Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR

Shofifah Indarsah
(Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Pedagogi dan Psikologi, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya)
Shfdarsah@gmail.com

Ida Sulistyawati
(Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Pedagogi dan Psikologi, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
Ida@unipasby.ac.id

Imas Srinana Wardani


(Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Pedagogi dan Psikologi, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
Imas@unipasby.ac.id

Abstrak
This study aims to determine the effect of the problem based learning model on the critical thinking ability of the
material properties of light in fourth grade students of SDN Menggal 601 Surabaya. This study uses a
quantitative research design with True Experimental Design in the form of pretest posttest group design.
Sampling was done by cluster random sampling technique. The population in this study were all fourth grade
students at SDN Menggal 601 Surabaya. The sample consisted of 20 students in class IV-B (experimental class)
and 20 students in class IV-C (control class). The data collection technique used in this research is a description
of the critical thinking ability test. The analysis of this study using SPSS 16 which shows that the significance <
= 5% or 0.05 is 0.000 < 0.05, which means that the use of problem based learning models is effective for
improving critical thinking skills in the material properties of light for class IV SDN Menggal 601 Surabaya.

Keywords: Model Problem Based Learning, Kemampuan Berpikir Kritis, Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN

Dalam abad 21, dimana kemajuan ilmu proses dari berpikir tentang “mengapa” dan
pengetahuan dan inovasi telah maju secara radikal. “bagaimana” menangani suatu masalah.
Tentunya sangat berpengaruh pada bidang Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa
kepelatihan, khususnya pada pendidikan, karena untuk menumbuhkan pemikiran inovatif secara
diharapkan mahasiswa dapat menyesuaikan diri sistematis. Siswa akan belajar bagaimana
dengan perkembangan zaman sehingga nantinya mengenali asumsi yang terkait atau tidak, serta
dapat memiliki kemampuan yang hebat. Salah satu penilaian yang akurat dan tidak. Dengan
kemampuan yang dibutuhkan sebagai senjata untuk menciptakan kemampuan berpikir kritis, siswa
menghadapi arus perubahan yakni kemampuan dapat menentukan pilihan dengan melihat masalah
berpikir kritis (Mayari, 2020). menurut sudut pandang yang berbeda dengan
Kemampuan berpikir kritis mempunyai posisi mempertimbangkan informasi dan fakta yang
penting untuk diterapkan dan dikembangkan sejak terjadi di lapangan.
dari pendidikan sekolah dasar (Ejin, 2016). Arif Kenyataanya, kemampuan berpikir kritis
(2020) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah siswa masih sebagian besar berada pada level yang
kemampuan untuk mencari, memeriksa fakta, rendah. Pembelajaran sampai saat ini belum
mengkonseptualisasikan data untuk menumbuhkan sepenuhnya mendukung penanaman berpikir kritis
pemikiran, meningkatkan inovasi, dan membuat pada siswa. Dilihat dari hasil PISA tahun 2018
keputusan. Berpikir kritis (critical thinking) adalah untuk siswa Indonesia menunjukkan bahwa standar
memahami makna permasalahan secara lebih OECD dalam membaca, matematika, dan sains
mendalam, menoleransi segala macam perspektif, masih di bawah normal (Fitriani, 2021). Rendahnya
dan berpikir secara bermakna dengan kemampuan pemecahan masalah pada soal tingkat
mempertimbangkan alasan dan tujuan (Kowiyah, tinggi menjadi salah satu faktor penyebab
2012). rendahnya prestasi siswa di Indonesia (Sa’adah,
Mengingat pemahaman para ahli, cenderung 2020). Ide materi harus disampaikan terlebih
beralasan bahwa berpikir kritis berarti memahami dahulu dengan memperkenalkan isu-isu asli yang
ada di lingkungan belajar, serta menyambut praktik menentukan pilihan berdasarkan perbedaan
dan persepsi langsung dengan menghubungkan pendapat.
penemuan yang telah dipelajari sesuai dengan Berdasarkan pada pemahaman Problem Based
kenyataan (Sholiha, 2017). Learning dan penelitian yang dilakukan, pendidik
Materi sifat-sifat cahaya meninjau dan mempertanyakan tentang penggunaan model
mengetahui unsur lingkungan sekitar, serta pembelajaran yang cocok dan bermakna untuk
menerapkan informasi dalam kehidupan nyata. mengembangkan kemampuan penalaran yakni
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahmah berpikir kritis. Karena pertanyaan-pertanyaan
(2017) dari 10 siswa hanya ada 3 siswa yang tuntas tersebut, tinjauan ini diarahkan untuk melihat
dalam tes penguasaan konsep sifat-sifat cahaya. Hal keefektifan model pembelajaran Problem Based
ini membuktikan bahwa penguasaan konsep pada Learning terhadap kemampuan berpikir kritis
sifat cahaya masih rendah. Penguasaan konsep pada materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas IV pada
materi sifat-sifat cahaya rendah karena proses SDN Menanggal 601 Surabaya.
pembelajaran masih bersifat satu arah, dan seddikit
siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Siswa METODE
tidak diberikan kesempatan untuk menemukan
sendiri atau tidak langsung terlibat dengan kegiatan Jenis penelitian yang digunakan adalah
pengamatan dalam proses pembelajaran. penelitian True Experimental Design. Desain
Wulandari (2011) menyatakan bahwa masalah penelitian menggunakan bentuk Pretest-Posttest
merupakan sesuatu yang penting untuk membentuk Group Design. Kelompok dibagi menjadi dua
kepribadian minat siswa. Masalah dapat mendorong kelompok, satu kelompok digunakan sebagai kelas
siswa untuk aktif untuk dalam mencari minat eksperimen dengan perlakuan model pembelajaran
mereka, sehingga siswa dapat mengumpulkan data problem based learning dan satu kelompok sebagai
dan membuat wawasan mereka sendiri, ini berarti kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran
bahwa siswa dapat meningkatkan pemahaman saintifik. Kedua kelompok tersebut menerima
konsep mereka sendiri. pretest dan post-test sebanyak 10 pertanyaan
Sesuai dengan pendapat Larasati (2017) yang kemampuan berpikir kritis dalam bentuk essay
menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan pada dengan tujuan untuk membandingkan dan melihat
masalah yang terjadi di sekitar siswa dapat bagaimana kelompok kontrol setara dengan
membantu siswa mengembangkan minat mereka. kelompok eksperimen.
Rasa ingin tahu mempengaruhi kemampuan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
berpikir siswa sehingga mampu menangani masalah kelas IV SDN Menanggal 601 Surabaya. Selain itu,
yang ada. Usaha untuk mengembangkan lebih sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan
lanjut kemampuan berpikir kritis siswa adalah teknik cluster random sampling, dengan jumlah
melalui penggunaan model pembelajaran yang sampel sebanyak 20 siswa pada kelas IV B sebagai
efektif. Model pembelajaran yang dapat diterapkan kelas eksperimen dan 20 siswa pada kelas IV C
adalah Problem Based Learning (PBL). sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data dalam
Problem Based Learning (PBL) yakni model penelitian ini menggunakan statistik inferensial.
pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk Hipotesis yang dirumuskan akan diuji dengan
secara efektif menemukan jawaban atas masalah statistik parametris dengan menggunakan uji-t.
dengan menggunakan tahapan-tahapan ilmiah, Sebelum melakukan uji-t penting untuk melakukan
sehingga siswa dapat mempelajari informasi dan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat
dapat memiliki kemampuan dalam berpikir kritis untuk melakukan uji-t.
(Syamsidah, 2018:9). Proses belajar mengajar yang
menggunakan model problem based learning dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
membantu siswa dalam menciptakan kemampuan
nalar saat mencari informasi atau data untuk Data penelitian ini didapatkan melalui proses
mencari jawaban atas suatu masalah (Sumarmi, belajar mengajar pada kelas eksperimen dengan
2012:148). menggunakan model pembelajaran sesuai dengan
Berdasarkan penilaian para ahli diatas, dapat sintaks Problem Based Learning dan kelas kontrol
diambil kesimpulan maka Problem Based Learning menggunakan pembelajaran saintifik. Metode yang
adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa digunakan dalam penelitian ini adalah metode
secara efektif untuk mencari jawaban atas masalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini
nyata untuk memupuk kemampuan berpikir kritis pengumpulan data dilakukan dengan cara pretest
siswa dengan efisien, mendasar, sistematis, dan dan posttest soal kemampuan berpikir kritis pada
masuk akal untuk membiasakan diri dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol.
mengambil sebuah keputusan bersama, dan terbiasa
Perbandingan hasil pretest kemampuan mean sebesar 0.148. Jika dilihat dari kriteria dasar
berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas pengambilan keputusan, maka nilai sig adalah
kontrol dapat dilihat dalam diagram berikut : 0.148 > 0.05. Dari data tersebut ditegaskan bahwa
nilai signifikan data kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki varians data yang sama atau
dapat dikatakan homogen dengan satu syarat (tidak
mutlak) dari uji Independent Sample Test sudah
terpenuhi.
Tabel 3. Uji Beda T-Test

Gambar 1. Diagram Rata-rata Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Uji prasyarat eksperimen dilakukan dengan uji


normalitas, homogenitas, dan uji independent
sample test dengan SPSS 16. Uji normalitas
bertujuan untuk melihat apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dari data ini
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji-t dapat diketahui bahwa
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen signifikasi < α = 5% atau 0.05 yaitu 0.000 < 0.05
dan Kelas Kontrol menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen karena adanya perlakuan berbeda yang
diberikan yakni berupa pengaruh model problem
based learning terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa.
Dilihat dari hasil analisis yang peneliti
Hasil uji normalitas membuktikan bahwa hasil
lakukan, terdapat dampak pengaruh model problem
perhitungan data pretest menunjukkan nilai
based learning terhadap kemampuan berpikir kritis
signifikasi yaitu 0.200 > 0,05 untuk kelas
siswa pada materi sifat-sifat cahaya kelas IV SDN
eksperimen dan 0.200 > 0.05 untuk kelas kontrol.
Menanggal 601 Surabaya. Menurut rata-rata nilai
Sedangkan hasil perhitungan data posttest
tes berpikir kritis siswa dengan menggunakan
menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0.106 > 0.05
model pembelajaran problem based learning lebih
untuk kelas eksperimen dan 0.133 > 0.05 untuk
tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran
kelas kontrol. Hasil tersebut memastikan bahwa
saintifik. Jadi model pembelajaran problem based
data dari hasil uji normalitas berdistribusi normal.
learning lebih berpengaruh dibandingkan dengan
Kemudian dilakukan uji homogenitas untuk
model pembelajaran saintifik dalam hal
mengetahui varians dari dua kelompok apakah
kemampuan berpikir kritis siswa.
homogen atau tidak homogen.
Siswa dalam kelompok eksperimen yang
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol menerapkan model pembelajaran problem based
learning secara efektif melakukan percobaan,
bertanya, berargumentasi, berdiskusi dan
mempresentasikan hasil percobaan selama proses
pembelajaran untuk memperoleh pengalaman
nyata.
Dengan menggunakan model problem based
learning, siswa menjadi terlibat secara efektif
dengan proses belajar mengajar dengan membentuk
kelompok belajar. Dalam kelompok belajar, siswa
terlihat lebih termotivasi untuk berpikir kritis,
Dapat dikatakan homogen jika nilai dari taraf kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi karena
signifikasi > 0.05. Dari hasil uji homogenitas dari didorong oleh teman-teman dalam kelompoknya.
kedua kelompok diperoleh berdasarkan based on Hal ini ditunjukkan ketika siswa mampu
memecahkan sebuah permasalahan yang muncul dalam melakukan percobaan, bertanya,
selama proses belajar mengajar. berargumentasi, berdiskusi dan mempresentasikan
Dapat dibuktikan dengan adanya model hasil percobaan sehingga siswa mendapatkan
Problem Based Learning terhadap kemampuan pembelajaran bermakna.
berpikir kritis siswa sekolah dasar sesuai dengan
Giarti (2020) bahwa terdapat perbedaan keefektifan SARAN
ketika menerapkan model pembelajaran problem
based learning dan discovery learning pada Berdasarkan tinjauan dari hasil penelitian,
keterampilan berpikir kritis siswa kelas 5 sekolah maka peneliti dapat memberikan saran sebagai
dasar, menyakinkan bahwa kemampuan menggali berikut:
potensi siswa dengan menggunakan kemampuan 1. Bagi Guru
berpikir kritis untuk memecahkan masalah. Untuk menerapkan model pembelajaran
Sesuai penilaian yang disampaikan oleh problem based learning, pendidik harus
Mahfudah (2019) dinyatakan bahwa pembelajaran mengetahui terlebih dahulu langkah-langkah
yang menggunkan model problem based learning model pembelajarannya. Hal ini diharapkan
sangat mempengaruhi keterampilan berpikir kritis agar pembelajaran tidak membosankan dan
siswa kelas V di SD Negeri Tlogomulyo dapat meningkatkan semangat belajar siswa
Semarang, sehingga memungkinkan siswa untuk selama proses belajar mengajar.
memecahkan sebuah permasalahan menjadi lebih 2. Bagi Siswa
baik dari sebelumnya. Dengan model pembelajaran problem based
Serta, penelitian yang dilakukan oleh learning, diyakini dapat lebih
Anugraheni (2018) memastikan bahwa mengembangkan kemampuan berpikir kritis
pemanfaatan model pembelajaran problem based siswa dan aktif dalam menerima materi
learning dapat lebih mengembangkan kemampuan pembelajaran.
berpikir kritis dan hasil belajar dalam memecahkan 3. Bagi Peneliti Lain
soal cerita pada mata pelajaran matematika di kelas Jika terdapat penelitian yang serupa,
IV SD. diharapkan untuk mengkaji terlebih dahulu
Selaras dengan penilaian Islam (2018) bahwa sehingga mampu menginovasi proses
Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran agar lebih baik lagi.
yang mengacu pada keadaan nyata untuk lebih
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
dalam memahami konsep suatu materi sehingga DAFTAR PUSTAKA
siswa mendapatkan pelajaran yang berkesan. Dapat
dilihat juga siswa lebih aktif dalam proses Anugraheni, I. (2018). Penerapan Model Problem
pembelajaran dengan terbentuknya kelompok Based Learning Untuk Meningkatkan
belajar. Di dalam kelompok belajar tersebut siswa Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil
terlihat lebih terdorong untuk berpikir kritis, kreatif, Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD.
kolaborasi dan komunikasi karena terdorong oleh Jurnal Karya Pendidikan Matematika, 5(1).
teman pada satu kelompok.
Arif, D. S., Zaenuri, & Cahyono, A. N. (2020).
SIMPULAN Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Pada Model Problem Based
Merujuk pada hasil penelitian dan Learning (PBL) Berbantu Media
pembahasan terdapat perbedaan yang signifikan Pembelajaran Interaktif dan Google
dalam keefektifan penerapan model pembelajaran Classroom. Seminar Nasional Pascasarjana,
Problem Based Learning terhadap kemampuan 3(1), 2686 6404.
berpikir kritis pada materi sifat-sifat cahaya siswa
kelas IV SDN Menanggal 601 Surabaya. Ejin, S. (2016). Pengaruh Model Problem Based
Kesimpulan ini didasarkan pada temuan bahwa Learning (Pbl) Terhadap Pemahaman
rata-rata hasil pretest kelas eksperimen adalah 68,5 Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis
dan rata-rata hasil posttest untuk kelas eksperimen Siswa Kelas IV SDN Jambu Hilir Baluti 2
adalah 85,4. Rata-rata hasil pretest untuk kelas Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
kontrol adalah 57,85 dan rata-rata hasil posttest Alam. Jurnal Pendidikan, 1(1), 65 - 71.
kelas kontrol adalah 70,4. Dilihat dari signifikansi
perlakukan yang terlihat dari uji-t, diperoleh nilai Fitriani, W., Suwarjo, & Wangid, M. N. (2021).
sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05. Berpikir Kritis dan Komputasi: Analisis
Dengan menerapkan model pembelajaran Kebutuhan Media Pembelajaran di Sekolah
problem based learning, siswa dapat lebih aktif
Dasar. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Saentis. Jurnal Sekolah PGSD FIP
9(2), 234-242. UNIMED, 4(3), 247-254.

Giarti, S. (2020). Efektivitas Model Rahmah, S., Yuliati, L., & Irawan, E. B. (2017).
Pembelajaran Problem Based Learning Penugasan Konsep IPA Pada Siswa
(PBL) dan Discovery Learning Ditinjau Sekolah Dasar. Prosiding Seminar
Dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Nasional PS2DMP ULM, 3(1).
Kelas 5 SD. Jurnal Penelitian Tindakan
Kelas dan Pengembangan Pembelajaran, Sa'adah, M., Suryaningsih, S., & Muslim, B.
3(1). (2020). Pemanfaatan Multimedia Interaktif
Pada Materi Hidrokarbon Untuk
Islam, F. M., Harjono, N., & Airlanda, G. S. Menumbuhkan Keterampilan Berpikir
(2018). Penerapan Model Problem Based Kritis Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan
Learning Untuk Meningkatkan Berpikir IPA, 6(2), 184-194.
Kritis Dan Hasil Belajar Ipa Dalam Tema
8 Kelas 4 SD. Jurnal Mitra Pendidikan, Sholiha, M., Tamam, B., & Munawaroh, F. (2017).
2(7), 613-628. Pengembangan Media Kotak Cahaya
Pelajaran IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya.
Kowiyah. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Ilmiah Rekayasa, 10(1), 34-43.
Jurnal Pendidikan Dasar, 3(6), 175-179.
Sumarmi. (2012). Model-Model Pembelajaran
Larasati, D.A. (2017). Pengaruh Model Problem Geografi. Malang: Aditya Media
Based Learning terhadap Kemampuan Publishing.
Pemecahan Masalah Geografi SMA. Jurnal
Geografi, 9(1), 32-40. Syamsidah, & Suryani, H. (2018). Buku Model
Problem Based Learning (Pbl) Mata
Mahfudah, S., Susatyo, A., & Widyaningrum, A. Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan.
(2019). Keefektifan Model Problem Based Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Learning Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Tema Panas Dan Perpindahannya. Wulandari, W., Liliasari, F. M., & Titin, S. (2011).
Thingking Skill and Creavity Journal, 2(1). Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Mayari, S., & Nurhairani. (2020). Pengaruh Model Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa
Pembelajaran Learning Start With A Pada Materi Larutan Penyangga. Jurnal
Question (Lsq) Terhadap Kemampuan Pembelajaran MIPA, 16(2), 116-121.
Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Peristiwa
Dalam Kehidupan Di Kelas V Sdn 101777

Anda mungkin juga menyukai