PENDAHULUAN
Lembar kerja peserta didik (LKPD) umumnya merupakan bagian dari sarana
pendukung perangkat pembelajaran yang nantinya akan digunakan selama proses
pembelajaran kimia berlangsung. Menurut Depdiknas (2008) lembar kerja peserta
didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas mandiri yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan dapat berupa petunjuk atau
langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan penggunaan
LKPD adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi
peserta didik akan belajar mandiri dengan memahami isi materi dan mengerjakan
tugas tertulis.
1
lembaran-lembaran berisi tugas mandiri yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Sehingga dari hal ini, buku yang dianggap sebagai LKS tersebut tidak memenuhi
pernyataan Depdiknas (2008).
Dalam wawancara yang dilakukan pada 16 Januari 2020, beliau
menambahkan bahwa pada materi Stoikeometri yang pada dasarnya merupakan
materi yang banyak melakukan perhitungan. Sehingga beliau berharap agar
peneliti menambahkan metode demonstrasi, sehingga peserta didik tidak hanya
dapat melakukan perhitungan tetapi juga dapat memperoleh pengetahuan
memalalui proses mendengar dan mengamati. Menurut Sanjaya (2010), metode
demontrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Dari hal ini maka siswa dapat melihat,
mendengar dan mengamati proses, situasi atau benda tertentu. Sehingga dengan
cara mengamati secara langsung siswa memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Demontrasi dapat digunakan untuk
mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Oleh
karena itu peneliti menggunkan metode demonstrasi untuk mendukung strategi
pembelajaran inkuiri.
Menurut Sanjaya (2010), strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Belajar lebih dari sekedar proses menghapal dan menemukan ilmu
pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk
siswa melalui keterampilan berpikir. Menurut Banchi dan Bell (2008: 26-29)
membagi model inkuiri menjadi empat tingkatan berdasarkan tingkat
keikutsertaan guru dalam membimbing membantu selama proses pembelajaran,
memberikan pertanyaan membimbing, dan memformulasikan hasil yang
diharapkan). Keempat model tingkatan tersebut yaitu inkuiri konfirmasi, inkuiri
terstruktur, inkuiri terbimbing dan inkuiri terbuka. Dari model tingkatan tersebut,
dalam hal ini peneliti menggunakan inkuiri terbimbing. Menurut Nurdyansyah &
Fahyuni, (2016) inkuiri terbimbing menekankan siswa secara aktif dalam proses
2
mentalnya melalui kegiatan pengamatan, pengukuran dan pengumpulan data
untuk menarik suatu kesimpulan. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu melalui dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai proses evaluasi. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis
inkuiri akan memacu keingintahuan siswa dalam menemukan hal-hal yang ingin
diketahui siswa.
Dari pemaparan diatas, beberapa hal tersebut memberi acuan kepada
peneliti untuk mengembangkan LKPD melalui model pembelajaran inkuiri
dengan didukung metode demonstrasi. Sehingga siswa kelas X SMA N 1
Indralaya dapat dengan langsung mengamati proses, situasi atau benda dan
memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan, terutama
pada materi Stoikeometri. Maka dari itu, peneliti melakukan pengembangan
lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi
stoikeometri untuk siswa kelas X SMAN 1 Indralaya.
3
I.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman baru yang bermakna dalam
pembelajaran kimia menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD)
bebasis inkuiri terstruktur yang dikembangkan serta dapat
membangkitkan semangat dan motivasi dalam mempelajari ilmu kimia.
2. Bagi guru, dapat meningkatkan profesionalismea dan gaya belajar yang
lebih mudah di pahami dalam proses pembelajaran kimia.
3. Bagi sekolah, tersedianya lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis
inkuiri terstruktur yang valid, praktis dan efektif yang diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran kimia.
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian lebih
lanjut.
5. Bagi sekolah, tersedianya lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis
inkuiri terstruktur yang valid, praktis dan efektif yang diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran kimia.
6. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
lebih lanjut.
4
2 TINJAUAN PUSTAKA
5
Proses, model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam Kurikulum 2013 adalah
model pembelajaran inkuiri (Inquiry Based Learning) dan model pembelajaran
discovery (Discovery Learning) untuk menguatkan pendekatan ilmiah (scientific)
dan tematik, model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan
model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning) untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya dan sisiwa dapat berpikir kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok.
6
“Inkuiri based learning is a process where student are involved in their
learning, formulate question, investigate widely and then build new
understanding, meaning and knowledge. That knowledge is new to the
student and may be used to answer a question, to develop a solution or to
support a position or point of view. The knowledge is usually presented to
other and may result in some sort of action”.
Inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan
pengetahuan atau pemahaman untuk menyelidiki, mulai dari melakukan
pengamatan, mengajukan pertanyaan, merencanakan penyelidikan,
mengumpulkan data atau informasi dan melakukan penyelidikan, menganalisi
data, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan [CITATION
Nur16 \l 1057 ].
PROSES INKUIRI
S
sM
K
m
e
ta
o
p h
rlk
jiH
u
g
n B
Siswa
7
Menurut [ CITATION Win10 \l 1057 ] , secara umum proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-
langkah berikut ini:
1. Orientasi
Langkah Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam taham orientasi:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yag diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapau tujuan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Beberapa hal yanh harus diperhatikan
dalam merumuskan masalah, di antaranya:
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang
jawabannya pasti.
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis
pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahn
yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data
8
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
9
3) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dalam waktu yang telah
ditentukan
4) Dalam kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pembelajaran, maka model pembelajaran inkuiri akan sulip
diimplementasikan oleh setiap guru.
10
Menurut [ CITATION Win10 \l 1057 ] metode pembelajaran demonstrasi
memiliki beberapa kelebihan di antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsunng memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstarsi juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demosntrasi bisa gagal sehingga
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
11
b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus mettupan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
c) Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
12
pemahaman konsep (tahap lanjutan dari pemahaman konsep) karena LKPD
dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajarai topik.
13
Model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design,
Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluation yang
dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) [ CITATION End14 \l 1033 ].
14
3. Tahap III Pengembangan (Development)
15
Gambar 2. Alur Desain Evaluasi Formatif (formative evaluation) ( Tessmer
(1998:13)).
1. Tahap Preliminary
Tahap ini adalah tahap menentukan subjek dan tempat penelitian, dengan
cara meminta izin kepada pihak sekolah dan menghubungi kepala sekolah dan
guru sekolah yang untuk melaksanakan penelitian
2. Tahap Formative Evaluation
1) Self Evaluation
Ada proses dalam self evaluation, yakni analisis dan desain.
a. Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis pendahuluan terhadap bahan yangakan
dikembangkan.
b. Desain
Pada tahap ini dilakukan mendesain bahan yang akan dikembangkan,
meliputi mendesain kisi - kisi, tujuan, serta metode yang akan dikembangkan.
Kemudian hasil desain akan divalidasi oleh pakar (expert) dan teman sejawat.
Hasil pendesainan disebut sebagai prototipe pertama.
2) Expert review
Pada tahap expert review, dilakukan pengecekan terhadap produk yang
telah didesain untuk dilakukan uji validitas oleh pakar (expert). Validasi produk
16
prototipe kedua ini dilakukan oleh para ahli materi, ahli pedagogik, dan ahli
desain.
3) One to one evaluation
Pada tahap ini, produk yang telah divalidasi diujicobakan kepada 3 orang
siswa yang bukan sampel (target) penelitian. selanjutnya, peneliti dapat merevisi
produknya setelah diujicobakan. Populasi target (siswa) yang dipilih untuk
menggunakan produk hendaknya memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
(Tessmer 1998:72-77). Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk merevisi
desain prototipe yang telah dibuat berdasarkan saran dan komentar siswa terhadap
produk yang diujicobakan.
4) Small group evaluation
Hasil revisi produk setelah tahap one to one dapat diujicobakan dalam
kelompok kecil (6 siswa) yang mewakili populasi target. Siswa yang dipilih dalam
kegiatan ini hendaknya terdiri dari siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan
di atas rata-rata, sedang dan di bawah rata-rata (Tessmer, 1998:102). Sama seperti
tahap one to one, hasil dari pelaksanaan tahap ini digunakan untuk merevisi
produk berdasarkan saran dan komentar siswa.
5) Field Test evaluation
Produk baru yang telah direvisi diujicobakan dalam lingkup yang lebih
luas yang benar-benar mewakili target dengan berbagai karakteristik, kemampuan
dan keterampilan siswa. Tahap ini dilaksanakan pembelajaran pada situasi yang
sebenarnya dan melibatkan semua elemen belajar (Tessmer, 1998:137). Produk
yang telah diujicobakan pada uji lapangan (field test) ini haruslah produk yang
telah memenuhi kriteria valid dan praktis.
17
Perbandingan massa unsur-unsur yang membentuk suatu senyawa selalu
tetap.
Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
Jika dua unsur membentuk dua senyawa atau lebih dan massa salah satu
unsurnya sama, maka perbandingan massa unsur lainnya merupakan
bilangan bulat dan sederhana.
Hukum Perbandingan Volume ( Hukum Gay-Lussac)
Pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama, perbandingan volume gas-gas
yang bereaksi atau yang dihasilkan dalam suatu reaksi kimia merupakan
perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Hipotesis Avogadro
Gas-gas yang mempunyai volume sama akan mengandung jumlah partikel
(atom atau molekul) yang sama jika diukur pada tekanan dan suhu
sama[ CITATION Tim15 \l 1033 ].
Tahun 1960, yang ditetapkan sebagai standar adalah karbon 12 dengan massa 2
sma, sehingga:
18
Molekul adalah gabungan dari atom-atom. Oleh karena itu, massa molekul relatif
(Mr) sama dengan jumlah massa atom relatif semua atom penyusun molekul.
Mr = Σ Ar atom penyusun molekul ……...………………...……………………(5)
19
x ( Ar A)
% massa unsur A = x 100%.................................................................(9)
Mr AxBy
x (Ar B)
% massa unsur B = x 100%...............................................................(10)
Mr AxBy
2.9.4 Rumus Kimia
Rumus Empiris Rumus Molekul
Menyatakan perbandingan terkecil Menyatakan jumlah atom-atom unsur
atom-atom unsur yang menyusun suatu yang menyusun suatu molekul
senyawa. senyawa.
Penentuan rumus empiris: Penentuan rumus molekul:
Tentukan massa atau komposisi Tentukan rumus empiris
unsur-unsur dalam senyawa senyawa
(biasanya ditentukan melalui Tenttukan Mr senyawa
percobaan) Bagi Mr senyawa dengan Mr
Bagi dengan Ar masing-masing rumus empirisnya,diperoleh
sehingga diperoleh nilai n.
perbandingan terkecil. Kalikan n dengan rumus empiris
senyawa.
20
penyeimbang tersebut disebut koefisien reaksi serta dilakukan pengaturan
koefisien
Contoh: Mg + ½ O2 → Mg O
Ketiga, penulisan wujud zat. Wujud zat ditulis dengan singkatan kata
sebagai huruf kecil dalam tanda kurung.
Contoh: Mg (s) + ½ O2 (g)→ Mg O (s)
DAFTAR PUSTAKA
A.M., S. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Banchi, H. &. (2008). The Many Levels Of Inquiry. Science and Children, 2(46),
26-29.
21
Edia Rahayuningsih, D. D. (2005). Pembelajaran di Laboratorium. Yogyakarta:
Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada.
Sabri, A. (2005). Startegi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Jakarta: Quantum
Teaching.
Tim Alfa Cendikia. (2015). Saat-Saat Jelang Ujian Nasional Kimia Untuk
SMA/MA 2015/2016. Bandung: Sewu.
22
23