Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480

FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963


Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI
LARUTAN PENYANGGA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 2
BAUBAU
ID:20115
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
pendekatan saintifik pada materi larutan penyangga dan mengetahui respon/tanggapan guru dan
peserta didik terhadap LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi larutan penyagga. Jenis
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development) dengan menggunakan model 4-D yaitu pendefenisian (define), perancangan (design),
pengembangan (development), dan tahap penyebaran (dessiminate). Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian/validasi isi dan tanggapan/respon guru dan peserta didik. Selanjutnya, data kedua
terkait dengan angket yang berkaitan dengan pengimplementasian LKPD tersebut. Hasil dari angket
tersebut adalah sebagai berikut: (1) LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi larutan
penyangga yang dihasilkan melalui validasi oleh validator memperoleh persentase rata-rata sebesar
94,55% dengan kriteria sangat layak. (2) Praktikalitas dari guru kimia memiliki kategori nilai
praktikalitas 87,98% (sangat praktis) dan berdasarkan data angket tanggapan guru terhadap LKPD
memperoleh respon sangat posotif dengan presentase rata-rata 87,5% dengan kategori sangat setuju.
(3) angket respon peserta didik memperoleh respon positif dengan persentase yang diperoleh yaitu
desain LKPD 88,97% sangat layak, segi tampilan 88,62% sangat layak, materi 86,29% sangat layak,
bahasa 89,98% sangat layak, dan saintifik 87,18% sangat layak.

Kata kunci: Pengembangan, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), pendekatan saintifik, larutan
penyangga.

ABSTRACT
This research aims to develop a Student Worksheet (LKPD) based on a scientific approach on the
buffer solution material and to find out the responses of teachers and students to the LKPD based on a
scientific approach on the buffer solution material. The type of research carried out by the researcher
is research and development using a 4-D model, namely definition, design, development, and the
deployment stage. The instruments used are in the form of assessment sheets/content validation and
responses/responses of teachers and students. Furthermore, the second data is related to a
questionnaire related to the implementation of the LKPD. The results of the questionnaire are as
follows: (1) LKPD based on a scientific approach on the buffer solution material generated through
validation by the validator obtains an average percentage of 94.55% with very feasible criteria. (2)
The practicality of the chemistry teacher has a practicality value category of 87.98% (very practical)
and based on the questionnaire data on the teacher's responses to the LKPD a very positive response
with an average percentage of 87.5% with the category strongly agree. (3) the student response
questionnaire received a positive response with the percentage obtained, namely the LKPD design
88.97% very feasible, in terms of appearance 88.62% very feasible, material 86.29% very feasible,
language 89.98% very feasible, and scientific 87.18% very feasible.
Keywords: Development, Student Worksheet (LKPD), scientific approach, buffer solution.

PENDAHULUAN

1
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

Upaya pemerintah untuk meningkatkan kuliatas pendidikan adalah terus


memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum. Kurikulum yang saat ini diterapkan
dan dikembangkan oleh pemerintah adalah kurikulum 2013 (Hidayati dkk, 2015).
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menuntut kemandirian, tanggung jawab
dan karakter dari siswa. Salah satu mata pelajaran peminatan di Sekolah Menengah
Atas pada Kurikulum 2013 yaitu kimia (Yuliandriati dkk, 2019).
Kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam, yang berkenaan
dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat
dialami materi, dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan materi
(Anonim, 2007). Pembelajaran kimia secara umum ditekankan pada pengamatan
langsung atau pengembangan kompetensi diri peserta didik agar dapat melihat dan
mengamati sendiri keadaan alam sekitar, sehingga pengetahuan kimia yang diperoleh
akan terlihat lebih bermakna. Hal ini disebabkan karena pembelajaran kimia
seharusnya dimulai dengan mengamati suatu objek yang akan menimbulkan rasa
ingin tahu siswa tentang objek yang diamati, kemudian akan muncul pertanyaan.
Adanya rasa keingintahuan tersebut, maka siswa akan mencari tahu, dan setelah
diperoleh informasi atau data, selanjutnya dikaitkan setiap informasi tersebut dan
dinalar sehingga muncul suatu jawaban dan disimpulkan. Berdasarkan hal tersebut,
maka pembelajaran kimia harus mengacu pada prinsip pembelajaran salah satunya
dengan pendekatan saintifik (Sani, 2014).
Pembelajaran melalui pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip. Pendekatan saintifik terdapat lima tahapan, yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan cocok digunakan untuk
mempelajari ilmu kimia (Machin, 2014). Untuk menerapkan proses pembelajaran
dengan pendekatan saintifik guru seharusnya membuat suatu perangkat pembelajaran
yang menuntut siswa untuk aktif. Salah satunya adalah Lembar Kerja Peseta Didik
(LKPD) (Ibrahim, 2010).
Menurut Senam dan Suharto (2008) LKPD adalah sumber belajar penunjang
yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus
mereka kuasai. LKPD merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada
siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui perangkat
pembelajaran berupa LKPD ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, LKPD menurut
Trianto (2009) adalah panduan yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah.
LKPD umumnya berisi petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mengerjakan suatu tugas, dan berperan membantu siswa dalam
memadukan aktivitas fisik dan mental mereka selama proses pembelajaran. Selain
itu, LKPD juga berperan membantu guru dalam mengarahkan siswa menemukan
konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri. LKPD diharapkan dapat membantu
siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menuangkan ide-ide
kreatifnya baik secara perorangan maupun kelompok, mampu berpikir kritis dan
menjalin kerjasama yang baik dengan anggota kelompoknya (Abdul, 2012).
Berdasarkan observasi awal di SMA 2 Bau Bau, telah menggunakan Lembar
Kerja Peseta Didik (LKPD) berupa panduan praktikum pada materi larutan
penyangga, akan tetapi LKPD yang digunakan hanya berisi langkah–langkah

2
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

kegiantan praktikum dan latihan soal serta laporan sementara yang harus
dikumpulkan siswa ataupun perkelompok. Berdasarkan hal ini, maka
dikembangkanlah Lembar Kerja Peseta Didik (LKPD) berbasis saintifik untuk
meninkatkan learning outcome siswa baik dalam pembelajaran maupun panduan
praktikum, LKPD berbasis pendekatan saintifik memiliki karakteristik berupa siswa
dapat mengeksplorasi diri, aktif, dan memiliki pola pikir yang rasional dan objektif.
Selain itu, dengan adanya LKPD berbasis pendekatan saintifik diharapkan dapat
menuntun siswa dalam melakukan percobaan sehingga membuat siswa lebih aktif,
mandiri, dan kreatif.
Pengembangan LKPD sangat diperlukan dalam dunia pendidikan.
Pengembangan LKPD diperlukan untuk mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Salah satu keunggulan dari pengembangan LKPD
adalah dapat didesain sesuai dengan keadaan peserta didik dan karakteristik sekolah
(Asnaini dkk, 2016). Menurut Chonga dkk (2013) menyatakan bahwa penggunaan
LKPD yang sesuai dengan keadaan peserta didik dapat meningkatkan penguasaan
konsep pada materi ikatan logam. Sejalan dengan hal tersebut, Oktavia, dkk (2015)
dalam penelitiannya menemukan bahwa LKPD pada materi titrasi asam basa berbasis
pendekatan saintifik telah sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
untuk materi titrasi asam basa, langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
santifik, disertai gambar-gambar atau fenomena yang mendukung pemahaman siswa
dalam pembelajaran,dan tanggapan guru dan siswa dari berbagai aspek LKPD yang
memiliki kriteria sangat tinggi dan dikategorikan sangat baik
Hasil penelitian Sundari Rini (2017) diperoleh bahwa pembelajaran kimia
yang memiliki karakteristik sebagai proses (kerja ilmiah) akan mengisyaratkan
penggunaan LKPD dengan pendekatan saintifik berbasis discovery learning dapat
menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa melalui
keterampilan kerja saintifik dan melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran serta
meningkatkan pemahaman konsep siswa khususnya pada materi larutan asam dan
basa. Sedangkan Istiqomah, dkk (2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa
tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan LKPD terhadap
Keterampilan Prosses Sains (KPS) berdasarkan kemampuan kognitif, pembelajaran
menggunakan LKS pendekatan ilmiah (saintifik) efektif untuk meningkatkan KPS,
KPS siswa kognitif tinggi dan rendah dengan pembelajaran menggunakan LKPD
pendekatan ilmiah lebih tinggi dibandingkan LKPD konvensional, KPS siswa
kognitif tinggi lebih tinggi dibandingkan KPS siswa kognitif rendah menggunakan
LKPD pendekatan ilmiah.
Pengembangan LKPD berbasis pendekatan saintifik belum banyak
dilaporkan, apalagi LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi larutan
penyangga. LKPD saintifik ini beraktivitas penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran (Machin, 2014). Pembelajaran dirumuskan secara
sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Diharapkan peserta didik
akan belajar secara menyenangkan sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peseta
Didik (LKPD) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Larutan Penyangga Di
Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Bau Bau”.

METODE PENELITIAN

3
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and


Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) dengan mengikuti alur dari Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S.
Semmel dan Melvyn I. Smmel (1974). Model pengembangan 4-D tahap yaitu (define, design,
develop and disseminate). Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap
pengembangan (Development). Untuk mengembangkan perangkat yang dalam
pengembangannya melibatkan penilaian ahli sehingga sebelum dilakukan uji coba perlu
adanya revisi untuk melihat kelayakan perangkat yang digunakan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik mengumpulkan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data dari hasil
penelitian. Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data-data yang relevan,
akurat, dan sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Validasi oleh validator dan lembar
angket.
Lembar validasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh masukan
berupa kritik dan saran terhadap LKPD yang dikembangkan. Untuk mengetahui
kevalidan LKPD dan instrumen yang disusun, lembar validasi diberikan kepada
validator, validator memberikan penilaian terhadap LKPD dengan memberi tanda
centang pada baris dan kolom yang sesuai, menulis butir- butir revisi jika terdapat
kekurangan pada bagian saran atau dapat menulis langsung pada LKPD (Dwi, 2013).
Penentuan skor dilakukan dengan skala Likert. Dengan skala Likert, maka
variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Indikator tersebut
dijadikan titik tolak dalam menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan ataupun pertanyaan (Sugiyono, 2010). Setiap jawaban akan dihubungkan
dengan bentuk pernyataan dari respon yang diungkapkan dengan kata-kata berikut :
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Setuju (S) = 3 Setuju (S) = 1
Ragu-ragu (R) = 2 Ragu-ragu (R) = 2
Tidak setuju (TS) =1 Tidak setuju (TS)=3
Teknik Analisis Data.
Analisis data berupa data deskriptif kuantitatif berupa masukan saran dan
komentar, sedangkan data yang digunakan dalam validasi LKPD merupakan data
kuantitatif. Analisis data hasil validasi tim ahli dilakukan dengan menggunakan 5
kriteria penilaian. Skor penilaian yang digunakan yaitu sangat kurang layak (1),
kurang layak (2), cukup layak (3), layak (4), sangat layak (5) (Djemari, 2008).
Persentase hasil validasi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
∑X
X=
N
Keterangan:
X : Skor rata-rata penilaian oleh validator
∑ X : Jumlah skor yang diperoleh validator
N : Jumlah data (Sugiono, 2010).
Kategori kualiatatif ditentukan terlebih dahulu dengan mencari interval jarak
antara jenjang katagori sangat layak hingga sangat kurang layak mengunakan
persamaan berikut:
F
P= x100%
N

4
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

Keterangan:
P : Angka persentase
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : Jumlah frekuensi/ banyaknya individu (Anas, 2015).
Tolak ukur yang digunakan untuk menginterprestasikan persentase hasil
validasi ahli dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Penilaian Kelayakan dari Tim Ahli (Ani dan Prodjosantoso, 2015).
Presentase Keterangan Nilai
Konversi
81<SV<100% Sangat Valid/ 5
Sangat Layak
61<SV<80% Valid/Layak 4
41<SV<60% Cukup 3
Valid/Cukup
Layak
21<SV<40% Kurang 2
Valid/Kurang
Layak
0<SV<20% Sangat Kurang 1
Valid/Sangat
Kurang Layak

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) berbasis pendekatan saintifik. Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai
pada tahap pengembangan (Development). Produk LKPD yang dihasilkan dalam
penelitian ini divalidasi oleh dua orang dosen ahli dan satu orang guru SMA Negeri 2
Baubau. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD sebelum
diimplementasikan. Berikut adalah uraian hasil kegiatan yang telah dilakukan
terhadap masing-masing tahapan.
Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap awal dari penelitian ini adalah pendefinisian yaitu dengan menyusun
rancangan awal. Berikut disajikan penjabaran hasil dari penelitian pada tahap
pendefinisian.
a. Analisis Ujung Depan
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan masalah dasar yang dihadapi peserta
didik dalam pembelajaran. Analisis ujung depan diperoleh dari wawancara guru.
Hasil analisis ini digunakan untuk menetapkan masalah dasar dalam proses
pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Baubau. Masalah dasar dalam pembelajaran
dapat dilihat dari kegiatan belajar di kelas, bahan ajar, sumber belajar dan fasilitas
yang digunakan dalam proses pembelajaran Analisis awal yang diperoleh dari
observasi yaitu bahan ajar yang yang masih jarang digunakan bahkan belum dapat
membantu dalam meningkatkan penguasaan materi khususnya pada pokok bahasan
materi larutan penyangga.
Hasil observasi tersebut didukung dengan hasil wawancara guru kimia yang
menyatakan jika bahan ajar kimia di sekolah masih berdasarkan pada soal soal dan
eksperimen pada buku paket yang tersedia di sekolah. Adapun LKPD yang
digunakan yaitu hanya soal dan langkah praktikum pada buku paket. Berdasarkan hal

5
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan bahan ajar Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) berbasis pendekatan saintifik pada materi larutan penyangga. Hasil
wawancara dengan guru terkait dengan kriteria bahan ajar yang baik yaitu dapat
membantu peserta didik dalam memahami struktur dan perkembangan kognisinya
sehingga akan mempermudah dalam proses pembelajaran.
a. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik bertujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi peserta didik, karakteristik peserta didik di SMA Negeri
2 Baubau khususnya kelas XI memiliki respon kurang aktif. Sebagian peserta didik
tidak antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik tersebut tidak
fokus terhadap materi yang disampaikan guru tetapi cenderung aktif ketika
mengunakan laptop. Peserta didik juga ada yang menguap, dan bercerita dengan
teman sebangkunya. Dari penjabaran tersebut, dapat dikatakan bahwa minat belajar
peserta didik khususnya pada mata pelajaran kimia masih rendah.
b. Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama yang akan
dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari pemilihan Kompotensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) terkait materi larutan penyangga.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama yang akan
dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari pemilihan Kompotensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) terkait materi yang akan dikembangkan. Berdasarkan Kurikulum
2013 di SMA Negeri 02 Bombana dengan Sub pokok materi Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan
dan menyusun secara sistematis dan merinci konsep-konsep yang relevan serta mengaitkan
konsep yang satu dengan konsep lain yang relevan sehingga membentuk peta konsep.
c. Analisis Tujuan Pembelajaran
Tahap ini dilakukan untuk merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan
analisis materi, tahap ini bertujuan untuk menentukan batasan-batasan dalam
penelitian terkhusus pada tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran
berdasarkan pada kompetensi dasar dan indikator, dimana tujuan pembelajaran yang
telah dibuat akan dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan produk. Tujuan
pembelajaran yang diharapkan dari pengembangan LKPD berbasis pendekatan
saintifik pada materi larutan penyangga sebagai berikut :
1. Siswa mampu menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan
dengan benar
2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja larutan penyangga dengan benar
3. Siswa dapat menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan benar
4. Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam kehidupan sehari – hari
dengan benar
d. Penyusunan instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang disusun terdiri dari bahan ajar dan instrumen
pengambilan data. Bahan ajar terdiri dari LKPD berbasis pendekatan sanitifik,
sedangkan instrumen pengambilan data berupa lembar validasi ahli dan tanggapan
siswa dan guru kimia SMA.
1. Tahap Perancangan (Design)

6
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

Tahap ini berisi tentang kegiatan perancangan produk yang akan dibuat dalam
bentuk prototype I dari Lembar Kerja Peserta Didik. Tahapan ini terdiri dari 3 tahap
yaitu pemilihan media, pemilihan format dan rancangan awal.
a. Pemilihan Media
Berdasarkan analisis materi, media yang dipilih untuk dibuat dan dikembangkan pada
penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Lembar Kerja Peserta Didik
dipilih untuk dikembangkan pada penelitian ini karena materi yang diambil yaitu materi
larutan penyangga sesuai dengan penggunaan LKPD, karena LKPD pada umumnya
digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran baik dalam kelas maupun luar kelas.
Selain itu LKPD berisi kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan peserta didik dalam
proses pengamatan saat pembelajaran berlangsung.
b. Pemilihan Format
Pemilihan format dilakukan dengan tujuan untuk menentukan bagaimana
format yang akan digunakan sebagai 76.80%
76.60%
acuan dalam penyusunan produk 76.60% 76.40%
76.20%
LKPD berbasis pendekatan saintifik. 76.40%
Nilai
Format penyusunan LKPD mengacu 76.20%
76%
pada format penyusunan LKPD yang 76.00%
75.80%
dikemukakan dalam buku Andi
75.60%
Prastowo yang terdiri dari judul, Media Materi Bahasa Saintifik
kompetensi dasar yang akan dicapai, Aspek Penilaian
waktu penyelesaian, peralatan/bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja dan
tugas yang harus dilakukan, dan laporan/tugas yang harus dikerjakan.
d. Rancangan Awal
Rancangan awal peneliti terhadap produk LKPD berbasis pendekatan
saintifik yaitu LKPD disusun berdasarkan format penyusunan yang telah ditentukan
sebelumnya, dan juga beracuan pada Kurikulum 2013. Lembar Kerja Peserta Didik
dirancang sebanyak 1 buah untuk 3 kali pertemuan. LKPD dirancang dalam bentuk
berbagai macam kegiatan yang akan dikerjakan oleh peserta didik secara
berkelompok. Melalui penggunaan LKPD siswa diharapkan dapat bekerja sama
melalui diskusi dengan teman kelompoknya. Sehingga siswa dapat memahami dan
membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajarinya yaitu larutan penyangga
dengan baik.
2. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan dari tahap pengembangan (development) ini yaitu untuk menghasilkan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang sudah direvisi berdasarkan masukan para
ahli. Produk yang dihasilkan divalidasi oleh tiga orang validator dimana dua dosen
ahli dan satu guru kimia di SMA Negeri 2 Baubau yaitu Bapak Dr. La Harimu, S.Pd.,
M.Si., Ibu Yuniati Tewa, S.Pd., M.Si., dan Ibu Jainuru, S.Pd. Validator melakukan
validasi dengan mengisi lembar penilaian kelayakan LKPD. Peneliti melakukan
validasi kepada validator untuk memperoleh kritikan dan saran dari validator. Tahap
pengembangan (development) ini meliputi tiga langkah, yaitu :
1. Melaksankan Validasi Produk Kepada Ahli
Validasi LKPD yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan lembar
validasi yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
Penilaian LKPD yang telah dikembangkan menghasilkan nilai presentase yang
berbeda-beda dari tiap validator. Hasil data validasi oleh validator tahap I terhadap

7
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

LKPD pada materi larutan penyangga dari masing-masing aspek disajikan pada
Gambar 1.
Gambar 1 Grafik Presentase Rata-rata Aspek Penilaian Tahap I
Berdasarkan grafik hasil uji kelayakan produk LKPD oleh validator ahli pada
tahap I dengan penilaian aspek media yaitu diperoleh data bahwa LKPD yang
dikembangkan pada materi larutan penyangga mempunyai presentase kelayakan
76,4% sehingga digolongkan ke dalam kriteria layak. Untuk hasil uji kelayakan
produk LKPD oleh ahli materi larutan penyangga mempunyai presentase kelayakan
76,2% sehingga digolongkan ke dalam kriteria layak. Untuk hasil uji kelayakan
produk LKPD oleh ahli pada aspek bahasa diperoleh data presentase kelayakan 76%
dengan kriteria layak. Sedangkan untuk hasil uji kelayakan produk LKPD oleh ahli
pada aspek saintifk diperoleh data presentase kelayakan 76,6% dengan kriteria layak.
Setelah LKPD direvisi kembali oleh peneliti maka dilanjutkan pada validasi
tahap II, validator melakukan validasi sama dengan tahap sebelumnya. Tahap ini
dilakukan untuk membandingkan hasil validasi pertama dan kedua untuk kemudian
melihat perbedaan setelah direvisi untuk menilai kelayakan LKPD. Peneliti
melakukan kembali validasi kepada validator untuk memperoleh kritikan dan saran
dari validator. Berdasarkan hasil validasi tahap II dari dua orang validator disajikan
pada Gambar 2.
96.00% 95.40%
95.50% 95.00%
95.00%
93.60%
94.50%
Nilai

94.00% 94%

93.50%
93.00%
92.50%
Media Materi Bahasa Saintifik
Aspek Penilaian

Gambar 2 Grafik Presentase Rata-rata Aspek Penilaian Tahap II


Berdasarkan grafik hasil uji kelayakan produk LKPD oleh validator ahli pada
tahap I dengan penilaian aspek media yaitu diperoleh data bahwa LKPD yang
dikembangkan pada materi larutan penyangga mempunyai presentase kelayakan
95,40% sehingga digolongkan ke dalam kriteria sangat layak. Untuk hasil uji
kelayakan produk LKPD oleh ahli materi larutan penyangga mempunyai presentase
kelayakan 93,60% sehingga digolongkan ke dalam kriteria sangat layak. Untuk hasil
uji kelayakan produk LKPD oleh ahli pada aspek bahasa diperoleh data presentase
kelayakan 94% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan untuk hasil uji kelayakan
produk LKPD oleh ahli pada aspek saintifk diperoleh data presentase kelayakan 95%
dengan kriteria sangat layak. Hasil persentase pada tahap I dan II terlihat jelas
perbandingan yaitu dari kategori baik menjadi sangat baik hal dilakukan perubahan
berdasarkan komentar dan saran dari masing-masing validator.
2. Revisi Produk
Beberapa bagian yang harus direvisi pada produk LKPD yang sudah
divalidasi adalah sebagi berikut:
1. Cover
Desain cover LKPD perlu ditambahkan gambar yang ada dalam materi larutan penyangga
karena desain cover kurang menarik. Sehingga dengan berbagai pertimbangan dan saran
yang diperoleh setelah melakukan validasi, maka ditambahkan gambar plasma darah yang

8
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

terdapat pada sub materi peranan larutan penyangga dalam tubuh. Cover LKS yang
digunakan, didalamnya mencakup judul LKPD, nama siswa, kelas, dan kelompok.
2. Prakata
Prakata berisi informasi tentang pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan
pembelajaran saintifik. Berdasarkan saran setelah dilakukan validasi maka pada bagian
parkata dihapus.
3. Peta Konsep
Bagian peta konsep digambarkan keterkaitan antar materi. Dengan adanya peta konsep
diharapkan siswa dapat dengan mudah memahami keterkaitan antar materi yang dipelajari
sehingga siswa mengalami kemudahan dalam proses konstruksi pengetahuannya. Peta
konsep ini ditujukan untuk menggambarkan konsep dari suatu unit dan
kesalingterkaitannya. Setelah diberikannya masukan dan saram, maka peta konsep
mengalami perubahan desain. Desain awal peta konsep yang terdapat kurang rapih.
Sehingga ditakutkan membuat siswa kurang bisa memahami maksud dari peta konsep
tersebut.
3. Bagian Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran berperan dalam mengukur perilaku spesifik peserta
didik dan sebagai indikator atau penanda tercapainya proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang baik yaitu terdapat unsur Audience, Behaviour, conditioning, degree
atau sering disebut kriteria ABCD. Sehingga pada tujuan pembelajaran prlu ditambahkan
kriteria ABCD.
4. Mengumpulkan Data
Bagian alat dan prosedur kerja terdapat beberapa poin yang perlu mengalami perubahan
agar hasil yang diperoleh lebih akurat, misalnya pada bagian alat, tabung reaksi diganti
menjadi gelas kimia dan indikator alami menjadi pH Meter sedangkan pada prosedur kerja
pada poin pertama kalimat isilah 10 mL diubah menjadi isilah 20 mL.
5. Mengasosiasi
Bagian mengasosiasi terdapat kalimat yang kurang jelas. Sehingga berdasarkan saran
setelah melakukan validasi maka kalimat dari pertanyaan poin 1 yaitu berapakah pH
larutan 1 sebelum dan sesudah HCl, NaOH, dan aquades diubah menjadi berapakah pH
larutan CH3COOH sebelum dan sesudah penambahan HCl, NaOH, dan aquades.
6. Mengkomunikasikan
Berdasarkan saran setelah melakukan validasi pada bagian mengkomunikasikan hanya
terdapat kalimat presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas maka perlu
ditambahkan kalimat simpulkanlah hasil diskusi kalian.
7. Mengamati
Bagian mengamati pada pertemuan kedua perlu ditambahkan rumus larutan penyangga,
agar memudahkan peserta didik dalam mengerjakan latihan soal dan kalimat apakah akan
terjadi perubahan pH? berdasarkan saran setelah melakukan validasi maka kalimat
tersebut di tempatkan diakhir paragraf.
8. Mengumpulkan Data
Bagian kalimat pernyataan perlu mengalami perubahan. Setelah melakukan validasi maka
peneliti mengubah kalimat ia mencampur 50 mL larutan CH 3COOH 0,1 M dengan 50 mL
larutan CH3COONa 0,1 M. Setelah dihitung pH campuran dengan pH Meter didapatkan
pH = 5 (Ka CH3COOH = 105). Kalimat tersebut diubah menjadi dicampurkan 50 mL
larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan CH 3COONa 0,1 M. Hitunglah pH

9
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

campuran larutan penyangga tersebut, jika diukur dengan pH Meter didapatkan pH = 5


(Ka CH3COOH = 105).
9. Latihan Mandiri
Bagian latihan mandiri terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan terletak pada pertemuan
terakhir yang berperan untuk mengukur pengetahuan peserta didik setelah mempelajari
materi larutan penyangga. Setelah diberikan masukan dan saran oleh validator maka pada
soal nomor 2 yang menanyakan perihal konsep larutan penyangga mengalami perubahan
menjadi soal nomor 9 tentang peranan larutan dalam tubuh.
3. Kepraktisan LKPD oleh Guru Kimia
Setelah divalidasi oleh ahli media dan materi, ahli bahasa dan saintifik
selanjutnya LKPD divalidasi ke guru kimia di SMA Negeri 2 Baubau untuk melihat
kepraktisan suatu produk sehingga dikatakan layak untuk digunakan. Responden
pada validasi ini berjumlah 1 orang yaitu Ibu Jainuru, S.Pd. Hasil penilaian
praktikalitas LKPD oleh guru kimia memperoleh hasil rata-rata nilai sebesar 90,16%
dengan kriteria sangat layak serta layak digunakan di SMA Negeri 2 Baubau. Hasil
praktikalitas dari beberapa aspek adalah sebagai berikut: pada aspek desain LKPD
(Media) diperoleh nilai sebesar 96% dengan kriteria sangat layak, aspek kelayakan
isi diperoleh nilai sebesar 90% dengan kriteria sangat layak, aspek kebahasaan
diperoleh nilai sebesar 88% dengan kriteria sangat layak, aspek saintifik diperoleh
nilai sebesar 86,67% dengan kriteria sangat layak. Hasil data validasi oleh guru
terhadap LKPD pada materi larutan penyangga dari masing–masing aspek disajikan
pada Gambar 3.
98.00% 96.00%
96.00%
94.00% 90.00%
92.00% 86.67%
Nilai

90.00%
88%
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
Media Materi Bahasa Saintifik
Aspek Penilaian

Gambar 3. Grafik Presentase Rata-rata Kepraktisan Guru


4. Hasil Angket Tanggapan Guru dan Respon Siswa
a. Hasil Angket Tanggapan Guru
Tanggapan guru terhadap LKPD yang dikembangkan dapat dilihat dari
angket guru yang telah diberikan. Guru yang memberikan tanggapan pada LKPD
hasil pengembangan ini adalah satu orang guru bidang studi kimia lulusan
Pendidikan kimia yang sudah berpengalaman dalam mengajarkan pelajaran kimia.
Pada tahap ini guru diminta untuk memberikan tanggapan terhadap LKPD dalam
larutan penyangga. Berdasarkan angket tanggapan guru terhadap LKPD, bahwa
diperoleh persentase rata-rata sebesar 87,5% sehingga dapat diketahui bahwa guru
sangat setuju terhadap LKPD yang dikembangkan jika digunakan dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil angket tanggapan guru disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Rekapitulasi tanggapan guru pada LKPD
No Aspek yang Dinilai Skor Persentase (%) Tanggapan
Design gambar dan tampilan pada LKPD sudah jelas dan
1. 5 100% Sangat Layak
menarik
2. Pemilihan warna pada LKPD menarik perhatian 5 100% Sangat Layak
Bahasa yang digunakan jelas dan baik dalam menjelaskan
3. 5 100% Sangat Layak
materi larutan penyangga
Pembelajaaran dengan LKPD dapat membuat peserta didik
4. 4 80% Layak
menjadi lebih aktif
5. Penggunaan LKPD dapat mempermudah peserta didik 4 80% Layak

10
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

dalam memahami materi


Pembelajaran dengan LKPD dapat melatih peserta didik
6. 4 80% Layak
untuk belajar mandiri
7. LKPD dapat menjadi media yang lebih efektif 4 80% Layak
LKPD dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia untuk
8. 4 80 % Layak
materi lain
Jumlah 35 700% Sangat Layak
Pada tanggapan LKPD berbasis pendekatan saintifik saran dari guru. Secara
umum menurut guru, LKPD berbasis pendekatan saintifik yang telah direvisi
sebelumnya berdasarkan saran validator ini sudah sesuai dan mudah digunakan.
b. Hasil Angket Respon Peserta Didik
Respon juga dilakukan pada peserta didik di SMA Negeri 2 Baubau kelas XII
IPA yang berjumlah 10 peserta didik. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
memberikan tanggapan terhadap LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi
larutan penyangga. Angket respon peserta didik terdiri dari 5 aspek dengan 32
pertanyaan. Hasil respon peserta didik terhadap LKPD berbasis pendekatan saintifik
dapat ditinjau pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik Presentasi Hasil Angket Respon Peserta Didik


Berdasarkan grafik presentasi hasil angket respon peserta didik dari beberapa
aspek adalah sebagai berikut: pada aspek desain LKPD diperoleh nilai sebesar
88,97% dengan kriteria sangat praktis, aspek segi tampilan diperoleh nilai sebesar
88,62% dengan kriteria sangat praktis, aspek materi diperoleh nilai sebesar 86,29%
dengan kriteria sangat praktis, aspek bahasa diperoleh nilai sebesar 89,98% dengan
kriteria sangat praktis, dan aspek saintifik diperoleh nilai sebesar 87,18% dengan
kriteria sangat praktis.
Pembahasan
Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D. Model pengembangan
4D dipilih karena memiliki tahapan-tahapan pelaksanaan yang dibagi secara detail
dan sistematik sehingga sesuai dengan kebutuhan yang ditemukan dilapangan.
Penelitian ini dibatasi sampai tahap ketiga yaitu Development (pengembangan).
Penelitian ini hanya sampai mengetahui validitas, kepraktisan dan respon pesertas
didik terhadap LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi larutan penyangga
yang didesain.
Materi larutan penyangga dipilih karena karakteristik materi yang bersifat
abstrak sehingga dibutuhkan suatu sumber belajar yang dapat memvisualisasikan
konsep yang bersifat abstrak tersebut agar peserta didik dapat memahami konsep
kimia secara utuh. Dengan didesainnya LKPD berbasis pendekatan saintifik ini
diharapkan peserta didik mampu memahami konsep pada materi larutan penyangga
sehingga dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kualitas dari LKPD yang dihasilkan dapat diketahui dari aspek penilaian
yaitu media, materi, bahasa dan komponen pendekatan saintifik. LKPD divalidasi
oleh dua dosen dan satu orang guru. Berdasarkan aspek materi, LKPD mengalami
peningkatan dari kategori layak menjadi sangat layak oleh validator dengan nilai

11
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

76,4% menjadi 95,4%. Hal ini berarti materi pada LKPD berbasis pendekatan
saintifik telah sesuai dengan Kurikulum 2013 dan sesuai dengan tuntutan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dijabarkan menjadi indikator
pembelajaran. Kriteria sangat layak untuk materi pada LKPD juga menunjukkan
bahwa kebenaran substansi materi pada LKPD sudah baik. Dengan demikian, LKPD
berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan dalam fungsinya sebagai
salah satu bahan ajar, layak digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan anonim (2008) bahwa bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Berdasarkan aspek media, LKPD mengalami peningkatan dari kategori layak
menjadi sangat layak oleh validator dengan nilai 76,2% menjadi 93,6%. Hal ini
menandakan bahwa desain LKPD yang dikembangkan sudah baik dan menarik, yang
meliputi bentuk dan ukuran huruf yang sesuai, gambar yang disajikan menarik dan
relevan dengan materi, serta pemilihan warna yang sesuai dan menarik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2011) yang menyatakan bahwa salah satu
manfaat media/bahan ajar adalah menarik perhatian peserta didik sehingga
menumbuhkan motivasi belajar, memudahkan siswa memahami materi dan
menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan aspek komponen kebahasaan, LKPD mengalami peningkatan
dari kategori layak menjadi sangat layak oleh validator dengan nilai 76% menjadi
94%. Komponen kebahasaan berhubungan dengan penggunaan kalimat yang jelas.
Hal ini berarti bahwa kalimat yang digunakan pada LKPD telah baik, jelas, dan tidak
menimbulkan kerancuan, sehingga materi pembelajaran mudah dimengerti oleh
peserta didik. Hal ini sesuai dengan Anonim (2008) bahwa LKPD harus disajikan
dengan menggunakan bahasa yang baik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Andi
Prastowo (2014) bahwa kalimat yang digunakan dalam LKPD harus sederhana, jelas,
dan efektif agar peserta didik mudah memahaminya.
Berdasarkan aspek komponen pendekatan saintifik yang disajikan pada
kegiatan dalam LKPD mengalami peningkatan dari kategori layak menjadi sangat
layak oleh validator dengan nilai 76,6% menjadi 95%. Hal ini membuktikan bahwa
LKPD telah memuat lima kegiatan saintifik, yaitu mengamati menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. LKPD berbasis
pendekatan saintifik juga dikatakan valid dalam meningkatkan keaktifan peserta
didik dalam belajar, karena kegiatan saintifik akan merangsang rasa ingin tahu
peserta didik dalam menemukan jawaban atas pertanyaannya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Marjan (2014) pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik.
Secara keseluruhan rata-rata nilai hasil validasi LKPD berbasis pendekatan
saintifik mengalami peningkatan dari kategori layak menjadi sangat layak dengan
nilai 76,3% menjadi 94,5%. Hal ini menjadi bukti bahwa LKPD yang dikembangkan
telah memenuhi kelima aspek dalam validasi berdasarkan penilaian dari validator
sehingga LKPD ini dapat digunakan baik sebagai media pembelajaran atau sebagai
sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tahun 2013.
Setelah melakukan validasi terhadap LKPD oleh para ahli maka dilakukannya
uji praktikalitas oleh guru SMA Negeri 2 Baubau. Hasil kepraktisan memperoleh
rata-rata 90,16% dengan kategori sangat layak, hal tersebut menunjukan bahwa
LKPD yang telah dikembangkan sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan. Angka tersebut didapatkan dari rata-rata

12
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

empat aspek yaitu aspek media, aspek efesiensi materi, aspek bahasa dan aspek
saintifik. Tanggapan Guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKPD pada
materi larutan penyangga dapat menunjukkan kategori positif. Berdasarkan Tabel 3
dapat diketahui bahwa hasil jawaban dari angket yang diberikan kepada guru kimia
kelas XI IPA 7 dan XI IPA 8 di SMA Negeri 2 Baubau menunjukkan bahwa LKPD
yang dikembangkan pada materi larutan penyangga mendapatkan tanggapan yang
positif dengan skor rata-rata 87,5%.
Hasil jawaban tersebut dapat diketahui bahwa guru sangat setuju jika
menggunakan LKPD dalam proses pembelajaran karena LKPD menyajikan konsep
larutan penyangga dengan tampilan yang menarik sehingga dapat membuat peserta
didik lebih aktif dan tertarik dalam belajar kimia. Penggunaan LKPD juga lebih
efektif jika digunakan di dalam pembelajaran karena dapat mempermudah peserta
didik dalam memahami materi dengan konsep yang jelas serta mudah dipahami.
Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Andi Prastowo (2011) bahwa LKPD
berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan peserta didik
dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar, membantu mewujudkan situasi
belajar yang efektif serta dapat meningkatkan mutu pembelajaran karena hasil belajar
yang dicapai peserta didik akan tahan lama sehingga pembelajaran mempunyai nilai
yang lebih tinggi
Menurut Tati (2009) suatu perangkat pembelajaran dikatakan praktis, hal ini
tergambar dari hasil uji coba lapangan dimana semua siswa dapat menggunakan
perangkat pembelajaran dengan baik. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk melihat
kepraktisan dari LKPD tergambar dari hasil uji kepraktisan di lapangan. Analisis data
hasil respon oleh peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Baubau menunjukkan bahwa
LKPD Berbasis Pendekatan Saintifik pada materi larutan penyangga yang telah
dikembangkan memperoleh kriteria layak. Data tersebut merujuk pada hasil penilaian
5 aspek dengan 32 pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik mengenai
penggunaan LKPD. Hal ini menunjukkan bahwa LKPD yang telah dikembangkan
dapat membuat peserta didik tertarik untuk menggunakannya dalam pembelajaran
dan memudahkan peserta didik memahami materi, memudahkan peserta didik
menemukan konsep serta memudahkan peserta didik dalam berdiskusi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan menggunakan model 4-D yaitu pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran (dessiminate).
Penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap pengembangan (development).
Kelayakan LKPD berbasis pendekatan saintifik pada materi larutan penyangga yang
dihasilkan melalui validasi oleh validator memperoleh persentase rata-rata sebesar 94,55%
dengan kriteria sangat layak.
2. Praktikalitas yang dilakukan guru terhadap LKPD berbasis pendekatan saintifik pada
materi larutan penyangga memiliki kategori nilai praktikalitas 87,98% (sangat praktis) dan
beerdasarkan data angket tanggapan guru terhadap LKPD memperoleh respon sangat
posotif dengan presentase rata-rata 87,5% dengan kategori sangat setuju.
3. Berdasarkan data angket respon peserta didik terhadap LKPD berbasis pendekatan
saintifik pada materi larutan penyangga mendapatkan respon positif, sehingga LKPD
layak di SMA Negeri 2 Baubau. Hasil dari respon peserta didik terhadap LKPD dengan

13
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

persentase yang diperoleh yaitu desain LKPD 88,97% sangat layak, segi tampilan 88,62%
sangat layak, materi 86,29% sangat layak, bahasa 89,98% sangat layak, dan saintifik
87,18% sangat layak.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. 11, h. 176.

Anas, Sudjana. 2015. Pengantar Ststistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Andi, Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Press.

Andi, Prastowo. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diva
Press.

Ani, Widyawati dan Anti, Kolonial Prodjosantoso. 2015. Penembangan Media Komik IPA
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Karakter Peserta Didik”. Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA. 1(1).

Anonim. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu.
Bandung: Penerbit Imtima

Anonim. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional. h. 32.

Asnaini., Adlim., Mahidin. 2016. Pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan scientific untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Peserta Didik Pada Materi Larutan
Penyangga. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. Vol. 4 (1).

Chonga, V, D., Sallimah., Aicheongc, P, I. 2013. Using an Activity Worksheet toRemediate


Students’ Alternative Conceptions of Metallic Bonding. AmericanInternational
Journal of Contemporary Research.3(11):39-52.

Djemari, Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta: Mira
Cendikia.

Dwi, Fadly dan Abdillah. 2013. Penggunaan Modul Sebagai Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran TIK pada Materi Microsoft Word Kelas V di SD
Negeri Sarikaya Kragilan CondongcaturSleman Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Hidayati Afifa., Undang Rosidin., Eko Suyanto. 2015. Pengembangan LKS Problem Based
Learning Bermuatan Sikap Spritual Sosial dengan Penilaian Autentuk. Jurnal
Pendidikan Fisika FKIP UNILA. Hal 14, Vol. 3 (2).

Ibrahim, R dan Syaodih S. 2010. Perencanaan pengajaran. Jakata: Rineka Cipta.

14
Jurnal Pendidikan Kimia p-ISSN : 2503-4480
FKIP Universitas Halu Oleo e-ISSN : 2721-2963
Vol. X, No.Y, Bulan dan tahun DOI: https://doi.org/xxxx/jpkim.xxx.xx

Istiqomah, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna. 2017. LKS Asam Basa Berbasis Pendekatan
Ilmiah dalam Meningkatkan KPS Berdasarkan Kognitif Siswa. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia. Vol. 6(3).

Machhin, Achmad. 2014. Implementasi Pendekaatan Saintifik, Penanaman Karakter dan


Konsevasin Pada Pembelajaran Materi pertumbuhan. Jurnal Pendidikan Ilmiah
Indonesia (JPIII). Vol. 3(1).

Marjan, J., I.B Putu Aryana., I.G.A Nyoman Setiawan. 2014. Pengaruh Pembelajaran
Pendekatan Saintifik Terhadap Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa
MA Mua’mallimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara
Barat. e-jurnal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Oktavia Dian Tri S., Ila Rosilawati., Tasviri Efkar. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Pada Materi Titrasiasam Basa Berbasis Pendekatan Ilmiah Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia. Vol. 4(1).

Sani, A. R. 2014. Pembelajaran saintifik untuk kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Senam dan Suharto. 2008. Efektivitas Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI
dengan Menggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill. Diakses 10 Februari 2014 dari
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf

Sudjana & Rivai. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sundari, Rini. 2017. Penggunaan LKS Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Discovery
Learning Pada Pembelajaran Larutan Asam Dan Basa. Jurnal Ilmiah Kanderang
Tingang. Vol 8(2).
Tati., Zulkardi., Yusuf hartano. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Kontekstual Pokok Bahasan Turunan Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 3(1).

Thiagarajan Silvasialm., Dorothy Semmel., Melvyn I Semmel. 1974. Instruction


Development For Traning Teachers For Exceptional Children. Washinton DC:
National Center For Improvement Educational System.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada


Group.

Yuliandriati., Susilawati., Rozlinda. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X. Jurnal Tadris
Kimia. Vol 4 (1).

15

Anda mungkin juga menyukai