Anda di halaman 1dari 13

JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 79

p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Jurnal Pendidikan Fisika


Universitas Muhammadiyah Makassar

Analisis Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Fisika Dasar I


dengan Menggunakan Scientific Approach pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Fisika Unismuh Makassar
Riskawati1), Andi Arie Andriani2)
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar1)
Email: riskaphysics@gmail.com
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar2)
Email: arie_andriani@gmail.com

Abstrak – Tujuan umum dari penelitian ini adalah memberikan gambaran kepada dosen Fisika tentang
pendekatan-pendekatan sains yang dapat digunakan dalam membantu mahasiswa untuk lebih
memahami konsep-konsep Fisika melalui kegiatan laboratorium. Adapun tujuan khusus dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh Scientific Approach terhadap kemampuan menggunakan alat ukur
Fisika Dasar I Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Unismuh Makassar. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian One–Group
Pretest–Posttest Design. Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar
Sulawesi Selatan. Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulnya data, selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif. Untuk analisis secara kuantitatif digunakan análisis deskriptif yaitu skor
rata-rata yang diperoleh dari hasil tes awal dengan hasil tes akhir.

Kata kunci: Scientific Approach, kemampuan menggunakan alat ukur Fisika Dasar.

Abstract – The general purpose of this research is to provide an overview to Physics lecturers about
science approaches that can be used in helping students to better understand the concepts of Physics
through laboratory activities. The specific purpose of this research is to know the influence of Scientific
Approach to the ability of using Physics Basic Elementary Instrument I Student of Physics Education
Program Unismuh Makassar. The type of research used in this research is pre experimental research
with One-Group Pretest-Posttest Design research design. This research will be conducted at
Muhammadiyah University of Makassar South Sulawesi. Data management in this research is done after
collecting data, then analyzed quantitatively. For the analysis of quantitative descriptive analysis is used
that is the average score obtained from the initial test results with the final test results

Keywords: Scientific Approach, the ability to use the Basic Physics gauge

I. PENDAHULUAN pengembangan. Sejalan dengan ini,


pengembangan ilmu pengetahuan dan
Perguruan tinggi merupakan tingkat
teknologi di lingkungan perguruan tinggi
pendidikan yang diharapkan mampu
diharapkan mampu meningkatkan kualitas
menghasilkan manusia-manusia cerdas,
sumber daya manusia para mahasiswa. Hal
kreatif, mandiri, dan percaya diri serta siap
tersebut tidak terlepas dari dosen sebagai
bersanding dan bersaing dalam dunia kerja
motivator dan fasilitator dalam penyaluran
melalui kegiatan-kegiatan penelitian dan
ilmu. Oleh karena itu, dosen harus pintar
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 80
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

dalam memilih model, strategi atau Salah satu pendekatan yang dapat
pendekatan yang akan digunakan dalam digunakan untuk membangun keterampilan
proses pembelajaran yang sesuai dengan proses mahasiswa adalah Scientific
mata kuliah yang diajarkan. Terutama mata Approach. Purnama, dkk (2015)
kuliah-mata kuliah yang terintegritasi menerapkan pendekatan ilmiah dalam
dengan kegiatan praktikum. pembelajaran fisika untuk melihat
Program Studi Pendidikan Fisika di pengaruhnya terhadap keterampilan proses
Universitas Muhammadiyah Makassar sains peserta didik. Hasil penelitian
merupakan salah satu program studi yang menunjukkan bahwa keterampilan proses
70% mata kuliahnya terintegritasi dengan sains peserta didik yang diajar dengan
kegiatan praktikum. Salah satu mata kuliah pendekatan ilmiah lebih tinggi daripada
yang terintegritasi dengan kegiatan peserta didik yang diajar tanpa
praktikum adalah mata kuliah Fisika Dasar I. menggunakan pendekatan ilmiah. Dan hasil
Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen Analisis inferensial menunjukkan bahwa
pengampu mata kuliah tersebut di Prodi terdapat perbedaan signifikan terhadap
Pendidikan Fisika Unismuh Makassar, keterampilan proses sains peserta didik
ternyata kendala yang sering dihadapi pada diajar melalui pendekatan ilmiah dengan
saat kegiatan praktikum yaitu mahasiswa- peserta didik yang diajar tanpa pendekatan
mahasiswa yang memiliki kemampuan ilmiah.
rendah dalam penggunaan alat- alat ukur Wieman dan Gilbert (2015:1)
Fisika Dasar mulai dari penentuan NST mengatakan bahwa Scientific Approach
sampai pada pembacaan skala. Hal ini akan diarahkan untuk pendidikan sains.
berdampak pada hasil praktikum yang Pendekatan ini terfokus pada proses
secara tidak langsung akan berdampak pada pembelajaran tingkat perguruan tinggi.
keterampilan proses mahasiswa tersebut. Tujuannya adalah untuk mengatasi metode
Berdasarkan hasil observasi faktor yang pengajaran di perguruan tinggi khususnya
mempengaruhi kendala tersebut adalah pada jurusan sains, dan untuk mencapai hasil
mahasiswa langsung dihadapkan pada belajar yang lebih baik. Pendekatan ilmiah
kegiatan pengumpulan data/praktikum yang yang digunakan adalah pendekatan Saintifik
dibimbing oleh asisten dari kalangan (Scientific Approach) yang didalamnya
mahasiswa, tanpa adanya kegiatan terdapat kegiatan mengamati, menaya,
mengamati alat-alat ukur yang akan menalar, mencoba dan mengkomunikasikan
digunakan dan kegiatan menanya terhadap (Kemendikbud, 2013).
apa yang belum dipahami kepada dosen Kegiatan mengamati pada Scientific
mata kuliah yang bersangkutan. Approach mengutamakan kebermaknaan
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 81
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

proses pembelajaran. Metode ini memiliki mengenai mata kuliah Fisika Dasar I di
keunggulan tertentu, seperti menyajikan tingkat universitas, antara lain:
media obyek secara nyata, peserta didik Rumus
senang dan tertantang, dan mudah Rumus, yang telah menjadi bahasa
pelaksanaannya. Dengan metode mengamati yang menakutkan, sebenarnya bukanlah
peserta didik menemukan fakta-fakta esensi ilmu fisika itu sendiri. Rumusan
menarik tentang obyek yang diamati yang matematik suatu fenomena fisik adalah
ada hubungannya dengan materi seperti halnya menceritakan sesuatu dengan
pembelajaran yang akan dipelajari. bahasa yang lain. Jadi rumus matematik
Berdasarkan uraian di atas, maka hanyalah bahasa untuk mengkomunikasikan
peneliti ingin mengetahui pengaruh ide kepada orang lain. Fisika bukanlah
Scientific Approach terhadap kemampuan matematik, namun memang para ilmuwan
menggunakan alat ukur mahasiswa dalam fisika menggunakan simbol-simbol
sebuah penelitian yang berjudul ―Analisis matematika sebagai bahasa yang universal
Kemampuan Menggunakan Alat Ukur untuk mengkomunikasikan ide dan
Fisika Dasar I dengan Menggunakan menjelaskan suatu fenomena fisis.
Scientific Approach pada Mahasiswa Esensi Fisika (Pengamatan/Praktikum)
Program Studi Pendidikan Fisika Unismuh Para ilmuwan zaman dulu, yang saling
Makassar‖. menyumbangkan kontribusinya untuk
fondasi ilmu pengetahuan saat ini, selalu
II. LANDASAN TEORI
memulai dari pengamatan. Dari mengamati
sesuatu kemudian mencoba menduga-duga,
Mata Kuliah Fisika Dasar I
lalu menguji dugaannya dan kemudian
Mata kuliah Fisika Dasar I merupakan
mengambil kesimpulan. Sebuah metode
salah satu mata kuliah yang terintegritasi
yang kita kenal dengan metode ilmiah.
dengan kegiatan praktikum. Dari jaman
Dapatkah kita mengembalikan pengajaran
SMP, SMA, sampai di perguruan tinggi
fisika ke arah yang sebenarnya yaitu
fisika selalu dianggap pelajaran yang sulit
berawal dari mengamati lingkungan sekitar
karena dalam pelajaran fisika sangat banyak
kita? Jawabannya: dapat.
hal abstrak yang harus dibuktikan dalam
kegiatan praktikum, banyak rumus yang Kita bisa memulai dengan mengamati

harus dihapal dan lain-lain. Umumnya sekeliling kita, juga dengan memberikan

mahasiswa masih lebih mudah memahami percobaan/pelatihan sederhana yang

matematika daripada fisika. Oleh karena itu, nantinya dapat mendukung atau menjelaskan

ada beberapa hal yang harus ditinjau paparan teori yang telah ada di buku.
Pelatihan atau percobaan jangan dulu
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 82
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

digunakan untuk membuktikan teori yang konsep-konsep Fisika. Jika tidak


telah ada di buku, karena teori di buku telah dilengkapi dengan pengamatan/pelatihan,
banyak memasukkan anggapan-anggapan pengajaran fisika tidak beranjak dari hal
idealisasi. Percobaan lebih ditujukan untuk yang sifatnya hanya dibayangkan saja.
menumbuhkan keterampilan proses peserta Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah)
didik dalam menangkap fenomena fisis yang Pendekatan pembelajaran pada
terjadi di sekitarnya. dasarnya merupakan bentuk tindakan yang
Fisika: Ilmu Tentang Sekitar Kita digunakan dalam proses pembelajaran yang
Ilmu fisika sebenarnya adalah ilmu bertujuan untuk mencapai tujuan
yang mencoba menjelaskan tentang pembelajaran yang ditargetkan. Menurut
keadaan-keadaan yang kita temui sehari- Arends (dalam Trianto, 2009) pembelajaran
hari. Misalnya gerak benda, bagaimana kita mengacu pada pendekatan pembelajaran
bisa melihat benda, sifat suatu benda dan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
lain-lain. Jadi justru seharusnya Fisika tujuan - tujuan pengajaran, tahap - tahap
membahas hal-hal yang sangat konkrit dan kegiatan pembelajaran, lingkungan
nyata keberadaannya. pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Kesan yang timbul di sebagian besar Pemilihan pendekatan pembelajaran sangat
anggapan mahasiswa tidak bisa dipungkiri dipengaruhi oleh sifat dari materi yang
akibat telah bergesernya cara pengajaran akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai
fisika ke arah yang lebih bersifat abstrak. dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, kemampuan peserta didik.
baik faktor penggunaan model/ strategi/ Scientific Approach merupakan salah
metode/ pendekatan pengajaran, fasilitas, satu pendekatan pembelajaran yang berpusat
kreatifitas serta sasaran yang ditetapkan pada peserta didik. Scientific Approach tidak
dalam pengajaran fisika itu sendiri. hanya memandang hasil belajar sebagai
Penggunaan model/ strategi/ metode/ muara akhir, namum proses pembelajaran
pendekatan pengajaran sering dijadikan dipandang sangat penting. Pendekatan
penyebab bergesernya paradigma pengajaran tersebut dapat diterapkan melalui
fisika. Harus kita sadari bahwa memang keterampilan proses. Keterampilan proses
umumnya model/strategi/metode/pendekatan sains merupakan seperangkat keterampilan
pengajaran yang digunakan di kelas tidak yang digunakan para ilmuwan dalam
tertuju padan sasaran materi yang melakukan penyelidikan ilmiah. Aspek-
diinginkkan khususnya materi Fisika Dasar I aspek pada Scientific Approach terintegrasi
yang kebanyakan memerlukan proses untuk pada pendekatan keterampilan proses dan
menjelaskan fenomena-fenomena atau metode ilmiah. Langkah-langkah metode
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 83
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

ilmiah: melakukan pengamatan, menentukan dari sumber yang tunggal sampai


hipotesis, merancang eksperimen untuk sumber yang beragam.
menguji hipotesis, menguji hipotesis, c. Mengumpulkan informasi/eksperimen:
menerima atau menolak hipotesis dan Tindak lanjut dari bertanya adalah
merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan menggali dan mengumpulkan informasi
(Helmenstine, 2001). dari berbagai sumber melalui berbagai
Kemendikbud (2013: 9-11) cara. Untuk itu peserta didik dapat
mengemukakan keterampilan-keterampilan membaca buku yang lebih banyak,
ilmiah dalam pendekatan scientific. memperhatikan fenomena atau objek
Keterangan menurutnya sebagai berikut. yang lebih teliti, atau bahkan melakukan
a. Mengamati: Mengamati sangat eksperimen. Dari kegiatan tersebut
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin terkumpul sejumlah informasi. Peserta
tahu peserta didik. Sehingga proses didik perlu dibiasakan untuk
pembelajaran memiliki kebermaknaan menghubung-hubungkan antara
tinggi (Fauziah, dkk, 2013). Mengamati informasi satu dengan yang lain, untuk
mengutamakan kebermaknaan proses mengambil kesimpulan.
pembelajaran. Metode ini memiliki d. Mengasosiasikan/ mengolah informasi:
keunggulan tertentu, seperti menyajikan Kegiatan mengolah informasi yang
media obyek secara nyata, peserta didik sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan
senang dan tertantang, dan mudah eksperimen maupun hasil dari kegiatan
pelaksanaannya. Dengan metode mengamati.
mengamati peserta didik menemukan e. Mengomunikasikan: Kegiatan
fakta- fakta menarik tentang obyek berikutnya adalah menuliskan
yang diamati yang ada hubungannya atau menceritakan apa yang ditemukan
dengan materi pembelajaran yang akan dalam kegiatan mencari informasi,
dipelajari. mengasosiasikan dan menemukan pola.
b. Menanya: Melalui kegiatan bertanya Hasil tersebut disampaikan di kelas dan
dikembangkan rasa ingin tahu peserta dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
didik. Semakin terlatih dalam bertanya peserta didik atau kelompok peserta
maka rasa ingin tahu semakin dapat didik tersebut. Anak perlu dibiasakan
dikembangkan. Pertanyaan tersebut untuk mengemukakan dan
menjadi dasar untuk mencari informasi mengomunikasikan ide, pengalaman,
yang lebih lanjut dan beragam dari dan hasil belajarnya kepada orang lain
sumber yang ditentukan pendidik (teman atau pendidik bahkan orang tua).
sampai yang ditentukan peserta didik,
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 84
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Dari definisi para ahli di atas, dapat III. METODE PENELITIAN


disimpulkan bahwa Scientific Approach
A. Jenis dan Variabel Penelitian
adalah proses pembelajaran yang mendorong
Penelitian ini adalah penelitian pra
anak untuk melakukan kegiatan ilmiah
eksperimen. Pada penelitian ini melibatkan
dengan mengamati, menanya,
2 variabel yaitu kemampuan menggunakan
mengumpulkan informasi/eksperimen, dan
alat ukur sebagai variabel output dan
mengomunikasikan.
Scientific Approach sebagai variabel input.
Kemampuan Menggunakan Alat Ukur
Lokasi penelitian ini adalah Universitas
Fisika Dasar I
Muhammadiyah Makassar yang terletak di
Fisika Dasar I merupakan mata kuliah
Makassar. Subjek penelitian ini adalah
yang terintegritasi dengan kegiatan
mahasiswa semester ganjil tahun ajaran
praktikum. Dalam kegiatan praktikum selalu
2017/2018.
bergelut dengan alat-alat praktikum yang
B. Desain Penelitian
berbeda-beda. Untuk setiap alat ukur
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
memiliki cara pengoperasian yang berbeda
pra eksperimen dengan desain penelitian
pula. Dalam praktikum Fisika Dasar I
One – Group Pretest – Posttest Design.
terdapat beberapa unit percobaaan yang
O1 X O2
setiap unit menggunakan alat ukur yang
(Arikunto, 2006:85)
berbeda-beda.
Dimana:
Dalam kegiatan praktikum, setiap
O1 = Tes hasil belajar fisika siswa sebelum
praktikan harus mampu mengoperasikan
pemberian kuis
semua alat ukur yang digunakan untuk X = Pembelajaran dengan pemberian kuis
mempermudah dalam pengambilan data O2 = Tes hasil belajar fisika siswa setelah
pemberian kuis
praktikum. Kemampuan mengoperasikan
alat-alat ukur dilihat dari cara menggunakan C. Prosedur Penelitian
alat ukur tersebut mulai dari penetapan NST Pelaksanaan penelitian ini dibagi tiga
setiap alat ukur sampai pada pembacaan skala tahap, yaitu:
pada saat pengukuran. Kemampuan a. Tahap pertama
menggunakan alat ukur dapat dilihat juga dari Tahapan ini merupakan tahap persiapan
data hasil pengamatan yang diperoleh pada yang meliputi observasi pada lokasi
saat praktikum apakah akurat atau tidak. penelitian untuk mendapatkan sampel
penelitian. Ada beberapa persiapan yang
dilakukan sebelum mengadakan penelitian
yakni sebagai berikut:
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 85
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

1) Mengkaji RPS Fisika dasar I yang b. Data hasil tes akhir (posttest)
berlaku di Universitas tersebut, peserta didik setelah diberikan
2) Menyusun instrumen penelitian tes perlakuan.
awal dan tes akhir kemampuan E. Teknik Analisis Data
menggunakan alat ukur yang terdiri dari Pengolahan data yang digunakan pada
soal essay. penelitian ini adalah dengan menggunakan
3) Membuat modul praktikum analisis kuantitatif yaitu dengan teknik
4) Validasi untuk tes kemampuan analisis deskriptif dan uji hipotesis.
menggunakan alat ukur meliputi a. Analisis Data Penilaian Para Ahli
validasi item (validasi empiris) dan Instrumen-instrumen penelitian sebelum
validasi isi (validasi pakar). digunakan terlebih dahulu diuji
b. Tahap kedua kevalidannya melalui validator para ahli.
Tahap ini merupakan pelaksanaan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam
penelitian, sebelum diadakan penelitian, proses analisis data kevalidan instrumen
terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan penelitian secara kuantitatif adalah sebagai
pendidik bidang studi dan Ketua jurusan berikut (Nurdin, 2007:140-142):
Universita Muhammadiyah Makassar Melakukan rekapituasi hasil penilaian
mengenai penggunaan Scientific Approach ahli ke dalam tabel yang meliputi (1) aspek
dalam proses belajar mengajar yang akan (Ai), (2) kriteria (K i), (3) hasil penilaian
dilaksanakan. Sebelum diberikan perlakuan validator (Vji):
berupa Scientific Approach pada subjek Mencari rerata hasil penilaian ahli
penelitian, terlebih dahulu diberikan tes awal untuk setiap kriteria dengan rumus:
(pretest). Pelaksanaan penelitian (kegiatan ∑
̅= ,
belajar) disesuaikan dengan jadwal kelas
dengan:
yang terpilih sebagai sampel, sehingga tidak
̅ : Rerata kriteria ke i
mengganggu mata kuliah yang lain. : Skor hasil penilaian terhadap kriteria ke-
c. Tahap Akhir I oleh penilai ke-j
: Banyaknya penilai
Tahap akhir kegiatan ini adalah berupa
Mencari rerata tiap aspek dengan
pemberian tes akhir (posttest) berupa soal rumus:
∑ ̅
piliha essay yang telah dinyatakan valid. ̅= ,
D. Teknik Pengumpulan Data dengan
a. Data hasil tes awal (pretest) peserta ̅ : Rerata aspek ke-i
didik sebelum diberikan perlakuan. ̅ : Rerata untuk aspek ke-i kriteria ke-j
: Banyaknya kriteria dalam aspek i
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 86
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Mencari rata-rata total ( ̅ ) dengan b. Analisis reliabilitas


rumus: Untuk mengetahui tingkat reliabilitas
̅
̅= ∑ ,
oleh dua orang validator, digunakan
―interobserver agreement” dengan analisis
dengan :
statistik “percentage of agreement”,
̅ :Rerata total
̅̅̅̅̅̅̅
̅ : Rerata aspek ke-i R = ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅
: Banyaknya aspek
(Nurdin,2007:146)
Menentukan kategori validitas setiap
Keterangan:
kriteria ̅ atau rerata aspek ̅ atau rerata
̅̅̅̅̅) = Rerata derajat agreement dari
total ̅ dengan kategori validitas yang telah vallidator pada pasangan nilai
(3,3),(4,3), (4,4)
ditetapkan. ̅̅̅̅̅) = Rerata derajat disaggrement dari
Kategori validitas sebagai berikut: validator pada pasangan nilai (1,1),
(1,2), (1,3), (1,4), (2,2), (2,3), (2,4),
3,5 Sangat valid
dan sebaliknya
2,5 Valid R = Koefisien (derajat) realibilitas
instrumen
1,5 Cukup valid
Tidak valid Instrumen dikatakan baik jika memiliki
koefisien reliabilitas .
̅ untuk mencari validitas tiap kriteria
c. Analisis deskriptif
̅ untuk mencari validitas tiap aspek
Statistik deskriptif digunakan untuk
̅ untuk mencari keseluruhan aspek
mengetahui kemampuan menggunakan alat
Kriteria yang digunakan untuk ukur mahasiswa yang dilihat dari hasil
memutuskan bahwa instrumen penelitian belajar Fisika Dasar I mahasiswa sebelum
memiliki derajat validitas yang memadai diajar dengan Scientific Approach dan
adalah nilai ̅ untuk keseluruhan aspek sesudah diajar dengan Scientific Approach.
minimal berada dalam kategori valid dan Untuk keperluan ini digunakan skor rata-
nilai ̅ untuk setiap aspek minimal berada rata, tabel distribusi frekuensi dan
dalam kategori cukup valid. Jika tidak persentase hasil belajar Fisika Dasar I.
demikian, maka perlu dilakukan revisi Pengubahan skor hasil belajar Fisika
berdasarkan saran dari para validator atau Dasar I ke dalam bentuk nilai persentase
dengan melihat kembali aspek yang dinilai dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
kurang. Selanjutnya dilakukan validasi berikut:
ulang, lalu dianalisis kembali. Demikian F
P= x 100 %
seterusnya sampai memenuhi nilai minimal N
berada di dalam kategori valid. (Arikunto, 2006:58)
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 87
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Keterangan : Prodi Pendidikan Fisika Unismuh


Makassar setelah diajar dengan
P = nilai yang diperoleh
Scientific Approach.
F = jumlah skor yang diperoleh
µ2 : Skor rata-rata hasil belajar Fisika
N = skor tertinggi
Dasar I mahasiswa semester ganjil
Prodi Pendidikan Fisika Unismuh
Data yang diperoleh dianalisis dalam
Makassar sebelum diajar dengan
kategorisasi penilaian yang diberikan pada Scientific Approach.
(Sugiyono, 2007: 424)
peserta didik yaitu sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh Scientific
1) Nilai 0 – 34 kategori sangat rendah. Approach terhadap kemampuan
menggunakan alat ukur Fisika
2) Nilai 35 – 54 kategori rendah.
Dasar I mahasiswa semester ganjil
3) Nilai 55 – 64 kategori sedang. Prodi Pendidikan Fisika Unismuh
Makassar.
4) Nilai 65 – 84 kategori tinggi
Ha : Terdapat pengaruh Scientific Approach
5) Nilai 85 – 100 kategori sangat tinggi terhadap kemampuan menggunakan
alat ukur Fisika Dasar I mahasiswa
d. Pengujian hipotesis
semester ganjil Prodi Pendidikan
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk Fisika Unismuh Makassar.
menjawab hipotesis yang telah diajukan.
Untuk maksud tersebut, maka pengujian IV. HASIL PENELITIAN
dilakukan dengan menggunakan uji-t
1. Hasil analisis statistik deskriptif
berkolerasi uji pihak kanan. Dengan
Berikut ini dikemukakan hasil
hipotesis statistik yang digunakan :
deskriptif pencapaian hasil belajar
Ho : µ1 ≤ µ2
mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika
Ha : µ1 > µ2
Unismuh Makassar setelah diajar dengan
µ1 : Skor rata-rata hasil belajar Fisika Scientific Approach..
Dasar I mahasiswa semester ganjil

Tabel 1. Hasil pengolahan data hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Unismuh
Makassar.
Skor Pre-test Post-test
Skor tertinggi 15 16
Skor terendah 6 8
Skor Ideal 20 20
Standar Deviasi 2,14 2,39
Skor rata-rata 9,67 12,00

Skor tertinggi yang dicapai oleh test), skornya berubah yaitu skor tertinggi
mahasiswa pada pre-test, yaitu 15 dan skor menjadi 16 dan skor terendah menjadi 8
terendahnya adalah 6, sehingga skor rata- sehingga skor rata-rata 12,00.
rata 9,67. Namun setelah diajar Untuk mengetahui kemampuan
menggunakan scientific approach (post- menggunakan alat ukur pada mahasiswa
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 88
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Prodi Pendidikan Fisika Unismuh Makassar, Jika skor hasil belajar mahasiswa Prodi
berdasarkan pembagian kategori pada bab Pendidikan Fisika Unismuh Makassar
sebelumnya diperoleh skor rata-rata pada dianalisis dengan menggunakan persentase
pretest 9,67 atau 48,36 % berada pada pada distribusi frekuensi maka dapat dibuat
ketegori rendah. Sedangkan pada post test tabel distribusi sebagai berikut.
diperoleh skor rata-rata 12 atau 60 % berapa
pada kategori sedang.

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase kumulatif skor hasil belajar mahasiswa Prodi
Pendidikan Fisika Unismuh Makassar pada pre test.
Kumulatif dari bawah Kumulatif dari atas
Skor Frekuensi
Kf K(%) Kf K(%)
6–7 5 5 16,67 30 100
8–9 10 15 50,00 25 83,33
10 – 11 9 24 80,00 15 50,00
12 – 13 5 29 96,67 6 20,00
14 – 15 1 30 100 1 3,33
16 – 17 0 30 100 0 0,00

Dari data tabel di atas, terlihat terdapat mahasiswa yang memperoleh skor ≤ 11.
3,33% dari mahasiswa yang memperoleh Selebihnya yang memperoleh skor antara
skor ≥ 14, dan terdapat 80,00% dari 12-13 sebanyak 16,67 %.

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase komulatif skor hasil belajar mahasiswa Prodi
Pendidikan Fisika Unismuh Makassar pada post-test
Kumulatif dari bawah Kumulatif dari atas
Skor F
Kf K(%) Kf K(%)
6–7 0 0 0,00 30 100
8–9 5 5 16,67 30 100
10 – 11 6 11 36,67 25 83,33
12 – 13 9 20 66,67 19 63,33
14 – 15 8 28 93,33 10 33,33
16 - 17 2 30 100 2 6,67

Dari data tabel di atas, terlihat terdapat Jika data hasil belajar mahasiswa Prodi
33,33% dari mahasiswa yang memperoleh Pendidikan Fisika Unismuh Makassar
skor ≥ 14, dan terdapat 36,67% dari dibentuk dalam suatu diagram peningkatan
mahasiswa yang memperoleh skor ≤ 11. skor hasil belajar, maka diagram yang
Selebihnya yang memperoleh skor antara 12- dihasilkan adalah sebagai berikut :
13 sebanyak 30,00 %.
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 89
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

20 b. Pengujian hipotesis
15 16
Pada penelitian ini pengujian hipotesis
15
Skor
yang digunakan adalah uji-t berkorelasi uji
10 8 Terendah
6 pihak kanan untuk menguji kebenaran
Skor
5
Tertinggi hipotesis. Hipotesis yang akan diuji adalah:
0
H0 : Tidak terdapat pengaruh Scientific
Pre Test Post Test
Approach terhadap kemampuan
Gambar 1. Diagram peningkatan skor hasil
menggunakan alat ukur Fisika Dasar I
belajar mahasiswa Prodi
Pendidikan Fisika Unismuh mahasiswa semester ganjil Prodi
Makassar
Pendidikan Fisika Unismuh Makassar.
Ha : Terdapat pengaruh Scientific Approach
2. Hasil analisis statistik inferensial
terhadap kemampuan menggunakan alat
a. Pengujian prasyarat analisis
ukur Fisika Dasar I mahasiswa semester
Syarat yang harus diperoleh sebelum
ganjil Prodi Pendidikan Fisika Unismuh
melakukan pengujian terhadap hipotesis
Makassar.
adalah melakukan pengujian normalitas.
Kriteria pengujian hipotesis tersebut
Pengujian ini, dilakukan dengan
adalah Ha diterima jika thitung > ttabel, jika thitung
menggunakan rumus chi-kuadrat. Setelah
< ttabel maka H0 diterima dengan taraf
dilakukan perhitungan, pada pre test
signifikan α = 0,05.
diperoleh nilai  hitung
2
 0,6247 dengan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
nilai ,  2
tabel  7,81 , dk = 3 dan taraf penelitian dengan menggunakan uji-t
signifikansi   0,05 . Sehingga dapat berkolerasi uji pihak kanan seperti yang

disimpulkan bahwa data yang digunakan disajikan pada lampiran, diperoleh nilai

pada pretest berasal dari populasi yang thitung sebesar 7,044 sedangkan nilai ttabel

berdistribusi normal karena pada taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat


kebebasan (dk) = 64 adalah sebesar
 hitung
2
  tabel
2
. Pada post test diperoleh
1,99773.
nilai  hitung
2
 2,4478 dengan nilai , Dari hasil analisis tersebut terlihat

 tabel
2
 7,81 , dk = 3 dan taraf signifikansi bahwa nilai thitung > ttabel (7,044 > 1,99773).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
  0,05 . Dengan demikian dapat
Ha (Ha : µ1 > µ2) diterima dan H0 ditolak,
disimpulkan bahwa data yang digunakan
jadi terdapat pengaruh Scientific Approach
pada post test juga berasal dari populasi
terhadap kemampuan menggunakan alat
yang berdistribusi normal karena
ukur Fisika Dasar I mahasiswa semester
 hitung
2
  tabel
2
.
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 90
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

ganjil Prodi Pendidikan Fisika Unismuh Tabel 6. Rekap Hasil Analisis Reliabilitas
Instrumen Pre Test dan Post Test
Makassar.
Instrument Nilai Kategori
3. Hasil Validasi Instrumen Pre Test dan Pre test 0,85 Reliabel
Post Test Post test 0,92 Reliabel
Tabel 4. Hasil Validasi Instrumen Pre Test
Aspek Penilaian ̅̅̅ Ket. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa
Format Instrumen 3,80 SV instrumen pre test dan post test tingkat
Isi Instrumen 3,50 V
Bahasa 3,90 SV reliabilitasnya diperoleh 0,85 dan 0,92. Hal
Waktu 4,00 SV ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut
̅ 3,80 SV
tergolong reliabel karena berdasarkan
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai kategori Grinnel, instrumen dianggap reliabel
rata-rata kevalidan instrument pre test berada ketika memperoleh persentage of agreement
pada kategori valid dan sangan valid. Hal ini di atas 0,75.
menunjukkan bahwa instrumen tersebut layak
V. PENUTUP
untuk digunakan.
Tabel 5. Hasil Validasi Instrument Post Test A. Kesimpulan
Aspek Penilaian ̅̅̅ Ket.
Format Instrumen 3,80 SV Berdasarkan hasil analisis dan
Isi Instrumen 3,50 V pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
Bahasa 4,00 SV bahwa:
Waktu 4,00 SV 1. Skor rata-rata hasil belajar fisika
̅ 3,82 SV mahasiswa semester ganjil Prodi
Pendidikan Fisika Unismuh Makassar
sebelum diajar dengan menggunakan
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata- Scientific Approach berada pada kategori
rendah sedangkan setelah diajar dengan
rata kevalidan instrument post test berada
menggunakan Scientific Approach
pada kategori valid dan sangan valid. Hal berada pada kategori sedang.
2. Terdapat peningkatan yang signifikan
ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut
pada hasil belajar fisika mahasiswa
layak untuk digunakan. semester ganjil Prodi Pendidikan Fisika
Unismuh Makassar setelah Scientific
4. Reliabilitas Instrumen
Approach dibandingkan sebelum diajar
Setelah dianalisis instrumen pre test dan menggunakan mahasiswa semester
ganjil Prodi Pendidikan Fisika Unismuh
post test hasil dari validasi ahli diperoleh
Makassar.
nilai reliabilitas dengan menggunakan B. Saran
analisis yang dikemukakan Grinnel dalam Berdasarkan kesimpulan yang telah
Nurdin. Hasil analisis direkap dalam tabel dikemukakan, maka untuk lebih
berikut: meningkatkan hasil belajar fisika mahasiswa,
diharapkan kepada para dosen, khususnya
dosen fisika agar dapat menerapkan beberapa
JPF | Volume 6 | Nomor 1 | 91
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

strategi yang bervariasi sesuai dengan materi [5] Kementerian pendidikan dan
Kebudayaan. 2013. Analisis materi
yang diberikan seperti pemberian Scientific
ajar: Konsep Pendekatan Scientific.
Approach pada pembelajaran fisika agar Diklat Guru Dalam Rangka
Implementasi Kurikulum 2013.
mahasiswa tidak merasa bosan.
[6] Nurdin. 2007. Model Pembelajaran
Matematika yang Menumbuhkan
Kemampuan Metakognitif untuk
PUSTAKA
Menguasai Bahan Ajar. Disertasi.
Tidak diterbitkan. Surabaya: UNESA.
[1] Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar- [7] Purnama, Tiara, dkk. 2015.
dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pengaruh Pendekatan Ilmiah dalam
Bumi Aksara. Pembelajaran Fisika terhadap
[2] Carl Wieman and Sarah Gilbert. Keterampilan Proses Sains Peserta
2015. Taking a Scientific Approach Didik Kelas X SMAN 1 Marioriwawo
to Science Education, Part II— Kabupaten Soppeng. Jurnal Sains
Changing Teaching. Journal Microbe, dan Pendidikan Fisika. Jilid 11,
10(5). Nomor 2, hal. 155 – 160.
[3] Fauziah, Resti, dkk. 2013. [8] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Pembelajaran Saintifik Elektronika Pendidikan pendekatan Kuantitatif,
Dasar Berorientasi Pembelajaran Kualitatif, dan R & D . Bandung :
Berbasis Masalah. INVOTEC Jurnal Alfabeta
Pendidikan Teknologi Kejuruan, IX [9] Trianto. 2009. Mendesain Model
(2): 165-178. Pembelajaran Inovatif-Progresif:
[4] Helmenstine, A.M. 2013. What is Konsep, Landasan, dan
Fermentation? About.com Chemistry. Implementasinya pada Kurikulum
Retrieved from Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
http://chemistry.about.com/od/lecture Jakarta: Kencana Prenada Media
noteslab I/f/What-Is- Group.
Fermentation.htm.

Anda mungkin juga menyukai