saran-saran dari para validator dijadikan acuan dalam
merevisi produk yang dikembangkan. Hasil revisi dari prototype 1 disebut
prototype 2, kemudian diujicobakan di lapangan terbatas . Adapun saran-saran
dan masukan yang diberikan dari kedua validator pada saat menganalisis
prototype 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Saran-saran dan masukan yang diberikan dari ketiga
validator terhadap penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum yang dikembangkan.

Saran dan Masukan Validator

Validator 1 Validator 1
Sebelum revisi Setelah revisi
1. Warna sampul terlalu monoton, 1. Sampul telah diperbaiki dengan
sebaiknya dikombinasi dengan perpaduan beberapa warna
warna lain sehingga tampak hidup dan
menarik

2. Tambahkan gambar pada cover 1. Bagian background pada


sebagai background sampul depan telah diberikan
gambar

3. Tahapan scientifik approach harus 3. pendekatan scientifik sudah


tergambar jelas pada isi penuntun tergambar pada isi penuntun

1. Dasar teori pada setiap judul 1. Dasar teori telah ditambahkan


percobaan perlu untuk ditambah pada setiap judul percobaan

2. Perbaiki lembar pengamatan 1. Lembar pengamatan telah


pada penuntun praktikum artinya dipisah pada setiap unit
pisahkan percobaan

3. Pada instrumen penilaian 2. Isntrumen penilaian praktikum


praktikum harus lebih operasional telah disesuaikan dengan aspek
dan disesuaikan dengan aspek keterampilan pada setiap
keterampilan praktikum tahapan praktikum

Validator 2 Validator 2
Sebelum revisi Setelah revisi
1. Perbaiki penulisan font judul pada 1. Sudah diperbaiki penulisan font
sampul/cover penuntun judul pada sampul/cover modul

2. Bagian identitas praktikan pada 2. Identitas praktikan dipindahkan


sampul sebaiknya dimasukkan pada pada halaman kedua sampul
halan ke dua setelah sampul

3. Jenis font pada setiap unit 3. Jenis font sudah konsisten untuk
percobaan harus konsisten semua unit percobaan

4. Tambahkan rumus analisis data 4. Telah ditambhakan rumus chi


hasil pengamatan pada unit imitasi square (X2) pada unit imitasi
perbandingan genetis perbandingan genetis

5. Kriteria penskoran pada setiap 5. Penskoran untuk setiap aspek


aspek keterampilan praktikum keterampilan sudah sesuai dan
harus jelas/otentik operasional

Selanjutnya hasil validasi beserta saran-saran dari para validator dijadikan


acuan dalam merevisi penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum yang telah dikembangkan. Hasil revisi
dari prototype 1 disebut prototype 2 kemudian diujicobakan kepada mahasiswa
Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2022 sebanyak 14 mahasiswa secara luring..
Peneliti melakukan uji coba ini untuk dapat mengetahui sejauh mana penuntun
berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi
umum dapat digunakan, dipahami oleh mahasiswa dan diterapkan di
komunitas/masyarakat. Adapun perbandingan hasil antara prototype I dan
prototype II yang dibuat sesuai dengan saran-saran dan masukan dari validator I
dan validator II dapat digambarkan pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.6 Perbedaan Hasil Prototype I dan Prototype II pada bahan
ajar morfologi tumbuhan berbasis model picture and
picture
Prototype I (Sebelum Validasi) Prototype II (Setelah Validasi)
Tampilan sampul/cover
Cover depan

Isi Penuntun
Instrumen Penilaian Praktikum

Berdasarkan saran perbaikan yang diberikan oleh dua orang validator,


kemudian prototype I diperbaiki dengan mengacu pada saran perbaikan yang
diberikan dan menghasilkan prototype II. Perubahan dari protype I menjadi
prototype II.Setelah dilakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada prototype I sesuai dengan saran dari para validator, prototype II
yang dihasilkan kemudian dimulai oleh validator. Data kevalidan terhadap bahan
pembelajaran penuntun dan assessment keterampilan praktikum Biologi umum
dapat dilihat pada rangkuman sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Validasi Penuntun Biologi Umum Berbasis Scientifik
Approach

Aspek Penilaian Hasil Penilaian Kategori

Aspek Desain Cover 3,8 Sangat Valid

Aspek Desain isi 3,4 Valid

Aspek kelengkapan Sangat Valid


3,7
materi

Aspek Isi 3,65 Sangat Valid

Aspek Assessment Sangat Valid


3,7
Keterampilan

Rata-rata 3,65 Sangat Valid

Berdasarkan tabel 4.4 di atas rata-rata hasil penilaian validator terhadap


penuntun biologi umum berbasis scientifik approach yang dikembangkan
diperoleh sebesar 3,65 yang berada pada kategori sangat valid. Hasil tersebut
disimpulkan bahwa penuntun biologi umum dinyatakan layak untuk digunakan.

b) Hasil validasi terhadap instrumen penelitian

Terkait dengan validasi pada perangkat penilaian praktikum biologi umum

terdapat 2 macam perangkat yang divalidasi yaitu validasi instrumen penilaian

praktikum dan validasi angket respon asisten yang dirincikan pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Validasi Instrumen Penilaian Praktikum

Biologi Umum

No Rata-rata
Pernyataan Aspek Keterampilan Kategori
Penilaian
.
Unit 1 : Teknik Penggunaan
1 3,7 Sangat Valid
Mikroskop
Unit II : Bagian-bagian sel hidup
2 3,8 Sangat Valid
dan sel mati
3 Unit III : Plasmolisis Sel 3,6 Sangat Valid

4 Unit IV : Jaringan Tumbuhan 3,7 Sangat Valid

5 Unit V : Jaringan Hewan 3,8 Sangat Valid


Unit VI : Proses Fisiologi
6 3,8 Sangat Valid
Tumbuhan
Unit VII : Imitasi Perbandingan
7 3,7 Sangat Valid
Genetis
8 Unit VIII : Respirasi 3,5 Valid
Nilai 3,70 Sangat Valid
Tabel 4.8 Hasil Validasi Angket Respon Asisten

No. Pernyataan Yang Dinilai Rata-rata Penilaian Kategori

1 Petunjuk 4 Sangat Valid

2 Mudah Diadministrasikan 3,8 Sangat Valid

3 Waktu 3,6 Sangat Valid

4 Mudah Memberikan Skor 3,8 Sangat Valid

5 Objektif 3,7 Sangat Valid


Nilai 3,78 Sangat Valid

Berdasarkan tabel 4.7 dan 4,8 di atas rata-rata hasil penilaian validator
terhadap instrumen penilaian praktikum yaitu 3,70 yang berada pada kategori
sangat valid. Dan angket respon asisten sebesar 3,78. Hasil tersebut disimpulkan
bahwa instrument angket respon dosen dinyatakan layak untuk digunakan.

Tabel 4.9. Hasil Validasi Instrument Angket Respon Peserta Didik


No
Aspek yang dinilai Skor rata-rata Keterangan
.
1. Aspek petunjuk 3,8 Sangat Valid
2. Aspek cakupan komponen 3,7
Sangat Valid
angket
3. Aspek bahasa 4 Sangat Valid
Rata-rata Va 3,83 Sangat Valid

Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 4.9 di atas dapat
dijelaskan bahwa di atas rata-rata hasil penilaian validator terhadap angket respon
peserta didik yaitu 3,83 yang berada pada kategori sangat valid. Hasil tersebut
disimpulkan bahwa instrument angket respon peserta didik terhadap penuntun
dan assesment keterampilan praktikum biologi umum dinyatakan layak untuk
digunakan.

Berdasarkan hasil validasi dari kedua validator menunjukkan bahwa


penuntun dan assessment keterampilan praktikum biologi umum beserta
instrumen-instrumen penelitian yang digunakan tersebut valid dan dapat
digunakan dalam proses praktikum. setelah penuntun dan assessment
keterampilan praktikum biologi umum beserta instrumen-instrumen penelitian
yang digunakan dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan penyebaran.

a. Penyebaran (Desiminate)
Berdasarkan penilaian dari validator, dimana penuntun dan instrumen
asesmen praktikum dinyatakan layak digunakan, maka tahap selanjutnya yaitu
melaksanakan uji coba terbatas kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi
angkatan 2022 sebanyak 17 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kepraktisan penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen
asesmen kinerja praktikum biologi umum yang dibuat oleh peneliti untuk
menunjang pengetahuan ilmu biologi khususnya pada matakuliah biologi umum,
membentuk perserta didik yang mandiri serta memiliki keterampilan proses sains
yang baik setelah menggunakan penuntun tersebut. Selain kepraktisan
penggunaan penuntun, juga dilakukan evaluasi akhir dan refleksi kepada
mahasiswa untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman mereka selama
kegiatan praktikum dan kegiatan lapangan di komunitas/masyarakat dalam hal ini
adalah mengukur tingkat keefektifan penuntun dan asesmen praktikum biologi
umum.

Tingkat kepraktisan penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen


asesmen kinerja praktikum biologi umum

Pasca dilakukannya revisi kecil, kemudian hasilnya divalidasi oleh para

validator, lalu memperoleh prototipe II yang sesuai dengan syarat kevalidan dan

layak digunakan, maka semua instrumen penelitian praktikum dapat diujicobakan

pada mahasiswa pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Alauddin Makassar angkatan 2022 yang berjumlah 17 orang yang dibagi menjadi
5 kelompok. Kegiatan uji coba praktikum ini dilakukan selama 8 kali pertemuan

(tatap muka), Kemudian pada pertemuan terakhir peneliti membagikan angket

respon kepada asisten praktikum biologi umum.

1. Hasil respon asisten terhadap Instrumen asesmen Praktikum

Analisis respon asisten bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat respon

asisten terhadap instrumen penilaian praktikum biologi umum yang dihasilkan

pada proses praktikum dan untuk melihat kepraktisan dari instrumen penilaian

praktikum tersebut. Data hasil respon asisten praktikum ini diperoleh dari angket

respon asisten praktikum yang berjumlah 5 orang asisten. Hasil dari analisis data

tentang respon angket asisten praktikum terhadap instrumen penilaian praktikum

biologi umum dapat dirincikan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Respon Asisten


No Hasil Rata-rata
Responden Kategori
. Penilaian
1 R1 3,7 Sangat Positif

2 R2 3,8 Sangat Positif

3 R3 3,46 Positif

4 R4 3,3 Positif

Nilai total rerata 3,56 Sangat Positif

Terkait respon asisten terhadap instrumen penilaian praktikum biologi

umum ini dibagi menjadi 13 item atau pernyataan. Analisis respon sistem

terhadap instrumen penilaian praktikum pada tahap uji coba, diperoleh rata-rata

respon sistem dari keseluruhan item instrumen penilaian yaitu 3,56 yang berarti

respon asisten ini termasuk pada kategori sangat baik (sangat positif) sehingga

instrumen penilaian praktikum biologi umum yang digunakan ini dapat

memberikan efek positif terhadap praktikan dalam proses praktikum.


Berdasarkan hasil analisis respon asisten yang telah diuraikan diatas

menyatakan bahwa instrumen penilaian praktikum biologi umum ini dapat

dikatakan praktis. Semua para asisten praktikum biologi umum memberikan rata-

rata jawaban yang setuju dan positif atau rata-rata akhir dari skor asisten minimal

berada pada kategori nilai positif di atas 80% dari standar nilai yang ditentukan

yaitu 85,5%. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Hobri dalam Lestari

bahwa apabila 80% atau lebih responden memberikan respon yang positif

terhadap suatu instrumen/model pembelajaran/media pembelajaran, maka

instrumen tersebut praktis untuk digunakan (Tahir, 2014).

Tingkat kepraktisan penuntun dan asesmen kinerja yang telah

dikembangkan diukur dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket

respon pendidik (dosen) dan angket respon peserta didik (mahasiswa). Hasil

angket respon pendidik dan peserta didik terhadap aspek kepraktisan bahan ajar

dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 4.6 Hasil respon peserta didik/praktikan
No Jenis Penilaian Rata-Rata

1. Respon Peserta didik 3,7

Kriteria Penilaian Sangat Positif

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori penilaian


yang diperoleh dari hasil angket peserta didik terhadap penuntun berbasis
scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum pada
tahap uji coba penelitian, diperoleh rata-rata respon dari semua item (aspek) yaitu

3,7 dengan interval nilai (3,5 Xi 4). Artinya respon berada dalam
kategori sangat praktis/sangat positif sehingga penuntun berbasis scientifik
approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum praktis
digunakan dalam pembelajaran berdasarkan pada kategori tingkat kepraktisan
menurut (Eko Putro Widoyoko, 2019).

Tabel 4.8. Hasil Respon Dosen

No Hasil Rata-rata
Responden Kategori
. Penilaian
1 R1 3,7 Sangat Positif
2 R2 3,55 Sangat Positif
Nilai total rerata 3,62 Sangat Positif

Berdasarkan hasil analisis angket respon pendidik terhadap penuntun


berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi
umum pada tahap uji coba penelitian, diperoleh rata-rata respon dari semua item

(aspek) yaitu 3,62 dengan interval nilai (3,5 Xi 4). Dosen pengampu
biologi umum memberikan rata-rata jawaban yang setuju dan positif atau rata-rata
akhir dari skor dosen minimal berada pada kategori nilai sangat positif di atas
80%.Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Hobri dalam Lestari bahwa
apabila 80% atau lebih responden memberikan respon yang positif terhadap suatu
instrumen/model pembelajaran/media pembelajaran, maka instrumen tersebut
praktis untuk digunakan.

Tingkat keefektifan penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen


asesmen kinerja praktikum biologi umum
Tingkat keefektifan di ukur dari peneliti dengan memberikan tes kepada
peserta didik pada evaluasi akhir dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keefektifan penuntun berbasis scientifik approach. Data tingkat keefektifan
modul diukur dari tingkat penguasaaan peserta didik terhadap materi yang telah
diajarkan. Instrumen yang digunakan adalah butir-butir tes berupa tes tertulis
dengan tipe soal pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dan subjek penelitian
sebanyak 17 orang mahasiswa. Hasil tes kognitif peserta didik dapat dilihat pada
lampiran.
Berdasarkan hasil tes, diperoleh Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik
pendidikan biologi angkatan 2022 sebesar 82,35 berada pada kategori baik
dengan interval nilai(>80) dengan persentase kelulusan peserta didik dari 17
orang. Sehingga dapat diketahui bahwa penuntun berbasis scientifik approach
dan Instrumen asesmen kinerja praktikum biologi umum yang dikembangkan
berada pada kategori efektif. Hal ini sesuai dengan teori Putra widyoko bahwa
Pembelajaran dikatakan berhasil jika terjadi ketuntasan secara klasikal minimal
80% dan pererta didik memiliki nilai di atas atau sama dengan nilai KKM yakni
75. Dengan demikian, dari tahap awal hingga tahap keempat dari model
pengembangan 4-D dapat dikatakan bahwa sesuai dengan yang diharapkan yaitu
valid, praktis, dan efektif.

1. Pembahasan

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.
.

B. IMPLIKASI PENELITIAN
1. Penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja
praktikum biologi umum layak dipertimbangkan sebagai salah satu modul
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran mata kuliah biologi umum.
2. Produk yang dihasilkan dapat membantu dosen/ jurusan untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan kegiatan pengabdian masyarakat berbasis
penelitian.
3. Penuntun berbasis scientifik approach dan Instrumen asesmen kinerja
praktikum biologi umum sebaiknya diuji cobakan di perguruan tinggi lainnya.

Aktamis, H., Ergin, Ö. (2015) Pengaruh Pedidikan Keterampilan Proses Ilmiah


Siswa, Sikap Sains Dan Prestasi Akademik.Forum Asia-Pasifik Tentang
Pembelajaran Sains Dan Pengajaran.Vol. 9. No. 1

Amelia, F., Fadiawati, N., dan Rosilawati, I. (2015). Pengembangan Instrumen


Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Kimia. 4(2), 543-555.

Alexander, A., Rahayu, H. M., & Kurniawan, A. D. (2018). Pengembangan


Penuntun Praktikum Fotosintesis Berbasis Audio Visual Menggunakan
Program Camtacia Studio di SMAN 1 Hulu Gurung. Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia, 06(02), 75–82. https://doi.org/10.24815/jpsi.v6i2.12075

Aprilia, L., Lestariningsih, N., & Ayatusaadah. (2020). Pengembangan Penuntun


Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi Interaksi Makhluk Hidup
pada Siswa MTs Darul Amin Palangka Raya. Journal of Biology Learning,
2(2), 112–120.

Azizah, Y. N., Lathifah, S. S., & Hidayat, N. (2021). Pengembangan E-


ensiklopedia Keanekaragaman Talas di Kabupaten Bogor Berbasis ESD
untuk Meningkatkan Literasi Digital Siswa. Pedagogia: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 13(2), 52–56. https://doi.org/10.55215/pedagogia.v13i2.4247

Bago, A. S. (2018). Pengembangan Penuntun Praktikum Biologi Disertai Gambar


Pada Materi Jaringan Tumbuhan Berbasis Guided Discovery untuk Siswa
SMA Se Kecamatan Teluk Dalam. Jurnal Education and Development, 5(2),
85–90.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dikmenjur. (2004). Kerangka Penulisan penuntun praktikum. Jakarta: Dikmenjur,


Depdiknas, h. 142.

Heldalia, Purwaningsih, S., & Darmaji. (2021). Studi Pendahuluan sebagai Dasar
Pengembangan Penuntun Praktikum Elektronik Berbasis Keterampilan Proses
Sains pada Materi Optik Geometri Untuk SMP/MTs. Jurnal Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 5(1), 252–257.

Karsli, F., Yaman, F., Ayas, A. (2014) Calon guru kimia kompetensi eksperimen
kimia dalam hal keterampilan proses sains.Konferensi dunia tentang ilmu
pendidikan.Vol. 2. 778-781.

Kemendikbud. (2013). Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran.


Jakarta: Pusbang Prodik.

Lestari, G. A. P. T., Fadiawati, N., & Tania, L. (2015). Pengembangan Instrumen


Asesmen Kinerja Pada Praktikum Pemisahan Campuran Gusti. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia, 4(2), 680–692.

Listiani, M., Fadiawati, N., & Rosilawati, I. (2016). Pengembangan Instrumen


Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem dan Lingkungan. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia, 5(1), 76–87.

Maharani, Maylinda Uti. (2013). Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA


Terpadu Tema Fotosintesis Berbasis Learning Cyclee Untuk Siswa SMP.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Musdalifah, S., Upu, H., & Mustami, M. K. (n.d.). Pengembangan Penuntun


Praktikum Biologi Terintegrasi Nilai-Nilai Keislaman Di Man 1 Makassar
(Vol. 2019).
Musfiqon, Hm. Dan Nurdyansyah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik.
Sidoarjo: Nizamia Learning Center. h. 50-59

Novalia, R., Fadiawati, N., & Rosilawati, I. (2015). Pengembangan Instrumen


Asesmen Kinerja Pada Praktikum Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju
Reaksi. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia, 4(2), 568–580.

Nurussaniaha, & Nurhayati. (2016). Pengembangan Penuntun Praktikum Fisika


Dasar 1 Berbasis Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Fisik, V, 63–68.
https://doi.org/DOI: doi.org/10.21009/0305010214

Oktriawan, T., Fadiawati, N., dan Rosilawati, I. (2015). Pengembangan Instrumen


Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh
terhadap Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Kimia. 4(2), 593-
604.

Palm, T. (2008). Performance Assesment and Authentic Assesment: A Conceptual


Analysis of the Literatur. A Peer-reviewed Electronic Journal. 13(4).

Phelps, A. J., LaPorte, M. M., dan Mahood, A. (1997). Portofolio Assesment in


High School Chemistry. Cedar Falls: University of Northern lowa.

Prasetyo, M. M. (2016). Pengembangan Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Berbasis Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi Uin
Alauddin Makassar. Jurnal Biotek, 4(1), 1–20.

Putra,R.S. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:


Diva Press.

Rezki Mulyawan Nor. (2015). Panduan Pembuatan Modul Praktikum.


Banjarbaru: Buku Elektronik. hal. 176.

Rusdiana, A. (2020). Pengembangan penuntun praktikum ipa berbasis scientific


approach materi fotosintesis smp kelas viii. In Skripsi. IAIN Palangkaraya.

Rustaman, N.Y., Dkk. (2003). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA


UPI.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Sari, T., Hasnunidah, N., & Marpaung, R. R. T. (2018). Pengembangan Buku


Penuntun Praktikum Energi dalam Sistem Kehidupan dengan Model
Argument Driven Inquiry ( ADI ) (Issue 1).
Setiaji, B., & Dinata, P. A. C. (2020). Analisis kesiapan mahasiswa jurusan
pendidikan fisika menggunakan e-learning dalam situasi pandemi Covid-19.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 6(1), 59–70.
https://doi.org/10.21831/jipi.v6i1.31562

Stiggins, R. J. (1994). Student- centered classroom assessment. New York:


Merrill.

Sumarmin, R., & Roza, R. K. (2019). Pengembangan Penuntun Praktikum Biologi


Berbasis Pendekatan Saintifik untuk MTS / SMP Kelas VII Semester II.
Jurnal Eksakta Pendidikan, 3(November), 152–158.

Susanti, S. (2018). Pengembangan Penuntun Praktikum Berbasis Pendekatan


Saintifik Pada Materi Struktur Tumbuhan Untuk Memberdayakan
Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas Xi Man 2 Bandar Lampung.
In Skripsi. UIN Raden Intan Lampung.

Sudjana, Nana. (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XIII:
Bandung: PT. Rosdakarya.

Syahriani, Syamsul, & Arif, W. P. (2022). Pengembangan Penuntun Praktikum


Botani Tingkat Rendah untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi
( Pengembangan Penuntun Praktikum Botani Tingkat Rendah …..). Jurnal
Eksakta Pendidikan, 6(1), 103–110.

Syamsu, F. D. (2017). Pengembangan Penuntun Praktikum Ipa Berbasis Inkuiri


Terbimbing Untuk Siswa Smp Siswa Kelas Vii Semester Genap. BIOnatural,
4(2), 13–27.

Tamsil, N. M., Mustami, M. K., & Karim, H. (2019). Pengembangan Instrumen


Asesmen Kinerja Praktikum Biologi Ma Pesantren Pondok Madinah
Makassar.

Thahir, R., Magfirah, N., & Anisa. (2021). Pengembangan Penuntun Praktikum
Keanekaragaman Hewan Berbasis Contextual Teaching and Learning
Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal Biotek, 9(1), 75

Weldan, U. N. (2018). Pengembangan Penuntun Praktikum Pembuatan Cenil


Nanas Pada Sub Materi Peran Tumbuhan Di Bidang Ekonomi.

Widodo. (2008). Panduan Menyusun Penuntun Praktikum. Jakarta:EMK.

Wulan, A. R. (2007). Penggunaan Asesmen Alternatif pada Indonesia. Jurnal


Mimbar Pendidikan. 32(3),110.
Muhammad Tahir, “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbantuan Libre
Office Pada Siswa SMA Dalam Konteks Sistem Indra”, Skripsi (Makassar: Fakultas
MIPA Universitas Negeri Makassar, 2014), h.55.

A.1 Lembar validasi Penuntun


LEMBAR VALIDASI

PENGEMBANGAN PENUNTUN DAN ASSESSMENT


KETERAMPILAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
PETUNJUK PENGISIAN

Bapak/Ibu kami mohon memberikan tanda check list pada kolom yang
sesuai pada butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut :
Skor 4 : Sangat Baik
Skor 3 : Baik
Skor 2: Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
Sebelum melakukan penilaian, Bapak/Ibu kami mohon Identitas secara lengkap
terlebih dahulu :
IDENTITAS
Nama :………………………….
Nip :…………………………
Jabatan :………………………….
1. ASPEK DESAIN COVER

N Pernyataan tentang modul Penilaian


o. 1 2 3 4
SK K B SB
1. Tata letak sesuai dan menarik
minat baca
2. Ilustrasi cover dapat
menggambarkan isi penuntun
praktikum
3. Komposisi, ukuran, judul,
gambar ilustrasi, dan logo
kreatif dan menarik

2. ASPEK DESAIN ISI

N Pernyataan tentang Penilaian


o. penuntun praktikum 1 2 3 4
SK K B SB
1. Penampilan judul praktikum
konsisten
2. Tata letak gambar bahan
memudahkan pembaca
memahami isi penuntun
praktikum
3. Ilustrasi isi penuntun
mendukung dan menarik

3. ASPEK KELENGKAPAN MATERI

N Pernyataan tentang Penilaian


o. penuntun praktikum 1 2 3 4
SK K B SB
1. Kesesuaian susunan judul
praktikum
Keakuratan nama latin
2.
3. Keluasan dan kedalaman
materi penuntun
4. Keakuratan gambar dan
manfaat

4. ASPEK ISI

N Pernyataan tentang Penilaian


o. penuntun praktikum 1 2 3 4
SK K B SB
1. Ilustrasi teks mudah
dimengerti praktikan
2. Bentuk, warna, ukuran sesuai
dengan realita
3. Metode praktikum dan tata
tertib

5. ASPEK KETERAMPILAN

N Pernyataan tentang Penilaian


o. Assessmen Keterampilan 1 2 3 4
SK K B SB
1. Mengecek alat dan bahan
yang akan digunakan pada
saat praktikum
2. Melakukan pengamatan
morfologi dan anatomi pada
spesies
3. Mengenal beberapa
organisme yang tergolong
kedalam botani tingkat
rendah
4 Menggambar dan mencatat
hasil pengamatan
5 Mengklasifikasikan hasil
pengamatan

6. SARAN
No. Saran

Kesimpulan:

Penuntun dan assessmen keterampilan


belum dapat digunakan
Penuntun dan assessmen keterampilan dapat
digunakan dengan revisi
Penuntun dan assessmen keterampilan dapat
digunakan tanpa revisi

Samata, ……………….2020
Validator,
A.2 Lembar Validasi Angket Respon Mahasiswa
LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON MAHASISWA TERHADAP
PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI TINGKAT RENDAH
NAMA :
NIM :
Petunjuk :
1. Isilah identitas yang telah disediakan di atas
2. Berikan tanda check(√) pada kolom 1, 2, 3 atau 4 yang ada pada kolom
skor sesuai dengan kriterian tersebut:
a. Skor 4 diberikan apabila “sangat sesuai” dengan pernyataan dalam
angket
b. Skor 3 diberikan apabila “sesuai” dengan pernyataan dalam angket.
c. Skor 2 diberikan apabila “kurang sesuai” dengan pernyataan dalam
angket.
d. Skor 1 diberikan apabila“tidak sesuai” dengan pernyataan dalam
angket.
3. Apabila ada saran/komentar yang ingin diberikan, silahkan tulis pada
kolom yang tersedia

Tabel A.2. Tabel Lembar Validasi Angket Respon Mahasiswa Terhadap


Penuntun Praktikum Botani Tingkat Rendah
Skala penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
Aspek petunjuk
1
Petunjuk pengisian angket
dinyatakan dengan jelas
Aspek isi pernyataan Penuntun

1. Ketertarikan untuk mempelajari


Penuntun
2. Penuntun Praktikum botani
tingkat rendah yang dikembangkan
menarik
3. Materi di dalam Penuntun
mudah dipahami
4. Gambar didalam Penuntun
memudahkan dalam memahami
alat dan bahan yang digunakan
5.Kegiatan praktikum dalam
Penuntun menyenangkan
6. Mempermudah mempelajari
Penuntun secara mandiri tanpa
bantuan dosen

2 7. Penuntun praktikum Botani


Tingkat Rendah membantu dalam
memahami keterkaitan konsep
dengan ilmu Biologi
8. Jenis bahan yang
dipraktikumkan bervariasi
9. Informasi terbaru dalam
penuntun sesuai dengan
perkembangan
10. Penggunaan tata tertib dalam
penuntun sesuai dengan aturan
yang ada
11. Penuntun praktikum Botani
Tingkat Rendah dapat membantu
Mahasiswa memahami materi Saran dan
lebih dalam Komentar
12. pengunaan lembar kerja
penuntun praktikum sesuai dengan
yang diinginkan
Aspek bahasa
1. Menggunakan bahasa sesuai
kaidah bahasa Indonesia
3
2. Pilihan kata yang digunakan
sesuai dengan level Mahasiswa
Samata, ……………….2020
Validator,

A2. DESAIN ISI LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON ASISTEN

LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON ASISTEN TERHADAP


INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
PADA RANAH PSIKOMOTORIK

A. Petunjuk
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengembangan Instrumen
Penilaian Kinerja Praktikum Biologi umum pada Ranah Psikomotorik di
Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar”, peneliti menggunakan instrumen berupa angket respon asisten
terhadap instrumen penilaian yang dikembangkan. Karena itu peneliti memohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap relevansi antara
indikator dengan pernyataan angket. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda
cek (√) pada kolom yang sesuai dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan
skala penilaian berikut:
1 = Tidak Relevan
2 = Kurang relevan
3 = cukup Relevan
4 = Sangat Relevan

Selain memberi penilaian, Bapak/Ibu diharapkan untuk memberi komentar


langsung di dalam lembar validasi ini. Atas bantuannya diucapkan terima kasih.
B. Tabel Penilaian
Skala Penilaian kKe
No Indikator Pernyataan Angket
1 2 3 4 t
Petunjuk penilaian sederhana
dan jelas sehingga saya mudah
1 Petunjuk mengerti
Pernyataan skala penilaian yang
diharapkan jelas
Mudah Lembar penilaian dan rubrik
Skala Penilaian kKe
No Indikator Pernyataan Angket
1 2 3 4 t
penilaian dibuat terpisah
sehingga memudahkan saya
dalam melakukan proses
penilaian
Perangkat penilaian praktikum
biologi umum tidak
mengganggu saya dalam
memberikan bimbingan
2
diadministrasikan Saya tidak mengalami kesulitan
dalam menemukan skor akhir
setiap praktikum
Instrumen penilaian praktikum
menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah
dipahami
Pernyataan tidak menimbulkan
penafsiran ganda
Saya tidak mampu menilai
2 Waktu kesalahan karena waktu yang
tersedia sempit
Saya memberikan skor atau
nilai dengan hanya mengingat
Mudah rubrik yang sudah saya baca
4
memberikan skor Perangkat penilaian praktikum
biologi umum memudahkan
saya memberikan nilai
5 Objektif Tampilan atau model instrumen
penilaian praktikum biologi
umum ini menarik bagi saya
Adanya perangkat penilaian
praktikum biologi umum
membuat saya lebih objektif
dalam memberikan penilaian
Instrumen penilaian praktikum
yang serupa perlu diterapkan
pada praktikum-praktikum mata
kuliah pendidikan biologi
lainnya yang belum memiliki
Skala Penilaian kKe
No Indikator Pernyataan Angket
1 2 3 4 t
instrumen penilaian secara
khusus
Instrumen penilaian praktikum
perlu terus dikembangkan

A. Penilaian umum terhadap angket respon asisten


a. Angket respon asisten dapat diterapkan tanpa revisi
b. Angket respon asisten dapat diterapkan dengan revisi kecil
c. Angket respon asisten dapat diterapkan dengan revisi besar
d. Angket respon asisten belum dapat diterapkan
B. Saran-saran
Mohon Bapak /Ibu menuliskan butir-butir revisi berikut dan/atau menuliskan
langsung pada naskah
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………

Validator/Penilai

……………………..........…
Nama lengkap dengan gelar
B.1 Angket Respon Mahasiswa
ANGKET RESPON MAHASISWA TERHADAP PENUNTUN
PRAKTIKUM BOTANI TINGKAT RENDAH
Petunjuk Pengisian :
1. Berikan tanda check list pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
kriteria berikut ini :
a. Skor 4 diberikan apabila saudara (i) ‘’Sangat Setuju” dalam pernyataan
dalam angket
b. Skor 3 diberikan apabila saudara (i) ‘’Setuju”
c. Skor 2 diberikan apabila saudara (i) ‘’Kurang Setuju”
d. Skor 1 diberikan apabila saudara (i) ‘’Tidak Setuju”
2. Setelah mengisi semua item angket, Saudara (i) dimohon untuk
memberikan saran untuk perbaikan penuntun.
IDENTITAS
Nama praktikan : ……………………………………….
NIM : ……………………………………….
Kelas : ……………………………………….
Tanggal : ……………………………………….

No Pernyataan Penilaian
1 2 3 4
1. Saya berpendapat bahwa desain
penuntun ini menarik
2. Desain cover penuntun ini
memiliki daya tarik awal dan
menggambarkan isi atau materi
yang disampaikan
3. Saya lebih senang belajar
dengan menggunakan penuntun
dari pada mendengarkan
penjelasan
4. Penuntun ini memberikan
motivasi pada saya untuk
mencari bahan praktikum
5. Penyajian materi pada penuntun
ini sangat lengkap
6. Dengan penuntun ini saya
mendapatkan pengetahuan yang
lebih mendalam tentang
praktikum botani tingkat rendah
7. Saya bisa praktikum dengan
mandiri dengan menggunakan
penuntun ini
8. Saya menjadi tahu informasi
tambahan tentang botani tingkat
rendah melalui basis katalog
9. Saya dapat membaca teks
dengan mudah karena jenis dan
ukuran huruf yang dipilih
variatif
10. Saya suka tampilan penuntun
praktikum karena memiliki
gambar dan komposisi warna
yang menarik
11. Saya dapat memahami isi
penuntun dengan bantuan
gambar-gambar yang terdapat
dalam penuntun
12. Cetakan gambar mudah
dipahami dan warna sangat
menarik
13. Gambar yang disajikan sesuai
dan mendukung kejelasan
konsep isi penuntun
14. Nama latin yang digunakan
mudah dipahami
15. Bahasa yang digunakan
komunikatif dan interaktif

Tuliskan saran-saran saudara dalam meningkatkan pengembangan penuntun


praktikum Botani Tingkat Rendah berbasis katalog secara singkat dan jelas!

1. …………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………

Samata, 2020
(Nama lengkap)
B.2. Angket Respon Dosen

LEMBAR ANGKET RESPON DOSEN


TERHADAP ASSESSMEN KETERAMPILAN PRAKTIKUM BTR

Dalam rangka penyusunan laporan penelitian dengan judul “Pengembangan


penuntun dan assesmen keterampilan Praktikum BTR Mahasiswa Pendidikan
Biologi”. Untuk itu peneliti meminta kesediaan Dosen untuk memberikan
penilaian terhadap Instrumen penilaian praktikum Praktikum Botani tingkat
rendah.

A. PETUNJUK
1. Peneliti mohon, kiranya Dosen memberikan penilaian ditinjau dari beberapa
pernyataan, penilaian umum dan saran-saran untuk merevisi Lembar
instrumen validasi angket respon dosen terhadap penilaian praktikum botani
tingkat rendah.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa pernyataan, dimohon agar dosen
memberikan tanda cheek list (√) dalam kolom nilai yang sesuai dengan
penilaian dosen.
3. Untuk penilaian umum, dimohon Dosen melingkari huruf sesuai dengan
penilaian Dosen.
4. Untuk saran-saran revisi, Dosen dapat langsung menuliskannya pada kolom
saran yang disediakan.

Keterangan Skala Penilaian

Tidak Setuju = TS
Kurang Setuju = KS
Setuju =S
Sangat Setuju = SS

Atas bantuan penilaian saudara/saudari dosen praktikum saya ucapkan banyak


terimakasih.

A. ASPEK YANG DINILAI

SKALA
N Ket.
PERNYATAAN PENILAIAN
O
SS S KS TS
1. Petunjuk penilaian sederhana √
dan jelas sehingga saya mudah
mengerti
Perangkat penilaian praktikum
botani tingkat rendah tidak
2. √
mengganggu saya dalam
memberikan bimbingan
Perangkat penilaian instrumen
praktikum botani tingkat rendah
3. √
memudahkan saya dalam
memberikan nilai
Lembar penilaian dan rubrik
penilaian dibuat terpisah
4. √
sehingga memudahkan dalam
melakukan proses penilaian
Adanya perangkat penilaian
praktikum botani tingkat rendah
5. √
membuat saya lebih obyektif
dalam memberikan penilaian
Saya memberikan skor atau nilai
6. dengan hanya mengingat rubrik √
yang sudah saya baca
Saya tidak mengalami kesulitan
7. dalam menemukan skor akhir √
setiap praktikum
Instrumen penilaian praktikum
menggunakan bahasa yang
8 √
sederhana sehingga mudah
dipahami
Pernyataan tidak menimbulkan
9. √
penafsiran ganda
Tampilan atau model instrumen
penilaian praktikum botani
10. √
tingkat rendah ini menarik bagi
saya
Instrumen penilaian praktikum
11. √
perlu terus dikembangkan
12. Instrumen penilaian praktikum √
yang serupa perlu diterapkan
pada praktikum-praktikum mata
kuliah Pendidikan Biologi
lainnya yang belum memiliki
instrumen penilaian secara
khusus
Saya tidak mampu menilai
13. kesalahan karena waktu yang √
tersedia terlalu sempit

B. Penilaian Umum
Lembar angket respon dosen terhadap instrumen penilaian praktikum Botani
tingkat rendah ini:
a. Dapat digunakan tanpa revisi
b. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
c. Dapat digunakan dengan banyak revisi
d. Tidak dapat digunakan dan masih memerlukan konsultan

Dimohon menuliskan butir-butir revisi pada saran dan atau menuliskan langsung
pada naskah.

Catatan :

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..........

Gowa, 2020

Responden,

Anda mungkin juga menyukai