Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Berbasis Domain
Pengetahuan Sains untuk Mengoptimalkan Minds-On Siswa
SMA Negeri 2 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013
Lidy Alimah Fitri, Eko Setyadi Kurniawan, Nur Ngazizah
Intisari – Telah dilakukan penelitian dan pengembangan modul Fisika berbasis domain pengetahuan sains untuk
mengoptimalkan minds-on siswa, serta untuk mengetahui kelayakan modul. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA Negeri 2 Purworejo kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan metode observasi, metode angket, tes, dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Research
and Development (R&D). Produk yang dikembangkan adalah modul Fisika berbasis domain pengetahuan sains dengan
pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). Berdasar hasil penelitian diperoleh rerata persentase hasil evaluasi modul
dari ahli 83%, dari guru Fisika 82%, dari teman sejawat 89%. Penggunaan modul Fisika berbasis domain pengetahuan sains
dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan persentase ketuntasan siswa 84%. Selain itu, penggunaan modul dapat
mengoptimalkan minds-on siswa. Rerata minds-on siswa adalah 43,52 dengan kategori “baik”. Dengan demikian, modul
Fisika berbasis domain pengetahuan sains dengan pendekatan CTL layak digunakan dalam pembelajaran Fisika untuk
mengoptimalkan minds-on siswa.
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran Fisika merupakan salah satu proses (knowledge domain); (b) Eksploring and Discovering
pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam (process of science domain); (c) Imaging and Creating
menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemahaman
Program Studi Pendidikan Fisika – Universitas (creativity domain); (d)
Muhammadiyah Feeling and
Purworejo Valuing (attitudinal
- 2013
terhadap konsep Fisika dapat dijadikan bekal untuk domain); (e) Using and Applying (applications and
melanjutkan pendidikan pada jenjang yangJurnal Radiasi,
lebih tinggi Vol. 3 No.
serta 1 Tahundomain)
connections 2013 [8].
mengembangkan sikap kritis, dan mengembangkan ilmu Domain pengetahuan memuat fakta, konsep, hukum
pengetahuan dan teknologi. (prinsip-prinsip), beberapa hipotesis dan teori yang
Beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran Fisika digunakan para saintis, dan masalah-masalah sains dan
di SMA Negeri 2 Purworejo kurang maksimal adalah siswa social. Fakta, konsep, hukum, prinsip akan membentuk teori
merasa pembelajaran Fisika membosankan dan kurang yang dapat digunakan untuk menjelaskan, menghubungkan,
menarik karena pembelajaran masih berpusat pada guru, di dan memprediksi yang memungkinkan terjadinya suatu
mana siswa hanya mendengarkan, mengerjakan soal, dan perubahan seiring dengan penemuan-penemuan baru.
mengerjakan tugas. Berdasarkan informasi dari guru Fisika,
pemahaman konsep dan hasil belajar Fisika siswa SMA B. CTL
Negeri 2 Purworejo masih relatif rendah. Ini dapat dilihat Contextual Teaching and Learning dapat didefinisikan
dari nilai hasil ulangan Fisika masih banyak yang jelek dan sebagai berikut:
harus diremidi. Selain itu, terdapat aktivitas berpikir (minds- Contextual teaching and learning is a conception of
on) siswa yang belum optimal. teaching and learning that helps teachers relate subject
Salah satu yang dapat dilakukan agar membuat matter content to real world situations; and motivates
pembelajaran Fisika lebih bermakna adalah guru students to make connections between knowledge and its
mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar yang dirasa mampu applications to their lives as family members, citizens, and
membantu peserta didik dan guru dalam proses belajar workers and engage in the hard work that learning requires
adalah modul. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan [3].
penelitian pengembangan modul fisika berbasis domain CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru
pengetahuan sains dengan pendekatan Contextual Teaching mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia
Learning untuk mengoptimalkan minds-on siswa SMA. nyata dan mendorong siswa untuk menghubungkan
pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
II. LANDASAN TEORI sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
A. Taksonomi Pendidikan Sains Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen
Pembelajaran sains berbasis lima ranah pendidikan sains utama. Ketujuh komponen tersebut meliputi: (a)
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan konstruktivisme (Constructivism); (b) bertanya
keterampilan, serta untuk mengembangkan sikap positif (Questioning); (c) menemukan (Inqiury); (d) masyarakat
terhadap sains itu sendiri, lingkungannya, dan penerapannya belajar (Learning Community); (e) pemodelan (Modeling);
dalam kehidupan sehari-hari secara lebih aktif. Lima domain (f) refleksi (Reflection); (g) penilaian yang sebenarnya
sains tersebut adalah: (a) Knowing and Understanding (Authentic Assessment) [6].
19
Radiasi.Vol.3.No.1.Lidy Alimah Fitri
Hasil Penilaian
18
siswa. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data 17
adalah metode observasi, metode angket, tes, dan 17
dokumentasi. Data yang diperoleh berupa data primer. Data 16
ini merupakan data tentang kelayakan modul Fisika hasil 15 15
pengembangan yang berupa validasi dan tanggapan dari 14
ahli, guru, dan teman sejawat, serta tanggapan siswa tentang 13
modul yang dikembangkan. Langkah-langkah yang
Ahli Fisika Guru Fisika Teman
dilakukan dalam pengembangan modul fisika berbasis
Sejawat
domain pengetahuan sains untuk mengoptimalkan minds-on
siswa SMA Negeri 2 Purworejo kelas X disajikan pada Penilai
gambar 1. berikut:
Gambar 3. Hasil Penilaian Modul Aspek Kebahasaan
Studi Studi Perencanaan dan
Literatur Lapangan Perancangan Draft Berdasarkan data di atas, hasil evaluasi modul untuk
aspek kebahasaan dari ahli mendapatkan skor total 15
dengan kategori “baik”, dari guru Fisika mendapatkan skor
Penyusunan total 18 dengan kategori “sangat baik”, dari teman sejawat
Modul Modul mendapatkan skor 17 dengan kategori “sangat baik”.
Evaluasi,
Perbaikan, Uji coba 25 22,5
22
Hasil Penilaian
Penyempurnaan Terbatas 20 18
15
Gambar 1. Langkah-langkah pengembangan modul
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 5
A. Hasil Evaluasi Modul
Program Studi Pendidikan Fisika – Universitas Muhammadiyah
0 Purworejo - 2013
Ahli Fisika Guru Fisika Teman
Tabel 1. Hasil Evaluasi Modul Jurnal Radiasi, Vol. 3 No. 1 Tahun 2013
Sejawat
Hasil Evaluasi Modul
Apek
Ahli Guru Teman Penilai
Penilaian
Fisika Fisika Sejawat
Kelayakan Isi 46 46 46 Gambar 4. Hasil Penilaian Modul Aspek Penyajian
Kebahasaan 15 18 17
Penyajian 22 18 22,5 Berdasarkan hasil analisis, hasil evaluasi modul untuk
Kegrafisan 4,5 4,5 5 aspek penyajian dari ahli mendapatkan skor total 22 dengan
Skor Total 87,5 86,5 93 kategori “sangat baik”, dari guru Fisika mendapatkan skor
Persentase 83% 82% 89% total 18 dengan kategori “baik”, dari teman sejawat
mendapatkan skor 22,5 dengan kategori “sangat baik”.
50 46 46 46
Hasil Penilaian
40 5.1 5
Hasil Penilaian
5
30 4.9
4.8
20 4.7
4.6 4,5 4,5
10 4.5
4.4
0 4.3
Ahli Fisika Guru Fisika Teman 4.2
Sejawat Ahli Fisika Guru Fisika Teman
Sejawat
Penilai
Penilai
Gambar 2. Hasil Penilaian Modul Aspek Kelayakan Isi
Gambar 5. Hasil Penilaian Modul Aspek Kegrafisan
Hasil analisis memperlihatkan bahwa hasil evaluasi
modul untuk aspek kelayakan isi dari ahli mendapatkan skor Hasil analisis memperlihatkan bahwa hasil evaluasi
total 46 dengan kategori “baik”, dari guru Fisika modul untuk aspek kegrafisan dari ahli mendapatkan skor
mendapatkan skor total 46 dengan kategori “baik”, dari total 4,5 dengan kategori “sangat baik”, dari guru Fisika
teman sejawat mendapatkan skor 46 dengan kategori “baik”. mendapatkan skor total 4,5 dengan kategori “sangat baik”,
21
Radiasi.Vol.3.No.1.Lidy Alimah Fitri
baik”, aspek kegrafisan mendapat rerata 17,29 dengan [10] Nur Ngazizah. 2011. Pengembangan Subject Spesific
kategori “sangat baik”. Pedagogic (SSP) Berbasis Domain Sikap untuk
Menanamkan Karakter Siswa SMP. Tesis Magister,
V. KESIMPULAN tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
Berdasakan hasil penelitian dan pengembangan, peneliti UNY.
mengambil simpulan bahwa modul yang dikembangkan [11] Rifa Rakhmasari. 2010. Pengaruh Hands-on Activity
melalui tiga tahap utama yaitu, tahap pendahuluan, tahap dan Minds-on Activity dalam Pembelajaran
pengembangan, dan tahap evaluasi. Selain itu, kualitas Matematika dengan Pendekatan Kontekstual Sebagai
modul yang dikembangkan berkategori “baik”, dan layak Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
digunakan dalam pembelajaran Fisika. Modul berbasis Siswa. Skripsi, tidak diterbitkan. Bandung: Universitas
domain pengetahuan sains yang dikembangkan dalam Pendidikan Indonesia.
penelitian ini digunakan untuk mengoptimalkan minds-on [12] Rini Ariyanti. 2011. Penggunaan Modul Berbasis
siswa dengan kategori “baik”. Modul yang dikembangkan Domain Sikap Sains untuk Penanaman Karakter pada
berbasis domain pengetahuan sains dengan menggunakan Siswa SMP Negeri 7 Kebumen. Skripsi, tidak
pendekatan CTL, sehingga di dalam modul terdapat diterbitkan. Purworejo: Universitas Muhammadiyah
langkah-langkah CTL. Selain itu, modul dapat digunakan Purworejo.
secara mandiri.
PUSTAKA
Artikel Jurnal :
[1] Dadan Rosana. 2009. Model Pembelajaran Lima
Domain Sains dengan Studi
Program Pendekatan Kontekstual
Pendidikan Fisika –untuk
Universitas Muhammadiyah Purworejo - 2013
Mengembangkan Pembelajaran Bermakna. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.Tahun
Jurnal13, No.2. Vol. 3 No. 1 Tahun 2013
Radiasi,
[2] Euis Komariah S. dkk. 2012. Model Hands-on Minds-
on dengan Bantuan Media Asli Pada materi
Spermatophyta. Unnes Journal of Biology Education.
Vol.1, No.1.
[3] Robert G.Berns and Patricia M.Erickson. 2001.
Contextual Teaching and Learning:Preparing Students
for the New Economy. The Highlight Zone. No.5.
[4] Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan
Bahan Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran,
Majalah Ilmiah Pembelajaran, vol.5, no.1.
Buku :
[5] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan
Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas.
[6] Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontekstual.
Bandung: PT RefikaAditama.
[7] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Prosiding seminar :
[8] Zuhdan K Prasetyo. 2010. Sumbangan Pembelajaran
Sains dalam Pencerdasan dan Pengakhlaqul
karimahan Peserta Didik untuk Peningkatan Daya
Saing Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Pendidikan Sains.
Skripsi/tesis/disertasi :
[9] Agus Kamaludin. 2011. Pengembangan Modul
Pembelajaran Sains Terpadu untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa SMP/MTs tentang Zat Aditif dalam
Makanan. Tesis Magister, tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY.
23