Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL REPORT

MATEMATIKA DASAR

NAMA MAHASISWA : RODEARNA SIRGAR

NIM : 42031210

JURUSA : FISIKA

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA

KELAS : REGULER B 2020

DOSEN PENGAMPU : SUCI FRISNOIRY M.PD M.PD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MEDAN

2020

1 KELENGKAPAN JURNAL

Judul jurnal Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Turunan Fungsi
Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Student Activities
Handout
Download https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=jurnal+Peningkatan+Aktivitas+dan+Hasil+Belajar+Siswa+dalamTur
unan+Fungsi+Melalui+Model+Pembelajaran+JigsawBerbantuan+Student+
Activities+Handout

Volume Vol 5 No 2

ISSN 2086-2334

Tahun
2014

Penulis
Khoirul Anwar

Reviewer
Rodearna Siregar

Tanggal
19 Oktober 2020

Tujuan penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui penngkatan hasil
belajar siswa pada materi turunan fungsi setelah penerapan model
pembelajaran jigsaw dengan berbantuan student activities hand out.

Subjek penelitian
Siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Dempet Demak.

Latar Belakang
Penelitian Turunan fungsi yang merupakan salah satu materi penting di dalam
matematika dianggap sukar. Banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami konsep-konsep yang ada. Mereka berpendapat turunan
fungsi memiliki banyak rumus dan dalam penerapannya memerlukan
pemahaman tinggi yang melibatkan banyak konsep. Hal ini sesuai pendapat
Sholikhah (2009) yang mengatakan bahwa proporsi kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika pokok bahasan fungsi dan turunannya yaitu
kesalahan konsep 36,25% dari 251 kejadian kesalahan-kesalahan prosedur
22,71% dari 251 kejadian kesalahan, dan kesalahan teknis 41,04% dari 251
kejadian kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini,


peneliti (guru pengampu) dibantu oleh dua guru matematika sebagai
kolaborator. Menurut Arikunto (2006) penelitian tindakan kelas diawali
perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action),
mengobservasi dan mengevalusai proses dan hasil tindakan (observation
and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting),dan seterusnya sampai
perbaikan yang diharapkan tercapai. Hasil refleksi suatu siklus digunakan
untuk memperbaiki tindakan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Teknik yang digunakan adalah (1) Teknik dokumentasi, digunakan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yang meliputi nama
subjek penelitian dan hasil ulangan blok; (2) Teknik Tes, digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Instrumen yang digunakan adalah soal tes
hasil belajar; (3) Teknik Angket, digunakan untuk mengetahui tanggapan
siswa tentang model pembelajaran yang digunakan. Instrumen yang
digunakan berupa angket; dan (4) Teknik Observasi/pengamatan,
digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Instrumen yang digunakan lembar pengamatan.

Hasil Penelitian Hasil belajar siswa pada ulangan blok dikatakan bahwa ada peningkatan
hasil belajar. Hasil ulangan blok pada pra siklus mempunyai rata-rata 4,82
dengan jumlah siswa yang tuntas mencapai 10,00%. Hasil ulangan blok
pada siklus I mempunyai rata-rata 4,62 dengan jumlah siswa yang tuntas
mencapai 20,00%. Pada siklus II meningkat menjadi 6,50 dengan jumlah
siswa yang tuntas mencapai 56,67%. Pada siklus III meningkat menjadi
7,45 dengan jumlah siswa yang tuntas mencapai 86,67%.
Hasil angket yang diberikan pada akhir pelaksanaan pembelajaran
dikatakan respon siswa terhadap model sangat positif (baik) dengan rata-
rata 79,17%.

1. Tata bahasa atau gaya penulisan yang di pergunakan dalam


Keunggulan penulisan jurnal ini cukup mudah di pahami sehingga memudahkan
pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut di
laksanakan dan apa hasil yang diperoleh dengan tujuan yang ingin
di capai dari hasil penelitian
2. Jurnal ini memiliki kelengkapan dari segi Vol,ISSN,dan
tahun yang jelas.
3. Abstrak mampu menggambarkan atau merangkum ecara
jelas(keseluruhan)mengenai tujuan penelitian,metode penelitian,dan
pembahasan hasi yang di dapatkan serta simpulan dari melakukan
penelitian tersebut.
4. Penulisan jurnal teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan
jurnal.
5. Menyertakan daftar pustaka

Kelemahan 1. Ma
sih terdapat penggunaan istilah yang sulit dipahami pembaca.

Pembahasan

Proses pembelajaran yang terjadi, melibatkan aktivitas siswa dan guru.


Proses pembelajaran akan bermakna, apabila siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Aktivitas yang ditunjukkan siswa akan
menentukan kualitas pembelajaran

Model Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadopsi oleh Slavin dan
teman-teman di John Hopkins University (Ibrahim dkk., 2005). Pemikiran
dasar dari teknik ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berbagi dengan teman-teman yang lain, mengajarkan serta diajar oleh
sesama siswa. Hal ini merupakan bagian penting dari proses belajar.
Menurut Ibrahim dkk. (2005) langkah-langkah model Jigsaw adalah.

Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw dalam penelitian ini, adalah


sebagai berikut: (1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan
beranggotakan 3-4 siswa yang heterogen. (2) Guru membagi materi yang
telah disiapkan kepada kelompok dalam student activities hand out.
Masing-masing siswa dalam kelompok yang sama mendapat materi/tugas
yang berbeda-beda. Selanjutnya kelompok tersebut mempelajari secara
mandiri materi/tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap siswa
mempunyai kewajiban menguasai materi yang menjadi tanggung jawabnya
(diskusi kelompok asal). (3) Siswa dari tiap kelompok yang mendapatkan
materi yang sama berkumpul membentuk kelompok diskusi (kelompok
ahli). Di sini mereka berdiskusi untuk membahas materi yang sama. Dalam
kelompok ahli, setiap anggota mendapatkan bantuan penjelasan atau
jawaban permasalahan dari sesama anggota. Masing-masing anggota harus
ahli/paham terhadap materi yang dipelajarinya. Apabila ada kesulitan,
dapat berkonsultasi dengan guru secara bersama-sama. (4) Siswa yang telah
ahli kembali ke kelompok sesuai petunjuk guru (tahap penularan), untuk
membimbing temannya dalam mempelajari materi/ uji kompetensi yang
ada (tutor sebaya). (5) Secara acak guru menunjuk siswa untuk
mempresentasikan hasil di depan kelas. Jika diperlukan, siswa tersebut dan
dibantu anggota kelompok lainnya memperjelas hasil diskusi dengan
menggunakan alat peraga. (6) Dengan tanya jawab, guru mengungkap
kembali secara singkat untuk melihat tingkat pemahaman siswa. Guru
memberikan penekanan terhadap materi-materi yang telah disampaikan
kepada siswa. (7) Guru memberikan evaluasi terhadap materi yang telah
diberikan. (8) Guru memberi penghargaan atas hasil belajar yang
ditunjukkan siswa.

Student Activities Hand Out

Student activities hand out merupakan lembar kerja siswa (LKS) yang
berisi langkah-langkah yang sistematis dan terarah untuk mengaktifkan
siswa dalam membangun pengetahuan yang ada Dalam student activities
hand out, siswa dapat melengkapi materi yang ada, dengan mengisi titik-
titik sesuai dengan algoritma yang ada. Hal ini diharapkan, para siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuan yang ada, sehingga penguasaan materi lebih
tertanam dan tidak mudah lupa.

Uji kompetensi yang ada dalam Student activities hand out dijiwai oleh
model pembelajaran yang diterapkan, yaitu Jigsaw. Pembagian tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa diatur dalam RPP, sehingga para siswa
memperoleh tugas yang berbeda, meski dalam satu kelompok.

Kesimpulan Sehingga dapat disumpulkan bahwa teknik pembelajaran jigsaw ini adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi dengan teman-teman
yang lain, mengajarkan serta diajar oleh sesama siswa.

Saran
Dengan adanya penelitiaan ini Guru diharapkan bias menerapkan model
pembelajaran jigsaw dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dalam
turunan fungsi . Karena seperti telah diketahui bahwa jigsaw signifikan
lebih baik untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan dengan
pemebelajaran yang diberikan guru biasanya yang menyebabkan rasa
bosan.

Daftar pustaka

Anwar, Khoirul. 2018. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa


dalam Turunan Fungsi Melalui Model Pembelajaran Jigsaw
Berbantuan Student Activities Handout.Jurnal Kreano. Volume 3 No.2 hal
133-142

1 KELENGKAPAN JURNAL PEMBANDING

Judul jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Turunan Fungsi


Menggunakan Teknik Probing Prompting Di Kelas Xi Ipa 1 Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Palembang

Download https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/822/235

Volume
-

ISSN
-

Tahun
-

Penulis
Megariati

Reviewer
Rodearna Siregar

Tanggal
19 Oktober 2020
Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui peningkatan


hasil belajar matematika melalui pembelajaran menggunakan teknik probing-
prompting.

Subjek penelitian

Siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Palembang

Latar Belakang
Penelitian
Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika tidaklah lebih dari
sekedar berhitung dan bermain dengan rumus dan angka-angka. Saat ini
banyak siswa yang hanya menerima begitu saja pengajaran matematika di
sekolah, tanpa mempertanyakan mengapa dan untuk apa matematika harus
diajarkan. muncul keluhan bahwa matematika cuma bikin pusing siswa dan
dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi siswa. Begitu beratnya gelar
yang disandang matematika yang membuat kekhawatiran pada prestasi
belajar matematika siswa. ditemukan masalah rendahnya hasil belajar
matematika

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Rancangan


penelitian ini dipilih karena tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil
belajar matematika berdasarkan prinsip refleksi terhadap tindakan yang
diberikan sebagai terapi terhadap masalah yang dihadapi.

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sesuai dengan tahapan


Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :
1.perencanaan
2.pelaksanaan tindakan
3. pengamatan
4.refleksi

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus masing-masing


kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai panduan dalam
melaksanakan pembelajaran dengan teknik probing prompting
Hasil Penelitian
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus 1 siswa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran 80,5% siswa sudah menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, 48,8% siswa yang memberikan alasan dari pertanyaan
yang diberikannya, 29,3% siswa yang memberikan komentar atas jawaban
temannya dan 9,8% siswa yang bertanya kepada guru.

Pada siklus 2 92,7% siswa sudah menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru, 90,2% siswa dapat memberikan alasan dari jawaban yang diberkan
guru, 73,2% siswa sudah berani memberikan komentar atas jawaban dari
temannya dan 78,0% siswa mau bertanya kepada guru tentang hal-hal yang
belum mereka pahami

Keunggulan

.
1. Abstrak mampu menggambarkan atau merangkum secara
jelas(keseluruhan)mengenai tujuan penelitian,metode penelitian,dan
pembahasan hasi yang di dapatkan serta simpulan dari melakukan
penelitian tersebut.
2. Penulisan jurnal teratur dan sesuai dengan kaidah penulisan
jurnal.
3. Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mempermudah
pembaca mengerti tentang penelitian yang dilakukan..
Kelemahan

1 Masih ada penggunaan kata yang tidak baku


2 Tidak memiliki volume, ISSN, dan tahun jurnal
Pembahasan

Dalam pembelajaran, bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk


mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa
sendiri kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Untuk mengefektifkan pertanyaan guru dalam pembelajaran dapat dipilih
suatu alternatif yaitu penggunaan teknik probing yaitu berupa beberapa
pertanyaan berseri yang terprogram, saling berhubungan dan
berkesinambungan agar kompetensi siswa dapat tercapai. Pengertian probing
dalam pembelajaran di kelas didefinisikan sebagai suatu teknik membimbing
dengan mengajukan satu seri pertanyaan pada seorang siswa.

Teknik probing adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara


mengajukan satu seri pertanyaan untuk membimbing pembelajar atau siswa
menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami
gejala atau keadaan yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan
Kesimpulan
baru

Dapat disimpulkan bahwa. Teknik probing adalah suatu teknik dalam


pembelajaran dengan cara mengajukan satu seri pertanyaan untuk
membimbing pembelajar atau siswa menggunakan pengetahuan yang telah
ada pada dirinya guna memahami gejala atau keadaan yang sedang diamati
sehingga terbentuk pengetahuan baru
Saran

Saya menyarankan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam materi


limit fungsi dapat dilakukan metode probing dimana membuat siswa
mengalami pertentangan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya
sehingga memberikan peluang kepada siswa untuk mengadakan akomodasi,

Daftar pustaka

Megariati . Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Turunan


Fungsi Menggunakan Teknik Probing Prompting Di Kelas Xi Ipa 1 Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Palembang.

Anda mungkin juga menyukai