3 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
Maridi_uns@yahoo.co.id
Abstrak
Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik modul IPA berbasis Problem Based Learning untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada materi polusi serta dampaknya pada manusia dan
lingkungan, mengetahui kelayakan modul IPA berbasis Problem Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah pada materi polusi serta dampaknya pada manusia dan lingkungan,
mengetahui efektivitas modul IPA berbasis Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah pada materi polusi serta dampaknya pada manusia dan lingkungan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan Research and Development yang dikemukakan oleh Thiagarajan,
meliputi tahapan define, design, develop, disseminate. Pengembangan modul dinilai berdasarkaan kelayakan
materi, perangkat pembelajaran, media, dan bahasa oleh 3 dosen, 1 pakar bahasa, dan 1 guru. Pengumpulan
data kemampuan memecahkan masalah menggunakan tes. Tahap pengembangan modul IPA berbasis
Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada materi polusi serta
dampaknya pada manusia dan lingkungan menggunakan model 4D meliputi tahapan define berupa analisis
kebutuhan, tahap design berupa penyusunan draft modul, tahap develop berupa validasi draft modul, setelah
valid dilakukan uji coba skala terbatas pada 10 siswa yang kemudian memperoleh kritik dan saran. Perbaikan
draft modul dilakukan sesuai kritik dan saran menjadi draft 2 produk dan tahap terakhir dilakukan
disseminate pada 30 siswa untuk mengetahui efektivitas modul. Modul yang dikembangkan memiliki
kualitas dengan kategori sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran IPA. Ada peningkatan
kemampuan memecahkan masalah selama pembelajaran menggunakan modul IPA berbasis Problem Based
Learning untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada materi polusi serta dampaknya pada
manusia dan lingkungan, ditunjukkan oleh besarnya N-gain sebesar 0,62 dengan kategori sedang.
Kata kunci: Modul, Problem Based Learning, dan Kemampuan Memecahkan Masalah
68
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 68-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
69
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 68-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
peserta didik untuk mengembangkan materi alam sekitar. Modul IPA di SMK
kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti tidak mengandung materi tentang fisika
berpikir kritis,menemukan dan menggunakan seperti pada SMP karena pelajaran fisika
sumber-sumber belajar, mengembangkan menjadi materi tersendiri. Hasil wawancara
kemampuan bekerja kooperatif, dan belajar guru dan siswa mengenai modul IPA di SMK
sepanjang hayat. Tan (2003) menyatakan Pancasila mendapatkan hasil bahwa guru
bahwa pendidikan di abad 21 berkaitan sering dibingungkan dalam menggunakan
dengan masalah dunia nyata sehingga model/ metode pengajaran yang sesuai
Problem Based Learning relevan untuk dengan hakikat sains pada kegiatan dalam
diterapkan. Problem Based Learning dapat modul, ketersediaan materi pada modul
diaplikasikan di tingkat pendidikan SMP- membuat siswa malas mencari sumber
Perguruan Tinggi karena Problem Based belajar lain, kurang meningkatkan
Learning berbasiskan pada masalah, yang kemampuan memecahkan masalah siswa.
melibatkan aktivitas berpikir untuk Siswa merasa bosan belajar dengan modul
memecahkan masalah, berkorelasi dengan karena sifatnya yang tekstual, tidak memiliki
fungsi kognitif yang berisi berbagai macam daya adaptif yang tinggi terhadap
aktivitas berpikir (Izzaty, 2006). Selain itu perkembangan ilmu dan teknologi, modul.
Problem Based Learning memanfaatkan Ketepatan model/metode pembelajaran akan
intelegensi dari individu, kelompok, dan mempermudah guru dalam membelajarkan
lingkungan untuk memecahkan masalah yang materi dan tercapainya tujuan pembelajaran
bermakna, relevan, dan kontekstual dalam IPA (Depdiknas 2008). Tercapainya tujuan
proses pembelajaran sehingga diperlukannya pembelajaran IPA salah satunya adalah
bahan ajar yang sesuai dengan model mengembangkan keterampilan menyelidiki
pembelajaran Problem Based Learning alam, memecahkan masalah, dan membuat
tersebut (Duch, dkk ,1999). keputusan memerlukan model/metode
Toharudin (2011), bahan ajar dapat pembelajaran yang tepat (Depdiknas 2008).
menjembatani, bahkan memadukan antara Pemilihan materi dilakukan dengan
pengalaman dan pengetahuan peserta didik. menggunakan analisis pada soal UAS tahun
bahan ajar secara sederhana dapat 2012/2013. Metode ini digunakan karena
dirumuskan sebagai segala sesuatu yang pada tingkat SMK tidak terselenggaranya
dapat memberi kemudahan kepada peserta ujian nasional (UN) IPA, sehingga penentuan
didik dalam upaya memperoleh sejumlah materi pada modul yang akan dikembangkan
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan didapat dari hasil analisis soal IPA pada
ketrampilan dalam proses belajar mengajar kegiatan UAS. Hasil analisis soal diperoleh
(Toharudin, 2011). Bahan ajar yang dari jumlah siswa yang menjawab benar dan
memudahkan tercapainya tujuan salah pada tiap item soal, dengan jumlah
pembelajaran efektif, efisien dan dimiliki siswa yang mengikuti UAS sebanyak 220
guru dan siswa adalah modul (Depdiknas, anak. Analisis soal UAS berdasarkan kisi-kisi
2008). Modul merupakan bahan ajar cetak dan dengan kategori siswa yang menjawab
yang dirancang untuk dapat dipelajari secara salah > 100 anak. Dari penetapan kategori
mandiri oleh peserta pembelajaran. Guru tersebut didapatkan hasil bahwa soal pada no
tidak secara langsung memberi pelajaran atau 17-27 memiliki jawaban dengan jumlah
mengajarkan sesuatu kepada siswa dengan siswa menjawab salah > 100 anak. Dengan
tatap muka, tetapi cukup dengan modul berisi jumlah siswa menjawab salah terbanyak
materi, metode, batasan-batasan, dan cara yaitu 207 siswa terdapat pada nomor 20 dan
mengevaluasi yang dirancang secara 193 anak menjawab salah pada soal no. 21.
sistematis dan menarik untuk mencapai Berdasarkan kisi-kisi soal pada no 20 dan 21
kompetensi yang diharapkan tentunya dengan membahas tentang polusi serta dampaknya
karakteristik modul (Depdiknas, 2008). pada manusia dan lingkungan.
Salah satu modul yang terdapat di Berdasarkan latar belakang di atas,
SMK adalah modul IPA. Penggunaan istilah maka perlu diadakan penelitian untuk
modul IPA dalam SMK dimaksudkan meningkatkan kemampuan memecahkan
sebagai modul pembelajaran sains dengan peserta didik dengan langkah pada model
70
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 68-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Problem Based Learning yang dimuat dalam pembelajaran, bahasa dan pengembangan
suatu modul yang memanfaatkan teknologi modul oleh 3 dosen, 1 pakar bahasa, dan 1
sebagai tempat peserta didik mencari sumber guru. Pengumpulan data kemampuan
belajarnya sendiri. Maka perlu diadakan memecahkan masalah menggunakan tes. Tes
suatu penelitian pengembangan dengan judul digunakan untuk mengumpulkan data
“Pengembangkan Modul IPA Berbasis kemampuan memecahkan masalah sebelum
Problem Based Learning untuk dan sesudah penerapan modul IPA berbasis
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan problem based learning untuk meningkatkan
Masalah pada Materi Polusi serta kemampuan memecahkan masalah pada
Dampaknya pada Manusia dan Lingkungan. materi polusi serta dampaknya pada manusia
Tujuan dari penelitian ini sebagai dan lingkungan.
berikut: (1) Untuk mengetahui karakteristik Analisis data hasil tes kemampuan
modul IPA berbasis problem based learning memecahkan masalah yang diperoleh dari
untuk meningkatkan kemampuan pretest dan postest dengan jumlah soal
memecahkan masalah pada materi polusi sebanyak 30 butir soal multiple choice. Tes
serta dampaknya pada manusia dan ini digunakan untuk mengukur kemampuan
lingkungan; (2) untuk mengetahui kelayakn memecahkan masalah terhadap materi polusi
modul IPA berbasis problem based learning serta dampaknya pada manusia dan
untuk meningkatkan kemampuan lingkungan. Soal digunakan sebagai
memecahkan masalah pada materi polusi instrument pengambilan data berdasarkan
serta dampaknya pada manusia dan indicator tujuan belajar dan indicator
lingkungan; (3) untuk mengetahui efektivitas kemampuan memecahkan masalah.
modul IPA berbasis problem based learning Peningkatan kemampuan memecahkan
untuk meningkatkan kemampuan masalah sebelum dan sesuadah menggunakan
memecahkan masalah pada materi polusi modul IPA berbasis problem based learning
serta dampaknya pada manusia dan pada materi polusi serta dampaknya pada
lingkungan. manusia dan lingkungan dianalisis
menggunakan gain faktor ternormalisasi (N-
Metode Penelitian Gain).
71
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 68-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
72
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 68-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
73
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 68-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
74
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 68-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
75