Anda di halaman 1dari 17

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat IPA
Menurut Susanto (2014) Sains atau IPA , adalah usaha manusia untuk
menarik kesimpulan dari hasil pengamatan sesuai dengan praktik yang memiliki
tujuan tertentu. Penerapan sains, yang merupakan suatu kumpulan hipotesis yang
sistematis, biasanya dibatasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan
ditemukan atau dihasilkan dengan menggunakan prosedur ilmiah (Trianto, 2007).
Metode ilmiah meliputi observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah
seperti rasa ingin tahu untuk mempelajari lebih lanjut, keterbukaan, kejujuran, dan
sifat-sifat serupa lainnya. Dengan demikian, IPA merupakan ilmu yang
menggabungkan eksperimen, observasi, dan metode ilmiah (metode saintifik)
untuk menjelaskan alam semesta.
Menurut (Depdiknas, 2007), ada empat komponen dasar yang
membentuk hakikat IPA.
a. Sikap: seperti rasa ingin tahu terhadap makhluk hidup, gejala alam, dan
hubungan sebab akibat, yang merupakan tanda-tanda awal dari permasalahan
alam yang dapat dipecahkan dengan metode ilmiah.
b. Proses: langkah-langkah yang terlibat dalam menerapkan metode ilmiah pada
suatu masalah.
c. Produk mencakup hal-hal seperti hukum, teori, aturan dan kebenaran.
d. Aplikasi menggunakan prinsip-prinsip sains dan proses ilmiah.
Dalam memahami IPA pada Sekolah Menengah Atas, peserta didik yang
diajari secara langsung dapat menemukan pengetahuan mereka sendiri dalam
memahami sains daripada melalui kegiatan hafalan. Menurut Susanto (2014),
peserta didik dapat memperoleh pengetahuan secara langsung melalui
pengamatan, percakapan, dan penelitian yang mudah. Oleh karena itu, melalui

9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

pembelajaran berbasis masalah dalam sains, siswa dapat membangun kemampuan


berpikir kritis dan pola pikir ilmiah.
2. Hakikat Fisika
Hakikat Fisika merupakan kumpulan prosedur yang digunakan untuk
mengajarkan fenomena dalam bidang fisika (Trianto, 2010). Menurut (Kurniawati
& Nita, 2018) Fisika merupakan bidang ilmu yang mengajarkan tentang suatu
kejadian nyata yang dapat didemonstrasikan secara matematis. Priandono dkk.
(2012) menyatakan bahwa fisika merupakan salah satu cabang dari sains atau IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam). IPA berkaitan dengan cara mengumpulkan data secara
sistematis tentang alam sekitar. Penemuan-penemuan, fakta-fakta, gagasan-
gagasan, atau prinsip-prinsip yang ditemukan, serta kesempatan untuk
menggunakan pengetahuan untuk memudahkan kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, fisika merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
mengajarkan suatu fenomena, peristiwa, atau gejala yang konkret melalui
sejumlah prosedur ilmiah dan dapat dibuktikan secara ilmiah sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat pembelajaran fisika harus
dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan metode yang digunakan oleh para
fisikawan untuk memperoleh pengetahuan. Untuk membantu peserta didik lebih
memahami topik-topik yang diajarkan dalam fisika, guru harus memberikan
petunjuk kepada siswa tentang cara mengidentifikasi fenomena dan
menciptakannya semirip mungkin.
Sutrisno menyatakan dalam Kurniawati & Nita (2018) bahwa fisika
adalah ilmu yang mengajarkan struktur materi dan interaksinya. Ilmu Fisika
bertujuan agar siswa dapat mempelajari sistem alam dan sistem buatan manusia,
termasuk teknologi. Prosedur ilmiah diperlukan untuk menghasilkan produk
ilmiah ketika memahami sistem alam dan buatan. Oleh karena itu, pembelajaran
fisika di sekolah perlu menyediakan sarana bagi peserta didik untuk memperoleh
produk ilmiah melalui penggunaan prosedur ilmiah, seperti melalui pengamatan
fenomena, praktikum, simulasi, dan lain-lain.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

Fisika bagi peserta didik adalah mata pelajaran yang selalu memberikan
tantangan di sekolah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa peserta didik yang
belajar fisika berpartisipasi dalam atau langsung melihat fenomena saat kejadian
tersebut terjadi. Hal tersebut menjadi inspirasi bagi para guru dalam mengajar
fisika agar peserta didik memiliki pemahaman yang kuat mengenai dasar-dasar
mata pelajaran ini. Namun, para peserta didik belum sepenuhnya terlibat dalam
pembelajaran fisika yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa peserta
didik merasa kesulitan untuk memahami bagaimana pelajaran fisika yang
disampaikan, yang dianggap membosankan karena lebih menekankan pada
hafalan rumus atau penjelasan fisika yang tidak menarik.
3. Hakikat Hasil Belajar Fisika
Keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah evaluasi hasil belajar yang merupakan
penilaian terhadap pencapaian peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran
(Sudiartini dkk., 2021). Sangat penting bagi seorang guru untuk menyampaikan
informasi dengan jelas dan sederhana selama proses pembelajaran agar peserta
didik mampu memahami materi dengan baik. Dengan demikian, berdasarkan
penyampaian proses pembelajaran yang dilakukan guru, peserta didik dapat
meningkatkan hasil belajarnya. Evaluasi yang dilakukan guru di akhir proses
pembelajaran untuk menilai pengetahuan dan kemampuan yang telah diperoleh
peserta didik sebagai hasil dari penyerapan informasi juga tercermin dalam hasil
belajar (Sawaluddin & Siddiq, 2020). Hasil belajar dapat digambarkan sebagai
kapasitas seseorang untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan sekolah atau
sebagai ukuran yang dapat digunakan untuk menilai kecakapan siswa setelah
suatu program pendidikan formal diluncurkan dan dilaksanakan oleh guru di
sekolah atau kelas yang bersangkutan (Nurrita, 2018).
Hasil dari kegiatan belajar dalam fisika disajikan dalam bentuk huruf
dalam daftar nilai mata pelajaran fisika. Hasil tersebut merupakan hasil dari
kegiatan pembelajaran. Pengukuran dan evaluasi hasil belajar siswa akan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

dilakukan untuk menentukan seberapa baik mereka belajar selama proses belajar
mengajar.
Perubahan perilaku yang melibatkan komponen kognitif, fisik, afektif,
dan psikomotorik merupakan salah satu komponen kunci dari hasil belajar.
Kebiasaan sehari-hari yang diterapkan siswa untuk membantu pembelajaran
mereka terkait erat dengan keberhasilan akademik mereka. Prestasi belajar siswa
dapat diperoleh dengan terlibat dalam kegiatan aktif (Sari, 2020). Oleh karena itu,
untuk memaksimalkan hasil belajar, guru harus berupaya mengembangkan
lingkungan belajar yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Evaluasi hasil belajar ditampilkan dalam jenis nilai yang mencakup
beberapa aspek penilaian, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana,
2006), ketiga kriteria tersebut meliputi :
a. Kognitif, kemampuan kognitif meliputi kemampuan mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, dan mensintesis.
b. Afektif meliputi menerima, menanggapi, menilai, dan menentukan sikap,
organisasi, dan karakteristik nilai.
c. Kemampuan psikomotorik mencakup respons gerak yang bersifat refleks,
keterampilan motorik dasar, persepsi, kemampuan fisik, keterampilan khusus
dan kemampuan komunikasi non-linear, seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.
4. Pendekatan Saintifik
Menurut Nurdyansyah & Fahyuni (2016), metode ilmiah merupakan ide
dasar yang menginspirasi atau melandasi penciptaan strategi pembelajaran yang
menggunakan karakteristik ilmiah. Ide atau prinsip yang mendasari
pengembangan metode ajar mengandung karakteristik ilmiah (kemendiknas,
2013). Dengan demikian, pendekatan saintifik merupakan strategi pembelajaran
yang didasarkan pada karakteristik sains yang bertujuan untuk membantu peserta
didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang lebih baik.
Pendekatan saintifik memberikan landasan yang kuat untuk proses pembelajaran
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

yang efektif. Menurut Hosnan (2014), Kurikulum 2013 mengarahkan proses


pembelajaran untuk memaksimalkan seluruh potensi siswa dalam rangka
membantu mereka mencapai kompetensi yang diinginkan. Kurikulum 2013 dapat
menerapkan pendekatan saintifik yang dapat dilakukan dengan upaya
meningkatkan tiga aspek; sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penggunaan konsep-konsep berikut ini diperlukan agar kegiatan
pembelajaran menjadi berkualitas. Prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran
yang diterapkan adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran yang terpusat pada peserta didik;
b. Pembelajaran meningkatkan kreativitas peserta didik;
c. Pembelajaran menjadikan keadaan menjadi menantang dan membuat
menyenangkan;
d. Pembelajaran bermuatan etika, nilai, logika, estetika dan kinestetika; dan
e. Taktik dan pendekatan pembelajaran yang terkait dengan konteks, efisiensi,
efektivitas, relevansi, dan kegembiraan digunakan dalam setiap proses
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 mendorong peserta didik
untuk:
a. Secara mandiri melakuan pencarian dan analisis informasi yang rumit;
b. Membandingkan informasi baru dengan apa yang telah mereka ketahui;
c. Menerapkan kemajuan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
lingkungan, waktu dan tempat peserta didik saat ini.
Peserta didik secara aktif memperoleh konsep, hukum, atau prinsip
melalui serangkaian tahapan dengan menggunakan kurikulum 2013 dan
pendekatan saintifik sebagai rencana proses pembelajaran. Menurut Hosnan
(2014), proses-proses tersebut meliputi melakukan pengamatan untuk
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai pendekatan, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Menurut Hosnan (2014), ada beberapa ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik, sebagai berikut.
a. Penekanan utama pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b. Membangun konsep, hukum, atau prinsip melibatkan penggunaan kemampuan
proses sains.
c. Memperhatikan proses kognitif, khususnya kemampuan berpikir kritis, yang
dapat mendorong perkembangan pengetahuan.
d. Mampu memperkuat karakter moral peserta didik.
Menurut Hosnan (2014), berikut ini adalah tujuan yang ingin dicapai
dalam penerapan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran:
a. Pertumbuhan intelektual peserta didik, terutama kemampuan mereka untuk
berpikir kritis.
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan masalah
secara metodis.
c. Menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
d. Memperoleh hasil belajar yang baik.
e. Mengembangkan kemampuan menulis peserta didik, khususnya yang
berkaitan dengan pembuatan publikasi ilmiah.
f. Meningkatkan karakter peserta didik.
Metode ilmiah melibatkan langkah-langkah umum yang tercantum di
bawah ini, menurut penjelasan Hosnan (2014)
a. Mengamati
Dengan memperhatikan taktik pembelajaran kontekstual dan
memanfaatkan media asli, metode observasi merupakan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk melakukan pengamatan secara langsung.
b. Meminta Informasi (Menanya)
Langkah ini meliputi mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi
temuan yang belum jelas atau untuk mendapatkan informasi terbaru tentang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

apa yang sudah diperhatikan (dimulai dengan pertanyaan berdasarkan fakta


dan bergerak menuju pertanyaan yang didasarkan pada hipotesis).
c. Pengumpulan Informasi (Bereksperimen)
Proses ini meliputi mencari dan mengumpulkan data dari berbagai
sumber.
d. Mengasosiasi, mengolah informasi, dan menganalisis (associating)
Untuk sampai pada temuan seperti dalam sains, proses menalar
digunakan untuk berpikir secara logis dan metodis terhadap data faktual yang
dapat diobservasi.
e. Mengkomunikasikan dan Belajar (communicating and learning)
Tugas ini meliputi mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh
melalui kegiatan mengumpulkan informasi, membuat hubungan antar
gagasan, dan mengidentifikasi pola. Sesuai dengan Permendikbud Nomor
81a Tahun 2013 (Hosnan, 2014), Hasil pengamatan dan penilaian
berdasarkan analisis dapat dikomunikasikan secara lisan, tertulis, atau melalui
media lain sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran yang melibatkan
komunikasi.
Pendekatan saintifik melibatkan beberapa bentuk kegiatan
pembelajaran yang disajikan pada Tabel 2.1 Bentuk Kegiatan Pembelajaran
Saintifik
Tabel 2. 1 Bentuk Kegiatan Pembelajaran Saintifik
Kegiatan Aktivitas Belajar

Mengamati Melakukan pengamatan, mengamati dengan mata,


(observing) telinga, dan alat bantu, serta membaca.
Menanya Mengajukan pertanyaan mulai dari yang faktual
(questioning) sampai kepada yang bersifat hipotetik, baik dengan
bimbingan guru maupun secara mandiri.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Pengumpulan data Mengidentifikasi data yang diperlukan berdasarkan


(experimenting) pertanyaan, mencari sumber data (seperti objek,
dokumen, dan buku), dan mengumpulkan data.
Mengasosiasi Analisis data melibatkan pengelompokan data ke
(associating) dalam kategori-kategori, mengidentifikasi hubungan
antara kategori dan data, dan menarik kesimpulan dari
temuan analisis.
Mengkomunikasi Mengkomunikasikan kesimpulan konsep dengan
lisan, tulisan, visual, diagram, atau cara lain.

5. Hakikat Media Pembelajaran


Menurt Heinich dkk. (1982) dalam Arsyad (2016) menjelaskan istilah
medium sebagai perantara yang menghubungkan antara sumber dan penerima.
Secara harfiah, medium adalah perantara atau pengantar pesan antara komunikator
dan komunikan. Komunikator mengirimkan pesan dalam bentuk informasi, atau
informasi yang diubah menjadi simbol-simbol seperti kata-kata, suara, gambar,
dan jenis media lainnya. Dengan menerima pesan-pesan ini melalui indera
penerima dengan bantuan media, komunikan memproses komunikasi. Komunikan
hanya dapat memahami satu sama lain setelah komunikasi diproses oleh indera
masing-masing (Rohani, 2019).
Dalam konteks pendidikan, media merupakan salah satu instrumen yang
sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai
bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik bekerja sama dengan
pihak ketiga untuk menyampaikan informasi berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Guru menyampaikan pesan-pesan ini melalui penggunaan media dan
materi pembelajaran (Hamid dkk., 2020). Untuk memastikan bahwa pesan, nilai,
dan pemahaman disampaikan kepada peserta didik dengan cara yang sesuai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

dengan tujuan pembelajaran dan indikator kinerja, komunikasi antara guru dan
peserta didik dapat dipermudah dengan adanya media pembelajaran.
Media interaktif yang sering dikenal dengan multimedia merupakan
kombinasi dari suara, teks, video yang disimpan dalam komputer (Rohani, 2019).
Media interaktif adalah konten pendidikan yang mencakup audio, video, gambar,
animasi, grafik, dan teks. Bentuk media ini sering digunakan untuk melibatkan
peserta didik dalam konten pendidikan. Media interaktif adalah kategori media
yang memiliki alat pengontrol ( tautan) yang dapat digunakan pengguna untuk
memilih tindakan terbaik untuk langkah-langkah berikutnya. (Rohmani dkk.,
2015).
Tujuan media, dalam pandangan Munandi (2013), adalah untuk
memenuhi tuntutan peserta didik secara penuh dalam hal pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam beberapa keadaan, terutama ketika digunakan sebagai
sumber belajar, media pembelajaran dapat berfungsi sebagai pengganti fungsi
guru. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan secara signifikan dengan penggunaan
media interaktif selama proses pembelajaran. Multimedia interaktif memiliki
kekuatan untuk menginstruksikan langkah-langkah atau proses tertentu. Media
pembelajaran interaktif, menurut Munandi (2013), memberikan sejumlah manfaat
sebagai media pembelajaran, antara lain:
a. Interaktif. Peserta didik didorong untuk berpartisipasi secara auditorial, visual
dan kinestetik ketika menggunakan media interaktif, sehingga dengan
partisipasi ini informasi atau pesannya mudah dipahami oleh peserta didik.
b. Menawarkan suasana keterikatan yang unik. Peserta didik akan merasa tidak
bosan dan sabar dalam mengikuti instruk sehingga dapat menciptakan
lingkungan yang lebih afektif secara personal.
c. Meningkatkan keinginan untuk belajar peserta didik. Ketika kebutuhan siswa
terpenuhi, mereka akan lebih termotivasi untuk terus belajar.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

d. Memberikan respon. Multimedia interaktif dapat dengan cepat memberikan


respons terhadap tujuan pembelajaran yang telah diselesaikan oleh peserta
didik.
e. Media interaktif sepenuhnya berada di bawah kendali pengguna.
Dalam membuat media interaktif, perancang dan memproduksi harus
memperhatikan beberapa faktor, yang menurut Munandi (2013) adalah sebagai
berikut:
a. Kesederhanaan navigasi. Untuk menghindari keharusan peserta didik untuk
memahami komputer terlebih dahulu, maka desain program media harus
dibuat lebih sederhana.
b. Kriteria isi kognitif. Program media harus mencakup pemahaman kognitif
yang diperlukan peserta didik.
c. Penggunaan media. Media harus menggabungkan komponen tambahan dan
bakat berbasis pengetahuan. Pembelajaran terpadu memberikan penekanan
pada berbagai kemampuan linguistik, termasuk berbicara, menulis,
mendengarkan, dan membaca.
d. Estetika. Untuk menarik perhatian peserta didik, program media harus terlihat
menarik secara visual.
e. Kriteria terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah fungsionalitas secara
keseluruhan.
Media pembelajaran yang baik digunakan menurut Sriadhi (2018) adalah
media yang masuk dalam kategori validitas yang baik. Sebuah media
pembelajaran harus melalui proses validasi oleh para ahli untuk memastikan
apakah media tersebut termasuk dalam kategori ini. Materi pembelajaran juga
harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik, konten yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan media yang mudah digunakan. Oleh
karena itu, agar media pembelajaran dapat digunakan secara praktis sebagai alat
bantu pembelajaran, maka media tersebut harus mendapatkan validasi dari para
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

ahli berdasarkan unsur kebahasaan, kebenaran materi, dan kesesuaian media yang
digunakan.
6. Materi Gejala Pemanasan Global
Gejala pemanasan global menggambarkan peningkatan suhu rata-rata
permukaan bumi yang nyata dalam waktu yang relatif singkat. Fenomena ini
disebabkan oleh peningkatan jumlah gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon
dioksida (CO2), sebagai akibat dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan
bakar fosil dan penggundulan hutan.
Perubahan iklim merupakan hasil dari pemanasan global, melibatkan
perubahan pola cuaca, suhu udara dan air yang lebih tinggi, mencairnya lapisan
es di kutub, peningkatan permukaan laut, dan efek lainnya pada ekosistem dan
kehidupan manusia. Hal ini dianggap sebagai ancaman besar bagi stabilitas
ekosistem dan kelestarian lingkungan di dunia.
Meningkatnya suhu ekstrem, kekeringan, banjir, penurunan produksi
pertanian, migrasi populasi hewan, dan risiko terhadap keanekaragaman hayati
hanyalah sebagian kecil dari dampak pemanasan global. Oleh karena itu, untuk
mengurangi dan mengelola dampak pemanasan global, sangat penting untuk
melakukan upaya meminimalkan emisi gas rumah kaca.
Iklim dapat ditentukan dengan mempertimbangkan rata-rata jangka
panjang dari suhu, tekanan udara, kecepatan angin, dan kelembaban. Suhu udara
permukaan merupakan salah satu parameter perubahan iklim yang penting
(Prasetyo dkk., 2021). Pada tahun 1990 hingga 2019, suhu udara permukaan di
Pulau Jawa meningkat sebesar 0,11°C hingga 1,24°C, berdasarkan data observasi
yang dikumpulkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
dan pemodelan analisis ulang.
Menurut Puspitasari & Surendra (Prasetyo dkk., 2021), peningkatan suhu
udara permukaan merupakan salah satu tanda gejala pemanasan global yang
disebabkan oleh perpindahan energi yang tidak seimbang dari dan ke dalam bumi.
Berdasarkan data pengamatan BMKG dari tahun 1981 hingga 2018, peta pada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Gambar 2.3 menggambarkan tren suhu rata-rata di wilayah Indonesia. Tren suhu
rata-rata menunjukkan peningkatan positif yang bervariasi sekitar 0,03oC (Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, tanpa tahun).
Gambar 2. 1 Anomali dan Suhu Rata-rata Tahunan

Materi gejala pemanasan global tidak selalu disampaikan oleh pendidik


secara langsung di kelas dan peserta didik diharapkan untuk belajar secara mandiri.
Selain itu, peserta didik hanya memahami materi ini dari segi teori dan belum
sampai pada aplikasi dalam kehidupan, serta jarang diberikan kegiatan praktik.
Gejala pemanasan global adalah materi yang sulit untuk diamati secara langsung
oleh peserta didik karena merupakan suatu gejala yang membutuhkan waktu
bertahun-tahun dalam proses pengamatan dan penarikan kesimpulan. Dibutuhkan
tahap-tahap pembelajaran untuk memahami konsep gejala pemanasan global,
tahap tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan belajar
menggunakan pendekatan saintifik. Materi pembelajaran gejala pemanasan global
secara lengkap disajikan pada Lampiran 1. Materi Gejala Pemanasan Global.
7. Microsoft Sway
Microsoft Sway adalah aplikasi yang memfasilitasi guru dalam membuat
dan berbagi tutorial interaktif, sumber daya pendidikan, dan dokumen dengan
konten berbeda (Widiastuti & Wiyarno, 2019). Microsoft Sway adalah perangkat
lunak yang dapat digunakan peserta didik dan guru sebagai media untuk
mempublikasikan hasil belajar, hasil penelitian, laporan, atau presentasi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Microsoft Sway fleksibel dan dapat digunakan untuk mengembangkan konten


yang mendukung berbagai jenis media, seperti teks, gambar, video, suara, diagram,
dan membuat presentasi, dan lain sebagainya.
Microsoft Sway (1) Memiliki pilihan konten yang beragam sehingga
dapat meningkatkan kreativitas peserta didik, (2) Mengajak peserta didik berpikir
secara sistematis dan melaporkan hasil yang ditemukan secara konseptual, (3)
Dapat menggunakan audio, video, media gambar tanpa mengunduh media, (4)
Dapat didesain sesuai kebutuhan guru sehingga tampilan lebih menarik, (5) Dapat
menambahkan absensi dan soal yang telah dibuat pada Microsoft Form (6) Guru
dapat melihat berapa orang yang membuka media tersebut, (7) Jika koneksi
internet kurang baik absensi atau pertanyaan yang otomatis menjadi link, (8)
Aplikasi Sway dilengkapi dengan aplikasi untuk memudahkan pengguna
berkolaborasi dengan pengguna lain dalam membuat proyek Sway (Ardian dkk.,
2020).
Tampilan Microsoft Sway responsif. Saat mengakses Microsoft Sway,
tampilan menyesuaikan dengan ukuran layar yang Anda akses. Saat
mengaksesnya di smartphone, desainnya juga menyesuaikan dengan smartphone
dan saat diakses di laptop, desainnya juga menyesuaikan dengan desain laptop.
Pembelajaran dengan Microsoft Sway dapat diakses oleh peserta didik kapanpun,
dimanapun, tanpa memandang ruang dan waktu (Huda, 2017).
Tautan yang mudah dibagikan dapat digunakan untuk
mengomunikasikan presentasi kepada para penerima. Penyusun presentasi
memiliki beragam tema desain yang dapat dipilih pada platform Sway.com.
Pengguna harus terlebih dahulu membuat akun di Sway.com dan menggunakan
email dengan domain outlook.com untuk mengakses layanan situs ini.
Prosesnya cukup sederhana untuk mulai menggunakan aplikasi ini.
Gunakan mesin pencari untuk menemukan situs web Microsoft Sway, yang
beralamat di www.Sway.com. Selanjutnya, gunakan akun Microsoft (Hotmail, live,
atau Outlook.com) untuk masuk. Melalui www.microsoft.com, Anda dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

membuat akun gratis jika belum memilikinya. Pengguna diberi akses ke menu
utama setelah masuk, di mana mereka dapat membuat presentasi, laporan, buletin,
dan cerita berdasarkan preferensi mereka. Salah satu keuntungan dari aplikasi ini
adalah, setelah pengguna membuat dan menyimpan presentasi, mereka tidak perlu
khawatir akan kehilangan data jika laptop mereka dicuri atau rusak karena aplikasi
Sway menyimpan data di cloud. Karena aplikasi Sway berbasis web dan terhubung
ke internet secara langsung, data disimpan di www.sway.com.
Aplikasi presentasi sejenis Microsoft Sway yaitu PowerPoint dan Prezi.
Microsoft Office PowerPoint dan Microsoft Sway adalah sebuah program
komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket
aplikasi kantoran mereka. Prezi adalah sebuah perangkat lunak (software)
kontemporer yang menjalankan tugas yang hampir sama dengan PowerPoint
dalam hal presentasi berbasis internet.
Microsoft Sway mempunya fungsi yang mirip dengan PowerPoint,
menurut Eko Lanannueardy (dalam Huda (2017), namun Microsoft Sway
memiliki lebih banyak fitur pendukung, pilihan desain yang lebih lengkap, dan
pilihan template yang lebih banyak dalam berbagai model yang dapat
dikombinasikan dengan versi online sehingga menghasilkan tampilan variatif.
Menurut (Dwi Yunitasari, 2018), perbedaan aplikasi Microsoft Sway
dengan Aplikasi Presentasi Prezi.
a. Prezi hanya menggunakan teknologi ZUI (Zooming User Interface) sehingga
tampilannya terlihat membosankan. Disisi lain, Microsoft Sway menawarkan
tiga tampilan yang dapat disesuaikan dengan tampilan presentasi, tampilan
dapat diubah menjadi tampilan gulir vertikal, gulir horizontal atau keduanya.
Tampilan Sway bersifat responsif sehingga tampilannya menyesuaikan
dengan ukuran layar pengakses.
b. Tampilan tema Prize lebih bervariasi dan bisa diedit sesuai kemauan kita
namun ketika ingin mengubah font maka harus mengubah secara keseluruhan
tema.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

c. Versi publik Prezi memiliki keterbatasan penggunaan, sementara penggunaan


jangka panjangnya memerlukan langganan.
d. Sway mudah untuk menambahkan gambar dari computer atau dari web,
sedangkan Prezi lebih mudah mengakses video youtube.
e. Tidak ada cara mudah untuk menutupi tautan ke URL di Prezi, sedangkan di
Sway link (pranala) dapat ditautkan pada teks atau gambar.
Keunggulan Microsoft Sway dibandingkan aplikasi presentasi lainnya
menurut Istiqomah (2016), adalah sebagai berikut:
a. Menawarkan fitur desain yang baik sehingga memudahkan pengguna untuk
mengirimkan konten yang bervariasi, seperti video dari YouTube, gambar,
tweet, dan konten multimedia lainnya.
b. Memiliki akses ke aset berbasis cloud seperti gambar dan film karena Sway
App terhubung dengan cloud.
c. Tampilan Sway bersifat responsif, yang berarti dapat mengubah ukurannya
tergantung pada layar pengguna. Tata letaknya akan beradaptasi dengan
tampilan smartphone jika dikunjungi melalui smartphone.
d. Aplikasi Sway memiliki fungsi kolaborasi yang memungkinkan pengguna
untuk bekerja sama dengan pengguna lain untuk membuat proyek Sway
dengan cepat dan mudah. Selain itu, meskipun dengan koneksi internet yang
tidak stabil, pengguna masih dapat mengunduh dan menyimpannya sebagai
file yang terhubung dengan Cloud App, sehingga tidak akan hilang.
Guru dapat dengan mudah mengembangkan materi pembelajaran yang
menarik yang tersedia untuk peserta didik atau orang tua kapan saja menggunakan
aplikasi Sway. Selain itu, siswa juga dapat memperoleh pengalaman baru dengan
menyelesaikan pekerjaan rumah, menulis laporan kelas, dan membangun
portofolio pribadi. Erlansyah (2015) menegaskan bahwa penggunaan media
pembelajaran dalam bentuk e-learning diharapkan dapat menumbuhkan
lingkungan belajar yang menyenangkan, mendorong siswa untuk belajar mandiri,
dan meningkatkan interaktivitas sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan teori yang telah diuraikan dapat disusun kerangka
berpikir untuk membuat hipotesis atas permasalahan yang terjadi. Pada abad 21 ini,
penguasaan ilmu dan teknologi menjadi indikator keberhasilan meningkatnya kualitas
pendidikan. Hal ini perlu diperhatikan untuk meningkatkan standar mutu pendidikan
agar pendidik dan peserta didik dapat bersaing ditengah pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan yang
ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer, para
pendidik harus terus berinovasi dalam penciptaan atau penyampaian ilmu pengetahuan
yang diajarkan. Media pembelajaran merupakan salah satu dari berbagai pilihan
inovasi pendidikan yang dapat dipilih, dan dapat diciptakan sesuai dengan
perkembangan zaman.
Aksesibilitas media pembelajaran sangat penting karena berperan sebagai
saluran komunikasi untuk menyebarkan informasi dari berbagai sumber dengan cara-
cara yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Penjelasan materi yang
efektif dapat dicapai dengan menggunakan media pembelajaran interaktif, yang
mempercepat proses pembelajaran dan memperjelas beberapa elemen pembelajaran
yang sulit untuk divisualisasikan. Inovasi terbaru dari Microsoft 365 yaitu Microsoft
Sway secara signifikan membantu proses pembelajaran peserta didik dengan
menyediakan pembelajaran interaktif berbasis web.
Kurangnya antusiasme dan minat peserta didik terhadap pelajaran fisika dapat
disebabkan oleh jarangnya guru menggunakan sumber belajar, sehingga pelajaran
yang disampaikan menjadi membosankan dan menghambat pemahaman peserta didik.
Hal ini berdampak pada hasil belajar dan tujuan pembelajaran yang tidak tercapai.
Gejala pemanasan global merupakan salah satu materi pembelajaran fisika. Peserta
didik tidak dapat langsung mengamati gejala pemanasan global, dan membutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk melakukannya di lapangan. Peserta didik dapat
memahami gejala pemanasan global dengan menonton video pembelajaran dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

membaca data pengamatan yang dihasilkan oleh akademisi dan organisasi yang
berwenang. Proses ilmiah seperti tanda-tanda pemanasan global membutuhkan
penjelasan yang lebih mendalam dan dukungan dari media interaktif. Untuk mengatasi
masalah ini, perlu dilakukan upaya untuk memperluas penggunaan media
pembelajaran dalam pengajaran konsep-konsep fisika, terutama dalam penjelasan ide-
ide yang membutuhkan alat pembelajaran interaktif. Diagram kerangka pemikiran
ditunjukkan pada Gambar 2.4. menunjukkan diagram kerangka berfikir.
Gambar 2. 2 Diagram Alir Kerangka Berfikir

Anda mungkin juga menyukai