: 79-90
-
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
Kemampuan pemecahan masalah IPS kelas IV SD pada kelompok yang telah menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning dengan kelompok yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen Kuasi dengan
menggunakan desain penelitian The Static Group Pretes-Posttest Design. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan lembar observasi dan tes. Teknik analisis data pada
penelitian ini dengan menggunakan uji-t untuk mengukur dan mengetahui perbedaan
kemampuan pemecahan masalah IPS Kelas IV SD pada kelompok eksperimen setelah
mendapatkan perlakuan. Hasil analisis data penelitian dengan menggunakan Uji-t diperoleh
hasil nilai sig (2-tailed) sebesar 0,01, karena nilai Sig (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
anatara penerapan model pembelajaran Discovery Learning dengan Model pembelajaran
Problem Based Learning pada muatan pelajaran IPS Kelas IV SD.
Kata Kunci : Discovery Learning, Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial penting untuk berpikir Kritis, logis, Kreatif, dan
warga negara yang mampu berfikir secara positif dalam menanggapi isu-isu
Pancasila (Soebijantoro, 2016 : 21). Ilmu nilai-nilai moral yang terdapat dalam
pelajaran yang memiliki tujuan untuk didik agar dapat mencapai apa yang
pendidikan, yaitu ilmu yang dapat yang penting untuk ditanamkan kepada
teknologi (IPTEK). (Jouhar 2018 : 58) suatu permasalah sebagai bahan ajar
Dari beberapa pendapat di atas dapat kepada peserta didik mereka akan lebih
80
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……
mengarahkan siswa untuk dapat tahap ini peserta didik mampu untuk
menemukan, menelaah, menganalisis, melaksanakan solusi atau gagasan yang
dan mampu memberikan solusi telah mereka pilih pada tahap
terhadap suatu masalah yang berkaitan sebelumnya.
dengan materi dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan
Sedangkan Anugraheni (2019 : 2) siswa dalam memecahkan masalah
berpendapat bahwa pemecahan maka guru harus mempunyai
masalah adalah proses berpikir yang keterampilan untuk memilih dan
dapat menimbulkan menganalisis dan menggunakan metode atau model
memahami masalah dengan pembelajaran yang bervariasi sehingga
menggunakan penafsiran dan penalaran dapat menimbulkan semangat siswa
untuk memecahkan suatu permasalahan (Andri dan Kusnadi 2016 : 101). Model
yang dihadapi serta mampu pembelajaran yang menurut penulis
mengevaluasi dan merefleksikanya. cocok untuk diterapkan dalam materi
Langkah-langkah pemecahan Ilmu Pegetahuan Sosial dalam kaitanya
masalah menurut Haris (2013 : 39) untuk memecahkan masalah beberapa
yaitu : 1) Tahap menemukan fakta. Pada diantanya adalah model pembelajaran
tahap ini peserta didik mengumpulkan Discovery Learning, dan Problem Based
dan mendata informasi yang berkaitan Learning, dimana kedua model
dengan permasalahan yang akan pembelajaran ini menggunakan masalah
dipecahkan. 2) Tahap menemukan yang ada di lingkungan sekitar sebagai
masalah. Pada tahap ini peserta didik bahan diskusi, pembelajaran dalam
menemukan permasalahan dan dibuat model-model ini bukan hanya
menjadi perumusan masalah melalui memfokuskan peserta didik pada
kalimat tanya. 3) Tahap menemukan penemuan jawaban semata, melainkan
gagasan. Pada tahap ini peserta didik juga merangsang aktivitas peserta didik
diarahkan untuk menemukan ide atau untuk melakukan pencarian, penemuan,
gagasan untuk dijadikan alternatife penelitian dan mengembangkanya
untuk memecahkan masalah. 4) Tahap secara lebih lanjut (Kemendikbud,
penemuan solusi. Peserta didik mampu 2017).
memilih dan mengevaluiasi gagasan Model Pembelajaran Discovery
yang paling tepat untuk memecahkan Learning adalah sebuah model
masalah. 5) Tahap pelaksanaan Pada pembelajaran yang dalam penerapanya
81
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90
82
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……
menjelaskan tujuan materi dan tahapan bahwa kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran, menjelaskan perangkat memecahkan masalah masih belum
yang dibutuhkan dan memotivasi maksimal, hal ini ditunjukan dari
peserta didik agar terlibat dalam kemampuan peserta didik dalam
aktivitas pemecahan masalah. 2) menemukan gagasan-gagasan yang
Mengorganisasi peserta didik untuk dapat dijadikan solusi untuk
belajar. kegiatan dalam tahap ini adalah memecahkan masalah masih belum
guru membagi peserta didik menjadi maksimal, sehingga apabila peserta
kelompok kecil, setelah itu guru didik diberikan persoalan tentang
membimbing peserta didik untuk masalah sosial mereka masih kesulitan
mengidentifikasi tugas-tugas belajar untuk menemukan solusi yang tepat
terkait permasalahan. 3) Membimbing untuk memecahkan masalah tersebut.
penyelidikan individu maupun Berdasarkan urian tersebut peneliti
kelompok. Kegiatan pada tahap ini akan melakukan penelitian dengan judul
adalah guru memotivasi peserta didik “Perbedaan Model Discovery Learning
untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan Problem Based Learning
dengan materi pembelajaran dan Terhadap Kemampuan Pemecahan
membimbing siswa untuk mencoba Masalah pada Pembelajaran IPS Sekolah
memecahkan masalah. 4) Dasar
Mengembangkan dan menyajikan hasil METODE PENELITIAN
karya. Kegiatan dalam tahap ini adalah Penelitian yang digunakan adalah
guru membantu peserta didik dalam penelitian eksperimen kuasi dengan
merencanakan dan menyiapkan laporan menggunakan menggunakan
hasil pemecahan masalah. 5) pendekatan Kuantitatif dengan
Menganalisis dan mengevaluasi proses menggunakan desain penelitian The
pemecahan masalah. pada tahap Static Group Pretes-Posttest Design.
terakhir guru membantu peserta didik Tabel 1
The Static Group Pretes-Posttest Design
untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap hasil presentasi dan proses Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
yang digunakan.
1
Berdasarkan observasi yang
Eksperimen O3 X2 O4
dilakukan di SD Negeri Ngombak 1 dan 2
SD Negeri Ngombak 2 peneliti merasa
83
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90
2 (Problem N 20 27
hasil nilai pretest dan nilai posttest pada Test Statistic .188 .155
Asymp. Sig. (2-tailed) .061c .097c
kelas eksperimen 1 maupun kelas
eksperimen 2 menunjukan bahwa
Berdasakan tabel 3 diatas
terdapat peningkatan antara
menunjukan bahwa uji normalitas
kemampuan kemampuan memecahkan
Pretest kelompok eksperimen 1 nilai
masalah IPS yaitu sebesar 7,3 pada kelas
signifikansi sebesar 0,061 > 0,05 yang
eksperimen 1 dan 22 pada kelas
berarti bahwa data tersebut normal.
eksperimen 2
sedangkan nilai siginifikansi kelompok
Sebelum penelitian dilanjutkan
eksperimen 2 sebesar 0,097 > 0,05.
pada uji hipotesis, terlebih dahulu nilai
Sehingga dapat dikatakan bahwa data
rata-rata Prestest dan posttest harus
tersebut normal.
diuji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas dilakukan pada hasil pretest
dan posttest kemampuan pemecahan
masalah pada kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2. Uji
normalitas dalam penelitian ini
berbantuan SPSS Statistict 24. Uji
normalitas dilakukan untuk mengukur
85
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90
86
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……
87
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90
88
Feri Setia Buana, Indri Anugraheni
Perbedaan Discovery Learning Dengan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan……
89
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (1) (2020): 79-90
90