Konten ini diunduh dari alamat IP 103.144.14.250 pada 11/12/2022 pukul 23:28
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
* antomisaregar@radenintan.ac.id
1. Pendahuluan Era
revolusi industri yang sedang kita hadapi saat ini adalah era industri 4.0 dimana teknologi telah menjadi dasar
dalam kehidupan manusia [1]. Era yang berdampak pada semua aspek kehidupan manusia, seperti pendidikan
[1–3]. Pendidikan sendiri merupakan salah satu kegiatan dan upaya untuk menciptakan sumber daya manusia
yang potensial dan berkualitas. Sistem pendidikan di dunia saat ini sedang menghadapi persaingan global
dan mengalami transformasi yang membutuhkan pengalaman belajar yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan berdampak pada pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran, termasuk pembelajaran IPA [6,7].
Pembelajaran IPA menekankan siswa dalam memberikan pengalaman belajar yang diarahkan melalui
pengembangan keilmuan dan sikap. Pembelajaran IPA diarahkan untuk menemukan jawaban dari
permasalahan sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam.
Salah satu bagian dari pembelajaran IPA di SMA adalah fisika [9]. Sinaga dan Simarmata menyatakan bahwa
pembelajaran fisika seringkali dipandang sebagai ilmu abstrak yang bersifat teoritis, kurang menarik, terkesan
sulit, juga sulit untuk dipahami dan dikuasai.
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan arahan kepada
siswa agar memiliki pemahaman yang benar [11]. jika pembelajaran fisika dipelajari dengan hanya menerima
informasi dari guru secara satu arah, maka akan menyebabkan siswa menjadi pasif dan cenderung cepat bosan.
Pembelajaran yang berpusat pada guru dapat menghambat perkembangan sikap ilmiah siswa. Guru dalam
kegiatan pembelajaran di kelas harus mampu menumbuhkan sikap ilmiah siswa dan membantunya berkembang
Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari karya
ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
sikap ilmiah [12,13]. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika
menghadapi masalah ilmiah dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar [12, 14].
Pembelajaran yang berpusat pada guru juga dapat menimbulkan pemahaman yang kurang baik terhadap penguasaan
konseptual fisika [10]. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan penalarannya jika belum terbiasa dengan materi
yang dipelajari. Oleh karena itu, guru perlu mengecek pemahaman siswa sebelum melanjutkan materi karena materi dalam
matematika saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tidak hanya sikap ilmiah yang dikembangkan, tetapi
pemahaman konsep siswa juga perlu dikembangkan agar siswa dapat mendefinisikan dan menghasilkan ide, fakta,
penguasaan konseptual, dan teori [18]. Pembelajaran fisika tidak hanya ditekankan pada pengetahuan fakta dan hafalan
rumus tetapi juga perlu dilengkapi dengan pemahaman konseptual dasar.
Hasil wawancara guru di salah satu SMA di Kabupaten Muara Enim menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif
dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa kurangnya keaktifan siswa disebabkan kurangnya pemahaman
konsep dan sikap ilmiah. Selain itu, guru menekankan pada kesulitan yang dialami guru dalam mengontrol siswa. Selain
guru, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa. Hal ini dilakukan karena peneliti merasa perlu mendapatkan
informasi dari sudut pandang yang berbeda. Hasil wawancara dari beberapa siswa menunjukkan bahwa proses
pembelajaran fisika masih monoton. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan sumber materi tidak
bervariasi.
Setelah melihat gambaran permasalahan di sekolah tersebut, peneliti mencoba mengatasinya dengan menggunakan
pendekatan yang tepat dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran dan dapat mengkonstruksi pengetahuannya. Untuk mencapai sikap ilmiah dan pemahaman konseptual
siswa diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat. Ada banyak pendekatan pembelajaran, antara lain Scientific [18],
Open-Ended [21], dan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) [22], dll.
Peneliti memutuskan untuk menerapkan pendekatan STEM untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
sikap ilmiah dan pemahaman konseptual siswa. Pendekatan pembelajaran STEM merupakan integrasi sains, teknologi,
teknik, dan matematika yang disarankan untuk memperoleh keberhasilan dan keterampilan. Pembelajaran STEM dapat
menciptakan sumber daya manusia yang berpikir kritis, logis, sistematis dan meningkatkan minat belajar siswa [22-29].
Penggunaan pendekatan STEM dalam pembelajaran akan mendorong siswa untuk merancang, mengembangkan, dan
memanfaatkan teknologi, serta mampu mengasah pengetahuan kognitif, manipulatif, dan afektifnya [27-28]. Selain itu juga
dapat membantu siswa untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata sehingga
mereka siap untuk melakukan proses pembelajaran [29-30].
Berdasarkan penelitian sebelumnya, STEM dapat melatih siswa untuk berpikir kritis [31,32] dan berpikir kreatif [33-34].
Meskipun sudah banyak penelitian tentang penggunaan pendekatan STEM, perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya terletak pada variabel terikat yaitu sikap ilmiah, pemahaman konseptual, dan penerapan pendekatan
STEM pada materi momentum dan impuls. . Peneliti memandang perlu untuk melihat keefektifan penggunaan pendekatan
STEM (Science Technology, Engineering, and Mathematics) terhadap sikap ilmiah dan pemahaman konsep siswa.
2. Metode
Metode yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest control group design [39].
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Semende Darat Laut Muara Enim Sumatera Selatan.
Sampel terdiri dari dua kelas yang dipilih secara cluster random sampling. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
diberikan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan STEM dan Kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran konvensional.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes untuk mendapatkan data pemahaman konsep dan angket untuk
mendapatkan data sikap ilmiah.
2
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) digunakan pada tahap pengujian hipotesis. Data sikap ilmiah dan
pemahaman konsep diperoleh setelah sampel diberi perlakuan.
Uji statistik dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan menggunakan program SPSS 20.00. Sebelum data
digunakan untuk pengujian hipotesis, data harus memenuhi uji prasyarat Multivariate Analysis of Variance (MANOVA).
MANOVA mensyaratkan bahwa data harus berdistribusi normal dan homogen.
Tabel 1 menunjukkan bahwa skor rata-rata sikap ilmiah siswa dengan menggunakan pendekatan STEM lebih
tinggi daripada skor rata-rata sikap ilmiah siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Begitu pula
dengan skor rata-rata pemahaman konsep siswa yang menggunakan pendekatan STEM lebih tinggi dari skor rata-
rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
dilakukan uji prasyarat yang meliputi normalitas sebaran data dan homogenitas varians. Uji prasyarat telah memenuhi
persyaratan untuk pengujian hipotesis.
Untuk menguji hipotesis pertama, digunakan Between-subjects Effects Test yang hasilnya ditunjukkan seperti
pada tabel 2.
Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran STEM
menghasilkan signifikansi kurang dari 0,05. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa
terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan antara pendekatan pembelajaran STEM dengan pembelajaran
konvensional. Untuk menguji hipotesis kedua digunakan uji Between-subjects Effects. Hasil analisis disajikan pada
Tabel 2. Terlihat bahwa signifikansi pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran
STEM kurang
3
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
dari 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak. Hipotesis H1 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep
siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran STEM dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Untuk
menguji hipotesis ketiga digunakan uji Multivariat. Hasil analisis disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 merangkum hasil pengujian Multivariat. Diketahui bahwa nilai Pillai's Trace, Wilks' lambda, Hotelling's Trace,
dan Roy's Largest Root lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada sikap ilmiah dan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hasil analisis uji MANOVA, sikap ilmiah dan hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran STEM lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.
Pendekatan pembelajaran STEM dikatakan efektif jika setelah menggunakan pendekatan ini terjadi peningkatan sikap
ilmiah dan pemahaman konsep siswa. Untuk mengetahui keefektifan pendekatan pembelajaran STEM terhadap sikap ilmiah
dan pemahaman konsep siswa digunakan rumus effect size. Effect size menunjukkan sejauh mana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain dalam suatu penelitian atau menunjukkan seberapa efektif suatu variabel mempengaruhi variabel
lain [5]. Hasil analisis disajikan pada tabel 4.
Setelah didapatkan effect size dari data, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai effect size dengan tabel
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran STEM terhadap sikap ilmiah dan pemahaman
konsep. Pendekatan pembelajaran STEM diterapkan pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional diterapkan
pada kelas kontrol. Terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Distribusi nilai rata-rata
pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 4.
3.2 Diskusi
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa terdapat perbedaan pendekatan pembelajaran STEM terhadap sikap
ilmiah dan pemahaman konsep. Dari analisis hipotesis pertama, terdapat perbedaan sikap ilmiah dan pemahaman konseptual
siswa yang diajar dengan pendekatan STEM dan pembelajaran konvensional. Data membuktikan bahwa pembelajaran ini
bisa
4
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
mengembangkan sikap ilmiah dan pemahaman konseptual siswa. Langkah-langkah pendekatan STEM pada model
Inquiry disajikan pada bagan 1[40].
Gambar 1 menunjukkan langkah-langkah pendekatan pembelajaran STEM pada model Inquiry yang digunakan
pada kelas eksperimen. Langkah-langkah tersebut mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai
fenomena atau isi kemudian menyusun pertanyaan dari fenomena tersebut. Siswa termotivasi untuk dapat
memecahkan masalah yang ada dan berusaha mengkomunikasikannya.
Tahap kedua setelah melakukan observasi dan memperoleh informasi tentang berbagai fenomena yang berkaitan
dengan sains, siswa mengembangkan dan menggunakan model atau contoh. Pada langkah ini, siswa diminta untuk
melihat melalui model dan simulasi untuk membantu mereka mengembangkan informasi yang diamati.
5
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
Tahap ketiga, siswa diminta merencanakan dan melakukan penyelidikan ilmiah untuk mendapatkan data.
Agar inovasi yang diperoleh lebih bermakna, peneliti meminta siswa untuk menghasilkan ide-ide baru yang layak
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian pada tahap keempat, setelah siswa melakukan
penyelidikan ilmiah dan memperoleh data, data yang diperoleh kemudian dianalisis dan kemudian
diinterpretasikan.
Pada tahap kelima, siswa menggunakan pemikiran matematis dan pemikiran komputasional untuk
membangun simulasi dan menganalisis data. Pada tahap keenam, siswa mampu mengkonstruksi penjelasan
terkait kegiatan pembelajaran dan mampu merancang solusi baru dari permasalahan yang ditemukan dalam
pembelajaran. Tahap ketujuh, siswa terlibat dalam argumentasi untuk mengklarifikasi konsep pembelajaran dan
solusi terbaik dari suatu masalah kemudian memperkuatnya dengan bukti data yang kuat untuk mempertahankan
suatu kesimpulan. Pada tahap terakhir, siswa memperoleh informasi dari kegiatan pembelajaran kemudian
mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuan untuk menyimpulkan.
Hipotesis kedua mengenai keefektifan pembelajaran STEM terhadap pemahaman konsep berdasarkan
analisis data menunjukkan hasil uji Between-subjects Effects adalah 0,003 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima.
Hasil penelitian sebelumnya sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dimana pendekatan
pembelajaran STEM memberikan peningkatan sikap ilmiah dan pemahaman konseptual siswa. Hal ini terjadi
karena pembelajaran STEM menuntut siswa untuk dapat mengintegrasikan keempat aspek pendekatan STEM
dalam pembelajaran. Empat aspek pendekatan STEM dapat mendorong siswa untuk mengasah kemampuan
berpikirnya Selain itu, penerapan pendekatan STEM dalam pembelajaran dapat mendorong siswa untuk
memahami dan memanipulasi fenomena alam, memanfaatkan teknologi, merancang atau menyusun, dan
menginterpretasikan solusi dari data dan hasil perhitungan.
6
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan keefektifan
pembelajaran fisika dengan menggunakan pembelajaran STEM dalam meningkatkan sikap ilmiah dan pemahaman
konsep siswa. Pendekatan pembelajaran STEM lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan sikap ilmiah dan pemahaman konsep siswa. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan hasil belajar siswa
dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konseptual antara pembelajaran STEM dan pembelajaran
konvensional.
Referensi
[1] D. Saregar, Antomi. Giyoto. Pawe, T I. Pricilia, A. and Astriawan 2019 Bagaimana Perancangan Media Pembelajaran
Poster Fisika Bernilai Islami Dalam Membangun Motivasi Belajar dan Karakter Siswa ? J.Fis. Konf. Ser.
[2] S. Priatmoko 2018 Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam di Era 4.0 Ta’lim. 1 2 2 [3] R. Noor, A.
Binti, R. Ali, and M. B. Ibrahim 2018 Preparation of Politechnic Sultan Mizan Zainal Abidin ( PSMZA ) Lecturers in Facing
The Industrial Revolution Flow 4 . 0 Persediaan Tenaga Pengajar Politeknik Sultan Mizan Zainal
( PSMZA
Abidin
) di
dalam Mengharungi Arus Revolusi Indusri. 6 181–190 [4] Iswan and Herwina 2018 Penguatan Pendidikan
Karakteristik Perspektif Islam Dalam Era
Milenial IR.4.0. 1 1 22
[5] A. Hidayah and Yuberti 2018 Pengaruh model pembelajaran POE ( Predict- observe- Explain) terhadap keterampilan
proses belajar fisika siswa pokok bahasan suhu dan kalor. 1 1 21–27 [6] L. Siew, N. M., Amir, N., & Chong
2019 Persepsi Pre-Service Dan Guru In-Service Mengenai Pendekatan STEM Berbasis Proyek Untuk Ilmu Pengetahuan
Mengajar Spinger Plus. 1–20 [7] I. A. P. F. Wulandari, N.M.Pujani, And P. P. Juniartina 2019 Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Information And Communication Technologies Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa J. Pendidik. Dan Pembelajaran Sains Indones. 1 2
[8] M. Dewi and R. A. Fitria 2019 Kebutuhan Pengembangan Modul Bimbingan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
(Tik) Terintegrasi Literasi Baru Era Revolusi Industri 4.0 Muharika J. Pendidik. Teknol. Inf. 6 1 80–86
[9] A. Muhaimin and H. Soeprianto 2015 Pengembangan Media Kapasitor Dan Pengaruhnya Development Of Capacitor
Media And Effect On Students ’ Understanding Of Concept And Scientific Attitude. 11 1 59–72 [10] A.
Restanti, Indri; Sudarti; Haarijanto 2015 Pengaruh Model Pembelajaran ROPES Dengan Teknik Talking Stick
Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Di Bondowoso J. Pendidik. Fis. 4 1 93–97
[11] Antomi Maharani, L. Rahayu, D I. Amaliah, E. Rahayu, R. and Saregar 2019 Diagnostic Test s Law Material J.
'
dengan Four-Tier dalam Pembelajaran Fisika : Kasus Miskonsepsi dalam Newton
Phys. Konf. Ser.
[12] H. Sa and M. Kusasi 2017 Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry ) Pada Materi
Kesetimbangan Kimia Increasing Scientific Attitude and Concept Understanding Using Guided Inquiry Model
in Chemical Equilibrium. 8 1 79
[13] A. Harjono, A. W. Jufri, K. Arizona, and U. Mataram 2015 Implementasi Media Tiga Dimensi
Kemagnetan Berbasis Sikap Ilmiah Siswa. 1 1
[14] A. Riyadi, J. Ardhuha 2015 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbantuan
Flash Media Terhadap. 1 2
[15] KA Astiti 2018 Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Berdasarkan Konsep Fisika Siswa Pada Materi Temperatur
Dan Kalor. 3 3 185–192
[16] Y. Wikrama, N. Riastini, and I made suarjana 2017 Pengaruh model pembelajaran inkuiri
7
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
terhadap minat baca dan pemahaman konsep ipa siswa kelas V sd. 5 2 1–11, 2017.
[17] R. Hikamh 2017 Penerapan Model Advance Organizer untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Siswa J. SAP. 1 3 271–280
[18] A. Wibowo, K. Baru, and K. Selatan 2017 Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
dan Saintifik terhadap Prestasi Belajar , Kemampuan Penalaran Matematis dan Minat Belajar
The Effect of Teaching Realistic and Scientific Mathematics Approach on Students Learning
Achievement Mathematical Reasoning, Pembelajaran
Ability , and
Pengantar
Interest.Fisika
4 1 1–10
Kuantum
[19]
Memanfaatkan
A.Dengan
Saregar Media
2016
Phet Simulation dan LKM Melalui Pendekatan Saintifik: Dampak Pada Minat Dan Penguasaan Konsep
Mahasiswa J. Ilm. Pendidik. Fis. Al-Biruni. 5 53–60 [20] A. Saregar 2017 The Effectiveness Of
The Arias Learning Model In Terms Of Scientific
[24] T. N. Utami and A. Jatmiko 2018 Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Science,
Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada Materi Segiempat. 1 2 165–172
[25] H. P. Rivai and L. Yuliati 2018 Penguasaan Konsep dengan Pembelajaran STEM Berbasis
Masalah Materi Fluida Dinamis pada Siswa SMA J. Pendidik. 3 1080–1088
[26] S. A. Toip and G. Hamdu 2018 Pedadidaktikaÿ: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pengembangan Multimedia Interaktif Pelaksanaan Pembelajaran Outdoor Tema Daerah Tempat
Tinggalku Berabasis STEM di SD. 5 4 111–120 [27] diyah ayu budi Lestari, B. Astuti, and T.
Darsono 2018 Implementasi lks dengan pendekatan STEM (science, technology,engineering,and
mathematics) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 4 2 205
[28] S. Lou 2017 Studi Kreativitas dalam Pembelajaran Berbasis Proyek STEM turunan CaC 2 Steamship.
8223 6 2387–2404
[29] T. Education, E. Wiebe, A. Unfried, dan M. Faber 2018 Hubungan Sikap STEM dan
Minat Karir 2 1. 14 10.
[30] S. Reinhold, D. Holzberger, and T. Seidel 2018 Encouraging a career in scienceÿ: a research review
of secondary schools ’ effects on students ’ STEM orientation secondary schools ’ effects on
students ’ STEM orientation Stud. Sci. Educ. 7267 1–35 [31] R. Farwati, A. Permanasari, H.
Firman, and T. Suhery 2017 Integrasi Problem Based Learning dalam STEM Education Berorientasi pada
Aktualisasi Literasi Lingkungan dan Kreativitas in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA.
198–206.
[32] Y. Safitri, T. Mayasari, and J. Handhika 2018 Interdiciplinary Stem Module Of Guitar Based Scientific
Literacy: Modul Stem Pada Gitar Berbasis Literasi Sains Semin. Nas. UNIPMA. 109
[33] I. Ismail, A. Permanasari, and W. Setiawan 2016 Efektivitas Virtual Lab Berbasis STEM dalam
Meningkatkan Literasi Sains Siswa dengan Perbedaan Gender STEM-Based Virtual Lab
Effectiveness in Improving the Scientific Literacy of Students with Gender Differences J.
Inov. Pendidik. 2 2 2
[34] J. Afriana, A. Permanasari, and A. Fitriani 2016 Penerapan Project Based Learning Terintegrasi
STEM untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Ditinjau dari Gender J. Inov. Pendidik.
KEKERASAN. 2 2 2.
[35] M. Syukri, H. Lilia, dan MMT Subahan 2013 STEM Education in Entrepreneurial
8
Machine Translated by Google
Simposium Cendekiawan Muda Pendidikan Sains dan Lingkungan 2019 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1467 (2020) 012008 doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012008
Science Thinking ‘ESciT’: Satu Perkongsian Pengalaman dari UKM untuk Aceh Aceh Dev.
Int. Konf. 105–112
[36] F. . Ekosari 2018 Pengaruh STEM-PBL Terhadap Berpikir Kritis Dan Hasil Kognitif E Journal
Pendidik. IPA. 7 5 239–244
[37] A. Ismayani 2016 Pengaruh Penerapan STEM Project- Based Learning Terhadap Kreativitas,” J.
Matematika. Pendidikan 3 264–272, 2016.
[38] J. Siswanto, 2018 Keefektifan Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan STEM untuk Meningkatkan
Kreativitas Mahasiswa J. Penelit. Pembelajaran Fis. 9 2 133–137.
[39] Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D.
(Bandung: Alfabeta)
[40] RW Bybee 2011 Scientific and Engineering Practices in K-12 Classrooms Understanding A
Framework for K-12 Science Education jurnal NSTA. 1–7 [41] A. Permanasari 2016 STEM
Education: Inovasi dalam Pembelajaran Sains,” dalam Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Sains, 23-34.