Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENILAIAN DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran Kimia

Dosen Pengampu:
Dr. Eli Rohaeti, M.Si

Oleh:
Ingratsusi Marviani
14728251022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

PENILAIAN DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM


A. Penilaian Kegiatan Praktikum
Kata praktikum berasal dari kata practiqu/pratique (Prancis), practicus
(Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti aktif atau
prattein/prassein (Yunani) yang berarti mengerjakan. Dalam bahasa Inggris,
praktikum

bermakna

sama

dengan

excersice

(exercice)

(Prancis),

exercitium/execere (Latin) yang secara harfiah berarti tetap aktif/sibuk yang


juga bermakna sama dengan latihan atau responsi.
Metode praktikum adalah cara penyajian bahwa pelajaran dan siswa
melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Praktikum adalah percobaan untuk
membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Praktikum juga dapat
diartikan sebagai salah satu mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan
tentang suatu hal, mengamati prosesnyan serta melakukan hasil suatu percobaan
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasikan guru.
Praktikum dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium,
pekerjaan praktikum mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat
dimasukkan dalam metode pembelajaran.
Djamarah (2006) menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar
dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan,
atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Seperti pada buku Suryosubroto
(2002) menurut Encylopedia of Educational Research, penemuan merupakan
suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara,
termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah
sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode praktikum itu adalah
suatu metode di mana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan

siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa


diberitahukan atau diceramahkan saja.
Menurut Arumawati (2006) kegiatan praktik diklasifikasikan menjadi
empat kelompok yaitu:
1) Eksperimen standar, kegiatan ini dilakukan oleh siswa dimana langkah
kerjanya telah tersedia dan disusun secara lengkap;
2) Eksperimen penemuan, pada kegiatan ini pendekatan percobaan diarahkan
oleh guru tetapi langkah kerjanya dikembangkan sendiri oleh siswa;
3) Kegiatan demonstrasi, pada kegiatan ini percobaan dilakukan oleh guru untuk
sekelompok siswa dimana siswa mungkin dilibatkan maupun tidak dalam
diskusi tentang langkah kerja atau dalam pelaksanaan percobaan;
4) Proyek, pada kegiatan ini siswa dihadapkan pada problem atau masalah.
Menurut Sund dan Trowbridge, dalam Sumaji (2003) kerja laboratorium
atau praktikum meliputi :
1) Merencanakan eksperimen dan menyusun hipotesis-hipotesis;
2) Merakit peralatan;
3) Menyusun bahan dan peralatan;
4) Melakukan pengamatan terhadap gejala-gejala alamiah;
5) Melakukan pengamtan terhadap suatu proses;
6) Mengumpulkan dan mencatat data;
7) Melakukan modifikasi peralatan;
8) Melakukan pembacaan pada alat pengukur;
9) Kalibrasi peralatan;
10) Menggambar bahan dan grafik;
11) Menganalisis data;
12) Menarik kesimpulan dari data;
13) Membuat laporan eksperimen,
14) Memberi penjelasan tentang eksperimen yang dilakukan;
15) Mengidentifikasi permasalahan untuk studi lanjutan;
16) Melepas, membersihkan, menyimpan, dan memperbaiki peralatan.

Norman & Iqbal (2007), menjelaskan pembelajaran di laboratorium


merupakan salah satu karateristik dari pembelajaran sains pada semua tingkatan
pendidikan. Praktikum kimia di laboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan
keterampilan laboratorium, pengalaman laboratorium dan bukti-bukti nyata dari
prinsip, konsep, hukum dasar, dan teori. Bukti nyata yang diperoleh dari kegiatan
praktikum untuk menjembatani antara teori dan dunia nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Praktikum kimia tidak bisa lepas dari mata kuliah kimia sebagai
pembelajaran di kelas dalam upaya mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Hal tersebut di sebabkan oleh konsep-konsep kimia yang pada
umumnya bersifat abstrak divisualisasikan dengan berbagai bentuk metode.
Kegiatan praktikum merupakan salah satu contoh bentuk metode pendekatan
visualisasi untuk menjembatani antara teori dengan dunia nyata dalam kehidupan
sehari-hari, memberikan stimulus, ketertarikan, dan perhatian kepada siswa agar
mampu dan terampil melakukan praktikum di laboratorium untuk mendapatkan
pengalaman tentang hubungan antara teori dengan dunia nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Penilaian merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah
proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, programprogram, dan kebijakan pendidikan metode atau instrumen lainnya yang
menyelenggarakan suatu aktifitas tertentu (Hamzah & Koni, 2012).
Menurut Yuniarti, dkk (2014) definisi di atas dapat dinyatakan bahwa
penilaian adalah penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi
yang objektif dalam pengambilan keputusan. Penilaian kelas dilakukan dengan
melalui berbagai teknik seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
tertulis (paper and pencil tes) atau lisan, penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian melalui kumpulan hasil karya (portofolio) dan penilaian diri. Untuk
mengukur aspek psikomotorik siswa dapat dilakukan dengan penilaian unjuk
kerja.

Penilaian praktikum Kimia di laboratorium merupakan salah satu penilaian


proses yang hanya dapat dilakukan dengan pengamatan langsung pada saat
praktikum

dilaksanakan.

Penilaian

proses

berupa

observasi

pada

saat

pembelajaran untuk menilai psikomotorik siswa seperti: (aktivitas siswa pada


pembelajaran, demontrasi, mengoperasionalkan prosedur pada penggunaan media,
dan presentasi oral, laporan tugas) di kelas, keterampilan proses sains,
keterampilan laboratorium, keterampilan generik sains, dan keterampilan
menggunakan alat-alat elektronik selama praktikum Kimia di Laboratorium.
Penilaian hasil belajar adalah penilaian yang dilakukan setelah selesai
pembelajaran untuk menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai, untuk
mengetahui (pemahaman konsep siswa, daya serap, dan pencapaian kompetensi
siswa) setelah pembelajaran (Susilaningsih, 2014).
B. Fungsi dan Tujuan Penilaian dalam Kegiatan Praktikum
Penilaian

merupakan

komponen

yang

sangat

penting

dalam

penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat


ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem
penilaiannya. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya.
Fungsi penilaian hasil belajar menurut Arifin (2012) adalah sebagai
berikut.
1) Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan mengadakan
program remedial bagi peserta didik.
2) Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil belajar
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan
laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan
lulus-tidaknya peserta didik.
3) Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis, fisik,
dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan tersebut.

4) Fungsi penempatan, yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi


pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuaan spesialisasi) sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Menurut Ratnawulan & Rusdiana (2015), ada tiga hal yang perlu
diperhatikan sehingga penilaian menjadi bermakna, yaitu ketika penilaian
memiliki ciri secara signifikan, memiliki kriteria, prosedur, dan rubrik yang jelas
dan dipahami oleh semua pemangku kepentingan (stake holder), memberikan
hasil-hasil yang menyediakan arah/petunjuk yang jelas untuk pengajaran dan
belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan menggunakan
penilaian untuk belajar (assessment for learning) lebih efektif bagi guru dalam
memperbaiki kualitas pembelajaran. Penilaian juga harus berperan sebagai suatu
sarana untuk meningkatkan kualitas belajar setiap siswa.
Fungsi dan tujuan dari penilaian hasil belajar yang sudah dijelaskan di
atas, tidak begitu berbeda dengan hal penilaian dalam kegiatan praktikum yaitu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam kegiatan praktikum, serta dapat
mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam kegiatan tersebut. Sehingga
apabila didapati siswa yang kemampuannya masih rendah, guru/pengajar dapat
memperbaiki bagian tersebut.
C. Metode Penilaian dalam Kegiatan Praktikum
Menurut Lis Permana (2010) kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan eksperimen, sehingga metode eksperimen sangat
penting diterapkan dalam pembelajaran kimia. Pembelajaran kimia menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah, sehingga performance
assessment menjadi sangat penting. Proses penilaian dilakukan dengan langkahlangkah: perencanaan penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti
yang menunjukkan pencapaian hasil belajar, pelaporan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar. Sebelum melaksanakan penilaian te rhadap proses dan hasil
belajar, guru harus terlebih dahulu membuat perangkat-perangkatnya agar

penilaian yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kompetensi yang hendak


diuji.
Susilaningsih

(2014),

juga

mengungkapkan

bahwa

assessment

performance merupakan salah satu asesmen yang paling tepat untuk praktikum
kimia. Asesmen ini mengharuskan siswa unjuk kerja, melakukan sesuatu,
mempertunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan
jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja secara prinsip terdiri atas dua
bagian, yaitu tugas (tasks) dan kriteria penilaian (rubric). Tugas-tugas kinerja
adalah tugas-tugas yang mengharuskan siswa unjuk kerja, memperlihatkan
kemampuan menangani sesuatu yang kompleks melalui penerapan pengetahuan
dan keterampilan dalam bentuk nyata (real-world applications). Tugas-tugas
kinerja di laboratorium adalah keterampilan proses sains untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja (performance
assessment), diantaranya: (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan
siswauntuk menunjukan kinerja dari suatu kompetensi; (2) Kelengkapan dan
ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut;

(3) Kemampuan-

kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; (4) Upayakan


kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua yang ingin
dinilai dapat dinilai; (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan
urutan yang akan diamati (Haryati, 2007).
Penilaian kinerja (performance assessment) dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik pengamatan atau observasi terhadap berbagai konteks untuk
menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi
dasar. Guru dapat mengembangkan instrumen penilaian sesuai kebutuhan. Format
penilaian dapat disusun secara sederhana ataupun secara lengkap (Lis Permana,
2010).
D. Pengembangan Instrumen Penilaian dalam Kegiatan Praktikum
Dalam pembelajaran kimia, aspek psikomotor banyak dilakukan dalam
bentuk kerja ilmiah di laboratorium. Atas dasar hal ini penilaian aspek psikomotor

banyak dilakukan untuk kerja laboratorium. Pedoman observasi banyak dipakai


untuk melakukan penilaian kegiatan eksperimen di laboratorium kimia. Contoh
suatu pedoman observasi pelaksanaan eksperimen kimia (kompetensi psikomotor)
ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Contoh Pedoman Observasi dalam Eksperimen Kimia
Judul Eksperimen : . . . . . . . . . . .
Nama Peserta Didik : . . . . . . . . .
No.

Aspek-aspek yang diamati

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Cara menyiapkan alat


Cara memasang alat
Cara menyiapkan bahan
Ketepatan memilih indikator
Cara melakukan titrasi
Ketepatan membaca titik awal
titrasi
7. Ketepatan membaca titik akhir
titrasi
8. Kebenaran perhitungan
Skor total
(Sukardjo & Lis Permana, 2009)

Skor
1

4
4
5
5
4
4

Skala nilai
3
2

5
35

Penilaian kinerja (performance assessment) dapat juga dilakukan


menggunakan check list (daftar cek). Ada bermacam-macam aspek yang
dicantumkan dalam daftar cek, kemudian guru tinggal memberi tanda cek ()
pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan pengamatannnya. Kelemahannya
adalah guru tau penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, ya-tidak. Siswa
mendapatkan skor apabila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati
oleh pendidik/penilai. Akan tetapi jika tidak dapat diamati maka siswa tidak
mendapat skor (Lis Permana, 2010).
Selanjutnya Lis Permana (2010), juga mengungkapkan bahwa selain
format yang sederhana, guru juga dapat mengembangkan instrumen untuk
performance assessment dengan kriteria rubrik yang lengkap. Meskipun
penggunaan rubrik ini relatif menyita waktu, akan tetapi dengan rubrik yang
lengkap guru dapat mengungkap profil performance peserta didik. Contohnya
untuk topic eksperimen pengenalan larutan dan indikator asam-basa, performance

peserta didik yang dinilai dalam eksperimen meliputi, cara menggunakan kertas
lakmus, cara menggunakan larutan indikator, dan cara mengelola zat sisa
eksperimen.
Tabel 2. Contoh Rubrik untuk Performance Assessment dalam Praktikum Kimia
No
.

Aspek yang dinilai

1.

Cara menggunakan
kertas lakmus dan
larutan indikator

2.

Cara menggunakan
indikator asam-basa

3.

Mengelola zat sisa


eksperimen

Sko
Kriteria
r
1
Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
2
Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
3
Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
4
Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
5 Menggunakan kertas lakmus sesuai
dengan prosedur percobaan
Mengamati perubahan yang terjadi pada
kertas lakmus yang telah dicelupkan
pada larutan sampel
Menggunakan larutan indikator sesuai
dengan prosedur percobaan
1
Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
2
Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
3
Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
4
Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
5 Menggunakan indikator asam-basa
secukupnya
Tidak mencampur indikator asam-basa
yang satu dengan indikator asam-basa
yang lain
Dapat mnjelaskan perubahan warna
yang terjadi pada larutan yang diuji
dengan indikator asam-basa
1
Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
2
Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
3
Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
4
Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
5 Membuang
larutan
yang
sudah
digunakan ke dalam tempat yang telah
disediakan (sesuai dengan jenis larutan)
Membuang zat padat yang sudah
digunakan ke dalam tempat sampah
yang tersedia

Tidak mengembalikan larutan yang


sudah diambil tetapi belum digunakan
pada tempat larutan semula

Peserta didk dengan kategori yang sangat baik yang memiliki skor
performance sebesar 15. Skor ini merupakan skor tertinggi dalam kriteria
penilaian ekperimen tersebut. Peserta didik dengan skor 15 karena saat
berlangsungnya penilaian kinerja, peserta didik tersebut melakukan setiap tahap
eksperimen dengan benar, teliti, dan hati-hati. Skor yang tidak sempurna diperoleh
jika peserta didik melakukan beberapa kesalahan. Misalnya, peserta didik tersebut
terbalik saat menyebutkan perubahan warna yang terjadi pada kerrtas lakmus
merah dan biru.
Tabel 3. Contoh Rubrik untuk Penilaian Laporan Praktikum
No
.

Aspek yang dinilai

1.

Bentuk laporan

2.

Data pengamatan

3.

Pembahasan

Sko
Kriteria
r
1
Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
2
Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
3
Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
4
Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
5 Tulis tangan
Menarik
Sistematik
Bahasa yang digunakan komunikatif
(mudah dipahami)
Menyajikan dasar teori yang sesuai
dengan tujuan praktikum
1
Tidak melampirkan data pengamatan
2
Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3
Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4
Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5 Data yang disajikan dalam bentuk tabel
dan atau grafik
Data yang disajikan sesuai dengan hasil
praktikum
Data yang disajikan jelas, dan mudah
dipahami
1
Tidak menyajikan pembahasan

2
3
4
5

4.

Ketepatan
pengambilan
kesimpulan

2
3
4

5.

Waktu pengumpulan
laporan resmi

1
2
3
4
5

Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi


Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
Bahasa yang digunakan komunikatif
Pembahasan sesuai dengan hasil
praktikum
Adanya hubungan antara pembahasan
dengan literatur yang diambil
Kesimpulan
tidak
disajikan
menggunakan bahasa yang komunikatif
Kesimpulan yang diambil tidak sesuai
dengan pembahasan
Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan
praktikum
Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
Kesimpulan disajikan menggunakan
bahasa yang komunikatif
Kesimpulan sesuai dengan tujuan
praktikum
Kesimpulan yang disajikan sesuai
dengan pembahasan
Kesimpulan yang diambil berdasarkan
data pengamatan
Terlambat 4 hari atau lebih
Terlambat 3 hari
Terlambat 2 hari
Terlambat 1 hari
Tepat waktu

Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arumawati, P. (2013). Pengembangan Alat Evaluasi Pskiomotor dalam
Pembelajaran Fisika SMP Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta.
Djamarah, Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryati, Mimin. (2007). Model dan Teknik Penilaian pada KTSP. Jakarta: GP.
Press.
Lis Permana, Rr. (2010). Pengembangan Instrumen Performance Assesment
Sebagai Bentuk Penilaian Berkarakter Kimia. Makalah Seminar Nasional
MIPA 2010.
Norman, S. & Iqbal, S. (2007). The Role of Laboratory Work in University
Chemistry. Journal of Chemistry Education Research and Practice, 8 (2).
Ratnawulan, Elis & Rusdiana, H. A. (2015). Evvaluasi Pembelajaran Pengantar
Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sukardjo & Lis Permana, Rr. (2009). Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta:
FMIPA UNY.
Sumaji. (2003). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Susilaningsih, Endang. (2014). Instrumen Penilaian Praktikum Kimia & Estimasi
Reliabilitasnya dengan Koefisien Generalisabilitas. Surakarta: Seminar
Nasional Kimia & Pendidikan Kimia VI.
Yuniarti, B., Fatmaryanti, S., & Maftukhin, A. (2014). Pengembangan Instrumen
Penilaian Psikomotori pada Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa Kelas X
SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi Vol.5 No 1.
September 2014.

Anda mungkin juga menyukai