Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP MATERI SISTEM


PERTAHANAN TUBUH DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUBANG

Lutfhi Nurrauf, Ilah Nurlaelah, Ina Setiawati


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan

ABSTRACT

I. PENDAHULUAN

Pada kegiatan belajar mengajar di sekolah, suasana belajar dan proses pembelajaran
merupakan hal penting yang dapat mewujudkan peserta didik seperti yang dimaksud
dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yaitu peserta didik yang memiliki kekuatan
spiritual, berahlak mulia, berkepribadian baik, mampu mengendalikan diri, cerdas, yang
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, bebangsa dan bernegara (Sanjaya: 2006).

Proses pembelajaran dapat menentukan perkembangan potensi diri peserta

didik, khususnya dalam pendidikan biologi. Dalam mempelajari biologi diperlukan

suatu proses pembelajaran yang dapat mewujudkan perserta didik yang mempunyai

kemampuan dasar bekerja ilmiah, berpikir dasar dan berpikir tingkat tinggi,

mengembangkan sikap kritis, logis, sistematis, disiplin, objektif, terbuka dan jujur,

kooperatif, rasa ingin tahu dan senang belajar sains. (Rustaman: 2005)

Keterampilan berpikir kritis harus dimilki peserta didik dalam mempelajari

biologi sebagai sains. Keterampilan berpikir kritis dapat memperbaiki pola belajar

siswa yang terbiasa belajar hanya menerima ilmu dari seorang guru, menjadi cara

belajar yang lebih bermakna yaitu siswa membangun “ilmu” melalui suatu proses

pemikiran mereka.
Menurut Ennis dalam Fisher, A. (2009), menyatakan bahwa berpikir kritis

adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan

apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Keterampilan berpikir kritis yang dimiliki

peserta didik, akan memacu semangat dalam menggali secara lebih dalam dan luas

suatu ilmu pengetahuan.

Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengembangkan

keterampilan berpikir kritis peserta didik adalah model pembelajaran inquiry

training. Model pembelajaran inquiry training melatih keterampilan mengobservasi,

mengumpulkan dan mengolah data, mengidentifikasi dan mengontrol variabe-

variabel, merumuskan dan menguji hipotesis, menarik kesimpulan, melatih

pembelajaran aktif (mandiri), pengungkapan verbal, toleran pada ambiguitas,

berpikir logis, dan sikap bahwa semua pengetahuan bersifat tentatif. (Joyce, dkk:

2009)

Salah satu materi biologi yang sukar tetapi menarik untuk dipelajari yaitu

tentang sistem pertahanan tubuh manusia. Pada konsep materi sistem pertahanan

tubuh, kita dapat mempelajari tentang perbedaan antigen dan antibodi, fungsi

antigen dan antibodi pada mekanisme pertahanan tubuh, proses mekanisme

pertahanan tubuh terhadap benda asing, serta akibat yang terjadi bila pertahanan

tubuh lemah. Dengan memahami sistem pertahanan tubuh, kita dapat mengetahui

hal apa yang dapat menjaga agar tubuh kita tetap sehat dan hal apa yang dapat

menyebabkan tubuh kita sakit, sehingga kita akan lebih peduli terhadap setiap

keadaan tubuh kita.

Konsep materi sistem pertahanan tubuh sangat erat dengan kehidupan sehari-

hari, tentunya peserta didik mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi untuk
mengetahui lebih dalam tentang mekanisme pertahanan tubuh mereka. Maka dari

itu, model pembelajaran inquiry training dapat diterapkan dalam mempelajari

konsep materi sistem pertahanan tubuh karena model ini dapat membantu peserta

didik mengembangkan konsep materi mekanisme pertahanan tubuh, dan juga

mengembangkan keterampilan untuk menemukan jawaban dari setiap rasa

keingintahuan mereka. Model inquiry training mengajak peserta didik belajar

melalui proses sains/kerja ilmiah yang memerlukan keterampilan berpikir kritis.

Apabila peserta didik memiliki keterampilan berpikir kritis, maka peserta didik

dapat memahami suatu konsep materi dengan baik. Melalui penerapan model

inquiry training, siswa dapat melatih keterampilan berpikir kritisnya dan akan

mendapat pengalaman belajar yang bermakna dengan membangun ilmu

pengetahuan berdasarkan pemikiran mereka.

Berdasarkan dasar-dasar pemikiran tersebut, serta berdasarkan hasil

observasi, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan model

pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan berpikir kritis siswa, pada

konsep materi sistem pertahanan tubuh di Kelas XI IPA SMAN 1 Subang.

II. METODE PENELITIAN

a. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada Kelas XI IPA I dan XI IPA II di SMA Negeri 1 Subang
Kabupaten Kuningan, dilaksanakan pada tanggal 24-26 Mei 2016 Tahun Pelajaran
2015/2016. Adapun kegiatan penelitian dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu
persiapan penelitian, penyusunan instrument, uji coba instrument, pengumpulan data,
analisis data dan penulisan laporan hasil penelitian.
b. Metode Peneitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
dengan desain True-Eksperimental. Desain True-Eksperimental yang digunakan yaitu
Pretest-Postest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang
dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
dan postest untuk mengetahu keadaan akhir, sehingga diketahui adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inquiry Training terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis siswa.
c. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI IPA

SMAN 1 Subang Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 3 Kelas. Dalam

penelitin ini, sampel yang akan digunakan peneliti adalah sebanyak 2 Kelas

yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas Eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak

31 orang dan XI IPA 2 sebagai kelas Kontrol jumlah siswa sebanyak 29 orang.

d. Analisis Data

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai