Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI

CONCEPT MAPPING PADA MATERI ALAT OPTIK DI SMA


1
Dewi Rohmatul Izzati, 1Singgih Bektiarso, 1Bambang Supriadi
1
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
E-mail: dewiizzati093@gmail.com

Abstrak
Mata pelajaran fisika adalah Salah satu mata pelajaran di sekolah yang seringkali
dianggap sulit oleh siswa. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMAN
3 Jember menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan masih
menggunakan metode konvensional dimana guru berperan lebih aktif dibandingkan
siswa. Melalui modul berbasis problem based learning, siswa tidak hanya cenderung
menghafal rumus, tetapi lebih ditekankan bagaimana memecahkan masalah. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui validitas dan efektifitas modul berbasis problem
based learning disertai concept mapping pada materi alat optik di SMA. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, validasi ahli diperoleh nilai sebesar 89% dan validasi
pengguna diperoleh hasil 86%. Keduanya dalam kategori sangat valid. Efektifitas modul
memperoleh skor N-Gain sebesar 0,53 atau berada dalam kategori sedang. Hal ini dapat
dikatakan bahwa modul efektif dan layak digunakan dalam pembelajaran fisika kelas XI
SMA IPA.

Kata kunci : problem based learning, concept mapping, validitas, efektifitas

PENDAHULUAN pembelajaran. Selanjutnya berdasarkan


hasil observasi kelas secara acak di SMA
Salah satu mata pelajaran di Negeri 3 Jember, sebagian besar siswa
sekolah yang seringkali dianggap sulit mengatakan bahwa mata pelajaran fisika
oleh siswa adalah fisika. (Samudra, 2014: sulit dipahami. Pembelajaran siswa di
2). Ormrod (dalam Harun, 2016: 361) SMA Negeri 3 Jember menggunakan
menyatakan bahwa suatu konsep dalam bahan ajar berupa modul yang berisi
pembelajaran fisika terlalu materi satu semester. Namun, guru masih
disederhanakan oleh siswa. Kebanyakan mengalami kendala atau kesulitan dalam
siswa lebih senang menghafal dan menerapkannya pada pembelajaran di
menggunkan rumus ketika kelas. Hal ini dikarenakan materi yang
menyelesaikan soal-soal fisika daripada terdapat pada modul pembeljaran belum
memahami konsepnya. Hal ini terjadi sesuai dengan materi yang terdapat pada
karena rumus lebih mudah diingat tanpa silabus kurikulum 2013 revisi. Hal inilah
perlu dipahami oleh siswa dibandingkan yang menjadi dasar peneliti
dengan konsep pendefinisian yang mengembangkan modul berbasis
terlihat abstrak oleh siswa yang cukup problem based learning disertai concept
sulit dipahami. mapping.
Berdasarkan hasil wawancara Melalui modul berbasis problem
dengan salah satu guru mata pelajaran based learning, siswa tidak hanya
fisika di SMAN 3 Jember, apat diketahui cenderung menghafalkan rumus, tetapi
bahwa metode yang digunakan dalam siswa lebih ditekankan untuk
pembelajaran masih menggunakan memecahkan masalah melalui
metode konvensional dimana guru serangkaian metode ilmiah dengan
berperan lebih aktif dibandingkan siswa. melakukan pengamatan, percobaan,
Pembelajaran tersebut tentu belum sesuai analisis data, mengkomunikasikan, dan
dengan tujuan dari kurikulum 2013 membuat kesimpulan. Berdasarkan
dimana guru berperan sebagai fasilitator penelitian yang dilakukan oleh Daimatul
dan siswa berperan aktif dalam kegiatan dkk (2018) diketahui bahwa

281
Izzati, Pengembangan Modul Fisika... 282

pembelajaran yang dilakukan Penelitian yang dilakukan


menggunakan model problem based merupakan jenis penelitian
learning (PBL) disertai peta konsep pengembangan. Tujuan dari penelitian
mempunyai pengaruh positif terhadap ini yaitu untuk mengembangkan modul
hasil belajar dalam ranah kognitif. Peta berbasis problem based learning disertai
konsep dapat diartikan sebagai suatu cara concept mapping sebagai modul yang
untuk memperlihatkan konsep-konsep valid.
dan proposisi-proposisi suatu mata Daerah penelitian dipilih
pelajaran. Peta konsep membantu siswa menggunkan metode purposive sampling
untuk melihat sebuah pelajaran menjadi area. Tempat yang digunakan untuk
lebih jelas dan bermakana (Hobri, penelitian adalah SMAN 3 Jember di
2009:69). kabupaten Jember pada semester genap
Penelitian yang dilakukan oleh tahun ajaran 2018/2019. Subjek
Riyaningsih (2015) mengungkapkan penelitian yang dipilih yaitu sepuluh
bahwa kombinasi antara model siswa kelas XI IPA 5 yang diambil secara
pembelajaran problem based learning acak sebagai sampel pada uji coba
melalui gambar disertai teknik concept terbatas dan 33 siswa kelas XI IPA 4
mapping merupakan kombinasi yang sebagai sampel uji coba lapangan.
saling melengkapi. Pembelajaran Desain penelitian yang
tersebut menekankan keaktifan siswa digunakan dalam penelitian mengacu
dalam menggunakan masalah kehidupan pada desain pengembangan Nieveen
nyata sebagai bahan pemikiran bagi (2006). Terdapat tiga tahapan dari desain
siswa yang disajikan melalui gambar penelitian Nieveen, yaitu: (1)
untuk belajar tentang cara berpikir kritis pendahuluan (preliminary research).
dan keterampilan memecahkan masalah Tahap ini berisi analisis masalah dan
serta untuk memperoleh pengetahuan pengembangan kerangka konseptual
dari suatu materi pelajaran. yang didasarkan pada literatur dan
Oleh karena itu, dibuatlah Modul penelitian terdahulu. Tahap preliminary
Berbasis Problem Based Learning research menghasilkan rancangan
disertai Concept Mapping pada pertama tahap pengembangan. (2)
pembelajaran fisika pada pokok bahasan pengembangan atau prototyping
Alat Optik di SMA. Modul ini dilengkapi (development or prototyping stage).
dengan petunjuk penggunaan peta Tahap ini berisi kegiatan penyusunan
konsep dan materi alat optik yang modul berbasis problem based learning
menarik, sehingga siswa menjadi tertarik disertai concept mappping beserta
untuk mempelajari ilmu fisika dan dapat perangkat pembelajaran dan instrumen
menyelesaikan masalah-masalah atau penelitian yang akan digunakan,
persoalan fisika terkait alat optik. melakukan validasi bahan ajar untuk
Penelitan ini dilakukan dengan tujuan mengetahui validitas bahan ajar, dan
untuk mengetahui validitas modul melakukan uji coba terbatas.
berbasis problem based learning disertai Kevalidan modul diketahui dengan
concept mapping pada materi alat optik menggunkan penentuan kevalidan
di SMA dan mengetahui efektivitas instrumen tes oleh Akbar (2015:83)
modul problem based learning disertai sebagai berikut:
concept mapping pada materi alat optik a) Melakukan rekapitulasi dan
di SMA penilaian oleh dosen dengan rumus :
𝑇𝑆𝑒
𝑉−𝑎ℎ = 𝑥100%
METODE 𝑇𝑆ℎ
b) Melakukan rekapitulasi dan
penilaian oleh guru dengan rumus :
283 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 4, Desember 2019, hal 281 - 287

𝑇𝑆𝑒 Selanjutnya, nilai g yang diperoleh dapat


𝑉−𝑝𝑔 = 𝑥100%
𝑇𝑆ℎ dikategorikan seperti pada Tabel 2
Keterangan : Tabel 2. Kategori Skor Gain
V-ah = Validasi ahli Skor Gain Kategori
𝑉−𝑎𝑢 = Validasi audience Ternormalisasi
𝑇𝑆ℎ = Total skor yang (g) ≥ 0,7 Tinggi
diharapkan 0,7 > (g) ≥ 0,3 Sedang
𝑇𝑆𝑒 = Total skor yang (g) < 0,3 Rendah
diharapkan total skor empirik yang (Hake, 1998)
dicapai.
Hasil validasi rata-rata dari HASIL DAN PEMBAHASAN
validator ahli dan pengguna kemudian
disimpulkan dengan kriteria kevalidan
modul seperti yang terlihat pada tabel 1. Hasil penilaian validator ahli
Berikut ini adalah kategori analisis rata- terhadap Modul fisika berbasis problem
rata untuk menentukan kualitas modul based learning disertai concept mapping
fisika : adalah sebesar 89% dengan rincian
Tabel 1. Kategori Validasi Kualitas sebagai berikut :
Modul Fisika Tabel 3. Hasil validasi ahli
Kriteria Tingkat Validitas N Aspek Rata Validi Tingk
Validitas o -rata tas at
85,01% – Sangat valid, atau Asp Validi
100,00% dapat digunakan tanpa ek tas
revisi. 1 Kelaya 87%
70,1% – Cukup valid, atau kan isi
85,00% dapat digunakan 2 Penyaji 87% 89% Sanga
namun perlu direvisi an t valid
kecil. 3 Kegrafi 92%
50,01% – Kurang valid, kan
70,00% disarankan tidak 4 Bahasa 91%
dipergunakan karena dan
perlu revisi besar. gambar
01,00% – Tidak valid, atau tidak
50,00 % boleh dipergunakan. Hasil validasi ahli dari seluruh
(Akbar, 2015:41) aspek termasuk dalam kategori sangat
(3) penilaian (assesment stage). Tahap valid dengan skor rata-rata setiap aspek
ini merupakan tahap uji coba prototype sebagai berikut: kelayakan isi 89%,
dalam pembelajaran untuk dinilai tingkat penyajian 89%, kegrafikan 92%, serta
keefektifan modul. Analisis keefektifan bahasa dan gambar 91%. Berdasarkan
produk yang berupa modul kemudian data-data tersebut, hasil analisis data nilai
diuji dengan analisis Hake (1998) untuk rata-rata total dari setiap aspek
menghitung rata-rata skor gain (kelayakan isi, penyajian, kegrafikan,
ternormalisasi dengan rumus berikut: serta bahasa dan gambar) pada validasi
(𝑆𝑖 ) − (𝑆𝑓 ) ahli diperoleh nilai sebesar 89% yang
(𝑔) = berarti modul dalam kategori sangat valid
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − (𝑆𝑓 )
Data hasil validasi pengguna
Keterangan
diperoleh dari validasi guru mata
(g) = gain ternormalisasi
pelajaran fisika SMA Negeri 3 Jember
(𝑆𝑖 ) = rata-rata nilai posttest
terhadap empat aspek penilaian, yaitu:
(𝑆𝑓 ) = rata-rata nilai pretest relevansi, akurasi, keterbacaan, serta
Izzati, Pengembangan Modul Fisika... 284

bahasa dan gambar. Hasil penilaian Berdasarkan hasil pretest dan


validator pengguna terhadap modul fisika posttest dapat diketahui efektifitas modul
berbasis problem based learning disertai berbasis problem based learning disertai
concept mapping dapat dilihat pada tabel concept mapping. Berikut ini tingkat
4 berikut: keefektifam modul setelah diuji dengan
menggunakan N-Gain sebagai:
Tabel 5. Hasil perhitungan uji N-Gain
Tabel 4. Hasil validasi pengguna kelas uji lapangan
No Aspek Rata- Validitas Tingkat Kompon Prete Postte N- Kateg
rata Validitas en st st Gai ori
Aspek n
1 Relevansi 89% Nilai 49 94
tertinggi Sedan
2 Akurasi 89%
Nilai 8 26 0,5 g
3 Keterbacaan 92% 89% Sangat terendah 3
4 Bahasa dan 91% valid Rata- 28,2 66,3
gambar rata
Berdasarkan data pada tabel 4.5 Nilai N-Gain yang diperoleh
diketahui bahwa penilaian validasi berdasarkan uji coba lapangan adalah
pengguna terhadap modul fisika berbasis sebesar 0,53. Berdasarkan kategori
problem based learning disertai concept menurut Hake (1998), maka dapat
mapping menunjukkan skor rata-rata disimpulkan bahwa Efektifitas modul
seluruh aspek adalah 89%. Modul dapat fisika berbasis problem based learning
dikatakan sebagao modul yang sangat disertai concept mapping pada materi alat
valid. optik berada dalam kategori sedang. Jadi,
Efektifitas modul fisika berbasis dapat disimpulkan bahwa modul efektif
problem based learning disertai concept untuk digunakan dalam pembelajaran.
mapping pada materi alat optik dapat Berikut ini komposisi jumlah siswa
diketahui berdasarkan nilai pretest dan dalam perolehan nilai N-Gain:
posttest siswa. Data nilai pretest dan
posttest diperoleh dari subjek uji coba Komposisi Jumlah Siswa dalam
Perolehan Nilai N-Gain
lapangan dengan jumlah subjek 33 siswa.
Subjek berasal dari kelas XI IPA 4 SMA 20
Negeri 3 Jember. Soal pretest diberikan
15
kepada siswa sebelum siswa melakukan
10 1
pembelajaran dengan modul. Soal yang
digunakan yaitu soal berbentuk uraian 5 11
dengan jumlah sepuluh soal. Selanjutnya, 7
siswa dengan didampingi guru sebagai 0
fasilitator melakukan kegiatan Rendah Sedang Tinggi
pembelajaran menggunakan modul fisika Gambar 1. Komposisi jumlah siswa
berbasis problem based learning disertai 7
dalam perolehan nilai N-Gain
concept mapping pada materi alat optik. Berdasarkan gambar 1. diketahui bahwa
Pembelajaran dilakukan selama empat terdapat 7 siswa yang skor N-Gainnya
kali pertemuan. Setelah kegiatan rendah, 17 siswa yang skor N-Gainnya
pembelajaran selesai, siswa diberikan sedang, dan 11 siswa yang skor N-
soal postest. Soal posttest yang diberikan Gainnya tinggi.
kepada siswa merupakan soal yang
mempunyai indikator sama dengan soal KESIMPULAN
pretest. Soal posttest berjumlah sepuluh
soal dalam bentuk uraian.
285 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 4, Desember 2019, hal 281 - 287

Validitas modul fisika berbasis


problem based learning disertai concept Depdiknas. 2003. Undang-undang
mapping pada materi alat optik dengan Republik Indonesia Nomor 20
subjek penelitian adalah siswa kelas XI Tahun 2003 Tentang Sistem
IPA 4 SMA Negeri 3 Jember Pendidikan Nasional. Jakarta :
memperoleh skor 89% atau berada dalam Depdiknas.
kategori sangat valid, sehingga modul Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar
modul fisika berbasis problem based dan Pembelajaran. Jakarta:
learning disertai concept mapping pada Rineka Cipta
materi alat optik dapat digunakan sebagai Fatmawati, H., M. Mardiyana, dan T.
modul pembelajaran. Triyanto. 2014. Analisis Berpikir
Efektifitas modul fisika berbasis Kritis Siswa dalam Pemecahan
problem based learning disertai concept Masalah Matematika
mapping pada materi alat optik Berdasarkan Polya pada Pokok
memperoleh skor N-Gain sebesar 0,53. Bahasan Persamaan Kuadrat.
Hal ini berarti modul fisika berbasis Jurnal Elektronik Pembelajaran
problem based learning disertai concept Matematika. 2(9): 899-910.
mapping pada materi alat optik dikatakan Festiana, I., Sarwanto, dan Sukarmin.
efektif dan layak digunakan dalam 2014. Pengembangan Modul
pembelajaran fisika kelas XI SMA IPA. Fisika berbasis Masalah Pada
Materi Listrik Dinamis Untuk
DAFTAR PUSTAKA Meningkatkan Kemampuan
Akbar, S. 2015. Instrumen Perangkat Berpikir Kreatif Siswa SMA.
Pembelajaran. Bandung: PT Jurnal Inkuiri. 3(2) : 36-47
Rosdakarya Freedman, Y. 2003. Fisika Universitas
Damari, A. (2008). Panduan Lengkap Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Eksperimen Fisika SMA untuk Erlangga.
kelas 1,2,3. Jakarta : Wahyu Gasong, D. 2018. Belajar dan
Media Pembelajaran. Yogyakarta :
Bektiarso, S. 2000. Pentingnya Konsepsi Deepublish CV Budi Utama
Awal dalam Pembelajaran Habibah, U. 2014. Penerapan Concept
Fisika. Jurnal Ilmu Pendidikan Mapping Untuk Meningkatkan
MIPA dan MIPA. 1 (1): 11-20. Pemahaman Konsep Matematika
Chodijah, S., A. Fauzi, dan R. Wulan. Pada Siswa Kelas VII C
2012. Pengembangan Perangkat Semester Gasal SMP
Pembelajaran Fisika Muhammadiyah 2 Surakarta
Menggunakan Model Guided Tahun Ajaran 2013 / 2014.
Inquiry yang Dilengkapi Naskah Publikasi. Universitas
Penilaian Portofolio Pada Materi Muhammadiyah Surakarta
Gerak Melingkar Jurnal Halliday, D., R. Resnick, dan J.Walker.
Penelitian Pembelajaran Fisika. 2010. Fisika Dasar Jilid 2.
(1). 1-19 Jakarta: Erlangga
Daimatul. M., Sudarti, dan Subiki. 2017. Hake, R.R. 1998. Interactive engagement
Pembelajaran Fisika Melalui v.s traditional methods: six-
Model Problem Based Learning thousand student survey of
(PBL) Disertai Peta Konsep Di mechanics test data for
Man 2 Jember (Pada Pokok introductory physics courses.
Bahasan Kinematika Gerak American Journal of Physics. 66
Lurus). Jurnal Pembelajaran (1)
Fisika. 6(3) : 312-318
Izzati, Pengembangan Modul Fisika... 286

Harun, M., Sutopo, dan Kusairi, S. Russel, J.D. 1974. Modular Instruction.
(2016). Analisis Kemampuan USA: Burgess Publishing Coy.
Representasi Siswa pada Pokok Sadia, I.W. 2007. Pengembangan
Besaran Fluida. Pros. Semnas Kemampuan Berpikir Formal
Pend IPA Pascasarjana UM : Siswa`SMA Melalui Penerapan
361-364 Model Pembelajaran “Problem
Hobri. 2009. Model-Model Pemelajaran Based Learning” Dan “Cycle
Inovatif. Jember : cebter for Learning” Dalam Pembelajaran
society studies (CSS) Jember Fisika. Jurnal Pendidikan Dan
Ibrahim, A.S.E., Suyuti, dan L. Pengajaran Undiksha. 3(1) : 1-
Nadjamud. 2017. Pengaruh 20
Model Problem Based Learning Samudra, G.B., Suastra, I.W., & Suma,
Terhadap Hasil Belajar Mata K. 2014. Permasalahan-
Pelajaran Ekonomi Pada Siswa permasalahan yang dihadapi
Sma Negeri 1 Palu. e Jurnal siswa SMA di kota singaraja
Katalogis. 5(4) : 9-20 dalam mempelajari fisika. Jurnal
Kurniasih, S. 2014. Strategi – Strategi Pascasarjana Universitas
Pembelajaran. Alfabeta : Pendidikan Ganesh. 4(1) : -7.
Bandung Setiawati, R., S.D. Fatmaryanti, dan N.
Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Ngazizah. 2013. Pengembangan
Belajar dan Pemahaman Modul Berbasis Inkuiri
Mahasiswa Melalui Penerapan Terbimbing untuk
Problem-Based Learning. Jurnal Mengoptimalkan Sikap Ilmiah
Kependidikan. 39 (2) : 171-182. Peserta Didik pada Pokok
Rahayu, D.R., T. Prihandono, dan A.A. Bahasan Listrik di SMA N 8
Gani. 2018. Pengembangan Purworejo Kelas X Tahun
Modul Fisika Berbasis Concept Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Mapping Pada Materi Elastisitas Pendidikan Fisika. 3(1)
Di SMA. Jurnal Pembelajaran Shoimin, A. 2016. Model Pembelajaran
Fisika. 6 (3) : 220-247 Inovatif dalam Kurikulum
Rahmat, M., Muhardjito, dan Zulaikah, 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz
S. 2014. Kemampuan Media.
Pemecahan Masalah Melalui Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Strategi Pembelajaran Thinking Pendidikan Pendekatan
Aloud Pair Problem Solving Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Siswa Kelas X SMA. Jurnal Bandung: Alfabeta
Fisika Indonesia. 18 (54): 108- Sujanem, R., I.N.P. Suwindra, dan I.K.
112. Tika. 2009. Pengembangan
Riyaningsih, F. 2015. Pengaruh Model Modul Fisika Kontekstual
Problem Based Learning Interaktif Berbasi Web Untuk
Melalui Gambar disertai Teknik Siswa Kelas 1 SMA. Jurnal
Concept Mapping dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Pembelajaran IPA (Fisika) di 42(2) : 97-104.
MTs. Skripsi. Universitas Jember Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian
Rusman. 2011. Model-Model Pendidikan. Jakarta : Bumi
Pembelajaran Mengembangkan Aksara
Profesionalisme Guru. Jakarta: Suryosubroto. 1983. Sistem Pengajaran
PT. Rajagrafindo Persada. dengan Modul. Jakarta: Bina
Aksara.
287 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 4, Desember 2019, hal 281 - 287

Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Yance, R.D., E. Ramli, dan F. Mufit.


Inovatif Kontemprer. Jakarta : 2013. Pengaruh Penerapan
Bumi Akasara Model Project Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas Xi Ipa Sma
Negeri 1 Batipuh Kabupaten
Tanah Data. Pillar Of Physics
Education. 1(3) : 48-54

Anda mungkin juga menyukai