Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATA

KULIAH KONSEP DASAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT ALAT PERAGA BAGI
MAHASISWA PGSD
Hafiza Sabilla (2002090106)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk dapat meningkatan kualitas proses pembelajaran pada mata kuliah
konsep dasar geometri dan pengukuran dan meningkatkan keterampilan mahasiswa PGSD dalam
membuat alat peraga matematika melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada
mata kuliah konsep dasar geometri dan pengukuran. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi keaktifan mahasiswa dan lembar observasi keterampilan
mahasiswa dalam membuat alat peraga. data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Dari
analisis data menunjukkan bahwa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata skor observasi keaktifan
mahasiswa sebesar 36 dengan kriteria baik dan untuk nilai rata-rata skor observasi keterampilan
mahasiswa sebesar 36 dengan kriteria baik. pada siklus II terjadi peningkatan yaitu untuk nilai
ratarata skor observasi keaktifan mahasiswa sebesar 47,5 dengan kriteria amat baik dan nilai
rata-rata skor observasi keterampilan mahasiswa sebesar 45,5 dengan kriteria amat baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada mata
kuliah konsep dasar geometri dan pengukuran dapat meningkatkan keterampilan membuat alat
peraga bagi mahasiswa PGSD.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Geometri dan Pengukuran,


Alat Peraga

PENDAHULUAN tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi


(SNPT). Isi dari permendikbud tersebut
Paradigma pembelajaran di perguruan tinggi
yaitu pembelajaran di perguruan tinggi harus
dewasa ini menuntut mahasiswa yang lebih
memiliki karakteristik interaktif, holistik,
aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut
integratif, saintifik, kontekstual, tematik,
sesuai dengan peraturan menteri pendidikan
efektif, kolaboratif, dan berpusat pada
dan kebudayaan nomor 49 Tahun 2014
mahasiswa (Kemendikbud, 2014).
Berdasarkan paradigma di atas dosen harus yang dapat digunakan dalam menanamkan
mampu menerapkan model pembelajaran konsep matematika di SD.
yang sesuai dengan karakteristik seperti
tercantum dalam SNPT. Salah satu model
yang sesuai dengan karakteristik tersebut METODE
yaitu model pembelajaran berbasis proyek
Jenis penelitian ini adalah penelitian
(Project-Based Learning/PBL). Model PBL
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini
sangat cocok diterapkan pada mata kuliah
merupakan penelitian yang dilakukan oleh
konsep dasar geometri dan pengukuran.
dosen di dalam kelasnya sendiri melalui
Mata kuliah ini membekali mahasiswa
refleksi diri dengan tujuan untuk
tentang konsep – konsep matematika dan
memperbaiki kinerjanya sebagai dosen
bagaimana proses pembelajarannya. Dengan
sehingga kualitas proses dan hasil belajar
menerapkan model ini maka mahasiswa
mahasiswa meningkat (Wardhani, 2007).
akan memiliki banyak pengalaman dalam
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
merencanakan pembelajaran matematika
semester II Program Studi PGSD
yang berkualitas dan terampil dalam
Universitas Muhammadiyah Sumatera
menciptakan alat peraga yang dibutuhkan.
Utara. Data pada penelitian ini dikumpulkan
Pembelajaran matematika di SD adalah
melalui observasi. Instrumen yang
proses pemberian pengalaman belajar
digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu
kepada peserta didik melalui serangkaian
lembar observasi keaktifan mahasiwa dan
kegiatan yang terencana sehingga peserta
lembar observasi keterampilam mahasiswa.
didik memperoleh kompetensi tentang
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat
materi matematika yang dipelajari Muhsetyo
tahap yaitu: (1) perencanaan (Planing), (2)
(2011). Oleh karena itu, pengalaman belajar
pelaksanaan tindakan (action), (3)
yang diberikan oleh dosen bertujuan agar
pengamatan (observation), dan (4) refleksi
mahasiswa memahami materi matematika,
(reflektion) (Arikunto, 2006). Data hasil
memiliki kemampuan untuk memecahkan
penelitian ini dianalisis secara deskriptif
masalah dalam matematika, serta terampil
dengan ketentuan skor untuk setiap aspek
dalam menciptakan alat peraga yang
yang diamati.
dibutuhkan. Alat peraga salah satu faktor
penting dalam pembelajaran matematika di
SD. Pembelajaran matematika akan
HASIL
bermakna bagi mahasiswa jika pembelajaran
mengutamakan penanaman konsep dan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pemahaman, bukan sekedar pembelajaran dengan menerapkan model model
dengan menyelesaikan latihan-latihan pembelajaran berbasis proyek pada mata
praktis menyelesaikan soal secara ringkas kuliah konsep dasar geometri dan
(Agusdianita, 2013). Dengan demikian pengukuran diperoleh hasil observasi
melalui mata kuliah ini diharapkan akan sebagai berikut:
dapat menghasilkan berbagai alat peraga
Siklus I bekerja sama dan hasil produk alat peraga
juga belum sempurna. Langkah-langkah
Deskripsi Observasi terhadap Keaktifan
yang penulis lakukan untuk mengatasi
Mahasiswa
kelemahan pada siklus I yaitu: (1)
Hasil observasi terhadap keaktifan memperjelas prosedur pembelajaran, (2)
mahasiswa selama mengikuti pembelajaran memberikan kesempatan kepada semua
dengan menerapkan model pembelajaran mahasiswa untuk memberikan pendapat saat
berbasis proyek pada mata kuliah konsep diskusi, (3) membimbing mahasiswa dalam
dasar geometri dan pengukuran membuat alat peraga dalam kelompok.
menunjukkan bahwa rata-rata skor sebesar
36. Rata-rata skor ini termasuk pada
kategori baik. Dengan demikian dapat Siklus II
diartikan bahwa keaktifan mahasiswa pada
Deskripsi Observasi terhadap Keaktifan
pembelajaran ini sudah baik. Namun masih
Mahasiswa
terdapat kelemahan pada aspek diskusi hasil
kerja kelompok. Hasil observasi terhadap keaktifan
mahasiswa selama mengikuti pembelajaran
Deskripsi Observasi terhadap
dengan menerapkan model pembelajaran
Keterampilan Mahasiswa
berbasis proyek pada mata kuliah konsep
Hasil observasi terhadap keterampilan dasar geometri dan pengukuran
mahasiswa selama mengikuti pembelajaran menunjukkan bahwa rata-rata skor sebesar
dengan menerapkan model pembelajaran 45,5. Rata-rata skor ini termasuk pada
berbasis proyek pada mata kuliah konsep kategori amat baik. Dengan demikian dapat
dasar geometri dan pengukuran diartikan bahwa keaktifan mahasiswa pada
menunjukkan bahwa rata-rata skor sebesar pembelajaran ini sudah amat baik.
36. Rata-rata skor ini termasuk pada
Deskripsi Observasi terhadap
kategori baik. Dengan demikian dapat
Keterampilan Mahasiswa
diartikan bahwa keterampilan mahasiswa
pada pembelajaran ini sudah baik. Namun Hasil observasi terhadap keterampilan
masih terdapat kelemahan pada aspek kerja mahasiswa selama mengikuti pembelajaran
sama dalam kelompok. dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek pada mata kuliah konsep
Refleksi siklus I
dasar geometri dan pengukuran
Berdasarkan hasil analisis terhadap menunjukkan bahwa rata-rata skor sebesar
keaktifan dan keterampilan mahasiswa 47,5. Rata-rata skor ini termasuk pada
masih terdapat beberapa aspek yang masih kategori amat baik. Dengan demikian dapat
pada kategori cukup yaitu keaktifan diartikan bahwa keterampilan mahasiswa
mahasiswa dalam presentasi dan diskusi pada pembelajaran ini sudah amat baik.
hasil kerja kelompok serta dalam membuat
alat peraga masih ada mahasiswa yang tidak
Refleksi siklus II
Berdasarkan hasil analisis terhadap pembelajaran geometri dan pengukuran. Hal
keaktifan dan keterampilan siswa tersebut dibuktikan dengan kenaikan rata-
menjukkan terdapat peningkatan yaitu dari rata skor observasi yang pada siklus I berada
kategori baik pada siklus I menjadi kategori pada kategori baik menjadi amat baik pada
amat baik pada siklus II. Hal tersebut siklus II. Keaktifan mahasiswa ditunjukkan
ditunjukkan dengan ratarata skor pada dengan semangat mahasiswa mengikuti
keaktifan siswa pada siklus I sebesar 36 perkuliahan, mahasiswa menjadi tertantang
menjadi 45,5 pada siklus II. Selanjutnya dan bersemangat dalam menyelesaikan
untuk keterampilan mahasiswa ratarata skor proyek-proyek yang diberikan oleh dosen.
pada siklus I sebesar 36 dan meningkat Selanjutnya keterampilan mahasiswa dalam
menjadi 47,5 pada siklus II. membuat alat peraga juga meningkat. Hal
tersebut dibuktikan dengan kenaikan rata-
rata skor observasi yang pada siklus I berada
PEMBAHASAN pada kategori baik menjadi amat baik pada
siklus II. Mahasiswa menjadi tanggap dan
Penelitian ini menerapkan model PBL dalam
jeli dalam merencanakan dan membuat alat
mata kuliah konsep dasar geometri dan
peraga apa yang menarik dan efektif
pengukuran pada mahasiswa semester II
digunakan di SD. Dengan memiliki
Prodi PGSD FKIP UMSU. Model PBL
keterampilan membuat alat peraga akan
merupakan suatu model yang berbeda dari
memudahkan mahasiswa dalam menjalani
model tradisional lainnya dengan fokus
profesi guru nantinya. Mahasiswa tidak
utama menempatkan mahasiswa dalam
harus membeli alat peraga yang harganya
proyek nyata. Mahasiswa diberikan
cukup mahal. Mahasiswa dapat berkreasi
kesempatan untuk merancang sampai
dan membuat alat peraganya sendiri.
menciptakan alat peraga matematika yang
Sehingga akan memberi nilai tambah bagi
dapat digunakan untuk mengajarkan konsep
lulusan PGSD. Bruner dalam Karso (2003)
geometri dan pengukuran di SD. Model ini
menambahkan bahwa proses pembelajaran
diawali oleh gagasan dari Dewey tentang
matematika di Sekolah Dasar dibedakan
konsep “learning by doing” yakni
menjadi tiga tahap yaitu tahap satu dimulai
pemerolehan hasil belajar dengan
dari model konkret yaitu menggunakan
mengerjakan tindakan-tindakan tertentu
benda-benda nyata, tahap dua yaitu model
sesuai dengan tujuannya, terutama proses
semi konkret (model gambar) dan tahap tiga
penguasaan anak tentang bagaimana
menggunakan simbol secara abstrak. Untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri
itu diperlukan alat peraga untuk dapat
atas serangkaian tingkah laku untuk
menjembatani materi-materi matematika
mencapai tujuan. Dengan demikian
yang abstrak untuk dapat dipahami oleh
diharapkan dengan menerapkan model ini
siswa SD.Hal tersebut sesuai dengan
keterampilan mahasiswa dalam menciptakan
karakteristik siswa SD (712 tahun) berada
alat peraga matematika meningkat. Hasil
dalam tahap konkret operasional (Dahar,
penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
2011). Dengan demikian dengan
keaktifan mahasiswa di kelas saat
menerapakan model PBL ini sangatlah tepat
untuk dapat meningkatkan keaktifan dan Karso. 2003. Pendidikan Matematika.
keterampilan membuat alat peraga bagi Jakarta: Universitas Terbuka.
mahasiswa PGSD.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan,
(2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 tentang
SIMPULAN
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik Kemendikbud: Jakarta.
kesimpulan bahwa melalui model
Muhsetyo, Gatot. 2011. Pembelajaran
pembelajaran berbasis proyek pada mata
Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
kuliah konsep dasar geometri dan
pengukuran dapat meningkatkan Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor
keterampilan membuat alat peraga bagi yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
mahasiswa PGSD. Cipta
Wardhani IGAK, 2007. Penelitian tindakan
kelas. Jakarta:UT
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
disarankan untuk: (1) untuk meningkatkan
keaktifan dan keterampilan mahasiswa dapat
menerapkan model pembelajaran berbasis
proyek, (2) Mahasiswa harus dibekali
dengan keterampilan membuat alat peraga
matematika untuk dapat digunakan saat
mereka bekerja sebagai guru.

DAFTAR PUSTAKA
Agusdianita, Neza. 2013. Pengaruh Model
Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa
Sekolah Dasar. Laporan Tesis. Bandung:
UPI
Arikunto, suharsimi 2006. Penelitian
tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori


Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai