Anda di halaman 1dari 12

wwwww ISSN Online : 2550-0813 ISSN Cetak : 2541-657X Vol 7 No 1 Tahun 2020 Hal.

: 79-90
-

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial


available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

PERBEDAAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PROBLEM


BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR
1
Feri Setia Buana1), Indri Anugraheni2)
1,2, ) Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
Kemampuan pemecahan masalah IPS kelas IV SD pada kelompok yang telah menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning dengan kelompok yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen Kuasi dengan
menggunakan desain penelitian The Static Group Pretes-Posttest Design. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan lembar observasi dan tes. Teknik analisis data pada
penelitian ini dengan menggunakan uji-t untuk mengukur dan mengetahui perbedaan
kemampuan pemecahan masalah IPS Kelas IV SD pada kelompok eksperimen setelah
mendapatkan perlakuan. Hasil analisis data penelitian dengan menggunakan Uji-t diperoleh
hasil nilai sig (2-tailed) sebesar 0,01, karena nilai Sig (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
anatara penerapan model pembelajaran Discovery Learning dengan Model pembelajaran
Problem Based Learning pada muatan pelajaran IPS Kelas IV SD.

Kata Kunci : Discovery Learning, Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah

*Correspondence Address : 292016026@Student.uksw.edu


DOI : 10.31604/jips.v7i1.2020.79-90
© 2020 UM-Tapsel Press
79
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90

PENDAHULUAN didik menjadi manusia yang mampu

Ilmu Pengetahuan Sosial penting untuk berpikir Kritis, logis, Kreatif, dan

diajarkan karena dapat membentuk dapat berinterkasi dengan orang lain

warga negara yang mampu berfikir secara positif dalam menanggapi isu-isu

secara kritis dan cerdas, dapat sosial dalam kehidupan bermasyarakat

mengetahui dan menjalankan nilai-nilai yang disebabkan oleh dampak ilmu

moral yang terdapat dalam Agama, pengetahuan/sains dan teknologi, serta

kebudayaan, dan sesuai dengan dapat mengetahui dan menjalankan

Pancasila (Soebijantoro, 2016 : 21). Ilmu nilai-nilai moral yang terdapat dalam

Pengetahuan Sosial menurut Ginanjar Agama, kebudayaan, dan sesuai dengan

(2016 :121) adalah sebuah mata Pancasila. Untuk membimbing peserta

pelajaran yang memiliki tujuan untuk didik agar dapat mencapai apa yang

mendidik siswa menjadi masyarakat diharapkan dalam mata pelajaran IPS

yang baik, yaitu masyarakat yang maka diperlukan pembelajaran yang

mampu untuk hidup secara demokratis, lebih menarik dan menggunakan

bergaul dan dapat berinteraksi dengan masalah-masalah sosial sebagai bahan

orang lain secara positif.Ilmu pembelajaranya. Masalah sosial tidak

Pengetahuan Sosial adalah salah satu dapat dipisahkan dalam kehidupan

mata pelajaran yang mempunyai peran sehari-hari, sehingga kemampuan

penting dalam peningkatan mutu pemecahan masalah merupakan hal

pendidikan, yaitu ilmu yang dapat yang penting untuk ditanamkan kepada

mengarahkan peserta didik untuk siswa agar mereka dapat

mampu berpikir Kritis, logis, Kreatif, dan mengimplementasikan kemampuan

mempunyai inisiatif dalam menanggapi pemecahan masalah dalam kehidupan

isu-isu sosial dalam kehidupan sehari-hari.

bermasyarakat, yang disebabkan oleh Kemampuan pemecahan masalah

dampak ilmu pengetahuan/sains dan diperlukan karena dengan memberikan

teknologi (IPTEK). (Jouhar 2018 : 58) suatu permasalah sebagai bahan ajar

Dari beberapa pendapat di atas dapat kepada peserta didik mereka akan lebih

disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan mengenal kehidupan sosial di

Sosial merupakan mata pelajaran yang masyarakat. Rosardi (2013 : 24).

mempunyai peran penting dalam Menyatakan bahwa pemecahan masalah

mengarahkan dan membimbing peserta merupakan pembelajaran yang

80
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……

mengarahkan siswa untuk dapat tahap ini peserta didik mampu untuk
menemukan, menelaah, menganalisis, melaksanakan solusi atau gagasan yang
dan mampu memberikan solusi telah mereka pilih pada tahap
terhadap suatu masalah yang berkaitan sebelumnya.
dengan materi dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan
Sedangkan Anugraheni (2019 : 2) siswa dalam memecahkan masalah
berpendapat bahwa pemecahan maka guru harus mempunyai
masalah adalah proses berpikir yang keterampilan untuk memilih dan
dapat menimbulkan menganalisis dan menggunakan metode atau model
memahami masalah dengan pembelajaran yang bervariasi sehingga
menggunakan penafsiran dan penalaran dapat menimbulkan semangat siswa
untuk memecahkan suatu permasalahan (Andri dan Kusnadi 2016 : 101). Model
yang dihadapi serta mampu pembelajaran yang menurut penulis
mengevaluasi dan merefleksikanya. cocok untuk diterapkan dalam materi
Langkah-langkah pemecahan Ilmu Pegetahuan Sosial dalam kaitanya
masalah menurut Haris (2013 : 39) untuk memecahkan masalah beberapa
yaitu : 1) Tahap menemukan fakta. Pada diantanya adalah model pembelajaran
tahap ini peserta didik mengumpulkan Discovery Learning, dan Problem Based
dan mendata informasi yang berkaitan Learning, dimana kedua model
dengan permasalahan yang akan pembelajaran ini menggunakan masalah
dipecahkan. 2) Tahap menemukan yang ada di lingkungan sekitar sebagai
masalah. Pada tahap ini peserta didik bahan diskusi, pembelajaran dalam
menemukan permasalahan dan dibuat model-model ini bukan hanya
menjadi perumusan masalah melalui memfokuskan peserta didik pada
kalimat tanya. 3) Tahap menemukan penemuan jawaban semata, melainkan
gagasan. Pada tahap ini peserta didik juga merangsang aktivitas peserta didik
diarahkan untuk menemukan ide atau untuk melakukan pencarian, penemuan,
gagasan untuk dijadikan alternatife penelitian dan mengembangkanya
untuk memecahkan masalah. 4) Tahap secara lebih lanjut (Kemendikbud,
penemuan solusi. Peserta didik mampu 2017).
memilih dan mengevaluiasi gagasan Model Pembelajaran Discovery
yang paling tepat untuk memecahkan Learning adalah sebuah model
masalah. 5) Tahap pelaksanaan Pada pembelajaran yang dalam penerapanya

81
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90

mengarahkan peserta didik untuk narasumber, ataupun dengan


berfikir secara Kritis, dimana dalam melakukan uji coba sendiri. 4) Data
kegiatan pembelajaranya peserta didik Processing. Dalam tahap ini guru
diarahkan untuk lebih aktif dalam membimbing siswa untuk mengolah
mengidentifikasi sendiri pemahaman data dari informasi yang mereka
tentang suatu masalah yang dibahas peroleh. 5) Verification. Pada tahap ini
dalam kegiatan pembelajaran (Arindah, guru memibing peserta didik untuk
2016 : 1810). Sedangkan menurut melakukan pemeriksaan secara teliti
Yupita (2013 : 4) Model Pembelajaran terhadap hasil data yang diperoleh. 6)
Discovery adalah Model pembelajaran Generalization. Kegiatan dalam tahap
yang berkembamg dari pandangan yang terakhir adalah penarikan
Kontruktivisme, yang dimana kegiatan kesimpulan terhadap proses
belajar mengajar berfokus pada penyeledikan.
keaktifan siswa dalam memahami suatu Model pembelajaran Problem
konsep dalam pembelajaran. Penerapan Based Learning ialah model yang
model pembelajaran Discovery Learning penerapannya menggunakan sebuah
menurut Masdariah dkk (2015 : 554) permasalahan di ligkungan sekitar yang
terdapat 6 tahap, yaitu: 1) Stimulation. didesain agar peserta didik dapat
Kegiatan dalam tahap ini adalah guru berfikir kritis dan dapat menyelesaikan
menjelaskan tujuan dari pembelajaran sendiri permasalahan tersebut (Nafiah,
yang hendak dicapai dan melakukan 2014 :130). Sumitro dkk (2017 : 1189)
kegiatan-kegiatan yang berkaitan menyatakan bahwa model pembelajaran
dengan pemecahan masalah. 2) Problem Problem Based Learning merupakan
Statement. Pada tahap ini kegiatan yang model pembelajaran yang mengarahkan
dilakukan adalah guru memberikan peserta didik untuk aktif dalam
siswa kesempatan untuk mengaitkan informasi baru dengan
mengidentifikasi permasalahan yang pengetahuan yang telah dimiliki
berhubungan dengan materi. 3) Data sebelumnya melalui kegiatan
Collection. Kegiatan dalan tahap ini pembelajaran. Penerapan model
adalah mengumpulkan informasi pembelajaran Problem Based Learning
sebanyak mungkin pengumpulan data menurut Triyadi (2018 : 38) yaitu: 1)
bisa diperoleh dari membaca, Orientasi peserta didik pada masalah.
mengamati, wawancara dengan Kegiatan yang dilakukan adalah guru

82
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……

menjelaskan tujuan materi dan tahapan bahwa kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran, menjelaskan perangkat memecahkan masalah masih belum
yang dibutuhkan dan memotivasi maksimal, hal ini ditunjukan dari
peserta didik agar terlibat dalam kemampuan peserta didik dalam
aktivitas pemecahan masalah. 2) menemukan gagasan-gagasan yang
Mengorganisasi peserta didik untuk dapat dijadikan solusi untuk
belajar. kegiatan dalam tahap ini adalah memecahkan masalah masih belum
guru membagi peserta didik menjadi maksimal, sehingga apabila peserta
kelompok kecil, setelah itu guru didik diberikan persoalan tentang
membimbing peserta didik untuk masalah sosial mereka masih kesulitan
mengidentifikasi tugas-tugas belajar untuk menemukan solusi yang tepat
terkait permasalahan. 3) Membimbing untuk memecahkan masalah tersebut.
penyelidikan individu maupun Berdasarkan urian tersebut peneliti
kelompok. Kegiatan pada tahap ini akan melakukan penelitian dengan judul
adalah guru memotivasi peserta didik “Perbedaan Model Discovery Learning
untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan Problem Based Learning
dengan materi pembelajaran dan Terhadap Kemampuan Pemecahan
membimbing siswa untuk mencoba Masalah pada Pembelajaran IPS Sekolah
memecahkan masalah. 4) Dasar
Mengembangkan dan menyajikan hasil METODE PENELITIAN
karya. Kegiatan dalam tahap ini adalah Penelitian yang digunakan adalah
guru membantu peserta didik dalam penelitian eksperimen kuasi dengan
merencanakan dan menyiapkan laporan menggunakan menggunakan
hasil pemecahan masalah. 5) pendekatan Kuantitatif dengan
Menganalisis dan mengevaluasi proses menggunakan desain penelitian The
pemecahan masalah. pada tahap Static Group Pretes-Posttest Design.
terakhir guru membantu peserta didik Tabel 1
The Static Group Pretes-Posttest Design
untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap hasil presentasi dan proses Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
yang digunakan.
1
Berdasarkan observasi yang
Eksperimen O3 X2 O4
dilakukan di SD Negeri Ngombak 1 dan 2
SD Negeri Ngombak 2 peneliti merasa

83
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90

(Sumber : Sukmadinata 2012 : 209) pembelajaran yang dilaksanakan guru di


Keterangan : dalam kelas dan untuk melihat kegiatan
O1 = Pretest kelompok eksperimen 1 belajar siswa selama proses
O2 = Postes kelompok eksperimen 1 pembelajaran dengan menggunakan

X1 = Model pembelajaran Discovery model pembelajaran Discovery Learning


Learning dan model pembelajaran Problem Based
O3 = Pretest kelompok eksperimen 2 Learning. Tes digunakan untuk
mengukur kemampuan pemecahan
O4 = Posttest kelompok eksperimen 2
masalah siswa pada muatan pelajaran
X2 = Model Problem Based Learning
IPS SD. Sebelum Tes digunakan terlebih
Kedua kelompok eksperimen di
dahulu dilakukan uji coba kemudian
berikan Pretest (O1 dan O2) untuk
dilakukan analisis instrument yaitu uji
mengetahui kemampuan awal
validitas dan uji reliabilitas.
pemecehan masalah siswa. Kemudian
kelompok eksperimen 1 dan kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN
eksperimen 2 diberikan perlakuan
Hasil penelitian kemampuan
khusus (X1 dan X2) setelah beberapa
pemecahan masalah pada muatan
saat kedua kelompok di berikan Posttest
pelajaran IPS Kelas IV SD dilakuan
(O3 dan O4) untuk mengetahui
dengan melakukan penilaian pretest dan
perbedaan yang signifikan antara
posttest. Tes yang diberikan berupa soal
kelompok eksperimen 1 dengan
kemampuan pemecahan masalah IPS SD.
kelompok Eksperimen 2. Variable bebas
Tes diberikan kepada dua kelompok
dalam penelitian ini berupa penerapan
yaitu kelompok eksperimen 1 dengan
model pembelajaran Discovery Learning
menerapkan model pembelajaran
dan model pembelajaran Problem Based
Discovery Learning dan kelompok
Learning dan variabel terikat dalam
eksperimen 2 dengan menerapkan
penelitian ini adalah kemampuan
model pembelajaran Problem Based
pemecahan masalah.
Learning. Berikut merupakan hasil rata-
Teknik pengumpulan data dalam
rata pretest dan posttest pada kelas
penelitian ini adalah dengan
Eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
menggunakan Lembar Observasi dan
Tes. Lembar observasi digunakan untuk
mengumpulkan data pada saat
penelitian untuk mengamati
84
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……

Tabel 2 normalitas pada data nilai pretest dan


Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest nilai posttest pada kelas eksperimen 1
Rata-rata Pening dan kelas eksperimen 2. Hasil analisis
Pret Posttest katan
uji normalitas pretest dan posttest
est
disajikan dalam table berikut.
Eksperimen 62,6 69,95 7,3
1 (Discovery 5 Tabel 3 Uji Normalitas data Pretest
Learning) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelas 61,3 83,04 22 Eksperi Eksperi
Eksperimen 3 men 1 men 2

2 (Problem N 20 27

Based Normal Mean 62.65 61.33


Parametersa,b Std. 15.489 14.613
Learning)
Deviation
Most Absolute .188 .155
Berdasarkan tabel 2 menunjukan Extreme Positive .131 .101
bahwa terdapat peningkatan rata-rata Differences Negative -.188 -.155

hasil nilai pretest dan nilai posttest pada Test Statistic .188 .155
Asymp. Sig. (2-tailed) .061c .097c
kelas eksperimen 1 maupun kelas
eksperimen 2 menunjukan bahwa
Berdasakan tabel 3 diatas
terdapat peningkatan antara
menunjukan bahwa uji normalitas
kemampuan kemampuan memecahkan
Pretest kelompok eksperimen 1 nilai
masalah IPS yaitu sebesar 7,3 pada kelas
signifikansi sebesar 0,061 > 0,05 yang
eksperimen 1 dan 22 pada kelas
berarti bahwa data tersebut normal.
eksperimen 2
sedangkan nilai siginifikansi kelompok
Sebelum penelitian dilanjutkan
eksperimen 2 sebesar 0,097 > 0,05.
pada uji hipotesis, terlebih dahulu nilai
Sehingga dapat dikatakan bahwa data
rata-rata Prestest dan posttest harus
tersebut normal.
diuji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas dilakukan pada hasil pretest
dan posttest kemampuan pemecahan
masalah pada kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2. Uji
normalitas dalam penelitian ini
berbantuan SPSS Statistict 24. Uji
normalitas dilakukan untuk mengukur

85
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90

Tabel 4 Uji Normalitas Data Posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test memiliki varian yang sama atau
Eksperi Eksperi
homogen, karena nilai probabilitas
men 1 men 2
populasi data > 0,05
N 20 27
Tabel 6 Uji Homogenitas Posttest Kelas
Normal Mean 69.95 83.04
Parameters Std. Eksperimen 1 dan kelas Eksperimen 2
12.015 12.629
a,b
Deviation Test of Homogeneity of Variances
Hasil_Postest
Most Absolute .181 .160
Levene
Extreme Positive .081 .118
Statistic df1 df2 Sig.
Differences Negative -.181 -.160
.085 1 45 .772

Test Statistic .181 .160


Asymp. Sig. (2-tailed) .083c .074c Hasil uji homogenitas posttest
kelompok eksperimen 1 dan kelompok
Berdasakan tabel 4 di atas eksperimen 2 menunjukkan nilai
menunjukan bahwa uji normalitas signifikansi 0,772. Sehingga dapat
posttest pada kelompok eksperimen 1 dikatakan bahwa data nilai postest
nilai mendapatkan signifikansi sebesar kelompok eksperimen 1 dan kelompok
0,083 > 0,05 yang berarti bahwa data eksperimen 2 SD Negeri Ngombak 1 dan
tersebut normal. sedangkan nilai SD Negeri Ngombak 2 memiliki varian
siginifikansi kelompok eksperimen 2 yang sama atau homogen, karena nilai
sebesar 0,074 > 0,05. Sehingga dapat probabilitas populasi data > 0,05
dikatakan bahwa data tersebut normal. Hasil uji normalitas dan uji
Tabel 5 Uji Homogenitas Pretest homogenitas menunjukan bahwa kedua
Test of Homogeneity of Variances
hasil sampel kelompok eksperimen 1
Hasil Pretest
dan klompok eksperimen 2
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
berdistribusi normal dan memiliki

.045 1 45 .833 variansi yang sama. Selanjutnya akan


dilakukan uji hipotesis dengan
Hasil uji homogenitas pretest menggunakan Teknik uji t-testdengan
kelompok eksperimen 1 dan kelompok rumus independent sampel test yang
eksperimen 2 menunjukkan nilai diolah dengan berbantuan SPSS
signifikansi 0,833. Sehingga dapat Statistict 24. Hasil uji t-test akan
dikatakan bahwa data nilai pretest disajikan dalam table berikut.

86
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……

Tabel 7 Hasil Statistik Rata-Rata Tabel 8 Uji-t


Kemampuan Pemecahan Masalah Tabel 8 Uji-t
Group Statistics
Std. Std. Independent Samples Test
Deviati Error Levene's Test t-test for Equality of Means
Kelas N Mean on Mean for Equality
Hasil Kelomp 20 69.95 12.015 2.687 of Variances
Belaj ok 95%
ar Eksperi Confiden
Kem men 1 ce
amp Kelomp 27 83.04 12.629 2.431 Std Interval
uan ok . of the
Pem Eksperi Me Err Differenc
ecah men 2 Sig. an or e
an (2- Diff Diff Lo
Masa Si d tail ere ere we Up
lah F g. t f ed) nce nce r per
Has Equ .0 .7 - 4 .00 - 3.6 - -

Dari Tabel 7 menunjukan adanya il al 8 7 3.5 5 1 13. 51 20. 5.7


Pe vari 5 2 85 08 44 35
perbedaan rata-rata skor antara
me anc 7 0
kemampuan pemecahan masalah antara cah es

kelompok eksperimen 1 dan kelompok an ass


Ma um
eksperimen 2 namun demikian apakah
sala ed
perbedaan kedua kelompok tersebut h Equ - 4 .00 - 3.6 - -
signifikan pada 0,05 maka diperlukan uji al 3.6 2. 1 13. 23 20. 5.7
vari 12 1 08 39 77
beda rata-rata antara dua sampel yang
anc 8 7 7
independent seperti pada table 8 es 0
berikut. not
ass
um
ed

Berdasarkan output di atas


diketahui bahwa nilai sig (2-tailed)
sebesar 0,01, karena nilai Sig (2-tailed)
<0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan

87
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90

anatara penerapan model pembelajaran dilihat dari nilai rerata kemampuan


Discovery Learning dengan Model pemecahan masalah siswa kelas IV SD
pembelajaran Problem Based Learning Negeri Ngombak 2 sebagai kelas
pada muatan pelajaran IPS Kelas IV SD eksperimen 2 lebih tinggi yaitu 83,04
Ngombak 1 dengan SD Ngombak 2. dibandingkan dengan nilai rerata
Besarnya perbedaan rerata ditunjukan kemampuan pemecahan masalah siswa
pada kolom Mean Difference, yaitu - kelas IV SD Ngombak 2 sebagai
13,026. Karena bernilai negatife, maka kelompok eksperimen 1 yang
berarti kelompok eksperimen 2 mendapatkan nilai sebesar 69,95. Jadi
(Problem Based Learning) memiliki dapat disimpulkan bahwa model
Mean lebih tinggi dari pada kelompok pembelajaran Problem Based Learning
eksperimen 1 (Discovery Learning). Hal lebih unggul dalam meningkatkan
ini relevan dengan penelitian yang telah kemampuan pemecahan masalah pada
dilakukan oleh Haris, M. A. (2013). Yang muatan Pelajaran IPS Kelas IV SD.
melakukan pemenilian tentang Berdasarkan dari hasil penelitian maka
Penerapan Model Problem Based dapat disrankan bagi pendidik
Learning terhadap Kemampuan khususnya guru kelas IV Sekolah Dasar
Memecahkan Masalah dalam untuk menggunakan model
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pembelajaran Problem Based Learning
pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Pada muatan pelajaran IPS dimana
SIMPULAN dalam kegiatan belajar mengajar
Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan suatu masalah di
telah dilakukan , maka dapat lingkungan sekitar sebagai bahan ajar
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sehingga peserta didik dapat berfikir
yang signifikan antara kemampuan kritis dan berfikir tingkat tinggi untuk
pemecahan masalah pada muatan mencari penyelesaian dari masalah
pelajaran IPS Kelas IV SD dengan tersebut dengan pemikiran mereka
menerapkan model pembelajaran sendiri.
Discovery Learning Dan Kemampuan DAFTAR PUSTAKA
pemecahan masalah pada muatan Andri, A., & Kusandi, K. (2016).
pelajaran IPS Kelas IV SD dengan Pengaruh Metode Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terhadap
Menerapkan Model Pembelajaran
Kemampuan Pemecahan Masalah
Problem Based Learning. Hal ini dapat Matematika Siswa Kelas IV Sekolah

88
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……

Dasar Negeri 27 Sintang Tahun Motivasi Belajar, Aktivitas Belajar


Pelajaran 2016/2017. VOX dan Hasil Belajar Peserta Didik. In
EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Seminar Nasional Biologi.
Pendidikan, 7(2), 100-110. Nafiah, Y. N., & Suyanto, W. (2014).
Anugraheni, I. (2019). Pengaruh Penerapan Model Problem-Based
Pembelajaran Problem Solving Learning Untuk Meningkatkan
Model Polya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan
Kemampuan Memecahkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Masalah Matematika Mahasiswa. Pendidikan Vokasi, 4(1).
Jurnal Pendidikan, 4(1), 1-6. Rosardi, R. G. (2013). Pembelajaran IPS
Arindah, A. (2016). Pengaruh Penerapan dengan Strategi Pemecahan
Model Discovery Learning Masalah untuk Meningkatkan
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kemandirian dan Kepedulian
Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD. Siswa. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sosial, 10(1).
Sekolah Dasar, 3(2). Soebijantoro, S. (2016). Pembelajaran
Ginanjar, A. (2016). Penguatan Peran Ilmu Pengetahuan Sosial dan
IPS dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter di Sekolah
Keterampilan Sosial Peserta Didik. Dasar. Premiere Educandum:
Harmony, 1(1), 118-126. Jurnal Pendidikan Dasar dan
Haris, M. A. (2013). Pengaruh Penerapan Pembelajaran, 1(01).
Model Problem Based Learning Sukmadinata N. S. (2012) Metode
terhadap Kemampuan Penelitian Pendidikan. Bandung:
Memecahkan Masalah dalam PT Remaja Rosdakarya.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sumitro, A. Setyosari, P., & Sumarmi, S.
Sosial pada Siswa Kelas IV Sekolah (2017). Penerapan model problem
Dasar Negeri Blondo 1 Magelang. based learning meningkatkan
Yogyakarta: UNY. motivasi dan hasil belajar IPS.
Jauhar, S. (2018, September). Jurnal Pendidikan: Teori,
Pengembangan Bahan Ajar IPS Penelitian, dan Pengembangan,
Berbasis Pendekatan Sains 2(9), 1188-1195.
Teknologi Masyarakat (STM) Triyadi, (2018). Penerapan Model
untuk Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Problem Based
Siswa. In Seminar Nasional Learning Untuk Meningkatkan
Pengabdian Kepada Masyarakat Keaktifan Dan Hasil Belajar
(Vol. 2018, No. 1). Peserta Didik Pada Kompetensi
Kemendikbud. 2017. Silabus Tematik Sistem Bahan Bakar Kelas XI TKR
Revisi 2017. Jakarta: Kementerian SMK Muhamadiyah Prambanan.
Pendidikan dan Kebudayaan. Vitasari, N., & Trisniawati, T. (2017).
Masdariah, M., Nurhayati, B., & Peningkatan Kemampuan
Rachmawaty, R. (2018, October). Pemecahan Masalah Mahasiswa
Kajian Deskriptif Model Discovery PGSD Universitas Sarjanawiyata
Learning Dalam Meningkatkan Tamansiswa melalui Problem

89
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90

Posing. TAMAN CENDEKIA: Jurnal


Pendidikan Ke-SD-an, 1(2), 78-86.
Yupita, I. A. (2013). Penerapan model
pembelajaran Discovery untuk
meningkatkan hasil belajar IPS di
sekolah dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
1(2), 1-10.

90

Anda mungkin juga menyukai