Anda di halaman 1dari 10

library.uns.ac.

id 7
digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran Fisika
Belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
sebagai usaha memperoleh ilmu, kepandaian, berlatih, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Bruner dalam Hamid (2011:
11) menyatakan bahwa belajar adalah bagaimana seseorang memilih,
mempertahankan dan mentransformasikan informasi secara aktif. Sehingga
selama proses belajar berlangsung, peserta didik diharapkan dapat aktif
mencari dan menemukan sesuatu yang dipelajari. Untuk dapat terlibat aktif
dalam proses belajar peserta didik memerlukan minat, dorongan dan motivasi.
Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Sukarno, dkk dalam Hamid
(2011: 11) bahwa dalam belajar memerlukan motivasi, mempunyai tujuan,
suatu proses yang kompleks dan membutuhkan pengalaman. Sehingga belajar
harus memperhatikan perkembangan mental dan melibatkan pengalaman
belajar oleh peserta didik.
Pembelajaran menurut Ruhyabi (2012: 6-7) adalah penciptaan sistem
lingkungan oleh pendidik yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan juga
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Interaksi
yang terjadi adalah interaksi antara subjek dan objek dalam pembelajaran,
dimana pendidik dan peserta didik adalah subjek dari pembelajaran dan sumber
belajar sebagai objek yang akan dipelajari. Winkel dalam Eveline (2011: 12)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah pengaturan dan penciptaan
lingkungan eksternal sedemikian rupa sehingga dapat menunjang proses
pembelajaran peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran adalah proses
interaksi yang terstruktur antara pendidik dan peserta didik untuk menciptakan
kondisi belajar yang dapat membuat perubahan positif pada peserta didik.
commit to user
library.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Fisika adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA)
yang dapat menjelaskan fenomena kehidupan yang terjadi sehari-hari.
Fenomena ini dapat dijelaskan melalui konsep, hukum maupun teori yang
dapat diterima oleh akal dan pikiran manusia. Hal ini selaras dengan apa yang
diungkapkan oleh Arkundanto (2007: 23) bahwa fisika adalah ilmu yang
mempelajari tentang kejadian-kejadian di alam. Pada proses pembelajaran di
sekolah fisika adalah mata pelajaran yang lebih membutuhkan pemahaman
dibandingkan dengan penghafalan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan fisika adalah cabang dari ilmu sains yang mempelajari gejala-
gejala alam dan memiliki karakteristik berupa fakta, prinsip, postulat, konsep,
hukum dan teori.
Menurut Mundilarto (2002: 3), Fisika merupakan ilmu yang
memahami aturan-aturan alam yang beragam dan rapih dan dapat
dideskripsikan secara matematis. Matematika dalam fisika hanya berupa alat
komunikasi sains termasuk Fisika. Pengetahuan Fisika terdiri dari banyak
konsep dan prinsip yang pada umumnya sangat abstrak. Kesulitan yang banyak
dihadapi peserta didik adalah dalam menginterpretasi berbagai konsep dan
prinsip Fisika sebab mereka dituntut harus mampu menginter pretasikan
pengetahuan Fisika secara tepat dan tidak bersifat abstrak (Mundilarto, 2002:
3). Dalam membelajarkan fisika tidak hanya soal konsep saja, tapi peserta didik
harus diberi kesempatan untuk mempelajari berbagai macam prinsip fisika
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar fisika berarti mempelajari gejala alam beserta konsep-konsep
yang ada di dalamnya. Pembelajaran fisika yang baik adalah berdasarkan
hakikat fisika, yakni peserta didik dapat menguasai produk dan proses. Untuk
mempermudah peserta didik memahami konsep-konsep yang dibelajarkan
maka seharusnya pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik adalah
pembelajaran bermakna dengan menghadapkan peserta didik pada masalah
yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dari uraian tentang belajar, pembelajaran
dan fisika di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika adalah aktivitas
commit to user
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

terstruktur yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik secara teratur untuk
mencapai pemahaman yang lebih mengenai gejala alam yang terjadi.
Menurut Paul Suparno (2013: 55), untuk mengerti alam yang terbaik
adalah bahwa anak sendiri langsung mengamati dan berinteraksi dengan alam.
Maka, belajar fisika yang ideal, bukan terutama dengan membaca buku teks,
tetapi berinteraksi dengan alam secara langsung. Unsur terpenting dalam
pembelajaran yang baik adalah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar,
(3) bahan pelajaran, dan (4) hubungan antara guru dan siswa. Dalam belajar
fisika yang terpenting adalah siswa aktif belajar. Guru diharapkan menguasai
bahan yang diajarkan, mengerti keadaan siswa, sehingga dapat mengajar sesuai
keadaan dan perkembangan siswa, dan dapat menyusun bahan sehingga mudah
ditangkap siswa. (Suparno, 2013:8)
Tujuan pembelajaran Fisika SMA adalah peningkatan serta
keseimbangan dalam kemampuan softskills dan kemampuan hardskills dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Melalui pengembangan ketiga aspek tersebut, diharapkan peserta
didik memiliki pribadi yang produktif, kreatif, dan inovatif.
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Daryanto (2014:23) menyatakan pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) adalah model kegiatan pembelajaran yang
pembelajarannya membuat sebuat produk atau kegiatan yang berupa proyek
yang perlu disusun oleh peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Peserta
didik melakukan ekplorasi, evaluasi, eksplanasi, sintesis, dan informasi untuk
membuat bermacam-macam hasil belajar.
Penelitian ini berupa penelitian pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis proyek, sehingga diperlukan beberapa kajian mengenai
model pembelajaran berbasis proyek. Model pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran sesuai dalam mengembangkan berbagai
kemampuan basis yang wajib dimiliki peserta didik seperti kemampuan
membuat keputusan, berkreativitas dan memberikan solusi atas masalah. Hal
commit
serupa juga diungkapkan oleh to user
Hwang, dkk (2007: 194), bahwa kreativitas
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

adalah keterampilan yang bisa ditumbuhkembangkan melalui proses


pemberian solusi. Menurut Aktamis & Omer (2008: 2), bila orang memiliki
rasa kreatif yang tinggi, mereka akan bisa menemukan solusi yang baru untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami dalam kehidupan secara
konkret, juga seorang yang berjiwa kreatif juga akan lebih peka pada masalah.
Karakteristik model pembelajaran berbasis proyek yang dijelaskan
dalam Daryanto (2014: 24) mencakup komponen berikut:
a. Pembuatan keputusan kerangka kerja oleh peserta didik,
b. Permasalahan yang diajukan untuk peserta didik
c. Proses desain dalam mengatasi permasalahan oleh peserta didik yang
diajukan dari guru
d. Kegiatan kerjasama yang dilakuakn peserta didik dalam mencari dan
mengolah informasi dan data untuk mencapai solusi
e. Evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan
f. Ketika kegiatan sudah terlaksana peserta didik melakukan refleksi
g. Hasil yang dibuat oleh peserta didik dinilai secara kualitatif
h. Kegiatan pembelajaran yang memiliki toleransi tinggi terhadap kesalahan
dan perubahan
Alur kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran berbasis
proyek menurut Daryanto (2014: 26) yaitu:
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question), saat
dimulai kegiatan belajar diperlukan pertanyaan yang bisa memberi
motivasi peserta didik dalam melaksanakan sebuah kegiatan. Pernyataan
yang diambil mengandung topik yang konkret sehingga dilanjutkan
pengumpulan informasi yang lebih dalam.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project), kegiatan
ini memiliki ketentuan, penentuan kegiatan yang bisa memfasilitasi
menjawab pertanyaan essensial yang dilakukan di awal pembelajaran,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek, juga menyusun
komponen yang bisa membantu penyelesaian masalah.
commit to user
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule), kegiatan pada tahap ini adalah: (1)
pembuatan linimasa penyelesaian proyek, (2) pembuatan tenggat waktu
penyelesaian proyek, (3) Kegiatan diskusi solusi terbaru, (4)
pembimbingan kepada peserta didik saat terjadi kesalahan, dan (5)
penjelasan serta pendapat tentang pemilihan suatu cara oleh peserta didik
d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the Student and
the Progress of the Project), dilaksanakan melalui pemberian fasilitas
kepada peserta didik pada setiap proses, supaya mempermudah proses
pengawasan, perlu adanya rubrik yang bisa mencatat seluruh kegiatan
yang signifikan.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome), hasil yang dibuat peserta didik perlu
penilaian, evaluasi dilaksanakan untuk membantu guru dalam menimbang
ketercapaian standar, berperan dalam menilai perkembangan setiap siswa,
pemberian feedback mengenai tahap pemahaman yang telah dicapai siswa,
membantu guru untuk membuat strategi pembelajaran selanjutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience), proses refleksi bisa
dilaksanakan secara personal atau kelompok. Tahap ini siswa diminta
untuk menceritakan perasaan dan pengalamannya dalam menyusun
proyek. Akhir pembelajaran akan diperoleh suatu hal baru untuk
mengatasi masalah yang diberikan saat awal pembelajaran.
3. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan seluruh komponen yang
diperlukan pengajar dalam melaksanakan pembelajaran. Penelitian ini hanya
mengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) beserta rancangan proyek yang akan dibuat dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah serangkaian
perencanaan yang berisi langkah-langkah dalam mengajar dan penguasaan
kelas supaya tujuan kompetensi dasar dalam silabus dapat tercapai.
commitpembelajaran
Lingkup rencana pelaksanaan to user paling luas mencakup satu
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator
untuk satu kali pertemuan atau lebih (Jingga, 2013: 29). Penelitian ini
dibatasi dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
tidak sampai bagian penilaian hasil belajar. Perangkat pembelajaran fisika
yang akan digunakan dalam mempersiapkan guru fisika, perlu
dipersiapkan dengan baik sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan
maksimal, selain dapat menambah pemahaman konsep fisika, juga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir serta keterampilannya dalam
mengaplikasikan konsep fisika dalam kehidupan sehari-harinya, terutama
implementasi dalam membantu kehidupannya dalam masyarakat.
Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) tercantum dalam Permendikbud nomor 22 tahun 2016, terlampir
dalam Lampiran 1. Seiring dengan adanya pergantian Menteri, terdapat
aturan baru dalam menyusun RPP seperti yang tercantum dalam Surat
Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP
pada Lampiran 2.
b. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik dalam Andi (2011: 204) menyatakan
merupakan suatu bahan ajar yang berisi langkah-langkah proses
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam proses
belajar di kelas. Ada beberapa tujuan penyusunan LKPD menurut Andi
(2011:205-206) dengan uraian antara lain:
1) Bahan ajar yang disajikan memudahkan siswa untuk memahami
materi yang dibelajarkan,
2) Berisikan rangkaian tugas guna meningkatkan pemahaman siswa pada
materi,
3) Meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa,
4) Memfasilitasi pengajar dalam pemberian tigas pada siswa
LKPD yang sesuai dengan tujuan di atas wajib memiliki kriteria
valid, mudah digunakan, dan efektif sesuai syarat, dalam Muskania dan
commit toLKPD
Wilujeng (2017:38) syarat-syarat user berbasis proyek harus memiliki
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

syarat dimensi tampilan yang terdiri dari keterbacaan artikel, kualitas


lukisan, dan keteraturan komposisi, lukisan, dan komposisi warna; dimensi
konten mencakup ketepatan dengan kompetensi dasar, keabsahan isi,
sesuai dengan kehidupan siswa serta sinkron dengan kegiatan
pembelajaran berbasis proyek; dimensi aktivitas proyek mencakup
kesesuaian aktivitas proyek dengan materi, aktivitas pemberian motivasi,
ketepatan penentian komposisi, dan kemudahan dalam penggunaan.
c. Rancangan Proyek
Pembelajaran berbasis proyek dijadikan solusi atas
permasalahan yang ada, maka diperlukan adanya rancangan proyek yang
akan dibuat pada setiap topik, proyek yang digunakan adalah laporan
observasi dan poster. Sebuah rancangan proyek yang baik adalah
rancangan proyek yang cocok dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), sehingga dapat terus berlanjut hingga suatu pembelajaran berakhir,
atau dapat dikatakan proyek terus berkembang seiring bertambahnya
pembelajaran.
Laporan observasi berupa laporan tertulis yang dibuat oleh
peserta didik secara sistematis dengan topik mengangkat permasalahan
yang konkret di lingkungan siswa, sekolah, dan masyarakat bisa secara
langsung atau melalui pemberitaan di media masa. Penggunaan cara
observasi dengan mengarahkan peserta didik ke lingkungan konkret
menjadi pusat konsentrasi kegiatan observasi ini. Menurut Finger dalam
Suparno (2013: 129) menyatakan cara memberi materi dengan lingkungan
hidup disaat pengajar mengiring siswa menuju luar ruangan untuk
mengamati, mendiskusikan, juga menganalisis perihal yang diberikan oleh
guru, pengamatan pada lingkungan konkret ini, siswa akan lebih mudah
menguasai konsep fisika yang diperolehnya, karena konsep dan prinsip
fisiksa yang mereka pelajari ada di sekitar mereka.
Poster menurut Sudjana (2009: 51) dalam Sukiman (2012: 112),
adalah gabungan optis dari perancangan yang baik, dengan warna, dan
commit to user
pesan bertujuan untuk memperoleh atensi masyarakat lewat. Sudjana
library.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

(2009) dalam Sukiman (2012: 113), menyatakan penggunaan poster dalam


pembelajaran, harus berdasarkan pertimbangan motivasi, penggunaan
plakat dalam pembelajaran sebagai motivasi kepada siswa. Diskusi bisa
dilaksanakan dengan menampilkan sebuah poster sesuai materi.
Perubahan perilaku peserta didik diharapkan akan muncul setelah
penggunaan poster sebagai media pembelajaran. Poster sebagai media
yang memudahkan pemberian pembelajaran kreatif dan aktif pada siswa.
4. Materi Gelaja Pemanasan Global (Global Warming)
Secara umum Gejala Pemanasan Global dapat dibagi menjadi 4
pembahasan yakni gejala pemanasan global, penyebab pemanasan global,
dampak pemanasan global, dan upaya penanggulangan pemanasan global yang
secara rinci dijelaskan pada Lampiran 4.
B. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran proyek sesuai dengan pembelajatan kurikulum 2013-
revisi. Model pembelajaran berbasis proyek akan memfasilitasi pengajar ketika
mengelola kelas supaya lebih aktif. Pembelajaran berbasis proyek juga dapat
meningkatkan ketiga aspek kemampuan, yaitu kemampuan berpikir, keterampilan,
dan sikap. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam model ini ialah pemberian
pertanyaan terkait dengan masalah konkret di lingkungan.
Model pembelajaran berbasis proyek dianggap sebagai solusi untuk
meningkatkan kemampuan dasar yang wajib dimiliki peserta didik antara lain,
kemampuan pengambilan keputusan, berpikir kreatif, dan mengatasi masalah.
Peserta didik yang melalui pembelajaran berbasis proyek akan berusaha
semaksimal mungkin untuk belajar sambil mendukung orang lain. Peserta didik
akan mengerjakan tugas, memenuhi tenggat waktu, bertanggung jawab,
pengambilan keputusan, mengordinasi bahan dan waktu, mengintepretasikan
pemikiran dalam level yang lebih tinggi, dan mengevaluasi kualitas proyek yang
telah dilaksanakan. Pemanasan Global juga merupakan topik yang perlu
diperhatikan di masa sekarang mengingat dampak pemanasan global yang selalu
meningkat, sehingga diperlukan penyampaian pemanasan global berupa gejala,
commit to global
penyebab, dan dampak dari pemanasan user serta solusi untuk mengatasi
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

pemanasan global yang pada akhirnya peserta didik dapat mengaplikasikannya


dalam lingkungan konkret.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

commit to user
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan
beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis proyek pada materi Gejala Pemanasan Global sebagai
berikut,
1. Bagaimana tahapan menyusun perangkat pembelajaran berbasis proyek
(project-based learning) pada materi gejala pemanasan global kelas XI MIPA
SMA?
2. Bagaimana kriteria perangkat pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning) pada materi gejala pemanasan global kelas XI MIPA SMA
memenuhi kriteria baik?

commit to user

Anda mungkin juga menyukai