3. Buat pembelajaran lebih konseptual, siswa selalu terpapar dengan informasi dan
peristiwa terbaru yang terjadi yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari.
4. Buat topik yang dipelajari ada kaitannya dengan isu sosial yang sedang hangat
dibicarakan.
5. Siswa diajak untuk memahami topk-topik secara lebih mendalam sehingga siswa benarbenar mengerti mulai dari konsep sampai aplikasi mengenai topik tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Kelima prinsip diatas adalah hal-hal minimal yang harus ada dalam sebuah pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan literasi sains. Terdapat beberapa model pembelajaran yang bisa
digunakan dalam melatihkan kemampuan literasi sains, salahsatunya adalah model pembelajaran
berbasis inkuiri. Secara garis besar model pembelajaran berbasis inkuiri memiliki hal-hal penting
dimana disetiap tahapannya memiliki tujuan tertentu.
Tabel 1. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri dan Tujuannya
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Tahapan
Tujuan
Brainstorming
Menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa
Merumuskan masalah
Memfokuskan siswa pada apa yang ingin dicari
Merumuskan jawaban sementara Menjadikan siswa terlatih dengan merumuskan
jawaban sementara
Memprediksi
Membuat siswa merancang cara yang tepat untuk
menguji jawaban sementara
Mengumpulkan data
Melatihkan kemampuan observasi pada siswa
Mengolah data
Melatihkan kemampuan interpretasi data
Menarik kesimpulan
Siswa dilatih bagaimana membuat kesimpulan dari
kecendrungan data yang didapatkan
Aplikasi konsep
Siswa mampu mencari hubungan, aplikasi, dan
mensistesis konsep yang telah dipelajari dalam
situasi yang berbeda-beda.
Berdasarkan tahap-tahapan yang ada pada pembelajaran inkuiri diatas, maka dapat dsimpulkan
bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang cocok digunakan jika ingin melatihkan
kemampuan literasi sains pada siswa. tahap-tahapan yang ada pada pemebalajaran sains tersebut
melatihkan kemampuan kemapuan yang dimilki oleh saintis sehingga secara tidak langsung
model pembelajaran ini dapat melatihkan kemampuan perbikir tingkat tinggi.
1. c. Sistem Penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan literasi sains
harus menentukan terlebih dahulu indikator yang bisa dijadikan sebagai penanda bahwa siswa
memiliki kemampuan literasi sains.
PISA menteapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yaitu proses sains,
konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat
ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan
menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. Termasuk didalamnya mengenal jenis
pertanyaan yang dapat dan tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan
dalam suatu penyelidikan sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan bukti yang ada.
Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan untuk memahami fenomena
alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. PISA tidak secara
khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi
kurikulum sains sekolah, namun pengetahuan ini dapat pula bersumber dari sumber-sumber yang
lain. Konteks sains merujuk pada situasi dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi lahan bagi
aplikasi proses dan pemahaman konsep sains. Dalam kaitan ini PISA membagi bidang aplikasi
literasi sains dalam beberapa kelompok, yaitu; kehidupan dan kesehatan, bumi dan lingkungan,
serta teknologi.
Tiga dimensi versi PISA juga bisa dijadikan acuan dalam penyusunan indikator ketercapaian
literasi sains siswa. dimensi-dimensi diatas tinggal disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan
disampaikan. Pada jurnal yang sama PISA juga mendeskripsikan topik-topik apa saja yang bisa
menjadi sumber belajar agar literasi sains dapat diwujudkan. Topik-topik tersebut diantaranya:
struktur dan sifat materi, perubahan atmosfer, perubahan fisis dan perubahan kimia, transformasi
energy, gerak dan gaya, bentuk dan fungsi, biologi manusia, perubahan fisiologis, keragaman
mahluk hidup, pengendalian genetik, ekosistem, bumi dan kedudukannya di alam semesta serta
perubahan geologis. Secara umum topik-topik diatas dapat dikategorikan berasal dari tiga mata
pelajaran yaitu: fisika, biologi dan kimia.
Pengembanagan alat ukur literasi sains disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan dilihat
literasi sainsnya, sehingga hadirlah fisika literasi, kimia literasi, ataupun biologi literasi. Semua
ini dilakukan bertujuan untuk seberapa besar konsep-konsep fisika, kimia dan biologi dapat
diaplikasikan oleh siswa agar dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Satu penelitian yang bisa menjadi acuan dalam pengembangan alat ukur literasi sain adalah
penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Sains di Negara Israel. Literasi sains
yang diukur adalah literasi sains pada cabang disiplin ilmu kimia. Jurnal ini berjudul The Use Of
Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among
High School Students. Penelitian dalam jurnal ini dilakukan pada kelas 10 sampai kelas 12 untuk
melihat apakah ada pengaruh pembelajaran kimia pada literasi sains. Untuk kelas 10 yang baru
masuk pertanyaan penelitian yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah, apakah ada
pengaruhnya pembelajaran kimia pada tingkat dasar pada kimia literasi siswa. Sedangkan untuk
siswa diakhir kelas 10, pertengahan kelas 11 dan diakhir kelas 12, pertanyaan yang akan dicari
jawabannya dalam penelitian adalah apakah ada pengaruhnya dan apakah terdapat perbedaan
mengenai materi kimia yang didapatkan dikelas 10, 11 dan 12 terhadap kimia literasi siswa.
2. Menghubungkan tema dalam artikel yang dibaca dengan konsep kimia yang sebelumnya
sudah dipelajari
3. Memberikan penjelasan mengenai keputusan apa yang paling tepat untuk dipilih dan
mampu memberikan alasan yang logis dari setiap pertanyaan
4. Dapat memberikan pertanyaan lebih lanjut mengenai hal apa yang ingin diketahui oleh
siswa.
Agar pertanyaan penelitian dapat dijawab, maka data-data yang didapatkan diolah dan
dikelompokkan sehingga dapat dibuat kesimpulan. cara pengolahan data untuk setiap pertanyaan
instrument dapat disusun dalam table berikut. Agar dapat mengatahui bagaimana pengaruh
konsep dasar kimia yang diberikan pada kelas 10 terhadap kimia literasi maka data-data yang
didapatkan dikelompokkan dalam table berikut.
Tabel 2. Matrik instrument dan data penelitian
No
Kemampuan yang
diukur
Nominal Literacy dan
Fungsional Literacy
Instrumen yang
digunakan
Data yang
didapatkan
Pengolahan data
Konseptual Literasi
Multi dimensional
Literasi
menggambarkan jawaban
dan pemahaman yang
benar
Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kedua yaitu apakah ada pengaruh bertambahnya
pelajaran kimia pada kelas 10 akhir, kelas 11 pertengahan dan kelas 12 akhir, maka data-data
yang didapatkan di kelompokkan dengan cara yang sama dengan pengelompokkan data
sebelumnya. Namun untuk mencari korelasinya digunakanlah analisis variansi atau Anova.
Alat akur literasi sains yang diuraikan diatas dapat menjadi rujukan untuk mengembangkan alat
ukur literasi sains yang diinginkan.
d. Topik-Topik yang Terkait
Literasi Energi
1. III.
Literasi sains merupakan tujuan pendidikan khususnya pembelajaran Fisika yang harus
dikembangkan, diteliti dan di evaluasi pelaksanaannya. Penulis akan mengembangkan suatu
metode pembelajaran berbasis inkuiri yang dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa,
baik sekolah menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Selain itu perlu juga disusun alat ukur
literasi sains, agar dapat mengukur indikator-indikator literasi sains yang sudah dibuat. Ide-ide
ini akan peneliti laksanakan pada penelitian-penelitian terkait dengan literasi sains selanjutnya.
1. IV.
Penutup
Melalui uraian yang dikemukakan di atas maka terdapat hal-hal penting yang bisa kita
simpulkan, beberapa hal penting itu adalah:
1. Mengetahui pengertian literasi sains
2. Mengetahui prinsip-prinsip yang harus ada dalam pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan literasi sains
3. Mengetahui indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengakses kemampuan
literasi sains
4. Mendapatkan gambaran mengenai alat ukur yang bisa digunakan dan dijadikan rujukan
untuk mengukur literasi sains
5. Mendapatkan gambaran pengolahan data agar dapat menjawab pertanyaan penelitian
berkaitan dengan literasi sains.