Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika

ISSN 2085-5281

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING


(LATIHAN INKUIRI) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP
FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
TANJUNG BERINGIN

Ridwan Abdullah Sani dan M. Zainul Abidin T. Syihab


Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar, Psr V - Medan

ABSTRAK
Penguasaan konsep fisika oleh siswa akan lebih berhasil jika guru menerapkan
model pembelajaran sesuai yang dapat membuat siswa mencari, menemukan
dan memahami fisika itu sendiri sehingga siswa dapat membangun konsep-
konsep fisika atas dasar nalarnya sendiri. Salah satu model yang cocok, yaitu
Inquiry Training diterapkan dalam penelitian untuk pembelajaran fisika di
SMAN 1 Tanjung Beringin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai postes hasil belajar kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Sehingga terlihat pengaruh model pembelajaran Inquiry
Training (Latihan Inkuiri) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas eksperimen.

Kata kunci: model pembelajaran, inquiry training, konsep fisika

Pendahuluan Siswa memiliki kemampuan dasar peng-


Proses pembelajaran fisika di SMA pada etahuan pada dirinya, namun hal tersebut sering
saat ini secara umum belum berdampak terha- tidak dikembangkan di sekolah. Menurut Sardi-
dap kemampuan siswa berpikir kritis dan siste- man (2010), belajar itu senantiasa merupakan
matis. Pembelajaran fisika di Sumatera Utara perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
sebagian besar hanya menekankan pada aspek serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
produk seperti menghapal konsep-konsep, prin- mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain
sip-prinsip atau rumus tidak memberikan kesem- sebagainya. Belajar akan lebih baik, kalau si
patan siswa terlibat aktif dalam proses-proses subjek belajar itu mengalami atau melakukan-
fisika serta tidak dapat menumbuhkan sikap nya, jadi tidak bersifat verbalistik. Pengem-
ilmiah siswa. Beberapa penelitian pembelajaran bangan kemampuan siswa dalam belajar fisika
berbasis konstruktivis telah dilakukan untuk seharusnya dilakukan melalui pembinaan kete-
melihat efektivitasnya dalam konstruksi penge- rampilan proses, dimana keterampilan intelek-
tahuan oleh siswa sendiri dan menumbuh kem- tual, sosial dan fisik siswa diproses untuk
bangkan sikap ilmiah. Hal ini dilakukan sesuai memperoleh ilmu pengetahuan dengan lebih
pendapat Bruner dalam Dahar (1996), bahwa baik. Jika siswa menguasai keterampilan proses,
selama kegiatan belajar berlangsung hendaknya mereka akan dapat memahami dan mengolah
siswa dibiarkan mencari atau menemukan fakta dan konsep ilmu pengetahuan tersebut
sendiri makna segala sesuatu yang dipelajari. sehingga dapat menyelesaikan permasalahan
Siswa perlu diberikan kesempatan berperan kontekstual yang dihadapi. Melalui penerapan
memecahkan masalah seperti yang dilakukan pendekatan keterampilan proses menuntut
para ilmuwan, agar mereka mampu memahami adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual
konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri siswa untuk digunakan melatih dan mengem-
(Winataputra, 1992). bangkan keterampilan intelektual atau kemam-

Vol 2 (2) Desember 2010 16 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Sani, R.A. dan Syihab, MZAT.: Pengaruh Pembelajaran Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Inquiry Training (Latihan Inkuiri) Terhadap ISSN 2085-5281
Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin

puan berfikir siswa dan juga mengembangkan Tanjung Beringin T.P. 2009/2010. Pada peneli-
sikap-sikap ilmiah dan kemampuan siswa untuk tian ini tahapan pembelajaran yang digunakan
menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri
dan prinsip ilmu pengetahuan. yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak
Salah satu materi fisika yang terkait erat dalam Trianto (2007). Model pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari namun sulit dipa- inkuiri dipilih berdasarkan rekomendasi Sanjaya
hami oleh siswa adalah listrik dinamis. Konsep- (2009), bahwa: Latihan Inkuiri merupakan
konsep listrik dinamis bersifat abstrak sehingga model yang sesuai dengan perkembangan
banyak siswa yang kurang mengerti dan paham psikologi belajar modern yang menganggap
tentang muatan atom, hukum Ohm, susunan belajar adalah proses perubahan tingkah laku
seri dan pararel hambatan pada rangkaian listrik berkat adanya pengalaman.
arus searah. Beberapa siswa salah mengerti
Model Pembelajaran Inquiry Training
tentang tegangan listrik, mereka hanya berang-
Model Inquiry Training (Latihan Inkuiri)
gapan tegangan hanya terjadi dalam suatu
adalah model pembelajaran dimana pengajar
rangkaian tertutup, bila ada suatu rangkaian
melibatkan kemampuan berpikir kritis pembe-
terbuka yang dihubungkan dengan baterai,
lajar untuk menganalisis dan memecahkan
mereka berkeyakinan tidak ada tegangan. Jika
persoalan secara sistematik. Latihan inkuiri
konsep-konsep materi fisika itu dapat dikuasai
bertolak dari kepercayaan bahwa agar seseo-
dan dipahami siswa maka akan disadari bahwa
rang menjadi mandiri, dituntut metode yang
fisika itu menjadi bagian dari kehidupan sehari-
dapat memberi kemudahan pada pembelajar
hari sehingga dapat menumbuhkan motivasi
untuk melibatkan diri dalam penelitian ilmiah.
untuk menemukan sendiri pengalaman-pengala-
Model pembelajaran ini menggunakan pende-
man fisika di kehidupan.
katan induktif dalam menemukan pengetahuan
Penguasaan konsep fisika oleh siswa akan
dan berpusat pada keaktifan pembelajar. Jadi
lebih berhasil jika diterapkan model pembelaja-
bukan pembelajaran yang berpusat pada peng-
ran sesuai yang dapat membuat siswa mencari,
ajar. Dalam model pembelajaran ini isi dan
menemukan dan memahami fisika itu sendiri
proses peyelidikan diajarkan bersama-sama
sehingga siswa dapat membangun konsep-
dalam waktu yang bersamaan. Pembelajar
konsep fisika atas dasar nalarnya sendiri yang
melalui proses penyelidikan akhirnya sampai
kemudian dikembangkan atau mungkin diper-
kepada isi pengetahuan itu sendiri. Jadi, tujuan
baiki oleh guru yang mengajar. Salah satu
umum dari model latihan inkuiri adalah mem-
model yang cocok untuk pembelajaran yang
bantu peserta didik mengembangkan keteram-
bertujuan agar siswa dapat mengusai konsep
pilan intelektual dan keterampilan-keterampilan
fisika adalah model Inquiry. Peterson (2009),
lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan
menyatakan scientific inquiry diartikan terha-
menemukan (mencari) jawaban yang berawal
dap dua program pembelajaran, yaitu pembela-
dari keingintahuan mereka. Model pembelaja-
jaran sains umum dan pembelajaran concrete
ran latihan inkuiri dikemukakan oleh Richard
materials-based yang berarti pembelajaran verbal
Suchman. Dia menginginkan peserta didik
yang kemudian dikembangkan oleh Suchman
untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi,
menjadi inquiry training atau lebih dikenal The
kemudian peserta didik melakukan kegiatan,
Suchman Inquiry Model.
mencari jawaban, memproses data secara logis,
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Tan-
sampai akhirnya peserta didik mengembangkan
jung Beringin dengan rumusan masalah sebagai
strategi pengembangan intelektual yang dapat
berikut: Bagaimana pengaruh pembelajaran
digunakan untuk menemukan mengapa suatu
Inquiry Training (Latihan Inkuiri) terhadap
fenomena bisa terjadi. Pada dasarnya model
penguasaan konsep fisika siswa pada materi
pembelajaran ini mengikuti teori Suchman
pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 1
sebagai berikut:

Vol 2 (2) Desember 2010 17 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
ISSN 2085-5281

 Secara alami pembelajar akan mencari rannya. Adapun kelima fase tersebut adalah
sesuatu setelah dihadapkan dengan masalah. sebagai berikut:
 Mereka akan segera sadar tentang belajar Fase 1: Berhadapan dengan masalah. Guru
mengenai strategi berfikir yang dimilikinya. menjelaskan prosedur inkuiri dan menyajikan
 Penelitian yang bersifat kerjasama akan peristiwa yang membingungkan.
memperkaya proses berpikir dan membantu Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi.
pembelajar untuk belajar tentang sifat tentatif Menemukan sifat obyek dan kondisi, menemu-
dari pengetahuan, sifat selalu berkembang kan terjadinya masalah.
dari pengetahuan, dan menghargai berbagai Fase 3: Pengumpulan data dalam eksperimen.
alternatif penjelasan mengenai suatu hal. Mengenali variabel-variabel yang relevan.
Joyce dan Weil (2009) mengemukakan Fase 4: Merumuskan penjelasan. Merumuskan
pembelajaran model inquiry training memiliki aturan-aturan atau penjelasan-penjelasan.
lima langkah pokok: Fase 5: Mengalisis proses inkuiri. Menganali-
1) Menghadapkan pada masalah: menjelaskan sis strategi inkuiri dan mengembangkannya.
prosedur penelitian, menjelaskan perbedaan- Dari lima fase di atas, fase 2 dan 3
perbedaan. merupakan kegiatan eksplorasi peserta didik,
2) Pengumpulan data (Verifikasi): memverifi- fase 4 adalah kegiatan elaborasi, dan pada fase
kasi hakikat objek dan kondisinya, memve- 5, guru dapat melakukan konfirmasi.
rifikasi peristiwa dari keadaan permasalahan. b. Sistem sosial
3) Pengumpulan data (Eksperimentasi): memi- Sistem sosial dalam model latihan inkuiri
sahkan variabel yang relevan, menghipote- diharapkan bersifat kooperatif. Meskipun model
siskan (serta menguji) hubungan kausal. ini dapat sangat terstruktur dengan sistem sosial
4) Mengolah, memformulasikan suatu penjela- yang dikendalikan guru, lingkungan intelektual
san: memformulasikan aturan dan penjelasan. terbuka bagi seluruh gagasan yang relevan.
5) Analisis proses penelitian: menganalisis Guru dan peserta didik berpartisipasi setara
strategi penelitian dan mengembangkan selama menyangkut adanya gagasan-gagasan.
yang paling efektif. Guru harus mendorong peserta didik berinkuiri
Model pembelajaran ini ada yang guided sebanyak-banyaknya. Ketika peserta didik bela-
inquiry (penyelidikan terarah) yaitu model jar prinsip-prinsip inkuiri, struktur dapat meluas
dimana pengajar banyak meberikan pengarahan hingga mencakup penggunaan sumber belajar,
dan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dialog dengan peserta didik lain, melakukan
maupun pertanyaan-pertanyaan pengarah selama percobaan, dan diskusi dengan Guru.
proses pembelajaran. Bentuk yang lain adalah b. Prinsip reaksi
open inquiry (penyelidikan terbuka) pada Reaksi yang paling penting yang harus
model ini pembelajar diberi kebebasan dan diberikan Guru adalah pada fase kedua dan
inisiatif untuk memikirkan bagaimana akan ketiga. Pada fase kedua, Guru harus membantu
memecahkan persoalan yang dihadapi. peserta didik melakukan inkuiri, tetapi bukan
Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry melakukan inkuiri sendiri untuk keperluan
Training (Latihan Inkuiri) meliputi sintaks, mereka. Apabila Guru ditanya oleh peserta
sistem sosial, prinsif reaksi, sistem pendukung, didik yang tidak bisa dijawab “ya” atau
dan dampak pembelajaran adalah sebagai “tidak”, Guru harus meminta peserta didik
berikut: menata ulang pertanyaan yang akan diajukan-
nya agar dapat dijawab oleh Guru “ya” atau
a. Sintaks “tidak” untuk menjaring mereka mengumpul-
Model pembelajaran latihan inkuiri ini kan data pada masalah yang akan diselesaikan.
memiliki lima fase sebagai sintaks pembelaja- Pada fase terakhir, tugas Guru menjaga agar

Vol 2 (2) Desember 2010 18 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Sani, R.A. dan Syihab, MZAT.: Pengaruh Pembelajaran Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Inquiry Training (Latihan Inkuiri) Terhadap ISSN 2085-5281
Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin

inkuiri tetap terarah pada proses penyelidikan dimana masing-masing kelas berjumlah 40
itu sendiri. orang siswa.
c. Sistem Pendukung Rancangan penelitian eksperimen dibuat
Pendukung yang paling optimal terhadap dalam bentuk tabel sebagai berikut :
keterlaksanaan model latihan inkuiri adalah Tabel Two Group Pretest – Postest Design
adanya bahan-bahan yang akan digunakan pada
Kelas Pretes Perlakuan Postes
saat Guru menghadapkan peserta didik dengan
masalah. Guru harus memahami betul proses Eksperimen T1 X1 T2
intelektual, strategi inkuiri, dan sumber-sumber Kontrol T1 X2 T2
belajar yang ada dalam sebuah masalah. Keterangan :
d. Dampak pembelajaran langsung dan iringan X1 = Pembelajaran dengan menggunakan
Dalam penggunaannya, model ini memiliki model Inquiry Training (Latihan Inkui-
dampak pengajaran langsung dan iringan ri) pada materi pokok listrik dinamis.
sebagai berikut: X2 = Pembelajaran tanpa menggunakan model
Inquiry Training (Latihan Inkuiri) tetapi
Keterampilan proses IPA
menggunakan model Konvensional pada
materi pokok listrik dinamis.
T1 = Pretes diberikan kepada kelas eksperi-
Strategi untuk penyelidikan kreatif
men dan kelas kontrol sebelum perlakuan
T2 = Postes diberikan setelah perlakuan pada
Semangat untuk berkreativitas kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Model Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan
Latihan Kebebasan atau otonomi dalam
Inkuiri belajar menggunakan uji t. Pengujian untuk pretes
dilakukan uji t dua pihak dan pengujian postes
Toleran terhadap pendapat yang
berbeda
digunakan uji t satu pihak, dengan rumus
(Sudjana, 1996):
Menyadari bahwa pengetahuan itu
X1 X 2
bersifat sementara t
1 1
s 
n1 n2
Keterangan gambar: dengan standar deviasi gabungan:
Dampak langsung  
n1 1S12  n2 1 S 22
2
Dampak iringan S 
Gambar 1. Dampak langsung dan iringan model n1  n2  2
latihan inkuiri dimana:
t = Harga t perhitungan
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X 1 = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas
1 Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Beda- eksperimen
gai, Sumatera Utara dengan waktu pelaksanaan X 2 = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas
pada Tahun Pembelajaran 2009/2010 di kelas X kontrol
semester II. Populasi penelitian ini adalah selu- n1 = Jumlah sampel kelas eksperimen
ruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 n2 = Jumlah sampel kalas kontrol
Tanjung Beringin yang berjumlah 5 kelas. S2 = varians gabungan dua kelas
Dipilih satu kelas eksperimen yang diajar Kriteria pengujian adalah terima H0 jika: -t1-
dengan model Inquiry Training dan satu kelas 1/2  < t < t1-1/2  , dimana t1-1/2  didapat dari
kontrol yang diajar dengan model konvensional daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan
peluang pengujian untuk pretes (1 – ½  ) dan

Vol 2 (2) Desember 2010 19 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Sani, R.A. dan Syihab, MZAT.: Pengaruh Pembelajaran Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Inquiry Training (Latihan Inkuiri) Terhadap ISSN 2085-5281
Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin

peluang pengujian untuk postes (1 –  ). Untuk 2. Kontrol 3,7 1,19 0,14 0,14 Normal
2 58 77
harga-harga t lainnya H0 ditolak. 3. Post Eksperi 6,6 1,13 0,13 0,14 Normal
es men 9 72 18
Hasil Penelitian 4. Kontrol 4,6 1,20 0,14 0,14 Normal
4 63 77
Hasil analisis data tentang tes hasil belajar
siswa yang dikumpulkan melalui tes awal dan
tes akhir yang berkaitan dengan konsep listrik Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
dinamis. Perolehan skor siswa menjawab perso- pada pretes dikelas eksperimen diperoleh Lhitung
alan materi Listrik Dinamis terdiri atas tes hasil (0,1361) < Ltabel (0,1418) dan dikelas kontrol
belajar sebelum pembelajaran dan setelah pem- diperoleh harga Lhitung (0,1458) < Ltabel (0,1477).
belajaran dapat dilihat pada tabel berikut: Pada data postes dikelas eksperimen diperoleh
Tabel Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Lhitung (0,1372) < Ltabel (0,1418) dan pada kelas
Kontrol kontrol Lhitung (0,1463) < Ltabel (0,1477). Pada
NO. Skor Pretes Kelas Pretes Kelas taraf signifikansi α = 0,05 dimana Lhitung < Ltabel
Eksperimen Kontrol maka data pretes dan postes pada kelas
Freku Rata- Frekuen Rata- eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
ensi rata si rata normal.
1. 2 8 7 Uji homogenitas dilakukan dengan meng-
2. 3 8 8
3. 4 12 3,69 11 3,72
gunakan uji F untuk mengetahui apakah kelom-
4. 5 10 8 pok sampel berasal dari populasi yang homo-
5. 6 1 2 gen atau tidak. Hasil uji homogenitas data
Jumlah 39 36 pretes kedua kelompok sampel dinyatakan
dalam tabel berikut:
Tabel Skor Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Tabel Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan
Kontrol Kelas Kontrol
NO. Skor Postes Kelas Postes Kelas Data Sampel Varians Fhitung Ftabel Kesimpu
Eksperimen Kontrol lan
Freku Rata- Frekuen Rata- Pretes Kelas 1,32 1,07 1,73 Homogen
ensi rata si rata Eksperi
1. 3 - 8 men
2. 4 2 8 Kelas 1,41 Homogen
3. 5 4 11 Kontrol
4. 6 8 6,69 7 4,64 Postes Kelas 1,26 1,14 1,73 Homogen
5. 7 15 2 Eksperi
6. 8 10 - men
Jumlah 39 36 Kelas 1,44 Homogen
Kontrol
Uji Normalitas dan Homogenitas
Untuk uji normalitas data pretes dan postes Pada data pretes kelas eksperimen dan
kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan kelas kontrol diperoleh Fhitung = 1,07 dan Ftabel
uji Liliefors. Hasil uji normalitas data pretes = 1,75 karena Fhitung (1,07) < Ftabel (1,73)
dan postes kedua kelompok sampel dinyatakan sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
dalam tabel berikut: kelompok sampel adalah homogen. Pada data
Tabel Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
Data Pretes diperoleh Fhitung (1,13) dan Ftabel (1,73) karena
N Da Kelas Sk Stan L- Ltabel Keteran Fhitung (1,07) < Ftabel (1,73) sehingga dapat
o. Ta or dar gan
Ra Devi
hitung
disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel
ta asi adalah homogen.
1. Pret Eksperi 3,9 1,15 0,13 0,14 Normal
es men 6 61 18

Vol 2 (2) Desember 2010 20 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Sani, R.A. dan Syihab, MZAT.: Pengaruh Pembelajaran Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Inquiry Training (Latihan Inkuiri) Terhadap ISSN 2085-5281
Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin

Pengujian Hipotesis kelas eksperimen tersebut, dapat disimpulkan


Untuk pengujian hipotesis dilakukan deng- bahwa kelas eksperimen mempunyai tingkat
an uji t yaitu untuk membedakan rata-rata skor penguasaan konsep yang lebih tinggi, karena
pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol kelas ekperimen mampu menjawab dengan
untuk memenuhi pengetahuan awal siswa sama lebih banyak tes hasil belajar dibandingkan
atau tidak dan postes siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
dan kelas kontrol untuk mengetahui bagaimana Pembelajaran dengan menggunakan model
pengaruh model latihan inkuiri terhadap pengu- pembelajaran Inquiry Training menekankan
asaan konsep ilmiah siswa pada materi Listrik kepada proses keterlibatan siswa secara aktif
Dinamis. Pengujian untuk pretes dilakukan uji t dalam menemukan sendiri materi yang dipela-
dua pihak dan pengujian postes digunakan uji t jari dan menghubungkannya dengan lingkung-
satu pihak. an sehingga mendorong siswa untuk dapat
Tabel Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
No. Data Sampel Rata- thitung ttabel Kesim (Tria, 2009). Inkuiri tidak hanya membuat
rata pulan
1. Pre Kelas 3,69 -0,0096 1,996 Ha
siswa berperan sebagai penerima materi secara
Tes Eksperi ditolak verbal, tetapi juga berperan menemukan dan
men merumuskan sendiri inti dari materi yang
Kelas 3,72
Kontrol
diajarkan.
2 Postes Kelas 6,69 7,00 1,684 Ha Model pembelajaran Inquiry Training
Eksperi diteri dapat digunakan untuk mendorong siswa lebih
men ma aktif dalam belajar sehingga siswa akan menda-
Kelas 4,64
Kontrol patkan pemahaman yang lebih baik mengenai
materi dan akan lebih tertarik terhadap materi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa yang disampaikan. Keterlibatan aktif siswa
untuk nilai pretes ttabel (-1,996) < thitung (- terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar
0,0096) < ttabel = 1,996 bahwa : Ho diterima dan dan sikap siswa terhadap materi pelajaran.
Ha ditolak, dengan kata lain tidak ada perbe- Dengan implementasi model pembelajaran
daan penguasaan konsep fisika siswa ketika Inquiry Training diupayakan menanamkan
kedua kelompok sampel sebelum diberi dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa
perlakuan. Sedangkan untuk nilai postes thitung = karena dalam proses pembelajaran siswa lebih
7,00 > ttabel = 1,684 bahwa : Ho ditolak dan Ha banyak belajar sendiri sehingga menyebabkan
diterima. Dapat dikatakan bahwa penguasaan siswa lebih kreatif dalam memecahkan masalah.
konsep fisika siswa pada materi Listrik Penerapan model pembelajaran Inquiry Trai-
Dinamis siswa yang diajar dengan model ning juga mampu membuat siswa saling
latihan inkuiri pada kelas eksperimen lebih bekerja sama melalui diskusi kelompok yang
tinggi dari pada kelas yang diajar dengan mengharuskan siswa memberikan masukan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. kepada siswa lain sehingga siswa yang kurang
mampu menjadi lebih termotivasi dalam mem-
Pembahasan pelajari materi yang kurang dimengerti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat pemahaman yang diperoleh siswa
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai lebih mendalam disebabkan karena siswa terli-
postes hasil belajar kelas eksperimen dengan bat langsung dalam proses menemukan jawa-
kelas kontrol. Sehingga terlihat pengaruh model ban terhadap persoalan yang ada dan langsung
pembelajaran Inquiry Training (Latihan Inkui- mempraktekkannya sehingga proses pembelaja-
ri) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa ran lebih efektif dan efisien serta siswa lebih
di kelas eksperimen. Dengan adanya perbedaan termotivasi untuk berpikir kreatif. Model pem-
hasil belajar dan perbedaan perlakuan pada belajaran ini memberikan peluang kepada siswa

Vol 2 (2) Desember 2010 21 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara
Sani, R.A. dan Syihab, MZAT.: Pengaruh Pembelajaran Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
Inquiry Training (Latihan Inkuiri) Terhadap ISSN 2085-5281
Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Tanjung Beringin

untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dapat
peran guru disini sebagai fasilitator dan media- disimpulkan bahwa ada pengaruh model pem-
tor. Model latihan inkuiri ini sangat baik untuk belajaran Inquiry Training (Latihan Inkuiri)
siswa yang memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Kelas
karena dengan model ini siswa menjadi aktif eksperimen mempunyai tingkat penguasaan
dan terarah langsung pada intisari pembelaja- konsep yang lebih tinggi sehingga mampu men-
ran. Melalui implementasi model pembelajaran jawab dengan lebih banyak tes hasil belajar
inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk dibandingkan dengan kelas kontrol.
siswa sebagai ilmuan diantaranya merumuskan
hipotesis, menguji hipotesis melalui percobaan DAFTAR PUSTAKA
dan menginformasikan hasil penelitian. Oleh Dahar, R. W., 1996, Teori-teori Belajar,
karena itu melalui implementasi model latihan Erlangga, Jakarta.
inkuiri penguasaan konsep fisika siswa dapat Joyce, W., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009),
ditingkatkan. Model-model Pembelajaran, Edisi ke-8,
Pembelajaran dengan model latihan inkuiri Pustaka Belajar, Yogyakarta.
menunjukkan adanya pengaruh pengetahuan Peterson, K. D., 1997, Scientific inquiry
siswa dalam menjawab persoalan konsep fisika. training for high school students: Experi-
Namun disini ada beberapa hal kekurangan mental evaluation of a model program,
yang didapati oleh peneliti selama melakukan Journal of Research in Science Teaching
penelitian yaitu khususnya ketika kerja kelom- 15: 153-159
pok berlangsung masih terdapat siswa yang Pravitasari, Tria. 2009. Penerapan Pembelaja-
kurang aktif dalam melakukan kegiatan prakti- ran Inquiry Training Model (Model Lati-
kum karena jumlah siswa dalam satu kelompok han Inkuiri) untuk Meningkatkan Keteram-
terlalu banyak sehingga kegiatan kelompok pilan Proses dan Pemahaman Konsep
hanya dikerjakan oleh sebagian anggota kelom- Fisika Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2
pok saja. Model ini akan lebih baik apabila Pamekasan. Dapat diakses pada
semua anggota kelompok terlibat aktif selama http://www.karya-ilmiah.um.ac.id, diakses
proses belajar melalui kerja kelompok, maka pada Februari 2010
perlu perorganisasian kelompok yang lebih Sanjaya, W. 2008, Strategi Pembelajaran
baik, yaitu jumlah siswa dalam kelompok Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
sebaiknya 3-4 orang saja. Hal ini bertujuan agar Penerbit Kencana, Jakarta.
setiap anggota dalam tiap-tiap kelompok akan Sardiman, A. M., 2010, Interaksi & Motivasi
lebih mudah diorganisir sehingga siswa-siswa Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo
akan aktif dalam melakukan kegiatan berke- Persada, Jakarta.
lompok. Dengan jumlah ini akan memungkin- Sudjana, 1996, Metoda Statistika, Penerbit
kan setiap siswa dalam kelompok dapat bekerja Tarsito, Bandung.
sama dan dapat menyelesaikan diskusi kelompok. Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Prestasi Pustaka, Jakarta.
Kesimpulan
Winataputra, U.S. 1992, Strategi Belajar
Dari hasil penelitian dan pembahasan
Mengajar IPA, Penerbit Universitas
penelitian, diketahui bahwa terdapat perbedaan
Terbuka, Jakarta.
yang signifikan antara nilai postes hasil belajar

Vol 2 (2) Desember 2010 22 Asosiasi Guru Fisika Indonesia Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai