OLEH
HUSNUL HATIMA (220209502031)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran berbasis inkuiri
ditinjau dari prestasi belajar dan kepercayaan diri dalam belajar matematika siswa SMP. Penelitian ini
adalah penelitian kuasi eksperImen dengan desain one-group posttest-only. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Yogyakarta yang terdiri dari 10 kelas. Penelitian ini menggunakan
satu kelas yang terdiri dari 32 orang siswa sebagai sampel yang dipilih secara acak. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik tes dan non tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu tes prestasi
belajar dan angket kepercayaan diri dalam belajar matematika. Uji asumsi normalitas data menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel pada taraf signifikan α = 5%. Teknik analisis data untuk menguji
keefektifan model pembelajaran ditinjau dari prestasi belajar dan kepercayaan diri dalam belajar
matematika masing-masing menggunakan uji-t satu sampel pada taraf signifikan α = 5%. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis inkuiri efektif ditinjau dari prestasi belajar dan
kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika.
Menurut Kunandar (Shoimin, 2014), pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang mendorong
keterlibatan aktif siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari
melalui pengalaman. Proses penemuan konsep-konsep dan prinsip tersebut dalam pembelajaran berbasis
inkuiri dilakukan secara sistematis, kritis, logis, dan analitis (Majid, 2014, p.173; Nurlaela & Ismayati,
2015, p.17). Selain itu, melalui keterlibatan aktif oleh siswa tersebut baik secara mandiri maupun dengan
bantuan guru atau teman, siswa cenderung mengembangkan mental intelektualnya yaitu secara berani
meyakinkan, menerima, menghayati, menelaah, dan mengajukan solusi atas masalah yang dihadapinya
(Anam, 2016, p.11). Dengan demikian, menurut Lane (Anam, 2016, p.12) siswa akan memiliki
kesempatan untuk merefleksikan pembelajarannya, memiliki pemahaman yang lebih baik, dan menjadi
pemikir kritis yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang, teori-teori, dan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penerapan
pembelajaran berbasis inkuiri diduga kuat dapat menunjang pengembangan prestasi belajar dan
kepercayaan diri dalam belajar matematika siswa. Namun hal tersebut perlu dibuktikan secara empiris
dengan melibatkan sampel penelitian yang memiliki karakteristik berbeda dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model
pembelajaran berbasis inkuiri ditinjau dari prestasi belajar dan kepercayaan diri dalam belajar matematika
siswa SMP
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KONSTEKTUAL
Penanaman nilai-nilai karakter di sekolah umumnya dikenal dengan istilah pendidikan karakter,
pendidikan moral, atau pendidikan nilai.. Kedudukan Pendidikan karakter di Indonesia sejajar dengan
subyek-subyek mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, yang membedakan dengan mata pelajaran
lainya adalah bentuk pengajaranya. Pendidikan karakter di Indonesia pada umumnya diintegrasikan
dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Salah satu model pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kontekstual yang
berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal. Selanjutnya, model pembelajaran kontekstual akan memberikan
kemandirian bagi siswa untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang bersumber pada nilai-nilai hidup
di keluarga atau di lingkungan masyarakat. Selain itu model pembelajaran ini menanamkan nilai-nilai
karakter secara langsung melalui pembiasaan dengan ikut serta dalam kegiatan masyarakat, antara lain
kegiatan gotong royong ataupun rapat warga yang mampu menumbuhkan karakter toleransi dan
kerjasama. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang model pembelajaran kontekstual
berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah studi literatur, penulis mencoba
mengembangkan model pembelajaran kontekstual yang dikaji dari berbagai referensi yang relevan.
Melalui model ini siswa diharapkan mampu membuat sebuah produk pembelajaran berupa jurnal harian
yang berisi nilai-nilai karakter yang terdapat di lingkungan keluarga atau masyarakat.
Pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang memiliki konsep menghubungkan
materi pelajaran dengan situasi dunia nyata. Hal ini akan memotivasi siswa untuk membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya terhadap kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Berns & Erickson, 2001: 3) Sedangkan Muslich (2009:41) mengemukakan bahwa
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari.
Pendidikan karakter merupakan cara yang di tempuh untuk membentuk perilaku siswa. Proses
pendidikan karakter tidak dapat di lakukan secara instan tetapi membutuhkan waktu yang lama.
Pendidikan karakter sangat tepat apabila dapat memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sarana dalam
penanamakan nilai-nilai. Budaya memiliki seperangkat nilai yang dapat diguanakan untuk memberikan
pemahaman nilai bagi peserta didik. Proses yang dapat di lakasanakan adalah melalui budaya kearifan
lokal. Budaya memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan sarana untuk pendidikan karakter. hanya saja
pengembanganya belum berjalan secara optimal. Untuk itu maka dikembangkan model pembelajaran
kontekstual berbasis kearifan lokal untuk membantu siswa dalam memahami nilai-nilai di masyarakat
melalui melihat langsung di lapangan. hal ini dilakukan berdasarkan dari pendapat thompson bahwa salah
satu metode dalam pendidikan karakter adalah service learnig(layanan pembelajaran) yang dapat
meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya perilaku yang baik di dalam masyarakat. melalui model
ini siswa akan dapat membedakan prilaku yang berdampak positif dan negatif bagi kehidupan
masyatakat. Model pembelajaran ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang lama dan peran
guru sangat di butuhkan sebagai pengawasan agar materi yang di berikan tepat
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) merupakan pembelajaran
yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna
dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau
lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek, kegiatan pembelajaranberlangsung secara kolaboratif
dalam kelompok yang heterogen.Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi untuk melatih
meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran berbbasis proyek (project based
learning model) siswa merancang sebuah masalah dan mencari penyelesaiannya sendiri. Model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) memiliki keunggulan dari karakteristiknya
yaitu membantu siswa merncang proses untuk menentukan sebuah hasil, melatih siswa bertanggung
jawab dalam mengelola informasi yang dilakukan pada sebuah proyek yang dan yang terakhir siswa yang
menghasilkan sebuah produk nyata hasil siswa itu sendiri yang kemudian dipresentasikan dalam kelas.
(Amirudin, dkk: 2015).
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka diperolehkesimpulan dari
populasi tersebut sebagai berikut: 1) tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas
yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) dan kelas yang
menggunakan model pembelajaran langsung (direct Instruction)pada pembelajaran fisika di SMA PGRI
Kasiyan. 2) Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen terhadap project based learning model dalam
pembelajaran fisika di SMA PGRI Kasiyan termasuk dalam kriteria tinggi.3) Respon belajar siswa kelas
eksperimen terhadap model pembelajaran berbasis proyek(project based learning model)dalam
pemelajaran fisika di SMA PGRI Kasiyan termasuk dalam kriteria cukup.Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, maka saran yang diberikan adalah: 1) bagi guru fisika, dibutuhkan kejelian dalam
memanajemen waktu pembelajaran di sekolahdalam penerapan model project based learning, 2) Bagi
peneliti lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif merupakan langkah implementasi dari rencana
pembelajaran kooperatif, berisi rincian dari prosedur pembelajaran. Sama dengan pada prosedur ada
empat langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil pengembangan,
yaitu langkah: orientasi, eksplorasi, pendalaman dan penyimpulan. Langkah Orientasi atau kegiatan awal
pembelajaran merupakan langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran;
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama, merupakan langkah untuk mengajak dan mendorong
siswa untuk mencari dan menemukan fakta, pengetahuan, masalah dan pemecahan; Langkah Pemantapan
atau kegiatan inti kedua, merupakan langkah untuk memperdalam, memperluas, memantapkan,
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah eksplorasi; dan
Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran, merupakan langkah untuk menyimpulkan atau
merangkumkan dan menegaskan tentang apa yang telah dipelajari.