Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA provided by Universitas Sriwijaya (UNSRI): E-Journal
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

PENGEMBANGAN BUKU KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI MATERI


OPTIKA GEOMETRI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS

Feranita K Haloho1), Abidin Pasaribu2) dan Ketang Wiyono2)


1
Alumni Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
2
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
fera.haloho@gmail.com

Abstrak : Telah berhasil dikembangkan buku kerja siswa berbasis inkuiri pada mata
pelajaran fisika materi optika geometri yang valid dan praktis untuk SMA kelas X.
Proses pengembangan bahan ajar ini melalui langkah-langkah penelitian pengembangan
berdasarkan model pengembangan produk Rowntree, meliputi: (1) tahap perencanaan
yakni analisis kebutuhan dan perumusan tujuan pembelajaran, (2) tahap pengembangan
yakni pengembangan topik, penyusunan draf, produksi prototipe dan (3) tahap evaluasi.
Pada tahap evaluasi, peneliti menggunakan model evaluasi formatif Tessmer yaitu: (1)
self evaluation; (2) expert review; (3) one-to-one dan (4) small group. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa walkthrough, angket tanggapan siswa dan
observasi aktivitas siswa. Hasil penelitian pengembangan bahan ajar menunjukkan
bahwa rerata penilaian validator sebesar 81,13 % (kategori sangat valid). Hasil angket
tanggapan siswa pada tahap one-to-one menunjukkan persentase rerata sebesar 83,20%
(kategori sangat praktis) dan pada tahap small group menunjukkan persentase rerata
sebesar 88,18% (kategori sangat praktis). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa buku kerja siswa berbasis inkuiri pada materi optika geometri kelas X Sekolah
Menengah Atas yang dikembangkan sangat valid dan sangat praktis.

Kata kunci : Penelitian pengembangan, Buku kerja siswa, Inkuiri, Optika geometri

Abstract : Has been successfully developed inquiry-based student workbook on the


subject matter physics geometrical optics are valid and practicalfor 10thgrade senior
high school student. The process of development of teaching materials through the steps
of research development model based product development Rowntree, include: (1) the
planning stage of the analysis needs and formulating learning goals, (2) the
development stage of development topics, drafting, production of prototypes and (3) the
evaluation phase. At this stage of the evaluation, researchers used models Tessmer
formative evaluation are: (1) self-evaluation; (2) expert reviews; (3) one-to-one and (4)
small group. Data collection techniques used in the form walkthrough, questionnaire
responses of students and student activity observation. Material development research
results showed that the average ratings of 81.13% validator (category very valid).
Results of the questionnaire responses of students at the stage of one-to-one showed an
average percentage of 83.20% (the category of very practical) and at the stage of small
group showed a mean percentage of 88.18% (category very practical). Based on the
results of the study concluded that the inquiry-based student workbook on the material
optics geometry class X High School developed a very valid and very practical

Keywords: Research development, Student workbook, Inquiry, Geometrical optics

1
Pengembangan Buku Kerja. Feranita K Haloho, Abidin Pasaribu, Ketang Wiyono

PENDAHULUAN datang pada lensa cembung atau cekung, tidak


Fisika merupakan salah satu cabang dibiaskan pada permukaan lensa tetapi pada
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang tengah lensa. Dengan kata lain, permukaan lensa
mempelajari tentang gejala gejala alam dan dan ketebalan lensa tidak punya pengaruh pada
interaksi gejala-gejala alam itu. Fisika tidak proses pembiasan cahaya. Hal ini adalah keliru,
hanya berhubungan dengan rumus, bilangan- karena cahaya dibelokkan dan dibiasakan justru
bilangan serta operasinya, tetapi fisika juga pada permukaan lensa di mana ada perbedaan
berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan indeks bias dari dua medium, yaitu udara dan
hubungannya yang diatur secara logika, kaca, atau kaca dan udara (Suparno, 2013).
sehingga fisika berkaitan dengan konsep-konsep Bahan ajar merupakan komponen
yang abstrak. Fisika merupakan ilmu penting dalam pelaksanaan pembelajaran karena
fundamental yang menjadi bagian dari melalui bahan ajar, pendidik dan peserta didik
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran.
(Supiyanto, 2002). Belajar fisika yang pertama Bahan ajar dapat membantu guru dalam
dituntut adalah mencari tahu dan mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
memahami konsep, prinsip maupun hukum- Prawiradilaga dan Eveline (2009) menyatakan,
hukum, kemudian siswa diharapkan mampu bahan ajar dalam bentuk media cetak pada
menyusun kembali dalam bahasanya sendiri hakikatnya merupakan penuangan strategi
sesuai dengan tingkat kematangan dan penyampaian pesan pembelajaran yang
perkembangan intelektualnya. lazimnya disajikan secara tatap muka di kelas.
Tujuan pembelajaran fisika di tingkat Berhubungan dengan itu, maka di dalam
SMA bertujuan untuk meningkatkan pengembangan pembelajaran dan bahan ajar,
penguasaan terhadap pengetahuan, konsep dan masalah komponen dan urutan strategi
prinsip fisika serta memiliki pengetahuan, pembelajaran serta prinsip-prinsip desain perlu
keterampilan dan sikap ilmiah (Depdiknas, mendapatkan perhatian.
2006). Guru memegang peranan penting dalam Bahan ajar cetak yang sudah
proses belajar mengajar. Guru harus mampu dikembangkan sejalan dengan pengembangan
mendorong siswa untuk menggunakan kurikulum adalah bahan ajar cetak berupa buku
kemampuan berpikir kritisnya menggunakan teks. Namun, buku teks saja tidak cukup untuk
konsep dan prinsip untuk menjelaskan berbagai mendukung proses kegiatan belajar mengajar.
peristiwa alam dan memecahkan suatu Menurut Ahsyar dalam Widodo, dkk (2013)
permasalahan agar tujuan pembelajaran fisika buku teks disusun untuk pembaca umum dan
yang diharapkan dapat tercapai. penyusunannya lebih berorientasi pada isi
Optika geometri merupakan salah satu (content oriented). Selain itu, kegiatan belajar
materi pelajaran yang sangat dekat dengan masih berlangsung satu arah karena guru masih
fenomena alam dan sering ditemui serta diamati mendominasi dalam pembelajaran. Siswa
oleh siswa secara langsung dalam kehidupan cenderung hanya menghafal rumus dengan
sehari-hari dipelajari di kelas X SMA. Materi ini benar tanpa mengetahui makna belajar fisika.
menuntut siswa untuk mampu menganalisis cara Oleh sebab itu, jenis bahan ajar cetak yang
kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dikembangkan oleh peneliti adalah bahan ajar
dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa. berbasis cetak dalam bentuk buku kerja siswa
Sebenarnya, materi ini sangat dekat dengan sebagai buku pendamping untuk membantu
fenomena yang sering dialami siswa dalam siswa.
kehidupan sehari-hari. Namun pada Meskipun saat ini media pembelajaran
kenyataannya siswa masih banyak mengalami yang sedang trend digunakan adalah media
miskonsepsi. Beberapa siswa SMA mempunyai lunak seperti Power Point, Macromedia Flash
miskonsepsi pada materi optik di antaranya dan internet, para siswa tetap membutuhkan
pembiasan pada lensa. Menurut siswa, sinar media cetak sebagai salah satu referensi mereka
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

dalam belajar. Budiningsih dalam Kuswandari Berdasarkan uraian diatas, peneliti


(2013) menyatakan pada dasarnya tidak ada tertarik untuk mengembangkan Buku Kerja
teknologi yang paling tepat untuk mencapai Siswa Berbasis Inkuiri Materi Optika Geometri
semua tujuan pembelajaran, akan tetapi Kelas X SMA. Tujuannya adalah untuk
disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggara mengembangkan buku kerja siswa berbasis
itu sendiri, sehingga meskipun kemampuan inkuiri materi optika geometri yang valid dan
teknologi yang tinggi sekarang menjadi pilihan, praktis untuk SMA kelas X.
namun siswa tetap menginginkan dan
membutuhkan media cetak non elektronik. METODE PENELITIAN
Bahan ajar berbasis inkuiri dalam Metode yang digunakan dalam
bentuk buku kerja siswa memberikan penelitian ini adalah penelitian pengembangan.
kesempatan untuk siswa dalam mengemukakan Dalam pengembangan ini, peneliti
gagasan sesuai dengan pengetahuan awal yang menggunakan model pengembangan Rowntree
dimilikinya. Siswa diberikan kesempatan untuk yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
mencari sendiri jawaban permasalahan yang perencanaan, tahap pengembangan, tahap
diberikan, dan hal lainnya yang berkaitan evaluasi. Berdasarkan rumusan masalah
dengan pengamatan dan pengalaman siswa bagaimana mengembangkan bahan ajar yang
(Hamdani, 2010:23). Dengan demikian, buku valid dan praktis pada tahap evaluasi peneliti
kerja siswa berbasis inkuiri dapat meningkatkan menggunakan model evaluasi formatif Tessmer
potensi intelektual siswa yang dalam hal ini yang terdiri dari lima tahap yaitu self evaluation,
merupakan tujuan pembelajaran fisika. Dengan expertreview, one-to-one evaluation, small
adanya buku kerja siswa berbasis inkuiri, group evaluation, dan field test. Pada tahap
pembelajaran akan terarah, siswa didorong expert review dihasilkan bahan ajar yang valid
untuk belajar secara mandiri dan siswa terlibat dan tahap one-to-one dihasilkan bahan ajar yang
aktif di dalam kegiatan pembelajaran. Tugas praktis.
guru hanya membimbing siswa dalam kegiatan Subjek pada penelitian ini adalah siswa
pembelajaran untuk mencapai tujuan kelas X MIA 1 pada tahap uji coba one-to-one
pembelajaran. dan siswa kelas X MIA 2 pada tahap uji small
Penelitian mengenai pengembangan group. Teknik pengumpulan data menggunakan
bahan ajar telah dilakukan oleh beberapa walkthrough dan angket. Walkthorugh
peneliti diantaranya pengembangan modul IPA merupakan validasi data yang melibatkan
(Biologi) berbasis inkuiri telah dilakukan beberapa ahli untuk mengevaluasi produk, alat
Ariningsih (2014). Dari hasil penelitiannya, pengumpul data yang digunakan berupa lembar
didapatkan modul yang sudah valid dan praktis. validasi. Validasi dilakukan pada tahap expert
Selanjutnya, penelitian dilakukan oleh Wahyudi review. Angket digunakan pada tahap one-to-
(2014) yang mengembangkan bahan ajar one evaluation dan small group evaluation
berbasis model pembelajaran masalah (problem untuk mengetahui pendapat siswa terhadap
based learning). Dari hasil penelitiannya, kepraktisan penggunaan bahan ajar.
didapatkan bahan ajar yang valid dan praktis.
Selanjutnya ada juga penelitian pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan ajar sains berbasis inkuiri pada materi Pada penelitian ini telah dikembangkan
bioteknologi untuk SMP oleh Restuwati (2014). buku kerja siswa berbasis inkuiri materi optika
Dari hasil penelitiannya, didapatkan bahan ajar geometri yang valid dan sangat praktis. Adapun
yang valid dan praktis serta respon positif hasil dari penelitian dijelaskan sebagai berikut:
terhadap bahan ajar oleh siswa.
3
Pengembangan Buku Kerja. Feranita K Haloho, Abidin Pasaribu, Ketang Wiyono

1. Deskripsi produk buku kerja siswa berbasis 3. IGA 85,3%


inkuiri Persentase Rerata 83,20%
2. Buku kerja siswa yang dikembangkan Kategori Sangat Praktis
merupakan buku kerja siswa berbasis inkuiri Tabel 3. Rekapitulasi hasil penilaian angket
materi optika geometri kelas X Sekolah pada tahap small group
Menengah Atas. Adapun pokok bahasan yang No. Validator Rata-Rata
dikembangkan adalah pemantulan cahaya, 1. LSO 78,66%
pembiasan cahaya dan alat-alat optik. Pemilihan 2. LRS 90,66%
ketiga materi tersebut berdasarkan analisis 3. MS 90,66%
silabus yang dilakukan pada tahap perencanaan. 4. RM 84,0%
Pemilihan ketiga materi tersebut dengan 5. FLO 82,66%
pertimbangan bahwa ketiga materi dapat
6. DS 86,66%
dikembangkan ke dalam pola inkuiri.
7. YF 92,0%
3. Hasil validitas buku kerja siswa
8. RNP 94,66%
4. Data hasil penelitian (Tabel 1) menunjukkan
9. DNA 94,66%
bahwa buku kerja siswa berbasis inkuiri materi
Persentase 88,18%
optika geometri yang telah dikembangkan valid.
Rerata
Validasi yang dilakukan meliputi validasi isi
Kategori Sangat Praktis
(content), desain dan kebahasaan. Validasi
dilakukan setelah melalui self evaluation yang
dilakukan sendiri terhadap prototipe pertama. Proses pengembangan bahan ajar
berbasis model pembelajaran inkuiri pada
materi optika geometri kelas X SMA telah
Tabel 1. Rerata Hasil Penilaian Validator
dilakukan oleh peneliti. Melalui prosedur
No. Validator Rata-Rata
pengembangan menggunakan model
1. Isi 72,0%
pengembangan produk Rowntree dan evaluasi
2. Desain 75,4%
formatif Tessmer, maka diperoleh bahan ajar
3. Kebahasaan 96,3%
berbasis model pembelajaran inkuiri yang valid
Persentase Rerata 81,13%
dan prakis. Model pengembangan produk
Kategori Sangat Valid Rowntree adalah model yang berorientasi pada
produk, khususnya untuk menghasilkan suatu
bahan ajar yang terdiri dari tiga tahap, yaitu
1. Hasil Uji Kepraktisan Buku Kerja Siswa tahap perencanaan, tahap pengembangan dan
Buku kerja siswa materi optika geometri kelas tahap evaluasi. Selanjutnya, untuk tahap
X Sekolah Menengah Atas yang dikembangkan evaluasi digunakan model evaluasi formatif
dinyatakan praktis berdasarkan hasil angket Tessmer yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu
pada tahap one-to-one evaluation (Tabel 2) dan tahap self evaluation, expert review, one-to-one
small group evaluation (Tabel 3). Secara evaluation dan small group. Penelitian ini hanya
praktikalitas, buku kerja siswa berbasis inkuiri bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang
mudah digunakan dan dilengkapi dengan valid dan praktis tidak sampai ke uji coba untuk
petunjuk-petunjuk yang jelas. melihat efek potensial dari penggunaan bahan
ajar terhadap hasil belajar siswa pada materi
optika geometri sehingga tahap field test tidak
Tabel 2. Rekapitulasi hasil penilaian angket
dilaksanakan.
pada tahap one-to-one
Bahan ajar yang dikembangkan meliputi
No. Nama Siswa Rata-Rata
bagian halaman depan (cover), kata pengantar,
1. MTR 82,6%
daftar isi, petunjuk belajar, kompetensi dasar,
2. ER 82,6%
kompetensi inti, peta konsep, pendahuluan,
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran yang diperoleh persentase rerata aktivitas siswa
disajikan dalam 3 pertemuan dan setiap sebesar 90% dan tergolong sangat baik.
pertemuan disajikan kegiatan belajar sesuai
dengan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran inkuiri, lembar percobaan siswa,
latihan dan tugas. KESIMPULAN
Prototipe 1 yang telah dihasilkan pada Berdasarkan hasil penelitian
tahap pengembangan terlebih dahulu dievaluasi pengembangan bahan ajar berbasis model
sendiri oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan pembelajaran inkuiri pada materi optika
pembimbing skripsi. Setelah itu prototipe 1 geometri kelas X SMA yang telah dilakukan
divalidasi oleh ahli. Validator tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
memberikan komentar serta saran terhadap 1. Bahan ajar berbasis model pembelajaran
bahan ajar yang dikembangkan peneliti. inkuiri pada materi optika geometri kelas X
Sebelum validator memberikan nilai berupa SMA yang dikembangkan oleh peneliti
skor pada lembar validasi, peneliti merevisi dinyatakan valid berdasarkan hasil validasi
prototipe 1 berdasarkan komentar dan saran dengan para ahli. Hal ini dapat diketahui
validator yakni bagian materi, desain dan dari persentase rerata penilaian hasil
memperbaiki penyusunan kalimat. Berdasarkan validasi ahli sebesar 81,13 dengan kategori
hasil rekapitulasi validasi oleh validator, bahan valid.
ajar yang telah dikembangkan oleh peneliti 2. Bahan ajar berbasis model pembelajaran
dinyatakan sanagt valid dengan persentase inkuiri pada materi optika geometri kelas X
rerata penilaian hasil validasi ahli sebesar SMA yang dikembangkan oleh peneliti
81,13%. dinyatakan praktis. Hal ini dapat diketahui
Pada tahap one-to-one prototipe 1 berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
diujicobakan kepada 3 orang siswa. Selama pada tahap small group dengan persentase
kegiatan ujicoba one-to-one berlangsung, rerata sebesar 88,18% dengan kategori
peneliti berinterakasi dan berkomunikasi sangat praktis. Dengan demikian bahan ajar
langsung dengan ketiga siswa untuk melihat berbasis model pembelajaran inkuiri yang
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dikembangkan telah teruji praktikalitasnya.
selama menggunakan prototipe 1. Berdasarkan
hasil rekapitulasi angket tanggapan siswa SARAN
terhadap bahan ajar pada tahap one-to-one, Berdasarkan penelitian pengembangan
bahan ajar yang telah dikembangkan oleh bahan ajar berbasis model pembelajaran inkuiri
peneliti dinyatakan sangat praktis dengan pada materi optika geometri kelas X SMA yang
persentase rerata sebesar 83,20%. telah dilakukan, peneliti menyarankan saran,
Pada tahap small group, prototipe 2 bahan ajar berbasis model pembelajaran inkuiri
diujicobakan kepada 9 orang siswa. Pada tahap yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat
ini siswa melakukan pembelajaran dengan digunakan oleh guru fisika di sekolah-sekolah
menggunakan bahan ajar berbasis model sebagai suplemen bahan ajar dalam menerapkan
pembelajaran inkuiri yang dikembangkan oleh pelaksanaan pembelajaran berbasis inkuiri.
peneliti. Selama proses pembelajaran
berlangsung, aktivitas siswa diamati dan dinilai UCAPAN TERIMAKASIH
dengan menggunakan lembar observasi. Penulis mengucapkan terimakasih
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, kepada Dr. Ketang Wiyono, M.Pd atas topik
penelitian yang merupakan bagian dari
5
Pengembangan Buku Kerja. Feranita K Haloho, Abidin Pasaribu, Ketang Wiyono

penelitian yang diketuai oleh Bapak Dr. Ketang Besaran Fisika. Universitas Sebelas
Wiyono, M.Pd. yang berjudul “Pengembangan Maret Surakarta.
buku kerja siswa berbasis inkuiri materi optika
geometri kelas X Sekolah Menengah Atas. Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, D. 2010. Pengembangan Buku Kerja Maudiarti, S., Suma, A., Prawiradilaga, D.S.
Siswa Mata Pelajaran Teknologi 2009. Buku Kerja: Prinsip Disain
Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas Pembelajaran. Jakarta: Kencana
VIII di Sekolah Menengah Pertama.
Tesis. Palembang: PPs Unsri. Prawiradilaga, D.S., Eveline, S. 2009. Mozaik
Teknologi Penelitian. Jakarta:
Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Universitas Negeri Jakarta.
Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Prawiradilaga. 2009. Prinsip Disain
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2006 Tentang Standar Kompetensi Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem
Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian
Dasar dan Menengah. Jakarta: Rakyat.
Depdiknas Ditjen Mandikdasmen
Putra, S.R. 2013. Desain Belajar Mengajar
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta:
Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat DIVA Press.
Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Riduwan. 2010. Metode & Teknik Menyusun
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Tesis. Bandung: Alfabeta.
Bandung : Pustaka Setia
Rusman., Kurniawan, D., Riyana, C. 2011.
Hermansyah. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Berbasis Teknologi
Berbasis Pendekatan Sains Teknologi Informasi dan Komunikasi
dan Masyarakat (STM) pada Pelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Fisika Kelas X di SMA N 1 Palembang. Jakarta : Rajawali Pers.
Tesis. Palembang: PPs Unsri.
Santyasa, I.W. 2009. Metode Penelitian
Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pengembangan dan Teori
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Pengembangan Modul. Makalah
Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 disajikan dalam Pelatihan Bagi Para
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK,
Kurikulum Sekolah Menengah Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja:
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Universitas Pendidikan Ganesha.
Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Sari, N.D., Lizelwati, N., Eliwastis.
Pengembangan Alat Peraga Praktikum
Kuswandari, M., Sunarno, W., Supurwoko. Sederhana dan Modul Penuntun
2013. Pengembangan Bahan Ajar Praktikum Untuk Materi Listrik
Fisika SMA dengan Pendekatan Dinamis pada Pelajaran Fisika Kelas X
Kontekstual pada Materi Pengukuran SMA. STAIN Batusangkar
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Tessmer, M. 1993. Planning and Conducting


Formative Evaluations. London: Kogan
Page.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran


Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu.


Jakarta: Bumi Aksara.

Wenning, C.J. 2011. The Levels of Inquiry


Model of Science Teaching. Journal of
Physics Teacher Education Online;
6(2), 8-16. Diakses September 01, 2015
dari www.phy.ilstu.edu/jpteo/.

Yulianty, D. 2010. Pengembangan Bahan Ajar


Matematika Berbasis Konstruktivisme
pada Pokok Bahasan Turunan di kelas
XI IPA Madrasyah Aliyah Negeri
(MAN) 3 Palembang. Tesis. Palembang:
PPs Unsri.

Yulianti, R.D. 2012. Pengembangan Modul


Pembelajaran Biologi dengan
Menggunakan Mind Map untuk Sekolah
Menengah Atas. Tesis. Palembang: PPs
Unsri.

Zulkardi. 2002. Formative Evaluation: What,


Why, When, How. Diakses Maret 03,
2015 dari
http://www.oocities.org/zulkardi/books.
html.

Anda mungkin juga menyukai